Oleh :
Dani Mardiyanto
NIM. 14.03. 1.1.1.00033
Oleh:
DANI MARDIYANTO
14.03.111.00033
Mengesahkan
Pembimbing PKL
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1.1Profil Perusahaan............................................................................................ 13
4.1 Visi dan Misi PT. Benih Citra Asia .................................................................. 15
4.1.1 Visi................................................................................................................. 15
4.2.2 Misi ................................................................................................................ 15
4.2 Kebijakan Mutu ................................................................................................ 15
4.3 Sasaran Mutu .................................................................................................... 16
4.4 Sertifikasi ISO 9001:2008................................................................................. 16
4.5 Ketenagakerjaan ................................................................................................ 18
4.6 Fungsi Sosial ..................................................................................................... 19
4.7 Jaminan Sosial .................................................................................................. 19
4.8 Legalitas Perusahaan ......................................................................................... 20
4.9 Struktur Perusahaan .......................................................................................... 20
4.10 Unit dan Program Kerja .................................................................................... 21
4.11 Pemasaran ......................................................................................................... 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 31
5.1 Teknik Pembibitan Tanaman Pare .................................................................... 31
5.2 Hasil Pengamatan.............................................................................................. 36
5.3 Pembahasan....................................................................................................... 38
5.4 Faktor Kerhasilan Pembibitan ........................................................................... 43
VI. PENUTUP .............................................................................................................. 44
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 44
6.2 Saran ................................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 45
LAMPIRAN.................................................................................................................. 46
v
I. PENDAHULUAN
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Syarat Tumbuh
Pare termasuk familia Curcubitaceae yang mudah tumbuh di semua tempat.
Daerah dengan ketinggian 1-1.500 m dpl cocok untuk tempat tumbuhnya. Pare
tumbuh optimal pada pH tanah 5-6. Tanah yang cenderung asam juga cocok untuk
pertumbuhan pare sehingga tidak perlu pengapuran (Nazaruddin, 1995). Menurut
Soeseno (1991), buah pare sudah dapat mulai dipanen 3 bulan setelah tanam, dan
tanaman dapat terus menghasilkan buah hingga umur 4 bulan.
Pare dapat tumbuh baik di daerah tropis sampai pada ketinggian 500 m/dpl,
suhu antara 18C - 24C, kelembaban udara yang cukup tinggi antara 50% - 70%
dan dengan curah hujan yang relatif rendah. Tanaman ini dapat tumbuh dengan
subur sepanjang tahun dan tidak tergantung kepada musim. Tanah yang paling
baik bagi pare adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerasi, dan drainase yang baik (Soeseno, 1991).
2.4 Morfologi Tanaman Pare
Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar
atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai sulu-sulur pembelit
yang berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas
berwarna hijau tua dan permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuning-
kuningan. Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna
kuning menyala, sebagian bunga jantan dan sebagian merupakan bunga betina.
Bunga bertina dapat menjadi buah setelah mengalami proses penyerbukan
(Rukmana, 1997).
Buah pare bulat memanjang berbentuk spul cylindris, permukaan buahnya
bintil-bintil tidak beraturan dengan panjang 8-30 cm. Warna buah hijau dan jika
sudah masak jika dipecah akan berwarna orange dengan 3 katup. Irisan melintang
buah membentuk cincin atau gelang dengan tepi tidak rata dan tidak beraturan,
diameter 1,5 cm sampai 5 cm, tebal 3mm sampai 5mm warna coklat kekuningan,
bagian luar warnanya lebih tua dibanding bagian dalam Pada penampang
melintang tampak daging buah terdiri dari eksokarpium, mesokarpium dan
endokarpium. Pada eksokarpium terdiri dari satu lapis sel epidermis berbentuk
segi empat. Pada epidermis terdapat kutikula dan rambut kelenjar terdiri dari 2 sel
tangkai dan 3 sel kepala. Di bawah epidermis terdapat lapisan kolenkim terdiri
4
dari sel berbentuk poligonal atau bundar dengan ukuran lebih besar dari sel
epidermis. Bagian ini mangandung kloroplas sehingga berwarna hijau. Bagian
mesokarpium terdiri dari sel parenkim bentuk poligonal dan makin ke dalam
ukurannya semakin besar, mengandung kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan
resin. Bagian endokarpium terdiri dari sel parenkim panjang-panjang , serabut dan
berkas pembuluh. Pada bagian dalam endokarpium terdapat jaringan yang berasal
dari daun buah terdiri dari sel bentuk bundar , berdinding tebal dengan ruang sel
berbentuk segitiga. Pada sayatan paradermal nampak epidermis berbentuk
poligonal hampir bundar dan sel yang mengandung resin (Champbell, 2002).
2.5 Kandungan Gizi
Kandungan zat gizi tiap 100 gram daun dan buah tanaman pare :
Zat Gizi Buah Pare Daun Pare
Air 91,2 gram 80 gram
Kalori 29 gram 44 gram
Protein 1,1 gram 5,6 gram
Lemak 1,1 gram 0,4 gram
Karbohitrat 0,5 gram 12 gram
Kalsium 45 mg 264 mg
Zat besi 1,4 mg 5 mg
Fosfor 64 mg 666 mg
Vitamin A 18 SI 5,1 mg
Vitamin B 0,08 mg 0,05 mg
Vitamin C 52 mg 170 mg
Folasin - 88 mg
Sumber : Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, 1996
2.6 Viabilitas
Pada umumnya viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk
tumbuh menjadi kecambah. Istiah lain untuk viabilitas benih adalah daya
kecambah benih, presentase kecambah benih atau daya tumbuh benih.
Perkecambahan benih mempunyai hubungan erat dengan viabilitas benih dan
jumlah benih yang berkecambah dari sekumpulan benih merupakan indeks dari
viabilitas benih. Viabilitas ini makin meningkat dengan bertambah tuanya benih
5
dan mencapai perkecambahan maksimum jauh sebelum masak fisiologis atau
sebelum tercapainya berat kering maksimum, pada saat itu benih telah mencapai
viabilitas maksimum (100 persen) yang konstan tetapi sesudah itu akan menurun
dengan keadaan lingkungan (Kamil, 1986).
2.7 Skarifikasi
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perlakuan awal
pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat
terjadinya perkecambahan benih yang seragam (Schmidt, 2000). Skarifikasi
(pelukaan kulit benih) adalah cara untuk memberikan kondisi benih yang
impermeabel menjadi permeabel melalui penusukan, pembakaran, pemecahan,
pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau, jarum, pemotong kuku,
kertas, amplas, dan alat lainnya (Schmidt, 2000).
Kulit benih yang permeabel memungkinkan air dan gas dapat masuk ke
dalam benih sehingga proses imbibisi dapat terjadi. Benih yang diskarifikasi akan
menghasilkan proses imbibisi yang semakin baik. Air dan gas akan lebih cepat
masuk ke dalam benih karena kulit benih yang permeabel. Air yang masuk ke
dalam benih menyebabkan proses metabolisme dalam benih berjalan lebih cepat
akibatnya perkecambahan yang dihasilkan akan semakin baik (Johanda et al,
2013).
2.8 Pembibitan Tanaman Pare
2.8.1 Penyiapan Benih dan Bibit
Biji (benih) pare hibrida biasanya sudah dikemas secara khusus dan diberi
label (etiket) tentang nama varietas dan rincian kelayakan benih untuk ditanam.
Pada benih (biji) pare hibrida sebaiknya disemaikan terlebih dahulu dalam
bumbung atau koker dari daun pisang ataupun kantong plastik kecil(polybag)
berukuran 8 cm x 10 cm. Benih pare nonhibrida, termasuk jenis lokal, pada
umumnya dihasilkan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tentukan pohon induk yang unggul (diinginkan)
2. Pelihara buah yang paling baik dan berukuran besar hingga matang (tua) di
pohon
3. Petih buah tua (matang), kemudian belah buah tersebut untuk diambil biji-biji
yang baik
6
4. Cuci biji dengan air bersih untuk membersihkan lendir-lendir yang menempel
pada biji sambil melakukan seleksi biji yang baik
5. Kering anginkan biji di tempat yang teduh selama beberapa waktu hingga
kadar air biji berkisar antara 12% - 14%
6. Masukkan biji ke dalam wadah atau botol berwarna dan ditutup rapat-rapat
7. Simpan biji di tempat yang kering dan bersih atau langsung ditanam
(Rukmana,1997).
Ada dua jenis benih yang dapat dipakai untuk penanaman pare. Jenis
pertama adalah benih/ biji yang langsung ditanam dilapang dan yang kedua adalah
benih yang telah melalui proses persemaian. Pemakaian kedua jenis ini tergantung
pada musim dimana penanaman akan dilakukan. Kalau penanaman dilakukan
pada musim penghujan lebih baik penanaman dilakukan dengan menggunakan
benih/ biji langsung, karena daya tumbuh benih dilapang pada kondisi tersebut
dapat baik. Sedangkan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau
sebaiknya penanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disemai
terlebih dahulu, karena akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam
dilapang. Benih sebaiknya ditanam berasal dari tanaman yang sehat, kuat dan
mempunyai tingkat produktifitas yang tinggi. Untuk itu disarankan memakai
benih yang telah berlabel yang telah direkomendasikan oleh Balai Pengendalian
Mutu dan Sertifikasi Benih. Jumlah kebutuhan benih dilapang sebaiknya ditambah
10% dari kebutuhan normal. Misalnya kebutuhan benih untuk 1 Ha dengan jarak
tanam 1 x 1 meter lebar guludan 150 cm, panjang guludan 10 meter, maka
kebutuhan benih yang direkomendasikan sebanyak 9735 biji. Jadi jumlah benih
yang harus disediakan sebanyak 9735 + (10% x 9735) =10.708 biji atau 2,141 Kg
(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, 1996).
2.8.2 Pengujian Daya Kecambah Benih
Menurut Rukmana (1997), cara pengujian daya kecambah biji, mula-mula
biji direndam dalam air hangat kuku selama 15 menit atau air dingin selama 2
jam. Kemudian tebarkan dalam kain atau kertas tissu basah yang dialasi lembaran
plastik. Kain atau kertas tissu berisi biji pare digulungkan untuk disimpan di
tempat yang lembab selama 5-7 hari. Amati (periksa) biji pare yang berkecambah.
7
Bila daya kecambah biji mencapai 90% atau lebih, berarti biji tersebut layak
ditanam.
2.9 Penanaman
Penanaman dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama benih/ biji
langsung ditanam dan cara kedua benih disemaikan terlebih dahulu ditempat
terpisah sampai benih tersebut tumbuh beberapa helai daun, baru di pindah
dilapang.
2.9.1 Penanaman Cara Langsung
Setelah lubang tanam dibuat dengan ukuran 25 x 25 x 25 cm dan telah
diberikan pupuk kandang yang telah matang, masukkan benih/ biji pare kedalam
lubang tanam tadi sedalam kurang lebih 3-4 cm, lalu tutup kembali dengan tanah.
Pada waktu bersamaan dimasukkannya benih/ biji pare kedalam tanah, masukan
pula furadan kira-kira sejumput (temukan antara ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah) untuk mengambil furadan tersebut. Pemberian furadan tersebut
dimaksudkan untuk melindungi benih/ biji dari serangan nematoda dan cacing
tanah serta hewan lainnya. Penanaman telah disesuaikan dengan jarak tanam yang
telah dibuat tadi pada saat pengolahan tanah yaitu 75 cm x 75 cm atau 1 m x 1 m
dalam guludan. Untuk menjamin benih/ biji tumbuh dengan baik, lakukan
penyiraman disekitar tanaman. Penyiraman selanjutnya sangat tergantung pada
kondisi cuaca. Apabila banyak terjadi curah hujan maka tanaman sebaiknya tidak
perlu disiram. Apabila dalam keadaan kurang hujan atau bahkan sama sekali
kering, tanaman harus disiram dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
2.9.2 Penanaman Cara Tidak Langsung
Cara penanaman tidak langsung ini, benih/ biji disemai terlebih dahulu. Ada
2 cara persemaian, yaitu memakai kotak persemaian dan menggunakan tanah
persemaian terpisah.
1. Persemaian dikotak
Membuat kotak persemaian yang terbuat dari papan dengan ukuran
panjang 5 meter, lebar 2 meter dan tinggi 15 cm. Masukkan tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Aduk hingga rata. Tanam benih/
biji pare dengan ukuran 2 x 2 cm. Sebelum ditanam biji direndam dengan
menggunakan atonik 2 cc/ liter selama 10-15 menit. Angkat benih pare yang
8
telah tumbuh kira-kira yang telah berumur kurang lebih 10 hari kedalam
polybag kecil atau wadah yang terbuat dari daun pisang. Setelah berumur 15
- 20 hari atau bibit pare mempunyai 3 helai daun baru pindahkan atau bibit
siap untuk ditanam dilapang.
2. Persemaian di Lapang
Membuat bedengan dengan ukuran 1,5 meter x 4 meter dan cangkul tanah
bedengan tersebut sedalam 30 cm. Campurkan tanah yang ada dalam
bedengan tersebut dengan 40-50 Kg pupuk kandang dan ditambah 0,5 Kg
Tsp lalu aduk hingga rata. Buat naungan dari rumbia dengan tinggi tiang 1
meter disebelah timur dan 0,75 m disebelah barat. Tanam biji pare seperti
yang dilakukan pada persemaian dikotak kayu. Selanjutnya perlakukan
sama seperti apa yang dilakukan pada persemaian dikotak kayu.((Instalasi
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, 1996).
9
III. METODOLOGI PENELITIAN
10
3.3 Alat dan Bahan
Bahan bahan yang digunakan adalah benih pare, media semai (tanah dan
pupuk kandang kambing), cocopeat, air, kertas CD folio, plastik. Sedangkan alat
yang digunakan adalah tempat pemotong media semai, gergaji, nampan bambu,
kertas koran, nampan plastik, mangkok plastik, pemotong kuku, germinator,
steples, plastik label, gembor, penggaris, buku dan bolpoin.
3.4 Cara Kerja
Pembibitan tanaman pare (Momordica charantia L.) meliputi kegiatan
presowing, sowing, pemeliharaan sampai dengan transplanting.
1. Presowing
Melakukan kegiatan mulai dari penyiapan benih, pembuatan media tanam
hingga melakukan pemeraman benih. Pembuatan media tanam menggunakan
bahan tanah, pupuk kandang kambing, dan cocopeat serta media berbentuk sosis.
Pemeraman benih dilakukan sesusai dengan karakter benih, untuk benih pare
dilakukan selama 3x24 jam.
2. Sowing
Melakukan kegiatan persemaian benih yang telah diperam ke media semai
(sosis).
3. Pemeliharaan
Melakukan kegiatan penyiraman 2 kali sehari dan melakukan sortasi untuk
benih yang tidak tumbuh dan bibit abnormal.
4. Transplanting
Transplanting atau penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari dan bibit
telah berumur kurang lebih 7 hari setelah semai (HSS).
3.5 Metode Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan di tempat pembibitan (nursey) di PT. Benih Citra
Asia Jember. Pengamatan dimulai dari tanggal 31 Januari hingga 7 Februari 2017
atau selama 7 hari sesuai dengan umur bibit tanam yang digunakan di PT. Benih
Citra Asia Jember. Perlakuan yang diberikan adalah pemeraman dan skarifikasi.
Skarifikasi yang dilakukan yaitu dengan cara melukai kulit (cracking) biji dengan
menggunakan pemotong kuku. Adapun kombinasi perlakuan yang diberikan
meliputi benih non peram (langsung disemai) tanpa dicracking (P1K1), benih non
11
peram dicracking (P1K2), benih diperam tanpa dicracking (P2K1), benih diperam
dicracking (P2K2) dengan masing-masing populasi sebanyak 75 benih. Variabel
yang diamati adalah daya tumbuh (viabilitas) benih.
12
IV. PROFIL INSTITUSI MITRA
13
lebih tinggi, umur genjah, toleran hama penyakit, tahan cuaca dan transportasi
jarak jauh serta kemudahan dalam budidaya.
Produk Bintang Asia di produksi dan diproses dengan pengawasan ketat
dari Quality Assurance baik di area produksi maupun di area pabrik dengan
melakukan pengujian mutu benih di laboratorium dan di lapangan untuk
memastikan bahwa benih yang kami pasarkan telah memenuhi jaminan mutu yang
baik.
Sebagai wujud meningkatkan mutu dan pelayanan kami terhadap kepuasan
pelanggan, PT. Benih Citra Asia telah mendapatkan Sertifikat Sertifikasi Sistem
Manajemen Mutu Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura No. 10 LSSM
BTPH dari lembaga sertifikasi sistem mutu benih tanaman pangan dan
Holtikultura, Direktorat Jederal Tanaman Pangan dan Direktorat Jedral Tanaman
Holtikultura yang menunjukkan pelakuan terhadap mutu produk Bintang Asia
sesuai standart ISO 9001:2008.
Produk Bintang Asia lebih terjamin legalitasnya karena logo, merek, nama
produk dan desain kemasan dipatenkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI pada Direktorat Jederal Hak Kekayaan Inteltual. Produk-produk PT.
Benih Citra Asia telah terdaftar di Departemen Petanian RI dan mendapatkan SK
Menteri Pertanian. Produk Bintang Asia di lindungi Undang-Undang
perlindungan varietas tanaman No. 29 tahun 2000.
PT. Benih Citra Asia masih dapat berpeluang berkompetisi dalam kualitas
produk dengan perusahaan asing (besar) karena PT. Benih Citra Asia salah satu
perusahaan yang memiliki kapasitas udang berteknologi tinggi dan kelengkapan
aspek bisnis dari hulu ke hilir. Kepercayaan pelanggan dan dukungan plasma
petni mitra yang tersebar di wilayah jawa timur dan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) PT. Benih Citra Asia akan mampu menyediakan benih secara
kualitas, kuantitas dan berkesinambungan.
14
4.1 Visi dan Misi PT. Benih Citra Asia
4.1.1 Visi
Mewujudkan kebangkitan perbenihan nasiaoanl sebagai sumber varietas
unggul di dunia dan peningkatan kesejahteraan petani dengan meningkatkan
kualitas produk pertanian yang ramah lingkungan, serta selaras dengan nilai-nilai
keagamaan.
4.2.2 Misi
1. Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang memiliki
daya saing serta sesuai permintaan pasar.
2. Memproduksi benih atau bahan pertanaman dengan memberdayakan petani,
kelompok tani yang saling menguntugkan.
3. Membentuk karakter sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan
dalam bidang pekerjaannya masing-masing.
Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap petani dalam usaha tani agar
mampu bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.
4.2 Kebijakan Mutu
PT. Benih Citra Asia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertanian khususnya industri benih Holtikultura, mempunyai komitmen untuk
memenuhi persyaratan pihak yang berkepentingan dengan sasaran sebagai
berikut:
1. Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai
daya saing serta ramah lingkungan.
2. Memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas
unggul yang bermutu tinggi sesuai dengan perundangan yang berlaku.
3. Melakukan perbaikan terus menerus untuk menjamin kesesuaian dengan
persyaratan dan kebutuhan pelanggan melalui penerapan sistem manajemen
Mutu ISO 9001:2008
Kebijakan mutu ini akan selalu ditinjau untuk menjamin kesesuaiannya melalui
rapat tinjauan manajemen dan harus dipahami oleh seluruh personal dalam
organisasi serta dijadikan kerangka kerja dalam penetapan dan peninjauan Sasaran
Mutu.
15
4.3 Sasaran Mutu
Melakukan kegiatan pemuliaan tanaman khususnya holtikultura (Plant
Breeding) yang mempunyai daya saing, ramah lingkungan serta sesuai
permintaan pasar.
Memproduksi benih/bahan pertanaman dengan memberdayakan petani,
kelompok tani yang saling menguntungkan.
Membentuk karakter sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan
dalam bidang kemampuan masing-masing.
Memastikan dan menjamin produk yang dipasarkan telah memnuhi standar
mutu sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap petani dan usaha tani agar
mampu bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.
Guna mendukung pencapaian Sasaran Mutu diatas, maka pada masing-masing
Divisi dibuat sasaran Mutu PT. Benih Citra Asia (BCA) ini.
4.4 Sertifikasi ISO 9001:2008
PT. Benih Citra Asia merupakan salah satu perusahaan benih di Indonesia
yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 : 2008. Sertifikasi ini telah didapat
sejak tahun 2010. Menurut Muhandari dan Kadarisman (2006), ISO 9001
berfokus pada keinginan dan harapan konsumen: salah satu harapan konsumen
adalah mendapatkan produk yang aman. SNI ISO 9001 menentukan persyaratan
sistem manajemen mutu yang dapat dipakai untuk aplikasi internal oleh
organisasi, atau untuk sertifikasi, atau untuk tujuan kontrak. Standar tersebut
difokuskan pada keefektifan sistem manajemen mutu dalam memenuhi
persyaratan pelanggan (BSN, 2008). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa PT. Benih Citra Asia telah menerapkan sistem manajemen mutu pada
seluruh elemen perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi keinginan konsumen
atas produk yang aman.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mendapatkan
sertifikasi ISO 9001:2008 antara lain: (1) mengidentifikasi proses-proses yang
diperlukan, (2) menetapkan urutan dan interaksi proses tersebut, (3) menetapkan
kriteria dan metode untuk menjamin efektifitas operasi dan pengendalian proses,
(4) memastikan ketersediaan sumberdaya dan informasi yang diperlukan untuk
16
mendukung operasi dan pemantauan proses, (5) memonitor, mengukur dan
menganalisis proses, serta (6) mengimplementasi tindakan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berkesinambungan dari proses.
Sedangkan persyaratan dokumentasi yang diperlukan oleh perusahaan, mencakup:
(a) persyaratan kebijakan dan tujuan mutu, (b) pedoman mutu, (c) prosedur-
prosedur, (d) dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memastikan efektivitas
perencanaan, operasi dan pengendalian proses, serta (e) catatan (arsip) yang
disyaratkan oleh ISO 9001.
Setelah semua persyaratan dokumen dipenuhi oleh perusahaan, maka
perusahaan mengajukan seluruh dokumen yang telah dipersiapkan kepada LSSM
Jakarta. Setelah dokumen pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 diterima oleh
LSSM, selanjutnya badan ini melakukan audit dan verifikasi ke perusahaan
bersangkutan. Apabila seluruh dokumen telah memenuhi standar minimal yang
telah ditetapkan oleh pemerintah (mengacu pada perundang-undangan hortikultura
dan perlindungan konsumen) maka sertifikasi ISO 9001:2008 dikeluarkan oleh
LSSM untuk perusahaan bersangkutan. Akan tetapi, apabila pada saat proses audit
ditemukan beberapa hal yang kurang sesuai maka perusahaan diwajibkan
memberikan bukti hasil perbaikan sebelum diterbitkannya sertifikasi ISO. Proses
pengajuan sertifikasi ISO 9001: 2008.
17
Gambar b. Proses pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008
Sertifikasi ISO 9001:2008 yang dikeluarkan oleh LSSM Jakarta untuk
perusahaan memiliki masa berlaku selama 3 tahun. Dalam masa berlakunya, akan
dilakukan audit selama enam bulan atau satu tahun sekali. Kemudian apabila masa
berlaku sertifikasi tersebut habis maka akan dilakukan pengajuan sertifikasi awal
atau disebut resertifikasi.
4.5 Ketenagakerjaan
PT. Benih Citra Asia memiliki tiga jenis ketenagakerjaan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Karyawan Tetap
18
Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah melewati masa kontrak awal
minimal 2 tahun masa kerja dan sistem penggajiannya dilakukan 1 bulan sekali
dengan tanggung jawab atas berjalannya suatau divisi.
2. Pekerja Borongan
Pekerja borongan dalam PT. Benih Citra Asia merupakan pekerja yang bekeja
berdasarkan target dan penggajian dilakukan berdasarkan atas target yang telah
dilakukan dengan sistem penggajian 2 minggu sekali dalam 1 bulan yaitu pada
tanggal 1 dan 16.
3. Pekerja Hariaan Lepas
Pekerja harian lepas merupakan pekerja yang bekerja dibawah pengawasan
karyawan tetap dalam menjalankan proses produksi di lahan/farm, labortorium,
pabrik dan engenering dengan sistem penggajian 1 minggu sekali yang dilakukan
setiap hari selasa.
4.6 Fungsi Sosial
Fungsi sosial PT. Benih Citra Asia diupayakan untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan melalui peningkatan pelayanan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek). PT. Bemih Citra Asia juga memberikan jasa produksi dan
penjualan melalui bonus kepada karyawan atas dasar merkea ikut serta dalam
meningkatkan hasil produksi benih serta penjualan benih dan juga cuti apabila ada
keperluan.
PT. Benih Citra Asia juga memberikan bantuan pendidikan yang berupa
sistem praktek kerja lapang ataupun magang kerja industri bagi siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan mahasiswa tingkat Universitas dan Perguruan
Tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan sumber daya manusia. Keberadaan
PT. Benih Citra Asia juga memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya di
lingkungan sekitar yaitu berupa lapangan pekerjaan dan jaminan sosial.
4.7 Jaminan Sosial
PT. Benih Citra Asia menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan melalui fasilitas dan jaminan sosial sebagai berikut:
1. Jasa peminjaman uang bagi karyawan dan tenaga kerja dengan bungan 0%
dan tanpa jaminan dengan ketentuan yang telah di tetapkan.
19
2. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan tenaga kerja dengan pelayanan
jamsostek.
3. Pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan dan tenaga kerja
sesuai dengan ketentuan perusahaan.
4. Kegiatan rekreasi bersama karyawan dan tenaga kerja dengan sistem
akomodasi gratis dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
4.8 Legalitas Perusahaan
Akta Notaris Is Hariyanto Salwawi, SH No.3 tanggal 3 Januari 2006 SK
Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : C-10050 HT.01.01. TH.
2006. Surat Izin Usaha Perdagangan Nomor : 13.07.1.74.00626. Nomor Pokok
Wajib Pajak (MPWP) : 02.307.089.9-626.000.
4.9 Struktur Perusahaan
20
2. Vice President Director
3. Management Respresentative
4. Marketing and Development Director
5. Sed Operation Director
a. Research and Development Manager
b. PDS manager
c. Marketeing Manager
d. Stock Seed Production Manager
e. Quality Assurance Manager
f. Production Manager
g. Farm Manager
h. Plant Manager
i. HRD Manager
j. Finance Manager
4.10 Unit dan Program Kerja
1. President Director
President Director memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Membuat rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
perusahaan.
b. Bertanggung jawab penuh terhadap perusahaan baik secara legalitas,
hukum, keajiban keuangan dan seluruh kegiatan bisnis perusahaan dari
hulu ke hilir.
2. Management Respresentative
Management Respresentative memiliki tugas, wewenang dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen SMM (Sistem
Manajemen Mutu) dan bertanggung jawab terhadap kepastian kecukupan
yang disyaratkan.
b. Memastikan bahwa SMM telah ditetapkan, diterapkan dan dipelihara
sesuai dengan standart ISO 9001:2008.
21
c. Melakukan kerjasama dengan institusi atau oraganisasi lain didalam
perancangan program yang berhubungan dengan SMM.
d. Membuat rencana dan melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap
efektivitas penerapan SMM.
e. Menjaga dan memelihara kerahasiaan sistem manajemen terhadap pihak
yang tidak berkepentingan.
f. Melaporkan kinerja SMM secara berkala kepada manajemen atau pucuk
pimpinan atau Top Management untuk ditinjau dan hasil tinjauan tersebut
dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan SMM.
g. Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berhubungan
dengan SMM.
h. Bersama dengan Top Management menyusun Rencana Anggaran.
i. Mensosialisasikan kibajakan Top Management.
3. Marketing and Development Director
Marketing and Development Director memiliki tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam membuat perencanaan produk yang akan dipasarkan,
pengawasan penelitian dan pengembangan, pengujian multilokasi, promosi dan
strategi pemasaran.
4. Seed Operation Director
Seed Operation Director memiliki tugas,wewenang dan tanggung jawab
dalam melakukan koordinasi dengan manager terkait dan pengawasan serta
bertanggung jawab terhadap pemenuhan sumber benih, produksi, pengawasan
mutu dan pengujian mutu, rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia,
pengendalian infrastruktur dan lingkungan, prosesing dan pengemasan serta
keuangan perusahaan.
5. Research and Development Manager
Research and Development Manager memiliki tugas, wewenang dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada di divisi R&D.
b. Melakukan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang berkaitan
dengan perakitan varietas sesuai hasil meeting manajemen.
22
c. Melakukan pengawasan, pengarahan dan evaluasi terhadap kinerja
Breeder dan coordinator Farm.
d. Memcahkan permasalahan-permasalahan produk baik di dalam maupun di
luar perusahaan.
e. Melakukan koleksi plasma nutfah baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
f. Melakukan proses pemuliaan sesuai kebijakan perusahaan.
g. Melakukan perbanyakan benih sumber.
h. Membuat deskripsi tetua jantan, betina, tanaman F1 dan OP.
i. Membuat rekomendasi standar teknologi produksi.
j. Bekerjasama dengan PDS dalam proses penentuan calon varietas hingga
diputuskan menjadi komersil.
k. Membantu PDS dalam pelaksanaan uji multilokasi dan pelepasan varietas
pada Badan Benih Nasional Deptan Jakarta.
l. Bertanggung jawab terhadap proses Perlindungan Varietas Tanaman di
Kantor PVT Deptan Jakarta.
m. Membantu proses sertifikasi, akreditasi, serta perijinan lainnya yang
dilakukan oleh perusahaan.
n. Melakukan pembinaan terhadap bawahannya dan atau antar divisi.
o. Melakukan meeting dalam tim, antar divisi dan/atau dengan managemen.
p. Melakukan supervisi perbanyakan benih sumber di Jember.
q. Melakukan roguing terhadap tanaman baru diproduksi.
r. Membuat perencanaan keuangan dan bertanggung jawab terhadap laporan
R&D.
s. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau
perusahaan.
t. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak luar yang tidak berkepentingan.
6. Product Development Support Manager (PDS)
Product Development Support Manager (PDS) dalam pelaksanaan
memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan sesuai dengan area, varietas dan musim.
23
b. Mengumpulkan informasi mengenai karakter dan peforma varietas-
varietas PDS.
c. Mengumpulkan semua informasi mengenai segala hal yang menyangkut
kompetitor.
d. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development
(varietas lokal, varietas kompetitor, dsb)
e. Mengambil gambar tanaman PDS untuk keperluan label dan materi
promosi.
f. Membuat deskripsi tanaman (setelah mendapatkan nomor-nomor baru
baru dari R&D, yang dibutuhkan untuk merilisnya).
g. Mengumpulkan informasi mengenai sistem budidaya (pemupukan,
pestisida, dll).
h. Membuat laporan dan copynya untuk R&D Manager dan Marketing
Manager.
i. Melakukan meeting koordinasi baik dalam divisi maupun dengan divisi
lain.
j. Melakukan kontrol inventori benih PDS, mendistribusikan dan seterusnya.
k. Melakukan pengawasan uji multilokasi varietas PDS yang sudah
dinyatakan status komersil untuk kepentingan pelepasan varietas.
7. Area Marketeing Manager
Area Marketing Manager merupakan divisi yang memiliki tugas,
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan tugas-tugas lain yang telah ditetapkan, kemudian oleh atasan
atau perusahaan.
b. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak lain yang tidak bersangkutan.
c. Bertanggung jawab secara langsung kepada Marketing Manager (MM).
d. Melakukan kontrol terhadap Marketing Support dan Marketing Executive
atas Job description yang telah ditentukan leh perusahaan.
e. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari dan melaporkan setiap
kegiatan serta rencana kegiatan secara periodik sesuai ketentuan yang
berlaku.
24
f. Melakukan negoisasi dengan pihak terkait untuk program-program yang
strategis dalam upaya meningkatkan Demand, berkoordinasi dengan
Marketingxecutive.
g. Bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak
terkait dengan peningkatan demand produk seperti kelompok tani, dealer,
dinas terkait dan ihak-pihak lain, berkoordinasi dengan Marketing
executive.
h. Mengkoordinasi Marketing Executive dalam membuat rencna penjualan
dalam memantau serta mengontrol Collection Sales yang dilakukan oleh
Marketing Executive.
i. Mengumpulkan serta melaporkan data-data sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku.
j. Senantiasa menjaga hubungan kerja dan melakukan koordinasi secara baik
dengan anggota tim dalam divisinya maupun dengan bagian lain yang
terkait di dalam PT. Benih Citra Asia demi tercapainya tujuan perusahaan.
k. Memberikan semua informasi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
Area Marketing Manager kepada Marketing Manager.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasannya dan atau
Marketing Manager untuk mendukung terhadap fungsi dan tugas divisi
Marketing secara umum.
m. Mengkover area-area yang tidak terjangkau secara efektif oleh Marketing
Executive di wilayah menjadi tanggung jawabannya.
n. Menjajaki dan menindak lanjuti proyek-proyek di wilayah kerjanya.
o. Melakukan survei pasar dan bertindak sebagai Market Inteligence dalam
upaya mendapatkan data akurat untuk mendukung strategi perusahaan
secara keseluruhan.
p. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
q. Bersedia setiap saat untuk di tempatkan dimana saja.
8. Marketing Manager
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada Marketing and Developmen
Director.
25
b. Melakukan control terhadap Marketing Support, Marketing Executive dan
Area Marketing Manager atas Job Deskription yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari dan melaporkan setiap
kegiatan serta rencana kegiatan secara periodik sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Melakukan negoisasi dengan pihak terkait untuk program-program yang
strategis dalam upaya meningkatkan Demand.
e. Bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak
yang terkait baik internal maupun eksternal.
f. Melakukan control terhadap Marketing Executive dalam membuat
rencana penjualan dalam memantau serta mengontrol Collection sales
yang dilakukan oleh Marketing Executive.
g. Mengumpulkan serta melaporkan data-data sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku.
h. Senantiasa menjaga hubungan kerja dan melakukan koordinasi secara
baik dengan anggota tim dalam divisinya maupun dengan bagian lain
yang terkait di dalam PT. Benih Citra Asia demi tercapainnya tujuan
perusahaan.
i. Memberikan semua informasi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
Marketing Manager kepada Marketing Development Manager.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasannya untuk
mendukung terhadap fugsi dan tugas Divisi Marketing secara umum.
k. Meng-cover area-area yang tidak terjangkau secara efektif oleh Marketing
Executive dan Area Marketing Manager.
l. Menjajaki dan menindaklanjuti proyek-proyek di wilayah kerjanya.
m. Melakukan survey pasar dan bertindak sebagai Market Inteligence dalam
upaya mendapatkan data akurat untuk mendukung strategi perusahaan
secara keseluruhan.
n. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
o. Bersedia setiap saat untuk ditempatkan dimana saja.
26
9. Production Manager
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur.
b. Membuat dan melaporkan potensi wilayah produksi serta membuat sistem
produksi per kode produksi.
c. Melakukan pencapaian target produksi secara kuantitas, kualitas, efektif
dan efisien.
d. Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap Production Coordinator dan
Production Supervisor.
e. Melakukan pengamanan terhadap kebocoran, kecurangan baik buah sayur
maupun benih.
f. Membuat pelaporan perkembangan produksi, laporan bulanan dan lain-
lain.
g. Melakukan pertemuan petani, pertemuan petani kunci dan meeting
organisasi.
h. Melakukan tugas sertifikasi baik secara administratif dan di lapangan.
i. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.
j. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan kemudian oleh
atasan/perusahaan.
k. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
10. Stock Seed Production Manager
a. Melakukan pengujian kemurnian genetik terhadap benih sumber.
b. Melakukan perbanyakan benih sumber.
c. Membuat dan melaporkan potensi produksi stock seed di wilayahnya.
d. Melakukan pencapaian target produksi stock seed secara kuantitas,
kualitas, efektif dan efisien.
e. Melakukun seleksi positif dan negatif sesuai keinginan
perusahaan.Membuat pelaporan perkembangan produksi stock seed per
crop, laporan bulanan dan lain-lain.
f. Membuat deskripsi tanaman per kode produksi.
g. Melakukan supervise lahan, supervise tanaman produksi benih.
27
h. Melakukan rouging baik tetua jantan dan betina termasuk rouging tanaman
open pollinated.
i. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.
j. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau
perusahaan.
k. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
11. Plant Manager
a. Membuat perencanaan kebutuhan material packing (label, kemasan,
lakban, kardus, inner box dll).
b. Menerima order benih masuk, order pembelian atau penjualan dan
mengatur pengambilan benih masuk.
c. Melakukan kontrol terhadap proses benih masuk, pengeringan, prosesing,
pengantongan dan pelabelan, penyimpanan, pengemasan, pengiriman atau
ekspedisi.
d. Membuat bukti surat jalan, faktur pembelian, faktur penjualan, bukti
return, dll.
e. Membuat laporan inventori benih, stok benih bulky, barang jadi, material,
monitoring order.
f. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau
perusahaan.
g. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
10. Quality Assurance Manager
a. Melakukan pengujaian kemurnian genetik terhadap benih sumber.
b. Melakukan perbanyakan benih sumber.
c. Membuat dan melaporkan potensi produksi stock seed di wilayahnya.
d. Melakukan pencapaian target produksi stock seed secara kuantitas,
kualitas, efektif, dan efisien.
e. Melakukan seleksi poditif dan negative sesuai keinginan perusahaan.
f. Membuat pelaporan perkembangan produksi stock seed per crop, laporan
bulanan dan lain-lain.
28
g. Membuat diskripsi tanaman per kode produksi.
h. Melakukan supervise lahan, supervise tanaman produksi benih.
i. Melakukan rouging baik tetua jantan dan betina termasuk rouging tanaman
OP.
j. Melakukan pengamatan uji hibriditas, uji multilokasi.
k. Melakukan tugas sertifikasi baik secara administrative dan di lapangan.
l. Melakukan kontrol terhadap pengambilan sampel per lot benih.
m. Melakukan uji kemurniaan fisik, uji daya berkecambah dan uji kadar air
sesuai standart ISTA.
n. Melakukan pencatatan terhadap sampel dan melaporkan hasil uji
kemurnian fisik, uji daya berkecambah dan uji kadar air.
o. Menganalisis terhadap pengujian benih.
p. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.
q. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudiaan oleh atasan atau
perusahaan,
r. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
4.11 Pemasaran
PT Benih Citra Asia memiliki berbagai wilayah pemasaran di Indonesia,
yang dibagi berdasarkan letak geografis. Wilayah pemasaran PT Benih Citra Asia
diantaranya, Sumatera, Jawa dan Bali, serta Kalimantan. Berdasarkan informasi
yang didapatkan melalui kegiatan magang kerja, wilayah pemasaran Pulau Jawa
dibagi menjadi beberapa subwilayah (yakni dibagi berdasarkan area Provinsi).
Subwilayah pemasaran di Pulau Jawa terbagi atas Provinsi Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Provinsi Jawa Timur wilayah pemasaran ini
terbagi lagi berdasarkan pengelompokan beberapa Kabupaten/Kota. Wilayah
pemasaran JW-1, antara lain Banyuwangi, Jember, Lumajang, Situbondo, dan
Bondowoso. Mekanisme pemasaran yang dilakukan oleh PT Benih Citra Asia
adalah perusahaan menyalurkan produk-produk benih holtikulura melalui
distributor-distributor besar di masing-masing wilayah Kabupaten/Kota.
Distributor ini berupa toko-toko pertanian berskala besar. Sistemnya adalah
distributor membeli secara kontan produk yang diproduksi oleh perusahaan. Dari
29
sini lah kemudian distributor menyalurkan produk benih Bintang Asia kepada
pedagang atau kios-kios kecil (retailer), sebelum akhirnya produk sampai ke
tangan konsumen (petani). Setelah produk sampai ke tangan petani, ada tim
pemasaran khusus yang terjun ke lapang untuk mensurvei bagaimana respon
konsumen terhadap produk PT Benih Citra Asia, bagaimana posisi produk di
pasaran, bagaimana hasil panen benih, serta yang menampung segala macam
customer complain terhadap benih yang telah diproduksi dan dipasarkan oleh
perusahaan. Informasi ini kemudian dibawa kembali ke perusahaan untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan produk untuk ke depannya. Secara
singkat, alur pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
31
Gambar 3. Hasil pencucian biji Gambar 4. Sortasi benih
B. Pembuatan media tanam
Media tanam yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan bahan
organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Tanah yang baik untuk media
persemaian diambil dari bagian atas (top soil). Tanah tersebut memiliki
karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung
bermanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk
memberikan porositas yang baik.
Untuk memperkaya kandungan hara bias ditambahkan dengan pupuk
organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos.
Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan ara diayak. Struktur
yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru berkeambah
karena perakarannya masih terlalu lembut. Campurkan bagian tanah dan pupuk
organic dengan rasio 1:1 atau bias disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Cirinya, setelah diampurkan ditambahair teksturnya bisa solid (bisa dikepal
tidak ambrol) namun tida becek. Media tanam yang baik memiliki pH netral
antara 6-7 dengan kelembaban media sekitar 80-90%.
Media tanam di PT. Benih Citra Asia yang digunakan rata-rata
menggunakan media tanam sosis tanah. Penggunaan media tanam sosis tanah
dinilai praktis dan efektif untuk penyediaan media tanam dalam skala bisnis
karna mudah dan cepat. Pembuatan media tanam sosis tanah dimulai dengan
menyiapkan media tanah yang berasal dari bawah pohon bambu dan pupuk
bokasi yang sudah matang dengan perbandingan 1:1. Kemudian melakukan
penampuran media semai secara homogen. Media di sterilisasi dengan cara
menyemprot fungisida (previur N) 0.5 ml/L. memasukkan media campuran
kedalam plastic sosis yang sudah di potong-potong sepanjang 1 meter.
32
Memotong sosis atau media semai sepanjang 6 cm pada alat pemotong media
(Gambar 3), dan menata didalam nampan yang telah dilapisi kertas koran, lalu
menempatkan nampan yang telah terisi sosis di tempat persemaian.
33
Koran, kain, dan sejenisnya dengan syarat tujuan dan prinsipnya sama yaitu
bisa menjaga kelembaban sehingga benih berkecambah dengan cepat dan
seragam. Tujuan lainnya yaitu untuk memastikan benih itu dapat tumbuh yang
ditandai dengan munculnya radikula. Munculnya radikula dianggap benih
tersebut dipastikan dapat tumbuh meski tidak 100%.
Beberapa tahapan untuk melakukan pemeraman yaitu kertas CD Folio
direndam dengan air panas selama 10-15 menit. Kemudian meletakkan 3
lembar kertas yang sudah dilembabkan tadi sebanyak 3 lembar sebagai alas.
Selanjutnya benih disebar atau diletakkan diatas media kertas secara merata
dan tidak bertumpuk. Kemudian benih ditutup dengan 2 lembar kertas, lalu
kertas di gulung. Penggunaan kertas sebanyak 3 lembar dan 2 lembar tidak
menjadi aturan baku juga, Karena hal ini sesuai dengan pengalaman yang
menilah ketebalan kertas tersebut mampu menjaga kelembaban sampai benih
berkecambah. Apabila ketebalan kurang maka media peram cepat kering dan
berakibat pada kegagalan berkeambah pada benih. Setelah kertas dilipat
kemudian dimasukkan ke dalam plastic agar kelembaban tetap terjaga.
Selanjutnya meletakkan kertas yang telah berisi benih kedalam germinator
yang sudah steril dengan suhu ruangan kurang lebih 25c dan kelembaban di
dalamnya berkisar 80-90%. Untuk tanaman pare benih di peram kurang lebih
3x24 jam. Setelah benih telah berkecambah lalu benih disemaikan pada media
tanam sosis tanah yang telah di siapkan.
34
sampai tanah lembab namun tanah tidak becek. Setelah selesai disiram media
dilubangi dengan tusuk bambu untuk meletakkan benih. Selanjutnya benih siap di
tanam pada media
35
setres. Selanjutnya bibit yang telah ditanam disiram dengan air tujuannya agar
media tanam dan tanah di bedengan saling mengikat dan memperkokoh bibit.
90 85.33
80
70 64
60
50 45.33
40 34
30
20
10
0
benih tumbuh akar persentase tumbuh akar (%)
P2K1 P2K2
36
Tabel 2. Daya tumbuh tanaman pare 6 HSS
tgl jumlah jumlah daya tumbuh
perlakuan tgl semai
pengamatan populasi bibit tumbuh (%)
P1K1 31/1/2017 7/2/2017 75 25 33
P1K2 31/1/2017 7/2/2017 75 45 60
P2K1 3/2/2017 7/2/2017 75 67 89
P2K2 3/2/2017 7/2/2017 75 73 97
37
benih tumbuh benih normal
benih abnormal benih normal (%)
87 93
69 65 75 70
67
52 50
27 25 33
2 2 4 5
38
benih untuk perlakuan P2K2 di skarifikasi atau di cracking dengan alat pemotong
kuku dengan prinsip pelukaan kulit biji untuk mempercepat proses imbibisi benih.
Gambar 12. Perendaman benih Gambar 13. Pindah ke media dan di peram
Perlakuan nonperam langsung dilakukan persemaian pada media semai
sosis. Media semai sosis terlebih dahulu dilembabkan dengan menyiram dengan
air namun jangan sampai terlalu basah karena apabila terlalu basah dapat
menyebabkan benih busuk. Media semai sosis yang telah disiram kemudian
dilubangi dengan tusuk bambu lalu benih langsung diletakkan pada media.
39
Benih yang telah disemai diletakkan pada shelter (tempat pembesaran bibit)
dengan kondisi suhu sekitar 30-34C. Pengamatan dilakukan setiap hari guna
melihat perkembangan dan menghitung daya tumbuh benih. Pada hari pertama
baik perlakuan pemeraman maupun yang non pemeraman tidak terlihat perbedaan
dan perubahan yang terjadi pada kondisi benih.
40
sosis karna pada hari ketiga akar yang tumbuh dinilai cudah cukup mampu untuk
mengidentifikasikan bahwa benih tersebut mampu tumbuh dan berkembang.
41
Persentase daya tumbuh pada hari ketujuh pada perlakuan P1K1 sebesar
36%, P1K2 sebesar 69%, P2K2 sebesar 92% dan P2K2 sebesar 100%. Meskipun
pada perlakuan P2K2 daya tumbuhnya 100%, terdapat bibit yang tumbuh tidak
normal sebanyak 5 tanaman dan yang normal sebanyak 70 tanaman sehingga
persentase benih normal pada perlakuan ini sebesar 93%. Pada perlakuan P2K1
benih yang tumbuh sebesar 69 tanaman, jumlah benih normal sebanyak 65 dan
yang abnormal sebanyak 4 tanaman. Sehingga persentase benih normal pada
perlakuan ini sebesar 87%. Perlakuan P1K2 memiliki persentase benih normal
sebesar 67% dari semua benih yang tumbuh 52 tanaman, yang normal 50 dan
yang abnormal 2 tanaman. Sedangkan untuk perlakuan P1K1 memiliki persentase
benih normal paling rendah sebesar 33% dari semua benih yang tumbuh sebanyak
27 benih, benih yang normal sebanyak 25 dan yang tidak normal sebanyak 2
tanaman. Jadi berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada perlakuan
benih diperam dicracking merupakan perlakuan terbaik karena memiliki daya
tumbuh yang paling tinggi sehingga memiliki keseragaman benih yang tinggi.
Pemeraman dan skarifikasi menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas
kulit benih sehingga laju imbibisi benih meningkat. Peningkatan laju imbibisi
benih diikuti dengan penguraian cadangan makanan yang tinggi sehingga proses
metabolism berlangsung cepat dan pertumbuhan benih berlangsung lebih cepat.
42
5.4 Faktor Kerhasilan Pembibitan
Faktor yang keberhasilan pembibitan pare adalah perkecambahan biji, dan
perawatan. Karena ketika biji mampu berkecambah maka akan dipastikan biji
tersebut akan tumbuh dan berkembang. Sehingga factor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan biji merupakan kunci dari keberhasilan
pembibitan. Factor yang mempengaruhi biji dibedakan menjadi dua yaitu factor
dalam dan factor luar. Factor dalam yang mempengaruhi perkecambahan biji
diantaranya adalah tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan
penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi
perkecambaha biji adalah kelembaban, suhu, oksigen, cahaya, dan media tanam
yang digunakan.
43
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
1. Teknik pembibitan tanaman pare di PT. Benih Citra Asia terdiri dari
beberapa tahapan yaitu presowing, sowing, pemeliharaan sampai
transplanting
2. Pemeraman dan skarifikasi mempercepat proses imbibisi sehingga
mempercepat pertumbuhan benih
3. Perlakuan pemeraman dan dicracking merupakan perlakuan terbaik dalam
hal persentase daya tumbuh dan benih normal
4. Faktor keberhasilan pembibitan tanaman pare adalah perkecambahan biji
dan perawatan yang baik.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam hal melakukan pembibitan tanaman pare dilakukan
perlakuan pemeraman dan skarifikasi untuk memperoleh hasil yang seragam dan
memiliki daya tumbuh yang tinggi. Untuk selanjutnya bisa dilakukan pengamatan
tentang pengaruh posisi cracking pada benih tanaman pare.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
i ii iii
Gambar wadah pemotong media (i), nampan bambu (ii), plastik sosis (iii)
iv v vi vii vii
Gambar kertas CD Folio (iv), perendaman kertas (v), pemindahan benih pada kertas (vi),
pemeraman benih vii), alat pengukur suhu dan Rh pada germinator (vii)
Gambar tempat untuk mengirim bibit (kiri), pengangkutan bibit siap kirim (kanan)
46
P1K1 P1K2
P2K2 P2K1
Gambar bibit pare 6 HSS
P1K1 P1K2
P2K2 P2K1
Gambar bibit pare berumur 7 HSS
47