Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan

Teknologi Budidaya Tembakau


Lab. Sumber Daya Lingkungan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Website: http://bp.ub.ac.id/

A. Uraian Materi Praktikum


MODUL
MODUL

A. Uraian Materi
1
I. Latar Belakang

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


Tembakau merupakan tanaman perkebunan unggul yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi dan sudah lama diusahakan oleh petani tembakau di beberapa
wilayah di Jawa dan Nusa Tenggara. Tembakau awalnya hanya digunakan sebagai bahan
utama dalam pembuatan rokok putih. Namun, dengan majunya industri rokok kretek
ternyata tembakau (terutama jenis Virginia) dapat digunakan untuk campuran rokok
kretek. Kebutuhannya diperkirakan antara 23-35% dari kebutuhan tembakau secara
keseluruhan (Rachman, 2000). Tembakau berperan penting bagi perekonomian negara,
terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani dan
sumber devisa bagi negara disamping berkembangnya agribisnis tembakau dan
agroindustri (Cahyono, 2005).
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN Universitas Brawijaya 2019
Budidaya Tanaman Tembakau Brawijaya
Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk tanaman tembakau pada dasarnya mempunyai tiga tujuan
utama yaitu melonggarkan tanah atau memperbaiki aerasi tanah serta keleluasan penetrasi air
kedalam tanah yang kedua membuat guludan untuk landasan penanaman tembakau agar daerah
perakaran tidak mudah terjangkau kelebihan air dan ketiga pengendalian gulma. Pada tanah-
tanah berat kekurangan air dan kelebihan air yang tinggi akan menghambat pernapasan sehingga
tanaman mudah layu (Tirtosastro dan Suharto, 2004)

Penanaman

Untuk menjamin populasi tanaman yang seragam slah satu cara yang dilakukan adalah
memilih bibit yang seragam. Faktor keseragaman yang paling penting adalah varietas, umur bibit,
ukuran bibit dan kesuburan bibit. Penanaman pada dasarnya ada dua cara masing-masing tanam
basah atau lahan dialiri lebih dahulu dan tanaman kering dengan menyiram air sekitar satu liter
setiap kowakan. Pada penanaman kering harus diikuti penyiraman setiap hari sampai tanaman
cukup kuat dan mampu bertahan hidup terhadap panas matahari (Tirtosastro dan Suharto, 2004)

Gambar 1. Penanaman Tembakau

Cara menanam masukan akar bibit kedalam kowakan dan setelah yakin akar bibit dalam
keadaan lurus kemudian ditutup dengan tanah yang ada disekitarnya. Penanaman sebaiknya
dilakukan sore hari (14.00-17.00) agar bibit tidak layu karena udara lingkungan yang panas. Jika
digunakan sistem tanam basah, tanam dapat dilakukan pagi hari.

2|Page
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN Universitas Brawijaya 2019
Pendangiran Brawijaya

Pendangiran adalah mencangkul kiri-kanan guludan dan menaikan lahan cangkulan untuk
membuka lahan sehingga aerasi kedalam tanam berlangsung baik (Tirtosastro dan Suharto, 2004).
Pendangiran sebenarnya lebih penting sebagai usaha pembukaan tanah dan mematikan gulma.
Pada saat hujan turun tanah harus dibuka kembali dengan pendangiran. Jika tidak, tanah akan
mampat dan menghalangi perkembangan perakaran.

Pemupukan

Dalam budidaya tembakau, tujuan pemupukan adalah mencakup unsur hara yang
dibutuhkan tanaman, dengan tujuan untuk memperoleh hasil dan mutu yang tinggi. Oleh karena
itu jenis dan dosis pupuk sangat menentukan terhadap produksi dan mutu tembakau virginia yang
dihasilkan (Djajadi, 2018). Selain hasil dan mutu yang akan dicapai, maka tingkat serapan hara
perlu untuk dipertimbangkan dalam menentukan dosis pupuk yang diberikan pada tanaman.
Serapan hara tersebut ditentukan oleh beberapa factor, antara lain adalah ketersediaan unsur
hara di dalam tanah, Teknik budidaya, kondisi iklim serta factor lainnya yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman tembakau.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiroatmodjo (1995), menunjukan bahwa produksi daun
basah tembakau dipengaruhi oleh perlakuan N tetapi tidak dipengaruhi dosis K dan interaksi.
Peningkatan dosis N dari 30 kg N/ha sampai 90 kg N/ha meningkatkan produksi daun basah.
Peningkatan dosis nitrogen sampai batas tertentu dapat meningkatkan produksi, tetapi
pemberian berlebih dapat menurunkan prosuksi. Wiroatmodjo menambahkan bahwa
peningkatan dosis nitrogen dari keadaan kekurangan mengakibatkan luas daun meningkat, tetapi
menurunkan bobot per luas daun.

Menurut Tirtosastro dan Suharto (2004), pada tanah-tanah berat seperti Bojonegoro
dianjurkan untuk memberikan pupupk nitrogen dengan dosis 40-50 kg/ha. Sumber nitrogen ZA
cukup baik karena ada tambahan belerangdidalamnya. Pupupk dapat diberikan saat tanaman
umur 3-7 hari setengan dosis dan sisanya pada umur 20 hari. Pada tanah-tanah ringan diberikan
pupuk dengan dosis lebih tinggi. Umumnya diperlukan pupuk basal NPK (11:13:17) sebayak 500-
600 kg/ha yang pada umur pertumbuhan dan pupuk KNO3 200-250 kg yang diberikan pada umue
tiga minggu.

Pengairan

Kecukupan air dapat mengakibatkan tembakau lebih tipis, lebih terang, lebih rendah
kadar nikotin dan tital alkaloid dan nitrogennya tetapi mempunyai kadar gula lebih tinggi. Jika
diolah menjadi krosok fc atau ranjangan Nampak cerah. Daun atas jika kekurangan air, pada
3|Page
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN Universitas Brawijaya 2019
Brawijaya
daerah-daerah tertentu, akan berwarna kelabu yang tidak disukai konsumen. Demikian juga daun-
daun bawah sering Nampak seperti terbakar pada iklim kering. Jumlahnya dapat ditekan jika
lahan mendapatkan pengairan yang cukup. Daun yang mempunyai kandungan air lebih dari 80%
saat dipanen akan dapat diperam atau dikuningkan dengan baik dan mudah (Tirtosastro dan
Suharto, 2004)

Gambar 2. Irigasi Tetes pada Tanaman Tembakau (Google Image)

Irigasi tetes merupakan sistem irigasi yang paling efisien karena air diberikan dengan debit yang
kecil di sekitar tanaman. Pada sistem tersebut, kehilangan air dari sumber sampai lahan tidak ada
sehingga efisiensi irigasi tetes dapat mencapai 90% sampai 95% (Haman dan Yeager 2004 dalam
Sulistyono Dkk, 2006), sehingga sangat bermanfaat untuk daerah dengan ketersediaan sumber
daya air yang terbatas. Sistem irigasi tetes adalah proses pemberian air sekitar tanaman dengan
cara meneteskan atau menyemprotkan air melalui emitter. Irigasi tetes memberikan air sampai
kedalaman 30 - 60 cm pada tanah berpasir. Keuntungan tetes adalah tidak terjadi kehilangan
hara dari pupuk, efisiensi distribusi air tinggi, perataan lahan tidak perlu, hanya daerah perakaran
yang terbasahi, tidak terjadi erosi, biaya tenaga kerja rendah, suplai air dapat diatur dengan baik
dan pemupukan dapat dilakukan bersamaan dengan irigasi. Sistem irigasi tetes yang dirancang
dan dikelola dengan baik mempunyai efisiensi 90 - 95%, berarti hanya 5% air yang hilang (Haman
dan Yeager, 2004 dalam Sulistyono, 2006). Perangkat dasar irigasi tetes terdiri atas pompa,
pengatur tekanan, pipa utama, pipa lateral dan emiter.

Pangkasan

Tanaman tembakau hanya memiliki satu cabang dan berujung pada kuncup. Memangkas
(Topping) adalah kegiatan memotong atau membuang ujung tanaman dan dilakukan saat kuncup
bunga mulai muncul atau ditunggu beberapa hari setelah sebagian bunga mekar. Mewiwil

4|Page
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN Universitas Brawijaya 2019
Brawijaya
(Succering) adalah membuang tunas ketiak yang tumbuh meningkat akibat tindakan pangkasan.
Pemangkasan dilakukan untuk membuang daun-daun pucuk yang tidak produktif yang sudah
tidak dapat berkembang lagi (Tirtosastro dan Suharto, 2004). Pemangkasan atau disebut topping
bertujuan untuk menghentikan berlangsungnya perkembangan generative tanaman, agar energi
yang dihasilkan terfokus untuk meningkatkan kandungan kimia pada daun. Pemangkasan ini
dilakukan saat tanaman berumur sekitar 55 HST tergantung pada kondisi tanaman. Pemangkasan
pertama dilakukan ketika minimal 30% dari seluruh tanaman siap untuk dilakukan pemangkasan.
Ketentuan pemangkasan berupa jumlah daun yang akan disisakan tergantung pada jenis
pemangkasan / topping. Terdapat 3 kategori atau jenis pemangkasan pada tanaman tembakau
antara lain :

a. Topping ringan, biasanya disisakan >20 daun


b. Topping berat, biasanya disisakan 18-20 daun
c. Topping sangat berat, biasanya hanya disisakan <18 daun saja.

Gambar 3. Pemangkasan Pucuk (Topping) Tembakau

Namun, setelah melakukan pemangkasan akan segeran muncul tunas air diketiak daun
tanaman tembakau. Oleh karena itu perlu dilakukan pewiwilan atau sering disebut succering.
Pewiwilan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara mekanis dengan mengambilnya secara
langsung atau dengan cara kimia yaitu dengan menggunakan zat penghambat. Selain dilakukan
secara mekanis juga dilakukan secara kimia dengan menggunakan bahan kimia Prime-Plus yang
berbentuk cair. Pengamplikasiannya adalah dengan mengencerkan menggunakan air dengan
dosis 10ml / L nya.

Panen

Tolak ukur masak optimal daun tembakau lebh banyak diukur secara fisik, khususnya
warna daun dan tingkau kekakuan daun. Daun muda umumnya kaku dan berwarna hijau gelap,
dengan kandungan klorofil tinggi (2-4%) (Tirtosastro dan Suharto, 2004). Warna hijau kekuningan
merupakan tanda paling mudah dan cepat untuk menentukan kemasakan daun. Pada warna

5|Page
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN Universitas Brawijaya 2019
tersebut klorofil berada pada presentasi relative rendah danBrawijaya
kandungan pati setinggi-tingginya.
Dua faktor tersebut akan mempengaruhi pembentukan mutu tembakau kering yang dihasilkan.

Menurut Tirtosastro (2015), saat mencapai kemasakan optimal pada tembakau


dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1). Umur tanaman. Pada iklim dan cuaca normal kemasakan dicapai pada umur 60-70 hari setelah
tanam. Jika iklim basah maka akan lebih mundur lagi.

2). Posisi daun pada batang. Kriteria masak optimal jika intensitas warna hijau dan tngkau
kekakuan daun sudah menurun. Tetapi daun masih hijau rata. Pada daun tengah warna sudah
kuning merata, ujung daun mongering. Kadar pati tetap tinggi yakni sekitar 25-27%, klorofil sudah
jauh menurun (0,5-1%).

3). Cuaca saat panen. Saat panen akan mundur dan tergantung intensitas hujan. Jadwal panen
sebaiknya diundur 3-4 hari jika pada saat akan panen turun hujan. Panen sore hari lebih baik,
selain ada peuang kadar pati meningkat, juga jika ada hujan sehari sebelumnya.

Pasca panen

Pasca panen adalah semua kegiatan yang dilakukan setelah tembakau dipanen. Menurut
Tirtosastro (2015), pada komoditas tembakau paling tidak ada tiga kegiatan yang menyangkut
pasca panen :

1). Mengolah

2). Menyajikan dalam perdagangan

3). Memasarkan atau distribusi

Pada kegiatan pasca panen tembakau lebih banyak melibatkan peran suhu dan
kelembaban. Menurut Tirtosastro (1992 dalam Tirtosastro 2015), menjelaskan pengolahan secara
alami seperti pada pengolahan secara rajangan. Keberhasilan ditentukan oleh faktor alam
khususnya kecerahan cuaca saat panen dan pengolahannya. Pada pengolahan artificial, seperti
pada pengovenan faktor lingkungan digantikan oleh udara panas buatan. Namun demikian mutu
daun menjadi mutu yang baik.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai