D V
= Re .................................(1)
Dimana :
= massa jenis fluida (kg/m
3
)
D = diameter pipa (m)
= viskositas dinamik (kg/ms)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Bilangan Reynold ini menerangkan profil aliran fluida
dalampipa yakni :
Aliran laminar, Re<2300
Aliran transisi, 2300 <Re <4000
Aliran turbulen, Re >4000
Kehilangan energi untuk seluruh profil aliran dapat
dianalisis menggunakan bilangan reynolds dan dengan
persamaan yang cocok berdasarkan jenis alirannya.
Besarnya selisih tekanan antara 2 titik pengukuran bisa
didapat dengan menggunakan manometer, dimana
persamaan yang umumdigunakan adalah
h g p
f
A = A . . ...............................(2)
Dimana :
p A =selisih tekanan antara 2 titik (N/m
2
)
f
=massa jenis fluida pada manometer (kg/m
3
)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
h A = selisih tinggi permukaan pada manometer (m)
V Notch Weir
Untuk menghitung besarnya debit aliran air yang
mengalir pada saluran air maka digunakan alat ukur v
notch weir. Aliran air yang keluar dapat dihitung
debitnya dengan menggunakan parameter ketinggian
pada v notch weir yang terletak pada takikan berbentuk
segitiga siku-siku.
Gambar 1 V Notch Weir yang digunakan
Persamaan yang digunakan untuk menghitung
debit aliran pada V-Notch weir menggunakan
persamaan berikut [1] :
2 / 5
2
tan . 2
15
8
H g Q
= ...................................(3)
Vol. 1, No. 2, Mei 2010 ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
61
Dimana
Q=debit aliran air (m
3
/s)
g=percepatan gravitasi (m/s
2
)
=sudut pada takikan
H=ketinggian takikan air pada V-notch Weir (m)
Gambar 2 referensi symbol pada persamaan 3
Menurut jenis alirannya, aliran terbagi dalam 2
rezim, yaitu aliran aliran laminer dan aliran turbulen.
1. Aliran Laminar
Head loss yang terjadi pada aliran fully developped
yang melewati pipa lurus horizontal dinyatakan sebagai
kerugian tekanan aliran fluida berkembang penuh
melalui pipa penampang konstan. Pernyataan ini dapat
dirumuskan dengan :
hl
g
p p
=
.
2 1
atau
hl
g
p
=
A
.
.....................................(4)
Untuk aliran laminer, berkembang penuh pada pipa
horisontal, maka penurunan tekanan dapat dihitung
secara analitis, yaitu [1] :
D
V
D
L
D
D V L
D
Q L
p
32
4
128
128
4
2
4
=
|
.
|
\
|
= = A
......(5)
Dimana :
D = diameter pipa (m)
= viskositas dinamik (kg/ms)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Q =debit aliran fluida (m
3
/s)
L =panjang pipa (m)
Dengan memasukkan konsep angka Reynolds maka
head losses mayor
pada aliran laminar menjadi :
2 Re
64
64
2
32 .
2 2
V
D
L
D V
V
D
L
D
V
D
L p
g hl |
.
|
\
|
=
|
|
.
|
\
|
= =
A
=
....................(6)
Atau menjadi
g
V
D
L
hl
. 2 Re
64
2
|
.
|
\
|
=
..................................(7)
Dimana koefisien gesekan ( f ) untuk aliran laminar
adalah :
Re
64
= f ....................................(6)
2. Aliran Turbulen
Head losses mayor untuk aliran turbulen dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan [2] :
g
V
D
L
f hl
2
2
= ..........................(9)
Dimana :
f = koefisien gesek pada pipa, didapat dari hasil
eksperimen
D =diameter pipa (m)
g =percepatan gravitasi (m/s
2
)
L =panjang pipa (m)
V =kecepatan aliran air di dalampipa (m)
Persamaan Celebrook untuk menyatakan hubungan
antara koefisien gesek dan kekasaran permukaan dari
pipa pada daerah aliran transisi adalah [3] :
|
|
.
|
\
|
+ =
5 , 0 5 , 0
Re
51 , 2
7 , 3
/
log 0 , 2
1
f
D e
f
...................(10)
Dimana :
f =Koefisien gesek yang terjadi
e =Kekasaran permukaan pada pipa (m)
D =Diameter pipa (m)
Re=Bilangan Reynolds
Rugi Minor
Rugi minor adalah rugi yang disebabkan
gangguan lokal seperti pada perubahan penampang,
adanya katub, belokan elbow dan sebagainya. Kerugian
ini dapat diketahui dari persamaan [4]
g
V
K h
lm
2
2
=
Koefisien rugi (K) merupakan fungsi dari
geometri dan bilangan Reynolds (Re), tetapi hampir
semua komponen kehilangan energi disebabkan oleh
turbulensi.
Dimana :
h
lm
=head losses minor (m)
K =Koefisien rugi
2. METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui besarnya rugi-rugi aliran
(head losses) di dalamsistem pemipaan maka dibuat
alat penelitian untuk melaksanakan eksperimen seperti
pada Gambar 3.
Vol. 1, No. 2, Mei 2010 ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
62
Gambar 3 alat uji yang digunakan
Adapun bagian-bagian dari alat uji ialah :
1. V Notch Weir
2. Manometer air raksa
3. Pipa PVC diameter inchi
4. Knee diameter inchi
5. Katup pengatur aliran masuk (valve)
6. Mesin pompa air
7. Bak penampungan air
8. Dudukan pipa
9. Lubang pertama tempat peletakan selang
manometer
10. Lubang kedua tempat peletakan selang manometer
11. Lubang ketiga tempat peletakan selang manometer
Untuk memperoleh data dari percobaan maka
perlu dilakukan beberapa ketentuan prosedur, yaitu
perolehan data untuk mayor losses dan data untuk minor
losses
Mayor Losses
Head losses mayor di ukur pada pipa panjang,
yaitu selisih tekanan yang terjadi antara titik 9 dan titik
10. jarak antara 2 titik ini adalah 1,9m. selisih tekanan
yang terjadi di ukur pada manometer raksa pada titik 2.
Debit aliran divariasikan dengan mengatur bukaan valve
pada titik 5. Besarnya debit yang terjadi terukur pada V-
Notch Weir 1. Debit yang didapat ini bisa dikonversikan
menjadi kecepatan pada pipa yang di teliti.
Minor Losses
Head losses minor diukur pada knee (belokan) pada titik
10 dari diagramalat. Untuk mengetahui besarnya head
losses yang terjadi maka dilakukan pengukuran selisih
tekanan antara titik 10 dan titik 11. Selisih tekanan ini
akan dikonversikan dalam bentuk head, yang
selanjutnya diubah menjadi koefisien kerugian (K) pada
knee (belokan).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Mayor Losses
Data head losses yang diperoleh ditampilkan
pada table 1. data yang didapat tersebut ditampilkan
dalam bentuk grafik koefisien gesek vs bilangan
Reynold
Tabel 1 Hasil perhitungan head losses mayor
Vol. 1, No. 2, Mei 2010 ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
63
Gambar 4 Grafik perbandingan koefisien gesek terhadap BilanganReynold
untuk Head Losses Mayor pada 0,000562
Tabel 2. Hasil Perhitungan Head Losses minor
Berdasarkan pada grafik Gambar 4. untuk titik tertinggi
koefisien gesek pada pipa memiliki nilai 0,003774
dengan besar nilai Bilangan Reynold 33605,5824,
sedangkan untuk titik terendah koefisien gesek pada
pipa memiliki nilai 0,002579 dengan nilai Bilangan
Reynold sebesar 24576,3436. Pada grafik Gambar 4,
terlihat makin tinggi bilangan Reynold yang
menunjukkan makin tinggi kecepatan, maka koefisien
gesek menunjukkan trend naik. Bilangan Reynold
terkorelasi dengan kecepatan, dan makin besar
kecepatan yang menunjukkan makin tinggi bilangan
Reynold, maka makin besar koefisien gesek (f) yang
terjadi. Dengan Persamaan Celebrook bisa dihitung
angka kekasaran rata-rata dari pipa sebesar c = 0,000562
Minor Losses
Table 2 menunjukkan hasil data yang diperoleh
dari hasil eksperimen. Data tersebut digambarkan pada
grafik Head losses VS bilangan Reynold pada gambar 5
Vol. 1, No. 2, Mei 2010 ISSN : 2085-8817
DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
64
Gambar 5. Grafik perbandingan rugi-rugi aliran terhadap
Bilangan Reynold untuk Head Losses Minor
Gambar 5 menjelaskan grafik hubungan antara
Bilangan Reynold dan head losses minor yang terjadi.
Pada gambar terlihat kenaikan head losses terjadi secara
significant ketika aliran mencapai bilangan Reynold
diantara 26000 hingga 28000. Pada grafik Gambar 5
tersebut, terlihat kenaikan Bilangan Reynold akan
menyebabkan kenaikan rugi-rugi aliran (head losses
minor). Rugi-rugi aliran terbesar adalah 0,040761523
dengan nilai Bilangan Reynold 33605,5824. Head losses
terendah terjadi pada Bilangan Reynold 24576,3436
dengan nilai rugi-rugi aliran sebesar 0,027174349. Hasil
analisa nilai koefisien head losses minor rata-rata (K)
menunjukkan nilainya sebesar 0,297920611
4. KESIMPULAN
1. Hasil eksperimen menunjukkan nilai kekasaran
rata-rata pada pipa PVC diameter adalah sebesar
c= 0,000562
2. koefisien head losses minor (K) pada knee
(belokan) pipa PVC diameter adalah sebesar
K=0,297920611
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Fox, W.Robert, and Mc Donald, Alan T, 1998.
Introductions to Fluid Mechanics, 5th edition, John
Wiley and Sons, Inc., Canada.
2. Munson, Bruce R., Young, Donald F., and Okiishi,
Theodore H. 2003. Mekanika Fluida Jilid 2. Jakarta
: Erlangga.
3. H. Shames Irving, 2005. Mechanis of Fluids, 4
th
edition, Mc Graw Hill
4. White, Frank M. 2003. Fluid Mechanics Fifth
Edition. University Rhode Island :Mc Graw Hill.