PEMANFAATAN ALAT MESIN RICE MILLING UNIT DI BPP MUNGKID KABUPATEN MAGELANG
Oleh
Lisa Ariyanti Safitri
NIM 07.16.20.035
Menyetujui
Menyetujui
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan untuk
dapat menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 yang berjudul
“Pemanfaatan Alat Mesin Rice Milling Unit di BPP Mungkid Kabupaten Magelang”
dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa semoga tetap tercurah pada junjungan
Nabi Agung Muhammad SAW.
Terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan baik moral maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal PKL 1 ini secara maksimal, khususnya kepada :
1. Dr. Murhafiza, STP., M.Si. selaku Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian
Indonesia
2. Dr. Mona Nur Moulia, S.TP., M.Sc. selaku Kepala Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian
3. Mardison Suhil, S.TP., M.Si. selaku pembimbing I
4. Syaf Rijal Ahmad, S.TP., M.Agr selaku pembimbing II
5. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Mungkid Kabupaten Magelang
6. Kedua Orangtua dan seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian
proposal yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa bahwa dalam penyusunan proposal ini masih
banyak kekurangan, maka dari itu kritik serta saran akan sangat diterima demi
proposal yang lebih baik lagi kedepannya. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, besar harapan agar proposal berjudul “Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1 di BPP Kecamatan Mungkid” dapat diterima serta dapat digunakan sebagai
ide/gagasan yang menambah kekayaan intelektual bangsa.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Pascapanen dan pengolahan hasil pertanian merupakan sektor penting
yang harus dikembangkan untuk mendukung pembangunan pertanian adalah
industri. Komoditas utama kebutuhan pangan masyarakat khususnya di Indonesia
ialah beras yang berasal dari tanaman padi. Masalah utama yang dihadapi oleh
petani dalam penanganan pascapanen padi adalah tingginya kehilangan hasil
selama pascapanen maupun pengolahan (Hasbullah dan Dewi, 2009).
Pengembangan teknologi pertanian sangat dibutuhkan utuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan demikian teknologi yang modern dalam
penanganan pascapanen merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi
peningkatan produksi karena akan menghasilkan kualitas bahan baik dengan
rendemen lebih tinggi. (Syahputri, 2016)
(Hasbullah dan Dewi, 2009) menyatakan bahwa Penggilingan beras
merupakan suatu proses pascapanen yang berfungsi sebagai mata rantai akhir
dari proses produksi beras dan menjadi salah satu tahapan penting dalam
kegiatan pascapanen dan pengolahan padi menjadi beras. Salah satu teknologi
tinggi dalam tahapan penggilingan padi adalah mesin Rice Milling Unit yang mana
alat mesin tersebut merupakan alat mesin pertanian yang yang berfungsi untuk
memisahkan dan melepaskan beras dari kulit gabah sehingga menjadi beras yang
bersih. Rice Milling Unit (RMU) terdiri dari satu rangkaian unit penggilingan
mencakup unit pengupasan kulit, penyosoh, dan pemisah sekam (Novriadi, 2012)
Kegiatan pertanian komoditas padi tersebar diseluruh penjuru negeri salah
satunya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kabupaten Magelang
menempatkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan daerah yang didukung
dengan ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas terutama komoditas padi.
Kegiatan pascapanen dibantu, difasilitasi, dan diawasi oleh Balai Penyuluh
Pertanian (BPP) yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten
Magelang salah satunya yaitu BPP Kecamatan Mungkid. Salah satu penunjang
kegiatan pascapanen hingga distribusi di BPP Kecamatan Mungkid adalah adanya
alat mesin berbasis teknologi tepat guna yang digunakan dalam prosesnya seperti
proses pascapanen dalam kegiatan penggilingan padi. Masyarakat sekitar
mengembangkan usaha dengan mengandalkan mesin Rice Milling Unit (RMU)
yang dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah produksi beras, besarnya
rendemen giling, dan meminimalisir kehilangan hasil serta susut dalam
penggilingan (Ginting dan Devika, 2020). Berkaitan dengan hal tersebut, perlu
1
pemahaman dan pengkajian lebih lanjut dalam usaha penggilingan padi dengan
mesin Rice Milling Unit (RMU) secara menyeluruh.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1 di BPP
Kecamatan Mungkid yaitu:
1.2.1 Meningkatkan kompetensi dan keterampilan serta berkomunikasi dan kerja
sama dengan petani, pengusaha dan lembaga pertanian terkait yang dapat
digunakan sebagai bekal sebelum terjun langsung ke dunia kerja
sesungguhnya.
1.2.2 Mampu mempelajari dan menerapkan secara teoritis materi yang telah
dipelajari dalam perkuliahan berkaitan dengan alat mesin Rice Milling Unit
(RMU) secara nyata dilapangan.
1.2.3 Manambah wawasan tentang mekanisme proses penggilingan padi
menggunakan alat mesin Rice Milling Unit (RMU) yang digunakan pada
industri sekitar daerah binaan BPP Kecamatan Mungkid.
1.2.4 Mampu melakukan pengoperasian alat mesin Rice Milling Unit (RMU).
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang dilakukan adalah:
1.3.1 Mengetahui proses pengimplementasian pengetahuan serta keterampilan
mahasiswa secara teknis berdasarkan bekerja secara nyata di lapangan.
1.3.2 Mengetahui proses penanganan pasca panen komoditas padi utamanya
pada tahapan penggilingan padi yang dilakukan di daerah desa binaan
BPP Kecamatan Mungkid.
1.3.3 Mengetahui penggunaan dan mekanisme proses penggilingan padi
dengan alat mesin Rice Milling Unit (RMU) yang dilakukan di daerah desa
binaan BPP Kecamatan Mungkid.
1.3.4 Mengetahui optimalisasi penggunaan alat mesin Rice Milling Unit (RMU) di
daerah desa binaan BPP Kecamatan Mungkid.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Trans Lapang 0,45 0,24 0,36
Pengeringan 1,72 2,18 2,17
Penggilingan 2,91 2,46 2,04
Penyimpanan 1,38 1,43 0,42
Total 21,30 20,60 19,92
Sumber : Anonimous dalam Sutrisno (2007)
4
minimal dan beras kepala maksimal sehingga menjadikan rendemen menjadi
lebih tinggi. (Perpadi dalam Swastika, 2012)
Keterangan :
1. Hopper padi
2. Saringan
3. Kepala hulling
4. Winnower
5. Ruang beras pecah kulit
6. Ruang pemutih beras
7. Pintu keluar beras putih
8. Pengatur keluaran beras
9. Pintu beras darurat
10. Kipas penghembus sekam
11. Kipas polisher
5
12. Corong sekam
13. Pulley utama
14. Feed shutter pengupas gabah
15. Feed shutter pemutih beras
16. Tuas penggerak saringan
17. Lager penggerak saringan
Rice Milling Unit One pass merupakan proses penggilingan padi dimana unit
pengupasan kulit dan penyosohan berada dalam satu alat mesin dan
berlangsung menjadi satu prosesnya sehingga ketika bahan dimasukkan
kemudian bahan keluar akan langsung menjadi beras bersih. Mesin ini terdiri dari
beberapa alat mesin dengan banyak fungsi dan disatukan secara harmoni
dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat
bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian
mesin yang berfungsi memisahkan Beras Pecah Kulit (BPK) dan gabah dari
sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan
gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin
yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang
berfungsi melakukan pemisahan berdasarkan jenis fisik beras.
6
- Langkah kompresi. Pada langkah ini kedua katup menutup, piston
bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) menekan
udara yang ada dalam silinder. Sesaat sebelum mencapai TMA, bahan
bakar diinjeksikan
- Langkah ekspansi. Karena injeksi bahan bakar ke dalam silinder yang
bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar dan bereaksi menekan
piston untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB. Kedua
katup tertutup pada langkah ini
- Langkah buang. Ketika piston hampir mencapai TMB, katup buang
terbuka, katup masuk tetap tertutup. Ketika piston bergerak menuju
TMA gas sisa pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah
ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian berulang lagi.
2. Mesin pengupas/ pemecah kulit gabah (Husker)
Mesin ini membersihkan kulit gabah/sekam yang tercampur dalam
beras pecah kulit. Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg,
jenis rol karet, jenis under runner stone disc dan jenis sentrifugal. Mesin
pengupas gabah yang paling umum digunakan saat ini adalah jenis rol
karet, karena daya guna yang tinggi, efisien, mudah digunakan dan
sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet yang berputar
berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 rol karet
dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3
besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 – 500 mm
dan lebar 120-500 mm.
3. Mesin pemisah gabah (separator)
Mesin pemisah gabah atau biasa disebut dengan separator ini
berfungsi untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit. Mesin pemisah
gabah dan beras pecah kulit mempunyai 3 tipe yaitu :
a. Pemisah jenis kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal,
papan luncur secara zigzag. Campuran gabah dan beras pecah kulit
membentur papan pemisah zigzag tersebut, maka akan meluncur
jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan akan
terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas
papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada dibagian
bawah dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada di bagian
bawah papan luncuran.
7
b. Pemisah berdasarkan berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada
mesin-mesin penggiling terbaru. Pemisah jenis ini terdiri atas papan
pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan miring pada bidang
datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah dan
beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis.
c. Pemisah jenis layar/ type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang
bergetar, berjumlah 6-15 ayakan.
8
Gambar 2. Mesin pemecah kulit gabah dan liran bahan pada mesin
pemecah kulit gabah tipe rubber roll
(Sumber: Modul Alsintan BBPP Betangkaluku, 2016)
9
Gambar 3. Mesin penyosoh beras pecah kulit tipe friksi jetpeller
(Sumber: Modul Alsintan BBPP Betangkaluku, 2016)
10
kendala yang berarti. Untuk perawatan ringan maintenance dilakukan secara
rutin dan untuk perawatan tingkat sedang dilakukan kurang lebih satu minggu
sekali sedangkan untuk tingkat berat pada mesin penggerak dilakukan jika
terjadi kerusakan saja.
1. Rubber roll (rol karet).
Rol karet pada main shaft akan lebih dulu habis, di karenakan
perputarannya lebih cepat dari pada rol karet pasangannya. Tetapi agar
derajat pengupasan tetap dapat di pertahankan (85 ~ 95%), maka rol karet
pada main shaft harus selalu lebih tebal dari pada rol karet pasangannya
dan setiap 2 ~ 3 hari sekali atau sesuai kebutuhan kedudukan rol karet
supaya di pindahkan. Apabila kadar air ± 14 % dan gabah cukup bersih,
maka kekuatan rol karet 6 inchi bisa mencapai ± 30 ~ 35 ton gabah/pasang
roll karet. Makin basah dan kotor gabah yang akan di giling maka makin
cepat pula rol karet akan menjadi aus.
2. Air suction (kipas pelempar sekam).
Tiap bulan atau berkala setelah operasional, air suction (kipas
pelempar sekam) supaya di buka dan di periksa. Sebab pada tangkai kipas
kepala baut cepat habis karena aus terkikis oleh adanya gesekan dengan
sekam. Dan ini sangat membahayakan bila kipas sampai terlepas, untuk
itu segera ganti dengan yang baru. Apabila daun kipas ada yang rusak atau
sobek jangan di lakukan pengelasan ini akan menimbulkan getaran pada
shaft kipas yang berakibat bearing (lager) akan rusak. Segera ganti dengan
kipas yang baru sesuai dengan setandart pabrik. Perhatian : Jangan
dilakukan pengelasan bila daun kipas rusak sebab akan menimbulkan
getaran yang tinggi yang di sebabkan tidak seimbangnya kipas yang
berputar (un balance), segera ganti kipas dengan yang baru sesuai dengan
standar pabrik.
3. Flat Belt
Flat belt yang digunakan tidak mesti sesuai panjangnya untuk itu perlu
di potong sedikit demi sedikit untuk menyesuaikan panjangnya. pada saat
penyambungan harap di perhatikan pada saat mengunci dengan kawat
kancingan (kaitan gigi buaya), sambungan harus betul betul sempurna dan
kawat kancingan harus betul betul rapi. Flat belt yang kendor tidak hanya
menimbulkan banyak slip saja tetapi kapasitas pengupasan akan
berkurang dan derajat pemisahan serta angin pembuangan sekam akan
11
berkurang juga. Dan sebaliknya kalau flat belt terlalu kencang (tegang)
akan cepat merusakkan main shaft. Gunakan belt wax atau aspal encer
untuk pemeliharaan.
4. Perawatan mesin penggerak
Untuk perawatan ringan dilakukan meliputi pengecekan pelumas
mesin disetiap pagi sebelum mesin dinyalakan, mengecek bahan bakar
mesin penggerak yaitu solar. Jika pelumas sudah tidak layak pakai yaitu
ditandai dengan kekentalan oli yang menurun atau menjadi encer, operator
melakukan penggantian pelumas mesin.
12
- Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
- Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuaidengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Melaksanakan Prosedur K3 Badan kita terdiri dari beberapa bagian.
Semuanya harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat
pelindung tersebut antara lain :
a. Alat pelindung mata. Mata harus terlindung dari panas, sinar yang
menyilaukan dan debu. Berbagai jenis kacamata pengaman mempunyai
kegunaan yang berbeda.
b. Alat pelindung kepala. Topi adalah alat pelindung kepala secara umum, bila
kita bekerja pada mesin-mesin yang berputar, topi melindungi terpuntirnya
rambut oleh putaran mesin bor atau rambut terkena percikan api pada saat
mengelas.
c. Alat pelindung telinga. Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi
telinga dari gemuruhnya mesin yang bising, juga penahan bising dari
letupan/letusan.
d. Alat pelindung hidung. Alat ini berguna terisapnya gas-gas yang beracun
pada saat mengelas. Bahkan untuk tempat kerja khusus diperlukan masker
(alat pelindung wajah)
e. Alat pelindung tangan. Alat pelindung tangan (sarung tangan) terbuat dari
bermacam-macam bahan disesuaikan kebutuhan. Yang sering dijumpai
adalah
- Sarung tangan kain digunakan untuk memperkuat pegangan.
Hendaknya dibiasakan bila memegang benda yang berminyak, bagian-
bagian mesin atau bahan logam lainnya.
- Sarung tangan kulit, sarung tangan kulit digunakan untuk memberi
perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran.
Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang
bahan tsb.
- Sarung tangan karet terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti
pernikel, perkhrom dsb. Sarung tangan ini menjaga tangan dari bahaya
pembakaran asam atau melindungi dari kepedasan cairan pada bak
atau panik dimana pekerjaan tersebut berlangsung. Sarung tangan
13
karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan karena
hembusan udara pada saat membersihkan bagian-bagian mesin
dengan menggunakan kompresor.
f. Alat pelindung kaki Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan
benda tajam atau terbakar oleh zat kimia, maka sebagai pelindung
digunakan sepatu. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang disesuaikan
dengan jenis pekerjaan.
g. Pelindung hidung dan mulut ditempat- tempat tertentu dari bagian bengkel,
udara sering dikotori terutama akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat
semprotan cairan, akibat debu dan partikel lainnya yang lebih kecil. Misalnya
pengotoran pada pernafasan akibat debu kasar dari gerinda, kabut dari
proses pengecatan, asap yang timbul ketika pahat sedang digerinda dan
asap ketika mengelas adalah salah satu contoh pengotoran udara yang
terjadi. Pemakaian alat pelindung pernafasan ditentukan oleh jenis bahaya
pengotoran udara.
14
BAB III METODOLOGI
15
2 Jumlah dan jenis - Mengidentifikasi jenis
Alsintan yang ada di Alsintan yang ada
UPT Dinas - Menghitung jumlah Informasi data
Pertanian tingkat Alsintan yang ada
jumlah dan jenis
kecamatan - Menghitung jumlah Alsintan
Alsintan
yang layak
dipakai
16
7 Menganalisis - Menghitung nilai input dan Hasil
ekonomi dan kinerja output penggunaan Rice Milling perhitungan nilai
Alsintan pengolahan Unit input dan output
hasil perranian di kinerja
lapangan Rice Milling Unit
8 Melaporkan hasil - Membuat laporan hasil analisis
analisis ekonomi ekonomi dan kinerja Rice
Milling Unit. Laporan hasil
dan kinerja Alsintan analisis ekonomi
pengolahan hasil dan kinerja Rice
pertanain di Milling Unit.
lapangan
9 Mempelajari - Identifikasi pelaksanaan Laporan hasil
Manajemen manajemen UPJA pelaksanaan
UPJA manajemen
(POACE) UPJA (POACE)
17
Diagram Alir
MULAI
Rumusan Masalah
Analisis Teknis:
Analisis Teknis:
1. Analisis Lokasi produksi
1. Efisiensi mesin
2. Analisis Teknologi dan
2. Efektifitas mesin
mesin yang digunakan
3. Analisis mekanisme kerja
Hasil Analisis
Kesimpulan
Selesai
18
a. Suvei Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang
terdapat dilapangan, sehingga nantinya penulis dapat mengidentifikasi
masalah yang ada. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan di BBP
Mungkid didapatkan hasil bahwa terdapat tempat penggilingan padi untuk
petani .Adanya tempat penggilingan padi ini dapat memberikan nilai tambah,
sehingga pada akhirnya keberadaan tempat penggilingan padi bagi petani
dapat mendorong pertumbuhan produksi berasdan ekonomi petani sekitar
BPP Mungkid. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan analisis teknis
dan uji mesin pada proses penggilingan padi.
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan permasalahan yang ditemukan saat
melakukan survei lapangan. Rumusan masalah ini dibuat untuk mengetahui
permasalahan apa saja yang terdapat dilapangan sehingga nantinya akan
didapatkan solusi dari masalah tersebut.
c. Tujuan
Tujuan adalah fokus terhadap permasalahan yang akan diteliti. Pada
penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk menganlisis teknis dan uji mesin pada
proses penggilingan padi untuk mendorong atau meningkatkan pertumbuhan
produksi dan ekonomi petani sekitar BPP Mungkid.
d. Pengumpulan data
1) Data Primer Data primer yaitu data yang didapatkan melalui pengamatan
secara langsung di lapangan yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis
data. Data primer yang diperoleh berupa data hasil percobaan dan juga
data berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber yang menguasai
dibidang tersebut.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait dan
studi literatur yang sesuai dengan kebutuhan analisis data
e. Analisis data
1) Analisis teknis adalah metode analisis yang menggunakan aspek teknis,
diantaranya yaitu analisis layout (tata letak) produksi, analisis bahan
penggiling, analisis teknologi yang digunakan dalam proses penggilingan
padi, dan analisis tahapan proses penggilingan.
19
2) Uji kinerja mesin adalah metode yang digunakan untuk mengetahui spesifik
dari mesin. Aspek yang ditinjau dari uji kinerja mesin adalah Dimensi
Mesin, Kapasitas Mesin, Efisiensi Mesin, Efektifitas Mesin, Uji Pelayanan.
f. Hasil analisis
Hasil analisis didapatkan setelah kumpulan data dianalisis. Dengan
begitu didapatkan jawaban untuk meningkatkan efektifitas dan hasil
produksi beras di daerah sekitar BPP Mungkid.
g. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat tentang hasil analisis yang
telah dilakukan dan menjawab tujuan dari penulisan
20
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2020). Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia Tahun
2020. Badan Pusat Statistik [diakses] 02 Mei 2022. Web :
bps.go.id//luaspanenpadipadatahun2020
Nofriadi N. 2012. Rancang Bangun Mesin Penggiling Padi Skala Kecil. Jurnal
Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 Halaman: 83-90
Swastika DKS. 2012. Teknologi Panen dan Pascapanen Padi: Kendala Adopsi
dan Kebijakan Strategi Pengembangan. Analisis Kebijakan Pertanian.
Volume 10 Nomor 4 Halaman 331-346
Syahputri IRA, Hapsari TD, Kuntadi EB. 2016. Efisiensi Biaya Produksi dan Nilai
Tambah Gabah Pada Unit Prosessing dan Produksi Beras Organik Tani
Mandiri I di Desa Lombok Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso.
Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jurnal Agribest Volume 03 Nomor
01
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 2 Format Lembar Konsultasi
Koreksi Paraf
No Tanggal Materi Konsultasi
Pembibing Pembimbing
23