Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UMBI GARUT


(Maranta arundinacea) UNTUK PRODUKSI SEREAL UMBI DI
CV SERELIA PRIMA NUTRISIA

Jl. Imogiri Timur KM 9, Wonokromo, Kec. Pleret, Bantul, Daerah Istimewa


Yogyakarta

Disusun oleh :

Romi Latifah

2017010062

Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2020

i
LAPORAN KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UMBI GARUT


(Maranta arundinacea) UNTUK PRODUKSI SEREAL UMBI DI
CV SERELIA PRIMA NUTRISIA

Jl. Imogiri Timur KM 9, Wonokromo, Kec. Pleret, Bantul, Daerah Istimewa


Yogyakarta

Disusun oleh :
Nama : Romi Latifah
NIM : 2017010062
Prodi : Agribisnis

Usulan ini telah disetujui oleh

Menyetujui Tanggal Tanda Tangan

1. Wahyu Setya Ratri, SP., MP. …………….. ……………...


2. Suko Triyono …………….. ……………...

Yogyakarta, Maret 2020

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

(Ir. Sri Endah Prasetyowati S., M.P.)


NIDN. 0003085701

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan  rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Kerja Lapangan serta untuk menambah wawasan penulis terkait
dengan Manajemen Persediaan Bahan Baku Umbi Garut (Maranta Arundinacea)
Untuk Produksi Sereal Umbi Di Cv Serelia Prima Nutrisia.

Laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kerja lapangan, pembimbing lapangan, narasumber, serta pihak lain
yang mendukung kelancaran proses penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan Kerja Lapangan


masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Sehingga
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, Maret 2020

Romi Latifah

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Kerja Lapangan........................................................................2
C. Manfaat Kerja Lapangan......................................................................2

BAB II TINJAUAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN.................................4


A. Sejarah Perusahaan...............................................................................4
B. Lokasi Perusahaan ...............................................................................5
C. Tenaga Kerja ........................................................................................6
D. Struktur Organisasi ..............................................................................7
E. Deskripsi Pekerjaan .............................................................................8

BAB III PELAKSANAAN KERJA LAPANGAN..........................................10


A. Tempat Pelaksanaan.............................................................................10
B. Waktu Pelaksanaan...............................................................................10
C. Pelaksanaan...........................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KERJA LAPANGAN.....................12


A. Kapasitas Produksi ...............................................................................12
B. Spesifikasi Bahan Baku .......................................................................12
C. Kebutuhan Bahan Baku .......................................................................13
D. Pembelian Bahan Baku ........................................................................15
E. Jumlah Pembelian Rata-Rata Bahan Baku...........................................15
F. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan ...................................................15
G. Gudang .................................................................................................17

iv
H. Parameter Proses ..................................................................................18
I. Perhitungan HPP ..................................................................................20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................21


A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran.....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Struktur Organisasi ………………………………………………...9
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Lapangan............................................11
Tabel 4.1 Jumlah Pembelian Bahan Baku ……………………………………15
Tabel 4.1 Parameter Proses ……………..…………………………………... 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kegiatan Produksi di CV.SERELIA PRIMA NUTRISIA............23


Lampiran 2 Spesifikasi Bahan Baku.................................................................25
Lampiran 3 Logbook Kegiatan Kerja Lapangan..............................................26

v
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman garut merupakan tanaman umbi-umbian yang sudah
dibudidayakan di pedesaan sejak dahulu dan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber karbohidrat alternatif. Tanaman yang memiliki nama latin Maranta
arundinacea Linn ini tumbuh tersebar di beberapa wilayah di Indonesia
dan dikenal dengan nama lokal, misalnya sagu betawi, sagu belanda, ubi
sagu, arerut atau arirut (Melayu); angkrik, arus, irut, jelarut, larut, erut
(Jawa); larut atau patat sagu (Sunda); arut, selarut atau laru (Madura);
labia walanta (Gorontalo); huda sula (Ternate), peda sula (Halmahera);
dan sebagainya (Rukmana, 2000; Suswadi, 2004). Tanaman garut telah
lama dikenal oleh masyarakat pedesaan sebagai sumber karbohidrat selain
tanamanumbi-umbianyang lain. Dulu, tanaman ini banyak dikonsumsi
sebagai makanan tambahan yang diolah dalam bentuk bubur (Jawa:
jenang).
Menurut Prawira (2013:3), “persediaan bahan baku di perusahaan
harus dapat dikontrol agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan”.
Apabila persediaan yang dimiliki melebihi dari kebutuhan perusahaan
maka akan menimbulkan berbagai biaya seperti biaya penyimpanan di
gudang, biaya pemeliharaan dan dapat pula mengalami kerugian yang
disebabkan oleh kerusakan bahan baku tersebut seperti misalnya berjamur,
apek dan lain sebagainya. Jika persediaaan tidak mencukupi maka akan
dapat menimbulkan terhambatnya produksi dari barang tersebut.
Pengendalian disini dapat menjaga ketersediaannya bahan baku di gudang
sehingga tidak terjadinya kelebihan maupun kekurangan yang dapat
menghambat proses produksi.
Pengendalian persediaan bahan baku penting untuk dilakukan,
mengingat bahan baku merupakan unsur paling utama dalamkelancaran
suatu sistem produksi. Perencanaan persediaan meliputi keputusan tentang

1
kapan harus melakukan pemesanan terhadap suatu item yang harus
dipesan,

2
dengan memperhitungkan pula akan sarana dan prasarana, serta biaya
yang diperlukan selama periode pemesanan persediaan dilakukan.
Pengendalian persediaan bahan baku akan memberikan dampak positif
untuk mendukung kelancaran proses produksi dalam peningkatan
keuntungan perusahaan. Industri “CV Serelia Prima Nutrisia” memiliki
masalah pada persedian bahan baku, dengan ini peneliti tertarik
mengambil judul tentang “Manajemen Persediaan Bahan Baku Umbi
Garut di CV Serelia Prima Nutrisia” yang berlokasi di Jl. Imogiri Timur
KM 9, Wonokromo, Kec. Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mengangkat
masalah Manajemen persediaan bahan baku pada industry umbi garut “CV
Serelia Prima Nutrisia” Kecamatan Pleret, Bantul, DIY. Diharapkan mulai
kegiatan Kerja Lapangan ini Industri Sereal Umbi Garut mampu
mengontrol ketersediaan bahan baku dan meminimumkan kelebihan biaya
yang dikeluarkan.
Kegiatan Kerja Lapangan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
pembelian ekonomis bahan baku umbi garut, total biaya persediaan
ekonomis bahan baku umbi garut, jumlah persediaan pengaman bahan
baku umbi garut, pemesanan kembali bahan baku umbi garut pada CV
Serelia Prima Nutrisia di Jl. Imogiri Timur KM 9, Wonokromo, Kec.
Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Tujuan Kerja Lapangan
Mengetahui bagaimana cara menganalisis manajemen persediaan
bahan baku umbi garut untuk produksi sereal umbi di CV Serelia Prima
Nutrisia.
C. Manfaat Kerja Lapangan
Manfaat yang diperoleh dari program Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Penulis, sebagai sarana latihan, pengalaman dan penerapan ilmu
pengetahuan perkuliahan serta meningkatkan kemampuan dan
sosialisasi di lingkungan kerja.

3
2. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian, sebagai bahan tambahan
informasi mengenai ketersediaan bahan baku umbi garut di CV Serelia
Prima Nutrisia.
3. Mengetahui manajemen persediaan bahan baku umbi garut sebagai
salah satu pemanfaatan sebagai sereal yang mempunyai prospek baik
untuk dikembangkan.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
CV. Serelia Prima Nutrisia awalnya merupakan perusahaan yang
berskala UKM dengan nama Serelia Indonesia. CV Serelia Prima Nutrisia
awalnya bertempat di Dusun Mranggen RT 30 RW 06, Prenggan, Kota
Gede, Yogyakarta. CV Serelia Prima Nutrisia didirikan oleh Suko
Triyono, istrinya, serta rekannya Fandi Akhmad. Sebelumnya, Suko
Triyono memiliki ide atau keinginan untuk mengembangkan produk yang
berbentuk sereal yang berasal dari beras merah. Namun, ide ini terkendala
dengan sulitnya menemukan bahan baku beras merah secara masif dan
kontinyu. Masalah lainnya adalah harga bahan baku beras merah yang
relatif mahal. Sehingga dikembangkanlah produk sereal yang memiliki
ketersediaan bahan baku lebih kontinyu, yaitu umbi garut.
Tujuan didirikannya CV Serelia Prima Nutrisia adalah
menyediakan makanan pendamping yang baik bagi para penderita
diabetes, asam lambung, maag, ataupun orang yang sedang dalam program
diet. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tubuh melalui produk
yang berkualitas tinggi hasil olahan maupun bahan baku lokal serta
menjaga dan melestarikan kekayaan bahan baku pangan asli Indonesia.
Tujuan lain adalah meningkatkan nilai ekonomis dari komoditas produk
lokal ini dengan menciptakan lapangan kerja baru. UKM Serelia Indonesia
didirikan pada pertengahan Januari 2014. Awal produksinya masih
menggunakan peralatan yang sederhana, seperti rolling pin dan pisau
untuk membuat flakes dengan ketebalan yang diinginkan.
Tepat pada tanggal 1 Oktober 2014 perusahaan diresmikan dengan
mengubah namanya yang semula Serelia Indonesia menjadi CV Serelia
Prima Nutrisia. Dalam perkembangannya, perusahaan berpindah tempat ke
Jalan Imogiri Barat KM 5,5 Gang Mawar Nomor 15, Dusun Ngoto RT 3

5
RW 23, Desa Sewon, Kecamatan Bangunharjo, Kabupaten Bantul. Lokasi
ini berfungsi sebagai pusat kegiatan pemasaran CV Serelia Prima Nutrisia.
Sedangkan, untuk tempat produksinya dipindahkan ke Dusun Pandes.
Perpindahan dimaksudkan untuk menambah efisiensi kerja, karena
sebelumnya ada tiga pos produksi yang dilakukan secara terpisah-pisah
yakni produksi flakes, pengemasan, dan seasoning. Pemilik ingin
menyatukan proses-proses ini di satu tempat, sehingga akan lebih menjaga
mutu produk dan melakukan efisiensi pekerjaan.
Visi dari perusahaan CV Serelia Prima Nutrisia yaitu menjadi
perusahaan pangan kesehatan yang tumbuh dan terus berkembang ke
seluruh Indonesia dari perdesaan hingga perkotaan melalui produk yang
telah dihasilkan. Misi perusahaan ini antara lain, dan rerorientasi pada
produk kesehatan, berinovasi dalam segala bidang pengembangan produk
demi kemajuan perusahaan serta membentuk jaringan pemasaran ke
seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, Misi CV Serelia Prima Nutrisia
adalah menciptakan nilai manfaat untuk warga Indonesia melalui
kemitraan dan ketenagakerjaan. Misi yang terakhirnya adalah melestarikan
dan mengembangkan bahan pangan lokal yang mampu bersaing dengan
produk lokal lain, maupun produk non lokal.
B. Lokasi Perusahaan
Ada dua lokasi dalam perusahaan CV Serelia Prima Nutrisia yaitu
kantor sekaligus sebagai tempat pemasaran dan tempat produksi sebagai
unit pengolahan bahan baku hingga produk jadi yang siap untuk
dipasarkan. Tempat pemasaran dan kantor ini terletak di Jalan Imogiri
Barat KM 5,5 Gang Mawar Nomor 15, Dusun Ngoto RT 3 RW 23, Desa
Sewon, Kecamatan Bangunharjo, Kabupaten Bantul.
Dipilihnya Dukuh Pandes II, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret,
ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
a. Lokasi produksi berdekatan dengan pemukiman desa yang menyediakan
sumber daya manusia, hal ini dapat memudahkan perusahaan memperoleh
tenaga kerja tidak tetap yang dibutuhkan ketika adanya produksi masal.

6
Tenaga kerja bisa ditetapkan untuk bekerja di sektor pengemasan sekunder
produk. Pekerja sekunder di sini diprioritaskan perempuan karena
dianggap lebih teliti dengan rentang usia antara 20 sampai 40 tahun.
b. Lokasi berdekatan dengan sumber bahan baku susu etawa, sehingga bila
suplier susu etawa yang berasal dari Kulon Progo secara mendadak
berhenti memasok, maka susu skim ini bisa dengan cepat didapat dari
wilayah Kabupaten Bantul. Bahan baku yang digunakan atau yang
didapatkan di wilayah kabupaten Bantul harus terseleksi juga agar
memenuhi standar yang sesuai dengan ketentuan perusahaan.
c. Lokasi produksi jauh dari jalan raya, sehingga meminimalisir
kemungkinan kontaminan yang berasal dari jalan raya seperti timbal dan
yang lainnya, selain sebagai upaya untuk memanfaatkan lahan yang
dimiliki oleh perusahaan.
d. Lokasi pemasaran dibuat terpisah dengan lokasi produksi dan dekat
dengan Jalan Raya Imogiri menuju Yogyakarta Kota agar mudah
dijangkau oleh transportasi darat, atau mempermudah distribusi ke partner
bisnis yang lain seperti minimarket atau apotek.
Tempat produksi perusahaan memiliki luas bangunan secara
keseluruhan 15 meter x 21 meter atau 315 meter persegi. Keseluruhan
bangunan dibagi untuk ruangan-ruangan produski seperti gudang bahan
baku, ruang produksi, ruang pengemasan primer, pengemasan sekunder
dan toilet. Keseluruhan tahapan produksi dilakukan di tempat ini. Gambar
lokasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1 lokasi perusahaan.
C. Tenaga Kerja
Sistem perekrutan pegawai yang dilakukan oleh CV. Serelia Prima
Nutrisia bersifat tertutup. Menurut Nugraheni (2017) sistem perekrutan
tertutup merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk mencari pegawai
dengan hanya menginformasikan pada orang-orang tertentu saja.
Akibatnya lamaran yang masuk menjadi relatif sedikit, sehingga
kesempatan untuk mendapatkan pegawai yang baik akan semakin sulit.

7
CV Serelia Prima Nutrisia, sistem perekrutan tertutup lebih dikenal
sebagai sitem perekrutan secara kekeluargaan.
Setiap tenaga kerja memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh
pihak perusahaan antara lain setiap pekerja memiliki kesempatan yang
sama tanpa diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, setiap
pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai
dengan harkat martabat manusia berdasarkan nilai-nilai agama. Pekerja
juga berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan serta memperoleh jaminan sosial tenaga kerja atau
jamsostek.
D. Struktur Organisasi
Berikut adalah bagan organisasi CV. Serelia Prima Nutrisia.

8
E. Deskripsi Pekerjaan
Pembagian tugas masing-masing jabatan di CV Serelia Prima Nutrisia
sebagai berikut:
1. Direktur
a. Memimpin perusahaan, menjalankan tugas perusahaan dan
memberikan arahan secara benar.
b. Mengawasi kegiatan dan mengkoordinasi hal-hal yang berkaitan
dengan tujuan perusahaan.
c. Melakukan analisa dari laporan-laporan yang telah diterima.
d. Mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan
perusahaan

2. Pemasaran
a. Merencanakan strategi pemasaran, menganalisa peluang pasar
dan juga melakukan riset pasar.
b. Mengembangkan jaringan pasar, kebijakan pemasaran dan order.
c. Mengambil keputusan dalam setiap kegiatan pemasaran serta
membuat laporan penjualan secara berkala.

3. Administrasi & Personalia

a. Membuat laporan yang berkaitan dengan cash flow perusahaan.


b. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan yang berkaitan
dengan keuangan.

c. Membuat daftar gaji bulanan perusahaan.

d. Membuat laporan keuangan mingguan secara berkala.

e. Memberi informasi yang berkaitan dengan kebutuhan serta


kriteria tenaga kerja.

9
f. Melakukan pengelolaan terhadap prosedur kedisiplinan
karyawan. g. Melakukan pelatihan serta mengisi berbagai seminar
yang berkaitan dengan CV Serelia Prima Nutrisia

4. Produksi

a. Merencanakan proses produksi dan pengadaan bahan baku


produksi.

b. Memastikan standar kelayakan bahan baku serta produk akhir.

c. Menyediakan formulasi, standar mutu dan membuat inovasi


produk.

d. Mengawasi seluruh kegiatan produksi serta menyampaikan


laporan produksi secara berkala.

5. CEO

a. Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas


fungsional bisnis seperti operasional, sumber daya manusia,
keuangan, dan pemasaran.

b. Mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan


dengan keefektivan dan biaya seefisien mungkin.

c. Mempertajam nilai-nilai dan standar-standar perusahaan.

d. Membuat kebijakan, prosedur, dan standar pada organisasi


perusahaan.

10
BAB III

PELAKSANAAN KERJA LAPANGAN

A. Tempat Pelaksanaan
Kerja lapangan dilakukan di Jl. Imogiri Timur KM 9, Wonokromo,
Kec. Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
B. Waktu Pelaksanaan
Kerja Lapangan akan dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2020 sa
mpai dengan 15 Februari 2020.
C. Pelaksanaan atau Metode Kerja Lapangan
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Lapangan

No Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan


Menentukan lokasi
Penyusunan rencana
19-23 yang akan dijadikan
1. praktik Kerja
November 2019 tempat Kerja
Lapangan
Lapangan
Mengajukan judul
4-7 Desember Konsultasi Kerja
2. usulan Kerja
2019 Lapangan
Lapangan
Kerja Lapangan
13 Januari-15 Pelaksanaan Kerja
3. dilakukan di CV.
Februari 2020 Lapangan
Serelia Prima Nutrisia
-Briefing dan
pengenalan tempat
lingkup kerja
-Mencatat dan
Pelaksanaan Kerja menyiapkan pesanan
13-18 Januari
4. lapangan di kantor dan -Packing barang
2020
tempat produksi -Membuat box
-Memberi kode
produk dengan mesin
exd
-Memproduksi flakes
5. 20 Januari-01 Pelaksanaan Kerja -Memproduksi flakes
Februari 2020 Lapangan di tempat mulai dari membuat

11
adonan, oven dan
mixing
-Membuat box
-Mengoperasikan
produksi
mesin sealer
-Mengoperasikan
mesin exp date
-Pengemasan produk
-Marketing:
Penjualan produk
secara online dan
Pelaksanaan Kerja
03-14 Februari ofline
6. Lapangan Marketing
2020 -Pengumpulan data
Produk
perusahaan yang
diperlukan

-Pelepasan Mahasiswa
KL
15 Februari Selesai Masa Kerja
7. -Pemberian kenang-
2020 Lapangan
kenangan
-Dokumentasi
Konsultasi laporan
15-29 Februari Penyusunan laporan Kerja Lapangan dan
8.
2020 Kerja Lapangan persiapan ujin Kerja
Lapangan

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KERJA LAPANGAN
CV.Serelia Prima Nutrisia adalah sebuah pabrik sereal umbi garut. Bahan
baku yang digunakan untuk proses pembuatan adonan flakes hingga menjadi
oriflakes antara lain pati umbi garut, tepung maizena,  margarin dan air sebagai
bahan baku pembuatan flakes. Sedangkan dalam proses mixing sendiri
menggunakan bahan diantaranya creamer, foamer,gula kelapa, gula jahe,gula
tebu, coklat bubuk, susu skim ettawa sebagai bahan pendukung dari bahan
setengah jadi dan untuk seasoning sendiri memerlukan flavour (coklat,
jahe,vanilla,strobery dan matcha), vanillin, garam,perisa. 
A. Kapasitas Produksi
Menurut Vincent Gespers (1996), kapasitas adalah tingkat output
maksimum dari suatu proses. Karakteristik ini diukur dalam unit output
per unit waktu. Pengukuran kapasitas produksi yang dipergunakan dalam
perencanaan produksi adalah kapasitas aktual atau kapasitas efektif.
Kapasitas aktual atau efektif adalah merupakan tingkat output yang dapat
diharapkan berdasarkan pada pengalaman, yang mengukur produksi secara
aktual dari pusat-pusat kerja pada masa lalu. Biasanya diukur
menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal. Berikut
adalah kapasitas produksi CV.Serelia Prima Nutrisia :
Ukuran Jumlah Box/Karton Rata Rata Produksi/Hari
150 gr 72 box 1.080 box/15 karton
350 gr 54 box 600 box/11 karton
900 gr 24 box 250 box/10 karton

B. Spesifikasi Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan flakes hingga
menjadi oriflakes antara lain tepung umbi garut, tepung maizena, pati
garut, margarin dan air sebagai bahan baku pembuatan flakes. Seasoning
memerlukan beberapa jenis bahan baku antara lain creamer, gula kelapa,
gula jahe, coklat bubuk, susu skim ettawa, garam, vanila, dan vanilin.
Kualitas dari bahan-bahan baku yang diterima sudah memiliki kriteria
tersendiri yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dengan tujuan agar
produk-produk yang dihasilkan berkualitas baik. Bahan baku oriflakes
ditentukan hanya berdasarkan aspek fisik yang berkaitan dengan parameter
mutunya serta aspek visual, dikarenakan perusahaan sendiri belum
memiliki tempat uji atau laboratorium sendiri. Spesifikasi minimal juga
ditentukan oleh perusahaan untuk menerima atau menolak bahan baku dari

13
pemasok atau suplier yang dikirim sebagai proses produksi berdasarkan
mutu atau kualitas yang baik dan telah ditentukan sebelumnya.
Karakteristik bahan baku, standar bubuk coklat dan standar garam dapat
dilihat pada lampiran 3 spesifikasi bahan baku.

C. Kebutuhan Bahan Baku


Perbandingan bahan baku dalam kegiatan pembuatan flakes
mencakup beberapa hal yang diantaranya presentase untuk tiap takaran
bahan yang digunakan seperti pati garut 60%, maizena 30 %,margarin 5%,
air 5% .
Komposisi dalam 1 kali produksi flakes :
- Tepung pati : 3 kg
-Tepung jagung/ meizena : 1500 gram
-Mentega : 400 gram
-Air : 1300 ml
Perbandingan presentase takaran/bath produk sereal oriflakes
adalah sebagai berikut : Flakes 60%, NDC 25%, foamer 10%, susu ettawa
20%, gula kelapa 35%, perisa/vanillin 0,4%, garam 1,5%
Pemakaian bahan baku CV.Serelia Prima Nutrisia selama bulan
Februari 2020 :
Nama Bahan Qty
Pati Garut 1.547 kg
Meizena 357 kg
Margarin 238 kg
BHT 23,800 mg
Air 676,8 mg

Dengan pemakaian bahan baku pati garut sebanyak 1.547 kg, tepung
meizena 357 kg, margarin 238 kg, BHT 23,800 mg dan air 676,8 kg
menghasilkan flakes sebanyak 1.590 kg.

14
Pemakaian bahan baku mixing CV.Serelia Prima Nutrisia selama
bulan Februari 2020 :
Nama Bahan Qty
NDC 463,6 kg
Foamer 181,5 kg
Susu Ettawa 242 kg
Flavour Vanilla 9.435 kg
Flavour Jahe 7 kg
Flavour Coklat 2,85 kg
Gula Kelapa 530,5 kg
Gula Jahe 160 kg
Coklat Java 6,1 kg
Coklat Tulip 8,5 kg
Garam 28,5 kg
Vanillin 2,28 kg
Perisa Vanilla 3,24 kg
Flakes 1.590 kg
Gula Pasir 97,5 kg
Flavour Matcha 1,2 kg

Produk jadi yang dihasilkan CV.Serelia Prima Nutrisia selama


bulan Februari 2020 :
Nama Produk Jumlah Box/Karton
Coklat 150 gr 312 box
Jahe 150 gr 300 box
Vanilla Daily 150 gr 584 box
Coklat Daily 150 gr 386 box
Matcha Daily 150 gr 282 box
Vanilla 350 gr 1.918 box
Jahe 350 gr 1.668 box
Vanilla Slim 350 gr 153 box
Coklat Slim 350 gr 286 box
Vanilla Low IG 350 gr 209 box
Original WPS 350 gr 1.948 box
Original Plain 350 gr 468 box
Vanilla 900 gr 288 box
Coklat 900 gr 113 box
Jahe 900 gr 168 box
Original 900 gr 168 box
Total 9.251 box

15
D. Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku yang dilakukan oleh CV.Serelia Prima
Nutrisia selama ini mempunyai frekuensi yang berbeda setiap bulannya.
Perusahaan ini mendatangkan bahan baku 9 kali dalam setahun pada tahun
2019 sehingga pada bulan Mei, Juni dan Desember tidak melakukan
pemesanan bahan baku.
Dengan demikian berarti perusahaan kurang memperhatikan
jumlah dan kualitas pembelian bahan baku yang lebih ekonomis. Sehingga
terkadang perusahaan akan mengalami kekurangan atau kelebihan bahan
baku dan dapat mempengaruhi laba perusahaan.

Tabel 4.1 Jumlah Pembelian Bahan Baku Pati Garut Pada Tahun 2019
Bulan Jumlah (kg)
Januari 1.200
Februari 1.626
Maret 1.837
April 500
Mei -
Juni -
Juli 350
Agustus 505
September 990
Oktober 1.000
November 1.000
Desember -
Total 9.008 kg/tahun
Rata rata 1.000,8 kg

E. Jumlah Pembelian Rata- Rata Bahan Baku


Jumlah pembelian rata-rata yang dilakukan oleh CV.Serelia Prima
Nutrisia adalah sebagai berikut :
jumlah pembelian
Jumlah pembelian rata- rata =
frekuensi pembelian

9.008
=
9

= 1.000,8 kg

F. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan

16
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya CV.Serelia Prima
Nutrisia harus mengeluarkan biaya- biaya persediaan bahan baku yang
meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya- biaya tersebut
harus diperhitungkan sedemikian rupa agar perusahaan dapat menentukan
kuantitas bahan baku yang ekonomis.
Besarnya biaya persediaan bahan baku sangat bergantung pada
frekuensi pemesanan bahan baku an kuantitas bahan baku. Frekuensi
pemesanan bahan baku akan berpengaruh terhadap biaya penyimpanan
bahan baku.
Adapun biaya persediaan bahan baku yang harus ditanggung oleh
CV.Serelia Prima Nutrisia meliputi :
1) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan yaitu biaya- biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan pemesanan persediaan, meliputi :
a) Biaya Telepon
Biaya telepon adalah biaya yang timbul karena adanya
hubungan komunikasi lewat telepon didalam proses
pemesanan. Total keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan selama bulan November 2019 adalah sebesar Rp.
846.030
b) Biaya Tim Survey
Biaya tim survey adalah biaya yang timbul karena adanya
tim khusus yang berfungsi sebagai pemesanan sekaligus
sebagai QC untuk pati garut yang akan dibeli, apakah
kualitasnya bagus dan sesuai keinginan atau tidak. Pada biaya
ini perusahaan menetapkan biaya untuk tim khusus sebesar Rp.
2000.000
2) Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan
dengan penyimpanan persediaan sepanjang waktu tertentu. Biaya-
biaya tersebut adalah :
a) Biaya Tenaga Kerja
Biaya ini timbul untuk membiayai tenaga kerja yang
menata dan menyiapkan bahan baku yang akan di produksi.
Biaya tenaga kerja penyimpanan bahan baku ini sudah
diperhitungkan dalam gaji karyawan yang memiliki job desc
pekerjaan tersebut.
b) Biaya peralatan
Biaya peralatan penyimpanan bahan baku ini tidak
diperhitungkan karena dalam penyimpanan bahan baku tidak
memerlukan peralatan khusus dan hanya memerlukan ruang
gudang untuk penyimpanannya.
c) Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point)

17
Pemesanan kembali bahan baku pati garut dilakukan
apabila stok digudang tersisa 500 kg.

G. Gudang
Gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai
permintaan (demand) cukup besar untuk melaksanakan distribusinya
(Bowersox, 1978:293). Penyimpanan dianggap perlu untuk menyesuaikan
produk dengan kebutuhan konsumen. Prinsip kegunaan waktu (time
utility) dijadikan alas an untuk membenarkan alas an ini. Untuk
manufaktur yang memproduksi berbagai produk di banyak lokasi,
pergudangan memberikan metode untuk mengurangi biaya penyimpanan
bahan mentah, dan suku cadang serta biaya penanganan, di samping
memaksimumkan operasi produksi. Persediaan dasar untuk seluruh suku
cadang dapat dipertahankan di gudang sehingga dapat menurunkan
kebutuhan penumpukan persediaan di masing-masing pabrik. Kapasitas
maksimal penyimpanan bahan baku tepung pati garut sebanyak 5 ton.
Penanganan bahan baku dilakukan dengan meletakkan di atas
pallet berukuran 110x110x14 cm yang bertujuan untuk mencegah bahan
baku kontak langsung dengan lantai. Penanganan bahan yang dilakukan
pada bahan baku utama yaitu pati garut adalah menempatkan bahan baku
pati garut yang sudah berbentuk serbuk berwadah karung beras yang
didatangkan langsung dari petani umbi garut di Kulon Progo pada
palletpallet berukuran 110x110x14 cm dan ditempatkan pada ruangan
yang berdekatan dengan kantor. Ruangan yang digunakan untuk
menyimpan bahan baku utama yaitu pati garut merupakan ruangan yang
terbuka dan berada di samping pintu untuk keluar masuk pegawai
sehingga rentan terkontaminasi oleh benda asing yang berasal dari luar
ruangan. Tetapi, untuk menjaga bahan baku terhindar dari benda asing
dilakukan pengayakan/penyaringan terlebih dahulu sebelum masuk ke
proses produksi.
Apabila terjadi overload bahan baku dikarenakan bahan baku yang
masuk banyak yang perlu dilakukan perusahaan adalah segera melakukan
proses produksi agar bahan baku yang tersimpan digudang berkurang dan
kualitas tetap terjaga sehingga tidak terjadi overload. Agar tidak terjadi
overload seharusnya perusahaan lebih mengontrol dan memanajemen
mengenai persediaan bahan baku sehingga tidak terjadi overload.
Selama ini CV.Serelia Prima Nutrisia memperoleh bahan baku pati
garut dari supplier yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Perusahaan
tidak sembarangan dalam memilih supplier bahan baku serta perusahaan

18
menetapkan pengendalian yang sangat ketat dan teliti mengenai bahan
baku supaya produksinya berkualitas baik.
Kebutuhan bahan baku dari tahun ke tahun semakin naik karena
disebabkan oleh kebutuhan sereal umbi garut yang semakin naik pula.
Dikarenakan kebutuhan bahan baku yang meningkat maka pasokan bahan
baku dari supplier yang berasal dari Purworejo tidak cukup untuk
memenuhi persediaan bahan baku yang dibutuhkan, sehingga perusahaan
melakukan pemesanan bahan baku dari supplier yang berasal dari Kulon
Progo untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi kualitas bahan baku
terkadang tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan
perusahaan, sehingga dalam proses produksi perusahaan memerlukan
penanganan agar produksi flakes sesuai dengan standar, misalnya dengan
penambahan/pengurangan bahan baku tambahan untuk pembuatan flakes.

H. Parameter  Proses
Proses pembuatan produk Oriflakes dari proses pembuatan adonan
flakes yang meliputi penimbangan bahan baku, pembuatan adonan,
pencetakan adonan, pengovenan, seasoning dan pengemasan.
1.2 Tabel parameter proses produksi 

No PROSES PARAMETER KETERANGAN


1. Penimbangan Bobot Bobot untuk setiap adonan yang
bahan baku terdiri dari bahan baku yaitu pati
garut, tepung garut, tepung maizena,
margarin, dan air adalah 1,8 Kg.
Toleransi massa berlebih dalam
setiap penimbangan bahan baku
flakes adalah 3g.
2. Pencampuran Waktu, homogen Pencampuran bahan baku pembuatan
bahan flakes basah memerlukan waktu
selama 16 menit. Tepung garut, pati
garut dan maizena pada proses
pencampuran pertama harus
homogen.
3. Pembuatan Waktu,homogen, Pembuatan adonan memerlukan
adonan ukuran waktu 25 menit dengan ditekan
secara manual hingga menjadi
adonan homogen. Diameter adonan
rata-rata 8 cm.
4. Pemipihan Ukuran Sekat atau jarak antar roll silinder
adonan pemipih harus pada level 1 yaitu 0,1
cm.

19
5. Penaburan Ketebalan, luas Ketebalan penaburan flakes harus
flakes basah area diperhatikan yaitu 0,7 cm dengan
luas area loyang ukuran besar 35 cm
x 35 cm dan ukuran kecil 30 cm x 30
cm.
6 Pengovenan Waktu, suhu Pengovenan memerlukan waktu 25
menit dan dilakukan pengecekan
setiap 10 menit. Suhu yang
digunakan yaitu 120 derajat celsius.
7. Seasoning dan Kecepatan, Seasoning hingga pencampuran
pencampuran homogen, bobot memerlukan waktu 15 menit dengan
pengaturan kecepatan putaran mesin
35 rpm. Berat bahan yang masuk
dalam mesin pencampur adalah 20 kg
8. Pengemasan Suhu, kecacatan Proses Pengemasan Primer
Primer kemasan Proses pengemasan primer
memerlukan suhu 125 derajat celsius
menggunakan mesin sealer otomatis
untuk kemasan 350 g dan 900 g serta
mesin packing otomatis untuk
kemasan 30 g. Kemasan alumunium
foil yang baik adalah kemasan yang
lentur, fleksibel, mengkilap serta
kedap terhadap udara, air dan lemak.
9. Pengemasan Kecacatan Proses pengemasan sekunder
sekunder kemasan dilakukan menggunkan karton.
Kemasan karton yang baik adalah
kedap cahaya.
Sumber : CV Serelia Prima Nutrisia Tahun 2017

20
\

Perhitungan HPP
Cara 1
1. Menghitung Bahan Baku yang di gunakan Bulan Januari
Saldo Awal + Pembelian – Saldo Akhir
Saldo Awal = 45.332.076.79
Pembelian = 83.400.000.00 +
= 38.067.923,21
Saldo Akhir = 55.808.7926 _
= 72.923.283.93
2. Menghitung Biaya Produksi
Bahan Baku yang di gunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead
Produksi
Bahan Baku yang di gunakan = 72.923.283.93
Biaya Tenaga Kerja Langsung = 24.135.000,00
Biaya overhead produksi = 45.455.393.21 +
= 142.513.677.14

3. Menghitung Harga Pokok Produksi


142.513677,14 + 45.332.076,79 - 55,808,792,6 = 132.036.961,33
Cara 2
Harga pokok penjualan
Persediaan awal = 45.332.076.79
Pembelian = 83.400.000.00 +
= 128.732.076.79

21
Persediaan akhir = ( 55.808.792.6) _
HPP = 72.923.283.93

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai pengendalian persediaan bahan
baku CV.SERELIA PRIMA NUTRISIA dapat disimpulkan bahwa :
1. Kebutuhan bahan baku dari tahun ke tahun semakin naik karena
disebabkan oleh kebutuhan sereal umbi garut yang semakin naik pula.
Dikarenakan kebutuhan bahan baku yang meningkat maka pasokan
bahan baku dari supplier yang berasal dari Purworejo tidak cukup untuk
memenuhi persediaan bahan baku yang dibutuhkan, sehingga
perusahaan melakukan pemesanan bahan baku dari supplier yang
berasal dari Kulon Progo untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Pemakaian bahan baku pati garut sebanyak 1.547 kg, tepung meizena
357 kg, margarin 238 kg, BHT 23,800 mg dan air 676,8 kg
menghasilkan flakes sebanyak 1.590 kg dan produk jadi sebanyak 9.251
box.
3. Jumlah pembelian rata-rata bahan baku pati garut sebesar 1.000,8 kg.
Biaya pemesanan yang meliputi biaya telepon sebesar Rp.846.030 dan
biaya tim survey sebesar Rp.2000.000.
4. Biaya penyimpanan yaitu terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya tenaga
kerja penyimpanan bahan baku ini sudah diperhitungkan dalam gaji
karyawan yang memiliki job desc pekerjaan tersebut. Biaya peralatan
penyimpanan bahan baku ini tidak diperhitungkan karena dalam
penyimpanan bahan baku tidak memerlukan peralatan khusus dan
hanya memerlukan ruang gudang untuk penyimpanannya.
5. Titik pemesanan kembali (Re Order Point) bahan baku pati garut
dilakukan apabila stok digudang tersisa 500 kg. Frekuensi pembelian
bahan baku pada tahun 2019 yaitu sebanyak 9 kali.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis yang sudah dilakukan, maka
penulis dapat memberikan saran yang bisa dijadikan pertimbangan bagi
pihak perusahaan dalam penyediaan bahan baku yaitu :
1. Perusahaan perlu melakukan pengadaan tim survey ulang untuk
mengatasi permasalahan mengenai kurangnya ketersediaan bahan baku
dan menentukan supplier bahan baku pati garut yang sesuai dengan
kualitas standar bahan baku pati garut sehingga produksi dapat optimal.

22
2. CV.SERELIA PRIMA NUTRISIA perlu meninjau ulang mengenai
kebijakan tentang pembelian bahan baku yang selama ini dilakukan
yang terbukti kurang ekonomis.
3. Perusahaan sebaiknya melakukan pemesanan kembali (Re Order Point).
Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari kehabisan bahan baku
agar persediaan tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Ratnaningsih, Nani, Nugraheni, Mutiara, Chayati, Ichda, dkk. 2016. Teknologi


Pengolahan Pati Garut dan Diversifikasi Produk Olahannya dalam
rangka Peningkatan Ketahanan Pangan. Inotek, 14(2), 1-16. Yogyakarta.

Rasyid, Nirwan. 2015. Analisis Perencanaan Persediaan Kacang Kedelai pada


Unit Usaha Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia di
Palembang. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 13(1), 1-18.
Palembang.

Abd. Mukmin, Ahmad, Lamusa, Ariffudin dan Sulaeman. 2015. Manajemen


Persediaan Bahan Baku Dodol Rumput Laut Industri “Cita Rasaku”
Kelurahan Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. E-J.
Agrotekbis, 3(5), 661-667. Sigi.

Suharti, Titin dan handiatmi. 2011. Keragaman Karakter Morfologis Garut


(Marantha arundinaceae L.). Buletin Plasma Nutfah, 17(1), 12-18. Bogor.

23
LAMPIRAN 1
1. Kegiatan Kerja Lapangan di CV.SERELIA PRIMA NUTRISIA

No Dokumentasi Dokumentasi
.

1.

Keterangan : Proses pengadonan Keterangan : Proses pengovenan sebelum menjadi

dan penggilingan bahan baku) flakes)

24
2.

Keterangan : Proses penimbangan


produk sereal

Keterangan : Penggunaan mesin sealer

3.

Keterangan : Proses packaging


Keterangan : Pelepasan mahasiswa magang dan
pemberian kenang-kenangan

25
LAMPIRAN 2
1. Spesifikasi Bahan Baku

26
27
28

Anda mungkin juga menyukai