Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Dosen : Dr. Ir. Heri Ahmad Sukaria, M.Sc.Agr.

Praktikum Sazli Tutur Risyahadi, S.TP, MT, M.Si


MK. Manajemen Feedmill Asisten : 1. Nisa Nurmilati Barkah, S.Pt, M.Si
Praktikum 2. Mahirah Firdaus, S.Pt

PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK PAKAN DI


KABUPATEN MERAUKE

Kelompok 8/Paralel 1
Nama Anggota:

Tiara Devika D2401201038


Citra Aulia Mahrunnisa D2401201062
Tazkiya Qothrunnada AF D2401201114
Achmad Rizky NurMerizal D2401201143
Hafizha Nabila Rizqa D2401201149

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pabrik pakan ternak merupakan suatu perusahaan yang memanfaatkan
bahan baku yang berasal dari kegiatan pertanian secara luas, baik berupa limbah
ataupun hasil samping dari hasil pertanian. Produk pertanian memiliki sifat yang
musiman dan mudah rusak sehingga perusahaan pabrik pakan perlu memiliki
struktur manajemen yang baik, baik dalam manajemen ketersediaan bahan baku
(pengadaan, pendistribusian, dan penyimpanan), manajemen produksi, serta
manajemen pemasarannya, sehingga segala kegiatan dapat terlaksana dengan baik
dan lancar (Putri et al. 2017).
Menurut Alrahman et al. (2017), manajemen produksi atau operasi
menggunakan peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut
proses, perencanaan kapasitas, dan layout fasilitas serta berbagi keputusan yang
bersifat terus-menerus berkenaan dengan perencanaan, scheduling dan persediaan.
Pada dasarnya setiap perusahaan perlu melakukan peramalan permintaan (demand
forecasting), karena setiap keputusan yang diambil atau berkaitan dengan kegiatan
produksi akan mempengaruhi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Suatu
keputusan yang diambil oleh perusahaan akan selalu melibatkan pihak perusahaan
sendiri maupun konsumen dan pasar sebagai faktor eksternal.
Forecasting merupakan suatu fungsi dalam bisnis yang berusaha
memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu
dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan juga dilakukan berdasarkan
data deret waktu historis. Adapun fungsi dari forecasting, antara lain menentukan
perluasan pabrik, menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada
untuk dikerjakan, dan menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk
yang ada untuk dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada (Alrahman et al. 2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi forecasting antara lain sifat produk yang akan
diproduksi dalam jangka panjang atau pendek, metode distribusi terkait antara
perusahaan dengan konsumen, posisi perusahaan dalam pasar, tingkat persaingan
dengan memikirkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan perusahaan
dengan pesaing, serta data historis yang setidaknya diambil dari lima tahun lalu
(Indah dan Rahmadani 2018). Dalam mendesain atau merancang suatu struktur
manajemen usaha maka perlu dilakukan kegiatan forecasting atau peramalan secara
mendalam sehingga kegiatan perencanaan, penyediaan bahan baku, sumber daya
manusia, produksi, pemasaran, serta keuangan dapat terlaksana dengan baik dan
lancar.

1.2 Tujuan
Menentukan perencanaan yang tepat dalam membangun pabrik pakan ayam
petelur di Kabupaten Merauke.
II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
2.1.1 Forecasting
Tabel 1. Populasi dan potential sales ayam petelur di Kabupaten Merauke
2017 2018 2019 2020 2021

Populasi ayam
225,325 247,858 272,644 226,228 235,738
petelur
Potential sales 9,328,455 10,261,321.20 11,287,461.60 9,365,839.20 9,759,553.20

Tabel 2. Perhitungan forecasting tahun 2023 berdasarkan metode moving average,


exponential smoothing, dan Trend Linear
Forecasting MAD

Moving average/3 bulan 9,754,336.80 735,947.10


Exponential smoothing 9,011,476.45 804,136.91
Trend Linear 11,788,897.10 3,321,260.54

Tabel 3. Hasil Forecasting potential sales dan perkiraan produksi tahun 2023
Forecasting

Tahun 2023 9,754,336.80


Produksi/Bulan 812,861.40 kg
27,095.38 kg
Produksi/Hari
27.10 ton

2.1.2 Break Event Point (BEP)


Tabel 4. Perhitungan Variabel Cost
Harga Asumsi Variabel Cost

Harga pakan ayam


Rp5000 x 1000 Rp5,000,000
petelur (per kg)

Bahan baku - 40% harga pakan Rp2,000,000

Tenaga kerja - 20% harga pakan Rp1,000,000

Biaya proses - 10% harga pakan Rp500,000

Total Rp3,500,000
Tabel 5. Perhitungan kapasitas mesin pelleting
Kapasitas kecil Kapasitas besar

Kapasitas mesin 24 80
Harga mesin Rp157,233,000 Rp339,856,000
Keterangan : Kapasitas mesin = jam kerja*kapasitas mesin
Jam kerja/hari : 8 jam/hari
Kapasitas mesin kecil : 3 ton
Kapasitas mesin besar : 10 ton

Tabel 6. Perhitungan kapasitas mesin grinding


Kapasitas kecil Kapasitas besar

Kapasitas mesin 24 40
Harga mesin Rp14,150,970 Rp20,289,020
Keterangan : Kapasitas mesin = jam kerja*kapasitas mesin
Jam kerja/hari : 8 jam/hari
Kapasitas mesin kecil : 3 ton
Kapasitas mesin besar : 5 ton

Tabel 7. Perhitungan BEP kapasitas kecil dan kapasitas besar


BEP

Kapasitas kecil 114.25598


Kapasitas besar 240.09668

2.1.3 Layout
Tabel 8. Tingkat produksi pakan harian
Jenis mesin Asumsi* Jumlah (Ton)
Crumbling 98% 22
Pelleting 99% 22
Mixing 95% 23
Grinding 99% 23
* asumsi pakan yang dikeluarkan setelah diproduksi

Tabel 9. Kebutuhan mesin atau fasilitas produksi


Kapasitas Waktu tersedia Tingkat Jumlah
Proses
(ton/jam) (jam/hari) produksi Mesin
Crumbling 3 8 21.13 1
Pelleting 3 8 22 1
Mixing 3 8 22 1
Grinding 3 8 23 1
Tabel 10. Kebutuhan luas ruangan
Kebutuhan Luas
Sub Jumlah
Proses Mesin Material Allowance Total
Auxiliary Operator Total mesin
(pxl) Handling
Crumbling 1.496 2 16 2.53 22.026 33.039 1 33.039
Pelleting 2.3 5 5 2.3 14.6 21.9 1 21.9
Mixing 1.422 10 5 2.07 18.492 27.738 1 27.738
Grinding 2.25 3 2 2.3 9.55 14.325 1 14.325
Total 97.002

Tabel 11. Luas gudang pakan


Permintaan 27.10 ton
Stok 10 hari kerja
Kapasitas gudang 232

Kapasitas maksimum silo 50

Jumlah kebutuhan silo 5


Luas area silo 31.8
Kelonggaran 40% 222.60

Tabel 12. Layouting


Bloking (1 blok
Aktivitas Luas
= 10 m^2)
Crumbling 33.039 3
Pelleting 21.9 2
Mixing 27.738 3
Grinding 14.325 1
Gudang 222.6 22
Total 320 32
Gambar 1. Layout gudang pabrik pakan di Kabupaten Merauke

2.2 Pembahasan
Tahapan yang dilakukan sebelum memasuki tahap forecasting adalah
perhitungan nilai potential sales. Penentuan lokasi industri pakan tidak hanya
berdasarkan nilai potential sales saja, namun komponen lain seperti Indeks
Ketersediaan Pakan (IKP), faktor rating, asumsi faktor rating, dan penentuan bobot
menjadi faktor pertimbangan dalam penentuan lokasi industri pakan. Potential
Sales merupakan kedekatan suatu wilayah dengan pasar agar produk yang dijual
menghasilkan keuntungan yang maksimal. Potential sales diperoleh dengan
mengalikan populasi ternak dengan konsumsi pakan ternak. Nilai potential sales
terbesar berada pada Kabupaten Merauke. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah
populasi ternak yang lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten lainnya.
Komoditas ternak terbanyak di Kabupaten Merauke adalah ayam petelur.

2.2.1 Forecasting
Forecasting merupakan peramalan yang memerlukan pengambilan
data historis untuk diproses agar dapat memutuskan prediksi stok barang
yang diperlukan untuk periode selanjutnya (Solikin dan Hardini 2019).
Peramalan ini sangat berguna bagi manajemen operasional terutama bagian
produksi dalam pembuatan keputusan-keputusan terkait proses,
perencanaan kapasitas, layout fasilitas serta berbagai keputusan lain yang
bersifat kontinyu dengan perencanaan, scheduling, dan persediaan. Data
historis yang telah dihimpun oleh perusahaan dapat diproyeksikan melalui
beberapa metode peramalan. Metode peramalan yang dapat digunakan pada
suatu perusahaan, meliputi metode moving average, metode trend analysis,
dan metode exponential smoothing. Faktor-faktor yang mempengaruhi
forecasting antara lain sifat produk yang akan diproduksi dalam jangka
panjang atau pendek, metode distribusi terkait antara perusahaan dengan
konsumen, posisi perusahaan dalam pasar, tingkat persaingan.
Kriteria penting dalam peramalan yang baik dikemukakan oleh
Rusdiana (2014), yakni akurasi hasil peramalan diukur dengan hasil
kebiasaan dan konsistensi ramalan itu sendiri. Ramalan dianggap
biasa/normal jika terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan apa
yang sebenarnya terjadi. Jika margin of error dalam peramalan relatif kecil,
maka peramalan dikatakan konsisten. Biaya yang diperlukan untuk
membuat peramalan tergantung pada jumlah barang yang diramalkan.
Pada laporan ini dilakukan peramalan untuk 3 bulanan dengan
mempertimbangkan konsumsi pakan ayam petelur sebanyak 41,4 kg/tahun.
Nilai MAD dan forecasting tahun 2023 yang paling baik ditunjukkan pada
hasil perhitungan dengan menggunakan metode Moving Average, yakni
sebesar 735.947,10 dan 9.754.336,80. Nilai MAD dengan metode
Exponential Smoothing dan Trend Linear menunjukkan angka secara
berturut-turut sebesar 804.136,91 dan 3.321.360,54. Pada tahun 2023,
industri pakan diperkirakan akan memproduksi pakan ayam petelur
sebanyak 812.861,40 kg/bulan atau 27,10 ton/hari.

2.2.2 Break Even Point (BEP)


BEP adalah titik pulang pokok dimana jumlah pendapatan adalah
sama dengan total biaya (Anderson et al. 2019). Terjadinya titik pulang
pokok tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat
menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal
lainnya. Analisis BEP adalah teknik analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya, laba, dan volume penjualan atau Cost, Profit, and Volume
analysis (CPV analysis) khususnya dalam merencakan laba (Rinda et al.
2019). Hal ini mengimplikasikan bahwa perusahaan dengan volume
penjualan di bawah titik BEP akan menderita kerugian karena keuntungan
yang diterima masih menutupi biaya yang dikeluarkan.
Tujuan analisis titik impas adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas
dimana pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya
variabel dan biaya tetapnya. pada pabrik pakan di kabupaten merauke
dengan harga 5.000.000, harga bahan baku 2.000.000, tenaga kerja
1.000.000 serta biaya proses 500.000. Didapatkan nilai BEP Kapasitas kecil
yaitu 114.25598 dan kapasitas besar yaitu 237.1211768. dari Nilai BEP
tersebut disimpulkan pabrik pakan di merauke akan menggunakan alat
berkapasitas kecil untuk mendapat keuntungan.

2.2.3 Layouting/Perencanaan Tata Letak


Tata letak fasilitas merupakan salah satu masalah penting dalam
suatu sistem manufaktur maupun industri. Pengaturan tata letak yang buruk
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan berupa biaya material
handling yang besar, tidak tercapainya target produksi, bahkan menurunnya
motivasi dan kinerja operator (Apple, 1990). Perencanaan fasilitas
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses operasi perusahaan.
Perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas yang baik dibutuhkan
dalam proses perpindahan material. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat
berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi dan meminimumkan
biaya material handling (Apple, 1990).
Modifikasi tata letak dilakukan untuk mendapatkan hasil tata letak
yang terbaik dan layak secara teknis maupun ekonomi. Untuk mendapatkan
modifikasi tata letak yang terbaik sebelumnya harus ditentukan terlebih dulu
aspek apa saja yang harus dipertimbangkan. Berdasarkan kondisi tata letak
fasilitas di pabrik pakan di merauke seperti misalnya Penempatan gudang-
gudang bahan baku diharuskan dekat dengan gedung produksi. Pada layout
terpilih ini dapat dillihat penempatan gudang, gedung produksi jadi
merupakan suatu urutan yang sistematis. Penempatan urutan yang baik
dapat memacu produktivitas yang tinggi dan meningkatkan efektivitas.
Gudang pakan jadi juga didekatkan dengan gedung produksi untuk
memudahkan peletakan pakan jadi gudang harus berdekatan dengan
grinding, begitu juga pelleting dengan mixing dan grinding dengan mixing
yang Letak pada aktivitas ini berdekatan agar jarak yang ditempuh untuk
perpindahan produknya dapat diminimumkan sehingga dapat menghemat
biaya serta waktu.

III KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dari forecasting hingga pembuatan tata letak,


untuk mencapai demand pada tahun 2023 yang berkisar 2,64 ton/jam maka
dibutuhkan satu mesin kecil grinder, satu mesin kecil mixing, satu mesin kecil
pellet, satu mesin kecil crumble, dan lima unit silo dalam satu perusahaan agar
mendapatkan keuntungan. Sehingga untuk membangun suatu pabrik pakan ayam
petelur di Kabupaten Merauke memerlukan luas berkisar 320 m2.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung:
Institut Teknologi Bandung. 1990.
Alrahman Y, Mustafa K, Delvika Y. 2017. Penerapan metode peramalan produksi
dan perencanaan kebutuhan bahan baku dengan metode material
requirement planning di PT. CJ Feed Medan. JIME. 1(2): 88-96.
Dewi RI, Rahmadani E. 2018. Sistem forecasting perencanaan produksi dengan
metode single eksponensial smoothing pada keripik singkong srikandi di
Kota Langsa. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi. 2(1): 10-18.
Putri BRT, Partama IBG, Warmadewi DA. 2017. Manajemen Pabrik Pakan. Bali
(ID): Universitas Udayana.
Rusdiana. 2014. Manajemen Operasi. Bandung (ID): CV Pustaka Setia.
Rinda, C. 2019. Analisis Break Even Point Dalam Hubungannya Dengan
Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada CV . Adip Putra Utama Palembang
Solikin I, Hardini S. 2019. Aplikasi forecasting stok barang menggunakan metode
weighted moving average (WMA) pada Metrojaya Komputer. Jurnal
Informatika. 4(2).

Anda mungkin juga menyukai