Alamat
: Blang Simpo
Kecamatan
: Peureulak timur
Kota
: Aceh Timur
Provinsi
: Provinsi Aceh
Komoditas
Kelompok Industri
Luas Area
: 5.800 Ha.
IUP
MANAGER BSE1
ASISTEN DEVISI
KTU
Ka
GUDANG
ASISTEN BIBITAN
ASISTEN KEPALA
Ka
SATPAM
MANDOR 1
Ka
BIBITAN
KRANI BIBITAN
MANDOR LAPANGAN
KARYAWAN/BHL
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam budidaya kelapa sawit, pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain dengan cara manual (hand picking) dimana
sedapat mungkin hama (ulat, serangga, kutu dan lain-lain) diambil dengan tangan;
atau dengan cara biologis dengan menggunakan predator alami seperti burung
hantu untuk mengendalikan hama tikus; atau juga dengan cara kimiawi dengan
menggunakan bahan-bahan kimia (pestisida).
Cara-cara demikian diatas harus dipertimbangkan dengan matang dan harus
selektif dalam memilih dan menggunakan alat/bahan khususnya di pembibitan,
mengingat tanaman yang masih muda dan peka terhadap kandungan bahan aktif
dalam pestisida yang mempunyai ikatan unsur tembaga, air raksa atau timah. Pada
tahap pre nursery dan main nursery, tidak dibenarkan menyemprot dengan
pestisida, terutama yang mengandung unsur-unsur tersebut.
Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan perkebunan kelapa
sawit adalah memperoleh produksi maksimal dan kualitas minyak yang baik
dengan biaya yang efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan standart
kegiatan teknis budidaya yang baik, salah satunya adalah pembibitan kelapa
sawit. (Sastrosayono, 2003).
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami secara langsung sistem teknik
penanganan dan cara menanggapi bibit sawit yang terkena penyakit di lokasi
Magang PT.PPP serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai
teknik unsur pengganggu, yang merugikan, dan mematikan, melalui pendekatan
mekanis dan biologis yang ramah lingkungan, dan praktis.
I.3 Manfaat
Mengetahui permasalahan dan kerugian yang didapat dalam nursery
Membantu dalam menangani hama dan penyakit yang merugikan secara
khusus.
Memndapatkan dan mengetahui informasi lebih lengkap bidang hama dan
penyakit di perusahaan PT. PADANG PALMA PERMAI.
Agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan
mencoba menemukan yang baru yang belum di peroleh dari pendidikan
formal.
Dapat meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan
keterampilan dalam teknologi budidaya tanaman perkebunan.
Terjalinnya hubungan kerja sama antara perusahaan tempat magang dengan
Politeknik Indonesia Venezuela sehingga perusahaan tersebut
Lebih dikenal oleh kalangan akademis serta ikut berpartisipasi dalam
mencerdaskan lulusan politeknik indonesia venezuela.
Menerapkan
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
dimiliki selama
II.
2.1
TINJAUAN PUSTAKA
7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur
remah atau gembur. Jika terpaksa, gunakan topsoil yang berupa tanah liat. Namun,
media tersebut perlu dicampur dengan pasir kasar dengan perbandingan 3:2.
Polibag diisi media tanam hingga penuh (sekitar 16 kg), lalu hentakkan tiga kali
agar media tanam memadat. Pengisian polibag harus selesai dikerjakan dalam
waktu dua minggu sebelum pemindahan dari prenursery (Sunarko, 2009).
2.2
2.2.1 Hama
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme,
dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua
hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. (Burch, John B.. 1960).
2.2.2 Penyakit
Penyakit adalah beragam gangguan alam dari luar maupun dalam, baik itu
lingkungan, gen, dan faktor alam yang menyebabkan kerugian awal maupun akhir
kegiatan. Ada banyak jenis penyakit dan pengendalianya dalam suatu kegiatan, itu
dikarenakan dengan perkembangan dan kemajuan penemuan akan obatan dan
pencegahan secara alami dan kimia.
2.2.3 Pemupukan
Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat,
tumbuh cepat dan subur. Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan
dan pupuk majemuk. Dosis dan jenis pupuk yang diberikan dapat dilihat.
Tabel 1. 36 Laporan PKPM Budidaya Tanaman Perkebunan
Umur bibit
(minggu ke)
Jenis pupuk
45
67
6 16
17 20
21 28
29 40
41 48
Rustika
(N,P,K,Mg) 15. 15.
6. 4
Rustika
(N,P,K,Mg) 12. 12.
17. 2
Rustika
(N,P,K,Mg) 12. 12.
17. 2
Rustika
(N,P,K,Mg) 12. 12.
17. 2
Rustika
(N,P,K,Mg) 12. 12.
17. 2
Dosis
3 4 ltr larutan /
100 bibit
4 5 ltr larutan /
100 bibit
Rotasi
1 minggu
1 minggu
1 gram / bibit
1 minggu
5 gram / bibit
2 minggu
8 gram / bibit
2 minggu
15 gram / bibit
2 minggu
17 gram / bibit
2 minggu
III.
3.1
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Padang Palma Permai
Metode Pelaksanaan
Bentuk kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
adalah :
1. Observasi, yaitu pengamatan lapanga, mahasiswa langsung ke lapangan
yaitu PT. PPP dengan pengantar surat dari pihak kampus dan persetujuan
perusahaan.
2. Diskusi dan wawancara, yaitu komunikasi dengan staff dan karyawan
departemen yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan.
3. Praktek kerja, yaitu ikut serta dalam membantu aktivitas produksi yang
sedang berlangsung sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh
perusahaan, misalnya pengambilan sampel dan analisis.
4. Pengumpulan data sekunder meliputi gambar dan tabel yang dapat
mendukung tentang kelengkapan laporan pada PKL ini.
5. Studi literatur, sebagai bahan melengkapi dan pembanding data yang
diperoleh dengan teori yang telah ada.
IV
Pengendaliannya :
Segera melakukan penanganan jika hasil pengecekan dilapangan/blok ratarata memiliki 3-5 ulat api dan ulat kantong per bibit.
Pada serangan yang ringan masih bisa diatasi dengan penanganan fisik yatu
mengambil dan memusnahkannya.
b. Kumbang :
Kumbag jenis hama yang sangat sering menyerah di dedaunan mudah
Pengendaliannya :
Menyemprotkan insektisida sesuai dosis yang dianjurkan, dilakukan pada
sore hari sekitar pukul 02:00. Disertakan dengan pemberian jenis racun yang bisa
mencegah kembalinya kumbang tersebut, racun yang digunakan adalah tiplo dan
rok phospat (RP).
c. Tikus :
Pada blok bibit yang diserang oleh hama tikus ialah bagian pangkal bibit
dengan tunas.
Pengendaliannya :
Memberikan umpan yang telah dicampur dengan racun tikus dan dengan
cara biologis yaitu dengan menggunakan predator kucing dan burung hantu.
Hama tikus sangat rumit di kendali karena dengan jumlahnya yang relatif banyak,
dan serangannya pun sangat cepat yang mengakibatkan kerugian yang besar.
d. Babi :
Pada umumnya babi hanya menyerang atau memakan pangkal bibit yang
berukuran besar yang berumur antara 1-1/5 tahun.
Pengendaliannya :
Dengan cara diburu disertakan perangkap maupun kawat listrik/kabel
kontak.
Membuat parit isolasi yang dalam dan lebar sekitaran yang sering dilewati
agar babi terpeleset masuk kedalam, dengan begitu babi akan lebih mudah didapat
dan dimusnahkan.
4.1.2 Penyakit
Penyakit yang menyerang bibit sawit umumnya disebabkan oleh tiga
penyebab utama yaitu jamur dan bakteri dan gen. Serangan jamur lebih sering
dijumpai daripada serangan bakteri. Akar, batang, dan daun adalah bagian dari
tanaman yang sering terserang penyakit. Pemilihan daun disebabkan ciri dan
karakteristiknya merupakan keutamaan untuk membedakan jenis satu dengan
yang lainnya. Berikut adalah penyakit yang menyerang pembibitan utama (main
nursery) kelapa sawit :
Penyakit bercak daun
Penyakit daun yang umum dijumpai yaitu penyakit bercak daun (black
spot) yang disebabkan oleh unsur penyakit lainnya yaitu Curvularia sp.
Helminthosporium sp. dan Cercospora sp. Gejala penyakit Curvularia sp. berupa
bercak spot-spot coklat (atau kumpulan spot coklat) yang dikelilingi oleh klorosis
kekuningan atau orange. Gejala penyakit Helminthosporium sp berupa bercak
kecil, berwarna coklat, tidak disertai dengan klorosis. Gejala penyakit Cercospora
sp. berupa bercak spot-spot coklat (atau kumpula spot coklat) yang mengering
menjadi kelabu.
Pengendaliannya :
Jenis penyakit bercak daun ini dapat diatasi degan penyemprotan Ditence
dengan berskala seminggu sekali dengan dosis 80% dan campuran tiplo untuk
merangsang pemulihan dan pembentukan klorofil di bagian daun yang baru.
Penyakit Curvularia.
Penyakit Curvularia yang disebabkan oleh 3 jenis unsur penyakit lainnya
yaitu Botrydiplodia sp. (B. palmarum dan B. theobromae), Glomerella cingulata,
dan Melanconium elaedis. Gejala serangan ketiga tersebut hampir sama, yaitu
timbulnya bercak hijau pucat dari arah ujung daun (distal) yang akan menjadi
coklat, membusuk, dan akhirnya menjadi kelabu, kering, dan rapuh. Spora ini
berwarna merah kecoklatan. Gejala penyakit Botryodiplodia sp. mula-mula terjadi
bercak kecil yang terang yang akan tampak jelas jika dilihat dengan cahaya
menembus. Bercak membesar warnanya menjadi cokelat tua dikelilingi oleh jalur
(halo) cokelat pucat yang diluarnya terdapat zone kekuningan. Gejala penyakit
Glomerella sp. membentuk banyak aservulus yang tampak sebagai titik-titik hitam
yang setelah masak aservulus membentuk banyak konidium yang tampak seperti
masa berlendir dengan warna merah jambu.
Pengendaliannya :
Jenis penyakit ini di afkir, agar tidak menyebar ke bibit lain.
penyakit
ini
di
afkir,
klorofilnya
tidak
lengkap,
karena
LAMPIRAN FOTO
MAGANG