Oleh :
2114131046
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
i
DAFTAR ISI
BAB II METODE...................................................................................................2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui komoditi cabai dari subsistem hulu
1
BAB II
METODE PENULISAN
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
100 - 110 cm, tinggi bedengan 40 - 60 cm, jarak antar bedengan 80 cm,
panjang bedengan 10 - 12 m atau disesuaikan lebar parit, dan lebar parit
50 - 60 cm.
3. Pupuk kandang yang diperlukan sebanyak 10 - 20 t/ha atau 0,5 - 1 zak
untuk 10 m panjang bedengan. Pemupukan dilakukan dengan cara
menabur pupuk secara merata di atas bedengan. Luas lahan 1.000 m2
diperlukan pupuk urea 35 kg, SP36 20 kg, KCl 20 kg, dan pupuk kandang
1.500 - 2000 kg.
4. Bedengan untuk tanaman cabai bisa menggunakan mulsa plastik ataupun
tidak. Penggunaan mulsa plastik membawa konsekuensi menambah
biaya.
3.1.2 Pembibitan
Untuk menghasilkan bibit yang baik diperlukan Tindakan manajemen yang intensif
Kualitas dan kuantitas yang baik dihasilkan dari penggunaan benih yang baik,
dimana penggunaan benih yang baik tentunya berasal dari benih yang sehat dan
berkualitas. Bagi petani tradisional benih didapatkan dengan cara mengambil benih
dari biji buah cabai yang dikeringkan dan disimpan untuk ditanam di musim yang
tepat, sedangkan beberapa petani modern lebih memilih membeli benih yang sudah
bersertifikat yang kualitas benihnya sudah terjamin.
3.1.3 Penanaman
Berikut adalah proses penanaman tumbuhan cabai
1. Penanaman bibit pada bedengan dilakukan setelah berumur 21 – 24 hari.
2. Jarak tanam 50 x 60 cm untuk dataran rendah dan 60 x 75 cm untuk dataran
tinggi.
3. Untuk menanggulangi stress saat pindah tanam, penanaman dilakukan
pada sore hari atau pagi hari sekali. Setelah selesai tanam dilakukan
penyiraman air secukupnya dengan cara disemprotkan dengan tekanan
rendah dan merata sampai keakarnya.
4. Penanaman diusahakan serentak selesai dalam 1 hari
4
3.1.4 Pemeliharaan Tanaman
Air sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman cabai yang kekurangan
air akan membuat bibit yang tumbuh menjadi kerdil, cabai yang kecil akan mudah
rontok. Empat cara pengairan yang dapat dilakukan pada tanaman cabai yaitu :
1. Pengairan
Pemberian air permukaan tanah meliputi penggenangan (flooding),
biasanya dipersawahan dan pemberian air melalui saluran-saluran dan
dalam barisan tanaman. Pemberian air di bawah permukaan tanah
3.1.5 Panen
Panen adalah akhir dari budidaya tanaman yang merupakan awal dari pasca panen,
yakni melakukan persiapan untuk pemasaran. Pada dasarnya perlakuan panen yaitu
mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada pematangan yang tepat,
dengan kerusakan yang minimal, dan dilakukan secepat mungkin dengan biaya
yang rendah.
5
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Subsistem industri hulu pada bisnis komoditi cabai, meliputi pengolahan tanah,
pembenihan dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen. Subsistem ini
mencakup semua kegiatan perencanaan, pengolahan pengadaan, serta penyaluran
sarana produksi untuk memungkinkan terlaksananya tercapainya teknologi usaha
tani dan pemanfaatan sumber daya pertanian secara optimal. Termasuk dalam
subsistem ini adalah penyediaan informasi pertanian yang dibutuhkan petani
berbagai alternatif teknologi bari yang kompatibel, pengarahan, dan pengolahan
tenaga kerja dan sumber energi lainnya secara optimal, serta unsur-unsur
pelancarannya.
4.2 Saran
Berdasrkan data diatas sebaiknya Pemerintah lebih memperhatikan para petani
stroberi dan memperluas pemasaran cabai (ekspor), karena buah cabai dapat
menjadi salah satu komoditi yang menuntungkan bagi Indonesia nantinya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. 2021. Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Cabai Rawit Di Desa
Pattito Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto. Universitas
Muhammadiyah Makasar. Makasar.
Made, A & Nugraha, R. 2014. Produksi bibit cabai rawit (Capsium frutescens L.)
bebas virus. Universitas Udayana. Bali.
Sisca, P & Tyasdjaja, A. 2010. Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsium
frutescens L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jawa
Tengah.