Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awal digalakkannya revolusi hijau pertanian, metode budidaya
konvensional menggunakan bahan kimia sebagai input usahatani menjadi metode
yang paling utama dalam produksi padi. Produksi padi secara konvensional
menjadi salah satu aspek yang tidak mungkin dapat tergantikan, karena dengan
adanya revolusi hijau ini dapat meningkatkan produktifitas pertanian khususnya
sektor pertanian pangan, sehingga semua kebutuhan pangan terutama padi, sangat
bertumpu pada sistem produksi secara konvensional. Pada masa revolusi hijau
sistem produksi padi secara konvensional mampu meningkatkan produktifitas sub
sektor pertanian pangan, namun disisi lain dengan adanya revolusi hijau
menimbulkan kerusakan lingkungan, yang disebabkan karena penggunaan pupuk
kimia dan pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman.
Dengan cara penggunaan pupuk kimia dan pestisida tersebut sering kali tidak
disadari bahwa dapat membahayakan kesehatan diri sendiri dan juga lingkungan
sekitar, dimana pupuk kimia yang digunakan akan membuat kondisi tanah kurang
subur, pestisida yang digunakan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan dan
hilangnya predator alami yang justru berperan dalam menciptakan keseimbangan
ekosistem. Melihat kenyataan ini, perlu adanya sistem yang menjamin terciptanya
lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan, salah satunya melalui sistim
organik (Inggit, 2009).
Menurut Organic Farming Research Foundation (OFRF), pertanian organik
adalah sistem menejemen produksi ekologis yang mendukung dan memperkaya
keanekaragaman hayati, siklus biologi dan aktifitas tanah. Terdapat beberapa
alasan pentingnya pertanian organik. Pertama budidaya pertanian konvensional
yang menggunakan pestisida kimia atau sintetis secara berlebihan akan
menghasilkan residu bahan-bahan kimia yang bersifat karsiogenik yang dapat
memicu terbentuknya kanker. Kedua, dengan mengkonsumsi pangan organik
dapat membantu dalam pemulihan ekosistem alam yang telah rusak dan dapat
menciptakan pula kondisi lingkungan yang sehat dan menguntungkan bagi
kesehatan petani. Ketiga, mengkonsumsi pangan organik sama dengan
menghemat uang untuk anggaran kesehatan karena pangan organik mampu

1
menjaga kesehatan tubuh. Keempat, dari segi kualitas terasa lebih manis, renyah
dan wangi empuk serta awet. Dengan adanya sistem pertanian organik
memberikan dampak yang baik bagi lingkungan karena dengan adanya sistem
pertanian organik ini tidak menimbulkan pencemaran lingkungan baik
pencemaran tanah, air, maupun udara sehingga bisa meningkatkan dan menjaga
produktifitas lahan pertanian dalam jangka panjang. Selain itu, dengan adanya
pertanian organik dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,
karena: (1) biaya pembelian pupuk organik lebih murah dibandingkan dengan
pupuk kimia, (2) harga jual hasil pertanian organik sering kali lebih mahal
dibandingkan dengan harga jual hasil pertanian konvensional
Pertanian organik memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan, tetapi
pada saat ini belum banyak petani yang bertani secara organik. Mayoritas petani
masih bertani secara konvensional, seperti di Desa Ketapang sebagian besar petani
masih bertani secara konvensional daripada bertani secara organik mereka
menganggap bahwa bertani secara organik lebih sulit dibanding bertani secara
konvensional. usahatani organik jika dilihat dari segi harga lebih tinggi dibanding
dengan usahatani konvensional walaupun produktifitas padi organik lebih sedikit
yaitu 6,5 ton/ha dari produktifitas padi konvensional yang mencapai 8 ton/ha,
dengan adanya perbedaan harga dan produktifitas maka terjadi persaingan dari
segi produktifitas dan harga. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui daya saing
antara padi organik terhadap padi konvensional di Desa Ketapang, Kecamatan
Susukan.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Menganalisis daya saing dari segi keunggulan kompetitif padi organik
terhadap padi konvensional yakni produktifitas minimum dan harga minimum
padi organik terhadap padi konvensional berdasarkan analisis biaya dan
keuntungan
2. Menganalisis R/C ratio usahatani padi organik dan konvensional
3. Menganalisis titik impas produksi dan titik impas harga antara usahatani
organik dan usahatani konvensional

2
1.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan,
terutama yang berkaitan dengan topik penelitian serta merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Bagi Kelompok Tani Albarokah Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi yang berguna bagi para petani dalam menghadapi
persaingan pasar
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian duna
menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.

1.4 Batasan Masalah


Pembatasan masalah perlu dilakukan mengingat tenaga, waktu dan biaya
yang terbatas yang dimiliki peneliti. Adapun masalah yang akan dibatasi dalam
penelitian ini :
1. Unit analisis penelitian ini adalah petani padi sawah organik dan
konvensional yang tergabung dalam kelompok tani Al-Barokah di Desa
Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
2. Usahatani organik adalah budidaya padi tanpa menggunakan bahan kimia
contohnya ( pupuk kompos, pupuk Mol, Bas).
3. Usahatani konvensional adalah budidaya padi yang menggunakan bahan
kimia, contohnya ( urea, ponska, pertisida hamador, matador, avidor).
4. Daya saing usahatani padi organik terhadap padi konvensional diukur
berdasarkan analisis biaya dan keuntungan untuk menentukan produktifitas
minimum dan harga minimum
5. Analisis R/C Ratio diukur melalui perbandingan penerimaan usahatani padi
dengan biaya total usahatani padi
6. Analisis titik impas meliputi titik impas harga dan produksi
7. Data yang dianalisis adalah data produksi satu kali musim tanam terakhir
antara bulan Februari- Oktober tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai