Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG PENERAPAN TEKNOLOGI

ADOPSI DAN MODIFIKASI PERANCANGAN ALAT PRES PAKAN WAFER UNTUK PAKAN TERNAK

Oleh : Dyah Permatasari Rahmat Fatoni Syahril Dian Purwono

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004

ADOPSI DAN MODIFIKASI MESIN PRESS PAKAN WAFER UNTUK MAKANAN TERNAK Dyah Permatasari, Rahmat Fatoni, Syahril Dian Purwono Universitas Diponegoro, Semarang abstrak Pakan dengan bentuk kompak sangat diperlukan dengan tujuan mempermudah penanganan untuk penyimpanan dan pengelolaan. Untuk itu, dalam program karya alternatif mahasiswa melalui PKMT (Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi) telah dirancang alat pencetak wafer untuk makanan ternak yang didasarkan pada model alat pencetak genting dan paving. Penerapan teknologi tepat guna, murah dan sederhana dalam pembuatan wafer pada complete feed bertujuan menyediakan pakan berkualitas dengan daya simpan lama, meningkatkan minat dari peternak dalam budidaya ternak dengan mempermudah dalam penanganan dan penyimpanan pakan ternak..Selain itu Hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa investasi alat akan menghasilkan laba sekitar Rp 2.480.000,- per tahun dan harga rate of return (ROR) yang diberikan sebesar 39,16 % jauh lebih besar dari suku bunga bank. Berdasarkan keuntungan-keuntungan tersebut, maka nilai kelayakan investasi alat pres pakan wafer untuk makanan ternak sangat tinggi. Kata kunci : kompak, wafer, teknologi, analisa ekonomi, investasi

I. PENDAHULUAN Pengembangan peternakan melalui peningkatan populasi dan produktivitas ternak secara umum terus digalakkan oleh pemerintah sebagai suatu usaha bersama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain penyediaan pakan dalam jumlah banyak, memiliki kualitas tinggi dan kontinyu keberadaannya merupakan masalah serius yang dihadapi saat ini oleh peternak. Pengadaan pakan memang menjadi masalah tersendiri bagi petani peternak. Sulitnya pengadaan pakan mendorong petani peternak untuk mengurangi jumlah ternaknya sehingga menghambat perkembangan usaha mereka. Persoalan yang muncul tiap tahun adalah surplus pakan pada musim penghujan dan kekurangan pakan pada musim kemarau. Keadaan ini mendorong petani peternak melakukan penyimpanan pakan pada musim penghujan sebagai upaya dalam menghadapi kurangnya jumlah pakan pada musim kemarau. Namun, masalah yang dihadapi adalah teknologi penyimpanan pakan yang relatif masih sulit diterapkan dan kualitas bahan pakan yang ikut menurun selama proses pengawetan berlangsung. Teknologi yang berkembang saat ini hanya terfokus pada peningkatan kualitas pakan tanpa ada suatu upaya bagaimana melakukan penyimpanan secara

aman dengan tetap mempertahankan kualitas yang ada. Oleh karena itu, diharapkan tercipta suatu teknologi yang mengarah pada kemudahan dalam penerapannya sehingga memudahkan untuk diadopsi oleh masyarakat. Teknologi yang tercipta harus murah pada pembiayaan sehingga dapat menekan biaya produksi. Bahan yang dihasilkan harus memiliki daya simpan tinggi dengan tetap mempertahankan kualitas, hemat waktu dalam oprasional serta tidak membutuhkan tempat penyimpanan yang luas. Penyediaan pakan dalam bentuk wafer akan memudahkan peternak dalam penanganan pakan, karena pakan bentuk wafer dapat disimpan lama dengan kualitas yang masih terjaga selama proses penyimpanan berlangsung. Manfaat yang lebih luas dari penggunaan alat ini adalah dapat membantu meningkatkan minat petani-peternak untuk mengembangkan usaha budidaya ternak mereka. Namun, terdapat kendala dalam pembuatan pakan bentuk wafer, yaitu belum berkembangnya alat pengepres wafer dengan baik. Pembuatan alat akan lebih maksimal bila kita mampu mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan dari suatu alat yang telah ada kemudian mengembangkannya agar dapat diperoleh alat yang memiliki nilai lebih. Pembuatan alat press mengarah pada adopsi dan modifikasi alat press sebelumnya yang banyak berkembang pada industri bangunan diantaranya alat press genting dan paving blok Harapan kami dari alat ini adalah dapat membantu masyarakat khususnya petani-peternak, serta mendukung kami dalam menyajikan suatu karya teknologi yang bagi kami sendiri akan sangat berperan sebagai bekal untuk mendukung pengembangan ilmu dan usaha di masa datang. II. DASAR TEORI A. Alat Pengepress Alat ini bekerja dengan memanfaatkan gaya tekanan yang diakibatkan oleh gerakan ujung dongkrak hidraulik yang terus memanjang. Semakin kecil luas permukaan bidang sentuhan antara ujung dongkrak hidraulik dengan luas permukaan alat pengepress maka tekanan yang dihasilkan semakin besar. Hal ini sesuai dengan ketentuan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang sentuh dan sebanding dengan gaya tekan yang diperlukan (Sears dan Zemanskky, 1962).

P=

F , dimana A

P : tekanan F : gaya tekan A : luas bidang sentuh

Mekanisme kerja tuas dongkrak hidraulik yang bergerak naik-turun akan digerakkan dengan putaran roda, dimana pangkal tuas yang berhubungan dengan tuas dongkrak dipasang pada pinggiran roda. Roda ini dihubungkan dengan roda lainnya yang memiliki diameter lebih panjang. Kedua roda dihubungkan dengan sabuk karet. Putaran roda gigi yang memiliki diameter lebih pendek akan lebih

cepat bila dibandingkan dengan putaran roda yang memiliki diameter lebih panjang. v v v Bila = , dan r1 > r2, maka : < atau 1 < 2 r r1 r2 (Sears dan Zemanskky, 1962) B. "Complete Feed" dan Pengolahannya

"Complete feed" merupakan campuran beberapa bahan pakan dengan imbangan protein kasar dan serat kasar yang diberikan pada ternak secara bersama-sama. Pada ternak ruminansia umumnya "complete feed" merupakan campuran antara hijauan dan konsentrat dalam bentuk "mash" dengan hijauan yang berkualitas baik. Bentuk dari "complete feed" bermacam-macam, ada yang berbentuk wafer, pellet, atau mash. Pellet ransum yang tinggi akan hijauan cenderung akan meningkatkan pertambahan bobot badan per hari, sedangkan pellet yang keseluruhannya hanya biji-bijian saja kurang baik untuk penggemukan (Parakkasi, 1999). Pemberian pakan pada sapi perlu suatu tetapan imbangan hijauan dan konsentrat. Hal ini dilakukan untuk peningkatan efektivitas mikrobia rumen dalam mencerna serat kasar. Pemberian konsentrat lebih besar dari hijauan bertujuan untuk meningkatkan produksi asam propionat yang merupakan prekursor lemak tubuh (Tillman, 1998). Prosesing bahan pakan digunakan untuk meningkatkan daya guna bahan pakan tersebut. Grinding dan chopping adalah proses produksi yang bisa dilakukan dalam pembuatan "complete feed" untuk ternak ruminansia. Grinding (penggilingan) dilakukan untuk memperkecil partikel bahan sehingga bahan yang dihasilkan halus. Chopping (pemotongan) dilakukan pada bahan pakan hijauan untuk memperkecil ukuran hijauan yaitu 3-5 cm (Parakkasi, 1999). Wafer adalah bahan pakan yang mengalami proses pengeringan secara tepat sehingga kadar air tinggal 9-12 %, kemudian ditekan dengan tekanan tinggi untuk dibentuk blok (Wardhani et al.,1989). Pada pembuatan wafer digunakan bahan perekat agar dihasilkan wafer yang kompak dan densitasnya tinggi. Tetes sebagai bahan perekat berbentuk cairan hitam atau coklat kemerah-merahan, mengandung energi tinggi, dapat menurunkan sifat berdebu, pembawa (carrier) liquid formulation dan dapat meningkatkan palatabilitas ternak karena rasanya yang manis (Parakkasi, 1999).
III. METODOLOGI PELAKSANAAN

Pelaksanaan program terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama adalah pembuatan alat pres pakan wafer, meliputi : pemilihan bahan berupa besi, plat aluminium, dongkrak hidrolik, roda/puli, motor listrik, engsel dan pegas tarik. Pemilihan alat pengerjaan berupa mesin las listrik, mesin bubut, mesin pemotong besi dan mesin pengefraisan. Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan komponen alat dan merangkai komponen-komponen alat. Proses perancangan dan pembuatan alat pres pakan ternak ini mengalami beberapa kali modifikasi ulang. Hal ini bertujuan supaya didapatkan alat pres yang mempunyai kemampuan optimum.

Selain itu, diharapkan dasar dan tujuan penelitian ini bisa tercapai., yaitu terciptanya suatu alat yang dapat difungsikan sebagai alat pres pakan wafer dengan biaya murah, faktor keamanan tinggi, pengoperasian dan perawatan yang mudah, umur alat yang lama serta kapasitas produksi tinggi. Tahap kedua adalah pengujian alat, meliputi : Pembuatan formulasi ransum sapi dengan pemilihan bahan pakan berupa dedak padi, jagung, bungkil kedelai dan tetes. Pemilihan alat pengerjaan berupa chopper, grinder dan mixer. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan formulasi "complete feed", pembuatan wafer dan uji fisik organoleptis pada produk yang dihasilkan. Materi dan komposisi bahan pakan yang digunakan adalah tepung biji kedelai 46,36 %, Tetes 19,87 %, jagung kuning 16,56 %, dedak halus 16,56 % dan mineral mix 0,67 %.

Gambar 4. Rancangan Alat Press Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. Rangka Utama Dongkrak Hidrolik Pegas Tarik Plat Penekan Plat Tambahan 6. 7. 8. 9. 10. Rumah Cetakan Alas Cetakan Bak Penampung Puli Motor Listrik

IV. ANALISA EKONOMI

Ada beberapa variabel yang mempengaruhi layak tidaknya alat ini untuk investasi. Parameter yang dimaksud antara lain harga bahan pakan, kapasitas produksi, biaya produksi total, harga pokok penjualan dan laba yang diperoleh. Selain itu tolok ukur utama kelayakan investasi alat ditentukan oleh nilai rate of return (ROR) dari alat itu sendiri. Dimana ROR menyatakan tingkat bunga yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan semua pemasukan pada suatu periode tertentu.
Jumlah (kg) 0,50 0,50 1,40 0,60 0,02 3,02 Harga (Rp/kg) 2.500 1.000 2.000 1.000 2.500 Harga Ransum (Rp) 1.250 500 2.800 600 50 5.200 1.700

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Bahan Pakan Jagung kuning Dedak halus Tepung biji kedelai Tetes Suplement Jumlah Rata-rata

Tabel 1. Daftar harga bahan pakan

A. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan dasar pertimbangan utama dalam proses design alat pres ini. Dimana kapasitas produksi di sini dinyatakan sebagai jumlah produk yang dapat dihasilkan dalam satuan kilogram setiap tahunnya. Kemampuan alat pres ini adalah menghasilkan 2 kg ransum dalam tiap satu kali angkatan atau sekali pres. Dimana jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap angkatan adalah 5 menit, artinya dalam tiap jam dihasilkan 12 angkatan. Sedangkan dalam satu harinya terdapat 8 jam kerja. Berdasarkan data-data tersebut maka diperoleh kapasitas produksi setiap harinya yaitu : 192 kg/hari

KP = 2 kg/angkatan x 12 angkatan/jam x 8 jam/hari = 192 kg/hari Masa kerja operator tiap tahunnya dapat dihitung sebagai berikut : Masa kerja = 6 hari/minggu x 4 minggu/bulan x 12 bulan/tahun = 288 hari/tahun (asumsi : tanpa memperhitungkan adanya hari libur nasional) Kapasitas produksi setiap tahunnya dihitung dengan mengalikan kapasitas produksi setiap hari dengan jumlah masa kerja selama satu tahun. Akhirnya diperoleh harga kapasitas produksi sebesar 55.296 kg/tahun.
B. Biaya produksi total Biaya produksi total terdiri dari empat komponen yaitu : 1. Biaya produksi

Biaya produksi ini dihitung dengan cara mengalikan jumlah harga ransum rata-rata tiap kilogramnya dengan kapasitas produksi alat pres tiap tahunnya. Sehingga diperoleh harga sebesar Rp 94.003.200,- /tahun. B. produksi = Rp 1.700 /kg x 55.296 kg/tahun = Rp 94.003.200,- /tahun.
2. Biaya listrik Diketahui jumlah beban listrik yang digunakan oleh motor listrik adalah 850 watt, sedangkan harga listrik PLN sekitar Rp 500,- tiap kwh-nya. Oleh karena itu, setiap tahunnya beban biaya listrik yang didapat sebesar = 850 watt x Rp 500,- / kwh x 8 jam/hari x 288 hari/tahun = Rp 979.200,- /tahun. 3. Biaya tenaga kerja Perlu diketahui bahwa untuk mengoperasikan alat pres ini cukup dengan hanya memanfaatkan tenaga satu orang saja.selain itu dengan memperhatikan faktor Upah Minimum regional (UMR) sebesar Rp 25.000,- setiap harinya, maka diperoleh jumlah biaya tenaga kerja tiap tahunnya, yaitu sebesar = Rp 25.000,- / hari x 288 hari/tahun = Rp 7.200.000,- /tahun. 4. Biaya perawatan Mengingat komponen-komponen alat pres pakan ternak ini, hampir semuanya memiliki tingkat umur yang lama, maka biaya perawatan diasumsikan hanya untuk preventive maintenance, yaitu perwatan rutin yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan jangka panjang pada alat pres ini. Tindakan overhaul menjadi faktor yang kurang di pertimbangkan, karena frekuensi atau kemungkinan terjadinya sangat jarang (sifatnya accidental). Karena sifatnya hanya preventive maintenace, maka jumlah biaya perawatan diasumsikan sebesar Rp 200.000,- setiap tahunnya.

Berdasarkan keempat komponen biaya di atas maka jumlah biaya produksi total (BPT) adalah sebesar Rp 102.382.400,- /tahun.
C. Harga Pokok Penjualan (HPP) Harga pokok penjualan dihitung berdasarkan biaya produksi total dibagi dengan kapasitas produksi tiap tahunnya. Rp 102.382.400,- /tahun : 55.296 kg/tahun = Rp 1.852,- /kg D. Penjualan Jumlah total penjualan selama satu tahun dihitung berdasarkan hasil kali antara harga jual produk terhadap kapasitas produksi tiap tahunnya, yaitu : Rp. 1.900,- /kg x 55.296 kg/tahun = Rp 105.062.400,- /tahun. Hal ini terwujud dengan mengasumsikan beberapa variabel yaitu : a. Harga jual produk adalah Rp 1.900,- /Kg (hal ini sebenarnya tergantung pada produsen dan perkembangan pasar), b. Semua produk yang dihasilkan terjual habis, c. Dianggap tidak ada produk yang cacat selama masa produksi.

E. Laba Laba akhir yang diperoleh dihitung dengan cara mengurangkan biaya produksi total terhadap total penjualan selama satu tahun, yaitu : Rp 105.062.400,/tahun - Rp 102.382.400 /tahun = Rp 2.680.000 ,- /tahun F. Depresiasi Alat Pres Pengertian depresiasi adalah penurunan nilai suatu properti atau aset karena waktu dan pemakaian. Nilai depresiasi alat press pakan wafer ini diasumsikan sebesar Rp 200.000,- /tahun, yaitu diambil dari besarnya biaya perawatan preventive tiap tahunnya. G. Nilai Jual Alat Nilai jual alat dihitung dengan menggunakan rumus depresiasi garis lurus (straight line depreciation). PS D= ,atau S = P (D N ) N

Dimana D = Depresiasi, N = Jumlah tahun, P = Harga beli dan S = Harga jual.sehingga untuk pemakaian alat selama 5 tahun akan diperoleh harga jual akhir sebesar, S = Rp 2.500.000,- (Rp 200.000,- /tahun x 5 tahun) = Rp 1.500.000,H. Rate Of Return (ROR) Rate of return (ROR) adalah tingkat bunga yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan semua pemasukan pada suatu periode tertentu. Atau dengan kata lain, ROR adalah suatu tingkat penghasilan yang menyebabkan nilai NPW (net present worth) dari suatu investasi sama dengan nol. Oleh karena dalam penulisan ini diasumsikan bahwa keuntungan investasi akan digunakan untuk investasi di bidang yang sama, maka digunakan analisa Internal Rate of Return (IRR). Diketahui modal awal investasi alat sebesar Rp 2.500.000,-, laba yang diterima setiap tahun sebesar Rp 2.680.000,- dan harga jual alat setelah lima tahun adalah Rp 1.500.000,-. Maka IRR dapat dihitung dengan rumus net present worth (NPW) sebagai berikut:

NPW = A(P/A, i %, 5) + F(P/F, i %, 5) P = 0


A = Rp 2.680.000,-

F = Rp 1.500.000,-

P = 2.500.000,-

Berdasarkan rumus di atas di peroleh harga IRR sebesar i = 39,16 %

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian di atas dapat diambil kesimpulan dalam dua aspek tinjauan, yaitu aspek teknis dan aspek ekonomi. 1. Aspek teknis: Penelitian tentang kemungkinan pemanfaatan dan pembuatan alat press pakan wafer untuk ruminansia baru pertama kali ini dilakukan. 2. Aspek ekonomi: Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa keuntungan atau laba akhir dalam penggunaan alat pres pakan wafer untuk ruminansia ini mencapai Rp 2,680 juta per tahun. Selain itu, nilai investasi alat pres ini mempunyai harga ROR sebesar 39,16 %. Apabila dilihat lebih lanjut harga ROR lebih besar dari suku bunga bank, mengingat suku bunga bank yang ada hanya berkisar antara 12 - 19 %. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa nilai investasi alat pres ini sangat baik.
B. Saran

Mengingat betapa pentingnya peranan pemanfaatan pakan wafer untuk ruminansia, maka perlu sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut. Sehingga diharapkan akan diperoleh informasi yang lebih akurat dan jelas. Selain itu, kemungkinan pembuatan design alat press yang lebih baik dan optimal masih terbuka lebar. Berdasarkan hasil kajian kami yang menunjukkan adanya banyak sisi keuntungan dalam pemanfaatan mesin pres ini, maka sebaiknya perlu dilakukan sosialisasi tentang keuntungan penggunaan alat pres pakan wafer di daerah sentra peternakan ruminansia.
VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Newnan G.D, Engineering Economic Analysis 3rd Ed, Binarupa Aksara Engineering Press, Inc, California, 1990. 2. Parakkasi, A, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia, UI Press, Jakarta, 1999. 3. Sears and Zemansky, University Physics 4th Ed, Addison Wesley Publishing Co. Massachusetts,1962. 4. Tillman, etc, Ilmu Makanan Ternak Dasar, Gadjah Mada University Press, Yogya, 1998. 5. Wardhani ,NK, etc, Pucuk Tebu Untuk Pakan Ternak, Badan Peneliti & Pengembangan Pertanian, Sub Balai Penelitian Ternak, 1989.

Anda mungkin juga menyukai