Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala rahmad-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan Ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
segala pihak yang telah memberikan bantuan demi terselesaikannya makalah ini. Juga
kepada dosen mata kuliah geografi pertanian yang telah memberikan bimbingan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah ini kedepannya agar lebih baik lagi. Penulis juga memohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati.

Palu, 1 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1

Latar Belakang................................................................................................3

1.2

Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.3

Tujuan.............................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1

Pengertian Degradasi Lahan...........................................................................5

2.2

Penyebab Degradasi Lahan.............................................................................8

2.3

Dampak Degradasi Lahan.............................................................................10

BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
3.1

Kesimpulan...................................................................................................13

3.2

Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pembukaan lahan yang tidak menggunakan prinsip dapat mengakibatkan
banyak hal negatif, tidak hanya dalam hal pembukaannya tetapi juga pada
penggunaan dan pengelolaannya. Pembukaan secara besar-besaran antara lain
menggunakan alat-alat berat dapat menimbulkan pencemaran suara. Tidak hanya itu,
keterlambatan penanaman lahan yang telah dibuka juga banyak menimbulkan erosi
pada saat musim hujan. Sehingga banyak kemungkinan perairan menjadi keruh dan
pada gilirannya mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan perairan misalnya
turunnya produksi perikanan. Sedangkan erosi yang terus menerus dan berlebihan
mengakibatkan sedimentasi.
Degradasi atau kemunduran lahan dan kekeringan merupakan ancaman bagi
kehidupan manusia secara datang perlahan. Hal ini jika tak segera diwaspadai dan
diantisipasi akan mengakibatkan beberapa lahan perkebunaan, hutan dan pertanian
lambat laun mejadi gurun atau padang pasir sehingga tak dapat di tanami kembali.
Hal yang terpenting perlu kita waspadai, setelah lahan menjadi padang pasir maka
kekeringan alias ketiadaan air akan melanda daerah tersebut. Sehingga tanda-tanda
kehidupan tidak ditemukan lagi. Hal ini akibat pengambilan kebijakan kebijakan
atau keputusan yang salah yerhadap penggunaan lahan ditambah perubahan iklim
yang ektrem membuat tekanan terhadap lahan lebih berat dari sebelumnya. Ketika
sumber makanan dan air tak lagi ditemukan manusia dan mahluk hidup lainnya
pindah ke tempat lain dimana kebutuhan makan dan air ditemukan. Saat ini telah
tercatat 17 24 juta jiwa di seluruh dunia yang pindah tempat karena factor
kerusakan lingkungan. Hal ini telah mendapat perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa
dengan dideklarasikannya hari penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan
sedunia tanggal 17 Juni 1994. Dua konsep yang ditawarkan dalam hal mengatasi
masalah degradasi lahan dan kekeringan yaitu pertama, mempertahankan lahan yang
ada dari kekeringan dalam arti sebagai penunjang pengentasan kemiskinan akibat
1

kelaparan dan sebagai wujud pegendalian ekosistem kehidupan. Hal ini jika disadari
oleh komponen masyarakat dapat menjadi agenda pembangunan setiap tahunnya
mengingat degradasi lahan dan kekeringan merupakan bahaya laten bagi ketahanan
pangan di seluruh dunia. Kedua, membumikan ketahanan dalam arti memperkuat
ketahanan bagi seluruh aspek yang berkaitan dengan degradasi lahan dan kekeringan
terhadap perubahan iklim global dan hilangnya keanekaragaman hayati di dunia. Hal
ini perlu sosialisasi kepada masyarakat berupa pengetahuan akan pentingnya
melindungi dan memperkuat daya tahan lahan terhadap kerusakan lingkungan serta
pengetahuan fungsi ekosistem yang sangat berperan dalam proses tersedianya
makanan dan air sumber kehidupan. Dan lagi, generasi penerus kita yang akan
menemui dampak dari kerusakan lahan dan kekeringan, jika saat ini kita tidak
mewaspadai apalagi tidak memperkuat daya tahan lahan terhadap kerusakan. Salah
satu upaya untuk memperkuat ketahanan lahan dari kekeringan adalah dengan
banyak menanam pohon pohon pada lahan yang mulai tandus atau kering. Hal ini
dapat dilakukan masyarakat seluruh dunia khususnya pada lahan yang telah
mengalami degradasi dan kekeringan. Ini juga merupakan salah satu andil kita dalam
memelihara atau mencegah degradasi lahan dan lingkungan. Hasilnya akan dinikmati
anak cucu kita berupa ketahanan lahan yang kokoh yang menghasilkan makanan
berupa tumbuhan dan ternak yang tidak kekurangan air akibat kekeringan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan
kelestarian lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan
lingkungan pun juga gencar dilaksanakan. Dalam tugas terstruktur ini akan dibahas
tentang pembukaan lahan.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam makalah ini yaitu
bagaimana degradasi lahan, penyebabnya serta dampaknya ?

1.3

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu untuk mengetahui degradasi
lahan, penyebabnya serta dampaknya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Degradasi Lahan
Degradasi lahan dapat di artikan sebagi hilangnya manfaat atau potensi dari
suatu lahan. Bahkan Degradasi lahan juga dapat diartikan sebagai peristiwa terjadinya
penurunan kualitas lahan, hilang, atau berubahnya berbagai organisme pada lahan
yang tidak dapat digantikan. Berikut disajikan beberapa pengertian, faktor dan
dampak mengenai degradasi lahan menurut beberapa ahli :
Degradasi lahan dapat dianggap dalam hal hilangnya produktivitas aktual atau
potensial atau utilitas sebagai akibat faktor alam atau antropis, melainkan penurunan
kualitas tanah atau penurunan produktivitas. Dalam konteks produktivitas, hasil
degradasi lahan dari ketidaksesuaian antara kualitas lahan dan penggunaan lahan
(Beinroth et al 1994.,). Faktor degradasi lahan adalah proses biofisik dan atribut yang
menentukan jenis proses degradatif, misalnya erosi, salinisasi, dll termasuk kualitas
tanah Yang dipengaruhi oleh sifat intrinsiknya iklim, medan dan posisi landscape,
klimaks vegetasi, dan keanekaragaman hayati, khususnya keanekaragaman hayati
tanah. (Eswaran et al 2000.,) Sedangkan untuk dampak degradasi sebagai contoh
adalah Produktivitas beberapa tanah di Afrika mengalami penurunan sebesar 50%
sebagai akibat dari erosi tanah dan penggurunan (Dregne, 1990).Dari definisi, faktor
dan dampak yang di kemukakan di atas dapat di simpulkan bahwa degradasi lahan
adalah berkurangnya atau hilangnya produktivias alam yang di sebabkan oleh
pelapuakan, erosi dan masswasting.
Degradasi Lahan adalah hasil satu atau lebih proses terjadinya penurunan
kemampuan tanah secara aktual maupun potensial untuk memproduksi barang dan
jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi Degradasi Tanah adalah antara lain, faktor
alami dan faktor manusia. Faktor alami mencakup areal berlereng curam, tanah
mudah rusak, erosi, kebakaran hutan, curah hujan yang intensif. Sedangkan faktor
manusia yaitu perubahan populasi, marjinalisasi penduduk, kemiskinan penduduk,
4

masalah kepemilikan lahan, ketidakstabilan politik dan kesalahan pengelolaan,


kondisi sosial dan ekonomi, deforestrasi dan pengembangan pertanian yang tidak
tepat.
Ancaman Degradasi lahan yang lain adalah Erosi. Erosi tanah merupakan
penyebab kemerosotan tingkat produktivitas lahan DAS bagian hulu dan kualitas
lahan kritis semakin meluas. Penggunaan lahan diatas daya dukungnya tanpa
diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan sering menyebabkan
degradasi lahan. Misalnya lahan didaerah hulu dengan lereng curam yang hanya
sesuai untuk hutan, apabila mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman
semusim akan rentan terhadap bencana erosi dan atau tanah longsor. Erosi tanah oleh
air di indonesia ( daerah tropis), merupakan bentuk degradasi lahan yang sangat
dominan.
Problem degradasi tanah dan lingkungan umumnya lebih parah di daerahdaerah tropis daripada daerah temperate, di daerah kering daripada daerah basah, di
daerah iklim panas daripada daerah dingin. Diperkirakan diseluruh dunia tanah
terdegradasi sekitar 2 milyar hektar dan 75% berada di daerah tropis. Degradasi tanah
dapat disebabkan oleh banyak proses, termasuk erosi tanah yang dipercepat, salinasi,
kerusakan karena pertambangan dan aktivitas perkotan, serta pengembalaan berlebih
dan komtaminasi dari polutn industri.
Degdarasi lahan berkaitan dengan degradasi tanah untuk memproduksi
biomassa yang disebabkan oleh tindakan pengelolaan tanah yang semena-mena,
penggunaan pupuk kima yang berlebihan, dan penggunaan pestisida dan herbisida
yang terus-menerus dengan dosis yang melebihi takaran. Lima proses utama yang
terjadi akibat timbulnya tanah yang terdegradasi, yaitu: menurunnya bahan
kandungan bahan organik tanah, perpindahan liat, memburuknya struktur dan
pemadatan tanah, erosi tanah, deplesi dan pencucian unsur hara. Khusus untuk tanahtanah tropika basa terdapat tiga proses penting yang menyebabkan terjadinya
degradasi tanah, yaitu:

a.

Degradasi fisik yang berhubungan dengan memburuknya struktur tanah


sehingga memicu pergerakan, pemadatan, aliran banjir berlebihan, dan erosi

dipercepat
b. Degradasi kimia yang berhubungan dengan terganggunya siklus C, N, P, S dan
unsur-unsur lainnya.
c. Degradasi biologi yang berhubungan dengan menurunya kualitas dan
kuantitas bahan organik tanah, aktivitas biotik dan keragaman spesies fauna
tanah yang juga menurun ikut menurun.
Diantara penggunaan untuk pertanian dan kehutanan, tanah merupakan
komponen paling penting. Intensitas dan meningkatnya tekanan pada lahan
menyebabkan efek degradasi dan polusi, yang mana akan mengakibatkan hilang secar
keseluruhan maupun sebagian kapasitas produksi. Degradasi Lahan/Tanah dapat
didefinisikan sebagai proses yang mana satu atau lebih dari fungsi potensial ekologi
dari tanah rusak. Terdapat 3 bentuk dari sifat-sifat erosi menurut FAO :
a. Sheet erosion (Erosi permukaan)
Merupakan bentuk umum erosi. Partikel tanah yang tak terlindung
dihilangkan oleh erosi angin dan akibat dari air hujan. Partikel tanah
kemudian dipindahkan oleh arus permukaan air hujan pada sungai dan sistem
arus.
b. Wind erosion (erosi angin)
Jarang terjadi, tetapi ambil bagian dalam hilangnya vegetasi dan partikel
tanah. Tanda dari erosi angin termasuk deposisi dari pertikel pasir sekeliling
tanaman dan permukaan area yang terkena
c. Gully Erosion
Erosi selokan sebenarnya jarang terjadi tanpa sheet erosion.
Tipe degradasi tanah dibagi 2 macam, yaitu :
a. berhubungan dengan displasemen bahan tanah yang terdiri dari erosi air dan
erosi angin.
b. Berdasarkan deterosiasi in situ terdiri dari degradasi kimia (hilangnya unsur
hara/bahan organik, salinasi dan polusi), dan degradasi fisik. Derajat tipe
6

degradasi terbagi menjadi rendah sedang, kuat dan ektrim, dengan faktor
penyebab adalah deforestasi, overgrazing, kesalahan pengelolan pertanian,
ekspoitasi berlebihan, dan aktivitas industri .

2.2 Penyebab Degradasi Lahan


Barrow (1991) secara lebih rinci menyatakan bahwa faktor-faktor utama
penyebab degradasi lahan adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Bahaya alami
Perubahan jumlah populasi manusia
Marjinalisasi tanah
Kemiskinan
Status kepemilikan tanah
Ketidakstabilan politik dan masalah administrasi
Kondisi sosial ekonomi
Masalah kesehatan
Praktek pertanian yang tidak tepat, dan
Aktifitas pertambangan dan industri.
Degradasi lahan disebabkan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek fisik. kimia dan

biologi.

Degradasi

secara

fisik

terdiri

dari

pemadatan,

pengerakan,

ketidakseimbangan air, terhalangnya aerasi, aliran permukaan, dan erosi. Degradasi


kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan unsur hara, pencucian, ketidakseimbangan
unsur hara dan keracunan, salinisasi, dan alkalinisasi. Sedangkan degradasi biologis
meliputi penurunan karbon organik tanah, penurunan keanekaragaman hayati tanah,
dan penurunan karbon biomas.
Faktor terjadinya erosi menurut Prof.Dr.Ir.H. Suntoro Wongso Atmojo. MS.
Dalam tulisannya degradasi lahan dan ancaman bagi pertanian, antara lain :
a. Erosi. Erosi tanah merupakan penyebab kemerosotan tingkat produktivitas
lahan DAS bagian hulu, yang akan berakibat terhadap luas dan kualitas lahan
kritis semakin meluas. Penggunaan lahan diatas daya dukungnya tanpa
diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan sering akan
menyebabkan degradasi lahan Misalnya lahan didaerah hulu dengan lereng
curam yang hanya sesuai untuk hutan, apabila mengalami alih fungsi menjadi
7

lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap bencana erosi dan atau
b.

tanah longsor.
Pencemaran Agrokimia. Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di
lingkungan pertanian dapat disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk
dan pestisida) yang tidak proporsional. Pada tahun enampuluhan terjadilah
biorevolusi dibidang pertanian, yang dikenal dengan revolusi hijau dan telah
berhasil merubah pola pertanian dunia secara spektakuler, yaitu dengan
dikenalkannya penggunaan agrokimia, baik berupa pupuk kimia maupun obatobatan (insektisida). Namun, dampak penggunaan agrokimia mulai dirasakan
antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan hasil pertanian, gangguan
kesehatan petani, menurunya keanekaragaman hayati, ketidak berdayaan
petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas

c.

yang akan ditanam.


Pencemaran Industri. Pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan
pertanian dapat juga disebabkan karena kegiatan industri. Pengembangan
sektor industri akan berpotensi menimbulkan dampak negatip terhadap
lingkungan pertanian kita, dikarenakan adanya limbah cair, gas dan padatan
yang asing bagi lingkungan pertanian. Dampak yang ditimbulkan dapat
berupa gas buang seperti belerang dioksida (SO2) akan menyebabkan
terjadinya hujan asam dan akan merusak lahan pertanian. Disamping itu,
adanya limbah cair dengan kandungan logam berat beracun (Pb, Ni, Cd, Hg)
akan menyebabkan degradasi lahan pertanian dan terjadinya pencemaran

dakhil. Limbah cair ini apa bila masuk ke badan air pengairan
d. Pertambangan dan galian C. Dampak negatif pertambangan dapat berupa
rusaknya permukaan bekas penambangan yang tidak teratur, hilangnya lapisan
tanah yang subur, dan sisa ekstraksi (tailing) yang akan berpengaruh pada
reaksi tanah dan komposisi tanah. Sisa ektraksi ini bisa bereaksi sangat asam
atau sangat basa, sehingga akan berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah.
e. Alih fungsi lahan. Konversi lahan pertanian yang semakin meningkat akhirakhir ini merupakan salah satu ancaman terhadap keberlanjutan pertanian.
8

Salah satu pemicu alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan lain adalah
rendahnya isentif bagi petani dalam berusaha tani dan tingkat keuntungan
berusahatani relatif rendah. Selain itu, usaha pertanian dihadapkan pada
berbagai masalah yang sulit diprediksi dan mahalnya biaya pengendalian
seperti cuaca, hama dan penyakit, tidak tersedianya sarana produksi dan
pemasaran. Alih fungsi lahan banyak terjadi justru pada lahan pertanian yang
mempunyai produktivitas tinggi menjadi lahan non-pertanian.
Dengan demikian masalah lahan kritis masyarakat terjadi karena pola
pemanfaatan yang tidak tepat yakni kurang memperhatikan daya dukung dan
kesesuaian lahan, yang disebabkan karena aspek ekonomi yakni kemiskinan dan
kekurangpahaman terhadap teknik konservasi.

2.3 Dampak Degradasi Lahan


Dampak dari degradasi lahan yaitu :
1. Perubahan kondisi iklim
Tumbuhan berfungsi untuk meningkatkan penguapan melalui dedaunan
(transpirasi) dan menyerap panas. Jika tumbuhan itu banyak ditebang maka
suhu udara akan berkurang dan penguapan semakin berkurang.
2. Hilangnya spesies
Spesies makhluk hidup yang ada di dalam hutan menjadi hilang atau bahkan
punah karena hutan sebagai habitatnya mengalami kerusakan. Sebagian hewan
bermigrasi ke wilayah lain yang kondisi hutannya lebih baik atau terpaksa
masuk ke pemukiman penduduk, merusak kebun atau mengganggu aktifitas
manusia
3. Kerugian ekonomi
Kehilangan berbagai jenis spesies makhluk hidup karena rusaknya lahan
menimbulkan kerugian yang tak ternilai harganya.
4. Banjir

Banjir akan semakin sering terjadi karena berkurangnya infiltrasi dan


meningkatnya limpasan permukaan
5. Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani
Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani ini ternyadi karena
produktifitas lahannya terus menurun.
6. Terjadinya erosi
Terbukanya lahan karena kerusakan hutan memungkinkan terjadinya erosi
yang sangat intensif pada lahan sehingga tanah menjadi tidak subur.
7. Hilangnya nilai estetika
Nilai estetika dari keanekaragam tumbuhan dan hewan yang hidup pada suatu
lahan menjadi hilang.
8. Berkurangnya hasil-hasil hutan yang bernilai
Hasil-hasil hutan yang secara ekonomi dapat memberikan keuntungan seperti
kayu, buah-buahan, dan tanaman obat akan berkurang atau bahkan hilang.
9.

Hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur, sehingga penjangkaran


(pencengkraman) akar tanaman tidak ada lagi. Selain itu, unsur-unsur hara
juga ikut terhanyutkan. Akibatnya tanah tidak subur lagi dan berkembang

menjadi tanah yang tandus.


10. Akibat selanjutnya adalah produksi pertanian menurun. Pengelolaan pertanian
menjadi lebih mahal karena banyak pupuk yang harus dibeli dalam rangka
mengembalikan produktivitasnya. Jika biaya produksi pertanian menjadi
tinggi, maka menjadikan kemiskinan bagi para petani.
11. Semakin berkurangnya alternatif pengusahaan lahan, sebab jenis tanaman
yang dapat tumbuh semakin terbatas. Karena lahan garapannya sudah tidak
subur, maka petani akan membuka hutan untuk dijadikan sebagai lahan
garapan baru. Hal ini sangat berbahaya untuk terjadinya erosi kembali.
12. Hutan semakin gundul dan erosi terus terjadi, akibatnya sumber air tanah
semakin berkurang karena infiltrasi air tidak terjadi lagi. Selanjutnya, air
limpasan semakin banyak dan mengakibatkan bahaya banjir di bagian hilir.

10

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Degradasi lahan dapat dianggap dalam hal hilangnya produktivitas aktual atau
potensial atau utilitas sebagai akibat faktor alam atau antropis, melainkan penurunan
kualitas tanah atau penurunan produktivitas. Untuk dampak degradasi sebagai contoh
adalah Produktivitas beberapa tanah di Afrika mengalami penurunan sebesar 50%
sebagai akibat dari erosi tanah dan penggurunan.
Degradasi lahan disebabkan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek fisik. kimia dan
biologi.

Degradasi

secara

fisik

terdiri

dari

pemadatan,

pengerakan,

ketidakseimbangan air, terhalangnya aerasi, aliran permukaan, dan erosi. Degradasi


kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan unsur hara, pencucian, ketidakseimbangan
unsur hara dan keracunan, salinisasi, dan alkalinisasi. Sedangkan degradasi biologis
meliputi penurunan karbon organik tanah, penurunan keanekaragaman hayati tanah,
dan penurunan karbon biomas.

3.2

Saran
Dalam pembukaan, penggunaan dan pengelolaan lahan hendaknya
menggunakan prinsip konservasi, Serta Mencegah keterlambatan penanaman lahan
kosong dan untuk Proses pemulihan kerusakan tanah harus dilakukan mulai dari halhal yang kecil secara sistematis.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://pinterdw.blogspot.com/2012/06/penyebab-degradasi-lahan.html

(akses

Desember 2016)
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/04/erosi-dan-degradasi-lahan-diindonesia.html (akses 1 Desember 2016)
http://x9iffahkarina.blogspot.com/2012/03/degradasi-lahan.html (akses 1 Desember
2016)
http://id.shvoong.com/books/dictionary/2260935-degradasi-lahan-dan-dampaknyaterhadap/#ixzz2auIW3IdJ (akses 1 Desember 2016)

12

Anda mungkin juga menyukai