idha.amalia@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pengeringan gabah
dengan menggunakan alat pengering tipe efek rumah kaca. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimen dengan pengeringan gabah selama 7 jam. Selama proses
pengeringan, dilakukan pengukuran suhu pada ruang pengering menggunakan
termometer. Selain itu, untuk mengetahui perubahan kadar air dilakukan uji kadar air
sebelum dan sesudah pengeringan menggunakan metode oven. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar air awal pada gabah yaitu 24,21% (bb). Laju pengeringan
gabah tertinggi terjadi pada awal pengeringan yaitu pada menit ke 30 air menguap
sebesar 0,17% (bb / mt). Laju pengeringan terus terjadi, namun seiring dengan
bertambahnya waktu pengeringan dan semakin keringnya bahan sehingga pada tahap
akhir air menguap mendekati 0 dengan kadar air akhir yang diperoleh yaitu 7,24% (bb).
Kata Kunci : Gabah, Kadar Air, Laju Pengeringan
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the rate of drying of grain using dryers of
Greenhouse effect type. This research is a type of experimen research by drying of grain
for 7 hours. During the drying process, conducted temperature measurement of on the
dryer room is using a thermometer. In addition, to determine changes water content
conducted water content test before and after drying use oven method. The results
showed that the initial water content of the in grain that is 24.21% (bb). The of in grain
highest drying rate occurs at the beginning of drying is in the 30th minute water evaporate
at 0.17% (bb/mt). Drying rate continues to occur, but along with the increase drying time
and increasingly dryness of the ingredients so that in the final stages the water
evaporates approach 0 with the final water content obtained that is 7.24% (bb).
Keywords : Grain, Water Content, Drying Rate
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Hal ini sesuai dengan pendapat (Ansar,
Februari–Maret 2017. Waktu dkk, 2012) menyatakan bahwa besarnya
pengeringan gabah dimulai pada suhu yang masuk ke dalam ruang
pukul 09.00-16.00 WITA. pengering tergantung pada sinar
matahari yang diterima oleh kolektor.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selain itu, pola peningkatan dan
penurunan suhu pada ruang pengering
Profil Suhu
mengikuti pola intensitas matahari,yang
pada umumnya mengalami peningkatan
menjelang siang hari dan menurun
menjelang sore hari.
Pada proses pengeringan, suhu
udara selain berpengaruh terhadap
waktu pengeringan, juga akan
mempengaruhi kualitas bahan yang
dikeringkan. Semakin tinggi suhu udara
pengering maka relative humadity udara
akan semakin rendah, sehingga
menyebabkan transfer panas dan
Gambar 1 massa antara udara dan gabah akan
Profil suhu selama pengeringan semakin besar dan akhirnya
Gambar 1 menunjukkan bahwa proses pengeringan akan lebih cepat
suhu pada alat pengering selama (Affian, dkk, 2012).
penelitian selalu berfluktuatif. Pada awal Kadar Air
pengeringan, suhu ruang pengering
37 oC dan mengalami peningkatan
hingga pada menit ke 90 suhu mencapai
43oC. Namun, pada menit ke 120 suhu
pengering kembali menurun menjadi
40oC. Penurunan suhu tidak
berlangsung lama, di menit ke 180 suhu
kembali mengalami peningkatan menjadi
44oC. Peningkatan suhu terus terjadi,
pada menit ke 240 suhu ruang pengering
mencapai 54oC yang merupakan suhu
tertinggi pada periode pengeringan. Gambar 2
Menit ke 270-420 suhu pengering Kadar Air Gabah
kembali menurun hingga diakhir Berdasarkan Gambar 2
pengeringan menjadi 38oC. menunjukkan bahwa rata-rata kadar air
Perubahan suhu yang terjadi pada awal gabah yaitu 24.21% (bb). Kadar air
alat pengering disebabkan gabah selama pengeringan selalu
ketergantungan alat tersebut terhadap berkurang. Pada menit ke 30 penurunan
cuaca. Ketika intensitas cahaya kadar air gabah terlihat jelas
matahari meningkat maka akan terjadi pengurangan kadar air yang terjadi dari
peningkatan suhu pada alat pengering. kadar air awal 24.21% (bb) menjadi
Ida Amalia Ramli, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : S158-S164 S161