PERTANIAN II
“Pengolahan Pascapanen Kakao”
Dosen Pengampu : Laras Putri Wigati, S.TP., M.Si.
Disusun oleh:
07.16.20.035
Tangerang
2022
1. LATAR BELAKANG
Coklat adalah bahan makanan yang berasal dari biji buah kakao (Theobroma
cacao) dan diolah untuk menjadi produk olahan lain seperti permen, biskuit,
sereal, selai, krim, minuman dan sebagainya. Coklat juga dikenal sebagai
makanan terfavorit bagi warga di Amera Utara dan Eropa dikarenakan memiliki
cita rasa yang khas. Sebelum coklat dikonsumsi, coklat perlu melalui tahapan-
tahapan proses yang kompleks meliputi pemanenan, pemecahan buah,
pengambilat biji, fermentasi, pembersihan, pengeringan sehingga dihasilkan biji
kakao kering (nib) atau cocoa beans. Kakao menjadi salah satu komoditas yang
berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Menurut ICCO (2011)
Indonesia merupakan pengekspor biji kakao terbesar ketiga di dunia dengan
sebesar 1.651.539 ha areal kakao Indonesia dan sebesar 94% adalah kakao rakyat
(Ditjenbun, 2010).
Kakao melewati beberapa tahapan proses setelah pemanenan sebelum
menjadi produk jadi yang siap didistribusikan ke pasaran. Salah satu tahapan
terpenting dalam produktivitas kakao yaitu proses pengeringan dimana
pengeringan merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air
dalam produk sehingga mempermudah dalam tahapan proses selanjutnya.
Pengeringan dapat mempengaruhi kualitas dari biji kakao yang telah dikeringkan,
apabila biji kakao dikeringkan dengan mesin pengering dalam ssuhu pengering
- C yang menyebabkan biji kakao yang dihasilkan memiliki rasa yang asam
dan rasa yang kurang begitu kuat (Wood dalam Zamzami, 2018)
Kendala dari proses pengeringan utamanya yang dilakukan secara manual
yaitu adanya kondisi iklim dan cuaca yang tidak stabil sehingga memerlukan
banyak waktu yang digunakan sehingga diperlukan inovasi dalam metode
ataupun alat pengeringan untuk mewujudkan efisiensi dalam waktu maupun
kualitas biji kakao.
2. TUJUAN
Mempelajari contoh hasil penelitian terkini atau inovasi-inovasi terkait
dengan penanganan pascapanen kakao baik di Indonesia maupun di negara lain
serta membandingkan dengan penanganan berupa metode, alat atau mesin
pascapanen kakao yang umum dilakukan atau umum digunakan pada salah satu
tahapan pascapanen kakao.
3. MEKANISME TUGAS
3.1 Menentukan salah satu tahapan penanganan pascapanen kakao primer atau
sekunder. (pengeringan)
3.2 Mencari penelitian terkini (setelah tahun 2005) mengenai penanganan
pascapanen yang telah dipilih (1 dari 11 penanganan). Tuliskan detail judul,
penulis, afiliasi penulis dsb sertakan pula jurnal/sumber hasil penelitian
tersebut.
3.3 Membaca, menelaah dan mereview hasil dari penelitian yang terdapat pada
sumber terkini.
3.4 Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya,
mencakup
- Apa saja yang membedakan dengan metode/alat/mesin yang umum
digunakan?
- Apa kelebihan dan kekurangan metode/alat/mesin yang diteliti tersebut?
- Apakah ada dampak terhadap rendemen produk yang dihasilkan? Jika ada,
apa dampak yang terjadi?.
- Apakah ada analisa ekonomi yang dianalisa? Jika ada sertakan hal tersebut.
4. PEMBAHASAN
4.1 Hasil telaah dan review
Penelitian dilakukan di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat,
Nusa Tenggara Barat tepatnya di Desa Lembah Ampage dimana pada daerah
ini diketahui memiliki potensi yang baik untuk ditumbuhkembangkan
komoditas-komoditas pertanian dan perkebunan. Kecamatan Narmada
termasuk kedalam kecamatan dengan hasil pertanian dan perkebunan terbaik,
salah satunya kakao. Desa Lembah Ampage merupakan salah satu desa
produsen kakao terbesar di kecamatan Nermada yang dikelola oleh Kelompok
Tani Tumbuh Subur. Upaya pengoptimalan kakao menjadi suatu tantangan
bagi Kelompok Tani Tumbuh Subur salah satunya permasalahan pengeringan
yang maih mendominasidimana untuk mengeringkan biji kakao menggunakan
panas matahari memerlukan waktu cukup lama sekitar 3-5 hari. adanya
kondisi cuaca dan iklim yang tidak stabil akan membuat waktu pengeringan
semakin lama sehingga dapat menghambat produktivitas, penurunan produksi
dan penurunan pendapatan karena pengeringan sendiri merupakan salah satu
tahapan pengolahan utama pada komoditas kakao sehingga adanya
permasalahan permasalahan tentunya memerlukan pembaharuan dan inovasi-
inovasi.
Menyikapi hal terebut maka dilakukan penelitian untuk merancang
prototipe alat pengering kakao berbasis hybrid dengan menggunakan energi
listrik dan sinar matahari yang diberi nama Smart Cacao Dryer. Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan alat pengering kakao tanpa mengkhawatirkan
kondisi cuaca dan iklim yang tidak stabil dan mempertahankan kualitas
dengan metode pengeringan dan penjemuran yang cepat tanpa terkendala
cuaca namun tetap menghasilkan biji kakao yang sesuai dengan SNI.
Smart Cacao Dryer merupakan inovasi alat pengering kakao dengan
kapasitas 100kg dan didesain menggunakan sistem hybrid menggunakan
sumber panas yang berasal dari kawat kasa dan coil hetaer dengan tegangan
22 V yang diletakan didadam box. Panas ini kemudian akan diteruskan masuk
menuju rotary dryer dengan bantuan blower yang juga berfungsi untuk
menjaga keadaan suhu yang berada dalam rotary dryer. Pada heater diberikan
pori pori agar panas dapat masuk.
800
700
600
500
400
300
200
100
0 Minggu 3 Minggu 4
Minggu 1 Minggu 2
Zamzami, Faresta RA, Agustina N, Septiawan A, Karisma AM. 2018. Smart Cacao
Dryer berbasis hybrid sebagai alat pengering biji kakao pada kelompok tani
tumbuh subur. Jurnal ilmu dan teknologi pangan Vol. 4 No. 2