Anda di halaman 1dari 10

BISNIS KOMODITI CABAI DARI SUBSISTEM HULU

Karya Tulis Ilmiah

Sebagai salah satu syarat untuk pengambilan sertifikat PKKMB (Pengenalan


Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) tahun 2021

Oleh :

Ula Nadya Kuntari

2114131046

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Bisnis Komoditi Cabai dari Subsistem Hulu

Nama Lengkap : Ula Nadya Kuntari


NPM : 2114131046
Jurusan/Program Studi : Agribisnis/Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Instansi : Universitas Lampung

Bandar Lampung, 03 November 2021


Menyetujui,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Penulis
dan Alumni

Dr. Ir. Dwi Haryono, M. S. Ula Nadya Kuntari


NIP : 196112251987031005 NPM : 2114131046

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

BAB II METODE...................................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................3

3.1 Subsistem Hulu Komoditi Cabai .................................................................... 3

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................6

4.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 6

4.2 SARAN ............................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi alam Indonesia menyediakan berbagai sumber daya yang dapat diolah
menjadi produk produk bermutu tinggi, salah satunya dalam bidang pertanian.
Pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional.
Hal ini dikarenakan sektor tersebut adalah salah satu sektor yang memiliki
kontribusi besar terhadap total PDB nasional. Cabai (Capsicum annum) merupakan
komoditas sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang
membutuhkan bahan baku cabai.

Komoditas cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapatkan


prioritas pengembangan. Komoditas cabai merupakan komoditas sayuran tidak
bersubtitusi dan tergolong komoditas bernilai ekonomi tinggi. Permasalahan utama
adalah sering terjadi gejolak harga yang memiliki pengaruh cukup signifikan
terhadap inflasi.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui komoditi cabai dari subsistem hulu

1
BAB II
METODE PENULISAN

2.1 Metode Penulisan dan Pengambilan Data


Langkah-langkah dalam penulisan karya ilmiah ini meliputi : (1) penentuan
masalah; (2) mengumpulkan bahan referensi dan mencri informasi mengenai
masalah tersebut; (3) mengembangkan dan menganalisis permasalahan; (4) diambil
suatu kesimpulan serta rekomendasi.

2.2 Cakupan Penulisan


Aspek-aspek yang akan diteliti yaitu alat-alat dan mesin serta hal yang mencakup
subsistem hulu komoditi cabai. Relevansi penulisan yang ditulis mencakup aspek
kegiatan, implementasi gagasan serta model kerangka yang akan diaktualisasikan.

2.3 Sumber data dan Metode pengumpulan data


Informasi yang dikumpulkan berupa informasi yang terkait dengan subsistem input
dan output pada komoditi cabai. Informasi tersebut diperoleh dari penelitian
berbagai sumber literatur baik berupa data-data dari website Pemerintah, artikel
penelitian, jurnal ilmiah, serta buku yang relevan mencakup objek yang dikaji.

2.4 Interprestasi dan Analisis data


Data-data diseleksi berdasarkan data yang paling relevan. Lalu, dilakukan analisis
dengan mendeskripsikan dan memberikan solusi. Data dari analisis di
interprestasikan agar dapat diketahui kesimpulan penelitian secara relevan.

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Subsistem Hulu


Subsistem agribisnis tingkat atas didefinisikan dengan subsistem yang mencakup
darana produksi pertanian. Subsistem hulu ini meliputi pengolahan tanah,
penaburan dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Subsistem
hulu mencakup semua perencanaan, pemrosesan pengadaan, dan alokasi kapasitas.
Subsistem hulu meliputi penyediaan informasi pertanian yang dibutuhkan petani
untuk berbagai alternatif teknologi dan faktor pemulusan yang sesuai dan optimal
untuk penanganan tenaga kerja dan sumber energi lainnya (Hanafie, 2021)
Berikut adalah subsistem hulu pada komoditi cabai.

3.1.1 Persiapan Lahan


Budidaya tanaman cabai perlu diperhatikan sejak awal yaitu persiapan lahan,
karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dilakukan
secara sempurna dengan mencangkul untuk membersihkan lahan dari kotoran akar
bekas tanaman lama dan segala macam gulma yang tumbuh agar pertumbuhan akar
tanaman cabai tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi
inang hama dan penyakit dan menghilangkan organisme penggangu tanaman (OTP)

1. pH tanah diusahakan 6-7, jika pH kurang perlu dilakukan penaburan


kapur pertanian atau dolomit untuk meningkatkan pH. Tanah yang terlalu
asam akan menyebabkan daun cabai berwarna putih kehijauan, serta
rentan terhadap serangan virus dan penyebab penyakit lainnya.
2. Setelah tanah diolah sempurna dibuat bedengan dengan ukuran lebar

3
100 - 110 cm, tinggi bedengan 40 - 60 cm, jarak antar bedengan 80 cm,
panjang bedengan 10 - 12 m atau disesuaikan lebar parit, dan lebar parit
50 - 60 cm.
3. Pupuk kandang yang diperlukan sebanyak 10 - 20 t/ha atau 0,5 - 1 zak
untuk 10 m panjang bedengan. Pemupukan dilakukan dengan cara
menabur pupuk secara merata di atas bedengan. Luas lahan 1.000 m2
diperlukan pupuk urea 35 kg, SP36 20 kg, KCl 20 kg, dan pupuk kandang
1.500 - 2000 kg.
4. Bedengan untuk tanaman cabai bisa menggunakan mulsa plastik ataupun
tidak. Penggunaan mulsa plastik membawa konsekuensi menambah
biaya.

3.1.2 Pembibitan
Untuk menghasilkan bibit yang baik diperlukan Tindakan manajemen yang intensif
Kualitas dan kuantitas yang baik dihasilkan dari penggunaan benih yang baik,
dimana penggunaan benih yang baik tentunya berasal dari benih yang sehat dan
berkualitas. Bagi petani tradisional benih didapatkan dengan cara mengambil benih
dari biji buah cabai yang dikeringkan dan disimpan untuk ditanam di musim yang
tepat, sedangkan beberapa petani modern lebih memilih membeli benih yang sudah
bersertifikat yang kualitas benihnya sudah terjamin.

3.1.3 Penanaman
Berikut adalah proses penanaman tumbuhan cabai
1. Penanaman bibit pada bedengan dilakukan setelah berumur 21 – 24 hari.
2. Jarak tanam 50 x 60 cm untuk dataran rendah dan 60 x 75 cm untuk dataran
tinggi.
3. Untuk menanggulangi stress saat pindah tanam, penanaman dilakukan
pada sore hari atau pagi hari sekali. Setelah selesai tanam dilakukan
penyiraman air secukupnya dengan cara disemprotkan dengan tekanan
rendah dan merata sampai keakarnya.
4. Penanaman diusahakan serentak selesai dalam 1 hari

4
3.1.4 Pemeliharaan Tanaman
Air sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman cabai yang kekurangan
air akan membuat bibit yang tumbuh menjadi kerdil, cabai yang kecil akan mudah
rontok. Empat cara pengairan yang dapat dilakukan pada tanaman cabai yaitu :
1. Pengairan
Pemberian air permukaan tanah meliputi penggenangan (flooding),
biasanya dipersawahan dan pemberian air melalui saluran-saluran dan
dalam barisan tanaman. Pemberian air di bawah permukaan tanah

dilakukan dengan menggunakan pipa yang dibenamkan di dalam tanah.


2. Pewiwilan/perempelan
Tunas yang tumbuh di ketiak daun perlu dihilangkan dengan
menggunakan tangan yang bersih. Perempelan dilakukan sampai terbentuk
cabang utama yang di tandai dengan munculnya bunga pertama.
3. Pemeliharaan (pemupukan)
Pemeliharaan tanaman cabai biasanya memerlukan pupuk
tambahan/susulan. Pemupukan dilakukan dengan kocor setiap minggu,
dimulai pada umur 14 hst sampai dengan minimal 8 kali selama masa
pemeliharaan tanaman.
4. Penyiangan
Gulma bukan hanya tanaman competitor, tetapi juga menjadi tempat
berkembang biaknya hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hama dan
penyakit. Penyebab masih belum dicapainya potensi hasil tersebut adalah
gangguan hama dan penyakit tanaman.

3.1.5 Panen
Panen adalah akhir dari budidaya tanaman yang merupakan awal dari pasca panen,
yakni melakukan persiapan untuk pemasaran. Pada dasarnya perlakuan panen yaitu
mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada pematangan yang tepat,
dengan kerusakan yang minimal, dan dilakukan secepat mungkin dengan biaya
yang rendah.

5
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Subsistem industri hulu pada bisnis komoditi cabai, meliputi pengolahan tanah,
pembenihan dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen. Subsistem ini
mencakup semua kegiatan perencanaan, pengolahan pengadaan, serta penyaluran
sarana produksi untuk memungkinkan terlaksananya tercapainya teknologi usaha
tani dan pemanfaatan sumber daya pertanian secara optimal. Termasuk dalam
subsistem ini adalah penyediaan informasi pertanian yang dibutuhkan petani
berbagai alternatif teknologi bari yang kompatibel, pengarahan, dan pengolahan
tenaga kerja dan sumber energi lainnya secara optimal, serta unsur-unsur
pelancarannya.

4.2 Saran
Berdasrkan data diatas sebaiknya Pemerintah lebih memperhatikan para petani
stroberi dan memperluas pemasaran cabai (ekspor), karena buah cabai dapat
menjadi salah satu komoditi yang menuntungkan bagi Indonesia nantinya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. 2021. Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Cabai Rawit Di Desa
Pattito Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto. Universitas
Muhammadiyah Makasar. Makasar.

Made, A & Nugraha, R. 2014. Produksi bibit cabai rawit (Capsium frutescens L.)
bebas virus. Universitas Udayana. Bali.

Siahaan, H & Pangemanan, J. 2018. Saluran Distribusi Komoditi Cabai Rawit Di


Pasar Bersehati Kota Manado. Manado.

Sisca, P & Tyasdjaja, A. 2010. Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsium
frutescens L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jawa
Tengah.

Syam, S. 2018. Analisis Pemasaran Komoditi Cabai Merah Di Desa Borongloe


Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto. Universitas Muhammadiyah
Makasar. Makasar.

Anda mungkin juga menyukai