PEKARANGAN
Sebagai Sumber Pangan dan Gizi
KEMENTERIAN PERTANIAN RI
BADAN KETAHANAN PANGAN
www.bkp.deptan.go.id
Manfaat Pekarangan
Sebagai Sumber Pangan dan Gizi
Copyright@2013
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Buku Saku Sayuran. Direktorat Budidaya dan Pasca panen
Sayuran dan Tanaman Obat. Jakarta
Arifin, Hadi Susilo. 2009. Pemanfaatan Pekarangan di Pedesaan. Departemen
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Tujuan
1.
2.
Lahan
3.
Pembibitan
17
4.
Pengelolaan Tanaman
18
21
1.
21
2.
21
40
ii
28
LANJUTAN
NO
4.
KELOMPOK LAHAN
MODEL BUDIDAYA
KOMODITAS
Pot/polybag/tanam
langsung
Tanaman buah
Bedengan, surjan
Kolam mini
Ternak
Itik, ayam
Vertikultur (model
gantung, tempel,
tegak, rak)
Pot/polybag/tanam
langsung/bedengan
Tanaman buah
Bedengan, surjan
Kolam
Ternak
NO
1.
KELOMPOK LAHAN
Pekarangan Lahan sangat
sempit/tanpa halaman
MODEL BUDIDAYA
2.
3.
Kata Pengantar
KOMODITAS
Halaman
Kolam mini
(drum/terpal)
Sri Sulihanti
Bersambung...........
38
iii
Panenlah sayuran dan buah pada saat yang tepat, yaitu cukup umur agar
jumlah nilai kandungan gizi yang diperoleh cukup baik.
Ambilah ikan minimal setiap tiga bulan dipelihara, sehingga sudah cukup
besar untuk dikomsumsi
Ayo !!!
Mulailah dari halaman rumahmu untuk
menghasilkan pangan keluargamu yang
sehat, beragam, bergizi, seimbang dan
aman
iii
37
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Cara 1
Pelihara
secara
menghasilkan biji
khusus
sampai
Cara 2
Cara 3
Dengan stek misalnya katuk, ubi jalar, ubi
kayu, beluntas
Cara 4
5. Bayam
a. Persiapan
Penanaman di lahan dilakukan dengan cara lahan
dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur.
Sedangkan penanaman di lahan sempit dapat
dilakukan dengan pembuatan bedengan dengan cara
Gambar 29. Bayam
menumpuk bata berkeliling membentuk persegi
yang siap dipanen
(seperti membuat kolam), kemudian isi dengan
campuran tanah dan pupuk kandang (1 : 1), dan pastikan kondisinya
gembur. Atau bisa pula di pot/polibag berdiameter 30 cm.
b. Pemupukan Bayam
Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar
kotoran ayam/kambing yang telah difermentasi dengan dosis 4 kg/m2.
Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air
dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan
benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/ m2) pada umur 2
minggu setelah penaburan benih.
c. .Penanaman Benih Bayam
Penanaman dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pasir/abu
dapur/pupuk organik yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata
di atas bedengan.
2. Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup
dengan lapisan tanah.
3. Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara
selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak
tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik.
4. Bila anda ingin menanamnya di pot, maka sebaiknya jumlah tanaman per
pot tidak terlalu banyak agar bayam tidak kerdil.
d. Pemeliharaan Bayam
Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu
dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan
kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam)
membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini
membutuhkan air sekitar 8 l/ m2/hari.
e. Pemanenan
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm,
yaitu pada umur 3 sampai 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat
dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam
petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan
dengan interval pemetikan seminggu sekali.
35
4. Sawi
a. Persemaian
34
Gambar 4. Pemanfaatan pekarangan dengan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
3. Terong
a. Persemaian
33
2. Tomat
2. Tujuan
a. Persemaian
Sebar benih di bedeng persemaian atau baki semai;
Selama dalam pemeliharaan bibit, dilakukan penyiraman yang cukup;
Setelah membentuk 2 helai daun sempurna, bibit dipindahkan ke
polybag;
Setelah membentuk 4-5 helai daun dengan tinggi 5-10 cm, bibit
dipindahtanamkan.
b. Penanaman
Apabila menanam di polybag, siapkan media tanam lalu isi polybag
sampai bagian. Buat lubang tanam, lalu tanam bibit kedalamnya dan
diratakan kembali;
Apabila ditanam di bedengan, pindahkan bibit tanaman yang telah
berumur 3 minggu dengan jarak tanam 30-50 cm.
Tujuan dari pemanfaatan lahan pekarangan dan kebun sekolah ini adalah
untuk membantu menyediakan sumber pangan bagi keluarga yang beragam,
bergizi seimbang dan aman baik sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin
dan mineral.
c. Pemeliharaan
Lakukan penyiraman setiap hari;
Sebagai stimulant pertumbuhan, berikan tambahan pupuk NPK 1 gelas air
mineral dilarutkan dalam 1 ember air. Siramkan 1 gelas air mineral
larutan pupuk NPK tersebut di sekitar tanaman, lakukan hal yang sama
setelah 2 minggu.
d. Pemanenan
Tomat dapat dipanen pertama kali pada umur 75 hari setelah masa
tanam.
Frekuensi panen 3-5 hari sekali sampai tanaman berumur 6-7 bulan.
Buah yang rusak akibat lalat atau hama penyakit segera dimusnahkan
32
Dalam menumbuhkembangkannya,
Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian sejak tahun
2010 telah men gem ban gkan
pemanfaatan pekarangan melalui
pemberdayaan kelompok wanita dan
pengembangan kebun sekolah.
1. Cabai
a. Persemaian
Sebar benih di bedeng atau baki
penyemaian;
Pemeliharaan bibit cukup dilakukan
dengan penyiraman yang cukup serta
membuang bibit yang sakit untuk
menghindari penularan ke benih lainnya.;
Setelah membentuk 2 helai daun yang
sempurna, bibit dipindahkan ke dalam
polybag;
Setelah membentuk 5-6 helai daun
Gambar 39. Tanaman Cabai
sempurna bibit dapat dipindahtanamkan
ke lahan atau ke media tanam yang lebih
besar.
b. Penanaman
Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit;
Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan;
Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk
kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas
pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan,
kemudian diaduk dengan tanah. Bedengan kemudian disiram air (lembab
tapi tidak becek).
c. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari;
Selain pupuk kandang/kompos, dapat juga ditambahkan NPK sebanyak
10 gram yang dilarutkan dalam 1 liter air. Larutan tersebut disiram
sebanyak 1 gelas air mineral per polybag, diusahakan tidak terkena
batang;
Untuk menghindari serangan lalat buat, dapat menggunakan yellow trap,
karton berwarna kuning yg telah diolesi lem kedua sisinya lalu dipasang
dengan menggunakan kayu di sekitar tanaman.
d. Pemanenan
Cabai dapat dipanen pada umur 70-75 hari setelah tanam dengan ciri
buah sebagian besar bewarna merah;
Panen dengan cara dipetik, dengan frekuensi panen 3-4 hari sekali
sampai tanaman berumur 6-7 bulan.
31
e. Tindakan Karantina
Kebun bibit dapat memasukkan bibit dari luar, baik membeli, mendapat bantuan
atau bekerjasama dengan pihak lain. Sebelum memasuki lingkungan kebun
bibit, bibit dari luar tadi dilakukan tindakan karantina, yaitu:
Ditampung sementara di tempat transit, terutama apabila diperlukan masa
adaptasi atau pemindah-tanaman (transplanting) ke media lain, dan;
Dibebashamakan dengan insektisida dan/atau fungisida, untuk mencegah
terbawanya sumber hama/penyakit baru ke lingkungan kebun bibit;
Diletakkan di tempat yang sesuai dengan kondisi bibit untuk proses
adaptasi;
Diberi label yang mencantumkan: tanggal tanam, komoditas, dan varietas;
Setelah itu baru bisa dikumpulkan dengan bibit lain yang ada di kebun bibit.
Agar kebun bibit dapat berperan maksimal sebagai supplier benih/bibit maka
harus memiliki fungsi:
30
alam
pemanfaatan
lahan
pekarangan
rumah
dan
kebun
sekolah guna membantu meningkatkan
ketersediaan pangan untuk konsumsi,
harus dirancang dengan baik serta
mempertimbangkan luas lahan yang
dimiliki karena kebanyakan rumah dan
sekolah di Indonesia tidak memiliki
halaman yang luas.
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan untuk pengembangan
pemanfaatan lahan pekarangan rumah
dan kebun sekolah, adalah:
d. Distribusi Bibit
29
Untuk lahan/lokasi kebun bibit yang ideal adalah: (a) tidak ternaungi/
mendapat sinar matahari secara langsung, (b) dekat dengan sumber air, dan (c)
tersedia lahan yang cukup di sekitarnya sehingga mempermudah
pengembangan kebun bibit di masa datang. Luas yang diperlukan bergantung
kepada volume bibit yang akan diproduksi.
c. Pemeliharaan Semai
28
2. Lahan
Untuk menentukan letak Lahan, dipilih: (a) lahan yang memperoleh sinar
matahari sepanjang hari dan tidak ternaungi; (b) jika mungkin, pilihlah lahan
yang tanahnya subur dan dengan drainase yang baik; (c) jika tanahnya tidak
subur, dapat diperbaiki dengan pemupukan atau penambahan bahan-bahan
untuk memperbaiki sifat tanah (misalnya kompos, kapur, dsb).
Sebagai contoh, pemanfaatan lahan yang memiliki ukuran 6m x 6m yang
dibagi menjadi 5 lahan berukuran 6m x 1m. Meskipun tata letak lahan dapat
dibuat secara fleksibel, jumlah luas lahan sebaiknya tetap berkisar sekitar 36
m2. Jika keluarga atau sekolah tidak memiliki lahan seluas 36 m 2 di satu tempat,
letak pekarangan dapat di rancang dibeberapa tempat, misalnya 2 lahan
berukuran 6 x 1m2 terletak di belakang rumah atau sekolah sedangkan 3 lahan
berikutnya terletak di samping rumah atau gedung sekolah.
No
10
Kelompok/komoditas
Cara semai/perbanyakan
Sayuran:
Sayuran yang diperbanyak
dengan biji (sayuran buah,
sayuran daun,
sayuran
merambat)
Sayuran umbi: kentang,
bawang
merah,
dan
bawang putih.
Tanaman buah :
Kacang-kacangan
27
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pembibitan adalah
yang terkait dengan sarana dan prasarana pendukung. Sarana adalah segala
sesuatu kebutuhan produksi bibit yang habis pakai. Sarana yang diperlukan
kebun bibit antara lain adalah:
pestisida nabati;
Air.
Sedangkan yang dimaksud dengan
prasarana adalah segala sesuatu
kebutuhan produksi bibit yang tidak
habis pakai, atau disebut juga
peralatan. Prasarana yang diperlukan
antara lain adalah:
Prasarana pengairan; sumber air,
instalasi pengairan,selang.
Rumah
26
Pupuk NPK;
Pestisida (insektisida dan fungisida), lebih disarankan bio-pestisida atau
11
b. Pelaksanaan Pembibitan
Tanamlah satu atau dua biji ke dalam satu lubang. Letakkan nampan
Bibit tanaman yang diproduksi adalah yang biasa dikonsumsi dan disukai
masyarakat setempat serta menggunakan pupuk dan pestisida yang aman bagi
lingkungan dan kesehatan. Agar bibit yang diproduksi dapat digunakan secara
optimal, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kebun
bibit yaitu:
Tepat Jenis
Bibit
yang
akan
diproduksi
diharapkan tersedia stok induk/
sumber benihnya serta sesuai
dengan
kebutuhan
anggota/
pengguna bibit tersebut yang akan
menggunakannya untuk ditanam di
pekarangan.
Tepat Waktu
Tepat Jumlah
Gambar 16. Contoh desain pekarangan rumah dengan lahan luas
(biasanya di wilayah pedesaan)
12
25
a. Persiapan Pembibitan
24
Gambar 18. Vertikultur menggunakan bekas talang air dengan rangka kayu
14
23
Memperhatikan
kelestarian
lingkungan dengan semaksimal
mungkin menggunakan bahanbahan ramah lingkungan.
c. Aspek Ekonomi
Pengelolaan kebun bibit dapat juga berorientasi pada keuntungan secara
ekonomis, sehingga selain untuk memenuhi kebutuhan bibit bagi masyarakat
juga dapat menambah pemasukan.
22
15
Selain
ditanami,
lahan
pekarangan
juga
dapat
dimanfaatkan untuk kolam ikan atau
kandang ternak unggas/ternak kecil
seperti ayam, itik, atau kelinci. Ikan
atau ternak ini merupakan pangan
sumber protein hewani yang juga
dapat diusahakan di pekarangan.
Jenis ikan yang biasa dibudidayakan
di pekarangan antara lain adalah
lele, ikan mas, nila, atau jenis ikan
air tawar lainnya yang disukai.
Sedangkan untuk ternak kecil biasanya adalah ayam, itik, atau kelinci.
Ternak yang lainnya seperti kambing atau sapi sebenarnya juga bisa dipelihara
di pekarangan jika lahannya mencukupi, namun untuk ternak seperti ini
membutuhkan biaya yang cukup besar dan biasanya lebih berorientasi untuk
usaha/bisnis.
PEMBIBITAN
16
21
e. Panen
Untuk tanaman sayuran daun seperti
kangkung, kemangi, kenikir, kucai, dan
seledri, pemanenan dapat dilakukan
secara berulang. Pemanenan sayuran
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
memotong batang atau pucuk daun atau
bagian daun yang sudah cukup tua.
Sebagian sayuran lainnya seperti selada,
bayam, sawi, kangkung cabut, dipanen
hanya sekali dengan cara mencabut
tanaman beserta akarnya. Sedangkan
untuk sayuran buah atau tanaman buah,
umumnya dipanen secara bertahap
sesuai dengan fase kematangan buah
atau sesuai keinginan.
20
3. Pembibitan
4. Pengelolaan Tanaman
a. Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, disiapkan terlebih dahulu media tanam.
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran.
Dari sinilah tanaman menyerap unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang
digunakan adalah campuran antara tanah, kompos, dan sekam atau sekam
bakar dengan perbandingan 1:1:1 yang dicampur dan diaduk hingga merata.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam wadah tanam seperti
pot, polybag, rak/bambu vertikultur.
Bibit yang dipilih untuk ditanam adalah bibit yang telah memiliki daun
sempurna 3-5 helai. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:
Pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan ukurannya relatif seragam;
Buat lubang tanam seukuran wadah bibit. Jika menanam di pot atau polybag
sebaiknya satu pot untuk satu bibit. Sedangkan jika menanam di bambu/
talang air pada model vertikultur, buat jarak tanam sekitar 15-20 cm;
Keluarkan bibit dari wadahnya secara hati-hati agar tidak rusak;
b. Pemupukan
Untuk sayuran yang dibudidayakan secara organik, jenis pupuk yang
digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos, baik berbentuk curah
maupun granul. Pemberian pupuk dilakukan pada saat pembuatan media tanam
dengan menambah volume pupuk kompos atau pupuk kandang lebih banyak
dalam media tanam, misalnya 2 atau 3 bagian dibandingkan tanah dan sekam.
Pupuk susulan dapat berupa pupuk organik cair yang telah tersedia di toko-toko
sarana pertanian atau dengan cara membuat sendiri. Intensitas pemberian
pupuk organik biasanya dilakukan 3-7 hari sekali dengan cara melarutkan 10100 ml pupuk dalam 1 liter air dan disiramkan secara merata pada media
tanam.
Sedangkan untuk budidaya
non organik, pemupukan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan pupuk kimia
seperti pupuk majemuk NPK;
campuran pupuk tunggal
Urea, TSP, dan KCL masingmasing satu bagian; atau
pupuk pelengkap cair. Jenis
pupuk kimia tersebut bayak
tersedia di toko sarana dan
prasarana pertanian ataupun
kios-kios tanaman.
18
C. Penyiraman
Intensitas penyiraman sangat tergantung pada volume media tanam,
populasi tanaman, dan fase pertumbuhan tanaman. Semakin kecil volume
media tanam atau semakin besar ukuran tanaman serta populasinya, maka
intensitas penyiraman harus lebih sering. Namun demikian, penyiraman
umumnya dilakukan 1 sampai 2 kali sehari.
19