Anda di halaman 1dari 50

Asuhan Pada Bayi Segera setelah Lahir

By: Isna Fajriyati, SST

Adaptasi Fisiologi BBL terhadap kehidupan di luar uterus

1. Perbuhan Pernafasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini menyebabkan cairan yang ada di dalam paruparu hilang karena terdorong kebagian perifer kemudian diabsorbsi. Karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi memulai aktivitas napas untuk pertama kali

Tekanan intratoraks yang negatif disertai dengan aktifitas napas yang pertama memungkinkan adanya udara masuk kedalam paru-paru. Setelah beberapa kali napas pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan napas pada trakea dan bronkus, akhirnya semua alveolus mengembang karena terisi udara.

Rangsangan untuk gerakan pertama


1. Tekanan mekanis toraks sewaktu melalui jalan lahir 2. Rangsangan dinding di daerah muka dapat merangsang permulaan pergerakan pernafasan 3. Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang ada pada janin normal cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini, sesudah bayi lahir yang hilang digantikan udara

Peristiwa mekanis (penekanan toraks pd kelahiran pervaginam)

Rekoil dada

Stimulus sensoris, kimia, suhu, mekanis

Cairan paru hilang

Tekanan intratoraks negatif

Aktifasi nafas pertama

Masuknya Udara Permulaan berkurangnya tegangan permukaan alveoli Penurunan tekanan interstisial

Peningkatan PO alveoli

Pembukaan pembuluh darah paru

Peningkatan volume pembuluh darah paru Peningkatan oksigen yg adekuat

Peningkatan aliran pembuluh darah paru

Traktus Digestivus
Kemampuan bayi lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yg mengakibatkan gumoh pd BBL. Dengan adanya kapasitas lambung yg masih terbatas maka penting mengatur pola intake cairan pada bayi dengan frekuensi sedikit tapi sering

SUHU
Pada saat lahir bayi berada dalam suhu lbh rendah daripada dalam kandungan 4 mekanisme kehilangan panas 1. Konveksi : udara sekeliling bayi ex: bayi diletakkan didekat pintu terbuka 2. Konduksi : kontak langsung dengan permukaan yg lbh dingin (timbangan) 3. Radiasi : bayi didekatkan benda yg suhunya lbh rendah 4. Evaporasi: penguapan cairan( penguapan cairan ketuban karena setelah lahir tidak dikeringkan)

Metabolisme
Untuk mendapatkan energi pada jam-jam pertama didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu pada hari ke 6 energi 60% didapat dari lemak dan 40 % didapat dari karbohidrat

Pada setiap BBL glukosa darah turun dalam waktu cepat (1-2jam) Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Melalui penggunaan ASI 2. Melalui penggunaan cadangan glikogen 3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak

Perlindungan Termal

Perlindungan suhu yg cepat pada BBL disebabkan ketidakmampuan bayi menghasilkan panas yang cukup untuk mengimbangi kehilangan panas pada proses kelahiran.

Mencegah terjadinya panas pada bayi


1. 2. 3. 4. 5. Mengeringkan bayi dengan seksama Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat Selimuti/tutup bagian kepala bayi Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Jangan menimang bayi dalam keadaan tidak berpakain 6. Jangan memandikan bayi selama 6 jam setelah persalinan 7. Atur agar ruangan perawatan BBL jauh dari jendela, pintu dan lubang ventilasi atau pintu keluar

Pemeliharaan pernafasan

Stimulasi Taktil Realisasi dr langkah ini adalah dengan mengeringkan bayi setelah lahir dan memasase pd punggung.

Mempertahankan Suhu Hangat Untuk Bayi Suhu yang hangat akan sangat membantu menstabilakn upaya bayi dalam bernafas

Menghindari prosedur yang tidak perlu 1. Mengisap lendir yg ada ddisaluran nafas bayi, padahal bayi sudah berhasil menangis 2. Melakukan stimulasi berlebihan, misal menampar pipi bayi baru lahir 3. Memandikan bayi segera setelah lahir 4. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir dalam satu jam pertama

Pemotongan Tali Pusat

Langkah mempertahankan kebersihan saat memotong tali pusat


1. Jepit tali pusat dengan klem 2-3 cm dari pusat 2. Urut dan jepit dengan klem ke 2 dengan jarak 23cm dari klem pertama 3. Gunting tali pusat dengan hati-hati (melindungi perut bayi dengan 2jari) 4. Ikat tali pusat dengan pengikat steril 5. Jangan menggoreskan salep apapun/zat lain kebagian tali pusat 6. Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih

Evaluasi Nilai Apgar

Evaluasi Apgar digunakan mulai 5 menit pertama sampai 10 menit. Hasil pengamatan masing-masing aspek dituliskan dalam skala skor 0-2. Penilaian APGAR lima menit pertama dilakukan saat kala III persalinan dengan menempatkan bayi baru lahir di atas perut dan ditutupi dengan selimut atau handuk kering yang hangat.

Cara penilain APGAR


Tampilan A Appearance (Warna Kulit) Pulse (denyut jantung) Grimace (reaksi terhadap Rangsang) Aktivity (kontraksi otot) Respiration (respirasi) 0 Pucat 1 Badan merah, ekstremitas kebiruan < 100 Menyeringai Ekstremitas sedikit fleksi Lemah/tdk teratur 2 Seluruh tubuh kemerahan > 100 Bersin/batuk Gerakan aktif Menanngis kuat

P G A R

Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada

Penanganan BBL Berdasarkan APGAR Skore


Nilai APGAR lima menit pertama Penanganan 0-3 Tempatkan di tempat hangat dengan lampu sebagai sumber penghangat Pemberian oksigen Resusitasi Stimulasi Rujuk Tempatkan dalam tempat yang hangat Pemberian oksigen Stimulasi taktil penatalaksanaan sesuai bayi normal

4-6

7-10

Resusitasi

Kapan dilakaukan resusitasi

TERDAPAT 2 TAHAP RESUSITASI 1. Langkah Awal (JAIKAP) 2. Ventilasi (VTP)

PERSIAPAN TEMPAT
Gunakan Ruangan hangat dan terang Tempat resusitasi hendaknya datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat Catatan: Untuk sumber pemancar panas gunakan lampu 60 watt atau lampu petromak dengan jarak 60 cm

PERSIAPAN ALAT RESUSITASI


Kain ke1 : Mengeringkan bayi (diatas perut ibu) Kain ke 2 : menyelimuti bayi (di atas tempat resusitasi) Kain ke 3 : Untuk Ganjal Bahu bayi (di bawah kain ke 2 untuk ganjal bahu dengan tebal 3 cm) Alat penghisap lendir Tabung sungkup Sarung tangan jam

Langkah Awal (JAIKAP)


1. 2. 3. 4. 5. 6. Jaga Kehangatan ( J) Atur Posisi Bayi (A) Isap Lendir (I) Keringkan dan rangsang Taktil (K) Atur Kembali posisi Bayi (A) Penilaian (P)

1. Jaga Bayi Tetap Hangat


Letakkan bayi diatas kain yg ada diperut ibu Sekimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap terbuka , potong tali pusat Pindahkan bayi ke atas kain ditempat resusitasi yang datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat Jaga bayi tetap diselimuti dan dibawah pemancar panas

2. Atur Posisi Bayi


Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong Posisikan keppala bayi pada posisi menghidu dengan menepatkan ganjal bahu seingga kepala sedikit ekstensi

3. Isap Lendir
Gunakan Delee atau balon karet Isap lendir mulai dari mulut, kemudian hidung Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, tidak waktu memasukkan Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam (jangan lbh dr 5 cm ke dalam mulut atau lbh 3 cm ke dalam hidung)

Bila Dengan Balon Karet


Tekan bola di luar mulut Masukkan ujung penghisap dirongga mulut dan lepaskan (lendir akan terhisap) Untuk hidung masukan ke dalam hidung dengan langkah yang sama

4. Keringkan dan Rangsang Taktil


Keringka bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara: - Menepuk/menyentil telapak kaki - Menggosok punggung/perut/dada/tungkai bayi dengan telapak tangan

5. Atur Kembali Posisi Kepala Bayi


Ganti kain yang telah basah dengan kain kering dibawahnya Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernafasan bayi Atur posisi keala bayi sedikit ekstensi

6. Penilaian
Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-megap - Bila bernafas normal : lakukan asuhan pascaresusitasi - Bila bayi megap-megap atau tidak bernafas ; mulai lakukan ventilasi bayi

VENTILASI adalah tahapan tindakan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara kedalam paru-paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur

Langkah-langkah
1. Pasang Sungkup Sukup menutupi dagu, mulut dan hidung

2. Ventilasi dua kali


Lakukan tiupan/pemompaan dengan tekanan 30 cm Air Lihat apakah dada bayi mengembang Bila tidak mengembang: - periksa posisi sungkup dan pastikan tdk ada udara yg bocor

- Periksa posisi kepala, pastika posisi sudah menghidu - Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada lendir atau cairan lakukan penghisapan - Lakukan tiupan 2 kali dengan tekanan 30 cm air (ulangan ), bila dada mengembang, lakukan tahap berikutnya

3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik


Lakukan tiupan dengan tabung dan sungkup sebanyak 20kali dalam 30 detik Lakukan penilaian Jika bayi mulai bernafas spontan dan menangis - lihat dada apakah ada retraksi dinding dada - hitung frekuensi nafas, jika tdk ada retraksi dan nafas > 40 per menit lanjutkan langkah pascaresusitasi Jika bayi megap-megap atau tdk bernafas lanjutkan resusitasi

4. Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian


Lanjutkan ventilasi 20x dlm 30detik dengan tekanan 20cm air Hentikan ventilasi setiap 30 detik, lakukan penilaian bayi apakah bernafas, tdk bernafas, megap-megap - jika bayi bernafas hentikan ventilasi - megap-megap, teruskan ventilasi 20x dalam 30dtk kemudian lakukan penilaian ulang nafas tiap 30 detik

5. Siapkan rujukan jika bayi blm menangis sesudah 2 menit resusitasi


Jelaskan pada ibu apa yang terjadi, apa yg dilakkukan dan mengapa Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan Teruskan ventilasi selama persiapan rujukan Catat keadaan bayi pada formulir RM

6. Lanjutkan ventilasi sambil memeriksa denyut jantung Bila dipastikan denyut jantung tdk terdengar setelah 10 menit dilakukan tindakan maka hentikan resusitasi

Jika air ketuban bercampur mekoneum dan bayi bernafas megap-megap : - buka mulut lebar, usap mulut dan isap lendir, potong tali pusat dengan cepat, tdk diikat dilanjutkan langkah awal

BOUNDING ATTACMAN

Adalah suatu ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi baru lahir meliputi pemberian kasih sayang, pencurahan perhatian yang saling tarik menarik.
Komponen yang berpengaruh Keterampilan kognitif-motorik: menyusui, menggendong, mengganti popok, dsb Keterampilan kognitif-afektif : Perilakuperilaku kelembutan, perhatian dan kasih sayang

PEMBERIAN ASI AWAL

Langkah ini disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Keuntungan: Merangsang produksi ASI Mendekatkan hubungan batin ibu bayi, Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga memperlancar proses laktasi Suhu tubuh stabil karena hipotermi telah dikoreksi panas tubuh ibunya Merangsang kontraksi uterus

Anda mungkin juga menyukai