Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan begitu banyak potensi sumber daya alam
yang sangat menjanjikan. Menurut Kemdikbud RI, potensi sumber daya alam laut Indonesia
sangatlah kaya dengan fakta bahwa dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan. Hasil
tangkapan ikan di laut Indonesia sendiri mencapai 6,5 juta ton per tahun.
Dikutip dari www.kabarmakassar.com, Kabupaten Bulukumba merupakan kabupaten
dengan produksi ikan terbanyak di Sulawesi Selatan per tanggal dua puluh februari 2021.
Bagaimana tidak, dengan banyaknya potensi bahari dari pariwisata hingga perikanan yang
dimiliki oleh kabupaten Bulukumba, menjadikan hal tersebut sebagai sumber mata pencaharian
yang dominan bagi masyarakat setempat.
Jumlah nelayan di Kabupaten Bulukumba pun semakin bertambah tiap tahunnya sebab
potensi kelautan kabupaten Bulukumba yang mereka yakini dapat meningkatkan tingkat harapan
hidup masyarakat setempat. Komoditas ikan sendiri tak pernah lepas dari pasar lokal setempat
sebab kebutuhan akan ikan juga selalu ada dan meningkat di Kabupaten Bulukumba.
Melihat hal ini, pemerintah Kabupaten Bulukumba tentu saja tak tinggal diam dan terus
berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini para nelayan di
Kabupaten Bulukumba, dengan harapan nekayan di Kabupaten Bulukumba dapat membantu
menggerekkan roda perekonomian.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai status quo potensi bahari Kabupaten Bulukumba,
khususnya pada bidang perikanan di atas, maka rumusan masalah pada essay ini adalah, kurang
optimalnya alur kerja hingga pengambilan hasil tangkapan nelayan Kabupaten Bulukumba,
terbukti dengan kurangnya pengadaan fasilitas dan forum diskusi nelayan dalam melakukan
smart-fishing untuk penangkapan yang efisien dan optimal, dalam rangka menghilangkan
penangkapan ikan ilegal.
Tujuan
Tujuan dari Essay ini adalah, untuk menyajikan kondisi bidang perikanan pada kabupaten
Bulukumba sebagai salah satu potensi bahari Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai salah satu aspek
vital yang menggerakkan roda ekonomi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Bulukumba,
berikut dengan permasalahan yang diuraikan dengan solutif.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Kabupaten Kepulauan Talaud mempunyai potensi sumber daya ikan yang dapat
digunakan serta memiliki potensi untuk meningkatkan pe-nerimaan daerah, kondisi wilayah
perbatasan menyebabkan terjadinya kebocoran ekonomi dari sektor perikanan ke wilayah atau
negara lain seperti Philipina. Kebocoran ekonomi meru-pakan potensi ekonomi yang hilang yang
men-jadi “korban” bagi masyarakat nelayan di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud.
Masalah pemasaran produk perikanan, kalau dilihat dari hukum permintaan dan
penawaran, menunjukkan bahwa produksi ikan sedikit atau banyak tidak menunjukan perbedaan
yang berarti bagi pendapatan nelayan. Di sisi lain, penerimaan lembaga-lembaga non produsen
yang terlibat dalam tataniaga hasil perikanan, meningkat seiring dengan peningkatan hasil
tangkapan. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kelemahan dalam sistem pemasaran, sehingga
nelayan tidak menikmati hasil yang diperoleh secara maksimal. Kondisi seperti ini dialami
sebagian besar nelayan di Kabupaten Halmahera, sehingga kegiatan perikanan tangkap selama
ini belum memberikan kotribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan nelayan apalagi sebagai
sember pendapatan daerah.
Perselisihan dua kubu nelayan di Bengkulu yaitu nelayan tradisional dan juga nelayan
pukat harimau (trawl) sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Dalam beberapa
kejadian, bahkan sampai terjadi konflik yang anarki. Pemerintah setempat pun akhirnya
memediasi kedua belah pihak menggunakan jalur diskusi yang lebih sehat agar permasalahan
dapat selesai.
Potensi di bidang perikanan di Sumatera Selatan belum digarap maksimal. Pemerintah
setempat pun akhirnya mengambil langkah awal misalnya pada Kabupaten Musi Rawas yang
telah lama menyiapkan lahan sebagai lokasi perikanan budidaya ikan indukan serta Pulau
Maspari yang rencananya akan dijadikan pusat pembenihan ikan dan udang.