ABSTRAK
Kualitas beras hasil dari panen petani sekarang ini, banyak mengalami penurunan. Faktor yang
mempengaruhi penurunan kualitas antara lain iklim yang tidak menentu, kesuburan tanah, hama, pemupukan
serta cara pengeringan. Beras dengan kualitas bagus mempunyai standar harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan beras kualitas buruk. Dengan adanya selisih harga tersebut ada upaya yang dilakukan
pedagang untuk menaikkan harga beras kualitas buruk ke beras kulitas bagus, yaitu dengan menggunakan
pemutih dari zat kimia. Hal ini tentu saja sangat berakibat buruk bagi kesehatan konsumen. Berdasarkan
permasalahan tersebut diatas maka pada artikel ini disampaikan mengenai perancangan produk yang dapat
memutihkan beras secara alami melalui alat mekanis sejenis blower yang dicangkokkan pada Rice Mill,
sehingga mampu menghasilkan keluaran beras dengan kualitas yang lebih bagus berdasarkan customer
needs. Keuntungan lain penggunaan alat yang disebut dengan alat pemutih beras ini adalah, naiknya nilai gizi
beras, karena dengan dua kali giling sudah bisa dihasilkan beras dengan standar bersih empat sampai lima
kali giling dengan Rice Mill biasa. Hal yang lain adalah perlakuan terhadap katul atau bekatul. Bila pada
Rice Mill biasa, katul yang merupakan buangan kulit ari dari beras, menyebar sampai kemana-mana sehingga
dapat menimbulkan polusi bagi operator maupun petani yang menggilingkan padinya. Maka dengan
penambahan alat pemutih beras ini, bekatul tersebut dapat disedot dan dialirkan melalui pipa yang bisa
diletakkan diruangan yang berbeda sehingga area penggilingan tetap terjaga kebersihannya, dan ruangan
yang ergonomis serta nyaman pun dapat tercipta.
Kata kunci : beras, ergonomis, kualitas, Rice Mill, sedot katul.
I. PENDAHULUAN
Kenaikan laju konsumsi beras belum Usaha penggilingan padi di Kabupaten
sepenuhnya membawa kepada peningkatan Karanganyar mulai berkembang pesat dalam 5
pendapatan petani, karena masalah besarnya (lima) tahun terakhir ini. Kepesatan usaha ini,
kehilangan hasil, mutu yang rendah dan harga didukung dengan peningkatan produktivitas
yang fluktuatif yang cenderung tidak hasil padi dengan produktivitas rerata sudah
memberikan insentif kepada petani, sehingga diatas 5 ton/ha GKP, lebih tinggi dari rerata
perlu segera dipikirkan solusinya produktivitas nasional 4-5 ton/ha. Selain itu
(Moehaimin-Sovan, 2002). didukung dengan kebijakan PEMDA
Solusi untuk memperbaiki teknologi pasca Kabupaten Karanganyar yang sangat kondusif
panen adalah menekan kehilangan panen dalam peningkatan produktivitas dan usaha
melalui inovasi teknologi pada alat RMU dengan kemudahan ijin dan cukup
penggilingan padi dengan Rice Milling Unit membantu dalam peningkatan nilai tambah.
(RMU). Tabel 1. berikut ini, menunjukkan Persaingan usaha RMU ini bersifat positif dan
rendemen beras hasil giling dengan kompetitif sehingga harga yang ditawarkan
menggunakan RMU dan dibandingkan dengan cukup menguntungkan kedua belah pihak.
alat penggiling yang lain. Kapasitas, jenis dan karakteristik RMU di
Tabel 1. Rendemen Beras Giling Menurut Kabupaten Karanganyar beragam. Hasil
Alat Penggiling (Persen) penelitian dari 3 unit RMU di Desa
Alat Penggiling Varietas Rata - Kedungjeruk disajikan pada Tabel 2. berikut
IR - 64 Muncul rata ini
1. Hutler 60,14 64,25 62,19
2. Rice Milling 60,12 65,50 63,83
Unit (RMU) 57,56 60,69 59,12
3. Penggilingan 62,96 62,93 62,93
Padi Kecil (PPK)
4. Penggilingan
Padi Besar (PPB)
Rata rata 60,69 63,33 62,01
Halaman - 29
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 19 No. 2, Desember 2013 ISSN : 1693-590x
Halaman - 30
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 19 No. 2, Desember 2013 ISSN : 1693-590x
langsung dikeringkan sampai kadar air 14%, bocor dan tidak lembab. Sebelum beras
baik melalui penjemuran atau menggunakan disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan.
alat pengering. Karung keras diletakkan diatas bantalan kayu
b. Proses Pemecahan Kulit yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm
Pada proses ini, mula-mula tumpukan untuk pengaturan aerase, tidak langsung
gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang kontak dengan lantai untuk menghindari
pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin kelembaban, memudahkan pengendalian
penggerak dan mesin pemecah kulit hama (fumigasi), serta teknik penumpukan
dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka- beras.
tutup dengan alat klep penutup. Proses
D. Identifikasi Customer Needs
pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan
Keinginan petani dan pemilik Rice
diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah
Milling Unit, dapat diakomodir melalui
kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK).
kuesioner yang kemudian di terjemahkan ke
c. Proses Penyosohan Beras
dalam parameter teknik, sebagai suatu
Proses ini menggunakan alat penyosoh
spesifikasi produk. Proses penterjemahan
tipe friksi yaitu gesekan antar butiran,
samapi dengan munculnya spesifikasi yang
sehingga dihasilkan beras yang
berupa nilai target terlihat pada matrik HOQ
penampakannya bening. Beras pecah kulit
(House of Quallity) pada Gambar 1.
disosoh 2 kali. Penyosohan pertama
menggunakan mesin penyosoh tipe kulit E. Proses Desain dan Arsitektur Perancangan.
friksi (dapat digunakan merk ICHI N 120 Langkah berikutnya setelah didapatkan
kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua spesifikasi produk maka dilakukan proes
menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N desain. Seperti terlihat pada Gambar 3
70 kg per jam). Perlu diperhatikan kecepatan
putaran untuk mencapai beras berkualitas
adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada
mesin penggerak dan menyetel katup
pengepresan keluarnya beras. Proses
penyosohan berjalan baik bila rendemen beras
yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan
derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk
mengelompokkan kelas mutu beras dapat
ditambah ayakan beras. Dianjurkan
menggunakan alat penyosoh tipe friksi karena Gambar 3. Proses desain dengan
menghasilkan kehilangan hasil selama menggunakan Autocad.
penggilingan terendah (3,14% dibanding alat
penyosoh tipe abrasive (3,54%). Sedangkan arsitektur perancangan
Usaha meningkatkan mutu beras hasil produk pemutih beras mekanik yang
giling tergantung dari produk akhir yang dicangkokkan terhadap Rice Milling Unit,
diinginkan konsumen. Ada 3 jenis preferensi ditunjukkan pada Gambar 4. berikut ini,
konsumen terhadap beras, yaitu beras bening,
beras putih dan beras mengkilap.
d. Proses Pengemasan
Beras hasil giling sebaiknya tidak
langsung dikemas, sampai sisa panas akibat
penggilingan hilang.
e. Proses Penyimpanan
Tempat penyimpanan beras yang harus
diperhatikan adalah kondisi tempat
penyimpanan harus aman dari pencurian dan
tikus, bersih, bebas kontaminasi hama
(Caliandra sp. Dan Tribolium sp.) dan Gambar 4. Arsitektur perancangan produk.
penyakit gudang, ada pengaturan aerasi, tidak
Halaman - 31
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 19 No. 2, Desember 2013 ISSN : 1693-590x
Halaman - 32