Anda di halaman 1dari 83

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

FAKULTAS PERTANIAN

1
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH
FAKULTAS PERTANIAN

Terbitan pertama tahun 2010


Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat
Jambi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia


Katalog Dalam Terbitan:
Eliyanti, Sunarti, Madyawati Latief, Fuad Muchlis, Zakky Fathoni
ISBN 978-602-97051-1-9

LEMBAGA PENERBIT FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS JAMBI
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH
FAKULTAS PERTANIAN

Editor:
Zulkarnain

Penyusun:
Eliyanti
Sunarti
Madyawati Latief
Fuad Muchlis
Zakky Fathoni
Halaman ini kosong
KATA PENGANTAR

Penulisan karya tulis ilmiah, baik sebagai tugas akhir maupun sebagai tugas mata
kuliah adalah salah satu kegiatan akademik yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa.
Sementara itu bagi seorang dosen, penulisan karya tulis ilmiah adalah kewajiban yang
tidak terpisahkan dari tugas-tugas profesionalnya sebagai seorang pendidik.
Penciptaan karya tulis ilmiah yang baik dan memenuhi norma-norma ilmiah yang
baku, memerlukan suatu pedoman penulisan yang memuat berbagai ketentuan yang
harus dipenuhi oleh penulis dan diikuti secara taat asas. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya berbagai bentuk kekeliruan yang dapat mengurangi nilai atau
makna ilmiah dari suatu tulisan. Oleh karena itu, buku ini disusun sebagai suatu
petunjuk praktis (quick reference) bagi penulis karya tulis ilmiah, khususnya di bidang
pertanian. Penyusunan buku ini mengacu kepada berbagai acuan penulisan karya tulis
ilmiah yang telah disusun oleh berbagai institusi, seperti Universitas Jambi, Universitas
Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, serta mengacu pada aturan
penulisan di jurnal ilmiah nasional terakreditasi nasional dan internasional bereputasi.
Sesuai dengan hakekatnya sebagai pedoman penulisan, buku ini mungkin kurang
lengkap dan belum cukup rinci. Namun demikian, penulisan karya tulis ilmiah yang
merujuk kepada buku ini diharapkan menghasilkan karya tulis ilmiah yang lebih baik
dan memenuhi syarat baku minimal suatu karya tulis ilmiah bidang pertanian.
Kepada Tim Penyusun yang telah bekerja keras menyusun Buku Pedoman ini
diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga buku ini dapat menjadi
pedoman bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir dan/atau tugas mata
kuliahnya, serta pedoman bagi dosen dalam membimbing karya tulis ilmiah
mahasiswanya. Di samping itu, buku ini diharapkan dapat pula menjadi acuan bagi
penulisan karya tulis ilmiah dosen yang bersangkutan.

Jambi, Nopember 2010


Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi,

Prof. Dr. Ir. Zulkifli, M.Sc

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. vi
I. HAKIKAT PENELITIAN ………………….…………………………… 1
II. FORMAT PENULISAN ………………………………………………… 3
2.1 Pengetikan …………………………………………………………… 3
2.2 Pola Umum …………………………………………………………… 3
2.2.1 Bagian awal………………………………………………………….. 3
2.2.2 Tubuh tulisan …………………………………..…………………… 5
2.2.3 Bagian akhir ………………..……………………………………….. 6
III. JUDUL…………………………..………………………………………… 7
3.1 Jumlah Kata dalam Judul…………………….………………………… 7
3.2 Penyertaan Nama Tempat dan Waktu Penelitian………………………. 8
3.3 Pilihan Kata…………………………………………………………….. 8
3.4 Penggunaan Singkatan…………………………………………………. 9
3.5 Kelugasan………………………………………………………………. 9
IV. BAB PENDAHULUAN………………………..………………………….. 10
4.1 Latar Belakang……………..……….………………………………….. 10
4.2 Hipotesis………………………….…………………………………….. 11
4.3 Tujuan……..……………………………………………………………. 12
4.4 Manfaat Penelitian…………….……………………………………….. 12
V. BAB TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 13
5.1 Kemutakhiran Bahan Pustaka………….……………………………….. 14
5.2 Keprimeran Bahan Pustaka…………………………………………….. 14
VI. BAB METODE PENELITIAN………….………………………………… 16
6.1 Tempat dan Waktu………………..…………………………………… 16
6.2 Bahan dan Alat…………………………………………………………. 17
6.3 Cara Kerja……………………………………………………………… 17
6.4 Rancangan Penelitian…………………………………………………… 17
6.5 Populasi dan Sampel…………………………………………………… 18
6.6 Variabel/Peubah Penelitian…………………………………………….. 18
6.7 Satuan Pengukuran…………………………………………………….. 19
6.8 Analisis Data…………………………………………………………… 19
VII. BAB HASIL DAN PEMBAHASAN………………..…………………….. 20
7.1 Hasil Penelitian………………………………………………………… 20
7.2 Pembahasan………………………………….…………………………. 21

ii
Halaman
VIII. PENYAJIAN ILUSTRASI ………………………………………………. 24
8.1 Penyajian Tabel………………………………………………………… 24
8.2 Penyajian Grafik dan Gambar…………………………………………. 25
IX. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….. 28
9.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 28
9.2 Saran……………………………….…………………………………… 28
X. PENULISAN KUTIPAN DAN BIBLIOGRAFI…..……………………… 29
10.1 Sitasi…………………………………………………………………... 29
10.2 Bibliografi……………….……………………………………………. 33
10.2.1 Bibliografi yang bersumber dari buku……………………………… 34
10.2.2 Bibliografi yang bersumber dari kamus dan sejenisnya……………. 36
10.2.3 Bibliografi yang bersumber dari jurnal…………………….……….. 36
10.2.4 Bibliografi yang bersumber dari pertemuan ilmiah………………… 37
10.2.5 Bibliografi yang bersumber dari disertasi/tesis…………….………. 37
10.2.6 Bibliografi yang bersumber dari bahan elektronik………….………. 38
10.2.7 Bibliografi yang bersumber dari surat kabar……………..…………. 39
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 40
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Kadar nitrogen pada beberapa jenis tanah sebelum dan setelah 3 bulan pemupukan
Urea (%) ……………..……….……………………………………………… 25
2. Kadar nitrogen pada beberapa jenis tanah sebelum dan setelah 3 bulan pemupukan
Urea ……………………………………………………………………………… 25
3. Rekomendasi takaran pupuk dan frekuensi pemupukan tanaman karet sesuai
dengan umur tanaman ………………………………………………………. 33

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Erosi aktual dan erosi yang dapat ditoleransikan (ETOL) pada setiap satuan
lahan pertanian di DAS Batang Tebo ……………………………………….. 26
2. Gejala mosaik pada daun bibit cabai umur 3 minggu setelah tanam akibat
serangan Cucumber Mosaic Virus …………………………………………… 26
3. Diferensiasi pucuk adventif dari dalam massa kalus yang terbentuk pada
kultur antera Swainsona formosa. A,B, pucuk (anak panah) yang
berdiferensiasi pada kalus yang dikulturkan pada medium dengan 0,49 µM
IBA + 0,46 µM kinetin; C, aglomerat meristematik berwarna hijau yang
berdiferensiasi pada kalus yang dikulturkan pada medium dengan 0,49 µM
IBA + 4,63 µM; D, pucuk (anak panah) yang berdiferensiasi pada kalus
yang dikulturkan pada medium dengan 0,49 µM IBA + 4,63 µM ……….….. 27
4. Skema pembuatan agroforestri karet (Lahebel-Peron, 2008)……………………… 33

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Contoh halaman sampul (cover) Skripsi ……………………………………. 41
2. Contoh punggung sampul Skripsi…………………………………………….. 42
3. Contoh halaman judul Skripsi………………………………………………… 43
4. Contoh halaman Pernyataan Bebas dari Plagiarisme (untuk Skripsi)……..…. 44
5. Contoh halaman pengesahan Skripsi………………………………………….. 45
6. Contoh halaman sampul Laporan PKL Program Studi THP…………………. 46
7. Contoh halaman judul Laporan PKL Program Studi THP…………………… 47
8. Contoh halaman Pernyataan Bebas dari Plagiarisme (untuk Laporan PKL
Program Studi THP) ………………………………………………………. 48
9. Contoh halaman pengesahan Laporan PKL Program Studi THP …………… 49
10. Contoh halaman sampul (cover) Laporan PKL Program D III Agribisnis …. 50
11. Contoh punggung sampul Laporan PKL Program D III Agribisnis ………… 51
12. Contoh halaman judul Laporan PKL Program D III Agribisnis …………….. 52
13. Contoh halaman Pernyataan Bebas dari Plagiarisme (untuk Laporan PKL
Program D III Agribisnis) ………………..…………………………………. 53
14. Contoh halaman pengesahan Laporan PKL Program D III Agribisnis …….. 54
15. Contoh Ringkasan ……………………..……………………………………. 55
16. Contoh Abstrak (khusus untuk artikel ilmiah) ………………………………. 57
17. Contoh Kata Pengantar ………………..……………………………………. 58
18. Contoh Daftar Isi (Hasil dan Pembahasan dipisah) …………………………. 59
19. Contoh Daftar Isi (Hasil dan Pembahasan digabung) ………………………. 61
20. Contoh Daftar Isi (untuk Laporan PKL pada Program Studi THP) ………… 63
21. Contoh Daftar Isi (untuk Laporan PKL pada Program D III Agribisnis) …... 64
22. Contoh Daftar Tabel (dan Daftar Gambar) …………………………………. 66
23. Contoh Daftar Lampiran ……………………………………………………. 67
24. Contoh Riwayat Hidup ……………………………………………………… 68

vi
vii
I. HAKIKAT PENELITIAN

Penelitian dan penyusunan laporan adalah salah satu kegiatan wajib bagi setiap
mahasiswa dalam rangka penyelesaian studi, termasuk di lingkungan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi. Kegiatan penelitian dapat berupa penelitian lapangan atau
laboratorium (experimental research), eksplorasi (explorative research), kajian pustaka
(literature review), magang (internship) dan sebagainya. Semua bentuk penelitian
dalam pelaksanaan kegiatannya memerlukan perencanaan yang baik, terutama dari segi
metodologi, sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pada hakikatnya penelitian adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang dilakukan
secara sistematis dan terarah, didasarkan pada hipotesis dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau rekomendasi berdasarkan temuan selama penelitian berlangsung. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan suatu dokumentasi hasil penelitian (yang biasa disebut
laporan penelitian), ada beberapa tahapan yang perlu dicermati, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan akhir.
Tuntutan untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai ilmiah tinggi,
dihadapkan pada kendala terbatasnya pengalaman dalam meneliti dan menulis di
kalangan mahasiswa. sehingga mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai mengenai ikhwal penelitian dan pelaporannya. Pembekalan tersebut tidak
hanya terbatas dengan mengikuti mata kuliah yang relevan di dalam kelas, tetapi
mahasiswa juga dianjurkan untuk terlibat aktif dalam berbagai forum ilmiah, seperti
seminar, diskusi dan semacamnya. Tulisan singkat ini diharapkan dapat memberikan
tuntunan bagi mahasiswa untuk menggali potensi akademiknya dalam rangka
merencanakan, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian yang memenuhi
persyaratan ilmiah, sebagai bagian dari tugas akhir mereka.
Tahapan awal dalam merencanakan penelitian adalah menentukan topik. Pada
dasarnya, banyak membaca adalah jalan terbaik untuk mendapatkan topik penelitian
yang diinginkan. Setelah topik yang hendak diteliti didapatkan, maka langkah
berikutnya adalah menyusun Usul Penelitian. Usul penelitian atau juga dikenal dengan
istilah Project Statement adalah suatu bentuk karya tulis yang berisikan informasi rinci
dari suatu rencana penelitian. Selain untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, usul
penelitian memiliki arti yang sangat penting dalam mengarahkan pelaksanaan penelitian

1
sehingga dapat menjamin mutu ilmiah dari hasil yang diperoleh, juga menghindari
pemborosan biaya, waktu dan tenaga.
Tahapan berikutnya adalah menyusun laporan. Pada hakekatnya teknik penulisan
Laporan Penelitian sama seperti penulisan usul penelitian. Perbedaannya adalah pada
laporan terdapat bagian (bab) yang menyajikan Hasil, Pembahasan dan Kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan. Lampiran tidak lagi menyajikan hal-hal yang berkaitan
dengan usul penelitian seperti denah percobaan, jadwal kegiatan dan sebagainya, tetapi
menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, misalnya data
(hasil wawancara, hasil pengukuran, gambar) dan perhitungan statistik.
Secara umum, sistematika suatu Laporan Penelitian terdiri atas Bagian Awal,
Tubuh Tulisan dan Bagian Akhir. Bagian Awal terdiri atas Halaman Judul, Halaman
Pengesahan, Ringkasan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan
Daftar Lampiran. Tubuh Tulisan terdiri atas Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Bahan dan
Metoda, Hasil dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran. Sedangkan Bagian Akhir
terdiri atas Daftar Pustaka dan Lampiran.

2
II. FORMAT PENULISAN

2.1 Pengetikan
Karya tulis ilmiah diketik menggunakan kertas HVS putih 80 gms berukuran A4
(210 x 297 mm). Huruf yang digunakan untuk pengetikan teks ialah Times New Roman
ukuran 12 poin (12 pt). Judul bab menggunakan huruf Times New Roman 14 pt, kapital,
cetak tebal, dan ditempatkan di tengah-tengah kertas dua spasi di bawah nomor
halaman. Setiap bab dimulai pada halaman baru. Judul setiap bab diketik dengan huruf
kapital. Judul subbab dan sub-subbab dengan huruf Times New Roman 12 pt, dengan
huruf kapital pada setiap awal kata dan cetak tebal. Naskah diketik dengan spasi 1,5
pada halaman dengan pias (margin) 4 cm dari tepi kiri dan pias 3 cm dari kanan, 3 cm
dari atas, serta 3 cm dari bawah kertas dari ukuran final. Ukuran huruf untuk
Keterangan dan Sumber tabel dan gambar atau grafik adalah 8 pt sampai 10 pt.
Naskah diketik dalam satu kolom. Setiap awal paragrap dimulai dengan menjorok
ke dalam 1 cm. Setiap halaman pada tubuh tulisan (bagian isi) diberi nomor dengan
angka Arab (1, 2, 3, dst.) yang diletakkan di sebelah kanan bagian bawah, dengan jarak
1,5 cm dari tepi kertas bagian bawah (footer 1,5 cm). Sementara itu pada bagian awal
tulisan (Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran)
penomoran halaman menggunakan huruf Romawi kecil (i, ii, iii, dst.).
Pencetakan laporan hasil penelitian harus menggunakan mesin cetak (printer)
dengan resolusi bermutu tinggi, seperti tipe laser atau inkjet. Mutu fotokopi harus
menghasilkan huruf-huruf yang lengkap dan jelas.

2.2 Pola Umum


Secara umum, karya tulis ilmiah yang dijelaskan dalam bab ini terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian awal, tubuh tulisan, dan bagian akhir.

2.2.1 Bagian awal


Setelah sampul (cover), bagian awal terdiri atas: 1) Halaman Judul, 2) Halaman
Pengesahan, 3) Ringkasan, 4) Kata Pengantar, 5) Riwayat Hidup, 6) Daftar Isi, 7)
Daftar Tabel, 8) Daftar Gambar, dan 9) Daftar Lampiran. Unsur lain yang mungkin ada
ialah daftar istilah atau glosari.

3
Halaman Sampul (Cover). Warna sampul karya tulis ilmiah mahasiswa adalah
hijau tua. Sampul dibuat dari kertas jenis linen yang dilaminasi plastik. Pada sampul
dicetak judul karya tulis ilmiah (huruf Times New Roman-16), nama lengkap penulis
(huruf Times New Roman-14) tanpa nomor induk mahasiswa, logo UNJA
(menyesuaikan), nama program studi, fakultas, universitas, kota, dan tahun lulus (huruf
Times New Roman-16). Khusus Skripsi dan laporan tugas akhir lainnya dibuat dengan
sampul keras (hard cover) dan diberi cetakan pada punggungnya. Cetak punggung
(Times New Roman-12) terdiri atas nama universitas (UNJA), Tahun Lulus, Nama
Mahasiswa, Nomor Induk Mahasiswa, dan Logo UNJA (Lampiran 1 dan 3).
Ringkasan. Ringkasan merupakan bagian dari karya tulis ilmiah dan laporan
tugas akhir yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Ringkasan merupakan ulasan mengapa
penelitian dilakukan, bagaimana penelitian dilaksanakan, hasil-hasil yang penting, dan
kesimpulan utama dari hasil kegiatan. Ringkasan disusun dalam beberapa paragraf,
diketik dengan 1,0 spasi dan maksimal 1,5 halaman (Lampiran 5).
Halaman Judul. Seperti pada halaman sampul dan ringkasan, nama penulis harus
lengkap, tanpa singkatan apapun. Kalimat-kalimat yang ditulis pada halaman judul
harus simetris (harus diletakkan di tengah-tengah area pengetikan). Jarak antarbaris 1,0
spasi dan upayakan agar judul tidak melebihi tiga baris (Lampiran 2).
Halaman Pengesahan. Halaman ini memuat judul, nama mahasiswa, nomor
induk mahasiswa, nama program studi, nama dan tanda tangan ketua jurusan. Hanya
gelar akademik yang ditulis menyertai nama (Lampiran 4).
Kata Pengantar. Kata pengantar dapat memuat informasi kapan dan lama
penelitian dilakukan, lokasi, dan sumber dana penelitian (bila biaya bukan berasal dari
dana sendiri), ucapan terima kasih atas bantuan teknis dan saran profesional yang anda
terima (dosen pembimbing, teknisi laboran, orang tua, dan keluarga dekat). Dekan ketua
jurusan dan ketua program studi dalam kapasitasnya sebagai pejabat, tidak perlu diberi
ucapan terima kasih seandainya bantuan yang diberikan memang sudah menjadi
kewajibannya (Lampiran 6).
Riwayat Hidup. Riwayat hidup penulis tidak lebih dari satu halaman, huruf
Times New Roman-12, jarak 1,0 spasi, dilengkapi dengan pas foto penulis ukuran 3x4
cm yang diletakkan di bagian kiri atas. Di dalamnya diuraikan tempat dan tanggal
penulis dilahirkan, nama kedua orang tua, pendidikan sejak sekolah menengah, riwayat
studi di UNJA, penghargaan akademik, beasiswa, keanggotaan dalam himpunan profesi.
Jadi, riwayat hidup ini memuat riwayat profesional, bukan personal (Lampiran 7).

4
Daftar Isi. Daftar isi disusun secara teratur menurut nomor halaman yang memuat
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, judul bab serta subbab, daftar pustaka, dan
lampiran. Keterangan halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam
daftar isi. Kata ”Daftar Isi” diketik dengan huruf kapital dan ditempatkan di tengah-
tengah. Kata “Halaman” untuk menunjukkan nomor halaman diketik rata kanan dan 1,5
spasi di bawah kata “Daftar Isi”. Susunan Daftar Isi menyusul 1,5 spasi dibawahnya.
Bila Daftar Isi memerlukan lebih dari satu halaman, pengetikan diteruskan pada
halaman berikutnya. Pengetikan antar bab dan subbab dipisahkan oleh 1,5 spasi,
sedangkan antar subbab 1,0 spasi. Judul Bab diketik dengan huruf kapital semua, tetapi
untuk judul subbab hanya huruf pertama setiap kata yang diketik dengan huruf kapital,
kecuali kata depan dan kata sambung (Lampiran 8).
Daftar Tabel dan Daftar Gambar. Daftar tabel dan daftar gambar tidak selalu
diperlukan, kecuali bila lebih dari dua tabel dan dua gambar dipakai dalam menyusun
karya tulis ilmiah. Daftar tabel dan daftar gambar diketik pada halaman tersendiri
dengan format seperti daftar isi. Nomor tabel atau nomor gambar menggunakan angka
Arab (1, 2, 3, dst.). Nomor diketik tepat pada permulaan batas tepi kiri, dua spasi di
bawah “Daftar Tabel” atau “Daftar Gambar”. Judul tabel atau gambar dalam daftar
tersebut harus sama dengan judul tabel atau judul gambar dalam teks. Legenda atau
keterangan gambar tidak perlu ditulis dalam Daftar Gambar. Judul tabel dan judul
gambar diawali dengan huruf kapital dan diikuti oleh huruf kecil (kecuali untuk nama
dan istilah khusus). Nomor halaman ditulis sesuai dengan yang dijumpai dalam teks. Di
dalam teks, judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan 1,0 spasi, dan
antara judul tabel dan tabel diberi jarak 1,5 spasi (Lampiran 9).
Daftar Lampiran. Sama seperti daftar tabel dan gambar, lampiran tidak perlu
dibuat daftarnya bila hanya ada satu dalam karya tulis ilmiah. Tata cara pengetikannya
sama dengan Daftar Tabel dan Daftar Gambar (Lampiran 10).

2.2.2 Tubuh tulisan


Tubuh tulisan terdiri atas 1) Pendahuluan, 2) Tinjauan Pustaka, 3) Metoda
Penelitian, 4) Hasil dan Pembahasan, dan 5) Kesimpulan. Bab Hasil dapat dipisahkan
dari bab Pembahasan. Bila memang ada saran, judul bab terakhir dapat diubah menjadi
Kesimpulan dan Saran. Penjelasan unsur-unsur tubuh tulisan secara detil akan dibahas
dalam bab tersendiri (Bab 4 sampai dengan Bab 9).

5
2.2.3 Bagian akhir
Bagian akhir karya tulis ilmiah terdiri atas: 1) Daftar Pustaka dan 2) Lampiran
(kalau ada).
Daftar Pustaka. Bab ini berupa suatu daftar dari semua artikel jurnal dan
pustaka lain yang diacu secara langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan-bahan
yang tidak diterbitkan dan tidak dapat diperoleh dari perpustakaan. Teknik penulisan
dan pengacuan dijelaskan secara terperinci pada Bab Penulisan Kutipan dan Bibliografi.
Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan dan
pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai sopan-santun profesional.
Pencantuman pendapat orang lain tanpa merujuk ke sumbernya akan mengesankan
plagiarisme.
Lampiran. Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata
LAMPIRAN dan ditempatkan di tengah-tengah halaman. Pada lembaran ini nomor
halaman tidak diketikkan, tetapi ikut diperhitungkan dalam penomoran.
Lampiran merupakan tempat untuk menyajikan keterangan atau angka
tambahan. Lampiran juga mencakup tentang cara penelitian, contoh perhitungan
statistik, analisis data yang ekstensif dan tampilan tabel yang kompleks, penurunan
rumus matematika, prosedur percobaan yang ditulis dalam format resep, spektrum
senyawa, diagram rangkaian alat, formulir kuisioner, dan sebagainya yang kalau
dimasukkan ke dalam tubuh tulisan akan mengganggu alur pemikiran pembaca. Bila
jumlahnya lebih dari satu, lampiran perlu diberi nomor. Informasi penting dimasukkan
dalam tubuh tulisan, bukan di dalam lampiran sehingga bagian ini tidak terlewatkan
oleh pembaca. Meskipun judul gambar lazimnya ditulis di bawah gambar yang
bersangkutan, namun apabila dilampirkan di dalam lampiran judul gambar dapat
dituliskan sebagai judul lampiran.

6
III. JUDUL

Judul Penelitian merupakan topik singkat yang spesifik dan jelas serta
menggambarkan penelitian yang akan dilakukan. Kriteria judul yang baik adalah
ringkas dan menggambarkan isi tulisan. Namun demikian, besarnya peran faktor
subyektivitas menjadikan kriteria ini sulit untuk dipenuhi. Misalnya, suatu judul yang
bagi seseorang sudah dianggap cukup ringkas dan telah menggambarkan isi tulisan,
namun bagi orang lain mungkin masih terlalu panjang, dan juga mungkin belum
menggambarkan isi tulisan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu judul penelitian
adalah: 1) jumlah kata dalam judul, 2) penyertaan nama tempat dan waktu penelitian, 3)
pilihan kata-kata yang digunakan, 4) penggunaan singkatan, dan 5) kelugasan.

3.1 Jumlah Kata dalam Judul


Judul sebaiknya tidak melebihi 20 kata. Judul yang terlalu panjang cenderung
membingungkan pembaca dan tidak efisien. Sedangkan judul yang terlalu pendek juga
tidak baik karena dikhawatirkan tidak akan mampu menyampaikan topik penelitian
secara efektif. Pada prinsipnya, judul suatu karya tulis ilmiah harus spesifik menyatakan
apa yang akan dilaporkan. Judul yang terlalu pendek misalnya:

TANAH DAN PERTUMBUHAN AKASIA

Judul di atas terlalu ringkas dan tidak memberikan informasi spesifik mengenai
apa yang akan dilaporkan oleh penulis. Judul tersebut lebih tepat kalau digunakan
sebagai judul subbab (sub heading) dari tinjauan pustaka yang mengupas pengaruh
tanah secara umum terhadap pertumbuhan tanaman akasia.
Judul tersebut akan dapat digunakan sebagai judul suatu penelitian bila
menjelaskan karakteristik tanah (variabel bebas) yang akan diuji (misalnya salinitas,
kemasaman, bahan organik, dll.) dan aspek yang akan diteliti (misalnya: pengaruh
salinitas, pengaruh kemasaman, pengaruh bahan organik, dll.). Selain itu, judul tersebut
juga harus menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan objek penelitian (variabel
tergantung yang akan diukur), misalnya pertumbuhan tanaman akasia, dll.)
Di samping judul yang terlalu pendek, judul yang terlalu panjang juga perlu
dihindari. Contoh judul yang terlalu panjang misalnya:

7
STUDI EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK (LIMBAH
PABRIK KERTAS, SISA TANAMAN, DAN KOMPOS) UNTUK MENDUKUNG
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN AKASIA PADA
LAHAN PT. WIRAKARYA SAKTI (WKS) DI KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT, PROVINSI JAMBI

Judul di atas terlalu panjang dan mengandung kata-kata yang sebenarnya tidak
perlu. Judul ini dapat disingkat tanpa mengurangi makna dan pesan yang terkandung di
dalamnya, menjadi:

STUDI EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN AKASIA PADA
LAHAN PT. WIRAKARYA SAKTI

3.2 Penyertaan Nama Tempat dan Waktu Penelitian


Selain kata-kata ”limbah pabrik kertas, sisa tanaman dan kompos” dan ”untuk
mendukung”, kata-kata ”di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi” juga
dapat dihilangkan, karena topik yang dilaporkan tidak khas untuk wilayah tersebut.
Akan tetapi, apabila topik yang dilaporkan memang hanya berlaku untuk suatu
wilayah tertentu, misalnya PT Wirakarya Sakti dan/atau pada kurun waktu tertentu,
maka penyertaan nama tempat dan/atau waktu menjadi suatu keharusan, misalnya:

“PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS TANAMAN AKASIA SEBAGAI


BAHAN BAKU KERTAS DI PT WIRAKARYA SAKTI SELAMA PERIODE
2005-2010”

3.3 Pilihan Kata


Judul penelitian tidak harus mengikuti kaidah-kaidah tata-bahasa yang benar,
karena judul adalah label, dan bukan kalimat lengkap yang harus memiliki subjek,
predikat dan objek. Namun demikian, tidak berarti bahwa dalam merumuskan judul
penelitian seorang peneliti boleh mengabaikan tata-bahasa. Bahkan sebaliknya, di
samping menunjukkan label, judul penelitian sedapat mungkin dirumuskan mengikuti
tata-bahasa yang baik agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran oleh pembaca.
Urutan kata yang tidak beraturan dapat menimbulkan makna ganda (ambiguous),
misalnya:

“PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ DALAM MEDIA MS TERHADAP


PERTUMBUHAN KALUS PADA KULTUR IN VITRO KENTANG”

8
Apabila dicermati secara seksama, judul di atas dapat memberikan dua pengertian,
yaitu:
1. Peneliti akan mempelajari pengaruh meneliti nisbah auksin:sitokinin di dalam media
MS terhadap pertumbuhan kalus pada kultur in vitro kentang (artinya auksin dan
sitokinin diuji secara bersama-sama dalam satu locus penelitian).
2. Peneliti akan mempelajari pengaruh auksin (pada satu penelitian) dan pengaruh
sitokinin (pada penelitian lain) terhadap terhadap pertumbuhan kalus pada kultur in
vitro (artinya auksin dan sitokinin diuji secara terpisah pada locus penelitian yang
berbeda).
Agar judul tersebut menjadi jelas dan bermakna, maka secara redaksional perlu
direvisi, misalnya sebagai berikut:

PENGARUH NISBAH AUKSIN DAN SITOKININ DALAM MEDIA MS TERHADAP


PERTUMBUHAN KALUS PADA KULTUR IN VITRO KENTANG

Penambahan kata “nisbah” memperjelas keinginan peneliti yang akan menguji


auksin dan sitokinin dalam satu locus penelitian, yakni untuk melihat pengaruh
perbandingan konsentrasi antara keduanya. Penelitian tidak bermakna kalau peneliti
hanya meneliti pengaruh auksin saja atau pengaruh sitokinin saja terhadap pertumbuhan
kalus pada kultur in vitro kentang.

3.4 Penggunaan Singkatan


Penggunaan singkatan dalam merumuskan judul penelitian tidak diperkenankan,
kecuali untuk singkatan yang sudah lazim, misalnya PPL (Penyuluh Pertanian
Lapangan), DAS (Daerah Aliran Sungai), OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), dan
ZPT (Zat Pengatut Tumbuh). Selain itu, satuan pengukuran juga dapat digunakan dalam
bentuk singkat, misalnya kg, g, L, mL, m, cm, m2, cm2, mgL-1, dan kgcm-1.

3.5 Kelugasan
Dengan memperhatikan beberapa aspek yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa judul suatu penelitian atau karya tulis ilmiah harus spesifik dan
efektif untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalam judul. Keefektifan judul
antara lain juga diukur dari kelugasan atau kesederhanaan penulisannya dan langsung
pada sasaran (direct to the point), sehingga dapat ditangkap maksudnya secara
komprehensif.

9
IV. PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian dari laporan penelitian berisi uraian-uraian logis


yang mampu menuntun pembaca untuk memahami alasan mengapa penelitian
dilakukan, apa yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, dan diakhiri dengan
pernyataan mengenai apa yang diharapkan dari penelitian yang dilaporkan ini. Dengan
demikian, Bab Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, dan Manfaat
penelitian.

4.1 Latar Belakang


Latar belakang berisi uraian-uraian yang mengemukakan gagasan mengapa
penelitian dilakukan dan alasan-alasan (rationale) atau keterangan yang berkaitan
dengan judul penelitian. Penelitian dilakukan karena ada suatu masalah yang perlu
dicarikan solusinya. Masalah timbul apabila ada kesenjangan antara kenyataan yang ada
(das Sein) dengan apa yang seharusnya ada (das Sollen). Untuk dapat meyakinkan
pembaca bahwa masalah yang dikemukakan memang merupakan masalah yang masih
perlu dicarikan solusinya melalui penelitian, maka perlu dukungan kepustakaan. Oleh
karenanya, dalam Pendahuluan perlu diuraikan fakta-fakta yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti (hasil-hasil penelitian sebelumnya), baik fakta yang sejalan
maupun fakta yang bertentangan. Namun demikian, Pendahuluan bukanlah Tinjauan
Pustaka dan tidak perlu diuraikan secara panjang-lebar, serta rujukan yang mendukung
latar belakang haruslah benar-benar terkait dengan masalah yang diteliti.
Identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang perlu dirumuskan
secara lebih spesifik sehingga menjadi jelas dan tujuan yang hendak dicapai melalui
penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih terarah. Dalam banyak hal, rumusan
masalah sangat dianjurkan untuk dikemukakan dalam bentuk kalimat tanya karena akan
lebih tajam. Namun demikian kalimat rumusan masalah harus pula bersifat khas, dan
tidak bermakna ganda (ambiguous). Selain itu, hendaknya rumusan masalah diawali
dengan suatu kalimat pengantar. Berikut ini adalah beberapa contoh rumusan masalah:

Merujuk pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana perubahan sikap petani
setelah memperoleh informasi pertanian melalui Surat Kabar Mingguan
Media Jambi?”

10
atau

Uraian yang dikemukakan di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk


merumuskan pertanyaan: ”Apakah faktor pendidikan dan daya beli atau
kemampuan berlangganan surat kabar berhubungan dengan perubahan
sikap petani setelah memperoleh informasi pertanian melalui Surat Kabar
Mingguan Media Jambi?”

4.2 Hipotesis
Dalam bab pendahuluan juga diuraikan suatu hipotesis, yaitu suatu pernyataan
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian (masalah) yang harus diuji
validitasnya (kesahihannya) secara empiris. Namun demikian, tidak semua penelitian
memerlukan hipotesis, misalnya pada penelitian eksploratif yang tidak mencari
hubungan antar variabel atau pada penelitian dengan deskriptif. Perlu atau tidaknya
hipotesis dapat dilihat dari pertanyaan penelitian (rumusan masalah): bila terdapat kata
lebih besar, lebih kecil, berhubungan dengan, dibandingkan dengan, menyebabkan, dan
semacamnya, maka diperlukan adanya hipotesis dan sebaliknya. Perlu diingat, bahwa
hipotesis yang dimaksudkan di sini adalah hipotesis penelitian (research hypotesis), dan
bukannya hipotesis dalam konteks uji kemaknaan (hipotesis nol dan hipotesis
tandingan).
Hipotesis yang baik hendaknya diformulasikan sedemikian rupa sehingga
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Diungkapkan dalam suatu kalimat deklaratif yang sederhana namun jelas, dan tidak
bermakna ganda.
2. Memiliki landasan teori yang kuat, artinya hipotesis tersebut harus dibangun atas
dasar teori, sumber ilmiah ataupun pengalaman empiris.
3. Menyatakan hubungan antara variabel bebas (independent variable) dan variabel
terikat (dependent variable).
4. Dapat diuji secara empiris.
5. Rumusannya bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang dapat diukur.
6. Dikemukakan secara a priori, artinya hipotesis harus diajukan sebelum penelitian
dilakukan (sebelum data terkumpul).
Hipotesis dapat dinyatakan secara eksplisit ataupun secara implisit dalam kalimat
yang menyatakan tujuan atau apa yang diharapkan dari penelitian tersebut. Contoh
formulasi hipotesis secara eksplisit:

11
Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dan daya beli
atau kemampuan berlangganan surat kabar dengan sikap petani setelah
memperoleh informasi pertanian melalui Surat Kabar Mingguan Media
Jambi.

4.3 Tujuan
Tujuan merupakan uraian singkat tentang apa yang hendak dijawab atau dicari
melalui penelitian yang diusulkan tersebut. Penelitian dapat bertujuan menjajaki,
menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau
dugaan, atau membuat suatu prototipe. Penjabaran secara singkat tentang pengujian
hipotesis atau penjelasan/penggambaran akan hakekat empiris/pemahanan dari
fenomena yang akan diteliti juga dikemukakan pada bagian ini.

4.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian merupakan uraian singkat namun jelas mengenai kontribusi
dari penelitian yang diusulkan, baik kontribusinya terhadap pengembangan ilmu dan
teknologi, terhadap pelayanan masyarakat dan/atau terhadap pemecahan permasalahan
pembangunan ataupun permasalahan kelembagaan.

12
V. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka berisikan kajian terhadap kepustakaan yang relevan dengan


topik atau masalah yang diteliti. Aspek-aspek yang sebelumnya dikemukakan di dalam
Latar Belakang dan hubungan antar variabel penelitian perlu dibahas dan diuraikan
lebih rinci di dalam Tinjauan Pustaka. Perlu diingat bahwa Tinjauan Pustaka bukanlah
kumpulan ”kliping” dari berbagai potongan literatur yang disusun tanpa interpretasi
yang memadai, sehingga tidak menggambarkan arah tulisan. Uraian-uraian pada
Tinjauan Pustaka hendaknya menjurus pada suatu penyusunan hipotesis atau fenomena
yang akan dijelaskan.
Di dalam Tinjauan Pustaka diperlukan pembahasan secara komprehensif terhadap
aspek yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan antar variabel yang
dipermasalahan dan variabel-variabel yang mungkin berperan. Di samping itu, perlu
juga dilakukan analisis sebagai refleksi dari sikap dan pandangan pribadi peneliti
bilamana terdapat perbedaan pandangan antar pakar terhadap suatu kasus yang sama.
Dengan demikian peneliti akan terhindar dari anggapan bahwa apa yang ingin kita
ketahui hanya selalu menurut pandangan atau pendapat orang lain.
Secara umum Tinjauan Pustaka memiliki beberapa fungsi, seperti: 1) merupakan
tinjauan terhadap perkembangan mutakhir (state of the art) dari topik yang akan diteliti,
2) mengidentifikasi kesenjangan yang ada (apa yang sudah diketahui dan apa yang
belum diketahui), 3) sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis, dan 4) sebagai
landasan berfikir dalam menginterpretasikan data empiris yang diperoleh dari penelitian
yang telah dilakukan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka Tinjauan Pustaka yang baik
akan berisikan tinjauan terhadap konsep atau teori yang relevan dengan topik penelitian,
kebijakan pengembangan ilmu berdasarkan prinsip teori yang ada, dan hasil-hasil
penelitian terdahulu dalam topik yang sama.
Tinjauan Pustaka dapat berupa kajian sederhana terhadap pencapaian penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang diusulkan sampai pada kajian kritis
(critical review) terhadap hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya. Penyusunan
Tinjauan Pustaka yang terarah dengan analisis yang tajam sangat penting artinya dalam
memberikan justifikasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian serta dalam
mengarahkan pendekatan atau metoda yang dipakai.

13
5.1 Kemutakhiran Bahan Pustaka
Bahan kepustakaan berasal dari sumber-sumber yang kesahihannya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ada
beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, seperti kemutakhiran dan keprimeran.
Suatu bahan acuan dinilai mutakhir (up to date) apabila usia terbitnya tidak lebih dari
10 tahun terakhir.
Buku ajar atau text book biasanya berisikan informasi yang telah ketinggalan
beberapa tahun karena proses penyusunan dan penerbitan buku ajar memerlukan waktu
yang tidak sebentar. Sedangkan makalah yang disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah,
walaupun dapat dikatakan ”baru” namun umumnya makalah tersebut belum melalui
proses penyuntingan, terutama penyuntingan substansi, oleh mitra bestari atau pakar
yang kompeten di bidangnya. Oleh karenanya, baik buku ajar maupun makalah seminar
tidak begitu dianjurkan untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam pembuatan karya
tulis ilmiah. Informasi ilmiah yang up to date dapat diperoleh di cyber media melalui
akses internet. Melalui fasilitas digital library berbagai informasi terkini di bidang
pertanian dapat diakses dan diunduh dengan mudah. Namun demikian harus diingat
bahwa peneliti (penulis) perlu mengkaji sumber informasi tersebut apakah data dan
fakta yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (sahih); karena dengan
semakin bebasnya akses internet dewasa ini semakin banyak pula munculnya informasi-
informasi yang menyesatkan.

5.2 Keprimeran Bahan Pustaka


Di samping kemutakhirannya, kepustakaan yang digunakan hendaknya juga
dilihat dari tingkat keprimerannya. Nisbah atau perbandingan sumber pustaka primer
dan bahan lainnya menentukan bobot pemikiran dan gagasan yang dijadikan kerangka
penulisan, sebab semakin tinggi pustaka primer yang diacu semakin bermutu pula karya
tulis ilmiah yang dihasilkan.
Kategori sumber primer adalah artikel ilmiah yang diterbitkan pada Jurnal Ilmiah,
baik jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Artikel-artikel tersebut merupakan
hasil-hasil penelitian, sehingga dikatakan sebagai sumber pertama (primer). Sementara
sumber-sumber bacaan selain dari artikel ilmiah tidak termasuk dalam kategori sebagai
acuan primer.
Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi dalam bidang ilmu tertentu yang diterbitkan
secara berkala oleh suatu organisasi profesi dan/atau lembaga ilmiah, dan berisi artikel-

14
artikel yang merupakan produk pemikiran ilmiah, baik empiris (artikel hasil penelitian)
maupun logis (artikel konseptual). Jurnal ilmiah adalah sumber pustaka yang sangat
tinggi bobot ilmiahnya karena artikel-artikel yang terbit di dalamnya telah melalui
serangkaian proses seleksi dan penyuntingan yang ketat oleh sejumlah pakar di
bidangnya. Oleh karenanya, artikel ilmiah sangat dianjurkan untuk digunakan sebagai
pustaka acuan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Beberapa kepustakaan yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan di antaranya
adalah: Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi, Buku Teks (Text Book), Buku
Panduan (Hand Book), Majalah, Surat Kabar, Data Statistik, Monograf, dan Prosiding.
Selain itu, juga dikenal bahan acuan berupa Program Komputer, Sumber Elektronik
(Internet), dan Komunikasi Pribadi. Bahan-bahan ini tidak termasuk ke dalam kelompok
sumber primer, dan dipublikasikan tanpa melalui suatu proses editing yang ketat.
Bahan pustaka sekunder dapat digunakan bila penulis belum pernah membaca
sendiri pustaka yang dimaksud. Teknik pengutipan diuraikan pada Bab 10.

15
VI. METODE PENELITIAN

Metoda Penelitian merupakan uraian secara rinci mengenai tata cara pelaksanaan
penelitian yang ditulis selengkap mungkin sehingga pembaca yang ingin mengulangi
penelitian tersebut dapat melakukannya. Metoda Penelitian mencakup uraian tentang:
Tempat dan Waktu, Bahan dan Alat, Cara Kerja, Rancangan Penelitian, Populasi dan
Sampel, Variabel Penelitian, Teknik Pengukuran, dan Analisis Data. Penelitian yang
tidak menggunakan metoda kuantitatif, perlu menguraikan model pendekatan yang
digunakan, prosedur pengumpulan bahan/data dan rencana analisis data.

6.1 Tempat dan Waktu


Pada bagian ini peneliti dapat menyebutkan tempat/lokasi di mana penelitian
dilaksanakan (laboratorium, rumah kaca, rumah kasa, lapangan perkebunan, areal
pemukiman masyarakat dan sebagainya). Bila penelitian dilaksanakan di laboratorium,
maka sebutkan nama laboratoriumnya; bila di masyarakat, maka sebutkan nama desa
atau kelurahan atau nama kelompok masyarakat.
Waktu pelaksanaan penelitian perlu dicantumkan, dan akan lebih baik bila disertai
jadwal kegiatan dalam bentuk matriks sehingga dapat dilihat apa yang dikerjakan dan
kapan dikerjakan serta berapa lama dikerjakan. Perhatikan contoh berikut ini.

Jadwal Kegiatan Penelitian Disain Usahatani Karet untuk Mendukung Program


Peremajaan Karet di Provinsi Jambi

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Jun. Jul. Agt. Sep. Okt. Nop. Des.
Persiapan (pengumpulan peta satuan lahan dan
profil lokasi penelitian, ground check peta satuan
lahan, penetapan responden petani,dan penyusunan
kuesioner)
Survei tanah untuk mengamati karakteristik tanah
di lapangan dan mengambil sampel tanah dari
setiap satuan lahan
Analisis sampel tanah setiap satuan lahan di
laboratorium
Pengumpulan data sosial budaya dan ekonomi
petani dan agroteknologi (budidaya dan pasca
panen) melalui survei (wawancara dengan petani)
Tabulasi dan analisis data sosbud dan ekonomi
Menyusun skenario usahatani karet
Penyusunan laporan

16
6.2 Bahan dan Alat
Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara rinci bahan-bahan serta alat-alat yang
digunakan dalam pelaksanaan penelitiannya. Bahan-bahan dan alat-alat yang dipakai
hendaknya dijelaskan karakteristiknya. Namun demikian, bahan-bahan dan alat-alat
yang umum atau sudah dikenal secara luas tidak perlu dijelaskan karakteristiknya,
seperti air, alkohol, asam sulfat, garam dapur, cangkul, gelas ukur, tabung reaksi dan
sebagainya.

6.3 Cara Kerja


Cara kerja (protokol) yang dipakai dalam penelitian diuraikan secara rinci dan
jelas, sehingga dapat menjadi referensi bagi pembaca yang ingin mengulang atau
mengerjakan prosedur yang sama. Setiap metoda yang dikerjakan sedapat mungkin
disebutkan referensinya.
Pada penelitian survei, cara kerja yang diuraikan bukanlah mencakup hal-hal yang
bersifat teknis namun lebih kepada hal-hal yang bersifat prosedural, misalnya
bagaimana menentukan sampel, metoda penarikan contoh, metoda pengumpulan data
(apakah teknik wawancara atau berupa focussed group discussion, FGD), analisis data
dan sebagainya.

6.4 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian dalam tulisan ini adalah rancangan dalam makna luas, baik
berupa rancangan untuk percobaan laboratorium atau lapangan, maupun rancangan
untuk percobaan eksploratif ataupun survei. Setiap pekerjaan yang dilakukan harus
mengikuti rancangan yang telah ditetapkan, misalnya penentuan jumlah perlakuan,
jumlah ulangan, jumlah sampel, kriteria sampel, metoda pengambilan sampel, jumlah
responden, jenis data yang akan diambil, dan sebagainya. Suatu rancangan yang baik
akan menuntun peneliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal sehingga melahirkan
rekomendasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Rancangan yang telah dibuat dan direncanakan dengan matang tidak selalu dapat
diterapkan sebagaimana mestinya di lapangan karena munculnya berbagai kendala yang
sebelumnya tidak diperhitungkan. Dalam hal ini, suatu modifikasi minor dapat saja
dilakukan, misalnya dengan mengurangi jumlah ulangan atau mengubah peubah yang
diamati. Namun, sekecil apapun perubahan yang dibuat, hendaknya menjadi catatan
dan perlu diperhitungkan dalam pelaporan hasil. Perubahan sekecil apapun yang

17
dilakukan peneliti tidak boleh mengabaikan kaidah-kaidah ilmiah, misalnya dalam hal
mengurangi jumlah ulangan, jangan sampai jumlah ulangan yang tersisa menyebabkan
hasil percobaan menjadi bias atau kesalahannya (error) terlampau besar.

6.5 Populasi dan Sampel


Populasi adalah sejumlah besaran subyek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu. Subyek penelitian dapat berupa manusia, hewan percobaan, tanaman,
mikroorganisme, dan sebagainya; sedangkan karakteristik dari subyek penelitian
ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian. Sedangkan yang dimaksud
dengan sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang ditentukan dengan cara-cara
tertentu sehingga dianggap mewakili populasinya.
Dalam penarikan sampel penelitian, ada dua teknik dasar yang banyak diterapkan,
yakni probability sampling dan non-probability sampling. Teknik probability sampling
yang banyak digunakan adalah penarikan contoh acak sederhana (simple random
sampling), penarikan contoh sistematis (systematic sampling), penarikan contoh acak
bertingkat (stratified random sampling), dan penarikan contoh berkelompok (cluster
sampling). Sementara itu teknik non-probability sampling yang banyak digunakan
adalah penarikan contoh berurutan (consecutive sampling), penarikan contoh sederhana
(convenient sampling), dan penarikan contoh secara sengaja (purposive sampling).
Dalam penyusunan usul penelitian maupun penulisan laporan akhir penelitian
segala aspek mengenai populasi (besaran maupun karakteristiknya) dan mengenai
sampel (besaran dan cara penentuannya) harus diuraikan secara jelas. Hal ini bertujuan
untuk menghindari timbulnya keraguan terhadap validitas atau kesahihan data yang
diperoleh.

6.6 Variabel/Peubah Penelitian


Variabel/peubah dalam konteks penelitian adalah karakteristik subyek yang
berubah atau berbeda dari satu subyek ke subyek lain. Contohnya tinggi tanaman, bobot
1000 biji, berat kering akar, kadar air tanaman, usia petani, tingkat pendidikan petani,
luas lahan usahatani, kadar N-P-K tanah, intensitas penyakit, dan populasi hama. Dalam
penyusunan usul penelitian maupun laporan akhir penelitian, variabel/peubah penelitian
perlu didefenisikan secara jelas yang dikenal sebagai Operasionalisasi Variabel.

18
6.7 Satuan Pengukuran
Secara umum data yang dikumpulkan melalui suatu proses pengukuran dapat
dikelompokkan menjadi data nominal, data ordinal dan data numerik. Data nominal
adalah data yang hanya merupakan nama atau label dan tidak mengandung informasi
peringkat, misalnya jenis kelamin, suku, dan agama. Data ordinal mengandung
informasi peringkat, namun jarak antar peringkat tidak dapat dikuantifikasi, misalnya
tingkat serangan patogen (ringan-sedang-berat) dan status hara (rendah-sedang-tinggi).
Sementara itu data numerik adalah data yang memiliki informasi peringkat yang
lengkap dan dapat diukur, misalnya bobot 1.000 biji (diukur dalam satuan g), kadar
protein (diukur dalam satuan %) dan tinggi tanaman (diukur dalam satuan m).
Dalam pengumpulan data dianjurkan untuk mengukur variabel dalam skala
numerik, meskipun penelitian hanya memerlukan skala nominal atau ordinal. Skala
numerik tersebut dapat dijadikan skala nominal atau ordinal dengan menentukan titik
potongnya. Dalam pengukuran data numerik, satuan yang digunakan adalah satuan yang
umum dan baku, misalnya untuk satuan berat dinyatakan dalam µg, mg, g, kg, dan
seterusnya. Untuk satuan panjang dinyatakan dalam mm, cm, m, dan seterusnya.
Volume dinyatakan dalam satuan mL ataupun L, konsentrasi larutan dinyatakan dalam
molar (M), normalitas (N) atau persentase (%), dan sebagainya. Satuan yang tidak
umum dalam penulisan karya ilmiah tidak boleh digunakan seperti hasta, jengkal,
sekejap mata, atau setinggi pinggang orang dewasa.

6.8 Analisis Data


Analisis data adalah serangkaian proses yang meliputi pengelompokan,
kategorisasi, dan manipulasi data sehingga terlihat hubungan antar fenomena yang
memiliki makna untuk menjawab permasalahan penelitian dan bermanfaat untuk
pengujian hipotesis. Analisis data dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut: memeriksa, mengedit, memberi kode dan menyusun data dalam suatu tabel,
kemudian membuat penafsiran hubungan antar fenomena yang terjadi dan
membandingkannya dengan fenomena lain di luar penelitian, dan akhirnya menyusun
kesimpulan dan implikasinya (saran).
Analisis data menguraikan metoda analisis yang digunakan dengan jelas, berikut
teknik-teknik pengujian dan interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, misalnya
data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (analysis of
variance, ANOVA) untuk melihat pengaruh perlakuan yang diberikan dan dilanjutkan

19
dengan uji beda nyata terkecil (least significant different, LSD) untuk melihat perbedaan
pengaruh antar perlakuan pada taraf kepercayaan 5%. Apabila analisis data dilakukan
menggunakan perangkat lunak (software), hendaknya cantumkan juga jenis perangkat
lunak yang dipakai, misalnya Microsoft Excell, Minitab, Statistical Package for Social
Sciences (SPSS), dan sebagainya.

20
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian disajikan secara sistematis dari penelitian yang bersifat sangat
dasar hingga yang lebih lanjut (aplikatif). Untuk mempersingkat uraian, data yang
diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Apabila data yang
diperoleh terlalu luas (ekstensif), sebaiknya dibuat ikhtisarnya (paragraf kunci).
Sedangkan data yang terlalu rumit akan menurunkan keterbacaan dan hendaknya
dilampirkan saja, misalnya print out dari suatu program komputer.
Data yang sudah disajikan dalam bentuk tabel tidak perlu lagi disajikan dalam
bentuk grafik, demikian juga sebaliknya. Hal ini untuk menghindari penyajian data yang
berulang (repetisi) yang menjadikan tulisan tidak efisien. Gambar-gambar dapat
disajikan, baik sebagai data utama (data kualitatif), seperti dalam eksperimen anatomi
dan histologi tumbuhan; maupun sebagai data penunjang untuk memperkuat
argumentasi, seperti foto wawancara peneliti dengan responden pada saat pengambilan
data, foto kondisi tanaman usia tertentu di lokasi percobaan, dan sebagainya.
Tabel ataupun gambar yang ada harus disebutkan di dalam teks, misalnya “Erosi
dapat diprediksi berdasarkan beberapa karakteristik lahan (Tabel 1)” atau ”Gejala
mosaik pada daun bibit cabai yang terserang Cucumber Mosaic Virus (Gambar 1)
semakin jelas terlihat pada saat tanaman memasuki umur 3 minggu setelah tanam atau
empat minggu setelah semai”.
Penyebutan tabel, grafik maupun gambar hendaknya tidak terlalu jauh dari teks
yang bersangkutan (maksimum satu halaman sesudah atau sebelum tabel, grafik
ataupun gambar yang dirujuk). Interpretasi data (tabel, gambar dan grafik) disesuaikan
dengan permasalahan penelitian maupun hipotesis.
Adakalanya Hasil digabungkan dengan Pembahasan menjadi bagian yang
bernama Hasil dan Pembahasan. Hal ini dijumpai terutama pada penelitian-penelitian
yang singkat dengan data yang sederhana. Selain itu, pemisahan atau penggabungan
kedua bagian ini sangat ditentukan oleh keadaan data dan kedalaman pembahasannya.
Penelitian dengan jumlah variabel yang banyak, akan lebih fleksibel bila
pembahasannya diuraikan pada bagian terpisah dan pengulangan argumen untuk
beberapa variabel dapat dihindari.

21
7.2 Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian dari suatu laporan akhir penelitian dan ruang bagi
peneliti untuk bebas berekspresi. Pembahasan tidak perlu diuraikan panjang lebar,
namun membahas bukan hanya menarasikan hasil penelitian. Peneliti masih dapat
menampilkan hasil secara implisit dan ringkas dengan tujuan untuk menekankan betapa
pentingnya hasil yang dimaksud. Pendapat atau ide yang sudah dikutip di dalam
pendahuluan dan tinjauan pustaka tidak perlu diulang lagi dalam pembahasan, cukup
diacu seperlunya saja. Temuan-temuan baru yang diperoleh dari penelitian yang
dilaporkan sebaiknya dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan
menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Implikasi dari penerapan
temuan baru tersebut dan aspek-aspek lain yang perlu diteliti lebih lanjut dapat pula
dikemukakan dalam pembahasan.
Sebelum menentukan apa yang akan ditulis, sebaiknya peneliti sekali lagi
membaca hipotesis dan tujuan penelitiannya. Cocokkan hasil yang diperoleh dengan
hipotesis dan tujuan penelitian. Hal ini akan mempermudah peneliti untuk menentukan
arah pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya dan menyusunnya dalam tabel atau
grafik, dengan sendirinya peneliti telah memiliki gagasan yang dapat dikembangkan
dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut argumen, karena peneliti harus
secara eksplisit mengemukakan alasan-alasan logis (pembenaran) atas hasil yang
diperoleh. Peneliti harus pula membandingkan temuannya dengan hasil-hasil penelitian
terdahulu, lalu menyusun pertimbangan teoritisnya. Dalam membahas, peneliti harus
mengemukakan keterbatasan yang ada pada penelitiannya secara jujur. Dengan
demikian pembahasan adalah kumpulan argumen mengenai berbagai hubungan,
manfaat, dan kemungkinan adanya keterbatasan penelitian.
Setiap argumen (ide) dikembangkan dalam sebuah paragraf. Teknik untuk
mengembangkan argumen pada pembahasan hasil penelitian sama seperti menyusun
paragraf yang baik pada umumnya. Oleh karena itu, setiap paragraf dalam pembahasan
terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat topik (topic sentence), pengembangan penalaran
(controlling idea) dan kesimpulan (conclusion). Apabila data yang dihasilkan begitu
banyak dan komprehensif, maka perlu dilakukan pemecahan pembahasan dalam
beberapa topik yang masing-masing terdiri atas satu paragraf.
Pembahasan sebaiknya mengulas apakah penelitian tersebut telah mancapai
tujuan yang diharapkan. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, peneliti hendaknya

22
menghubungkan temuannya dengan hasil-hasil penelitian lain yang sejenis,
menunjukkan persamaannya serta membahas perbedaannya. Peneliti hendaknya tidak
membuat pernyataan: ”..... kesimpulan hasil penelitian Rifai (1999) yang dilakukan
pada tahun 1995 mendukung hasil penelitian ini.....” (sementara peneliti membahas
hasil penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2001). Seharusnya pernyataan tersebut
adalah: ”..... hasil penelitian ini memperkuat kesimpulan penelitian Rifai (1999) yang
dilakukan pada tahun 1995.....”. Arti dari suatu temuan perlu dipaparkan dan dijelaskan
guna memperluas cakrawala ilmu pengetahuan dengan cara mengekstrapolasi hasil,
memberi implikasi pada penerapannya, termasuk juga aspek-aspek lain yang
memerlukan pengkajian lebih lanjut.

23
VIII. PENYAJIAN ILUSTRASI

Ilustrasi adalah suatu teknik penyajian data yang dikemas dalam bentuk tabel,
grafik maupun gambar (foto). Penyajian data dalam bentuk ilustrasi lebih efektif
daripada penyajian berupa narasi, karena pembaca dapat langsung mengetahui hasil
penelitian tanpa harus terlebih dahulu mencerna dari uraian kalimat yang panjang.
Pemilihan teknik penyajian data dalam bentuk tabel, grafik ataupun gambar perlu
memperhatikan relevansinya dengan topik penelitian yang dilakukan. Apabila data
sudah disajikan dalam bentuk tabel, maka tidak perlu lagi data tersebut disajikan dalam
bentuk grafik atau sebaliknya.

8.1 Penyajian Tabel


Data yang disajikan dalam tabel adalah data yang perlu saja dan dapat
memperkuat serta memperjelas pembahasan. Sedangkan data lain (misalnya data
pendukung) dapat dicantumkan dalam lampiran.
Dalam pembuatan tabel, data yang disajikan harus jelas satuan pengukurannya.
Satuan pengukuran dapat dicantumkan pada judul tabel (lihat contoh Tabel 1) atau
dicantumkan pada kepala tabel (lihat contoh Tabel 2). Judul tabel dibuat di atas tabel
(sebelum tabel yang bersangkutan muncul).
Tabel yang dibuat untuk menyajikan data dalam karya tulis ilmiah tidak diberi
garis pemisah vertikal maupun horizontal. Garis horizontal yang diperlukan hanya
untuk memisahkan kepala tabel dan untuk menutup (mengakhiri) tabel. Selain itu, tidak
perlu menggunakan penulisan nomor urut.
Keterangan data yang ditampilkan dalam tabel dibuat langsung setelah garis
horizontal penutup tabel (jangan ada spasi di antaranya). Dalam menuliskan keterangan
sebaiknya menggunakan jenis huruf yang sama, namun dengan ukuran yang lebih kecil
(misalnya Times New Roman berukuran 8 sampai 10 point) dengan jarak 1,0 spasi.
Berikut ini disajikan beberapa cara penyajian tabel dalam penulisan karya tulis
ilmiah ataupun laporan penelitian. Tabel 1 dan 2 pada hakekatnya adalah sama,
perbedaannya adalah terletak pada cara penulisan satuan %.
Kadar nitrogen tanah bervariasi menurut jenis tanah, namun pemberian pupuk Urea
diharapkan dapat meningkatkan kadar nitrogen pada setiap jenis tanah tersebut.
Respon setiap jenis tanah setelah 3 bulan diberikan pupuk Urea juga bervariasi
(Tabel 1).

24
Tabel 1. Kadar nitrogen pada beberapa jenis tanah sebelum dan setelah 3 bulan
pemupukan Urea (%).

Kadar nitrogen tanah


Jenis tanah
Sebelum pemupukan Setelah pemupukan
Ultisol 2,10 2,20
Histosol 1,30 1,60
Oxisol 1,80 2,10
Inceptisol 0,70 1,10

Tabel 2. Kadar nitrogen pada beberapa jenis tanah sebelum dan setelah 3 bulan
pemupukan Urea.

Kadar nitrogen tanah (%)


Jenis tanah
Sebelum pemupukan Setelah pemupukan
Ultisol 2,10 2,20
Histosol 1,30 1,60
Oxisol 1,80 2,10
Inceptisol 0,70 1,10

8.2 Penyajian Grafik dan Gambar


Grafik dan gambar biasanya dikategorikan sebagai teknik penyajian data yang
sama, yakni keduanya dikelompokkan sebagai gambar. Pemilihan metoda penyajian
data dalam bentuk grafik ataupun gambar dalam suatu karya tulis ilmiah perlu
memperhatikan relevansinya dengan topik penelitian yang dilakukan/dilaporkan.
Sebenarnya banyak macam grafik yang dapat dipilih untuk menyajikan data,
namun yang umum digunakan dan sederhana penyajiannya adalah: histogram, diagram
lingkar dan grafik garis. Histogram, baik vertikal maupun horizontal, biasanya
digunakan untuk membandingkan hasil berupa nilai-nilai. Diagram lingkar (pie chart)
digunakan apabila besaran komponen secara tepat tidak begitu dipentingkan, tetapi yang
dipentingkan adalah komposisi antar komponen. Sedangkan grafik garis digunakan
untuk memperlihatkan hubungan antar variabel, yaitu variabel terikat pada sumbu Y
dan variabel bebas pada sumbu X.
Berbeda dengan tabel, judul grafik dan gambar ditulis sesudahnya, dan keduanya
dikategorikan sebagai gambar. Perhatikan contoh-contoh berikut.

25
900,00

800,00

700,00
Erosi (ton/ha/tahun)

600,00

500,00

400,00

300,00

200,00

100,00

0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Satuan Lahan
Erosi Aktual ETOL

Gambar 1. Erosi aktual dan erosi yang dapat ditoleransikan (ETOL) pada setiap satuan
lahan pertanian di DAS Batang Tebo.

Gambar 2. Gejala mosaik pada daun bibit cabai umur 3 minggu setelah tanam akibat
serangan Cucumber Mosaic Virus.

26
Gambar 3. Diferensiasi pucuk adventif dari dalam massa kalus yang terbentuk pada
kultur antera Swainsona formosa. A,B, pucuk (anak panah) yang
berdiferensiasi pada kalus yang dikulturkan pada medium dengan 0,49 µM
IBA + 0,46 µM kinetin; C, aglomerat meristematik berwarna hijau yang
berdiferensiasi pada kalus yang dikulturkan pada medium dengan 0,49 µM
IBA + 4,63 µM; D, pucuk (anak panah) yang berdiferensiasi pada kalus
yang dikulturkan pada medium dengan 0,49 µM IBA + 4,63 µM. Bar = 1
mm.

Dalam hal penyajian gambar/foto, sebaiknya hanya gambar/foto yang perlu saja
yang ditampilkan; penyajian foto yang terlalu banyak dapat membuat karya tulis ilmiah
menjadi seperti album, dan ini harus dihindari. Misalnya pada penelitian tentang
pengaruh kunyit sebagai antibiotik alami terhadap perkembangan koloni bakteri dalam
kultur in vitro, maka yang perlu ditampilkan adalah foto dari perkembangan koloni
bakteri pada berbagai takaran kunyit yang dicobakan; bukannya foto bakteri atau foto
peneliti yang sedang menginokulasikan bakteri pada medium uji.
Selain itu, gambar juga harus dilengkapi dengan skala apabila tidak sama dengan
ukuran aslinya. Misalnya gambar peta lokasi penelitian, gejala tanaman sakit, foto sel
atau jaringan di bawah mikroskop.

27
IX. KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan
Kesimpulan sebaiknya disusun dalam satu paragrap atau lebih, tergantung pada
cakupan penelitian. Dalam menarik kesimpulan diperlukan kecermatan yang tinggi dan
dibenarkan memunculkannya tiga kali (tentunya dengan ungkapan yang berbeda-beda),
yaitu di dalam pembahasan, kesimpulan dan ringkasan. Kesimpulan memuat ringkasan
hasil penelitian dan jawaban atas hipotesis dan tujuan penelitian.
Sikap kritis merupakan kunci utama dalam menarik kesimpulan. Perlu
diperhatikan bahwa kesimpulan yang dibuat tidak menimbulkan perbedaan penafsiran
oleh pembaca. Oleh karena itu di dalam membuat kesimpulan hendaknya penulis juga
mampu menempatkan diri sebagai pembaca.

9.2 Saran
Saran tidak harus ada, namun demikian apabila dirasa perlu membuat saran
sebaiknya saran tersebut benar-benar muncul dari aspek-aspek yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian ataupun sebagai implikasi dari hasil penelitian. Saran berisi
tentang rekomendasi hasil penelitian dan hal-hal yang perlu dikerjakan pada penelitian
selanjutnya.
Pada penelitian yang banyak kaitannya dengan kebijakan, sebaiknya saran tidak
dikemukakan secara eksplisit. Hal ini dikarenakan penerapan suatu kebijakan tidak saja
tergantung pada pertimbangan ilmiah saja, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek
teknis dan politis.

28
X. PENULISAN KUTIPAN DAN BIBLIOGRAFI

10.1 Sitasi
Secara umum ada dua metoda pencantuman kutipan (sitasi) yang banyak
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, yaitu metoda Harvard (sistem alfabet
atau sistem nama-tahun) dan metoda Vancouver (sistem nomor). Untuk bidang
pertanian, metoda pengutipan dan penulisan bibliografi yang banyak diterapkan adalah
metoda Harvard (sistem nama-tahun).
Perlu diingat bahwa meskipun sistem yang digunakan sama, namun setiap
institusi mempunyai beberapa ketentuan yang sedikit berbeda satu sama lain, yang
disebut Gaya Selingkung. Perbedaan umumnya terletak pada tata-cara penulisan Daftar
Pustaka, sedangkan dalam penulisan kutipan perbedaannya (kalaupun ada) hanya
sedikit.
Dalam sistem nama-tahun (metoda Harvard), nama pengarang yang diacu dalam
tubuh tulisan hanya nama keluarga atau nama akhir pengarang yang diikuti tahun
publikasinya. Bergantung pada susunan kalimat cara penulisannya ialah sebagai berikut:

Rifai (2005) mengemukakan bahwa pembahasan merupakan bagian tempat


seseorang paling bebas berekspresi.
atau
Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas berekspresi
(Rifai, 2005).

Berikut ini adalah beberapa ketentuan tatacara penulisan kutipan menurut metoda
Harvard:
1. Sitasi dengan satu pengarang
a. Pengarang yang sama menulis pada tahun berbeda.
Jika terdapat lebih dari satu pustaka yang ditulis oleh pengarang yang sama pada
tahu yang berbeda, pengacuan ditulis sesuai urutan terbit, misalnya Suwanto
(2001; 2003)… atau … (Suwanto, 2001; 2003). Tahun terbit yang satu dengan
yang berikutnya dipisahkan oleh titik-koma (;) dan spasi.
b. Pengarang yang sama menulis pada tahun sama.
Pengacuan terhadap dua atau beberapa pustaka yang ditulis oleh pengarang yang
sama pada tahun yang sama dilakukan dengan menambah huruf “a” untuk yang
pertama, “b” untuk yang kedua, dan seterusnya setelah tahun. Tahun terbit yang

29
satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh titik-koma (;) dan spasi, misalnya
Suwanto (2008a; 2008b) … atau … (Suwanto, 2008a; 2008b). Penambahan huruf
“a”, “b”, dan seterusnya ini perlu didasarkan pada urutan waktu publikasi, dari
yang paling awal sampai dengan yang paling akhir. Urutan waktu ini biasanya
dapat ditentukan dari volume dan nomor jurnal di mana artikel tersebut
diterbitkan atau dari urutan nomor halaman jika bukan berasal dari jurnal yang
sama.
c. Pengarang yang mempunyai nama keluarga yang sama menulis pada tahun yang
sama.
Jika pengarang mempunyai nama keluarga yang sama untuk suatu publikasi yang
terbit pada tahun yang sama, nama inisial disertakan untuk membedakan bahwa
sumbernya berbeda. Misalnya Suwanto A (2008) dan Suwanto H (2008) … atau
… (Suwanto A, 2008; Suwanto H, 2008). Perhatikan bahwa kata “dan”
digunakan untuk menghubungkan dua sumber acuan yang ditulis oleh pengarang
yang berbeda dalam suatu kalimat, sedangkan titik koma dan spasi digunakan
untuk memisahkan pengacuan terhadap pustaka yang ditulis oleh pengarang yang
berbeda.
2. Sitasi dengan dua pengarang.
Pengacuan pustaka yang ditulis oleh dua pengarang seperti “Suwanto A dan Fardiaz
S” pada tahun 2003 diacu sebagai Suwanto dan Fardias (2003) … atau … (Suwanto
& Fardias, 2003). Jangan menggunakan tanda ampersan (&) untuk menggantikan
kata ”dan” dalam suatu kalimat dalam tubuh tulisan, kecuali pada sumber acuan
dalam tanda kurung. Perhatikan pula bahwa dalam Daftar Pustaka kata “dan” tidak
dituliskan.
Bila dua pengarang memiliki nama keluarga yang sama menulis bersama, pengacuan
dituliskan mengikuti pola menambahkan nama inisial, misanya Suwanto A dan
Suwanto H (2005) … atau … (Suwanto A & Suwanto H, 2005).
3. Sitasi dengan tiga pengarang atau lebih.
Untuk nama pengarang yang terdiri atas tiga orang atau lebih, hanya nama keluarga
atau nama akhir pengarang pertama saja yang ditulis dan diikuti dengan kata “et al.”
(singkatan kata dari et alii). Dalam Pedoman ini kata “et al.” tetap dipertahankan dan
dicetak dalam huruf miring; tidak diubah menjadi “dkk.” (singkatan dari dan kawan-
kawan). Sebagai contoh, artikel yang di tulis oleh Suwanto A, Friska H, dan

30
Sudirman I yang dipublikasikan pada 2006 diacu sebagai: Suwanto et al. (2006) …
atau … (Suwanto et al., 2006).
Jika sumber acuan yang terdiri atas tiga pengarang atau lebih ditulis oleh penulis
pertama yang sama, maka untuk membedakan sumber acuan tersebut dituliskan
menurut struktur penulisan pengarang yang sama menulis pada tahun yang sama.
Misalnya, artikel yang ditulis oleh Suwanto A, Suwanto H, dan Suryanto D
dipublikasikan pada tahun 2000 dan artikel yang di tulis oleh Suwanto A bersama-
sama Yuhana M dan Angka SL yang dipublikasikan juga pada tahun 2000, maka
untuk membedakannya dituliskan Suwanto et al. (2000a) …; Suwanto et al. (2000b)
… atau … (Suwanto et al., 2000a); … (Suwanto et al., 2000b). Penambahan huruf a
dan b didasarkan pada senarai menurut abjad nama pengarang.
4. Sitasi dengan pengacuan ganda.
Bila dua artikel atau lebih dengan pengarang berbeda diacu sekaligus, maka
penulisan pengacuannya didasarkan pada urutan tahun penerbitannya, misalnya
(Kaplan & Suwanto, 2000; Suhartono et al., 2004; Tjahyadi et al., 2004; Rosana et
al., 2005; Suwanto et al., 2009a; Suwanto et al., 2009b). Di sini digunakan titik
koma dan spasi untuk memisahkan pengacuan terhadap pustaka yang ditulis oleh
pengarang yang berbeda.
5. Sitasi dengan lembaga sebagai pengarang.
Nama lembaga yang diacu sebagai pengarang sebaiknya ditulis dengan bentuk
singkatan yang baku dan umum digunakan. Misalnya untuk mengacu tulisan yang
diterbitkan tahun 2009 oleh Biro Pusat Statistik, ditulis BPS (2009) atau ... (BPS,
2009). Contoh lain misalnya, Ditjen Hortikultura (2010) atau … (Ditjen Hortikultura,
2010). Dalam Daftar Pustaka nama pengarang acuan ini juga ditulis sebagai BPS dan
Ditjen Hortikultura.
6. Tulisan tanpa nama pengarang
Acuan yang tidak memiliki nama pengarang tidak dianjurkan untuk digunakan
sebagai bahan referensi. Apabila harus menggunakan acuan tanpa nama pengarang,
maka di dalam tubuh tulisan dan Daftar Pustaka dituliskan nama lembaga yang
menerbitkannya sebagai ganti nama pengarang. Karya tulis ilmiah di lingkungan
Fakultas Pertanian Universitas Jambi tidak dibenarkan untuk menggunakan kata
“Anonim”, baik di dalam tubuh tulisan maupun Daftar Pustaka.
7. Sitasi yang berasal dari pustaka sekunder

31
Artikel yang belum pernah dibaca sendiri oleh penulis, namun dibaca dari suatu
sumber (dikenal pustaka sekunder) tidak dianjurkan untuk diacu. Setiap bahan
kepustakaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam suatu karya tulis ilmiah
harus pernah dibaca oleh penulis.
8. Sitasi yang berasal dari artikel siap terbit.
Pengacuan terhadap artikel yang telah disetujui untuk publikasi (status accepted) dan
masih dalam proses penerbitan, dilakukan dengan menambahkan kata “in press”
atau “siap terbit” yang ditulis cetak miring. Pemilihan kata tersebut harus digunakan
dengan taat asas dalam seluruh tubuh tulisan. Misal Suwanto (in
press)…atau…(Suwanto, in press) dan Suwanto (siap terbit)… atau … (Suwanto,
siap terbit). Sumber acuan seperti ini disenaraikan dalam Daftar Pustaka.
9. Sitasi yang berasal dari artikel sedang dikirimkan untuk publikasi.
Artikel yang sedang dikirimkan untuk publikasi dalam suatu jurnal tidak dapat
diacu dalam karya tulis ilmiah karena belum ada persetujuan dari dewan editor atau
mitra bestari untuk diterbitkan. Ada kemungkinan artikel tersebut ditolak
penerbitannya dikarenakan berbagai sebab yang menjadi pertimbangan dewan editor
atau mitra bestari.
10.Sitasi yang berasal dari komunikasi pribadi.
Dalam keadaan sangat khusus, komunikasi pribadi dengan seorang pakar kadang
kala perlu diacu dalam tulisan. Pakar yang diacu merupakan orang yang
kompetensinya dikenal oleh masyarakat ilmiah dan diakui legalitasnya.
Bila pengacuan ini dilakukan, nama diikuti oleh inisialnya, tanpa menggunakan gelar
akademik atau jabatan dan dipisahkan oleh tanda koma dan spasi, dilanjutkan dengan
waktu dan kata “komunikasi pribadi” yang dicetak miring; semuanya dituliskan
dalam tanda kurung, misal… (Nasoetion AH, 8 Maret 2008 komunikasi pribadi).
Pengacuan dengan cara ini tidak dianjurkan dan seandainya digunakan, maka
informasi yang diperoleh dari komunikasi pribadi ini tidak disenaraikan dalam Daftar
Pustaka.
11.Sitasi terhadap tabel atau gambar.
Sumber dari sitasi berupa tabel atau gambar ditulis tepat di bagian bawah tabel atau
gambar yang bersangkutan dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun
penerbitannya. Contoh penulisannya adalah: “Sumber: Balai Penelitian Perkebunan
Sembawa (2003)” atau “Gambar 4. Skema pembuatan agroforestri karet (Lahebel-
Peron, 2008)”.

32
Tabel 3. Rekomendasi takaran pupuk dan frekuensi pemupukan tanaman karet sesuai
dengan umur tanaman.

Umur tanaman Urea SP-36 KCl Frekuensi


(tahun) (g/pohon/tahun) (g/pohon/tahun) (g/pohon/tahun) pemupukan
0 - 125 - 2 kali/tahun
1 250 150 100 2 kali/tahun
2 250 250 200 2 kali/tahun
3 250 250 200 2 kali/tahun
4 300 250 250 2 kali/tahun
5 300 250 250 2 kali/tahun
6 – 15 350 260 300 2 kali/tahun
16 – 25 300 190 250 2 kali/tahun
Sumber: Balai Penelitian Perkebunan Sembawa (2003).

Gambar 4. Skema pembuatan agroforestri karet (Lahebel-Peron, 2008).

10.2 Bibliografi
Bibliografi atau Daftar Pustaka merupakan susunan seluruh bahan kepustakaan
yang digunakan sebagai bahan acuan. Daftar Pustaka ditempatkan pada bagian akhir
dari suatu karya tulis ilmiah sebelum bagian lampiran dan perlu memperhatikan
konsistensi gaya penulisan antara kepustakaan yang dikutip dengan isi Daftar Pustaka.
Pada setiap penulisan karya tulis ilmiah sangat dianjurkan menggunakan
perangkat lunak (software) yang dapat mengelola kepustakaan secara tepat, misalnya
program EndNote. Kesesuaian antara kepustakaan yang dikutip di dalam tubuh tulisan
dengan yang ada di dalam Daftar Pustaka serta konsistensi penulisan merupakan salah
satu aspek yang menentukan nilai ilmiah suatu karya tulis ilmiah.

33
Berikut ini adalah beberapa ketentuan penulisan daftar pustaka yang berasal dari
berbagai sumber kepustakaan, yakni: buku, jurnal, pertemuan ilmiah, koran,
multimedia, internet, dan sumber elektronik.

10.2.1 Bibliografi yang bersumber dari buku


Penulisan bibliografi untuk bahan kepustakaan berupa buku membutuhkan
sejumlah keterangan sebagai berikut (disusun berdasarkan urutan):

1. Nama (-nama) penulis, editor, pengkompilasi atau lembaga yang bertanggung jawab
atas isi buku:
a. Apabila terdapat lebih dari satu orang pengarang, maka semuanya harus
dituliskan.
b. Nama pengarang pertama dituliskan nama keluarga lebih dahulu, lalu diiukuti
oleh inisial; sedangkan nama pengarang kedua dan seterusnya dituliskan inisial
terlebih dahulu, kemudian nama keluarga.
c. Setiap nama pengarang dipisahkan oleh koma dan satu spasi. Antara nama
pengarang terakhir dan nama pengarang sebelumnya dipisahkan oleh kata “dan”.
Nama pengarang terakhir harus diikuti oleh titik setelah inisialnya.
Format: nama keluarga (satu spasi) inisial (tanpa spasi dan tanda baca di antara
inisial) titik (atau jika ada nama pengarang berikutnya, beri koma dan 1,0
spasi).
Contoh: Nasution AH.
Smith AK and BC Jones.
Runtunuwu SD, A Hartana, Suharsono dan MS Sinaga.
Catatan: apabila tidak ada nama (-nama) pengarang, maka sebagai gantinya
digunakan penerbit/lembaga. Penulisan nama penerbit/lembaga ditulis lengkap
tanpa singkatan, diakhiri dengan titik dan satu spasi.
Contoh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bungo
The Cardiac Society of Australia and New Zealand.

2. Tahun terbit:
Format: tahun (titik tambahkan satu spasi).
Contoh: 2008.

3. Judul buku dan sub-judulnya (jika ada):


a. Judul tidak dicetak miring, tidak digarisbawahi dan tidak juga dicetak tebal.
b. Setiap kata diawali huruf Kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.
Format: judul (titik, diikuti satu spasi).
Contoh: Dasar-Dasar Agronomi.
Kimia Hasil Pertanian.
Ilmu Usahatani

4. Nomor edisi (jika buku tersebut bukan edisi pertama):


a. Untuk buku berbahasa Indonesia, tuliskan: edisi.
b. Untuk buku berbahasa Inggris, tuliskan: ed.

34
Format: pernyataan nomor edisi (titik, diikuti satu spasi).
Contoh: Edisi kedua
Edisi ketiga
2nd ed.
3rd ed.
5. Nama penerbit:
Nama penerbit harus ditulis dengan lengkap.
Format: nama penerbit (koma, diikuti satu spasi).
Contoh: CV Sagung Seto,
Raven Press,
Australian Government Publishing Service,

6. Nama kota tempat terbit:


a. Jika penerbit berada di lebih dari satu kota, maka tuliskan nama kota yang
pertama.
b. Tuliskan nama kota dengan lengkap.
c. Jika nama kota tidak cukup terkenal, beri koma dan satu spasi, lalu tuliskan nama
negaranya.
Format: kota tempat terbit (titik dua, diikuti satu spasi).
Contoh: Jakarta.
Armidale, Australia.
Melle, Belgium.

7. Nomor halaman untuk referensi yang berasal dari bagian buku:


a. Untuk buku berbahasa Indonesia, tuliskan kata: hal (singkatan dari halaman).
b. Untuk buku berbahasa Inggris, tuliskan huruf: p (singkatan dari page).
Format: hal (titik, diikuti satu spasi) nomor halaman (titik) atau p (titik, diikuti
satu spasi) nomor halaman (titik).
Contoh: hal. 234-249.
p. 122-129.
p. 333, 338, 340-345 (jika tulisan tidak pada halaman yang sinambung).

Contoh penulisan:
Goldman SJ, K Jackson and TABursztynzky. 1986. Erosion and Sedimen Control
Handbook. McGraw-Hill Book Company, London.
Lodish H, D Baltimore, A Berk, SL Zipursky, P Matsudaira and J Darnell. 1995.
Molecular Cell Biology. 3rd ed. Scientific American, New York.
Rodgers P, K Smith, D Williams, A Jones, W Brown and B Green. 2002. The Way
Forward for Australian Libraries. Wombat Press, Perth.
Nasoetion AH. 2002. Berkelana di antara Tahu dan Tidak Tahu, hal. 61-67. Dalam
Saefuddin A. (editor). Pola Induksi Seorang Eksperimentalis. IPB Press, Bogor.
Carlson BM. 2004. Human Embryology and Developmental Biology, p. 10-15. 3rd ed.
Mosby, St. Louis.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman: Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya.
Bumi Aksara, Jakarta.

35
10.2.2 Bibiografi yang bersumber dari kamus dan sejenisnya
Penulisan bibiografi yang bersumber dari kamus dan sejenisnya secara umum
mengacu pada bibiografi penulisan buku di atas. Kamus yang tidak menyertakan nama
pengarang langsung dituliskan judul kamus dan seterusnya.
Contoh penulisan:

Bagus L. 2002. Kamus Filsafat. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Hanrahan CV. 2001. In Krapp K and Longe JL (editors). The Gale Encyclopedia of
Alternative Medicine (Vol. 4), p. 1768-1770. Gale Group, Michigan.
American Heritage Dictionary of the English Language. 3rd ed. 1992. Houghton
Mifflin Company, California.
Oxford Dictionary for Scientific Writers and Editors. 1991. Parabola, Oxford
Clarendon.
Parker SP. 2002. Dictionary of Scientific and Technical Terms. 6th ed. McGraw-Hill
Companies, London.

10.2.3 Bibliografi yang bersumber dari jurnal


Penulisan bibliografi untuk bahan kepustakaan berupa jurnal mengikuti ketentuan
sebagai berikut (disusun berdasarkan urutan):
1. Nama (-nama) penulis dan tahun penerbitan jurnal dicantumkan sama seperti
penulisan untuk bibliografi yang bersumber dari buku.
2. Judul artikel. Penulisan huruf kapital pada judul artikel hanya diberlakukan terhadap
huruf pertama dari judul buku dan terhadap kata-kata yang biasanya dimulai dengan
huruf kapital.
3. Nama jurnal:
a. Nama jurnal ditulis dalam bentuk singkatan mengikuti ketentuan Medline style,
kecuali nama jurnal yang terdiri dari satu kata. Daftar singkatan nama-nama jurnal
dapat dijumpai di www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=journals.
b. Penyingkatan nama jurnal menggunakan tanda baca “titik” setelah singkatan dan
diberi spasi.
4. Volume dan nomor terbitan jurnal:
Volume dan nomor terbitan jurnal ditulis dengan angka Arab setelah nama jurnal dan
dipisahkan dengan spasi. Nomor volume yang tidak menggunakan angka Arab,
misalnya volume XXVI diubah menjadi 26. Angka nomor terbitan diletakkan dalam
tanda kurung setelah volume yang semuanya ditulis langsung tanpa spasi. Nomor
terbitan tidak perlu dicantumkan bila penomoran halaman berkesinambungan dalam
satu volume. Setelah nomor langsung diikuti tanda titik dua dan nomor halaman
lengkap yang diakhiri dengan tanda titik.
5. Nomor halaman:
Nomor halaman ditulis dengan angka Arab yang dipisahkan oleh tanda titik dua
(tanpa spasi) setelah volume dan nomor terbitan, dan diakhiri dengan titik.

36
Contoh penulisan:
Cistué, L, M Soriano, AM Castillo, MP Vallés, JM Sanz and B Echavarri. 2006.
Production of doubled haploid in durum wheat (Triticum turgidum L.) through
isolated microspore culture. Plant Cell Rep. 25:257-264.
Runtunuwu SD, A. Hartana, Suharsono dan MS Sinaga. 2000. Penanda molecular sifat
ketahanan kelapa terhadap phytophthora penyebab gugur buah. Hayati 7:101-
105.
Harjadi B, D Prakosa, A Wuryanta. 2007. Analisis karakteristik kondisi fisik lahan DAS
dengan PJ dan SIG di DAS Benain-Noelmina, NTT. J. Ilmu Tanah dan
Lingkungan 7(2): 74-79.

10.2.4 Bibliografi yang bersumber dari pertemuan ilmiah


Penulisan bibliografi untuk bahan kepustakaan yang berasal dari kegiatan
pertemuan ilmiah (prosiding) tidak ubahnya seperti penulisan bibliografi untuk
kepustakaan yang berasal dari buku. Perbedaannya adalah judul makalah yang disajikan
ditulis dengan huruf kecil kecuali awal kalimat, sedangkan nama pertemuan ilmiahnya
ditulis huruf kecil dengan huruf kapital pada setiap awal kata kecuali kata depan dan
kata sambung. Informasi tambahan mengenai kegiatan pertemuan ilmiahnya
(konferensi, simposium atau seminar), seperti nama, tanggal dan tempat pertemuan
ilmiahnya perlu ditampilkan. Selanjutnya, makalah di dalam prosiding atau bagian dari
buku yang berisikan tulisan dari sejumlah pengarang, dikutip babnya yang relevan.

Contoh penulisan:
Wery, LMI Sudirman, AW Gunawan. 1994. Pertumbuhan dan perkembangan
Schizophylum commune in vitro dan in vivo, hal. 170-177. Dalam Peranan
Mikrobiologi dalam Industri Pangan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan,
Bogor, 20 Agustus 1994. Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia Cabang Bogor,
Bogor.
Juarsah I. 2008. Implementasi sistem pola tanam usahatani konservasi petani peladang
berpindah terhadap peningkatan produktivitas lahan dan pendapatan petani, hal.
237-246. Dalam Murtilaksono K, F Agus, SD Tarigan, A Dariah, NL Nurida, H
Santoso, N Sinukaban dan A Gintings (editor). Prosiding Seminar dan Kongres
Nasional MKTI VI. Cisarua, 17-18 Desember 2007. Masyarakat Konservasi
Tanah dan Air Indonesia, Jakarta.

10.2.5 Bibliografi yang bersumber dari disertasi/tesis


Penulisan bibliografi yang bersumber dari tesis atau disertasi mengikuti tata cara
penulisan bibliografi yang bersumber dari buku, dengan menambahkan jenis bibliografi
(tesis atau disertasi sesuai bidang ilmu) yang dicetak miring setelah judul tulisan.
Perhatikan contoh berikut:

37
Hidayah N. 2005. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Swadaya
Masyarakat (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten
Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Tesis Magister Sains. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Saribanon N. 2007. Perencanaan Sosial Partisipatif dalam Pengelolaan Sampah
Permukiman Berbasis Masyarakat (Kasus di Kotamadya Jakarta Timur).
Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zulkarnain. 2003. Breeding Strategies in Sturt’s Desert Pea, Swainsona formosa
(G.Don) J.Thompson, Using In Vitro and In Vivo Techniques. Ph.D. Disertation.
School of Rural Science and Agriculture, The University of New England,
Armidale, Australia.

10.2.6 Bibliografi yang bersumber dari bahan elektronik


Kepustakaan elektronik termasuk sumber-sumber dari internet seperti situs web,
jurnal elektronik dan pangkalan data. Sumber-sumber kepustakaan ini terus berkembang
dan panduan pengutipannya juga berkembang. Secara umum, bentuk dasar pengutipan
kepustakaan dari sumber elektronik mengikuti prinsip-prinsip yang sama seperti halnya
kepustakaan tertulis.
Dalam hal sumber kepustakaan dapat berubah-ubah, maka penting untuk
mencantumkan tanggal akses. Hal ini terutama sekali sangat berguna manakala
kepustakaan tersebut dikutip dari situs yang dapat berubah (sewaktu-waktu menghilang)
atau terjadi perubahan dalam hal izin aksesnya atau terjadi pemutakhiran data dari
waktu ke waktu. Perhatikan contoh berikut:
Dalam hal penulisan tanggal, volume, halaman dan nama jurnal atau buku, ikuti
prosedur yang sama sebagaimana mengutip jurnal dalam bentuk cetak ditambah dengan
alamat URL (diunduh dari: alamat website) dan tanggal, bulan dan tahun diakses.

Contoh penulisan:
Jurnal di internet:
Hsu YH, To KY. 2000. Cloning of a cDNA (Accesion No AF183891) encoding type II
S-adenosyl- L-methionine synthetase from Petunia hybrid. Plant Physiol
122:1457. Diunduh dari http: //www.tarweed.com/pgr/PGR00-033. (diakses 23
Sept. 2001).

Software komputer:
EndNote (computer program) Version 5. 2001. ISI ResearchSoft, Berkeley California,
USA.
Microsoft Corporation. 2000. Microsoft Office 2000 Professional Edition. Microsoft
Corporation, New York, USA.

38
10.2.7 Bibliografi yang bersumber dari surat kabar
Penulisan bibliografi yang bersumber dari surat kabar dapat bervariasi tergantung
pada lay out surat kabar yang bersangkutan. Secara umum, penulisan bibliografi untuk
kepustakaan yang berasal dari surat kabar mengikuti format sebagai berikut:

Format: Penulis - jika ada - (titik, spasi). Judul artikel (titik, spasi). Nama surat kabar
(satu spasi). Tanggal terbit (tanggal bulan tahun), (koma, spasi) halaman
(titik).

Contoh penulisan:
Bakir M dan I Julianto. 2008. Harga sawit merosot tajam. Kompas 14 Desember 2008,
hal. 10.
Substitusi penggunaan pupuk anorganik solusi bagi petani. 2000. Kompas 24 Januari
2000, hal. 12.

39
DAFTAR PUSTAKA

AECT Task Force on Defenition and Terminology. 1977. Educational Technology: A


Glossary of Terms. Association for Educational Communications and
Technology, Washington DC.
EndNote (computer program) Version 5. 2001. ISI ResearchSoft, Berkeley California,
USA.
Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 2004. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Fakultas
Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
Rivai MA. 1994. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan Dan Penerbitan Karya Ilmiah
Indonesia. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat,
Depdikbud, Jakarta.
University of Queensland Library. References/bibliography: Harvard Style. 2010
(diakses 1 Agustus 2010). Diunduh dari http://www.library.uq.edu.au/
training/citation/harvard_6.pdf
University of Monash University. Harvard (author-date) style examples. (diakses 1
Agustus 2010). Diunduh dari http://www.lib.monash.edu.au/tutorials/
iting/harvard.html

40
LAMPIRAN
Halaman ini kosong
Lampiran 1. Contoh halaman sampul (cover) Skripsi1.

5 cm

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT MANGGIS


(Garcinia mangostana L.) TERHADAP BERBAGAI
KOMPOSISI TANAH DAN TRICHOKOMPOS DI POLYBAG

12 cm

INDAH SINTAWATI

18 cm

22 cm

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010
1
Dibuat dengan sampul keras (hard cover) berwarna HIJAU GELAP.

41
Lampiran 2. Contoh punggung sampul Skripsi.

tepi kertas bagian atas

2 cm
UNJA 2010
INDAH SINTAWATI
D1A103006

2 cm

2 cm

tepi kertas bagian bawah

42
Lampiran 3. Contoh halaman judul Skripsi.

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT MANGGIS


(Garcinia mangostana L.) TERHADAP BERBAGAI
KOMPOSISI TANAH DAN TRICHOKOMPOS DI POLYBAG

INDAH SINTAWATI

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010

43
Lampiran 4. Contoh halaman Pernyataan Bebas dari Plagiarisme (untuk Skripsi) 2.

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Indah Sintawati
NIM : D1A103006
Jurusan/Program Studi : Agroekoteknologi

dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan di mana pun
juga dan/atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan Skripsi ini telah dicantumkan/dinyatakan pada bagian
yang relevan, dan Skripsi ini bebas dari plagiarisme.
3. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa Skripsi ini telah diajukan atau dalam
proses pengajuan oleh pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam Skripsi ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni Pembatalan Ijazah.

Jambi, 2 September 2010


Yang membuat pernyataan,

Indah Sintawati

2
berdasarkan ketentuan pada Pasal 7 Ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

44
Lampiran 5. Contoh halaman pengesahan Skripsi.

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Respon Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap Berbagai Komposisi Tanah dan Trichokompos di Polybag yang disusun oleh
Indah Sintawati, NIM D1A103006, telah diuji dan dinyatakan Lulus pada tanggal 19
Agustus 2010 dihadapan Tim Penguji yang terdiri atas:
Ketua : Ir. Ardiyaningsih Puji Lestari, MP.
Anggota : 1. Ir. Itang Ahmad Mahbub, MP.
2. Dra. Evita, MP.

Menyetujui:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. Zulkarnain, M.Hort.Sc. Ir. Budiyati Ichwan, MS.


NIP 196210101988031002 NIP 196205211986032001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Agroekoteknologi,

Dr. Ir. M. Syarif, MS.


NIP 195801011987031006

45
Lampiran 6. Contoh halaman sampul Laporan PKL Program Studi THP3.

5 cm

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM DI PTP NUSANTARA


VII (PERSERO) GUNUNG DEMPO, KOTA PAGARALAM,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

12 cm

PUTRI HANA JUSIA

18 cm

22 cm

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010

3
Dibuat dengan sampul lunak (soft cover) berwarna HIJAU MUDA.

46
Lampiran 7. Contoh halaman judul Laporan PKL Program Studi THP.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM DI PTP NUSANTARA


VII (PERSERO) GUNUNG DEMPO, KOTA PAGARALAM,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

PUTRI HANA JUSIA


D1A405035

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010

47
Lampiran 8. Contoh halaman Pernyataan Bebas dari Plagiarisme (untuk Laporan PKL
Program Studi THP)4.

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Putri Hana Jusia
NIM : D1A405035
Jurusan/Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian

dengan ini menyatakan bahwa:


1. Laporan Praktik Kerja Lapang ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses
pengajuan di mana pun juga dan/atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapang ini telah dicantumkan/
dinyatakan pada bagian yang relevan, dan Laporan Praktik Kerja Lapang ini bebas
dari plagiarisme.
3. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa Skripsi ini telah diajukan atau dalam
proses pengajuan oleh pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam Skripsi ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni Pembatalan Ijazah.

Jambi, 16 Februari 2009


Yang membuat pernyataan,

Putri Hana Jusia

4
berdasarkan ketentuan pada Pasal 7 Ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

48
Lampiran 9. Contoh halaman pengesahan Laporan PKL Program Studi THP.

PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapang dengan judul Proses Pengolahan Teh Hitam di PTP
Nusantara VII (Persero) Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan
yang disusun oleh Putri Hana Jusia, NIM D1A405035, telah dinyatakan Diterima
sebagai Laporan Praktik Kerja Lapang mahasiswa yang bersangkutan pada tanggal 2
Februari 2009.

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi THP Dosen Pembimbing PKL,

Dr. Ir. Sahrial, M.Si. Ir. Indriyani, MP.


NIP 196611031992031005 NIP 196605271991032001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Agroekoteknologi,

Dr. Ir. M. Syarif, MS.


NIP 195801011987031006

49
Lampiran 10. Contoh halaman sampul (cover) Laporan PKL Program D III Agribisnis 5.

5 cm

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT PT KRESNA


DUTA AGROINDO PERKEBUNAN BATANG MERANGIN
DIVISI I KABUPATEN SAROLANGUN

12 cm

MISTURRAHMAN

18 cm

22 cm

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JENJANG DIPLOMA III


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010
5
Dibuat dengan sampul keras (hard cover) berwarna HIJAU TUA.

50
Lampiran 11. Contoh punggung sampul Laporan PKL Program D III Agribisnis.

tepi kertas bagian atas

2 cm
UNJA 2010
MISTURRAHMAN
D0B107009

2 cm

2 cm

tepi kertas bagian bawah

51
Lampiran 12. Contoh halaman judul Laporan PKL Program D III Agribisnis.

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT PT KRESNA


DUTA AGROINDO PERKEBUNAN BATANG MERANGIN
DIVISI I KABUPATEN SAROLANGUN

MISTURRAHMAN

Laporan Praktik Kerja Lapang


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Diploma III Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010

52
Lampiran 13. Contoh halaman Pernyataan Bebas dari Plagiarisme (untuk Laporan PKL
Program D III Agribisnis) 6.

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Misturrahman
NIM : D0B107009
Program : Diploma III Agribisnis

dengan ini menyatakan bahwa:


1. Laporan Praktik Kerja Lapang ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses
pengajuan di mana pun juga dan/atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapang ini telah dicantumkan/
dinyatakan pada bagian yang relevan, dan Laporan Praktik Kerja Lapang ini bebas
dari plagiarisme.
3. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa Laporan Praktik Kerja Lapang ini telah
diajukan atau dalam proses pengajuan oleh pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme
di dalam Laporan Praktik Kerja Lapang ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi,
yakni Pembatalan Ijazah.

Jambi, 28 Agustus 2010


Yang membuat pernyataan,

Misturrahman

6
berdasarkan ketentuan pada Pasal 7 Ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

53
Lampiran 14. Contoh halaman pengesahan Laporan PKL Program D III Agribisnis.

PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapang dengan judul Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit PT
Kresna Duta Agroindo Perkebunan Batang Merangin Divisi I Kabupaten Sarolangun
yang disusun oleh Misturrahman, NIM D0B107009, telah diuji dan dinyatakan Lulus
pada tanggal 14 Agustus 2010 dihadapan Tim Penguji yang terdiri atas:
Ketua : Ir. Rasudin Sihotang, MS.
Anggota : 1. Dr. Ir. Ratnawaty Siata, MS.
2. Ir. Arsyad Lubis.

Ketua Program
Diploma III Agribisnis, Dosen Pembimbing PKL,

Ir. Rasudin Sihotang, MS. Dr. Ir. Dompak Napitupulu, M.Sc.


NIP 195203071976031003 NIP 195904271985021001

54
Lampiran 15. Contoh Ringkasan.

RINGKASAN

PENGARUH PEMBERIAN PROLINE TERHADAP PROLIFERASI KALUS


EMBRIOGENIK PADA KULTUR ANTERA KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)
KULTIVAR MERUBETIRI (Era Wahyudi di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir.
Zulkarnain, M.Hort.Sc. dan Ir. Neliyati, M.Si.)

Kedelai adalah salah satu tanaman palawija penting di Indonesia, termasuk juga bagi
Propinsi Jambi. Bahkan pada Program Agropolitan Propinsi Jambi kedelai merupakan
salah satu komoditas andalan yang wilayah pengembangannya dipusatkan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Hambatan utama dalam pengembangan kedelai di daerah ini
adalah kemampuan adaptasi tanaman yang rendah terhadap kondisi lingkungan yang
sebagian terdiri atas lahan bermasalah (pasang-surut dengan reaksi masam). Pemuliaan
tanaman, terutama perbaikan mutu genetik guna mendapatkan galur-galur yang toleran
dengan kondisi demikian merupakan alternatif pemecahan masalah di samping upaya-
upaya perbaikan kultur teknik. Bioteknologi tanaman menawarkan terobosan baru
dalam mempercepat proses pemuliaan tanaman, termasuk kedelai, yakni melalui induksi
dan regenerasi tanaman haploid dan doubled-haploid. Keunggulan teknik ini adalah
dapat mendeteksi sifat-sifat toleransi terhadap kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan sejak dini, di samping dapat menghasilkan populasi tanaman yang
homozigot. Melalui teknik ini diharapkan dapat diperoleh kedelai yang toleran terhadap
berbagai keterbatasan lahan di Propinsi Jambi. Metoda yang diterapkan dalam program
ini adalah aplikasi kultur antera untuk mendapatkan embrio haploid melalui
embriogenesis mikrospora.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Fakultas Pertanian,


Universitas Jambi dari bulan Juli hingga September 2010 dengan tujuan untuk
mendapatkan takaran proline yang paling efektif untuk induksi embriogenesis pada
kultur antera kedelai kultivar Merubetiri. Tingkat konsentrasi proline yang dicobakan
adalah 0, 25, 50, 75 dan 100 mM pada media dengan dua komposisi zat pengatur
tumbuh yang berbeda, yaitu 20 M 2,4-D + 10 M kinetin dan 20 M 2,4-D + 20 M
kinetin.

Antera yang digunakan diperoleh dari tunas bunga berukuran 2,5 – 3,5 mm dari
tanaman induk yang ditanam di rumah kaca, yang selanjutnya dikulturkan pada medium
MS padat yang dilengkapi dengan vitamin dan sukrosa 30%. Kultur ditempatkan di
dalam ruang kultur dengan fotoperiodesitas 16 jam dan intensitas cahaya lebih-kurang
50 µmol m-2 sec-1. Suhu di dalam ruang kultur berkisar antara 24 hingga 26 oC.
Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap satu
faktor. Setiap perlakuan terdiri atas 5 ulangan, di mana setiap ulangan terdiri atas 1
wadah kultur yang masing-masing berisi 10 antera yang berasal dari tunas bunga yang
sama. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8 minggu.

Respon yang diperlihatkan oleh antera kedelai kultivar Merubetiri yang dikulturkan
pada media MS padat yang dilengkapi dengan berbagai konsentrasi proline serta 20 M

55
2,4-D + 10 M kinetin atau 20 M 2,4-D + 20 M kinetin, adalah berupa proliferasi
kalus yang terjadi dalam kurun waktu 4 hingga 17 hari setelah inisiasi kultur.
Pembentukan kalus diawali dengan terjadinya pembengkakan pada permukaan antera,
yang berlanjut dengan terjadinya perubahan warna dari hijau muda menjadi kecoklatan.
Dalam perkembangan selanjutnya dinding antera menjadi tidak rata (amorf), dan
akhirnya antera diselimuti oleh massa kallus berwarna putih, krem, kecoklatan, hijau
muda dan/atau hijau tua. Pada awalnya kalus memiliki struktur remah dan kompak,
namun setelah 2 minggu proliferasi sebagian besar kalus memperlihatkan struktur yang
kompak dan memperlihatkan ciri-ciri kalus embriogenik. Di antara takaran proline
yang diuji tidak ditemukan tingkat konsentrasi yang berpengaruh signifikan terhadap
proliferasi kalus.

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) kisaran konsentrasi proline yang diberikan ke dalam medium kultur belum mampu
merangsang terjadinya embriogenesis somatik pada kultur antera kedelai kultivar
Merubetiri, 2) proliferasi kalus pada medium yang dilengkapi dengan kinetin
konsentrasi tinggi (20 M) mengalami hambatan dengan adanya tambahan proline
eksogen. Sedangkan pada medium dengan kinetin konsentrasi lebih rendah (10 M),
kehadiran proline tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan, 3) waktu munculnya
kalus pada kedua macam media (kinetin 20 M dan kinetin 10 M) tidak
memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan, dan 4) karakteristik kalus yang
diregenerasikan pada kedua macam media (kinetin 20 M dan kinetin 10 M) pada
umumnya sama, dengan indikasi adanya sifat-sifat embriogenik.

56
Lampiran 16. Contoh Abstrak (khusus untuk artikel ilmiah).

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan takaran proline yang
paling efektif untuk induksi embriogenesis pada kultur antera kedelai kultivar
Merubetiri. Tingkat konsentrasi proline yang dicobakan adalah 0, 25, 50, 75 dan 100
mM pada media dengan dua komposisi zat pengatur tumbuh yang berbeda, yaitu 20 M
2,4-D + 10 M kinetin dan 20 M 2,4-D + 20 M kinetin. Antera yang digunakan
sebagai bahan eksplan diperoleh dari tunas bunga berukuran 2,5 – 3,5 mm yang
dikulturkan pada medium MS padat yang dilengkapi dengan vitamin dan sukrosa 30%.
Kultur dipelihara di bawah kondisi fotoperiodesitas 16 jam dan intensitas cahaya lebih-
kurang 50 µmol m-2 sec-1 serta suhu 24 - 26 oC. Percobaan disusun menurut Rancangan
Acak Lengkap dengan 5 ulangan, di mana setiap ulangan terdiri atas 1 wadah kultur
yang masing-masing berisi 10 antera yang berasal dari tunas bunga yang sama. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa antera kedelai yang dikulturkan pada media MS padat
yang dilengkapi dengan berbagai konsentrasi proline serta 20 M 2,4-D + 10 M
kinetin atau 20 M 2,4-D + 20 M kinetin memperlihatkan adanya proliferasi kalus
yang terjadi dalam kurun waktu 4 - 17 hari setelah inisiasi kultur. Pembentukan kalus
diawali dengan terjadinya pembengkakan pada permukaan antera, yang berlanjut
dengan terjadinya perubahan warna antera dari hijau muda menjadi kecoklatan. Dalam
perkembangan selanjutnya dinding antera menjadi tidak rata (amorf), dan akhirnya
antera diselimuti oleh massa kallus berwarna putih, krem, kecoklatan, hijau muda
dan/atau hijau tua. Pada awalnya kalus memiliki struktur remah dan kompak, namun
setelah 2 minggu proliferasi sebagian besar kalus memperlihatkan struktur yang
kompak dengan ciri-ciri sifat embriogenik. Di antara takaran proline yang diuji tidak
ditemukan tingkat konsentrasi yang berpengaruh signifikan terhadap proliferasi kalus.

57
Lampiran 17. Contoh Kata Pengantar.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karuniaNya sehingga pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir.
Zulkarnain, M.Hort.Sc. dan Ir. Neliyati, M.Si. sebagai Pembimbing I dan II atas
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan selama penulis melaksanakan
penelitian dan penyusunan Skripsi ini. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada tim
penguji, yaitu Dr. Ir. Hj. Rainiyati, M.Si., Ir. Dede Martino, MP. dan Ir. Jasminarni,
M.Si. yang telah memberikan tambahan informasi dan masukan untuk perbaikan isi
skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Kebun Percobaan,
Kepala Laboratorium Bioteknologi Tanaman beserta seluruh staf yang telah
memfasilitasi pelaksanaan penelitian dan menyediakan bantuan yang diperlukan.
Kepada rekan-rekan mahasiswa dan staf dosen, serta semua pihak yang telah
memberikan dukungan bagi terlaksananya penelitian ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan
pihak-pihak yang memerlukan.

Penulis,

58
Lampiran 18. Contoh Daftar Isi (Hasil dan Pembahasan dipisah)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Pisang .......................................................... 6
2.1.1 Sistematika Botani .............................................................................. 6
2.1.2 Syarat Tumbuh ................................................................................... 7
2.1.3 Teknik Budidaya ................................................................................. 8
2.2 Aplikasi Teknik Kultur Jaringan untuk Perbanyakan Tanaman .............. 10
2.2.1 Sejarah Perkembangan Teknik Kultur Jaringan ................................... 11
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Kultur Jaringan ............................ 13
2.2.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Keberhasilan Teknik Kultur Jaringan 15
2.3 Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Teknik Kultur Jaringan ................ 18
2.3.1 Auksin ................................................................................................ 20
2.3.2 Sitokinin ............................................................................................. 22
2.3.3 Zat Pengatur Tumbuh Lain.................................................................. 24
III. METODA PENELITIAN ............................................................................ 26
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................. 26
3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................... 26
3.3 Rancangan Percobaan ............................................................................ 32
3.4 Pelaksanaan Percobaan .......................................................................... 33
3.4.1 Persiapan dan Sterilisasi Alat .............................................................. 33
3.4.2 Persiapan Medium Kultur ................................................................... 33
3.4.3 Persiapan dan Penanaman Eksplan ...................................................... 34
3.4.4 Pemeliharaan Kultur ........................................................................... 35
3.5 Peubah yang Diamati ............................................................................. 36
3.5.1 Pembentukan Kalus ............................................................................ 36
3.5.2 Pembentukan Tunas ............................................................................ 36
3.5.3 Pembentukan Akar .............................................................................. 36
3.5.4 Regenerasi Plantlet ............................................................................. 37
3.6 Analisis Data ......................................................................................... 37

59
Halaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 39
4.1 Hasil ...................................................................................................... 26
4.1.1 Pembentukan Kalus............................................................................. 39
4.1.2 Pembentukan Tunas ............................................................................ 41
4.1.3 Pembentukan Akar .............................................................................. 44
4.1.4 Regenerasi Plantlet .............................................................................. 47
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 50
4.2.1 Pembentukan Kalus............................................................................. 50
4.2.2 Pembentukan Tunas ............................................................................ 51
4.2.3 Pembentukan Akar .............................................................................. 52
4.2.4 Regenerasi Plantlet .............................................................................. 53
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 55
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 55
5.2 Saran...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57
LAMPIRAN ...................................................................................................... 61

60
Lampiran 19. Contoh Daftar Isi (Hasil dan Pembahasan digabung)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1 Konsep Sikap ....................................................................................... 6
2.2 Media Cetak Surat Kabar ..................................................................... 11
2.3 Faktor Sosial Ekonomi yang Berhubungan dengan Sikap Petani
terhadap Informasi Pertanian yang Disebarkan oleh Media Cetak Surat
Kabar ................................................................................................... 15
2.3.1 Tingkat Pendidikan............................................................................ 18
2.3.2 Daya Beli Berlangganan Surat Kabar................................................. 19
2.3.3 Umur ................................................................................................. 28
2.4. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 30
III. METODA PENELITIAN ............................................................................ 30
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 30
3.2 Sumber dan Metoda Pengumpulan Data ................................................. 31
3.3 Metoda Penarikan Sampel...................................................................... 32
3.4 Metoda Analisis Data ........................................................................... 33
3.5 Konsepsi Pengukuran............................................................................. 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 38
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 38
4.2 Identitas Petani Sampel .......................................................................... 45
4.3 Analisis Sikap Petani terhadap Informasi Pertanian yang Disebarkan
oleh Media Surat Kabar Mingguan Umum Media Jambi ...................... 50
4.4 Analisis Faktor Sosial Ekonomi yang Berhubungan dengan Sikap
Petani terhadap Informasi Pertanian yang Disebarkan oleh Media Surat
Kabar Mingguan Umum Media Jambi.................................................... 58
4.5 Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Sikap Petani terhadap
Informasi Pertanian yang disebarkan oleh Media Surat Kabar Mingguan
Umum Media Jambi ............................................................................... 65

61
Halaman
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 70
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 70
5.2 Saran...................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72
LAMPIRAN ...................................................................................................... 73

62
Lampiran 20. Contoh Daftar Isi (untuk Laporan PKL pada Program Studi THP)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 3
1.3 Kegunaan............................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1 Jenis-Jenis Teh yang Dipasarkan di Indonesia ........................................ 4
2.2 Teh Sebagai Minuman Penyegar ............................................................ 5
2.3 Komposisi Kimia Daun Teh Segar ......................................................... 6
2.4 Proses Pengolahan Teh .......................................................................... 7
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................................... 16
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 16
3.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan .......................................................... 17
3.3 Struktur Organisasi ................................................................................ 18
3.4 Keadaan Fisik Perusahaan...................................................................... 19
3.3.1 Lokasi Perusahaan .............................................................................. 19
3.3.2 Keadaan Produksi ............................................................................... 20
3.3.3 Pemasaran Produk............................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 24
4.1 Proses Pengolahan Teh Hitam ................................................................ 24
4.3.1 Pemilihan Bahan Baku ........................................................................ 24
4.3.2 Pelayuan ............................................................................................. 25
4.3.3 Penggulungan dan Sortasi Basah ......................................................... 27
4.3.4 Pengeringan dan Sortasi Kering .......................................................... 30
4.2 Pengujian Mutu Teh Hitam .................................................................... 32
4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Teh Hitam ............................. 35
4.3.1 Bahan Baku ........................................................................................ 35
4.3.2 Suhu ................................................................................................... 37
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 40
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 40
5.2 Saran ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 41
LAMPIRAN ...................................................................................................... 43

63
Lampiran 21. Contoh Daftar Isi (untuk Laporan PKL pada Program D III Agribisnis)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 3
1.3 Kegunaan Hasil Praktik Kerja Lapang .................................................... 3
II. METODA PELAKSANAAN DAN OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANG . 5
2.1 Ruang Lingkup ...................................................................................... 5
2.2 Tempat dan Waktu ................................................................................. 6
2.3 Metoda Pelaksanaan ............................................................................... 6
2.4. Data dan Informasi yang Dikumpulkan ................................................. 7
2.5. Analisis Data......................................................................................... 8
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................................... 9
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................... 9
3.2 Struktur Organisasi ................................................................................ 11
3.3 Keadaan Fisik Perusahaan ...................................................................... 12
3.3.1 Letak Geografis................................................................................... 12
3.3.2 Luas Kebun dan Tataguna Lahan ........................................................ 13
3.3.3 Keadaan Tanah dan Iklim .................................................................... 15
3.3.4 Keadaan Tanaman ............................................................................... 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 20
4.1 Manajemen Panen .................................................................................. 20
4.1.1 Perencanaan ........................................................................................ 20
4.1.2 Pengorganisasian................................................................................. 21
4.1.3 Pengarahan ......................................................................................... 23
4.1.4 Pengawasan ........................................................................................ 25
4.1.5 Motivasi .............................................................................................. 26
4.2 Pelaksanaan Panen ................................................................................. 27
4.2.1 Persiapan Panen .................................................................................. 27
4.2.2 Kriteria Panen ..................................................................................... 30
4.2.3 Peralatan Panen ................................................................................... 32
4.2.4 Rotasi Panen ....................................................................................... 33
4.2.5 Kapasitas Panen .................................................................................. 35
4.2.6 Pengangkutan Tandan Buah Segar ...................................................... 37
4.2.7 Ancak Panen ....................................................................................... 38

64
Halaman
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 24
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 24
5.2 Saran ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25
LAMPIRAN ...................................................................................................... 27

65
Lampiran 22. Contoh Daftar Tabel (dan Daftar Gambar)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Daftar Informan di Lokasi Penelitian ............................................................ 34


2. Orbitasi Jarak dan Waktu Tempuh Kecamatan Jambi Selatan dari Pusat
Pemerintahan ................................................................................................ 39
3. Komposisi Penduduk Kecamatan Jambi Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin,
Tingkat Kesejahteraan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2008.......................... 41
4. Jenis dan Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Jambi Selatan ................ 42

66
Lampiran 23. Contoh Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 117


2. Metoda Pengumpulan Data dan Informasi Penelitian .................................... 118
3. Panduan Wawancara ..................................................................................... 119

67
Lampiran 24. Contoh Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Hitam Ulu, Kecamatan Tabir, Kabupaten


Bangko pada tanggal 11 September 1985. Penulis merupakan putri
Foto Penulis kedua dari empat bersaudara dari ayah Sidam Cholid dan ibu Seni
Wati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri


181/IV Sungai Benteng pada tahun 1987. Pada tahun 2000 penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Pelawan
Singkut. Pendidikan Sekolah Menengah Atas diselesaikan pada tahun 2003 di SMA
Negeri 1 Pelawan Singkut, Kabupaten Sarolangun dan pada tahun yang sama diterima
di Universitas Jambi melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus
(PMDK). Penulis memilih program studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian.

Pada Bulan September 2007 hingga Februari 2008 penulis mengikuti Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Tendah, Kecamatan Cermin Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun.
Pada tahun akademik 2007-2008 hingga 2009-2010 penulis melaksanakan penelitian
dan penulisan skripsi dengan judul Respon Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Berbagai Komposisi Tanah dan Trichokompos di Polybag di
bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Zulkarnain, M.Hort.Sc. dan Ir. Budiyati Ichwan, MS. dan
dinyatakan lulus ujian skripsi pada tanggal 19 Agustus 2010.

68
ISBN 978-602-97051-1-9

Anda mungkin juga menyukai