http://ejurnal.undana.ac.id/index.php/LJTMU
Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar
Dryer Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan
Udara Keluar
Rolandi Punuf 1, Defmit B. N. Riwu 2, Verdy A. Koehuan 3*
1-3)
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang, NTT 85001, Tlp. (0380)881597
*Corresponding author: riwu_defmit@staf.undana.ac.id
ABSTRAK
Pengembangan dan pemanfaatan energi surya harus terus dikembangkan dengan beberapa teknologi
diantaranya Solar Air Heater. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen pada rumah
pengering pengering sinar matahari Ultra Violet untuk pengeringan ikan sarden dengan tambahan penyerapan
panas radiasi matahari menggunakan sistem solar air heater. Konfigurasi ini bekerja dengan menarik udara dari
selubung bangunan atau dari lingkungan luar dan melewatkannya melalui kolektor dimana udara dihangatkan
secara konduksi dan konveksi di dalam penyerap. Analisis penelitian ini mengenai kecepatan aliran udara yang
keluar dari ruang pengering yaitu 1,0 m/s, 1,5 m/s dan 1,8 m/s, sedangkan kecepatan aliran udara pada solar
panel (exhaust fan) adalah 3,5 m /s (konstan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan panas melalui
panel solar air heater dapat mempercepat proses pengeringan pada ruang pengering. Perbedaan suhu pada panel
surya meningkatkan penyerapan panas melalui aliran udara panas, yang juga meningkatkan efisiensi panel surya.
Efisiensi tertinggi rumah pengering sebesar 48,05 % terjadi pada laju aliran udara keluar 1,8 m/s. Perbedaan
temperatur ruang pengering dan peningkatan udara ambien cenderung meningkatkan efisiensi ruang pengering
dimana pada penelitian ini diperoleh nilai tertinggi sebesar 48,05% pada kecepatan 1,8 m/s.
ABSTRACT
The technique for preserving a new product is by using a drying technique. The development
and utilization of solar energy must continue to be developed with several technologies including the
Solar Air Heater. The research method used was an experimental method on Ultra-Violet solar dryer
drying houses for drying sardines with additional absorption of solar radiation heat using a solar air
heater system. This configuration works by drawing air from the building envelope or from the outside
environment and passing it through a collector where the air is warmed by conduction and convection
in the absorber. The analysis of this study is regarding the velocity of the airflow coming out of the
drying chamber, namely 1.0 m/s, 1.5 m/s and 1.8 m/s, while the airflow velocity in the solar panel
(exhaust fan) is 3.5 m/s (constant). The results of the study show that the addition of heat through the
solar air heater panel can speed up the drying process in the drying chamber. The temperature
difference in the solar panel increases the heat absorbed through the hot air flow which also increases
the efficiency of the solar panel. The highest efficiency of the drying house is 48.05 % occurring at
the outlet air flow rate of 1.8 m/s. The temperature difference in the drying chamber and the increased
ambient air tends to increase the efficiency of the drying chamber where in this study the highest
value of 48.05% was obtained at a speed of 1.8 m/s.
Keywords: House Dryer, Ultra-Viole, Solar Dryer, Outlet Air Velocity, Solar Air Heater.
memiliki peningkatan. Kadar air akhir apabila penting dalam proses pengeringan adalah
mulai mencapai kesetimbangannya, maka temperatur, RH dan laju aliran udara serta
akan membuat waktu pengeringan juga ikut waktu pengeringan. Abdullah (2003)
naik atau dengan kata lain lebih cepat. mengatakan bahwa kadar air ikan bervariasi
Proses pengolahan dan pengawetan ikan antara 50% - 80%. Untuk mengurangi
merupakan salah satu bagian penting dari mata aktivitas bakteri dan enzym, kadar air
rantai industri perikanan. Tanpa adanya kedua sebaiknya dijaga dibawah 25%.
proses tersebut, peningkatan produksi ikan Ikan sarden (Sardinella fimbriata)
yang telah dicapai selama ini akan sia-sia, merupakan salah satu sumber daya ikan yang
karena tidak semua produk perikanan dapat memiliki nilai ekonomis serta peranan penting
dimanfaatkan oleh kosumen dalam keadaan dalam perikanan Indonesia. Salah satu daerah
baik. Pengawetan ikan secara tradisional yang memiliki potensi perikanan tembang
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam yang sangat baik di Indonesia adalah perairan
tubuh ikan, sehingga tidak memberikan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pentingnya
kesempatan bagi bakteri untuk berkembang sumber daya ikan bagi kebutuhan manusia,
biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang baik untuk pemenuhan gizi maupun kegiatan
bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang perekonomian, mendorong manusia
baik (Djamalu, 2016; Imbir dkk., 2015). mengeksploitasi sumber daya sebanyak-
Faktor yang dapat mempengaruhi banyaknya, termasuk ikan sarden.
pengeringan suatu bahan pangan antara lain Pemanfaatan intensif terhadap sumberdaya ini
menurut Lestari, (2019) dalam Buckl, menuntut adanya upaya pengelolaan yang
dkk.1987, sifat fisik dan sifat kimia bahan baik. Hasil tangkapan dominan yang
pangan, pengaturan susunan bahan pangan, didaratkan adalah ikan sarden. Musim
sifat fisik dari lingkungan sekitar alat penangkapan ikan sarden berlangsung dari
pengering, proses pemindahan dari media Mei-September, sedangkan musim paceklik
pemanas ke bahan yang dikeringkan melalui berada pada maret. Prediksi keuntungan
dua tahapan proses selama pengeringan yaitu: ekonomi dapat diestimasi melalui perhitungan
proses pemindahan panas terjadinya pendapatan perbulan. Harga ikan sarden yang
penguapan air dari bahan yang dikeringkan bernilai jual rendah berkisar Rp. 5.000,- s.d
,dan proses perubahan air yang terkandung Rp. 15.000, membuatnya banyak diminati
dalam media yang dikeringkan mengupkan air masyarakat, permintaan yang terus meningkat
menjadi gas. Prinsip pengeringan biasanya menjadikannya salah satu target utama
akan melibatkan dua kejadian, yaitu panas tangkapan nelayan. Tangkapan yang
yang harus diberikan pada bahan yang akan berlebihan dikhawatirkan akan mempengaruhi
dikeringkan dan air harus dikeluarkan dari status stok sumber daya ikan sarden. Hal inilah
dalam bahan. Dua fenomena ini menyangkut yang mendorong perlunya pengkajian stok
perpindahan panas ke dalam dan perpindahan sumber daya ikan sarden berbasis panjang
masa keluar. Selain kecepatan tekanan pada untuk itu diperlukan pengeringan pada ikan
blower adapun faktor lain yang sarden. Dengan demikian perlu penanganan
mempengaruhi dalam kecepatan pengering yang cepat, tepat dan benar untuk menjaga
yaitu luas permukaan rumah pengering, kualitasnya sebelum dipasarkan dan sampai
perbedaan suhu sekitar, dan kecepatan aliran ke tangan konsumen, maka perlu adanya
udara. Menurut Abdullah (2003), proses pengawetan untuk memperpanjang daya
pengeringan pada prinsipnya adalah proses awet (Abdullah, 2003).
mengurangi kadar air, untuk mencegah bakteri Pengembangan dan pemanfaatan energi
dan enzyme bekerja dalam , selain mengurangi matahari harus terus dikembangkan dengan
kadar air, diperlukan juga pengendalian beberapa teknologi diantaranya yaitu Solar
temperatur dan RH udara tempat Air Heater. Solar Air Heater adalah salah satu
penyimpanan ikan. Beberapa variabel yang tipe pemanas udara tenaga matahari. Prinsip
43
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023
44
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar
45
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023
46
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar
Temperatur, oC
pengering menunjukkan tren yang hampir 60
sama. Sementara pada pengujian dengan
50
kecepatan udara panas keluar rumah
pengering yang lebih rendah (1 m/s dan 1,5 40
m/s), udara panas keluar dari panel surya 30
cenderung lebih tinggi dari temperatur udara 20
dalam ruang pengering. 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu, jam
T1 (in) T2 (out)
T6 (Rgn) T8 (ling.)
60
50
40
30
20
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu, jam
Gambar 5. Penempatan alat ukur pada Rumah T1 (in) T2 (out)
Pengering Plastik UV dengan solar air T6 (Rgn) T8 (ling.)
heater. Gambar 8. Hasil Pengukuran temperatur
80 dalam rumah pengering dan solar panel
dengan kecepatan udara keluar 1,8 m/s tanpa
70
beban.
Temperatur, oC
60
80
50
70
Temperatur, oC
40
60
30
50
20
9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 40
Waktu, jam 30
T1 (in) T2 (out)
20
T6 (Rgn) T8 (ling.) 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00
Waktu, jam
Gambar 6. Hasil Pengukuran temperatur T1 (in) T2 (out) T6 (Rgn)
dalam rumah pengering dan dalam solar T8 (ling.) RH
panel dengan kecepatan udara keluar 1 m/s
Gambar 9. Hasil Pengukuran temperatur
tanpa beban
dalam rumah pengering dan solar panel
dengan kecepatan udara keluar 1,5 m/s
dengan beban ikan.
47
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023
25
pengeringan. Sementara variasi kecepatan
20
udara keluar rumah pengering relatif tidak
15 banyak berpengaruh pada beda temperatur
10 udara panas masuk dan keluar panel surya.
70
5
Rata-rata Temperatur, oC
0 60
9:00 10:0011:0012:0013:0014:0015:00
50
Waktu, jam
Delta TP (V1) Delta TP (V2) 40
Delta TP (V3) Delta TP (beban)
30
Gambar 10. Beda temperatur antara udara 1 1.5 1.8
panas masuk (T1) dan keluar panel surya Kecepatan udara keluar, m/s
(T2), dengan kecepatan udara keluar V1=1,0 T1 T2 T3
T4 T5 T6
m/s, V2=1,5 m/s dan V3=1,8 m/s tanpa beban
serta kecepatan 1,5 m/s dengan beban
Gambar 12. Hasil Pengukuran temperatur
30 ruangan (tanpa beban) dengan kecepatan
udara keluar 1 m/s, 1,5 m/s, dan 1,8 m/s.
25
Beda Temperatur, oC
48
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar
dengan kecepatan udara keluar 1,8 m/s Analisis efisiensi panel Solar Air Heater
menunjukkan bahwa selama berjalannya
Analisis efisiensi pada panel solar air
waktu pengeringan, temperatur di dalam
heater dapat dihitung berdasarkan jumlah
rumah pengering (T6) terlihat seragam dengan
panas radiasi yang masuk. Analisis
nilai temperatur rata-rata ruangan 49,70C.
perpindahan panas secara konveksi diawali
Temperatur ini lebih tinggi dibandingkan
dengan menghitung Δt, dan sifat fisik udara
dengan temperatur lingkungan (T8) 34,80C,
koefisien perpindahan panas, Cp = 1006,43
sedangkan temperatur rata-rata dari solar air
J/kg 0C = 1,00643 KJ/kg 0C. Berikut ini adalah
heater (T4, T7) 62,300C lebih tinggi
contoh perhitungan pada penelitian dengan
dibandingkan dengan nilai temperatur dari
variasi arah orientasi pada panel surya solar
ruangan rumah pengering. Sedangkan pada
air heater menghadap ke arah uatara dengan
nilai temperatur permukaan kaca (T3) 34,900C
variasi sudut kemiringan panel 350 selama 6
terlihat lebih rendah karna terjadinya proses
jam. Hasil pengukuran temperatur keluar
kesetimbangan energi ke lingkungan.
panel T2 = 60,66 0C dan temperatur masuk
Gambar 4.9 berikut ini adalah nilai rata-
panel T1 = 42,43 0C serta panjang panel surya
rata hasil pengukuran temperatur ruangan
L = 191 cm = 1,91 m dengan kecepatan aliran
rumah pengering dan panel surya (T1 hingga
udara panas ke dalam panel surya
T8) terhadap variasi kecepatan aliran udara
dipertahankan pada 3,5 m/s.
keluar rumah pengering pada pengeringan
Gambar 14 menunjukkan hasil analisis
tanpa dan dengan beban ikan. Terlihat bahwa
efisiensi panel surya (solar air heater)
pada pengujian dengan kecepatan udara keluar
terhadap variasi kecepatan aliran udara panas
1,8 m/s dengan rata-rata temperatur
keluar rumah pengering. Panas berguna yang
lingkungan tertinggi (T8). Namun sebaliknya
dihasilkan oleh panel surya berupa energi
rata-rata temperatur udara dalam rumah
panas sensible, yakni karena adanya laju aliran
pengering tertinggi (T6) terjadi pada
massa, beda temperatur dan lama waktu
kecepatan udara keluar 1,0 m/s. Sebagai akibat
pemanasan. Analisis dilakukan dengan
dari kondisi lingkungan dengan temperatur
mengabaikan rugi-rugi panas maupun aliran
tertinggi, pada pengujian dengan kecepatan
dalam panel surya serta dengan laju aliran dan
1,8 m/s juga diperoleh rata-rata temperatur
lama waktu pemanasan konstan, maka panas
udara panas dalam solar panel tertinggi (T2,
berguna ini hanya dipengaruhi oleh beda
T4, T5, dan T7).
temperatur udara masuk dan keluar panel
70 surya. Gambar 14 menunjukkan efisiensi
panel surya (solar air heater) terhadap variasi
Rata-rata Temperatur, oC
49
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023
50
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar
51
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023
pengering (ikan) menyebabkan beda massa masuk dan keluar rumah pengering,
temperatur udara baik dalam panel surya beda temperatur antara ruangan dan luar
maupun dalam rumah pengering mengalami rumah pengering serta lama waktu
penurunan, sehingga efisiensinya juga pemanasan. Oleh karena itu, panas berguna ini
mengalami penurunan. hanya dipengaruhi oleh laju aliran keluar
Panas berguna yang dihasilkan oleh panel rumah pengering, sebaliknya beda temperatur
surya yang berupa energi panas sensible, yakni udara yang tinggi antara di dalam rumah
adanya laju aliran massa, beda temperatur dan pengering dan lingkungan pada kecepatan
lama waktu pemanasan. Disamping itu, aliran udara keluar yang rendah tidak
analisis dilakukan dengan mengabaikan rugi- berpengaruh langsung terhadap efisiensi
rugi panas maupun aliran dalam panel surya rumah pengering. Gambar 15 menunjukkan
serta dengan laju aliran dan lama waktu efisiensi rumah pengering tanpa beban
pemanasan konstan, maka panas berguna ini pengeringan (efisiensi termal) terhadap variasi
hanya dipengaruhi oleh beda temperatur udara kecepatan udara keluar cenderung mengalami
masuk dan keluar panel surya. Gambar 14 peningkatan terhadap kenaikan kecepatan.
menunjukkan efisiensi panel surya (solar air Efisiensi termal tertinggi terjadi pada
heater) terhadap variasi kecepatan udara kecepatan V3=1,8 m/s sebesar 56,21 %,
keluar relatif terjadi sedikit peningkatan sementara efisiensi termal terendah adalah
(11,6% pada kecepatan V1=1,0 m/s hingga 44,12% pada kecepatan V1=1,0 m/s.
13,14% pada kecepatan V3=1,8 m/s) tanpa Sementara efisiensi rumah pengering ini
beban pengering. Sementara efisiensi panel ketika terdapat beban pengeringan dengan
surya terendah terjadi pada kecepatan udara kecepatan udara keluar V=1,5 m/s adalah
keluar 1,5 m/s dengan beban pengeringan, 47,08%. Peningkatan atau penurunan efisiensi
yaitu sebesar 9,69 %. Peningkatan atau rumah pengering (efisiensi termal) ini tidak
penurunan efisiensi panel ini sejalan dengan sejalan dengan tren peningkatan atau
tren peningkatan atau penurunan beda penurunan beda temperatur seperti pada
temperatur seperti pada Gambar 11. Hal ini Gambar 11. Tetapi sebaliknya peningkatan
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan efisiensi rumah pengering tanpa beban ini
efisiensi panel solar air heater, tentu mengikuti tren peningkatan laju aliran
parameter beda temperatur ini harus (kecepatan udara keluar).
ditingkatkan agar dapat meningkatkan pula Hasil wawancara penulis terhadap proses
transfer panas yang berguna dari panel surya pengeringan konvensional (alami), biasanya
Efisiensi rumah pengering meningkat sebelum melakukan proses pengeringan ikan
terhadap kenaikan kecepatan aliran udara sarden akan digarami terlebih dulu selama satu
panas keluar rumah pengering. Sementara malam. Ikan yang dikeringkan secara
pada pengujian dengan kecepatan udara panas konvensional ini membutuhkan waktu selama
keluar rumah pengering yang lebih rendah (1 3 hari dalam proses pengeringan
m/s dan 1,5 m/s), beda temperatur udara panas menggunakan garam kasar 3- 4kg untuk satu
dalam rumah pengering dan lingkungan box ikan kira-kira 6-7 kg ikan. Jika cuaca
cenderung lebih tinggi dari pada pengujian mendung, maka proses pengeringan akan
dengan kecepatan aliran udara keluar yang sampai 4 hari atau lebih. Proses pengeringan
lebih tinggi. Selain itu, kecepatan udara keluar yang digunakan secara tradisional ini dengan
rumah pengering relatif tidak banyak cara menjemur langsung dibawah matahari
berpengaruh pada beda temperatur udara dengan meletakkan produk (ikan basah) di
panas masuk dan keluar panel surya. Panas atas jaring ikan, para-para, tikar, hamparan
berguna pada rumah pengering hanya lantai semen, bentangan seng bekas dan
digunakan untuk memanaskan udara ruangan ditempatkan di tempat terbuka di bawah sinar
(tanpa beban). Energi panas untuk matahari.
memanaskan udara ruangan berupa energi
panas sensible, yakni karena adanya laju aliran
52
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar
Berikut ini adalah Dokumentasi hasil Dengan melihat hasil penelitian ini dan hasil
wawancara penggaraman dan penjemuran wawancara yang dilakukan penulis maka
ikan konvensional (Gambar 16). dapat disimpulkan bahwa pengeringan ikan
sarden menggunakan rumah ultra violet ini
lebih efisien dibandingkan dengan proses
pengeringan konvensional (alamiah) karna
selain membutuhkan waktu yang lebih cepat,
masyarakat juga mendapat hasil pengeringan
yang lebih hiegenis
KESIMPULAN
a.)
Dari hasil penelitian rumah
pengering ulta-violet solar dryer yang
dikombinasikan dengan panel surya (solar air
heater) melalui variasi kecepatan udara keluar
rumah pengering dengan beban ikan sarden
dan tanpa pembebanan, disimpulkan sebagai
berikut:
- Pengaruh variasi kecepatan udara keluar
rumah pengering melalui exhaust fan
(konstan), memberikan kontribusi
terhadap distribusi temperatur udara di
b.)
dalam rumah pengering menjadi seragam.
Gambar 16. (a) Proses penggaraman ikan dan - Pengaruh laju aliran udara keluar
Gambar (b) proses pengeringan ikan terhadap temperatur dalam rumah
konvensional (Dokumentasi Pribadi ) pengering jika laju aliran lambat maka
temperatur akan mengalami peningkatan
Metode pengeringan ini sangat tidak
sedangkan, sebaliknya jika laju aliran
hiegienis dan bisa menyebabkan tingkat
meningkat maka temperatur akan
kehilangan hasil yang tinggi (Mustaqim ah
mengalami penurunan.
dkk, 2020). Selain itu juga produk akan
- Proses pengeringan ikan asin
dihinggapi lalat, mudah terkena debu dan
menggunakan Rumah Ultra-Violet Solar
mudah terkontaminasi yang dapat
Dryer kombinasi dengan sistem Solar Air
mengganggu kesehatan konsumen. Masalah-
Heater membutuhkan waktu lebih singkat
masalah tersebut menyebabkan kuantitas dan
dan hasil produk ikan asin lebih hiegenis
kualitas produksi tidak sesuai dengan yang
dibandingkan pengeringan konvensional.
diharapkan. Permasalahan yang dihadapi
dengan sistem pengeringan konvensional
antara lain; sangat tergantung pada cuaca, DAFTAR PUSTAKA
ketika cuaca mendung dan musim penghujan,
pengeringan tidak bisa dilakukan sehingga [1]. Abadi, F. R., Ahmadi, N. R., &
produk olahan terbengkalai. Pengeringan Nurhasanah, A. (2018). Keragaan
dengan sistem terbuka juga seringkali Pengering Hybrid Energi Surya dan
mendapat gangguan seperti burung, kucing Biomasa untuk Pengeringan Sawut Ubi
dan selanjutnya kontaminasi debu juga tidak Kayu Terfermentasi. Buletin Palawija,
dapat dihindari, sehingga produk yang 16(2), 54–64.
dihasilkan kurang higienis. [2]. Abdullah, K. (2003). Fish drying using
solar energy. Lectures and Workshop
53
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 10, No. 01, April 2023
Exercises on Drying of Agricultural and [12]. Riansyah, A., Supriadi, A., & Nopianti,
Marine Products: Regional Workshops R. (2013). Pengaruh perbedaan suhu dan
on Drying Technology, Jakarta, 159– waktu pengeringan terhadap
191. karakteristik ikan asin sepat siam
[3]. Djamalu, Y. (2016). Analisa (Trichogaster pectoralis) dengan
Perpindahan Panas Keadaan Tunak Pada menggunakan oven. Jurnal Fishtech,
Pengering Jagung Tipe Rumah Kaca 2(1), 53–68.
Variasi Lubang Ventilasi Dan Rak [13]. Runesi, R. Y., Koehuan, V. A., &
Alumunium. Jurnal Energi Dan Nurhayati, N. (2020). Studi
Manufaktur, 9(1), 23–28. Eksperimental Skala Laboratorium
[4]. DJAMALU, Y. (2016). Peningkatan Rumah Pengering Kopi Menggunakan
kualitas ikan asin dengan proses Plastik Ultra Violet (UV Solar Dryer)
pengeringan efek rumah kaca variasi Dengan Mekanisme Konveksi Paksa.
hybrid. Jurnal Technopreneur (JTech), LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana
4(1), 6–18. (LJTMU), 7(02), 28–37.
[5]. Geankoplis, C. J. (2003). Transport [14]. Sharma, K., & Wadhawan, N. (2018).
Processes and Separation. In Process Effect of Natural and Forced Convection
Principles. Prentice Hall NJ. Solar Dryers in Retention of Proximate
[6]. Holman, J. P. (1997). Perpindahan kalor Nutrients in Tomato. International
edisi ke enam, alih bahasa, Ir. E. Jasfi M. Journal of Current Microbiology and
Sc. Lemigas Erlangga. Applied Sciences, 7(07), 1175–1186.
[7]. Imbir, E., Onibala, H., & Pongoh, J. https://doi.org/10.20546/ijcmas.2018.70
(2015). Studi pengeringan ikan layang 7.142
(Decapterus sp) asin dengan penggunaan [15]. Sidhi, S. D. P., Pujianto, A., Muhfizar,
alat pengering surya. Media Teknologi M., & Prasetyo, D. (2017). Studi
Hasil Perikanan, 3(1). Eksperimen untuk Kondisi Tanpa Beban
[8]. Khanlari, A., Sözen, A., Şirin, C., pada Pengering Ikan Tipe Greenhouse
Tuncer, A. D., & Gungor, A. (2020). Aktif. Jurnal Airaha, 6(2), 43–47.
Performance enhancement of a [16]. Winarno, F. G. (1993). Pangan: Gizi,
greenhouse dryer: Analysis of a cost- Teknologi dan Konsumen. Gramedia
effective alternative solar air heater. Pustaka Utama.
Journal of Cleaner Production, 251, [17]. Yuliasdini, N. A., Putri, S. U.,
119672. Makaminan, T. A., & Yuliati, S. (2020).
[9]. LESTARI, Y. (2019). Perbandingan Efisiensi Termal Alat Pengering Tipe
Kerja Alat Pengeringan Tipe Spray Tray Dryer Untuk Pengeringan Silika
Dryer dan Freeze Dryer dalam Proses Gel Berbasis Ampas Tebu. Prosiding
Pengeringan Bahan Berbentuk Cair. Seminar Mahasiswa Teknik Kimia, 1(1),
Jurnal Ilmiah Kohesi, 3(3). 29–33.
[10]. Mustaqimah, M., Nurba, D., Agustina, [18]. Yuniarti, T., Lestari, S. D., Perceka,
R., & Yasar, M. (2020). Introduksi M. L., Handoko, Y. P., Purnamasari, H.
Ghe.Vent Dryer Pada Proses B., Kristianto, S., Tarigan, N.,
Pengeringan Ikan Di Pantai Lhok Seudu. Ridhowati, S., Afifah, R. A., & Prayudi,
Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, A. (2021). Pengetahuan Bahan Baku
11(1), 60–68. Perikanan. Yayasan Kita Menulis.
https://doi.org/10.22373/jep.v11i1.71 [19]. Zamharir, Z., Sukmawaty, S., & Priyati,
[11]. Nofrianto, N. (2018). Efisiensi Alat A. (2016). Analisis Pemanfaatan Energi
Pengering Ikan Dengan Konsep Panas pada Pengeringan Bawang Merah
Konveksi Paksa Udara Blower. (Allium ascalonicum L.) dengan
Universitas Islam Riau. menggunakan Alat Pengering Efek
54
Rolandi Punuf, dkk., Eksperimen Rumah Pengering Ikan Sarden Model Ultra Violet (UV) Solar Dryer
Kombinasi dengan Sistem Solar Air Heater Melalui Variasi Kecepatan Udara Keluar
55