Anda di halaman 1dari 24

Laporan Bakti Profesi

TEKNIK PENANAMAN BAYAM (Aramatus spp) SECARA


ORGANIK DI KAMPUNG COT KARIENG,
KECAMATAN BLANG BINTANG
KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh :

HARI MULIADI : 13101041000001


IKA YANI
: 13101041000007
AZHAR
: 13101041000005

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERKEBUNAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK INDONESIA-VENEZUELA
ACEH BESAR
2016

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak tahun 1990, isu pertanian organik mulai berhembus keras di dunia.
Sejak saat itu mulai bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang
memproduksi produk organik. Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian
Organik Indonesia (MAPORINA) pada tgl 01 Februari 2000 di Malang. Di
Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal seperti beras
organik, kopi organik, teh organik dan beberapa

produk lainnya. Pertanian

organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang


menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk
pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. (Handisoganda,1992).
Dilarang penggunaan bahan kimia sintesik dalam pertanian organic
merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain mengubah
budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organic membuat
produksi menurun jika perlakuan kurang tepat. Sistem pertanian organic adalah
sistem produksi holistic dan terpadu mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang
cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Handisoganda,1992).
Sebenarnya petani kita sudah menerapkan sistem pertanian organik dimasa
lampau dengan cara melakukan daur ulang limbah organik sisa hasil panen
sebagai pupuk. Namun dengan diterapkannya sistem pertanian kimia yang
berkembang pesat sejak dicanangkannya kebijakan sistem pertanian kimiawi yang

berkembang pesat sejak dicanangkannya Gerakan Revolusi Hijau (GRH) pada


tahun 1970an yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida dan pupuk
kimiawi, walaupun untuk sementara dapat meningkatkan produksi pertanian, pada
kenyataannya dalam waktu panjang akan menyebabkan kerusakan fisik, kimia dan
biologis tanah, yang akhirnya bermuara pada kepada semakin luasnya lahan kritis
dan marginal di Indonesia.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan Bakti Profesi sebagai berikut:
a. Menambah pengalaman mahasiswa mengenai disiplin ilmu yang
ditekuninya serta menerapkan bekal yang diperoleh dari perkuliahan untuk
mengabdi kepada masyarakat yang bekerja sebagai petani di desa.
b. Membantu permasalahan yang dihadapi petani, terutama tentang teknik
penanaman bayam secara organik.
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Bakti Profesi adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat bertambah pengalaman serta memantapkan ilmu yang
telah diperoleh dibangku perkuliahan dengan cara melakukan peninjauan
langsung ke lapangan.
b. Bertambah pengalaman petani yang baik dan benar khususnya tentang
teknik penanaman bayam secara organik agar dapat meningkatkan hasil
panen sehingga tercapainya kesejahteraan bagi petani.
c. Sebagai wahana bagi mahasiswa dan petani dalam memecahkan masalah
petani dilapangan, sehingga mahasiswa menyelaraskan antara teori dan
praktek secara langsung kelapangan (park 1993 dalam Prihandarini, 1997).
II.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Budidaya Bayam Organik


Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus itu
teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha
budidaya organik tidak bisa dikelola asal-asalan, tetapi harus secara profesional.
Ini berarti pengelola berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma agribisnis
bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana
menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan usaha ini harus
mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi
serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha
agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjut, agar
produk yang telah dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur pedagang
perantara bahkan konsumen dan bukan sebaliknya (Prasojo, B. Joko. 1984).
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari
dan mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk
dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian organik,
diantaranya: Kubis (Brassica oleraceae var. capitata L.), Brokoli (Brassica
oleraceae var. italica Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys).
(Prihandarini, 1997).

2.2 Sejarah singkat bayam organik


Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah
Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting"
(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam
semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya.
Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama
untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia
pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah
Indonesia (Prasojo, B. Joko. 1984).

III.

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Bakti Profesi ini dilakukan selama empat hari bertepatan pada
tanggal 10 Desember 2015 di Desa Cot karieng, kecamatan Blang Bintang, Aceh
Besar.
3.2 Bahan dan Alat
Benih bayam, pupuk kandang, cangkul, garu, tali ajir dan meter.
3.3 Metode Kegiatan
Adapun metode kegiatan Bakti Profesi yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pengamatan secara langsung lahan yang akan digunanakan untuk
penanaman budidaya bayam secara organik untuk mengetahui kondisi
tanah cocok apa tidak.
b. Memberi penyuluhan dan pengenalan langsung kepada petani tentang
teknik penanaman bayam secara organik.
c. Melakukan praktek (contoh) tentang teknik penanaman bayam secara
organik yang baik dan benar.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan


Kegiatan Bakti Profesi dimulai dari tanggal 10-15 Desember 2015 di Desa
Cot Karieng, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, maka sebagian
masalah yang dihadapi petani khususnya tentang teknik penanaman bayam secara
organik sudah dapat beberapa cara alternatif dalam pemecahan masalah tersebut.
Hasil survey dilapangan dalam kegiatan Bakti Profesi ini banyak diperoleh
informasi-informasi

khususnya

dari

para

petani

tanaman

bayam

yang

dibudidayakan di Desa Cot Karieng, Aceh Besar.


Dengan melihat adanya petani di Desa Cot Karieng, Aceh Besar yang
belum tahu cara pasti penanaman bayam organik yang baik dan benar, masih
kurang tepatnya yang dilakukan tentang teknik budidaya bayam organik dan hasil
produksi bayam tersebut masih kurang berkualitas, maka untuk mencapai hasil
produktifitas yang tinggi perlu dilakukan metodemetede sebagai berikut:
4.2 Syarat Pertumbuhan
4.2.1 Iklim.
a. Keadaan angin yang terlalu kencang akan mengakibatkan robohnya
tanaman bayam yang sudah terlalu tinggi.
b. Tanaman bayam cocok ditanam didataran tinggi, curah hujan mencapai
7
lebih dari 1.500 mm/ tahun.
c. Tanaman bayam memerlukan sinar matahari yang cukup penuh.
d. Suhu udara untuk tanaman bayam berkisar antara 16 20 derajat celcius.

e. Kelembaban udara yang cocok adalah antara 40 60 persen.


4.2.2 Media Tanam
a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur dan unsur
haranya terpenuhi.
b. Tanaman bayam peka terhadap pH tanah, bila pH tanah diatas 7
pertumbuhan daun muda akan memucat putih kekuningan
c. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah.
Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk
pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan
terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal
musim hujan atau akhir musim kemarau.
d. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15-45
derajat.
4.2.3 Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman bayam adalah 2000m dpl.
4.2.4

Persyaratan Benih
Berasal dari induk yang sehat, bebas dari hama dan penyakit, daya

kecambah 80%, memiliki kemurnian benih yang tinggi.


4.2.5 Teknik Penyemaian Benih

Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas
dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik
atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris-baris pada tanah
persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
4.2.6 Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian

Dalam pemeliharaan benih/bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur


dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap
terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang.
4.2.7 Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7-14 hari, bibit dipindah-tanam ke
dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang
sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk
organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur
sekitar 7-14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah atau
tanam ke lapangan.
4.3 Pengolahan Media Tanam
4.3.1 Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH
tanah yang sesuai yaitu antara 6-7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan
menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk
tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak.
4.3.2 Pembuka Lahan
Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30-40 cm, bongkah
tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu
9
diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang
benar.
4.3.3 Pembentukan Bedengan
9

Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar


sekitar 120cm atau 160cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan
ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20-30cm, kedalaman 30cm
untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang-lubang tanam, jarak antar barisan
60-80cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50cm.
4.3.4 Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk
menaikkannya. Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit
maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5
diperlukan 988 kg kapur pertanian/ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran
kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung
ialah antara 1.730 - 4.493 kg/ha. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat
digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton/ha. Cara
pemberiannya, bahan-bahan tersebut disebar merata dan dicampur dengan tanah
minimal sebulan sebelum tanam.
4.3.5 Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu
pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara
pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk
10
dengan tanah lapisan atas. (http: // cerianet-agricultur.com/2008/12 budidayabayam.html).
4.3.6 Pemberian Mulsa

Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam


penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan
penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk
gangguan gulma dan lainnya.
4.4 Teknik Penanaman
4.4.1 Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60cm x 50cm atau 80cm
x 40cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan
tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara
30.000-60.000 tanaman.
4.4.2 Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di
pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80cm
dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50cm.
4.4.3 Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan
penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam
dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak
antar barisan 20cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah

11

disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup
basah.
4.5 Pemeliharaan Tanaman

4.5.1 Penjarangan dan Penyulaman


Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata
maka

akan

terjadi

pertumbuhan

yang

mengelompok

(rapat)

sehingga

pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu
perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama.
4.5.2 Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca
oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan
produksi bayam antara 30-65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan
penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa
cangkul kecil atau sabit.
4.5.3 Pembumbunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
4.5.4 Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan
perempalan tunas-tunas liar dan pemasangan ajir/turus untuk memperkuat
tegaknya tanaman agar tidak rebah.

1
2

4.5.5 Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap
lubang calon tanaman sekitar 0,4-0,8kg. Dengan demikian kuantum pupuk
organik akan berkisar 15-30 ton Karena bercocok tanam secara organik tidak
menggunakan pupuk sintetis, sebagai gantinya mereka mengandalkan metode
alami, seperti kompos dan mengganti tanaman jenis panen, seperti tanaman
polong.
4.5.6 Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan
intensif 1-2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik
untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan
alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata. (http: //cerianetagricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html).
4.6 Hama dan Penyakit
4.6.1 Hama
a.
b.
c.
d.

Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)


Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Serangga lalat (Liriomyza sp.)

4.6.2 Penyakit
a. Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun
13

maupun batang daun.


b. Busuk basah Penyebab
cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih.
c. Karat putih Penyebab
cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan daunnya.

4.6.3 Gulma
Jenis

gulma:

rumput-rumputan,

alang-alang.

Ciri-ciri:

tumbuh

mengganggu tanaman budidaya. Gejala : lahan banyak ditumbuhi pemila liar.


4.7. Panen
4.7.1 Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25-35 hari
setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15-20cm dan belum berbunga. Waktu panen
yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
4.7.2 Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan
memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi
kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan
penjarangan.
4.7.3 Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25-30 hari setelah tanam, kemudian
panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari
harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya
menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.
1
4

4.7.4 Prakiraan Panen


Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
4.7.5 Pascapanen
a. Pengumpulan

Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu


tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat
membuat daun layu.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak
dengan bayam yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan
terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu
diikat besar-besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.
c. Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12
jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12-14 hari dengan perlakuan suhu
dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan

yang

digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari


pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara
dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
15
e. Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang
disemprotkan melalui selang maupun pancuran.
f. Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak
bayam ialah tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama
5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya
menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C nya
menghilang (menguap).
(http: // cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html)

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan terhadap keempat hal diatas, kita dapat
menyimpulkan apa penyebab perubahan semua itu, yaitu pengolahan lahan yang
tidak sesuai dengan ketentuan, pemakaian pupuk dan penggunaan pestisida kimia
yang tidak sesuai prosedur, kurang pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
5.2 Saran
Waktu kegiatan Bakti Profesi masih sangat terbatas sehingga pelaksanaan
kerja yang telah diprogramkan belum terlaksana dengan sempurna, diharapkan
untuk kedepan kurun waktu pelaksanaan Bakti Profesi lebih lama sehingga dalam
penyampaian dan penukaran informasi baik untuk masukan untuk mahasiswa dan
petani dapat lebih maksimal sehingga hasil yang diperoleh jadi optimal.
Penulis memohon kepada siapa pun pada masa yang akan dating yang
mengambil mata kuliah Bakti Profesi mohon betul-betul mempelajari sosiologi
pedesaan. Dan jagalah nama baik Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven).

16

Daftar Pustaka

Handisoganda, A. Widjaya W. 1996. Bayam Sayuran Penyangga Petani di


Indonesia. Monograf No. 4. BPPP. Lembang, Bandung.
Prasojo, B. Joko. 1984. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rahardi, F., CS. 1993. Agribisnis Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 1984.
Pascapanen.Kanisius. Yogyakarta.

Bayam

Bertanam

dan

Pengolahan

Setiawan, Ade Iwan. 1995. Sayuran Dataran Tinggi Budidaya dan


Pengaturan Panen. Penebar Swadya Jakarta.
Prihandarini, 1997. Proses Penyiraman dan Pemanenan Bayam Organik.
Penebar Swadaya Pertanian indonesia. Jakarta.
(http: //cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html).

17

18

DAFTAR LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN BAKTI PROFESI

18

1. Hari Pertama Bakti Profesi


Gambar Bakti Profesi hari pertama

Gambar 1 : Penyambutan dari Kepala Desa

Gambar 2 : Pembukaan Bakti Profesi

19

2. Gambar Bakti Profesi hari kedua

Gambar 3. : Pembersihan dan pembuatan lubang tanam palem

Gambar 4.: Penanaman pohon palem

20

Gambar 5 : penanaman palem.

Gambar 6 : selesai penanaman palem.

21

3. Gambar Bakti Profesi hari ketiga


Penanaman bayam

Gambar 1 : tahapan pebersihan gulma.

Gambar 2 : tahapan pengukuran lahan.

22

Gambar 3 : pengukuran panjang dan lebar bedengan

Gambar 4 : tahapan mengolah lahan

23

Gambar 5 : pembentukan bedengan bayam.

Gambar 6 : bedengan yang sudah siap.

24

Anda mungkin juga menyukai