Anda di halaman 1dari 3

Tantangan Utama Bagi Agronomi

1. Bagaimana menghasilkan pangan dengan jumlah yang cukup, mutu yang baik, dengan harga
yang wajar bagi populasi yang terus bertambah?
2. Bagaimana meningkatkan hasil per satuan luas (produktivittas); karena perluasan areal sudah
semakin sulit?
3. Bagaimana menghasilkan lebih banyak pangan dengan menggunakan air yang lebih efisien?
4. Bagaimana menghasilkan produk pertanian yang lebih bermutu dan aman bagi konsumen?
5. Bagaimana menghasilkan produk pertanian tanpa menurunkan potensi sumber daya lahan dan
lingkungan?
6. Bagaimana memproduksi pangan yang dapat mensejahterakan petani?

Jawab:

1. Untuk masalah ketersediaan jumlah pangan, mutu yang baik dan harga yang wajar, kami
menyarankan beberapa solusi, antara lain:
a. Pengembangan sumber daya manusia.
Dengan peningkatan sumber daya manusia yang mumpuni maka produksi dan mutu pangan
dapat ditingkatkan. Pengembangan ini dapat dilakukan melalui penyuluhan, pendidikan
formal dan pelatihan.
b. Penyempurnaan kelembagaan pertanian.
Dengan adanya kelembagaan yang bagus, maka kegiatan pelatihan, penyuluhan, bahkan
hingga pemasaran dapat berjalan dengan baik. Hal ini akan meningkatkan kemampuan
petani sehingga turut meningkatkan ketersediaan jumlah pangan dan mutu yang baik
sekaligus dapat mengendalikan harga pasar agar wajar dan terjangkau.
c. Penggunaan teknologi yang tepat.
Pemilihan penggunaan teknologi akan menentukan jumlah produksi dan produktiivitas.
Contohnya dengan menggunakan peta iklim maka dapat ditentukan jenis tanaman apa yang
paling sesuai untuk daerah tersebut.
d. Pengelolaan lingkungan hidup yang produktif dan lestari.
Hal ini diarahkan agar terpeliharanya daya dukung lingkungan dengan produktivitas tinggi
secara berkelanjutanm keaneka ragaman hayati serta keseimbangan interaksi antara semua
unsur dan faktor lingkungan.
e. Penyempurnaan sistem pemasaran produk.
Perlu dilakukan pemberdayaan rantai pasar atau pemotongan rantai pemasaran. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi interaksi atau gangguan tengkulak agar harga barang bisa tetap
murah dengan mutu yang bagus. Sistem ini biasanya diterapkan menggunakan aplikasi
pemasaran, misalnya TaniHub, Agromaret dan PETANI.
f. Pembuatan kebijakan makro yang mendukung pertanian.
Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan harga pasar, menyuplai pupuk
murah dan mempermudah program pelatihan petani guna meningkatkan jumlah dan mutu
pangan.
g. Mencari sumber pangan baru.
Untuk mengatasi kelangkaan pangan perlu adanya inovasi olahan benda sebagai pengganti
pangan yang sudah umum. Misalnya pemanfaatan biji nangka sebagai pengganti tepung,
pemanfaatan biji salak sebagai tepung, pemanfaatan duri ikan digunakan sebagai bakso,
pemanfaatan bonggol pisang sebagai keripik, dan lain sebagainya. Dengan adanya produk
pengganti ini diharapkan dapat mengurangi banyaknya permintaan sehingga dapat
menekan harga pangan.
h. Meningkatkan produksi yang berkelanjutan.
Teknik pertanian ramah lingkungan dapat digunakan untuk meningkatkan produksi sekaligus
mutu pangan. Ketika jumlah barang tinggi maka besarnya permintaan (demand) akan
terpenuhi, sesuai dengan prinsip ekonomi, apabila jumlah barang tersedia dalam jumlah
banyak (supply) maka harganya pun bisa ditekan dan terjangkau.

2. Ca ra meningkatkan produktivitas pangan di areal terbatas antara lain


a. Melakukan sistem pertanian tumpang sari
Bertani secara tumpang sari adalah penanaman dua atau lebih jenis tanaman sekaligus pada
sebidang tanah yang sama dan pada hakekatnya merupakan usaha tani yang intensif
berdasarkan pemanfaatan waktu dan ruang tumbuh. (Andrews dan Kassam, 1979)
b. Mina padi
Sistem mina padi adalah sistem pemelharaan ikan yang dilakukan bersama padi di sawah
(Afrianto dan Liviawaty, 2009). Selain dapat meningkatkan mutu dan efisiensi pupuk, sistem
ini juga menghemat lahan karena dapat melakukan ternak ikan sekaligus bertani padi.
c. Hidroponik
Hidroponik adalah suatu teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Sistem
ini dapat meningkatkan produktivitas walaupun di lahan sempit karena tidak memakan
tempat. Misalnya ditaruh di rak-rak atau di pot-pot khusus.
d. Pertanian vertikal
Pertanian vertikal adalah praktik menghasilkan makanan dan obat-obatan di lapisan vertikal
yang di tumpuk, permukaan miring vertikal dan/atau terintegrasi dalam struktur lain.

3. Cara menghasilkan pangan dengan air yang efisien antara lain:


a. Irigasi Tetes
Merupakan salah satu sistem irigasi mikro yang memiliki tingkat efisiensi penggunaan air
paling tinggi dibandingkan sistem curah. Teknik ini mengalirkan air dalam bentuk tetesan
periodik pada permukaan tanah. Dengan teknik ini dapat meminimalisir air yang hilang
karena run off dan evaporasi.
b. Irigasi Sprinkler
Irigasi ini adalah suatu model pemberian air ke seluruh permukaan lahan yang akan diirigasi
dengan bantuan pipa bertekanan melalui nozzle. Sistem ini dapat mengontrol tingkat
pemberian air pada tanaman sehingga dapat mengurangi pertumbuhan vegetative dan
memperbesar peluang tanaman untuk tumbuh secara generative dimana akan
meningkatkan roduktivitas panen.
c. Penggunaan mulsa
Dengan teknik ini diharapkan dapat memperkecil kehilangan air akibat penguapan,
mempertahankan kelembapan, sekaligus mengendalikan gulma.
d. Perbaikan Kondisi Tanah (Soil Amandment)
Perbaikan kondisi tanah dapat dilakukan dengan penggemburan

4. Faktor yang mempengaruhi mutu produk pertanian adalah proses produksi, penyimpanan,
pengolahan, distribusi. Oleh karena itu untuk menghasilkan produk pertanian yang bermutu dan
aman bagi konsumen dapat dilakukan beberapa hal berikut ini, antara lain:
a. Produksi
Peningkatan mutu ditinjau dari segi produksi yaitu melalui produksi yang aman. Misalnya
menggunakan pertanian organik, meminimalisir penggunaan pestisida, dan penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan.
b. Penyimpanan
Ditinjau dari segi penyimpanan, peningkatan mutu juga dapat dilakukan. Misalnya
pennyimpanan hasil pertanian dengan kadar air yang terlalu tinggi akan mempercepat
pembusukan dan rusaknya produk tersebut. Oleh karena itu harus dilakukan proses
penyimpanan yang benar, menggunakan pengawet alami dan ramah lingkungan.
c. Pengolahan
Peningkatan mutu juga dapat dilakukan dengan cara pengolahan. Pengolahan ini tidak
hanya pada hasil produksi tapi juga pada limbah produksi. Jika limbah produksi pertanian
diolah dengan baik maka akan berguna bagi peningkatan mutu. Selain itu pengolahan hasil
pertanian juga wajib dilakukan untuk meningkatkan mutu. Misalnya pengolahan pisang
menjadi kripik, singkong jadi keripik, dll.
d. Distribusi
Distribusi juga dapat menentukan mutu dan keamanan produk pertanian. Misalnya apabila
produk pertanian mudah busuk maka harus dilakukan distribusi dengan cepat dan
pengepakan yang benar agar sampai di tangan konsumen dengan aman.

5. Cara menghasilkan produk pertanian tanpa menurunkan potensi sumber daya lahan dan
lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pertanian organik yang berkelanjutan
Pertanian organik memang tidak meningkatkan secara cepat produksi bila dibandingkan
dengan pertanian anorganik. Namun sistem ini lebih aman dan bersifat berkelanjutan, oleh
karena itu dapat menghasilkan produk optimal tanpa merusak lingkungan.
b. Penggunaan Teknologi ramah lingkungan

6. Cara memproduksi pertanian yng menyejahterakan petani:

Anda mungkin juga menyukai