Anda di halaman 1dari 14

ISSN Print : 2356-3222

LJTMU: Vol. 10, No. 01, ISSN Online : 2407-3555


April 2023, (42-55)

http://ejurnal.undana.ac.id/index.php/LJTMU

Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar
Dryer Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan
Udara Keluar
Rolandi Punuf 1, Defmit B. N. Riwu 2, Verdy A. Koehuan 3*
1-3)
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang, NTT 85001, Tlp. (0380)881597
*Corresponding author: riwu_defmit@staf.undana.ac.id

ABSTRAK
Pengembangan dan pemanfaatan energi surya harus terus dikembangkan dengan beberapa teknologi
diantaranya Solar Air Heater. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen pada rumah
pengering pengering sinar matahari Ultra Violet untuk pengeringan ikan sarden dengan tambahan penyerapan
panas radiasi matahari menggunakan sistem solar air heater. Konfigurasi ini bekerja dengan menarik udara dari
selubung bangunan atau dari lingkungan luar dan melewatkannya melalui kolektor dimana udara dihangatkan
secara konduksi dan konveksi di dalam penyerap. Analisis penelitian ini mengenai kecepatan aliran udara yang
keluar dari ruang pengering yaitu 1,0 m/s, 1,5 m/s dan 1,8 m/s, sedangkan kecepatan aliran udara pada solar
panel (exhaust fan) adalah 3,5 m /s (konstan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan panas melalui
panel solar air heater dapat mempercepat proses pengeringan pada ruang pengering. Perbedaan suhu pada panel
surya meningkatkan penyerapan panas melalui aliran udara panas, yang juga meningkatkan efisiensi panel surya.
Efisiensi tertinggi rumah pengering sebesar 48,05 % terjadi pada laju aliran udara keluar 1,8 m/s. Perbedaan
temperatur ruang pengering dan peningkatan udara ambien cenderung meningkatkan efisiensi ruang pengering
dimana pada penelitian ini diperoleh nilai tertinggi sebesar 48,05% pada kecepatan 1,8 m/s.
ABSTRACT
The technique for preserving a new product is by using a drying technique. The development
and utilization of solar energy must continue to be developed with several technologies including the
Solar Air Heater. The research method used was an experimental method on Ultra-Violet solar dryer
drying houses for drying sardines with additional absorption of solar radiation heat using a solar air
heater system. This configuration works by drawing air from the building envelope or from the outside
environment and passing it through a collector where the air is warmed by conduction and convection
in the absorber. The analysis of this study is regarding the velocity of the airflow coming out of the
drying chamber, namely 1.0 m/s, 1.5 m/s and 1.8 m/s, while the airflow velocity in the solar panel
(exhaust fan) is 3.5 m/s (constant). The results of the study show that the addition of heat through the
solar air heater panel can speed up the drying process in the drying chamber. The temperature
difference in the solar panel increases the heat absorbed through the hot air flow which also increases
the efficiency of the solar panel. The highest efficiency of the drying house is 48.05 % occurring at
the outlet air flow rate of 1.8 m/s. The temperature difference in the drying chamber and the increased
ambient air tends to increase the efficiency of the drying chamber where in this study the highest
value of 48.05% was obtained at a speed of 1.8 m/s.
Keywords: House Dryer, Ultra-Viole, Solar Dryer, Outlet Air Velocity, Solar Air Heater.

cara menyerap radiasi matahari kemudian


PENDAHULUAN
diubah menjadi energi panas. Energi panas ini
memanaskan udara dalam rumah pengering
Ketersediaan sumber daya energi di dunia
yang kemudian menguapkan kandungan air
semakin hari semakin berkurang. Lebih
dari bahan yang dikeringkan. Menurut
banyak ilmuwan mencari sumber daya
Yuliasdini dkk., (2020) dalam Muarif 2013,
terbarukan lainnya. Pemanas udara surya
kecepatan pengeringan akan naik apabila
adalah alat yang menggunakan energi dengan
kecepatan udara yang masuk dan keluar
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

memiliki peningkatan. Kadar air akhir apabila penting dalam proses pengeringan adalah
mulai mencapai kesetimbangannya, maka temperatur, RH dan laju aliran udara serta
akan membuat waktu pengeringan juga ikut waktu pengeringan. Abdullah (2003)
naik atau dengan kata lain lebih cepat. mengatakan bahwa kadar air ikan bervariasi
Proses pengolahan dan pengawetan ikan antara 50% - 80%. Untuk mengurangi
merupakan salah satu bagian penting dari mata aktivitas bakteri dan enzym, kadar air
rantai industri perikanan. Tanpa adanya kedua sebaiknya dijaga dibawah 25%.
proses tersebut, peningkatan produksi ikan Ikan sarden (Sardinella fimbriata)
yang telah dicapai selama ini akan sia-sia, merupakan salah satu sumber daya ikan yang
karena tidak semua produk perikanan dapat memiliki nilai ekonomis serta peranan penting
dimanfaatkan oleh kosumen dalam keadaan dalam perikanan Indonesia. Salah satu daerah
baik. Pengawetan ikan secara tradisional yang memiliki potensi perikanan tembang
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam yang sangat baik di Indonesia adalah perairan
tubuh ikan, sehingga tidak memberikan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pentingnya
kesempatan bagi bakteri untuk berkembang sumber daya ikan bagi kebutuhan manusia,
biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang baik untuk pemenuhan gizi maupun kegiatan
bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang perekonomian, mendorong manusia
baik (Djamalu, 2016; Imbir dkk., 2015). mengeksploitasi sumber daya sebanyak-
Faktor yang dapat mempengaruhi banyaknya, termasuk ikan sarden.
pengeringan suatu bahan pangan antara lain Pemanfaatan intensif terhadap sumberdaya ini
menurut Lestari, (2019) dalam Buckl, menuntut adanya upaya pengelolaan yang
dkk.1987, sifat fisik dan sifat kimia bahan baik. Hasil tangkapan dominan yang
pangan, pengaturan susunan bahan pangan, didaratkan adalah ikan sarden. Musim
sifat fisik dari lingkungan sekitar alat penangkapan ikan sarden berlangsung dari
pengering, proses pemindahan dari media Mei-September, sedangkan musim paceklik
pemanas ke bahan yang dikeringkan melalui berada pada maret. Prediksi keuntungan
dua tahapan proses selama pengeringan yaitu: ekonomi dapat diestimasi melalui perhitungan
proses pemindahan panas terjadinya pendapatan perbulan. Harga ikan sarden yang
penguapan air dari bahan yang dikeringkan bernilai jual rendah berkisar Rp. 5.000,- s.d
,dan proses perubahan air yang terkandung Rp. 15.000, membuatnya banyak diminati
dalam media yang dikeringkan mengupkan air masyarakat, permintaan yang terus meningkat
menjadi gas. Prinsip pengeringan biasanya menjadikannya salah satu target utama
akan melibatkan dua kejadian, yaitu panas tangkapan nelayan. Tangkapan yang
yang harus diberikan pada bahan yang akan berlebihan dikhawatirkan akan mempengaruhi
dikeringkan dan air harus dikeluarkan dari status stok sumber daya ikan sarden. Hal inilah
dalam bahan. Dua fenomena ini menyangkut yang mendorong perlunya pengkajian stok
perpindahan panas ke dalam dan perpindahan sumber daya ikan sarden berbasis panjang
masa keluar. Selain kecepatan tekanan pada untuk itu diperlukan pengeringan pada ikan
blower adapun faktor lain yang sarden. Dengan demikian perlu penanganan
mempengaruhi dalam kecepatan pengering yang cepat, tepat dan benar untuk menjaga
yaitu luas permukaan rumah pengering, kualitasnya sebelum dipasarkan dan sampai
perbedaan suhu sekitar, dan kecepatan aliran ke tangan konsumen, maka perlu adanya
udara. Menurut Abdullah (2003), proses pengawetan untuk memperpanjang daya
pengeringan pada prinsipnya adalah proses awet (Abdullah, 2003).
mengurangi kadar air, untuk mencegah bakteri Pengembangan dan pemanfaatan energi
dan enzyme bekerja dalam , selain mengurangi matahari harus terus dikembangkan dengan
kadar air, diperlukan juga pengendalian beberapa teknologi diantaranya yaitu Solar
temperatur dan RH udara tempat Air Heater. Solar Air Heater adalah salah satu
penyimpanan ikan. Beberapa variabel yang tipe pemanas udara tenaga matahari. Prinsip

43
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023

kerja dari pemanas Udara tenaga Surya yaitu METODE PENELITIAN


dengan memanfaatkan tenaga energi radiasi
matahari yang melewati kaca transparan dan Waktu Dan Lokasi Penelitian
diserap oleh absorber dan kemudian
Penelitian dilakukan di laboratorium
mengubah energi matahari yang diterima
Teknik Mesin Universitas Cendana dari bulan
menjadi energi panas. Pengeringan mekanik
Maret tahun 2022 sampai selesai.
dengan metode pengeringan ultra violet (UV)
solar dryer dikombinasikan dengan system Alat dan Bahan
solar air heater sehinggga proses
pengeringan dapat mendapatkan hasil yang Bahan
maksimal (Khanlari dkk., 2020). Sehubungan Bahan-bahan yang digunakan dalam
dengan hal ini, maka perlu untuk melakukan penelitian ini adalah : papan lebar 15 cm tebal
penelitian studi pengaruh pembebanan dan 2 cm, tripleks atau kalsiboard tebal 4 mm 1
lama pengeringan ikan asin dihubungkan lembar, kaca tebal 5 mm , besi hollow (besi
dengan kadar air dan laju pengeringan. kotak 4 x 4) baja ringan 7 batang.
Metode pengeringan dengan efek rumah
kaca (ultra violet solar dryer) relatif murah Alat
karena biaya operasionalnya yang rendah, Alat yang digunakan dalam penelitian ini
selain itu distribusi temperatur dalam rumah adalah : Tang, obeng, gunting baja ringan,
pengering juga relatif seragam dengan tingkat gurinda, palu, travo las, bor, timbangan digital,
kelembaban yang mudah diatur melalui dan blower.
penggunaan exhaust fan untuk sirkulasi udara
dalam rumah pengering (Nofrianto, 2018). Desain solar air heater
Metode pengeringan ini juga dapat
dikombinasikan dengan sumber panas lain Metode penelitian yang dilaksanakan
(hybrid) seperti biomassa, penggunaan gas adalah metode eksperimen terhadap sistem
alam, maupun udara panas dari solar air panel surya solar air heater. Konfigurasi ini
heater. Metode pengeringan hybrid ini bekerja dengan menarik udara panas dari
bertujuan untuk meningkatkan temperatur dalam panel surya melalui saluran
udara ruang pengering dan laju pengeringan keluar yang terhubung dengan pipa
sesuai dengan kebutuhan bahan yang akan kotak (besi hollow baja ringan) ke luar
dikeringkan (Riansyah dkk., 2013; Runesi lingkungan atau dihubungkan ke dalam
dkk., 2020; Sharma & Wadhawan, 2018). rumah pengering. Sedangkan desain model
Pada penelitian ini, penulis solar air heater seperti pada Gambar 1
mengembangkan suatu alat yang dapat hingga Gambar 4.
digunakan untuk membantu proses Variabel Penelitian
pengeringan dalam rumah pengering plastik
UV Ultra Violet ( UV Solar Driyer) melalui Variabel yang digunakan dalam penelitian
penambahan sistem solar air heater dengan ini adalah :
pemanfaatan energi surya menggunakan panel 1. Variabel bebas (independent variable)
surya sebagai pemanas udara tambahan. Solar Variabel bebas adalah variabel yang
air heater ini diharapakan mampu menjawab ditentukan oleh peneliti dan ditentukan
kebutuhan akan pengeringan produk dalam sebelum penelitian dilakukan yaitu :
proses pengeringan didalam rumah pengering. - Waktu pengujian dimulai dari pukul
Untuk menjaga keseimbangan temperatur 09.00 sampai dengan pukul 15.00
dalam rumah pengering, dalam penelitian ini - Variasi kecepatan aliran udara panas yang
dilakukan variasi kecepatan udara keluar keluar ke dalam rumah pengering sebesar
rumah pengering dengan mengatur putaran 1,0 m/s, 1,5 m/s dan 1,8 m/s
blower yang ditempatkan pada sisi udara
keluar rumah pengering.

44
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

Gambar 1. Desain 3-D panel surya (solar air


heater).
Gambar 4. Desain panel surya (solar air
heater) dengan rangka dudukan, tampak
depan (satuan dalam mm).
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang
besarnya tergantung pada variabel bebas dan
besarnya dapat diketahui setelah penelitian
dilakukan. Adapun variabel terikat pada
penelitian ini adalah
- Temperatur di dalam rumah pengering,
kelembaban udara.
- Temperatur rata-rata udara dalam panel
surya,
- Temperatur rata-rata pada permukaan
absorber,
Gambar 2. Desain panel surya (solar air
- Temperatur udara masuk dan keluar panel
heater), (satuan dalam mm).
surya yang mengalir di dalam besi kotak
(absorber).
3. Variabel terkontrol (controlled variable)
Dimensi rumah pengering seperti volume
ruangan dan luas permukaan atau dinding
yang tertutupi oleh plastik UV. Plastik Ultra
Violet (UV solar dryer) dengan tebal 0,2 mm
berfungsi sebagai penutup rumah pengering
untuk penyerapan radiasi matahari dengan UV
protector 6%. Panel solar air heater yang dicat
warna hitam dop sebagai penerima panas
udara surya. Beban pengeringan berupa massa
atau bobot ikan sarden (kondisi masih basah)
dengan beban pengeringan konstan dan
Gambar 3. Desain panel surya (solar air seragam sebesar 2 kg/m2 pada setiap rak jemur
heater) dengan rangka dudukan,tampak atas dan massa 7,41 kg. Sudut kemiringan panel
(satuan dalam mm). surya seperti pada Gambar 3.9, yakni 350.

45
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023

Prosedur pengambailan data HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan data penelitian ini dilakukan Hasil Pengukuran dan Analisis


setelah tahapan pembuatan panel surya solar Temperatur
air heater dengan mengikuti prosedur sebagai
Pada pengujian ini data temperatur dan
berikut :
kelembaban di dalam rumah pengering dan
- Memasang panel surya pada lokasi
panel solar air heater diukur dengan
pengujian dengan posisi menghadap ke
menggunakan alat ukur berupa sensor
arah utara dengan sudut 350
Temperatur dan humidity data logger atau
- Memasang blower dan alat ukur
Elitech (RC-1, RC-2, RC-3, RC-HK), dan
kecepatan pada saluran udara keluar panel
Termocouple type K yang diambil pada jam
surya.
09.00-15.00 WITA. Sudut kemiringan panel
- Menempatkan alat ukur temperatur pada
solar air heater adalah 350 dengan arah utara.
sisi aliran masuk maupun aliran keluar
Penempatan sensor temperatur seperti terlihat
panel surya serta beberapa titik
pada Gambar 5. Alat ukur RC-1 (T5) berada di
pengukuran temperatur pada bagian
dalam rumah pengering di dalam saluran pipa
dalam panel surya termasuk temperatur
dari panel solar air heater kedalam rumah
dinding absorber.
pengering, RC-HK (T6) berfungsi untuk
- Pengambilan data temperatur hari
mengukur temperatur sekaligus mengukur
pertama samapai hari ketiga dengan
kelembaban di dalam rumah pengering. Alat
variasi keceptan 1,0 m/s orientasi panel
ukur RC-2 (T8) untuk mengukur temperatur
surya menghadap ke arah utara matahari
lingkungan, RC-3 (T7) berfungsi untuk
dengan sudut kemiringan panel 350
mengukur temperatur udara panas yang ada di
dimulai dari jam 09.00 sampai dengan
dalam panel solar air heater. Sedangkan
15.00.
Termocouple type K terdapat 4 sensor untuk
- Pengambilan data dilanjutkan untuk hari
mengukur temperatur di penel solar air heater
kedua dan ketiga masing-masing untuk
(T1) berada pada saluran pipa dari blower
variasi kecepatan tan 1,0 m/s, 1,5 dan 1,8
keluar rumah pengering ke panel solar air
m/s dengan arah panel surya konstan
heater, (T2) berada saluran pipa dari panel
menghadap arah utara matahari dengan
solar air heater kedalam rumah pengering,
sudut 350
(T3) berada permukaan kaca panel solar air
Metode Analisa Data heater, dan (T4) berada pada di dalam panel
solar air heater.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini
Hasil pengukuran temperatur dengan
yaitu data primer. Data primer merupakan data
variasi kecepatan udara keluar dari rumah
yang diperoleh langsung di lapangan tempat
pengering, yakni 1,0 m/s, 1,5 m/s, 1,8 m/s
dilakukan penelitian tersebut. Berdasarkan
selama 3 hari dari jam 09.00 hingga 15.00 dan
data rancangan panel solar air heater dan data
kecepatan angin blower keong konstan pada
hasil pengukuran dari pengujian kemudian
kecepatan 3,5 m/s ditunjukkan pada Gambar 6
dilakukan analisis data untuk diperoleh
hingga Gambar 9. Temperatur udara panas
efisiensi dari panel surya (solar air heater).
keluar dari panel surya dengan tren tertinggi,
Data yang diambil pada saat penelitian adalah
kemudian diikuti dengan temperatur udara
temperatur pada sisi aliran masuk maupun
masuk panel surya, temperatur udara dalam
aliran keluar, suhu udara luar pada panel dan
rumah pengering, dan terendah adalah
suhu yang ada di absorber dengan sudut
temperatur lingkungan. Dari Gambar 8 untuk
kemiringan 350.
pengujian dengan kecepatan udara keluar 1,8
m/s (tanpa beban) dan Gambar 9 untuk
pengujian dengan kecepatan udara keluar 1,5
m/s (dengan beban), terlihat bahwa temperatur

46
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

udara panas masuk panel (dari rumah 80


pengering) dan temperatur udara dalam rumah 70

Temperatur, oC
pengering menunjukkan tren yang hampir 60
sama. Sementara pada pengujian dengan
50
kecepatan udara panas keluar rumah
pengering yang lebih rendah (1 m/s dan 1,5 40
m/s), udara panas keluar dari panel surya 30
cenderung lebih tinggi dari temperatur udara 20
dalam ruang pengering. 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu, jam
T1 (in) T2 (out)
T6 (Rgn) T8 (ling.)

Gambar 7. Hasil Pengukuran temperatur


dalam rumah pengering dan solar panel
dengan kecepatan udara keluar 1,5 m/s tanpa
beban.
80
70
Temperatur, oC

60
50
40
30
20
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu, jam
Gambar 5. Penempatan alat ukur pada Rumah T1 (in) T2 (out)
Pengering Plastik UV dengan solar air T6 (Rgn) T8 (ling.)
heater. Gambar 8. Hasil Pengukuran temperatur
80 dalam rumah pengering dan solar panel
dengan kecepatan udara keluar 1,8 m/s tanpa
70
beban.
Temperatur, oC

60
80
50
70
Temperatur, oC

40
60
30
50
20
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 40
Waktu, jam 30
T1 (in) T2 (out)
20
T6 (Rgn) T8 (ling.) 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu, jam
Gambar 6. Hasil Pengukuran temperatur T1 (in) T2 (out) T6 (Rgn)
dalam rumah pengering dan dalam solar T8 (ling.) RH
panel dengan kecepatan udara keluar 1 m/s
Gambar 9. Hasil Pengukuran temperatur
tanpa beban
dalam rumah pengering dan solar panel
dengan kecepatan udara keluar 1,5 m/s
dengan beban ikan.

47
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023

30 udara panas masuk dan keluar panel surya,


terendah terjadi pada pengujian dengan beban
Beda Temperatur, oC

25
pengeringan. Sementara variasi kecepatan
20
udara keluar rumah pengering relatif tidak
15 banyak berpengaruh pada beda temperatur
10 udara panas masuk dan keluar panel surya.
70
5

Rata-rata Temperatur, oC
0 60
9:00 10:0011:0012:0013:0014:0015:00
50
Waktu, jam
Delta TP (V1) Delta TP (V2) 40
Delta TP (V3) Delta TP (beban)
30
Gambar 10. Beda temperatur antara udara 1 1.5 1.8
panas masuk (T1) dan keluar panel surya Kecepatan udara keluar, m/s
(T2), dengan kecepatan udara keluar V1=1,0 T1 T2 T3
T4 T5 T6
m/s, V2=1,5 m/s dan V3=1,8 m/s tanpa beban
serta kecepatan 1,5 m/s dengan beban
Gambar 12. Hasil Pengukuran temperatur
30 ruangan (tanpa beban) dengan kecepatan
udara keluar 1 m/s, 1,5 m/s, dan 1,8 m/s.
25
Beda Temperatur, oC

20 Gambar 12 menunjukkan hasil


pengukuran dengan kecepatan udara keluar 1
15 m/s menunjukkan bahwa selama berjalannya
10 waktu pengeringan, temperatur di dalam
5
rumah pengering (T6) terlihat seragam dengan
nilai temperatur rata-rata ruangan 55,10C.
0 Temperatur ini lebih tinggi dibandingkan
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
dengan temperatur lingkungan (T8) 34,10C,
Waktu, jam
Delta TR (V1) Delta TR (V2) sedangkan temperatur rata-rata dari solar air
Delta TR (V3) Delta TR (beban) heater (T4, T7) 64,720C lebih tinggi
Gambar 11. Beda temperatur antara udara dibandingkan dengan nilai temperatur dari
panas dalam rumah pengering (T6) dan ruangan rumah pengering. Temperatur
lingkungan (T8), dengan kecepatan udara permukaan kaca (T3) 42,230C terlihat lebih
keluar V1=1,0 m/s, V2=1,5 m/s dan V3=1,8 rendah karna terjadinya proses kesetimbangan
m/s tanpa beban serta kecepatan 1,5 m/s energi ke lingkungan. Hasil pengukuran
dengan beban dengan kecepatan udara keluar 1,5 m/s
menunjukkan bahwa selama berjalannya
Gambar 10 dan Gambar 11 di atas, masing- waktu pengeringan, temperatur di dalam
masing menunjukkan beda temperatur udara rumah pengering (T6) terlihat seragam dengan
panas masuk (T1) dan keluar panel surya (T2) nilai temperatur rata-rata ruangan 49,500C.
serta udara panas dalam rumah pengering (T6) Temperatur ini lebih tinggi dibandingkan
dan lingkungan (T8) terhadap variasi dengan temperatur lingkungan (T8) 33,700C,
kecepatan udara keluar. Terlihat bahwa beda temperatur rata-rata dari solar air heater (T4,
temperatur udara panas dalam rumah T7) 66,280C lebih tinggi dibandingkan dengan
pengering dan lingkungan cenderung rendah nilai temperatur dari ruangan rumah
terjadi pada pengujian dengan beban pengering. Sedangkan pada nilai temperatur
pengeringan, sebaliknya beda temperatur permukaan kaca (T3) 36,760C terlihat lebih
tertinggi terjadi pada kecepatan udara keluar rendah karna terjadinya proses kesetimbangan
1,0 m/s. Sedangkan beda temperatur antara energi ke lingkungan. Hasil pengukuran

48
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

dengan kecepatan udara keluar 1,8 m/s Analisis efisiensi panel Solar Air Heater
menunjukkan bahwa selama berjalannya
Analisis efisiensi pada panel solar air
waktu pengeringan, temperatur di dalam
heater dapat dihitung berdasarkan jumlah
rumah pengering (T6) terlihat seragam dengan
panas radiasi yang masuk. Analisis
nilai temperatur rata-rata ruangan 49,70C.
perpindahan panas secara konveksi diawali
Temperatur ini lebih tinggi dibandingkan
dengan menghitung Δt, dan sifat fisik udara
dengan temperatur lingkungan (T8) 34,80C,
koefisien perpindahan panas, Cp = 1006,43
sedangkan temperatur rata-rata dari solar air
J/kg 0C = 1,00643 KJ/kg 0C. Berikut ini adalah
heater (T4, T7) 62,300C lebih tinggi
contoh perhitungan pada penelitian dengan
dibandingkan dengan nilai temperatur dari
variasi arah orientasi pada panel surya solar
ruangan rumah pengering. Sedangkan pada
air heater menghadap ke arah uatara dengan
nilai temperatur permukaan kaca (T3) 34,900C
variasi sudut kemiringan panel 350 selama 6
terlihat lebih rendah karna terjadinya proses
jam. Hasil pengukuran temperatur keluar
kesetimbangan energi ke lingkungan.
panel T2 = 60,66 0C dan temperatur masuk
Gambar 4.9 berikut ini adalah nilai rata-
panel T1 = 42,43 0C serta panjang panel surya
rata hasil pengukuran temperatur ruangan
L = 191 cm = 1,91 m dengan kecepatan aliran
rumah pengering dan panel surya (T1 hingga
udara panas ke dalam panel surya
T8) terhadap variasi kecepatan aliran udara
dipertahankan pada 3,5 m/s.
keluar rumah pengering pada pengeringan
Gambar 14 menunjukkan hasil analisis
tanpa dan dengan beban ikan. Terlihat bahwa
efisiensi panel surya (solar air heater)
pada pengujian dengan kecepatan udara keluar
terhadap variasi kecepatan aliran udara panas
1,8 m/s dengan rata-rata temperatur
keluar rumah pengering. Panas berguna yang
lingkungan tertinggi (T8). Namun sebaliknya
dihasilkan oleh panel surya berupa energi
rata-rata temperatur udara dalam rumah
panas sensible, yakni karena adanya laju aliran
pengering tertinggi (T6) terjadi pada
massa, beda temperatur dan lama waktu
kecepatan udara keluar 1,0 m/s. Sebagai akibat
pemanasan. Analisis dilakukan dengan
dari kondisi lingkungan dengan temperatur
mengabaikan rugi-rugi panas maupun aliran
tertinggi, pada pengujian dengan kecepatan
dalam panel surya serta dengan laju aliran dan
1,8 m/s juga diperoleh rata-rata temperatur
lama waktu pemanasan konstan, maka panas
udara panas dalam solar panel tertinggi (T2,
berguna ini hanya dipengaruhi oleh beda
T4, T5, dan T7).
temperatur udara masuk dan keluar panel
70 surya. Gambar 14 menunjukkan efisiensi
panel surya (solar air heater) terhadap variasi
Rata-rata Temperatur, oC

60 kecepatan udara keluar relatif terjadi sedikit


peningkatan (11,6% pada kecepatan V1=1,0
50 m/s hingga 13,14% pada kecepatan V3=1,8
m/s) tanpa beban pengering. Sementara
40 efisiensi panel surya terendah terjadi pada
kecepatan udara keluar 1,5 m/s dengan beban
30 pengeringan, yaitu sebesar 9,69 %.
T1 T3 T5 T7 Peningkatan atau penurunan efisiensi panel ini
Titik pengukuran
sejalan dengan tren peningkatan atau
1 m/s 1,5 m/s 1,8 m/s 1,5m/s (beban) penurunan beda temperatur seperti pada
Gambar 11. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
Gambar 13. Hasil pengukuran temperatur meningkatkan efisiensi panel solar air heater,
ruangan pada kecepatan udara keluar 1 m/s, tentu parameter beda temperatur ini harus
1,5 m/s ,1,8 m/s dan dengan beban pada ditingkatkan agar dapat meningkatkan pula
kecepatan 1,5 m/s. transfer panas yang berguna dari panel surya.

49
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023

pengering. Panas berguna pada rumah


pengering hanya digunakan untuk
memanaskan udara ruangan (tanpa beban).
Energi panas untuk memanaskan udara
ruangan berupa energi panas sensible, yakni
karena adanya laju aliran massa masuk dan
keluar rumah pengering, beda temperatur
antara ruangan dan luar rumah pengering serta
lama waktu pemanasan. Analisis dilakukan
dengan mengabaikan rugi-rugi panas maupun
aliran dalam rumah pengering serta dengan
Gambar 14 Efisiensi panel surya solar air asumsi laju aliran steadi dan lama waktu
heater dengan arah orientasi utara 35ºC pemanasan konstan. Oleh karena itu, panas
terhadap kecepatan udara keluar berguna ini hanya dipengaruhi oleh laju aliran
keluar rumah pengering, beda temperatur
Analisis efisiensi dari rumah pengering udara dalam dan luar rumah pengering.
dapat dihitung berdasarkan jumlah panas Gambar 15 menunjukkan efisiensi rumah
radiasi yang masuk yang berguna untuk proses pengering tanpa beban pengeringan (efisiensi
pengeringan bahan dan panas yang hilang termal) terhadap variasi kecepatan udara
akibat proses perpindahan panas secara keluar cenderung mengalami peningkatan
konduksi, konveksi, maupun radiasi. Analisis terhadap kenaikan kecepatan. Efisiensi termal
perpindahan panas secara konveksi diawali tertinggi terjadi pada kecepatan V3=1,8 m/s
dengan menghitung Grashof Number sebesar 56,21 %, sementara efisiensi termal
(Incropera 2011). Viskositas kinematik v terendah adalah 44,12% pada kecepatan
=16,19 x10-5 m2/s, viskositas dinamik  = V1=1,0 m/s. Sementara efisiensi rumah
1,983x10-5 N.s/m2, koefisien perpindahan pengering ini ketika terdapat beban
panas Cp = 1006,43 J/kg.K, konduktivitas pengeringan dengan kecepatan udara keluar
termal k = 0,0242 W/m.K dengan nilai V=1,5 m/s adalah 47,08%. Peningkatan atau
percepatan gravitasi = 9,81 m/s2. Berikut ini penurunan efisiensi rumah pengering
adalah contoh perhitungan pada kecepatan (efisiensi termal) ini tidak sejalan dengan tren
aliran udara keluar 1,5 m/s, dengan waktu 6 peningkatan atau penurunan beda temperatur
jam untuk temperatur di dalam ruangan Tr = seperti pada Gambar 11. Tetapi sebaliknya
49,530C dan temperatur lingkungan Tl = peningkatan efisiensi rumah pengering tanpa
33,700C serta panjang rumah pengering L = beban ini mengikuti tren peningkatan laju
550 cm = 5,5 m . aliran (kecepatan udara keluar).
Efisiensi termal rumah pengering
merupakan perbandingan antara energi panas
berguna pada bahan yang dikeringkan
ditambah energi panas yang masuk melalui
udara untuk menaikan suhu ruangan dengan
energi total sistem. Sementara efisiensi
pengeringan merupakan perbandingan antara
energi panas yang berguna pada bahan yang
dikeringkan dengan energi total sistem,
sehingga untuk pengeringan tanpa beban tentu
tidak dapat menganalisis efisiensi
pengeringan.
Gambar 15 menunjukkan hasil analisis Gambar 15 Grafik efisiensi Rumah
efisiensi rumah pengering terhadap variasi Pengering
kecepatan aliran udara panas keluar rumah

50
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

Pembahasan pengering juga ikut meningkat. Hal ini


Analisis pada penelitian ini ditunjukkan pada (Gambar 15) grafik efisiensi
mengenai kecepatan aliran udara dari dalam rumah pengering.
ruang rumah pengering dengan variasi Beda temperatur udara masuk dan keluar
kecepatan udara keluar 1,0 m/s, 1,5 m/s, 1,8 panel surya terhadap variasi kecepatan udara
m/s dengan udara masuk dari panel surya 3,5 keluar rumah pengering tanpa pembebanan
m/s (konstan). Dalam penelitian ini relatif menunjukkan tren yang sama, kecuali
memenfaatkan energi surya dari sinar pada pengujian dengan diberi pembebanan
matahari dengan bantuan dari panel solar air (ikan), dimana beda temperatur akan
heater sebagai pemanas tambahan untuk cenderung menurun. Hal ini dipengaruhi oleh
menyerap panas lalu kemudian didistribusikan temperatur udara yang disirkulasikan dari
ke dalam ruang rumah pengering berupa udara rumah pengering ke panel surya mengalami
panas dengan bantuan blower. penurunan akibat adanya penyerapan panas
Temperatur rata-rata pada penelitian ini dari penguapan air bahan ikan. Sebaliknya
dengan variasi kecepatan aliran udara 1,0 m/s, peda pengujian dengan kecepatan udara keluar
1,5 m/s, 1,8 m/s arah utara sudut 350C pada rumah pengering yang lebih rendah (1,0 m/s),
panel solar air heater. Terlihat bahwa dimana tanpa beban pengering (ikan) beda
temperatur rata-rata tertinggi untuk pengujian temperatur menunjukkan tren tertinggi. Hal ini
ini menggunakan rumah pengering UV solar karena laju aliran udara keluar rumah
dryer dengan kecepatan aliran udara keluar 1,0 pengering yang rendah dan tanpa ada beban
m/s. Hasil analisis menunjukkan nilai pengeringan yang menyebabkan energi panas
temperatur rata-rata didalam ruangan rumah yang ada memanaskan dan menaikan
pengering (T6) 55,10C dan temperatur rata- temperatur udara dalam rumah pengering.
rata panel solar air heater (T4, T7) 64,720C Pada pengujian dengan kecepatan udara keluar
dengan rata-rata temperatur lingkungan (T8) 1,8 m/s (tanpa beban) dan pengujian dengan
34,10C. Pada kecepatan aliran udara keluar kecepatan udara keluar 1,5 m/s (dengan
rumah pengering 1,5 m/s menunjukkan rata- beban), terlihat bahwa temperatur udara panas
rata temperatur di dalam ruangan rumah masuk panel (dari rumah pengering) dan
pengering (T6) 49,50C dan temperatur panel temperatur udara dalam rumah pengering
solar air heater (T4, T7) 68,280C dengan menunjukkan tren yang hampir sama.
temperatur lingkungan (T8) 33,70C. Efisiensi panel surya maupun efisiensi
Sedangkan pada kecepatan aliran udara termal rumah pengering, masing-masing
keluar 1,8 m/s menunjukkan rata-rata menunjukkan tren meningkat terhadap
temperatur di dalam ruangan rumah pengering kenaikan kecepatan laju aliran udara keluar.
(T6) 49,70C dan temperatur panel solar air Namun terjadi perbedaan mekanisme
heater (T4, T7) 69,980C dengan temperatur perpindahan energi panas ketika ada
lingkungan (T8) 34,80C. Efisiensi panel solar pembebanan (ikan), proses penguapan air dari
air heater tertinggi diperoleh pada kecepatan bahan akan menyerap sejumlah energi termal
udara keluar 1,8 m/s, sedangkan pada yang menyebabkan penurunan temperatur
kecepatan 1,0 m/s dan 1,5m/s efisiensi panel maupun efisiensi panel suriya dan rumah
mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pengering. Efisiensi panel surya maupun
pada (Gambar 14) grafik efisiensi panel solar efisiensi termal rumah pengering akan
air heater yang menunjukkan bahwa semakin menurun ketika diberi beban pengeringan
besar kecepatan aliran udara keluar rumah (ikan). Hal ini dipengaruhi oleh beda
pengering maka efisiensi panel juga ikut temperatur udara masuk dan keluar panel
meningkat. Demikian juga efisien rumah maupun peningkatan laju aliran udara keluar
pengering menunjukkan bahwa semakin besar rumah pengering yang cenderung juga
kecepatan aliran udara keluar rumah menaikan beda temperatur pada kondisi tanpa
pengering, maka efisiensi termal rumah beban. Pada pengujian dengan diberi beban

51
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023

pengering (ikan) menyebabkan beda massa masuk dan keluar rumah pengering,
temperatur udara baik dalam panel surya beda temperatur antara ruangan dan luar
maupun dalam rumah pengering mengalami rumah pengering serta lama waktu
penurunan, sehingga efisiensinya juga pemanasan. Oleh karena itu, panas berguna ini
mengalami penurunan. hanya dipengaruhi oleh laju aliran keluar
Panas berguna yang dihasilkan oleh panel rumah pengering, sebaliknya beda temperatur
surya yang berupa energi panas sensible, yakni udara yang tinggi antara di dalam rumah
adanya laju aliran massa, beda temperatur dan pengering dan lingkungan pada kecepatan
lama waktu pemanasan. Disamping itu, aliran udara keluar yang rendah tidak
analisis dilakukan dengan mengabaikan rugi- berpengaruh langsung terhadap efisiensi
rugi panas maupun aliran dalam panel surya rumah pengering. Gambar 15 menunjukkan
serta dengan laju aliran dan lama waktu efisiensi rumah pengering tanpa beban
pemanasan konstan, maka panas berguna ini pengeringan (efisiensi termal) terhadap variasi
hanya dipengaruhi oleh beda temperatur udara kecepatan udara keluar cenderung mengalami
masuk dan keluar panel surya. Gambar 14 peningkatan terhadap kenaikan kecepatan.
menunjukkan efisiensi panel surya (solar air Efisiensi termal tertinggi terjadi pada
heater) terhadap variasi kecepatan udara kecepatan V3=1,8 m/s sebesar 56,21 %,
keluar relatif terjadi sedikit peningkatan sementara efisiensi termal terendah adalah
(11,6% pada kecepatan V1=1,0 m/s hingga 44,12% pada kecepatan V1=1,0 m/s.
13,14% pada kecepatan V3=1,8 m/s) tanpa Sementara efisiensi rumah pengering ini
beban pengering. Sementara efisiensi panel ketika terdapat beban pengeringan dengan
surya terendah terjadi pada kecepatan udara kecepatan udara keluar V=1,5 m/s adalah
keluar 1,5 m/s dengan beban pengeringan, 47,08%. Peningkatan atau penurunan efisiensi
yaitu sebesar 9,69 %. Peningkatan atau rumah pengering (efisiensi termal) ini tidak
penurunan efisiensi panel ini sejalan dengan sejalan dengan tren peningkatan atau
tren peningkatan atau penurunan beda penurunan beda temperatur seperti pada
temperatur seperti pada Gambar 11. Hal ini Gambar 11. Tetapi sebaliknya peningkatan
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan efisiensi rumah pengering tanpa beban ini
efisiensi panel solar air heater, tentu mengikuti tren peningkatan laju aliran
parameter beda temperatur ini harus (kecepatan udara keluar).
ditingkatkan agar dapat meningkatkan pula Hasil wawancara penulis terhadap proses
transfer panas yang berguna dari panel surya pengeringan konvensional (alami), biasanya
Efisiensi rumah pengering meningkat sebelum melakukan proses pengeringan ikan
terhadap kenaikan kecepatan aliran udara sarden akan digarami terlebih dulu selama satu
panas keluar rumah pengering. Sementara malam. Ikan yang dikeringkan secara
pada pengujian dengan kecepatan udara panas konvensional ini membutuhkan waktu selama
keluar rumah pengering yang lebih rendah (1 3 hari dalam proses pengeringan
m/s dan 1,5 m/s), beda temperatur udara panas menggunakan garam kasar 3- 4kg untuk satu
dalam rumah pengering dan lingkungan box ikan kira-kira 6-7 kg ikan. Jika cuaca
cenderung lebih tinggi dari pada pengujian mendung, maka proses pengeringan akan
dengan kecepatan aliran udara keluar yang sampai 4 hari atau lebih. Proses pengeringan
lebih tinggi. Selain itu, kecepatan udara keluar yang digunakan secara tradisional ini dengan
rumah pengering relatif tidak banyak cara menjemur langsung dibawah matahari
berpengaruh pada beda temperatur udara dengan meletakkan produk (ikan basah) di
panas masuk dan keluar panel surya. Panas atas jaring ikan, para-para, tikar, hamparan
berguna pada rumah pengering hanya lantai semen, bentangan seng bekas dan
digunakan untuk memanaskan udara ruangan ditempatkan di tempat terbuka di bawah sinar
(tanpa beban). Energi panas untuk matahari.
memanaskan udara ruangan berupa energi
panas sensible, yakni karena adanya laju aliran

52
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

Berikut ini adalah Dokumentasi hasil Dengan melihat hasil penelitian ini dan hasil
wawancara penggaraman dan penjemuran wawancara yang dilakukan penulis maka
ikan konvensional (Gambar 16). dapat disimpulkan bahwa pengeringan ikan
sarden menggunakan rumah ultra violet ini
lebih efisien dibandingkan dengan proses
pengeringan konvensional (alamiah) karna
selain membutuhkan waktu yang lebih cepat,
masyarakat juga mendapat hasil pengeringan
yang lebih hiegenis

KESIMPULAN
a.)
Dari hasil penelitian rumah
pengering ulta-violet solar dryer yang
dikombinasikan dengan panel surya (solar air
heater) melalui variasi kecepatan udara keluar
rumah pengering dengan beban ikan sarden
dan tanpa pembebanan, disimpulkan sebagai
berikut:
- Pengaruh variasi kecepatan udara keluar
rumah pengering melalui exhaust fan
(konstan), memberikan kontribusi
terhadap distribusi temperatur udara di
b.)
dalam rumah pengering menjadi seragam.
Gambar 16. (a) Proses penggaraman ikan dan - Pengaruh laju aliran udara keluar
Gambar (b) proses pengeringan ikan terhadap temperatur dalam rumah
konvensional (Dokumentasi Pribadi ) pengering jika laju aliran lambat maka
temperatur akan mengalami peningkatan
Metode pengeringan ini sangat tidak
sedangkan, sebaliknya jika laju aliran
hiegienis dan bisa menyebabkan tingkat
meningkat maka temperatur akan
kehilangan hasil yang tinggi (Mustaqim ah
mengalami penurunan.
dkk, 2020). Selain itu juga produk akan
- Proses pengeringan ikan asin
dihinggapi lalat, mudah terkena debu dan
menggunakan Rumah Ultra-Violet Solar
mudah terkontaminasi yang dapat
Dryer kombinasi dengan sistem Solar Air
mengganggu kesehatan konsumen. Masalah-
Heater membutuhkan waktu lebih singkat
masalah tersebut menyebabkan kuantitas dan
dan hasil produk ikan asin lebih hiegenis
kualitas produksi tidak sesuai dengan yang
dibandingkan pengeringan konvensional.
diharapkan. Permasalahan yang dihadapi
dengan sistem pengeringan konvensional
antara lain; sangat tergantung pada cuaca, DAFTAR PUSTAKA
ketika cuaca mendung dan musim penghujan,
pengeringan tidak bisa dilakukan sehingga [1]. Abadi, F. R., Ahmadi, N. R., &
produk olahan terbengkalai. Pengeringan Nurhasanah, A. (2018). Keragaan
dengan sistem terbuka juga seringkali Pengering Hybrid Energi Surya dan
mendapat gangguan seperti burung, kucing Biomasa untuk Pengeringan Sawut Ubi
dan selanjutnya kontaminasi debu juga tidak Kayu Terfermentasi. Buletin Palawija,
dapat dihindari, sehingga produk yang 16(2), 54–64.
dihasilkan kurang higienis. [2]. Abdullah, K. (2003). Fish drying using
solar energy. Lectures and Workshop

53
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023

Exercises on Drying of Agricultural and [12]. Riansyah, A., Supriadi, A., & Nopianti,
Marine Products: Regional Workshops R. (2013). Pengaruh perbedaan suhu dan
on Drying Technology, Jakarta, 159– waktu pengeringan terhadap
191. karakteristik ikan asin sepat siam
[3]. Djamalu, Y. (2016). Analisa (Trichogaster pectoralis) dengan
Perpindahan Panas Keadaan Tunak Pada menggunakan oven. Jurnal Fishtech,
Pengering Jagung Tipe Rumah Kaca 2(1), 53–68.
Variasi Lubang Ventilasi Dan Rak [13]. Runesi, R. Y., Koehuan, V. A., &
Alumunium. Jurnal Energi Dan Nurhayati, N. (2020). Studi
Manufaktur, 9(1), 23–28. Eksperimental Skala Laboratorium
[4]. DJAMALU, Y. (2016). Peningkatan Rumah Pengering Kopi Menggunakan
kualitas ikan asin dengan proses Plastik Ultra Violet (UV Solar Dryer)
pengeringan efek rumah kaca variasi Dengan Mekanisme Konveksi Paksa.
hybrid. Jurnal Technopreneur (JTech), LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana
4(1), 6–18. (LJTMU), 7(02), 28–37.
[5]. Geankoplis, C. J. (2003). Transport [14]. Sharma, K., & Wadhawan, N. (2018).
Processes and Separation. In Process Effect of Natural and Forced Convection
Principles. Prentice Hall NJ. Solar Dryers in Retention of Proximate
[6]. Holman, J. P. (1997). Perpindahan kalor Nutrients in Tomato. International
edisi ke enam, alih bahasa, Ir. E. Jasfi M. Journal of Current Microbiology and
Sc. Lemigas Erlangga. Applied Sciences, 7(07), 1175–1186.
[7]. Imbir, E., Onibala, H., & Pongoh, J. https://doi.org/10.20546/ijcmas.2018.70
(2015). Studi pengeringan ikan layang 7.142
(Decapterus sp) asin dengan penggunaan [15]. Sidhi, S. D. P., Pujianto, A., Muhfizar,
alat pengering surya. Media Teknologi M., & Prasetyo, D. (2017). Studi
Hasil Perikanan, 3(1). Eksperimen untuk Kondisi Tanpa Beban
[8]. Khanlari, A., Sözen, A., Şirin, C., pada Pengering Ikan Tipe Greenhouse
Tuncer, A. D., & Gungor, A. (2020). Aktif. Jurnal Airaha, 6(2), 43–47.
Performance enhancement of a [16]. Winarno, F. G. (1993). Pangan: Gizi,
greenhouse dryer: Analysis of a cost- Teknologi dan Konsumen. Gramedia
effective alternative solar air heater. Pustaka Utama.
Journal of Cleaner Production, 251, [17]. Yuliasdini, N. A., Putri, S. U.,
119672. Makaminan, T. A., & Yuliati, S. (2020).
[9]. LESTARI, Y. (2019). Perbandingan Efisiensi Termal Alat Pengering Tipe
Kerja Alat Pengeringan Tipe Spray Tray Dryer Untuk Pengeringan Silika
Dryer dan Freeze Dryer dalam Proses Gel Berbasis Ampas Tebu. Prosiding
Pengeringan Bahan Berbentuk Cair. Seminar Mahasiswa Teknik Kimia, 1(1),
Jurnal Ilmiah Kohesi, 3(3). 29–33.
[10]. Mustaqimah, M., Nurba, D., Agustina, [18]. Yuniarti, T., Lestari, S. D., Perceka,
R., & Yasar, M. (2020). Introduksi M. L., Handoko, Y. P., Purnamasari, H.
Ghe.Vent Dryer Pada Proses B., Kristianto, S., Tarigan, N.,
Pengeringan Ikan Di Pantai Lhok Seudu. Ridhowati, S., Afifah, R. A., & Prayudi,
Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, A. (2021). Pengetahuan Bahan Baku
11(1), 60–68. Perikanan. Yayasan Kita Menulis.
https://doi.org/10.22373/jep.v11i1.71 [19]. Zamharir, Z., Sukmawaty, S., & Priyati,
[11]. Nofrianto, N. (2018). Efisiensi Alat A. (2016). Analisis Pemanfaatan Energi
Pengering Ikan Dengan Konsep Panas pada Pengeringan Bawang Merah
Konveksi Paksa Udara Blower. (Allium ascalonicum L.) dengan
Universitas Islam Riau. menggunakan Alat Pengering Efek

54
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar

Rumah Kaca (ERK): Analysis of Heat DryingusingGreenHouses Gasses


Energy Utilizationin Onion (Allium (GHG) Drye. Jurnal Ilmiah Rekayasa
ascalonicum, L.) Pertanian Dan Biosistem, 4(2), 264–274.

55

Anda mungkin juga menyukai