Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM

TBT. TEMBAKAU, TEH DAN TEBU

APLIKASI PUPUK DAUN PADA TANAMAN TEBU


(Saccharum officinarum L)

OLEH :

ZADULHAQ

NIM : 1509000851

NPM : 7115070176

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

PRAKTIKUM TBT. TEMBAKAU, TEH DAN TEBU

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2017
JURNAL PRAKTIKUM

TBT. TEMBAKAU, TEH DAN TEBU

APLIKASI PUPUK DAUN PADA TANAMAN TEBU


(Saccharum officinarum L)

OLEH :

ZADULHAQ

NIM : 1509000851

NPM : 7115070176

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum


TBT. Tembakau, Teh Dan Tebu Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Medan
Asisten : Nilai

( 1. Khairul Ikmal ) ( )

( 2. Pridayani )

( 3. Ridho Al Amin)

Koordinator :

(Ir. Murni Sari Rahayu, Mp)

PRAKTIKUM TBT. TEMBAKAU, TEH DAN TEBU

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2017
APLIKASI PUPUK DAUN PADA TANAMAN TEBU
(Saccharum officinarum L)
ZADULHAQ ( 0851 – 176 ) FP . UISU (2017 – 2018)

Abstrak

Pengembalian unsur hara yang terangkat saat panen dapat dilakukan


dengan pemupukan. Pemupukan adalah kegiatan menambahkan unsur hara
kedalam tanah untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah. Unsur
hara yang ditambahkan dapat berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara
yang diperlukan tanaman sehingga mampu meningkatkan produktifitas tanaman.
Biasanya tanah yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang baik akan
menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Sifat fisik tanah lebih sukar diperbaiki
daripada sifat kimia tanah. Untuk tanaman yang sifat kimianya jelek mudah
diperbaiki, yaitu dengan pemupukan
Kata Kunci : Pertumbuhan,tata cara,tahap pemupukan
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tembakau deli adalah tembakau cerutu jenis pembungkus kualitas terbaik

(world top quality) diseluruh dunia. Daun tembakau deli memiliki ciri khas yaitu

daun tipis dan elastis serta warna cerah dikarenakan mempunyai iklim dan tanah

yang sesuai dengan pertanaman tembakau tipe pembungkus.Faktor tanah

mempunyai peranan penting terhadap hasil produksi dan mutu dari tanaman

tembakau. (Cahyono, B. 1998).

Sebagian besar pakar tembakau berpendapat bahwa tanah tembakau Deli

merupakan tanah kelas I di dunia, karena memiliki keistimewaan khusus terutama

terhadap beberapa sifat tanah, sehingga mampu sebagai media tumbuh tanaman

tembakau Deli.Namun sangat disayangkan, beberapa tahun terakhir kondisi lahan

tembakau Deli telah mengalami degradasi tanah yang cukup berat, yaitu terjadi

perubahan terhadap sifat dan ciri tanah yang cukup memprihatinkan, terutama

setelah rotasi dilakukan dengan tanaman tebu Maka dari itu dianggap perlu

melakukan upaya ekstensifikasi dalam budidaya tembakau deli pada beberapa

jenis tanah di luar areal pertanaman. (Abdullah,1982)

Dalam hal ini tanah yang akan digunakan adalah tanah andosol, alluvial,

hidromorfik kelabu dan ultisol Derajat kemasaman (pH) tanah yang baik untuk

tembakau deli adalah 5,5-6. Apabila didapat derajat kemasaman kurang dari 5

maka perlu diberikan pengapuran untuk menaikkan pH . Pengapuran bertujuan

agar tanah memiliki pH yang sesuai untuk kebutuhan tanaman sehingga

ketersediaan unsur hara meningkat serta menekan kelarutan Al (Maudidiana, N.

2008.).
Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini untuk Mengetahui cara pembuatan media dari

bagian atas sampai bagian bawah media.

Kegunaan Praktikum

1. Untuk mengetahui cara pembuatan pelindung dari penyemaian tanaman temba-

Kau (Nicotiana Tabacum)

2. Sebagai bentuk pembelajaran yang benar tentang membuat penyemaian benih

Tembakau
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu faktor untuk menjamin keberhasilan pengembangan tembakau

adalah digunakannya bibit yang sehat, ukuran optimal dan seragam.Bibit yang

sehat akan tumbuh cepat dan bibit seragam akan menjamin keseragaman tanaman

di lapang. Untuk menghasilkan bibit tembakau, petani umumnya membuat

pembibitan dengan bedengan. (Matnawi, M. 1997).

Bedengan adalah gundukan tanah untuk menabur benih tembakau.

Gundukan tanah bedengan umumnya mempunyai ketinggian 40-50 cm,lebar 100

cm dan umumnya dengan panjang sekitar 10 m. Setelah benih ditabur digunakan

penutup plastik untuk mengatur intensitas sinar matahari. Dengan pemberian

pupuk dan pengendalian hama dan penyakit diharapkan bedengan menjadi media

tumbuh benih yang baik. (Firmansyah, H. 2010).

Pada awal pertumbuhan benih menjadi bibit, bibit yang masih lemah

khususnya akibat deraan panas matahari, dilakukan pelatihan berupa pembukaan

dan penutupan tutup plastik. Bibit dapat dipindahkan ke lapang pada umur 40-45

hari dan pada saat itu bibit sudah kuat dan mampu menghadapi deraan panas

matahari di lapang. (Nasution, H. 2009).

Pada saat ini telah banyak digunakan bedengan sistem nampan (tray).

Nampan bedengan berupa plastik belubang tempat bibit ditumbuhkan. Ukuran

lubang 2cmx2cm, kedalaman 4-5 cm yang diisi media untuk pertumbuhan satu

batang benih tembakau. Satu nampan berisi 125-150 lubang. Penyelenggaraan

pembibitan sistem nampan pada prinsipnya sama dengan pembibitan sistem

bedengan biasa. (Suwarto dan Y. Octavianty. 2010.).


Keuntungan pembibitan sistem nampan adalah dihasilkannya bibit yang

seragam, Media tumbuh merupakan faktor penentu keberhasilan pembibitan

sistem nampan. Biochar adalah bahan padat berpori yang dihasilkan dari proses

pirolisis dari bahan yang mengandung karbon.menganalisis komponen biochar

dari kotoran ayam, sampah organik, kayu dan tempurung kelapa. Komponen-

komponen kimia penyusun biochar memberi gambaran bahwa bahan ini dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk organik. (Riajaya. Prima. 2010).


BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di lahan percobaan fakultas pertanian

universitas islam sumatera utara, jalan karya wisata, kecamatan Medan Johor

kabupaten Kota Madya. Ketinggian tempat ± 25 mdpl dengan topografi datar.

Praktikum ini di laksanakan pada hari sabtu tanggal 21 oktober 2017 pukul 14.00

Wib sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan adalah pupuk kompos,bambu,papan,dan benih

tembakau

Alat

Alat yang digunakan adalah cangkul,meteran dan parang.

Cara Kerja

1. Sebelum kita memulai pembuatan media penyemaian benih tembakau siapkanlah

alat dan bahannya terlebih dahulu.

2. Siapkan bambu yang telah kita bawa lalu potong menjadi enam bagian dengan

empat potongan bambu berukuran 2 meter dan dua bambu lagi berukuran 1 meter.

3. Setelah itu siapkan lubang untuk menancapkan bambu dengan kedalaman yang

telah ditentukan dan jangan lupa berikan penyangga diantara bambu dan ikat

dengan tali yang sudah disediakan, dimana nantinya penyangga berguna untuk

letak papan.
4. Setelah bambu tercancap sesuai intruksi yang telah dikatakan asisten, lalu

letakkan papan diatas bambu, dimana papan telah diukur sesuai kebutuhan.

5. Setelah itu lapisi papan dengan karung goni yang telah disiapkan, dimana karung

goni sebagai media tanam nantinya.

6. Setelah itu campurkan benih kedalam pupuk kompos yang sudah diratakan

7. Lalu beri penutup naungan pada media semaian berupa plastik


HASIL PRAKTIKUM
PEMBAHASAN

Pada hari ketiga atau keempat benih mulai tumbuh. Mulsa dari jerami harus

segera disingkirkan. Bibit yang masih berada pada awal pertumbuhan, perlu diperiksa

saksama setiap saat, apakah ada gejala 14 serangan penyakit seperti bibit yang kecil,

”londod” dan berair karena serangan bakteri atau jamur, atau putus dimakan semut dan

lain-lain. Bibit terserang penyakit, perlu dicabut dan membuang beserta sebagian tanah

dibawahnya dan diikuti penyemprotan fungisida yang sudah disiapkan.

Untuk menghindari semut, dipinggir bedengan dapat diberi campuran dedak

dicampur gula. Jika sudah terserang semut perlu segera disemprot dengan insektisida.

Rumput yang mulai tumbuh segera dicabut, sisa-sisa potongan rumput dan lain-lain

segera diambil dan dibuang jauh dari kawasan bedengan

Pemasangan tutup plastik untuk setiap bedengan dimulai dengan mengikat

pada bagian pojok dari plastik pada pojok kerangka, kemudian di bagian tengah.

Ikatan harus mudah dibuka dan dilipat ke tengah atau digeser kearah punggung

kerangka bedengan.Tutup bedengan yang berbentuk bulat memanjang menutup

bedengan sampai jarak 10-15 cm dari tanah

Pestisida yang digunakan harus sesuai ketentuan GAP (Good Agricultural

Practices)yaitu menghindari pestisida yang menyebabkan residu pada daun

tembakau, seperti halnya pestisida yang mengandung bahan aktif Carbendazim

maupun turunannya.Demikian juga penyemprot harus menggunakan pakaian yang

aman terutama masker, agar pernafasan tidak terganggu oleh gas beracun dari

pestisida. Sebelum memegang bibit, tangan harus dicuci dengan ditergen.

Buka tutup bedengan terkait dengan usaha melatih bibit terhadap panas

matahari.Seperti halnya penyiraman juga harus dibuat bertahap. Waktu buka-tutup


bedengan makin lama makin luas bukaannya.Tutup bedengan pada tahap akhir

disingkirkan atau tidak dibuka penuh sampai beberapa hari sebelum benih dicabut.

Sampai umur 10 hari setelah tabur bedengan tidak dibuka sama sekali. Energi

pertumbuhan hanya disediakan dari sinar matahari tidak langsung. Hal ini

dimaksudkan agar kecambah benih cepat memanjang karena mencari asal sinar

matahari

Pencabutan bibit dimulai dengan mengairi bedengan sampai jenuh

sehingga tanah menjadi lembek dan akar dapat dengan mudah dicabut dan tidak

terputus. Satu hari sebelum penanaman bibit, bedengan diairi sampai tiga

perempat ketinggian selokan. Pencabutan dilakukan pada pagi hari atau sore hari

atau saat intensitas matahari tidak tinggi. Pilih bibit yang sehat, kekar, batang agak

keputihan kira-kira sebesar pensil.Panjang bibit yang baik umumnya berkisar

antara 10-15 cm. Cabut hati-hati, dengan memegang ujung batang beserta

daunnya, sehingga seluruh akar tertarik atau sesedikit mungkin ada akar yang

putus. Selanjutnya kumpulkan bibit didalam wadah beralas daun pisang atau daun

yang lain dan sebaiknya bibit dicabut saat menjelang tanam

Daun merupakan organ tanaman untuk mensintesis makanan bagi kebutuhan

tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan

dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak daun berarti semakin besar peluang

terjadinya proses fotosintesis, hal ini akan menghasilkan karbohidrat yang berguna untuk

melangsungkan pertumbuhan tanaman. Selanjutnya karbohidrat akan di salurkan

kebagian tanaman yang lain untuk keberlangsungan hidup tanaman untuk berkembang

dan tumbuh
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Bibit terserang penyakit, perlu dicabut dan membuang beserta sebagian tanah dibawahnya

2. Pemasangan tutup plastik untuk setiap bedengan dimulai dengan mengikat pada

bagian pojok dari plastik pada pojok kerangka

3. Tutup bedengan pada tahap akhir disingkirkan atau tidak dibuka penuh sampai

beberapa hari sebelum benih dicabut

4. Pencabutan bibit dimulai dengan mengairi bedengan sampai jenuh sehingga tanah

menjadi lembek dan akar dapat dengan mudah dicabut dan tidak terputus

5. Daun merupakan organ tanaman untuk mensintesis makanan bagi kebutuhan tanaman

maupun sebagai cadangan makanan

Saran

1.Disarankan praktikan untuk melakukan penyiraman setiap hari pada benih

tanaman tembakau agar persen tingkat hidupnya lebih tinggi


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ahmad dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna.

Jakarta.http://sardianto-aet12.blogspot.co.id/2015/02/budidaya-tanaman-

tembakau-nicotiana.html Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada

pukul 19.35 Wib

Cahyono, B. 1998. Botani Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ).

Kanisius. Yogyakarta. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-

18903-Paper-305304.pdf Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada

pukul 19.36 Wib

Firmansyah, H. 2010. Teknik Budidaya Tanaman Tembakau

http://binaukm.com/2010/05/teknik-budidaya-tanaman-tembakau/.

Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada pukul 19.37 Wib

Maudidiana, N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Delli. Departemen

Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25358/Chapter%20

II.pdf;jsessionid=B8C0D6AE03E099F2A1CE2B9DAA04146E?sequence

=3 Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada pukul 19.37 Wib

Matnawi, M. 1997. Sistematika Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ).

Universitassumatrautara.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12345

6789/25358/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B8C0D6AE03E099F2A1CE2B

9DAA04146E?sequence=3 Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada

pukul 19.37 Wib


Nasution, H. 2009. Pengendalian Penyakit Rebah Semai Pada Persemaian

Tanaman TEmbakau Deli (Nicotiana Tabaccum L.) Dengan

Memanfaatkan Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia Azedarach Lin.).

Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas sumatra

utara.http://www.academia.edu/9975719/Makalah_Budidaya_Tanaman_T

embakau Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada pukul 19.37 Wib

Riajaya. Prima. 2010. Upaya Adaptif pada Tanaman Tembakau dan

Serat Menghadapi Musim Kemarau Basah 2010.

http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&vi

ew=article&id=134:upaya-adaptif&catid=4:info-aktual Diakses pada

tanggal 26 oktober 2017 pada pukul 19.37 Wib

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan

Nasional,Jakarta. https://www.scribd.com/doc/224663056/laporan-

praktikum-tembakau Diakses pada tanggal 26 oktober 2017 pada pukul

19.47 Wib

Suwarto dan Y. Octavianty. 2010. Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan.

PenerbitSwadaya,Jakarta.http://aankhunaifi1.blogspot.co.id/2012/07/lapor

an-praktikum-usaha-budidaya.html Diakses pada tanggal 26 oktober 2017

pada pukul 19.42 Wib

Anda mungkin juga menyukai