Anda di halaman 1dari 7

CYCLOTRON : Jurnal Teknik Elektro

( P-ISSN 2614-5146) dan (E-ISSN 2614-5499 ) | Vol. 5 | No. 01 | Halaman 91 - 97


Januari 2022

Rancang Bangun Mesin Pengering Udang Rebon


dengan Sistem Kontrol Otomatis Guna
Meningkatkan Produktivitas Nelayan
Jaya Aghnia Adha Try Saputra1, M. Hanifuddin Hakim2, dan Rudi Irmawanto3
1,2,3
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jl. Raya Sutorejo No.59, Kota SBY, Jawa Timur, 60113
e-mail: hanifuddinhakim@ft.um-surabaya.ac.id

Abstrak— Pada proses pengeringan udang rebon dibutuhkan lingkungan penjemuran yang higienis dan cuaca
yang ideal untuk proses pengeringan. Umumnya para nelayan di Sukolilo baru Kenjerean masih menggunakan
proses pengeringan udang rebon sacara konvensional atau dengan cara dijemur dibawah terik matahari selama 2-
3 hari tergantung cuaca. Proses pengeringan yang terlalu lama dan masih bergantung cuaca ini berpengaruh besar
terhadap produktivitas masyarakat nelayan.Kebutuhan alat pengering modern menjadi langkah alternatif untuk
mengatasi cuaca lingkungan. Selain itu, proses pengeringan yang dilakukan pada ruang tertutup dapat
menghindarkan produk dari serangga sehingga higienitas udang rebon akan terjaga. Prinsip kerja dari alat
pengering ini adalah mengalirkan udara panas ke seluruh ruang alat pengering. Alat ini terdiri dari dua bagian
utama, yaitu sistem pemanas otomatis dan sistem pengering. Sistem pemanas otomatis menggunakan blower
dengan pendeteksi suhu. Proses pengeringnya menggunakan rak bertingkat, sehingga dapat menghemat tempat
penjemuran. Mesin pengering udang rebon menggunakan sumber bahan bakar dari LPG, Agar dapat menghemat
biaya produksi dibandingkan dnegan memakai energi listrik, Tujuan dari pembuatan mesin ini adalah untuk
mengatasi permasalahan cuaca yang berubah-ubah saat proses pengeringan. Sehingga nelayan dapat menghemat
waktu pengeringan dan lahan penjemuran serta tetap menjaga kebersihan pangan.

Kata kunci: Mesin Pengering, Sistem Kontrol Otomatis, LPG.

Abstract— In the drying process of rebon shrimp, a hygienic drying environment and ideal weather are needed for the
drying process. Generally, the fishermen in Sukolilo Baru Kenjerean still use the conventional method of drying rebon
shrimp or by drying them under the hot sun for 2-3 days depending on the weather. The drying process which is too
long and still depends on the weather has a big impact on the productivity of the fishing community. The need for
modern dryers is an alternative step to overcome environmental weather. In addition, the drying process carried out in
a closed room can prevent the product from insects so that the hygiene of the rebon shrimp will be maintained. The
working principle of this dryer is to circulate hot air throughout the drying chamber. This tool consists of two main
parts, namely an automatic heating system and a drying system. The automatic heating system uses a blower with
temperature detection. The drying process uses a multilevel rack, so it can save drying places. The rebon shrimp drying
machine uses a fuel source from LPG, in order to save production costs compared to using electrical energy, the purpose
of making this machine is to overcome the problem of changing weather during the drying process. So that fishermen
can save drying time and drying land and keep food clean.

Keywords: Automatic Control System, Drying Machine, LPG.

I. PENDAHULUAN lainnya. Pesisir laut Surabaya tepatnya Pantai Kenjeran


Potensi ketersediaan pangan lokal di Indonesia hasil selain sebagai tempat wisata bahari merupakan salah satu
kelautan sangat melimpah. Jawa Timur merupakan salah penghasil udang rebon di Jawa Timur. Proses pengolahan
satu provinsi di Indonesia yang memiliki total luas wilayah udang rebon di Kec Bulak masih dilakukan secara
perairan mencapai 54.718 km2, sehingga memiliki potensi tradisional dan hanya mengandalkan panas sinar matahari.
produksi dari sektor perikanan dan hasil laut. Produk yang Jika musim puncak panen tiba banyak udang rebon yang
dikategorikan dari sektor perikanan dan hasil laut meliputi membusuk karena kurangnya penanganan yang benar oleh
berbagai jenis ikan, udang, kepiting, moluska, dan produk warga.

91
JURNAL CYCLOTRON Vol 5, No.01, Januari 2022

Udang Rebon merupakan salah satu hasil laut dari jenis berupa energi surya, selanjutnya udara tersebut digunakan
udang ini, namun ukurannya sangat kecil dibandingkan sebagai media pengering tomat. Sedangkan peneliti Kuan
dengan jenis udang lainnya. Karena ukurannya yang kecil, dkk melakukan simulasi pengeringan pisang menggunakan
udang ini disebut udang " Rebon". Di mancanegara, udang pengering surya yang dikombinasikan dengan heat pump.
ini lebih dikenal dengan terasi karena merupakan bahan Dengan kombinasi ini efisiensi pengeringan menjadi lebih
baku utama pembuatan terasi. Udang ini dapat dengan baik bila dibandingkan dengan pengering surya
mudah ditemukan di pasaran dalam bentuk bahan seperti konvensional [5]. Aymen Elkhadraoui, dkk melakukan
terasi, atau dikeringkan dan jarang dijual segar. penelitian pengeringan paprika merah dengan energi surya,
Seperti jenis udang lainnya, udang Rebon memiliki menggunakan metode rumah kaca yang dikombinasikan
kandungan protein yang tinggi. Dalam 100 gram udang dengan konveksi paksa, hasilnya menunjukkan bahwa tidak
kering, terdapat 59,4 gram protein. Berbeda dengan udang terjadi laju pengeringan konstan, namun terjadi penurunan
kering yang kandungan proteinnya tinggi, udang rebon laju pengeringan seperti halnya proses pengeringan produk
kandungan lemaknya rendah, hanya 3,6g per 100g udang pertanian lainnya. Peneliti Halil melakukan penelitian
kering [1] pengering surya yang berbeda, berbasis energi dan eksergi
Udang rebon juga banyak ditambahkan pada berbagai yang terintegrasi dengan bed sebagai media penyimpan
produk makanan, terutama untuk menambah cita rasa dan kalor [6]. Peneliti Roghayeh Pourbagher dkk melakukan
meningkatkan kandungan gizi pada produk tersebut. Udang pemodelan dan optimalisasi proses pengeringan padi
rebon yang ditambahkan ke dalam bola tempe dapat menggunakan dua sumber pemanas yaitu inframerah dan
meningkatkan kandungan protein, zat besi dan kalsium pengering bed fluidized udara hangat, pada tiga level
tertinggi sebesar 17,88 g%, 4,36 mg dan 305,25 mg% [2]. temperatur udara yaitu 40, 50 dan 60 derajat Celcius [7].
Penelitian lain menunjukkan, penmbahan komposisi udang Peneliti Vikas Shringi dkk melakukan pengeringan bawang
rebon yang dpada sala lauak menunjukkan perbedaan putih dengan menggunakan udara panas. Udara panas
pengaruh terhadap aroma, kualitas warna, rasa gurih dan tersebut sebagai hasil pemanasan oleh fluida yang
rasa udang rebon [3]. dipanaskan didalam pipa-pipa yang terpasang di dalam
Proses pengeringan udang rebon masih banyak kolektor surya [8]. Sedangkan peneliti Messaoud Sandali
menggunakan metode pengeringan tradisional di bawah dkk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
sinar matahari, sehingga menimbulkan bau yang kurang meningkatkan kinerja termal dari pengering surya langsung,
nyaman untuk para masyarakat sekitar. Selain itu jika dengan teknik baru menggunakan penukar kalor tubular
menggunakan metode pengeringan yang dijemur akan tingkat ganda dengan air panas bumi [9].
berpengaruh pada kebersihan udang rabon. Konsistensi Sistem pengeringan dengan menggunakan sumber
paparan sinar matahari juga menjadi perhatian peneliti energi LPG terbukti lebih cepat proses pengeringan
karena suhu lingkungan berubah seiring waktu. Perkiraan dibanding listrik [10]. Peneliti lain menggunakan tambahan
rendahnya kelembaban udara (diharapkan di bawah 60%) motor servo untuk memutar terasi secara otomatis [11].
akan memudahkan proses pengurangan kadar air di dalam Widodo dkk membuat pengering bersumber listrik dengan
bahan. Rendah-tingginya parameter proses mengakibatkan sistem pemanas blower [12]. Sedangkan Peneliti Eddi dkk
waktu pengeringan fluktuatif (1-2 minggu). membuat rancang bangun pengering dengan sistem try
Kota Surabaya merupakan salah satu penghasil dryer yang dianalisa secara ekonomi [13]. Ingrit dan Hastuti
udang rebon di Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Bulak membuat alat pengering ikan teri dengan menggunakan
termasuk wilayah Geografis Kota Surabaya yang panel surya 50WP sebagai penyerapan energi, battray 12V
merupakan bagian dari Wilayah Surabaya Utara, dengan 45Ah sebagai penyimpan energi 14). Sedangkan Titi dkk
ketinggian ± 4 – 12 meter diatas permukaan laut dan membuat alat pengering dengan memanfaatkan lampu pijar
memiliki 4 kelurahan yaitu kel. Kedung Cowek, kel. Bulak, sebagai sumber panas, board microcontroller Arduino Uno
kel. Kenjeran dan Komplek Kenjeran, serta kel. Sukolilo sebagai pusat kendali, sensor SHT11 sebagai pengukur suhu
Baru (BPS, 2019). Di kecamatan ini terdapat kawasan dan kelembaban, serta IC Real Time Clock DS1307 untuk
pesisir, yaitu pantai Kenjeran yang memiliki potensi yang memberikan informasi waktu [15]. Sedangkan Susanto dkk
luar biasa. Udang rebon dijadikan sebagai hasil laut atau merancang alat pengering berbahan baku bakar kayu bakar
tangkapan utama yang diolah oleh warga RW 2 Kelurahan dengan desain yang efektif dan efisien [16].
Sukolilo Baru yang telah disepakati bersama nelayan
sekitar. Berdasar penelitian-penelitian sebelumnya dan
Musim puncak panen udang rebon setiap periodenya menganalisa kondisi lingkungan nelayan, maka penelitian
adalah di bulan April, Mei, Juni dan Juli. Saat musim ini akan membuat rancang bangun alat pengering udang
puncak panen tiba, nelayan bisa memperoleh hasil sebanyak rebon dengan mengalirkan udara panas secara merata ke
100kg – 150kg per kapal. Dikarenakan permintaan yang seluruh ruang alat pengering. Alat ini terdiri dari dua bagian
lebih sedikit dari hasil tangkapan, biasanya 20% dari hasil utama, yaitu sistem pemanas otomatis menggunakan control
panen tersebut akan terbuang dan menjadi limbah. dari Arduino UNO dan sistem pengering. Proses
Berbagai teknologi pengering telah banyak pengeringnya menggunakan rak bertingkat, sehingga dapat
dikembangkan. Peneliti Nnaemeka melakukan menghemat tempat penjemuran. Sumber energi yang dipakai
penghitungan optimalisasi pengeringan irisan tomat yakni LPG agar dapat bernilai ekonomis bagi nelayan.
menggunakan alat pengering surya, dengan berbagai
variable ketebalan irisan tomat, kecepatan aliran udara II. METODE
panas dan perbedaan temperatur[4]. Sistem kerja alat Sistem pengering udang rebon otomatis ini bekerja
pengering yakni udara pemanas menerima kalor primer dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari
92
Jaya Aghnia Adha Try Saputra, dkk : Rancang Bangun Mesin Pengering Udang Rebon dengan Sistem Kontrol Otomatis Guna
Meningkatkan Produktivitas Nelayan

pembakaran kompor keramik dengan bahan bakar gas LPG studi kasus yang ada di lapangan selama peneliti melakukan
untuk mengurangi kadar air pada udang rebon. Panas yang pengamatan di lapangan, mulai dari segi ukuran, bahan,
dihasilkan dari nyala kompor keramik ini kemudian di atiup penggunaan bahan bakar, dan kemampuan menampung
menggunakan blower 4 inch menuju ruang pengering yang udang rebon untuk sekali beroprasi.
sudah tersusun tray untuk menata udang rebon. Setelah
panas pada ruang pengering sudah tercapai maka katup yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengarah pada ruang pengering akan menutup dan Konsep dasar dari perancangan alat ini adalah
sekaligus membuka katup pembuangan sehingga udara dengan memanfaatkan sistem mekanik dari gerak motor
panas akan dibuang hal ini dimaksudkan akan agar udang sebagai pembuka dan penutup katup pembuangan agar
rebon tidak hangus karena kepanasan. panas didalam ruang oven tetap dapat terkontrol dan stabil,
Alat ini didesain untuk mendapatkan efisiensi kemudian panas yang dihasilkan dari pembakaran kompor
penggunaan bahan bakar sekecil mungkin tapi agar infra merah akan disiirkulasi oleh blower menuju ruang
mendapatkan panas yang efisien sehingga dapat menghemat oven. Pembukaan katup pembuangan berdasarkan
gas LPG sedangkan mekanikal dari alat pengering ini akan pembacaan sensor DHT 11 jika pada serial monitor Arduino
dikontrol menggunakan mikrokontroller Arduino dengan IDE terbaca suhu > 110 derajat celcius maka katup
sensor DHT11 untuk mendapatkan nilai suhu ruangan pembuangan akan membuka dan katup intake akan tertutup,
pengering sekaligus kelembabanya agar lebih akurat pada tetapi jika suhu < 80 derajat celcius maka katup
pembacaan suhu. Untuk alur dari penelitian ini dapat dilihat pembuangan akan menutup tetapi katup intake akan terbuka
di gambar 1. sehingga udara panas dapat Kembali masuk menuju ruang
START
oven.

Studi Literatur Studi Empirik

Pembuatan Desain
Alat

Pembuatan Bangun Gambar 2 Rancang Bangun Alat Pengering Udang Rebon Otomatis
Alat TIDAK
Pada gambar 2 adalah hasil rancang bangun alat
pengering udang rebon otomatis menggunakan
Sesuai mikrokontroller Arduino UNO berikut dengan bagian –
bagian penyusunya yang sudah ditandai dengan angka pada
YA gambar,
1. Tungku pembakaran, tungku pembakaran
Analisa Hasil Dan
Penyempurnaan Alat berukuran 50x50x30 cm, didalamnya terdapat
kompor gas infra merah sebagai penghasil panas
utama pada alat.
2. Cerobong pembuangan, digunakan sebagai media
Mengumpulkan
Hasil Penelitian pembuangan panas. Didalamnya terdapat katup
yang secara otomatis terbuka jika suhu pada ruang
oven telah tercapai >110 derajad celcius. Katup
tersebut digerakan oleh motor stepper.
Pembuatan Laporan 3. Pipa penyalur panas, untuk menyalurkan panas
dari ruang bakar ke ruang oven digunakan pipa
berukuran diameter 4”, didalamnya juga terdapat
FINISH katup yang otomatis akan membuka saat panas
dalam ruang oven mencapai <80 derajat celcius.
Gambar 1 Flowchart Penelitian 4. Kompor infra merah, sebagai penghasil panas
utama menggunakan gas LPG sebagai bahan
dengan sistem ini pengguna dapat melakukan proses bakar.
pengeringan udang rebon tanpa harus bergantung terhadap 5. Blower, digunakan untuk mendorong udara panas
cuaca dan kebersihan udang rebon semakin terjamin karena dari ruang bakar menuju ruang oven. Blower ini
ruang pengering yang dibuat vakum sehingga tidak ada berukurang 10 cm dengan tegangan kerja 220V
serangga yang akan masuk hinggap ke udang rebon seperti AC, daya 20 watt, 2800 Rpm berbahan logam.
proses pengeringan konvensional. Alat pengering udang 6. Panel kontrol, panel kontrol berfungsi sebagai
rebon otomatis ini di desain dengan penyesuaian berdasarkan tempat rangakaian listrik supaya terhindar dari
93
JURNAL CYCLOTRON Vol 5, No.01, Januari 2022

kerusakan yang diakibatkan cuaca, air, dan short hasil pengujian dari beberapa variable uji pada rancang
sirkuit. bangun alat pengering udang rebon otomatis berbasis
7. Ruang oven, ruang yang berfungsi sebagai tempat mikrokontroller
menaruh udang rebon saat akan dikeringkan Hasil dan Analisa Kalibrasi Sensor Terhadap Suhu
dengan sistem penataan shaft atau di tumpuk Pengukuran suhu dilakukan sebanyak 5 kali
menjadi 2 rak. Bagian ini berukuran 1x1x2m dengan target mencari nilai yang sama atau mendekati
terbuat dari bahan stainless steel. antara pengukuran menggunakan thermometer dengan
sensor DHT 11, pengukuran didasarkan terhadap waktu
Rangkaian kontrol panel yang sudah ditentukan sebelumnya dan didapatkan hasil
sebagai berikut,

Tabel 1 hasil pengujian suhu terhadap waktu dan kalibrasi sensor DHT11
No Alat ukur Waktu pengujian
2 5 10 12 15
menit menit menit menit menit
1 Thermom 90℃ 110℃ 190℃ 195℃ 199℃
eter
2 Sensor 86℃ 114℃ 195℃ 198℃ 201℃
DHT 11

Pada table 1 dapat dilihat hasil dari pengujian suhu


terhadap waktu oprasional alat maka dapat diartikan sensor
DHT 11 akan memiliki hasil yang mendekati dengan
thermometer yang sudah terkalibrasi sebelumnya pada
menit ke 12 dan 15 dengan tungku api berada pada posisi
yang sama yaitu pada pembukaan gas besar. Kalibrasi
Gambar 3 kontrol panel
dilakukan dengan menyamakan suhu aktual dari
pengukuran menggunakan thermometer kemudian
Dapat dilihat Pada gambar 3 bagian kontrol panel
diaplikasikan kepada sensor DHT 11 dengan begitu peneliti
terdapat rangkaian kontrol sebagai pengatur dan supply
mendapat hasil pengukuran yang lebih akurat dengan
sumber tegangan bagian elektrikal seperti mikrokontroller
menyamakan hasil pembacaan suhu dari instrument yang
Arduino UNO, kontak relay, dan driver motor stepper.
sudah terstandarisasi (thermometer) yang diaplikasikan ke
Berikut adalah skema pengawatan yang dirancang guna
mikrokontroller sehingga dapat terkontrol dengan baik.
menjalankan alat pengering udang rebon otomatis,
PLN STEPDOWN
Analisa Perpindahan Panas
~ V in +24
Terdapat 3 jenis perpindahan panas yaitu konduksi,
N V in -24 konveksi, induksi dengan karakteristik yang berbeda pula,
POWER V out +12
SUPPLY
V out -12
pada alat pengering udang rebon otomatis dapat dihitung
~ perpindahan panas yang terjadi perdetik dengan persamaan
N BLOWER
V out +24 sebagai berikut,
V out -24 ~
N a. Konduksi
TB - 6600 𝐐 𝚫𝐓
MOTOR 𝑯 = = 𝐊𝐀
DIR + STEPPER 𝐭 𝐥
DIR - A+ Keterangan:
PUL + A-
PUL - B+
H = Jumlah kalor merambat setiap detik (J/s)
A+ B- k = Koefisien konduksi termal (J/msK)
A-
B+ DHT - 11
A = luas penampang pada batang (m)
B-
V in 24DC SDA
L = Panjang pada Batang (m)
V in -24DC SCL ∆ T = perbedaan suhu di kedua ujung batang (K)
D. OUT
ARDUINO
V in 5DC
UNO
V in -5DC
SDA
SCL
RELAY
PIN 2 10,00
PIN 3 NC
PIN 4 NO
PIN 5 COM 30,00
V out 5DC V in 5DC
GND out V in -5DC
V in 12DC
V in -12DC

Gambar 4 Skema Pengawatan Kontrol Panel

Hasil pengujian
Setelah rancang bangun alat pengering udang rebon
otomatis selesai dibuat maka Langkah selanjutnya adalah 30,00
pengujian agar, didapat hasil dari pengujian yang sesuai
dengan dasar teori yang digunakan maka peneliti juga Gambar 5 Skala Ruang Pembakaran
melakukan Analisa terhadap hasil pengujian. Berikut adalah
94
Jaya Aghnia Adha Try Saputra, dkk : Rancang Bangun Mesin Pengering Udang Rebon dengan Sistem Kontrol Otomatis Guna
Meningkatkan Produktivitas Nelayan

h = 50 J/sm2oC (diasumsikan suhu yang disedot kedalam


ruang bakar antara 30-40º C)
40 T1 = 110º C = 383,15 K
T2 = 33º C = 306,15 K
10,00 ∆ T = 77 K
20,0
Ditanya: H = … ?
Jawab:
80,00
H = h. A. ΔT
H = 50 . 10 . 77
Gambar 6 Skala Ruang Oven H = 820 J/s
Jadi, jumlah kalor yang dirambatkan oleh besi yang
L (lubang pada r. bakar) = 2 . 3,14 . 25 dipanaskan adalah 820 J/s.
= 78 cm2 c. Radiasi
L (ruang bakar) = 2 . (PL + Pt + Lt) Radiasi atau pancaran akibat perpindahan energi kalor
= 2 . (30 x 50 + 30 x 50 + 30 x 30) pada alat pengering udang rebon otomatis dapat dihitung
= 2 . (3900 – 78 x 3) menggunakan persamaan sebagai berikut,
= 7332 cm2 Rumus perpindahan kalor secara radiasi sebagai berikut,
L (ruang oven) = 2 . (PL + Pt + Lt) 𝐐
= 2 . (80 x 50 + 40 x 50 + 80 x 40) 𝑯 = = 𝛅𝐞. 𝑨. 𝑻𝟒
𝐭
= 2 . (3900 – 78) Keterangan :
= 18.244 cm2 Q = Kalor yang dipancarkan benda (J)
L (pipa penghubung) = 3,14 . L. D T = suhu mutlak (K)
= 3,14 . 20 . 10 e = emisitas bahan
= 33,14 cm2 σ = Tetapan Stefan Boltzman (5,672 x 10-8 W/m2K4 )
Diketahui: A = Luas Penampang benda (m2)
L = 7332 + 18.244 + 33,14 Diketahui:
= 25.609 cm2 A = 90 cm2 = 9 x 10-3 m2 (penampang yang
= 256 m digunakan saat mnghitung radiasi adalah
A = 5 mm2 = 5 × 10-3 m2 penampang sumber panas dalam kasus ini adalah
k = 15,1 kal/msK (berdasarkan table kompor infra merah)
konduktivitas) T = (127 + 273) = 400 K (suhu yang dihitung adalah
T1 = 110º C = 383,15 K suhu kompor infra merah saat menggunakan
T2 = 33º C = 306,15 K pembukaan gas penuh)
∆T = 77 K(diasumsikan suhu tertinggi e = 0,17 (emisifitas bahan didapat dari keramik yang
yang akan dikontrol terhadap ruang oven) terdapat pada kompor infra merah berdasarkan tabel
Ditanya: H = … ? emisifitas bahan)
Jawab: σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4
H = (k . A . ΔT) / L Ditanya: P:…?
H = (15,1 . 5 × 10-3. 77) / 256 Jawab:
H = 5,811 / 256 P = eσAT4
H = 0,02 P = (0,17).(5,67 x 10-8).(9 x 10-3).(400)4
H = 2 × 10-2 J/s P = (0,17).(5,67 x 10-8).(9 x 10-3).(256 x
Jadi, jumlah kalor yang dirambatkan oleh besi yang 108)
dipanaskan adalah 2 × 10-2 J/s. P = 2220,82 x 10-3 W
b. Konveksi P = 2,2208 W = 2,2 W
Konveksi yang terjadi pada alat pengering udang rebon Jadi, energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu bola
otomatis adalah konveksi secra paksa, karena udara dari luar tersebut pada setiap sekon adalah 2,2 watt.
di dorong masuk oleh blower sehingga melewati ruang
bakar akhirnya sampai pada ruang oven dan memanaskan
udang rebon. Pada prosesnya dapat dihitung menggunakan Hasil dan Analisa perhitungan beban daya listrik
persamaan berikut, Pengujian juga dilakukan pada penggunaan daya listrik
Rumus perpindahan kalor secara konveksi sebagai berikut, karena pada prosesnya pengering udang rebon otomatis juga
𝐐 menggunakan perangkat elektronik.
𝑯 = = 𝐡. 𝐀. 𝚫𝐓
𝐭 Berikut adalah persamaan daya listrik yang digunakan
Keterangan : dalam penelitian
H = Laju perpindahan (J/s) 𝐼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
h = Koefisien konveksi termal (j/sm2K) = 𝐼 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎(𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
A = Luas permukaan (m2)
∆ T = Perbedaan suhu (K) 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Diketahui: = 𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (volt)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
A = 10 m2 (saat menghitung konveksi maka yang
digunakan adalah diameter lubang blower)
95
JURNAL CYCLOTRON Vol 5, No.01, Januari 2022

𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 3 20 menit 110 ℃ Belum ada hasil


= 𝑃 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑤𝑎𝑡𝑡)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 4 30 menit 110 ℃ Belum ada hasil
Mula – mula pengukuran dilakukan dengan mengukur 5 60 menit 110 ℃ Belum ada hasil
arus listrik pada kabel output dari stopkontak dan 6 90 menit 110 ℃ Belum ada hasil
didapatkan hasil 0,2 A maka dengan persamaan daya listrik 7 120 menit 110 ℃ Belum ada hasil
dapat dihitung sebagai berikut, Pada tabel 3 didapat hasil percobaan waktu
P =V.I pengeringan menggunakan suhu 110 ℃. Pada waktu
= 220. 0,2 oprasional selama 5 menit belum ada perubahan pada udang
= 44 Watt rebon, kemudian pada menit ke-10 sampai 30 juga belum
Dikarenakan pada alat pengering ini menggunakan terlihat perubahan yang signifikan terhadap udang rebon
blower dan motor stepper maka penguji mendapati nilai arus yang dikeringkan, baru pada menit ke-60 terdapat
listrik yang terukur pada tang ampere berubah – ubah, maka pengeringan di Sebagian badan udang rebon hanya saja
dari itu pengujian dilanjutkan dengan pengukuran berkala pada bagian bawah masih terlihat basah, pada 80 menit
dan diambil nilai paling stabil dengan waktu operasional didapat hasil pengeringan yang lumayan sudah merata
yang paling lama yaitu pada 60 detik pertama. berikut hanya saja pada udang rebon yang peletakanya agak jauh
adalah hasil pengujian daya listrik yang diperoleh, dari lubang intake masih didapati beberapa bagian lembab,
kemudian pengujian dilanjutkan sampai pada 120 menit dan
Tabel 1 Hasil Pengukuran Arus Listrik Berdasarkan Beberapa Variable pada fase ini udang rebon yang dikeringkan tercium bau
Waktu
matang dan ada beberapa bagian yang mulai berubah warna
No Waktu ( S ) Tegangan (V ) Arus ( A )
karena terlalu lama.
1 5 220 0,07
2 10 220 0,09 Hasil dan Analisa Pengujian Konsumsi Gas LPG
3 20 220 0,18 Pengujian konsumsi gas yang digunakan selama
pemakaian dilakukan agar mendapatkan jumlah biaya yang
4 40 220 0,18
dikeluarkan untuk pemakaian alat pengering otomatis
5 50 220 0,19 sampai didapat hasil pengeringan udang rebon. Pengujian
6 60 220 0,20 dilakukan dengan cara memantau pressure meter yang
Pada table 4.1 dapat diketahui hasil tegangan dan arus terdapat pada regulator gas LPG penggunaan gas pada
pada alat pengering udang rebon otomatis , pada waktu 5 kompor juga di stel pada paling tinggi yang artinya gas yang
detik dengan tegangan yang tetap 220 V arus pada motor digunakan nilainya sama dan pada alat ukur tidak terdapat
diukur sebesar 0,07 ampere kemudian pada waktu 20 detik nilai spesifik untuk pemakaian gas dikarenakan alat ukur
arus listrik pada alat meningkat sebesar 0,18 ampere , tidak menampilkan nilai pasti dari keberadaan gas didalam
kemudia arus alat pengering dapat stabil pada waktu 20 tabung dan hanya menampilkan kode warna. Berikut adalah
detik. hasil Analisa konsumsi gas yang digunakan selama
Kemudian untuk mencari nominal yang harus pemakaian alat,
dibayarkan setiap 1 jam pemakaian adalah sebagai berikut, Tabel 3 Hasil Pengujian konsumsi Gas
Diketahui: No Waktu pemakaian Pembacaan alat ukur
Daya pemakaian = 44 watt
Lama pemakaian = 1 jam 1 30 menit Jarum tidak bergeser
Biaya /KWh = 1300 2 60 menit Jarum tidak bergeser
Ditanya : 3 120 menit Jarum mulai bergeser kearah
Biaya pemakaian selama 1 jam? hijau
Dijawab: 4 180 menit Jarum bergerak ke tengah
44 watt / 1000 watt kuning
= 0,044 . 1300 Pada tabel 4 dapat dilihat hasil dari pengukuran
= Rp 57,2 penggunaan gas LPG dan dapat diketahui pada pemakaian
Jadi pengeluaran biaya listrik alat pengering udang rebon selama 30 – 60 menit pertama belum terlihat pengurangan
otomatis adalah sebesar Rp 57,2. isi gas, kemudian saat kompor dinyalakan selama 120 menit
Analisa Waktu Dan Suhu Pada Proses Pengeringan baru terlihat ada pergeseran kearah warna hijau pada gauge
Untuk mendapatkan waktu yang tepat dan meter yang terdpat pada regulator gas LPG. Saat kompor
dibutuhkan guna menghasilkan pengeringan yang optimal infra merah sudah dinyalakan selama 3 jam atau 180 menit
maka dilakukan uji pengeringan terhadap suhu dan waktu. barulah terlihat jelas pergeseran jarum gauge dan berhenti
Peneliti menggunakan beberapa variable waktu tetapi di bagian tengan warna kuning. Hal ini mengindikasikan
menggunakan satu variable suhu yaitu 110 ℃ yang didapat saat pemakaian selama 180 menit gas akan berkurang
dari referensi jurnal yang membahas proses pengeringan. kurang lebih 25% sehingga untuk didapati gas benar – benar
Berikut adalah hasil pengujian dari proses pengeringan, kosong adalah setelah pemkaian lebih dari 12 jam
operasional proses pengeringan. Artinya jika mencari biaya
Tabel 2 Hasil Pengujian Waktu pengeringan dengan suhu 110 ℃.
yang digunakan dalam pemakaian alat pengering otomatis
No waktu suhu keterangan adalah dapat dihitung sebagai berikut,
1 5 menit 110 ℃ Belum ada hasil Pemakaian gas 3 jam = 25%
2 10 menit 110 ℃ Belum ada hasil

96
Jaya Aghnia Adha Try Saputra, dkk : Rancang Bangun Mesin Pengering Udang Rebon dengan Sistem Kontrol Otomatis Guna
Meningkatkan Produktivitas Nelayan

= 3 x 4 = 12 jam pemakaian agar [2] Fatty, A. . (2012). Pengaruh Penambahan Pengaruh Penambahan
Udang Rebon terhadap Kandungan Gizi dan Hasil Uji Hedonik pada
gas benar – benar kosong Bola-Bola Tempe. Universitas Indonesia.
Harga gas LPG = Rp 17.000 [3] Syarif, W., Holinesti, R., Faridah, A., & Fridayati, L. (2017). Analisis
Total pemakaian daya = Rp 57,2 / jam Kualitas Sala Udang Rebon. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas,
= 57,2 . 12 = Rp 686 21(1), 45. https://doi.org/10.25077/jtpa.21.1.45-51.2017
Jumlah biaya dalam 12 jam 686 +17.000 [4] Nwakuba, N. R. (2019). Optimisation of energy consumption of a
= Rp 17.686 solar-electric dryer during hot air drying of tomato slices. J. Agric.
Eng, 50, 150–158.
Jadi total biaya yang harus dikeluarkan selama operasional [5] Kuan, M., Shakir, Y., Mohanraj, M., Belyayev, Y., Jayaraj, S., &
12 jam adalah Rp 17.686. Kaltayev, A. (2019). Numerical simulation of a heat pump assisted
solar dryer for continental climates. Renewable Energy, 143, 214–
IV. KESIMPULAN 225. https://doi.org/10.1016/j.renene.2019.04.119
Kesimpuan dituliskan dalam bentuk narasi, bukan dalam [6] Atalay, H. (2019). Performance analysis of a solar dryer integrated
with the packed bed thermal energy storage (TES) system. Energy,
bentuk itemize. Jika ada gambaran untuk pengembangan 172, 1037–1052. https://doi.org/10.1016/j.energy.2019.02.023
penelitian pada masa yang akan dating, dapat dituliskan juga [7] Pourbagher, R., Rohani, A., Rahmati, M. H., & Abbaspour-Fard, M.
pada bagian ini. H. (2018). Modeling and optimization of drying process of paddy in
Setelah melakukan penelitian dengan tahap observasi, infrared and warm air fluidized bed dryer. Agricultural Engineering
International: CIGR Journal, 20(3), 162–171.
pengumpulan data, perhitungan dan pengujian penelitian
[8] Shringi, V., Kothari, S., & Panwar, N. L. (2014). Experimental
pada perancangan pengering udang rebon otomatis investigation of drying of garlic clove in solar dryer using phase
menggunakan arduino UNO sebagai mikrokontroller, maka change material as energy storage. Journal of Thermal Analysis and
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Calorimetry, 118(1), 533–539. https://doi.org/10.1007/s10973-014-
1. Perancangan pengering udang rebon otomatis 3991-0
[9] Sandali, M., Boubekri, A., Mennouche, D., & Gherraf, N. (2019).
menggunakan arduino UNO sebagai mikrokontroller Improvement of a direct solar dryer performance using a geothermal
dirancang dengan system otomatis dengan membuka water heat exchanger as supplementary energetic supply. An
dan menutu katup pembuangan pada lubang intake dan experimental investigation and simulation study. Renewable Energy,
outake hal ini bertujuan agar panas didalam ruang 135, 186–196. https://doi.org/10.1016/j.renene.2018.11.086
pengering dapat terjaga sehingga udara dapat [10] Puswadi, H. A., & Sunyoto, S. (2021). Rancang Bangun Alat
Pengering Bahan Makanan Berbasis Wings Drying System Dengan
tersirkulasi dengan baik. Sedangkan pada perpindahan Dua Sumber Panas. Jurnal Ilmiah Teknosains, 7(1/Mei), 36–43.
kalor yang terjadi alat pengering ini terdapat 3 jenis yaitu [11] Nasution, E. S., Hasibua, A., & Rifai, M. (2018). Rancang Bangun
konduksi dengan nilai 2 × 10-2 J/s, kemudian konveksi Alat Penjemur Terasi Otomatis Berbasis Microcontroler. Jurnal
dengan nilai 820 J/s, yang terakhir adalah radiasi dengan Sistem Informasi, 2(2), 105–115
nilai sebesar 2,2 watt. [12] Kurniawan, W. B., Afriani, F., Aldila, H., & Tiandho, Y. (2021).
Kemplang Di Desa Penyak. 4(1), 38–42.
2. Pada prosesnya alat pengering otomatis ini
[13] Paisal, E., Mahatta, F., & Mayu, B. A. (2018). Rancang Bangun Alat
menggunakan kompor infra merah sebagai sumber Pengering Tipe Tray Dryer. Agroteknika, 1(1), 31–38.
utama penghasil panas dengan biaya pemakaian gas https://doi.org/10.32530/agtk.v1i1.20
selama 12 jam adalah Rp 17.000 dan pemakaian daya [14] Syani, I., & Hastuti, H. (2021). Rancang Bangun Alat Pengering Ikan
listrik yang relative rendah yaitu 44 watt. Dengan cost Teri Mandiri Otomatis Berbasis Ardiuno Uno. JTEIN: Jurnal Teknik
Elektro Indonesia, 2(2), 136–141.
yang rendah dan hasil pengeringan yang tidak https://doi.org/10.24036/jtein.v2i2.14
bergantung cuaca dan terjaga kehigienisanya maka alat [15] Andriani, T., Darmawan, I., Jaya, A., & Topan, P. A. (2021). Rancang
pengering ini cukup efektif untuk digunakan Bangun Alat Pengering Ikan Bage Otomatis Menggunakan Sensor
SHT11 dan Real Time Clock. Dielektrika, 8(2), 126–130
REFERENSI [16] Johanes, S., Siswantoro, S., & Bahiuddin, I. (2020). Rancang Bangun
Alat Pengering Produk Pertanian Tipe Tray Berputar. Jurnal
Rekayasa Mesin, 15(2), 89. https://doi.org/10.32497/jrm.v15i2.1861
[1] (PERSAGI)., P. A. G. I. (2019). Tabel Komposisi Pangan Indonesia.
PT. Elex Media Komputindo.

97

Anda mungkin juga menyukai