Anda di halaman 1dari 13

PKM-T

KBE 2021
Kelompok : Generator

Fakultas Teknik
Teknik Elektro
Universitas Mataram
Rancang Bangun “Seaweed
Dryer”
Alat Pengering Rumput Laut
Anggota :
1. Aditya Seftiawan
Otomatis 2. Agnes Dwi Pinalia
Untuk Kelompok Tani 3. Danar HadiBachtiar
4. Hendrawansyah
“Gelombang Merah” 5. I Gede Raka Nugraha
di Desa Kwangko Kabupaten 6. I Made Bayu Suarjaya
7. M. Ahleyani
Dompu
8. Muh. Anfal Solihin
9. Muhammad Barry
10. Naufal Fauzy
Panwal : Didin Setiawan 11. Rachmad Maulana
12. Suci Raditya Yadnya
Pendahuluan
Rumput laut merupakan sejenis ganggang yang digolongkan ke dalam alga atau tumbuhan laut.
Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein
(5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%), serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan
serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A, B, C, D, E dan K) dan makro
mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas sektor kelautan dan perikanan yang memiliki potensi
ekonomi sangat baik dengan daya serap pasar yang sangat besar baik untuk tujuan pangan atau non pangan. Salah satu
kendala untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk rumput laut ini adalah ketersediaan teknologi pengering
yang tepat dan cukup mudah untuk dioperasikan oleh para petani di sentra-sentra produksinya di daerah seperti halnya
yang terjadi pada kelompok tani Rumput laut ”Gelombang Merah” yang berada di Desa Kwangko Kabupaten Dompu,
Nusa Tenggara Barat.
Kenyataannya sebagian besar produksi hasil rumput laut seringkali tidak memiliki kemampuan atau
teknologi yang memadai untuk pengeringan sehingga produksinya bernilai ekonomi rendah. Karena permasalahan
tersebut di atas maka perlu dirancang suatu Alat Pengering Tenaga Surya Hibrid yang diharapkan mampu mengatasi
permasalahan tersebut.
Petani rumput laut adalah mereka yang menggantungkan pendapatan hidupnya dengan bertani atau
menanam rumput laut. Meskipun bertani rumput laut bukan menjadi pendapatan utama, namun petani rumput laut
tetap tidak ingin usahanya ini mengalami kegagalan. musim hujan menjadi berkah tersendiri bagi petani rumput laut,
karena pada musim tersebut pertumbuhan rumput laut lebih subur, karena kondisi air yang lebih sejuk dari pada saat
musim kemarau. Namun saat musim hujan juga ada sisi yang sangat tidak menguntungkan bagi petani rumput laut,
yaitu ketika proses pengeringan atau penjemuran seringkali terganggu, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
mencapai standar kering yang diinginkan.
Rumusan Masalah
1.Bagaimana merancang seaweed dryer, tekonologi untuk
membantu pekerjaan petani rumput laut dalam mempercepat
proses pengeringan ?

2.Bagaimana menguji dan mengimplementasikan penggunaan


Seaweed Dryer pada lokasi mitra petani rumput laut di Desa
Kwangko Dompu NTB ?
1.3 Tujuan Program
Tujuan program PKM adalah sebagai berikut :
1. Membuat seaweed dryer sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan petani rumput laut yang
dapat digunakan secara cepat dan praktis bagi petani rumput laut.
2. Mengetahui tingkat efektivitas seaweed dryer sebagai alat bantu mempercepat pengeringan bagi
petani rumput laut.

1.4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari program ini:
1. Terciptanya suatu alat pengering rumput laut sebagai solusi permasalahan peningkatan produksi
rumput laut pada kelompok Gelombang Merah.
2. Paten desain alat dengan judul “Seawed Dryer Sebagai Alat Pengering Rumput Laut Otomatis Pada
Kelompok Gelombang Merah Desa Kwangko Kabupaten Dompu.
3. Publikasi artikel ilmiah di jurnal Universitas Mataram tentang alat pengering rumput laut serta
oprasional alat seawed dryer.

1.5 Manfaat Program


Beberapa manfaat yang diperoleh dari program ini adalah :
1. Meningkatkan produksi rumput laut dan penghasilan dari kelompok tani Gelombang Merah, Desa
Kwangko, Kabupaten Dompu.
2. Memberikan solusi inovatif dan tepat terhadap permasalahan proses pengeringan Rumput Laut
pada Kelompok Tani Gelombang Merah.
3. Meningkatkan kreatifitas dan penalaran mahasiswa pada pengembangan ilmu teknologi tepat guna
di bidang Penerapan Teknologi.
4. Meningkatkan kontribusi mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan dan
mengimplementasikan ilmu untuk membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Pembahasan
2.1 Pengeringan Rumput Laut

Rumput Laut dikeringkan dengan penjemuran sinar matahari yang dilakukan masyarakat
nelayan satu atau dua hari penjemuran sesudah panen dari laut pada saat berusia sekitar 45 sampai 60 hari (akan
sangat tergantung pada kesuburan lokasi penanaman) atau dengan memilih tanaman yang dianggap sudah
cukup matang untuk dikeringkan, kemudian dijemur lagi sampai kering. Dengan cara demikian dihasilkan
rumput laut yang bersih dangan warna kekuningan. Akan tetapi cara demikian dimana dilakukan pencucian
sesudah penjemuran setengah kering menyebabkan berkurangnya kadar karaginan, sebelum dikeringkan hasil
panen dicuci atau disemprot terlebih dahulu dengan menggunakan air laut untuk menghilangkan lumpur dan
kotoran lainnya. Apabila tidak ada permintaan lain dari pembeli maka keringkan langsung dengan sinar
matahari dengan dialasi gedek, krey bambu, daun kelapa atau dengan menggunakan bahan lainnya.

Pengeringan di lakukan sampai pada kekeringan yang cukup dengan kandungan air sekitar 24
%, sehingga pada saat penyimpanan, kandungan air pada rumput kembali menjadi sekitar maksimal 30 %.
Apabila diremas dan terasa sakit pada telapak tangan, artinya kekeringan rumput laut sudah cukup baik. Rasio
basah : kering pada umumnya sekitar 9 : 1 atau 8 : 1. Dalam standar perdagangan rumput laut antara lain
dinyatakan bahwa benda-benda asing yang terdiri dari pasir, batu karang dan lain-lain tidak lebih dari 5 %.
Kandungan air (moisture content) tidak lebih dari 30 %.
2.2 Pengeringan Rumput Laut dengan Tenaga Surya

Hybrid pada umumnya adalah penggunaan dua atau lebih sumber energi yang berbeda.Tenaga
matahari digunakan sebagai salah satu sumber energi panas pada alat ini. Sinar matahari mampu
menghasilkan energi sebesar 3x 104 Joule/ tahun dan mampu menghasilkan sekitar 5,1 kWh/m2/
hari. Tenaga yang kedua adalah energi listrik yang mengalir pada heater dengan elmemen pemanas
coil heater yang memiliki efisiensi 70%- 77% (Hasan, 2012).

Heater (Pemanas)
Electrical Heating Element (elemen pemanas listrik) pada Seaweed Dryer digunakan sebagai sumber
energi panas. Panas yang dihasilkan bersumber dari kawat atau pun pita bertahanan listrik tinggi
(Resistance Wire) biasanya bahan yang digunakan adalah niklin yang dialiri arus listrik pada kedua
ujungnya dan dilapisi isolator listrik yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga aman jika
digunakan (Wicaksono, dkk ,2014).
Metode Pelaksanaan PKM
3.1 Tahap Persiapan
1. Studi Literatur
Pada tahap ini merupakan proses pencarian data dan referensi system elektro dan prinsip kerja Seaweed
Dryer, sistem kelistrikan, dan mekanisme mikrokontroller yang akan digunakan.Literatur yang digunakan
berupa buku ilmiah, jurnal, dan beberapa artikel dari internet.Tahap ini telah dilaksanakan dengan
pencapaian didapatkan referensi desain blue print dan mekanisme kerja Seaweed Dryer.

2. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap permasalahan, situasi dan kondisi yang terjadi pada
proses pengeringan biji kakao secara manual pada kelompok Tani Mitra, dimana proses penjemuran
dibawah sinar matahari, lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
penjemuran rumput laut dan efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan rumput laut yang
sudah kering atau belum.
Tahap Pembuatan Alat
1.Pembuatan Mesin
Pembuatan mesin Seaweed Dryer dilakukan di Desa Kwangko Kecamatan Manggelewa, Nusa Tenggara
Barat. Jumlah mesin yang dibuat disesuaikan dengan jumlah kebutuhan masyarakat yang menjadi mitra.
Diasumsikan minimal sekitar dua mesin dibuat dalam program ini. Adapun proses pembuatannya adalah
sebagai berikut:

a. Pembuatan Rotary Dyrer


Pembutan Rotary Dryer menggunkan plat alumunium yang berbentuk silinder dengan diameter 1,5 meter dan
tinggi 0,8 m. Pada bagian dalam rotary dryer dilengkapi dengan pengaduk yang terbuat dari besi yang
digerakkan dengan motor listrik.
b. Pemasangan Komponen Dasar Alat
Pemasangan komponen dasar alat meliputi Blower, Heater, motor listrik, thermostat, LCD, pengatur
waktu, fan dan kabel penghubung.
c. Pemasangan Komponen Utama
Pembuatan kerangka mesin disambung dengan proses pengelasan dan mur baut. Kemudian memasang
komponen rotary dryer dengan motor listrik , pipa penghubung box kawat kasa dengan rotary dryer ,
pemasnagan fan, merancang rangkaian kelistrikan, memprogram mikrokontroller dan sistem Heater
(pemanas) serta blower yang akan dugunakan.
2. Uji Coba Alat
Uji coba alat Seaweed Dryer dilakukan di lokasi pembuatan mesin yaitu di Desa Kwangko
Kecamatan Manggelewa , NTB. Uci coba akan dilakukan untuk memastikan semua mesin berfungsi dengan
baik.

3. Aplikasi Mesin
Seaweed Dryer yang telah lolos uji coba akan langsung diterapkan di lokasi mitra program.
Dalam pelaksanaannya, alat ini akan di perkenalkan kelebihan dan cara pemakaiannya. Hal ini bertujuan agar
alat yang digunakan mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk pengeringan Rumput Laut. Selain itu,
kontrol akan di lakukan secara rutin untuk memastikan keberhasilan program PKM-Teknologi yang
dijalankan.
Pembuatan Laporan
Tahap akhir dari rangkaian kegiatan ini adalah penyusunan
dan pembuatan laporan sebagai pertanggung jawaban atas segala sesuatu
yang terjadi dalam keikutsertaan dalam kegiatan PKM ini.Selain itu
dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pengembangan produk
dari alat Seaweed Dryer (Alat Pengering Rumput Laut Otomatis) yang di
rancang oleh kelompok KBE Generator.
Kesimpulan
Rumput laut dapat menjadi komoditas yang dapat menaikkan ekonomi warga sekitar
apabila dapat dimanfaatkan dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan potensi dan SDA yang dimiliki.
Efisiensi pengeringan rumput laut dapat digunakan dengan ide pembuatan mesin Seaweed Dryer
dilakukan di Kelompok tani mitra. Jumlah mesin yang dibuat disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
masyarakat yang menjadi mitra. Di asumsikan minimal sekitar dua mesin dibuat dalam program ini.
Adapun proses pembuatannya adalah : Pembuatan Rotary Dyrer. Pembutan Rotary Dryer menggunkan
plat alumunium yang berbentuk silinder dengan diameter 1,5 meter dan tinggi 0,8 m. Pada bagian dalam
rotary dryer dilengkapi dengan pengaduk yang terbuat dari besi yang digerakkan dengan motor listrik.
Pemasangan Komponen Dasar Alat, pemasangan komponen dasar alat meliputi Blower, Heater, motor
listrik, thermostat, LCD, pengatur waktu, fan dan kabel penghubung. Serta Pemasangan Komponen
Utama, pembuatan kerangka mesin disambung dengan proses pengelasan dan mur baut. Kemudian
memasang komponen rotary dryer dengan motor listrik , pipa penghubung box kawat kasa dengan rotary
dryer , pemasnagan fan, merancang rangkaian kelistrikan, memprogram mikrokontroller dan sistem
Heater (pemanas) serta blower yang akan di gunakan.
-Terima Kasih-
----------------------------
Generator

Anda mungkin juga menyukai