Disusun oleh:
Mahadthir Bakti Manurung
2016010051
Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
BBLM SLEMAN
Disusun Oleh :
Nim : 2016010051
Prodi : Agribisnis
Yogyakarta,22-DESEMBER-2018
Mengetahui
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR
Pengertian hidroponik
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang
berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman
yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilless. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan
ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik
bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari
pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali
oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi
tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik
apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini
fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan
pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya
melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Pertumbuhan tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang menekankan pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar
penelitian dan teknik pembelajaran, dan masih banyak digunakan saat ini. Sekarang,
Solution culture dianggap sebagai jenis hidroponik tanpa media tanam inert, yang
merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur hara.
Pertanian di Indonesia dianggap penting hal ini dapat dilihat dari peranan sektor
pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan dan penyumbang
devisa negara dengan mengekspor komoditi pertanian. Oleh karena itu, wajar kalau
biaya pembangunan untuk sektor pertanian selalu berada beraturan tiga besar di
antara pembiayaan sektor lain (Soekartawi, 1995).
Teknik hidroponik pasang surut adalah salah satu jenis hidroponik yang
menggunakan media air untuk melarutkan nutrisi pada tanaman budidaya dengan alat
radiator aquarium. Beberapa keunggulan teknik hiroponik ini adalah tidak
membutuhkan lahan yang cukup luas, kebersihan tanaman lebih terjaga, ketersediaan
air tercukupi, penanggulanagan hama dan penyakit dapat diatasi secara langsung dan
nutrisi tidak mengendap. Selain itu juga terdapat beberapa kelemahanya diantaranya
membutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih dan biaya cukup besar. Jenis
tanaman sayur yang tepat dibudidayakan dengan teknik hidroponik selain sawi yaitu
seledri, bayam, selada dan kangkung.
Mengingat tingginya permintaan sawi di masyarakat Indonesia,maka petani
sawi masih tetap mengusahakan komoditi ini dibanding dengan memilih komoditi
atau usaha lain. Pengembangan budidaya sawi mempunyai prospek baik untuk
mendukung upaya peningkatan pendapatan petani,peningkatan gizi masyarakat,
perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, peningkatan pendapatan
negara melalui pengurangan impor dan memacu laju pertumbuhan ekspor
(Anonim,2011)
Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), produksi sawi di Indonesia dari
tahun 2008-2011 mengalami fluktuasi yang dapat dilihat secara berturut-turut (Badan
Pusat Statistik, 2012) : 565,636 ton (2008), 562,838 ton (2009), 583,770 ton (2010)
dan 580,969 ton (2011). Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian menyatakan saat ini
konsumsi buah dan sayur nasional kurang lebih 40kg/kapita/tahun.Tingkat konsumsi
tersebut masih di bawah standar kecukupan pangan terhadap buah dan sayur yang
ditetapkan FAO yakni 65,75 kg/kapita/tahun (Anonim, 2012).
METODE PELAKSANAAN
Anonim,2012.Komsumsi Sayuran Indonesi Dibawah Standar FAO.http://ww
w.iposne ws.com / 2012/08/10 (diakses tanggal 17 maret 2018)