Disusun oleh:
Chusna Arifah
2016010116
Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Perencanaan Produksi
Perencanan produksi perlu dilakukan sebelum melakukan kegiatan produksi
agar biaya yang dikeluarkan dapat sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki.
1. Modal usaha
Serua Farm mendirikan perusahaannya dengan menggunakan modal awal
dari investor dan dengan modal pribadi sebesar Rp 300.000.000, dengan
pembagian modal sebesar 60 % berasal dari investor dan 40 % modal pribadi
(Nadapdap,2018). Perincian penggunaan modal yaitu digunakan untuk persiapan
lahan, dimana lahan yang digunakan sebagai kebun itu belum sepenuhnya rata,
sehingga perlu adanya penanganan. Modal digunakan untuk pembuatan instlanasi,
dan digunakan untuk membuat screenhouse. Pembukuan yang dikakukan di Serua
Farm yaitu pencatatan arus pengeluaran dan pemasukan dari kegiatan yang
dilakukan di Serua Fram. Pemasukan Serua Fram bukan hanya sekedar dari hasil
pemananen, permintaan pasar, melainkan dari penjualan bibit, nettpot yang
biasanya diminta oleh sekolah untuk pemebelajaran mengenai hidroponik, selain
itu juga pemasukan yang dimiliki dari Serua Farm yaitu dengan menerima
kunjungan-kunjungan dari pendidikan formal mapun non formal.
2. Lokasi dan Layout Tempat Bisnis
Pemilihan lokasi bisnis perlu untuk direncanakan dengan baik karena akan
berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis. Kriteria dalam memilih lokasi
salah satunya adalah tempat yang setrategis yang dekat dengan pasar. Perencanaan
produksi pada pengembangan bisnis ini menggunakan lahan kosong yang tersedia
yaitu seluas 1000 m2, instalansi yang digunakan jenis A-frame dan bed system.
Berikut layout serua farm :
P-Q P-H
R-I
P-P P-G
P-N P-E
R-G
P-M P-D JALAN
RAK
P-L P-C R-C R-D
SEMAI
P-K P-B
R-B R-E PINTU
P-J P-A RAK MASUK
SEMAI R-A R-F
B. Pengorganisasian Produksi
Kegiatan pengorganisasian produk di kebun Serua Farm agar terjaga kualitas
dan kuantitasnya dilakukan dengan cara :
a) Melakukan penyemaian sendiri di kebun Serua Farm
Penyemaian dilakuakan sendiri dari bibit yang telah dibeli dari toko pertanian,
Serua Farm melakukan budidaya dari penyemaian sampai dengan panen secara
mandiri.
b) Pembagian kerja disetiap karyawan
Kegiatan pengorganisasian tenaga kerja kebun Serua Farm yaitu terdiri dari :
1. Kepala kebun
Kepala kebun terdiri dari satu orang yang bertugas mengarahkan,mengawasi
kegiatan manajemen produksi sayuran,
2. Karyawan bagaian penyemaian
Karyawan bagian penyemaian terdiri dari satu orang, tugasnya yaitu
melakukan penyemaian dan menjaga semaian agar tumbuh dengan baik,
mengawasi dari hal-hal yang bisa mengakibatkan gagal dalam penyemaian
3. Karyawan bagian peremajaan tanaman
Karyawan bagian peremajaan bertugas mengawasi tanaman dari beberapa
kendala seperti terserang hama dan penyakit, merawat tanaman dengan
memastikan aliran nutrisi mengalir dengan baik, mencabut tanaman-tanaman
ataupun daun yang layu, menguning dan membusuk dan menjaga tanaman agar
tumbuh dengan baik.
4. Karyawan bagian produksi
Karyawan bagian produksi diampu oleh satu karyawan yang bertugas
menjaga sayuran dari segala aspek, memanen dan menyortir dan juga melakukan
pengemasan produk.
C. Pelaksanaan Produksi
Proses Produksi yang dillakukan di Serua Farm yaitu diawali dari proses
persiapan instalansi sampai kegiatan panen. Berikut proses produksi di Serua
Farm:
1. Persiapan Instalansi
Serua Farm menggunakan instalansi yang terbuat dari pipa PVC dengan 2,5
inch. Standar penggunaan pipa untuk produksi yaitu harus dibersihkan dari
kotoran seperti debu dan lumut yang dapat menghambat aliran dan penyerapan
nutrisi oleh akar tanaman. Ukuran lubang tanam dalam instalansi yang digunakan
berukuran 46 mm dengan jarak tanam untuk fase remaja adalah 10 cm sedangkan
jarak tanam utuk fase produksi 15 cm (Nadapdap,2018).
Jenis instalansi yang digunakan adalah jenis A-frame dan Bed system.
Instalansi jenis A-frame memilki jumlah lubang sebanyak 1000 lubang tanam per
unit sedangakan instalansi jenis Bed system memiliki jumlah lubang 500 lubang
tanam per unit. Kedua instalansi tersebut menggunakan teknik NFT ( Nutrient
Film Technique). Teknik tersebut menggunakan aliran tipis yang bertujuan agar
tanaman mendapatkan asupan oksigen dan aliran yang cukup (Nadapdap,2018).
2. Penyemaian benih
Penyemaian dilakukan dengan menggunakan media tanam berupa rockwool
yang berukuran 2,5 cm x 2,5 cm, yang dibasahi menggunakan air dan dicampur
dengan antracol yang berfungsi agar rockwool tidak tersearng jamur. Setelah
dibasahi rockwool dilubangi bagian sisi yang memiliki serat dan diisi dengan
benih sayuran yang akan ditanam, Setelah semua rockwool terisi hasil
penyemaiannya ditutupi dengan plastik hitam yang bertujuan untuk menjaga
kelembaban sehingga benih mudah atau cepat untuk berkecambah. Setelah benih
mulai berkecanbah yaitu sekitar dua hari plastik harus segera dibuka untuk
menghindari sayuran mengalami etiolasi yaitu pemanjangan batang tanaman.
Setelah sekitar dua hari tanaman dipindah di atas meja semai tanpa nutrisi, karena
bibit sampai berusia 1 minggu belum memerlukan nutrisi sehingga cukup disiram
dengan air untuk menjaga kelembaban pada media tanam sehingga bibit dapat
tetap tumbuh dengan baik.
3. Penanaman
Proses pemindahan bibit dilakukan pada saat bibit berumur 1 minggu tahap
selanjutnya dipindahkan ke dalam rak semai dengan aliran nutrisi sampai tanaman
berumur 14 hari. Setelah tanaman berumur 15 hari, maka tanaman sudah masuk
fase remaja dan bisa dipindahkan ke rak remaja. Setelah itu, sayuran akan
dipindahkan ke rak produksi sesuai umur panen masing-masing komoditas.
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA