Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANALISIS EKONOMI

MESIN PENGGILING DAGING

Disusun oleh:
Hidayatul Fitri (J1B014042)
Huswatun Ida Lailatun Hasanah (J1B014044)
Lalu Mulki Azimi (J1B014054)
Muh. Zainul Ikhsani (J1B014066)
Ni Kadek Elvin Artika (J1B014080)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Analisis Ekonomi Alat Penggiling Daging. Semoga laporan ini dapat
dipergunakan sabagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk dan isi dari
laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai.

Mataram, 25 Juni 2016

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka......................................................................... 3
2.1 Daging...................................................................................... 3
2.2 Penggilingan............................................................................ 3
2.3 Mesin Penggiling Daging........................................................ 3
2.4 Cara Kerja Penggiling Daging................................................. 4
BAB III Analisis Data............................................................................. 5
3.1 Analisis Ekonomi..................................................................... 5
3.2 Break Even Point (BEP).......................................................... 6
3.3 Net Present Value (NPV)......................................................... 7
3.4 B/C Ratio................................................................................. 7
3.5 Pay Back Period....................................................................... 7
BAB IV Pembahasan............................................................................... 8
BAB IV PENUTUP................................................................................. 10
4.1Kesimpulan............................................................................... 10
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keamanan suatu mesin pengolahan pangan merupakan tonggak
awal dalam pengukuran kelayakan suatu alat atau mesin dalam pasaran.
Hal ini menjadi sangat penting karena menyangkut keselamatan pengguna
dari alat atau mesin tersebut. Banyak alat atau mesin yang beredar di
pasaran . Salah satu mesin itu adalah mesin penggiling daging, yang dibuat
untuk menghancurkan daging yang digunakan untuk membuat bakso. Alat
dan mesin pengolahan pangan tidak hanya di lihat dari segi kelayakan
keamanannya saja tapi juga dilihat dari segi kelayakan ekonominya.
Analisis kelayakan ekonomi merupakan proses untuk melihat
kelayakan ekonomi dari suatau alat dan mesin. Analisis kelayakan
ekonomi sangat diperlukan dalam memulai suatu usaha, suapaya usaha
tersebut bisa berjalan dengan lancer. Dengan melihat kelayakan ekonomi
alat dan mesin , bisa diketahui alat atau mesin tersebut layak atau tidak
untuk membuka usaha.
Mesin penggiling daging merupakan mesin yang sangat penting
diketahui kelayakan ekonominya, karena semakin banyaknya orang yang
jualan bakso maka semakin banyak orang yang akan menggiling daging.
Sebelum mulai berinvestasi di mesin dan alat penggiling daging maka
perlu dilakukan analisis kelayakan ekonomi. Supaya tidak mengalami
kerugian.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui analisis ekonomi alat penggiling daging.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daging
Daging adalah otot hewan yang tersusun dari serat-serat yang sangat
kecil. Daging merupakan sel memanjang yang disatukan oleh jaringan ikat,
membentuk berkas ikatan yang pada kebanyakan daging jelas kelihatan
lemak pembuluh darah dan urat syaraf. Potongan daging bila diamati secara
teliti maka tampak dengan jelas bahwa daging terdiri atas tenunan yang
terdiri atas air, protein, tenunan lemak dan potongan tulang (Soeparno,
2009).
2.2 Penggilingan
Penggilingan dapat disebut juga dengan pengecilan ukuran, pemecahan
dan pemotongan. Pengecilan ukuran dilakukan secara mekanis tanpa terjadi
perubahan sifat-sifat kimianya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemecahan
dan pemotongan bahan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau
sebaliknya dari bahan yang terpecah halus adalah operasi yang cukup
penting dalam industri pangan (Suyitno et al., 1989).
2.3 Mesin Penggiling Daging
Mesin penggiling daging merupakan mesin yang digunakan untuk
menggiling daging yaitu menghancurkan dan menghaluskan daging agar
bisa dimanfaatkan untuk proses selanjutnya. Mesin penggiling mempunyai
fungsi dalam memperkecil bidang padatan agar sesuai dengan peruntukan
dalam proses berikutnya. Konstruksinya terdiri dari mesin penggiling yang
digerakkan oleh kekuatan roda penggiling yang berputar pada kecepatan
yang diperlukan (ditentukan oleh diameter roda dan pabrikan rating,
biasanya dengan formula perhitungan teknis) dan alas/tempat tidur beserta
perlengkapan untuk memandu dan memegang kerja-piece. Kepala
penggilingan dapat dikendalikan untuk melakukan perjalanan di bagian

2
pekerjaan tetap atau benda kerja yang dapat dipindahkan sementara kepala
menggiling tetap dalam posisinya (Burhanuddin, 2013).
2.4 Cara Kerja Mesin Penggiling
Cara kerja mesin penggiling daging ini digerakkan oleh motor listrik,
dimana dengan berputarnya poros pada motor maka akan memutar coplle
yang dimana terhubung langsung dengan poros pisau sehingga pisau
penggiling akan berputar. Dengan kecepatan putaran yang cukup cepat
(high speed) pada penggilingan daging diharapkan akan memaksimalkan
kinerja industri bakso rumahan dan juga berpengaruh pada proses efisien
produksi (Purnama, 2013).

3
BAB III
ANALISIS DATA

3.1 Analisis Ekonomi


3.1.1 Tabel Analisis Biaya Alat Penggiling Daging
No Keteranga
Parameter Nilai Satuan
. n
1. Harga Awal 20.000.000 Rupiah 1 unit
2. Nilai Akhir 2.000.000 Rupiah 1 unit
3. Umur Ekonomi 5 Tahun -
4. Jam Kerja 5 Jam Per hari
5. Konsumsi Bahan Bakar 100 Liter Per bulan
6. Harga Bahan Bakar 5.150 Rupiah Per liter
7. Harga Pelumas 1.100.00 Rupiah Per bulan
8. Upah Operator 100.000 Rupiah Per orang
9. Harga Ban Kecil 16.250 Rupiah Per buah
10. Rotari 250.000 Rupiah Per buah
11. V-belt 40.000 Rupiah Per meter
12. Biaya Listrik dan Air 10.000.000 Rupiah Per bulan

3.1.2 Tabel Biaya Tetap


No. Biaya Tetap Nilai Satuan
1. Biaya Penyusutan 6.000.000 Rupiah
2. Biaya Bunga Modal 2.400.000 Rupiah
3. Pajak 400.000 Rupiah
4. Biaya Bangunan 350.000 Rupiah
Total 9.150.000 Rupiah
Biaya Penyusutan (Metode Garis Lurus)
Diketahui : AC = Rp. 20.000.000
SV = 10% x Rp. 20.000.000 = Rp. 2.000.000
LT = 3 tahun
AC - SV
D =
LT
Rp. 20.000.000 - Rp. 2.000.000
=
3 tahun
= Rp. 6.000.000

4
Biaya Bunga Modal
Diketahui : i = 18%
P = Rp. 20.000.000
n = 3 tahun
i (P)(n+1)
I =
2n
18 % (Rp. 20.000.000) (3+1)
=
23
= Rp. 2.400.000
Biaya Pajak
Biaya Pajak = 2% x Rp. 20.000.000
= Rp. 400.000
Biaya Bangunan
Biaya Bangunan = 1% x Rp. 35.000.000
= Rp. 350.000
3.1.3 Tabel Biaya Tidak Tetap
No. Biaya Tidak Tetap Nilai Satuan
1. Bahan Bakar 169.950 Rupiah
2. Pelumas 1.100.000 Rupiah
3. V-belt 1.680.000 Rupiah
4. Ban Kecil 390.000 Rupiah
5. Rotari 250.000 Rupiah
6. Operator 15.000.000 Rupiah
Total 18.589.950 Rupiah

3.2 Break Event Point (BEP)


Diketahui : Upah penggilingan = Rp.6000 per kg
Rata - rata pemasukan = 120 kg per hari
Biaya Tetap = Rp. 9.150.000
Biaya Tidak Tetap = Rp. 18.589.950
Harga Jual = Rp. 6000
Biaya tidak tetap per unit = Rp. 18.589.950 / 6000 x 120
= Rp. 5163,875
Biaya Tetap
BEP =
Harga Jual Biaya Tidak Tetap per unit

5
Rp. 9.150.000
=
Rp. 6 . 000 Rp. 5 . 163,875

Rp. 9.150.000
=
Rp. 836,125
= 10.943,34

3.3 Net Present Value (NPV)


Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp. 9.150.000 + Rp. 18.589.950
= Rp. 27.739.950

NPV = CIF COF


= Rp. 39.720.600 Rp. 27.739.950
= Rp. 11.980.650
3.4 B/C Ratio
Penerimaan (benefit)
BC Ratio =
Biaya Total (cost)
Rp. 39.720.600
=
Rp. 27.739.950
= 1,4
3.5 Payback Period
Modal awal pembelian mesin
PP =
Keuntungan yang diperoleh per tahun
Rp.20.000.000
=
Rp.39.720.600
= 0,5 tahun

6
BAB IV
PEMBAHASAN

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus


dikeluarkan saat pengoperasian menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi
dapat diketahui seberapa besar biaya pengoperasian sehingga keuntungan alat
dapat ditentukan. Dari analisis ekonomi yang dilakukan diperoleh biaya untuk
penggilingan daging sebesar Rp.6000 /kg.
Analisis proyeksi laba/rugi investasi diperlukan untuk memberikan
gambaran bahwa proyek tersebut sangat profitable yaitu membandingkan nilai
profit per tahun dibagi kapital dengan suku bunga per tahun. Apabila hasilnya
positif berarti mendapatkan keuntungan, sedangkan negative mengalami kerugian.
Dari perhitungan tersebut diperoleh keuntungan Rp. 39.720.600/tahun.
Net Present Value (NPV) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur
suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Dalam menginvestasikan modal
dalam penambahan alat pada suatu usaha maka NPV ini dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam analisis financial. Proyek investasi ini baru layak dijalankan jika
Net Present Value lebih besar dari 0 (nol). Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 11.980.650. Hal ini berarti usaha
ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar atau sama dengan nol.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Darun (2002) yang menyatakan bahwa
kriteria NPV yaitu:
NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan;
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan.
Rasio Gross B/C adalah rasio dari pendapatan (B = Benefit) dibandingkan
dengan biaya (C = Cost) yang telah dihitung nilai sekarangnya. Analisis ini pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan analisis Net Present Value (NPV). Proyek

7
investasi dapat dijalankan, jika rasio B/C lebih besar dari 1 (satu). Berdasarkan
hasil perhitungan Rasio Gross B/C diperoleh sebesar 1,4. Hal ini berarti usaha ini
layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar atau sama dengan satu.
Analisis titik impas (Break Even Point) umumnya berhubungan dengan
proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang
dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Manfaat perhitungan titik impas (Break Even
Point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan
dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Berdasarkan
data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, alat penggiling daging
ini akan mencapai BEP pada nilai 10.943,34 kg. Hal ini berarti alat ini akan
mencapai titik impas apabila telah melakukan penggilingan sebanyak 10.943,34
kg.
Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk membayar
kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya investasi yang telah dikeluarkan
dalam investasi suatu usaha. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai
payback period sebesar 0,5 yang berarti pada 6 bulan, semua investasi akan
kembali.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dari alat penggiling daging
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Keuntungan yang diperoleh penggilingan daging per tahun sebesar Rp.
39.720.600.
2. Usaha ini layak untuk dijalankan karena NPV (Net Present Value) lebih
besar dari nol yaitu sebesar Rp. 11.980.650 dan B/C Ratio lebih dari satu
yaitu sebesar 1,4.
3. Alat ini mengalami titik impas apabila telah menggiling daging sebanyak
10.943,34 kg.
4. Hasil perhitungan Payback Period didaptkan hasil 0,5 yang berarti semua
investasi akan kembali setelah 6 bulan usaha berjalan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Achmad. 2013. Desain Mesin Penggiling Daging.


http://inueds.blogspot.co.id. (diakses pada 11 Juni 2016).
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Medan: Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian USU.
Purnama, Dian. 2013. Perakitan Mesin Penggiling Daging. JRM. Volume 01
Nomor 01: 11-18.
Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging: Cetakan Kelima. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suyitno, Haryadi dan Supriyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Rekayasa
Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai