Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)

YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI


Ahmad Hanafie, A. Haslindah, Muh. Fadhli
1,2) Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas
Islam Makassar
3) Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas
Islam Makassar

Muhammad Nurfaiz
D600160110

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Berdasarkan


lapangan pekerjaannya, pada Februari 2017.
1. Pertanian = 31,86%
2. Perdagangan = 23,37%
3. Jasa kemasyarakatan = 16,82%.
4. Sektor industri = 13,31%
5. Konstruksi 5,75%,
6. Transportasi 4,57%
7. Keuangan 2,88%
8. Pertambangan 1,1%
9. Listrik, gas dan air 0,34%.

(https://economy.okezone.com/read/2017/05/05/320/1683895/31-86-penduduk-kerja-indonesia-ada-di-
sektor-pertanian)
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Mesin Combine Harverter


Sekarang ini masih banyak petani yang memakai cara manual
untuk merontokkan padi, ada yang sudah memakai alat tetapi
masih menggunakan tenaga manusia sebagai penggeraknya.
Apabila semua itu dilakukan oleh mesin maka petani akan
terbantu dan akan memperoleh padi yang dipanen lebih
banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat.
Mesin perontok padi (Combine Harveter) mempunyai
kekurangan yaitu pada bagian perontok yang menarik pada
bagian batang masih banyak batang dan daun yang terikut,
dan pada bagian bak baik pada bagian bak besar maupun p
ada bak kecil masih banyak terbuang butiran-butiran padi
akibat fungsi alat tidak bekerja secara optimal. ini tentunya
dapat merugikan para petani.

Maka dari itu perlu perbaikan dan pengembangan mesin


perontok padi (combine harverter) yang ergonomis dengan
inovasi atau pengembangan yang harus mendukung, yaitu
pada bagian pemisah antara padi dan potongan daun.
bagaimana cara merancang dengan memisahkan antara biji
padi dengan jerami, bak penampungan dan lebih ditekankan
pada penyesuai antara mesin perontok padi (combine harver
ter) yang ergonomis.
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

METODE DAN HASIL


1. Metode Perancangan Mesin dan Pemilihan Bahan
2. Metode Time Study

Metode Perancangan Mesin dan Pemilihan Bahan

Perontok Padi Bak Besar Bak Kecil


PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Metode Perancangan Mesin dan Pemilihan Bahan

Perontok Padi
Perontok adalah bagian terpenting dalam mesin perontok pada, gigi-gigi tersebut diutamakan adal
ah keuletannya oleh karena itu bahan yang dipilih adalah baja karbon High carbon steel, dengan
C 0,8 – 1,5 (%) ketebalan 0,7 mm, berdasarkan hasil laboratorium jenis bahan tersebut besi tahan
karat, tahan terhadap perubahan suhu, mudah difabrikasi sehingga mampu mencapai dibentuk se
suai yang diinginkan. Pada bagian mesin perontok padi ini diberikan tingkat kerapatan agar jerami
yang masuk dapat tertarik dengan sempurna.
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Metode Perancangan Mesin dan Pemilihan Bahan

Bak Besar
Bahan yang digunakan pada bak merupakan komponen yang ada pada yang berfungsi tempat kel
uar masuk gabah, penutup, pelindung agar gabah tidak keluar. Bahan yang digunakan untuk bak a
dalah plat besi dengan ukuran ketebalan 0,8 mm. Pemilihan pelat sebagai penutup bak ini dikaren
akan bahan memiliki tingkat kekakuan yang sangat baik. Bak besar ini menampung butiran-butiran
padi yang telah dirontokkan dan dilengkapi suatu alat tambahan yang berfungsi sebagai pengontro
l yang menandakan bahwa baik sudah penuh dan fungsi kedua yaitu untuk menarik butiran padi d
ari bak. Adapun ukuran bak besar panjang 121 cm, lebar 97 cm dan tinggi 43,5 cm.
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Metode Perancangan Mesin dan Pemilihan Bahan

Bak Kecil
Bak kecil berfungsi untuk menahan butiran-butiran padi yang terjatuh dari bak besar, ukuran bak
kecil yaitu Tinggi bagian depan 15 cm, tinggi bagian belakang 11 cm, lebar 15 cm dan panjang 130
cm
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

METODE DAN HASIL


1. Metode Perancangan Mesin dan Pemilihan Bahan
2. Metode Time Study

Metode Time Study


1. Uji Keseragaman Data
2. Uji Kecukupan Data
3. Menghitung Waktu Siklus
4. Menghitung Waktu Normal
5. Menghitung Waktu Baku
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)
YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Uji Keseragaman Data


Menurut (Darmawan, 2009) Uji keseragaman data merupakan salah satu uji
yang dilakukan pada data yang berfungsi untuk memperkeci varian yang
ada dengan cara membuang data ekstrim.
No. Uraian Rata BKA BKB
1. Mesin 1 2,34 2,62 2,06
2. Mesin 2 2,56 2,80 2,33
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)
YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah data
yang diambil sudah mencukupi dengan mengetahui besarnya nilai N’.
Data akan dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan N’ < N,
dengan kata lain jumlah data secara teoritis lebih kecil daripada jumlah
data pengamatan sebenarnya (Wignjosoebroto, 1995)

No. Mesin N N’ Ket.

1. Mesin 1 30 7,11 Cukup

2. Mesin 2 30 3,93 Cukup


PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)
YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Menghitung Waktu Siklus


Menurut (Wignjosoebroto, 2006) Waktu siklus adalah waktu antara penyele
saian dari dua pertemuan berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua
pertemuan. Dapat dikatakan waktu siklus ,merupakan hasil pengamatan
secara langsung yang tertera dalam stopwatch.
Dimana:
X = Waktu pengamatan
N = Jumlah pengamatan yang dilakukan
𝑋𝑖
𝑊𝑆 =
𝑁
70,22
=
30
= 2,34 menit
Didapatkan hasil waktu siklus dari mesin satu sebesar 2,34 menit.
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)
YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Menghitung Waktu Normal


Menurut (Wignjosoebroto, 2006) Waktu normal merupakan waktu kerja yang
telah mempertimbangkan factor penyesuaian , yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan
dengan factor penyesuaian. Sebelum melakukan perhitungan waktu normal terlebih
dahulu harus menentukan faktor penyesuaian yang diberikan kepada pekerja. Faktor
penyesuaian ini berdasarkan tabel westinghouse
Faktor Penyesuaian sebagai berikut:
Keterampilan C1 Good = 0.06
Usaha D Average = 0.00
Konsistensi C Good = 0.01
Kondisi Kerja C Good = 0.02
= 0.09
Jadi faktor penyesuaian yang diberikan kepada pekerja/operator yaitu :
P = 1 menjadi P = 1 + 0.09 = 1.09 menit.
Jadi waktu normal yaitu :
Wn = Ws x P
Wn = 2.34 x 1.09 = 2.55 menit
Didapatkan hasil waktu normal mesin satu yaitu sebesar 2.55 menit
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER)
YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Menghitung Waktu Baku


Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk memproduksi
satu unit dari data jenis produk. Untuk menghitung waktu baku terlebih dahulu
ditentukan faktor kelonggaran:
Tenaga yang dikeluarkan A2 = 6.5%
Sikap Kerja B2 = 2.0%
Gerakan Kerja C1 = 0.0%
Kelelahan Mata D2 = 6.0%
Temperatur Tempat Kerja E4 = 0.2%
Keadaan Atmosfir F1 = 0.0%
Keadaan Lingkungan G1 = 0.0%
Faktor Tak Terhindarkan = 0.2%
=14.9%

Jadi faktor kelonggaran yang diberikan kepada pekerja sebesar 14.9 %. Maka waktu
standar (WB) yaitu :
Wb = Wn + (Wn x L)
Wb = 2.55 + (2.55 x 14.9 %)
= 2.95 menit
Didapatkan hasil waktu baku dari mesin pertama yaitu sebesar 2.95 menit.
PENGEMBANGAN MESIN PRONTOK PADI (COMBINE HARVERTER) YANG
ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Hasil Perhitungan Waktu Standar


No. Mesin Ws Wn Wb
(menit) (menit) (menit)
1. Mesin 1 2,34 2,55 2,95
2. Mesin 2 2,56 2,79 3,24
Kesimpulan:
• Mesin perontok padi ini diberikan tingkat kerapatan agar jerami yang masuk dapat
tertarik dengan sempurna, Bak besar ini menampung butiran-butiran padi yang
telah dirontokkan dan dilengkapi suatu alat tambahan yang berfungsi sebagai
pengontrol yang menandakan bahwa baik sudah penuh dan fungsi kedua yaitu
untuk menarik butiran padi dari bak. Adapun ukuran bak besar panjang 121 cm,
lebar 97 cm dan tinggi 43,5 cm. Bak kecil berfungsi untuk menahan butiran-butiran
padi yang terjatuh dari bak besar, ukuran bak kecil yaitu Tinggi bagian depan 15
cm, tinggi bagian belakang 11 cm, lebar 15 cm dan panjang 130 cm.
• Waktu produksi yang dihasilkan oleh mesin 1 dan mesin 2, Mesin 1 mampu
menyelesaikan satu kali putaran dibutuhkan waktu 2,95 menit dan untuk mesin 2
yaitu sekitar 3,24 menit.

Anda mungkin juga menyukai