Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Luas Ventilasi Lemari Pengering Terhadap Unjuk

Kerja Alat Pengering Kopra


Danu Permana (1), Eddy Elfiano, ST.,M.Eng(2), Ir. M. Natsir D, MT(3)
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau
Jl.Kaharuddin nasution, Km. 11, No. 133, Perhentian Marpoyan, Pekanbaru
Email : danupermana29@gmail.com

ABSTRAK

Proses pengeringan merupakan proses perpindahan sejumlah massa uap air secara simultan,
dengan membutuhkan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan ke luar atau lingkungan melalui ventilasi pengering.Ventilasi merupakan bagian alat
pengering kopra yang sangat mempengaruhi hasil pengeringan. Ventilasi berfungsi untuk
mengeluarkan uap air yang ada didalam lemari pengering agar pengeringan menjadi sempurna.
Luas ventilasi sangat mempengaruhi kineja alat pengering kopra. Kelembaban dan temperatur
juga sangat mempengaruhi pengeringan kopra. Apabila kelembaban terlalu tinggi maka
pengeringan kopra akan menjadi lama, dan apabila ventilasi terlalu luas maka temperatur juga
akan turun. ventilasi pada alat pengering juga sangat mempengaruhi hasil pengeringan. Maka
peneliti akan memvariasikan tiga luas ventilasi alat pengering, dengan ukuran 40, 50, dan 60 cm 2.
Hasil analisa alat pengering kopra pada luas ventilasi terkecil 40 cm 2 kelembaban rata-rata didapat
74,7 %RH, laju penguapan air sebesar 0,652 kg/jam, dan temperatur rata-rata pada ventilasi 70,98

C. hasil analisa alat pengering kopra pada luas ventilasi terbesar 60 cm 2 kelembaban rata-rata
didapat 59,4 %RH, laju penguapan air sebesar 0,656 kg/jam, dan temperatur rata-rata pada
ventilasi 66,45 ᵒC. Kesimpulan dari hasil unjuk kerja alat pengering kopra adalah meningkat unjuk
kerja alat pengering kopra disebabkan oleh meningkat bahan bakar yang diberikan setiap
pengujian, karena untuk menaikan temperatur yang ada di dalam lemari pengering suplay bahan
bakar yang diberikan harus lebih banyak. Ventilasi yang semakin luas pada alat pengering kopra
maka kelembaban dan temperatur yang ada didalam lemari pengering akan semakin turun,
disebabkan uap air dan tempertur yang ada didalam lemari pengering akan cepat keluar melalui
lubang ventilasi tesebut. Akan tetapi semakin luas ventilasi pada alat pengering kopra maka laju
penguapan air akan semakin besar dan pengeringan akan semakin cepat.

Kata Kunci : proses pengeringan, ventilasi pengering, dan kelembaban,

1. PENDAHULUAN udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan


terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara
1.1 Latar Belakang (sumber : Adawyah, teknik Pertanian, 2006).
Proses pengeringan merupakan proses
perpindahan sejumlah massa uap air secara Alasan dari proses pengeringan antara lain
simultan, dengan membutuhkan energi untuk adalah untuk mengawetkan suatu bahan,
menguapkan kandungan air yang dipindahkan menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya
dari permukaan bahan ke media pengering. pengangkutan, membuat bahan dengan
Proses berpindahnya sejumlah massa uap air kandungan air tertentu, membunuh
karena adanya perbedaan konsentrasi uap air mikroorganisme dalam bahan dan memperingan
antara suatu bahan dengan lingkungannya. bahan. Sebagian besar industri yang
(sumber:suwarnadwipa,Pertanian, 2008) menghasilkan produk padatan menggunakan
proses pengeringan.
Cara tersebut dilakukan dengan menurunkan
kelembaban udara dengan mengalirkan udara Salah satu alat pengering yang telah
panas disekeliling bahan, sehingga tekanan uap dikembangkan adalah alat pengering energi
air bahan lebih besar dari pada tekanan uap air di surya. Energi ini merupakan salah satu bentuk

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 1


Danu Permana (12 331 0500)
energi terbarukan yang tersedia di alam dengan bahan dengan cara pengeringan mempunyai
jumlah yang tak terbatas. Namun, dikarenakan satuan operasi yang berbeda dengan
energi surya yang tidak stabil dan kondisi cuaca dehidrasi. dehidrasi akan menurunkan
yang sewaktu-waktu bisa berubah, maka perlu aktivitas air yang terkandung dalam bahan
ditambahkan suatu alat pengering berbasis dengan cara mengeluarkan atau
proses pemanasan udara untuk mengatasi menghilangkan air dalam jumlah lebih
masalah tersebut. Untuk itu digunakan tungku banyak, sehingga umur simpan bahan pangan
dengan bahan bakar dari limbah organik yang menjadi lebih panjang atau lebih lama
dirancang sedemikian rupa sehingga bisa (Sumber : Zainul Muarif, pengeringan, 2013).
dioperasikan pada kondisi cuaca mendung atau
pengeringan di malam hari. Ventilasi merupakan Dalam proses pengeringan dilakukan pengaturan
bagian alat pengering kopra yang sangat terhadap suhu, kelembaban (humidity) dan aliran
mempengaruhi hasil pengeringan. Ventilasi udara. Dengan pengeringan kualitas produk
berfungsi untuk mengeluarkan uap air yang ada dapat dipertahankan terhadap perubahan fisik
didalam lemari pengering agar pengeringan dan kimiawi yang dipengaruhi oleh perubahan
menjadi sempurna. Luas ventilasi sangat kadar air, sehingga mengurangi biaya
mempengaruhi kineja alat pengering kopra. penyimpanan, pengemasan dan juga biaya
Kelembaban juga sangat mempengaruhi transportasi, selain itu produk kering dapat
pengeringan kopra. Apabila kelembaban terlalu digunakan sebagai bahan tambahan dalam
tinggi maka pengeringan kopra akan menjadi pembuatan produk baru. Pengeringan
lama. merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan
atau menghilangkan sebagian air dari suatu
Penggunaan limbah organik sebagai bahan bakar bahan dengan cara menguapakan sebagian besar
tambahan didasarkan atas beberapa air yang dikandung melalui penguapan energi
pertimbangan, selain murah dan mudah didapat, panas (sumber : ari, pengering surya, 2007).
energi kalor yang dihasilkan pun cukup besar Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan
tergantung dari jenis limbah organik yang dua kejadian, yaitu panas harus diberikan pada
digunakan. bahan yang akan dikeringkan, dan air harus
dikeluarkan dari dalam bahan. Sumber energi
Masalah yang timbul kemudian adalah jika untuk pengeringan berasal dari sinar matahari
proses pemanasan udara tersebut mengalir dan dari pembakaran limbah organik, limbah
kedalam lemari tanpa menggunakan ventilasi, organik mempunyai beberapa kelebihan antara
maka proses pengeringan tidak akan sempurna. lain mudah didapatkan. Limbah organik
Sebaliknya jika proses pengeringan tempurung kelapa bisa dimanfaatkan sebagai
menggunakan ventilasi akan menghasilkan bahan bakar dalam proses pengeringan.
pengeringan yang sempurna. Maka peneliti akan Limbah organik digunakan sebagai bahan bakar
membahas tentang luas ventilasi terhadap untuk untuk menghasilkan panas dalam suatu
pengeringan kopra. pengeringan, limbah organik sebagai bahan
bakar tambahan didasarkan atas beberapa
1.2 Tujuan Penelitian pertimbangan, selain murah dan mudah didapat,
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: energi kalor yang dihasilkan pun cukup besar
1. Mendapatkan pengaruh kelembaban tergantung dari jenis limbah organik yang
udara terhadap pengering kopra. digunakan. Panas pembakaran limbah organik
2. Mendapatkan pengaruh variasi luas merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
ventilasi lemari pengering terhadap unjuk kerja suatu alat pengeringan, ketika energi
unjuk kerja alat pengering kopra surya yang tidak stabil dan kondisi cuaca yang
sewaktu-waktu bisa berubah..
2. TINJAUAN PUSTAKA
Unjuk kerja dapat diartikan sebagai tingkat
2.1 Pengertian Pengeringan pencapaian hasil atau “The degree of
Pengeringan mempunyai pengertian yaitu accomplishment” .Sering pula disebut tingkat
aplikasi pemanasan melalui kondisi yang pencapaian tujuan suatu alat. Penilaian terhadap
teratur, sehingga dapat menghilangkan unjuk kerja atau disebut juga kinerja merupakan
sebagian besar air dalam suatu bahan dengan suatu kegiatan yang sangat penting. Penilaian
cara diuapkan. Penghilangan air dalam suatu dimaksud bisa dibuat sebagai masukan guna

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 2


Danu Permana (12 331 0500)
mengadakan perbaikan untuk peningkatan  meningkatkan kapasitasnya dalam mengikat uap
kinerja suatu alat pada waktu berikutnya. Unjuk air.
kerja juga disebut sebagai pengukuran output
atau hasil dari suatu alat. (sumber : Mac Donald Temperatur udara yang lebih tinggi menambah
and Lawton , manajemen sumber daya manusia, kemungkinan perpindahan panas pada produk.
1977).  Ketika yang terakhir ini terjadi, tekanan uap
didalam produk meningkat dan evaporasi uap air
2.1.1 Mekanisme Pengeringan dari permukaan menjadi lebih mudah (sumber :
Udara yang terdapat dalam proses pengeringan Menon and Mujumdar, handbook of industrial
mempunyai fungsi sebagai pemberi panas pada drying,1987).
bahan, sehingga menyebabkan terjadinya
penguapan air. Fungsi lain dari udara adalah Ketika penguapan berlangsung dan kandungan
untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh uap air pada volume tetap terus bertambah,
bahan yang dikeringkan. Kecepatan pengeringan kapasitas udara untuk mengakomodir lebih
akan naik apabila kecepatan udara ditingkatkan. banyak uap semakin berkurang. Oleh karenanya
(Sumber : Zainul Muarif, pengeringan, 2013). udara jenuh disekitar produk harus segera
digantikan dengan menetapkan kondisi tertentu
a. Proses Perpindahan Panas untuk temperatur dan humiditas udara, maka
Proses perpindahan panas terjadi karena adanya jumlah uap air yang dihilangkan tergantung pada
perbedaan suhu udara pengering dengan suhu volume udara yang dibawa pada kontak dengan
bahan yang dikeringkan, dimana suhu udara produk. Ketika evaporasi uap air tidak terbatas,
pengering lebih tinggi dari suhu bahan. Panas menjaga atau meningkatkan laju aliran udara
yang dialirkan melalui udara pengering akan dapat menjamin keberlangsungan proses
meningkatkan suhu bahan, sehingga air dalam pengeringan.Prinsip pengeringan biasanya akan
bahan berubah menjadi uap air. melibatkan dua kejadian, yaitu panas harus
diberikan pada bahan yang akan dikeringkan,
b. Proses Perpindahan Massa Uap Air dan air harus dikeluarkan dari dalam bahan. Dua
Peningkatan suhu bahan karena proses fenomena ini menyangkut perpindahan panas ke
perpindahan panas akan menyebabkan tekanan dalam dan perpindahan massa keluar. Faktor-
uap air di dalam bahan lebih tinggi dari tekanan faktor yang mempengaruhi dalam kecepatan
uap air pada udara pengering, sehingga terjadi pengeringan adalah:
perpindahan uap air bahan ke udara. a. Luas permukaan bahan yang di keringkan
Kelembaban relatif udara pengering akan turun b. Perbedaan suhu sekitar
dengan adanya peningkatan suhu udara c. Kecepatan aliran udara
pengering, Hal ini menyebabkan kelembaban d. Tekanan Udara
relatif udara pengering lebih rendah dari
kelembaban relatif bahan. Selanjutnya panas 2.1.2 Kandungan Air
yang dialirkan ke permukaaan bahan akan Kandungan air yang terdapat dalam bahan
meningkatkan tekanan uap air bahan sehingga terutama hasil pertanian terbagi menjadi 2
tekanan uap air bahan lebih tinggi dari tekanan bagian, yaitu air yang terdapat dalam keadaan
uap air udara pengering. bebas (free water) dan air yang terdapat dalam
Dengan kondisi demikian akan terjadi keadaan terikat (bound water). Air bebas adalah
perpindahan massa uap air dari bahan ke udara selisih anatara kadar air suatu bahan pada suhu
pengering dan disebut sebagai proses dan kelembaban tertentu dengan kadar air
penguapan. Proses penguapan air dari bahan kesetimbangan pada suhu dan kelembaban yang
akan terus berlangsung sampai terjadi sama. Air bebas umumnya terdapat pada bagian
kesetimbangan permukaan bahan. Air terikat adalah air yang
dinakdung oleh suatu bahan yang berada salam
tekanan uap air antara bahan dengan pengering. kesetimbangan tekanan uap kurang dari cairan
Pengaruh temperatur dan humiditas udara murni pada suhu yang sama. Air terikat terdapat
pengeringan terhadap pelepasan uap air adalah pada bahan dalam keadaan terikat secara fisis
saling berhubungan. Semakin tinggi temperatur dan kimia (sumber : Sutijahartini, Pengeringan,
udara diikuti dengan humiditas udara yang lebih 1985).
rendah pada volume udara tertentu akan

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 3


Danu Permana (12 331 0500)
Untuk menguapkan air dari bahan pangan 3. METODE PENELITIAN
diperlukan energy penguapan. Besarnya energy
penguapan untuk air terikat secara fisis, dan 3.1 Studi Literatur
energy penguapan yang paling besar adalah
energi penguapan untuk air terikat secara kimia. Tahap studi literatur yaitu studi untuk
Pada proses pengeringan, air yang pertama kali mengumpulkan bahan-bahan referensi yang
diuapkan adalah air bebas, dilanjutkan dengan diperlukan dan berhubungan dengan masalah-
air terikat. Air yang dapat diuapkan tersebut masalah yang akan dibahas. Studi ini dilakukan
dinamakan vaporable water. dengan mempelajari dan mengkaji penelitan-
Kadar air dapat dinyatakan dengan dua cara, penelitian sebelumnya yang berhubungan
yaitu kadar air berdasarkan bahan kering (dry dengan alat pengeringan, dan sumber sumber
basis) dan kadar air berdasarkan bahan basah literatur yang reletavan dengan topik yang
(wet basis). Dalam proses pengeringan suatu diteliti. Studi literatur berguna sebagai dasar
bahan kadar air memegang peranan penting dalam pembahasan masalah sebagai acuan
karena sangat berpengaruh terhadap lama untuk ketahap penelitian selanjutnya.
pengeringan, jalannya proses pengeringan,
perubahan yang terjadi pada bahan dan alat 3.2 Tempat dan waktu penelitian
pengering selama proses pengeringan Penelitian dilaksanakan di workshop, program
berlangsung (sumber : Hall, dan Richey et al. studi teknik mesin, fakultas teknik Universitas
kecepatan pengering 1957,1961). Islam Riau (UIR), mulai oktober 2016 sampai
februari 2017.
2.1.3 Kelembaban Udara
kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. 3.2 Bahan dan Alat
Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam Bahan baku yang digunakan adalah kopra
kelembaban absolute, kelembaban spesifik atau (daging kelapa) sebanyak 45 kg atau satu kali
kelembaban relatif. Alat untuk mengukur pengujian sebanyak 15 kg. Sedangkan alat-alat
kelembaban disebut higrometer. Sebuah yang dipakai untuk membantu proses pengujian
humidistat digunakan untuk mengatur tingkat adalah anemometer, termometer infrared,
kelembaban udara dalam sebuah bangunan termometer digital, timbangan, hygrometer,
dengan sebuah pengawalembab (dehumidifier). termometer couple, dan tachometer.
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer
dan termostat untuk suhu udara. Perubahan 3.3 Komponen Utama Alat Pengering
tekanan sebagian uap air di udara berhubungan Adapun komponen alat pengering yang
dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara digunakan dalam penelitian ini yaitu:
pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3%
pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5%
pada 0 °C (32 °F).
Kelembaban udara mempengaruhi kemampuan
udara untuk memindahkan uap. Secara umum,
kelembaban udara adalah ukuran kandungan air
di udara. Kelembaban udara dapat dinyatakan
dalam dua pengertian yang berbeda yaitu
kelembaban relatif dan kelembaban
mutlak.Kelembaban mutlak adalah massa uap air
dalam tiap satuan massa udara kering,
dinyatakan oleh satuan massa uap air per satuan
massa udara kering.
Kelembaban udara relatif adalah perbandingan
kelembaban udara tertentu dengan kelembaban
udara jenuh pada kondisi dan tekanan yang
sama. Perbandingan ini dinyatakn dalam
persentase kejenuhan dengan 100% untuk udara
jenuh dan 0% untuk udara benar-benar kering
(sumber : John willey & Sons, New York,
humidity 1991).

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 4


Danu Permana (12 331 0500)
Gam
bar .1 Alat Pengering kopra dan bagian-
bagiannya

Bagian-bagian utama dari alat pengering :


a) Lemari Pengering
Lemari Pengering yaitu tempat bahan yang
akan dikeringkan, yang berfungsi sebagai
dinding pengering untuk mencegah panas a. Kecepatan Pengeringan
keluar dan melindungi bahan yang akan
dikeringkan.
b) Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor berfungsi untuk
mendistribusikan udara panas dari tungku
kebagian rak atau lemari tempat
pengeringan. Alat penukar kalor berisikan
pipa-pipa yang berfungsi untuk menyerap
energi termal dari gas asap ruang bakar,
pipa-pipa tersusun secara stragered dengan
jumlah vertikal 7 dan 8 batang dan jumlah Gambar. 2 Grafik kecepatan rata-rata
horizontal 3 batang. pengeringan kopra (% / 2 jam)
c) Blower
Blower berfungsi sebagai mensuplai udara Pada gambar. 2 grafik tersebut menunjukkan
pembakaran didalam pipa-pipa pemanas bahwa pada awal pengeringan, kecepatan
kedalam lemari tempat pengering, sehingga pengeringan berlangsung cukup tinggi.
udara panas yang ada didalam pipa-pipa Kemudian pada selang waktu tertentu kecepatan
pemanas bergerak menuju lemari pengeringan semakin menurun. Tingginya
pengeringan, dimana blower yang kecepatan pengeringan disebabkan pada awal
digunakan dalam penelitian ini dengan pengeringan massa air masih banyak terdapat di
spesifikasi tegangan 220V-240 V arus 0,14 daerah sekitar pemukaan bahan.
A dengan daya 30.8 Watt.
d) Tungku pembakaran b. Daya Keluar (Power Output)
Tungku pembakaran berfungsi sebagai
tempat proses pembakaran terjadi pada Alat
Pengering. Tungku terbuat dari batu tahan
api.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Teknis Alat Pengering


Dari hasil pengujian alat pengering kopra
dengan menggunakan bahan bakar tempurung
kelapa menghasilkan nilai parameter-parameter
Gambar. 3 Grafik Power output terhadap variasi
yang berbeda-beda, hal itu disebabkan karena
luas ventilasi pada alat pengering kopra
variasi luas ventilasi pada alat pengering kopra
yang digunakan.
Dapat dilihat pada gambar. 3 grafik power
Tabel 4.1 Data parameter hasil pengujian dengan
output setiap variasi luas ventilasi pada alat
luas ventilasi 40 cm2.
pengering kopra, semakin besar luas ventilasi

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 5


Danu Permana (12 331 0500)
pada alat pengering kopra maka power output yaitu sebesar 0,656 kg/jam dan laju penguapan
terjadi penaikan. Karena power output air terendah yaitu pada luas ventilasi 40 cm 2
dipengaruhi oleh konsumsi bahan bakar yang di sebesar 0,652 kg/jam. Hal ini disebabkan,
gunakan selama pengeringan 15 kg kopra, semakin luas ventilasi pada alat penegering
semakin banyak konsumsi bahan bakar untuk kopra maka laju penguapan pada alat pengering
pengeringan kopra maka power output semakin kopra akan semakin besar.
meningkat dan semakin sedikit konsumsi bahan
bakar maka power output semakin kecil. d. Efisiesi Pengeringan

c. Konsumsi Bahan Bakar

Gambar 5 Grafik efisiensi pengeringan terhadap


variasi luas ventilasi pada alat pengering kopra

Gambar 4 Grafik konsumsi bahan bakar pada Dari gambar. 5 terlihat bahwa dalam pengujian
alat pengering kopra alat pengering kopra ini luas ventilasi yang
tertinngi untuk unjuk kerja alat pengering adalah
Pada gambar 4 dipaparkan jumlah bahan bakar 40 cm2 dan efisiensi terendah terjadi pada luas
yang terpakai selama 1 jam pada setiap variasi ventilasi 80 cm2 sebesar 22,7 %.
luas ventilasi yang telah diuji. Konsumsi bahan
bakar tertinggi terdapat pada ukuran ventilasi 60 4.2 Analisa Mutu Kopra yang Dihasilkan
2 Mutu kopra yang dihasilkan cukup baik hal ini
cm dengan nilai 4,62 kg/jam, pada ukuran terlihat dari hasil penilaian terhadap
ventilasi 50 cm 2 konsumsi bahan bakar sebesar karakteristik, yaitu
4,20 kg/jam, dan luas ventilasi 40 cm 2 (1) Kopra Bersih,
mempunyai nilai konsumsi bahan bakar tiap jam (2) Kondisi tebal merata,
yaitu 4,04 kg/jam. Hal ini disebabkan karena (3) Bau enak dan wangi,
luas ventilasi yang semakin luas maka konsumsi (4) Kadar air kurang dari 7 %. Menurut standar
bahan bakar juga akan semakin besar. SNI 01-3555-1994, kopra yang hasilnya
dengan kadar air kurang dari 7 % termasuk
d. Laju Penguapan Air kwalitas Baik.

Kopra hasil pengeringan yang terbaik dalam


penelitian ini adalah dengan mengunakan luas
ventilasi 40 cm2.. Dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 6 Grafik Laju Penguapan Air terhadap


variasi luas ventilasi pada alat pengering kopra

Dari gambar. 5 terlihat dengan jelas perbedaan


laju penguapan air pada 3 variasi luas ventilasi
yaitu 40 cm2, 50 cm2, 60 cm2. Laju penguapan Jam ke 0 Jam ke 2
air tertinggi adalah pada luas ventilasi 60 cm 2

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 6


Danu Permana (12 331 0500)
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan efisiensi pengeringan
dapat dilakukan dengan menambahkan atau
memperbesar diameter cerobong agar gas
asap pada tungku tidak terjadi penumpukkan.
2. Untuk penelitian selanjutnya bisa
menambahkan kapasitas karena suhu pada
ventilasi alat pengering tersebut masih tinggi.
Jam ke 4 Jam ke 6 3. Agar alat pengering kopra ini sempurna bisa
mempertebal lagi bahan isolator pada alat
penukar kalor karena suhu pada alat penukar
kalor masih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, Sir., 2006, Pengembangan Dan
Evaluasi Teknik Alat Pengering Kopra Jenis
Jam ke 8 Jam ke 10 Tryer, Jurnal Teknik Mesin Politeknik
Negeri, Padang.
2. Ari Prasetyo, Dhany, 2005, Penelitian
Pengeringan Ubi Kayu dengan Teknologi
Tepat Guna, Skripsi Teknik Mesin UGM.
3. Hamdan., 1957, Mesin-mesin Processing
Deciated coconut, Unand, Padang
4. Sriwijaya, Edwin., 1989, Modifikasi Dan Uji
Performansi Alat Pengering Kopra Dengan
Jam ke 12 Pemanas Tidak Langsung, Skripsi Institut
Pertanian, Bogor.
Gambar.7 Kopra yang dihasilkan selama proses 5. Sulaeman Dan M. Rusyadi, 2013, Analisa
pengeringan dengan menggunakan luas ventilasi Efisiensi Rooftop Solar Copra Dryer Dengan
40 cm2. Susunan Kolektor Secara Seri, Institut
Teknologi Padang
5. PENUTUP
6. Junaidi Bukhari & Maimuzar, 2011,
5.1 Kesimpulan
Pengembangan Dan Evaluasi Teknis Alat
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa dapat
Pengering Kopra Jenis Tray Dryer, Jurusan
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang.
7. Suharyani Amperawati, Purnama Darmadji ,
1. meningkat unjuk kerja alat pengering kopra
Umar Santoso, 2012, Daya Hambat Asap
disebabkan oleh meningkat bahan bakar
Cair Tempurung Kelapa Terhadap
yang diberikan setiap pengujian, karena
Pertumbuhan Jamur Pada Kopra Selama
untuk menaikan temperatur yang ada di
Penjemuran Dan Kualitas Minyak Yang
dalam lemari pengering suplay bahan bakar
Dihasilkan, Universitas Gadjah Mada
yang diberikan harus lebih banyak.
Yogyakarta.
2. Semakin luas ventilasi pada alat pengering
8. Yunita Djamalu, 2016, Analisa Perpindahan
maka kelembaban yang ada didalam lemari
Panas Keadaan Tunak Pada Pengering
akan akan semakin turun, disebabkan uap air
Jagung Tipe Rumah Kaca Variasi Lubang
yang ada didalam lemari pengering akan
Ventilasi Dan Rak Alumunium, Gorontalo.
cepat keluar melalui lubang ventilasi
9. Zainul Muarif, 2013, Pengeringan hasil
tesebut.
Pertanian, Jakarta selatan.
3. Dari hasil penelitian juga mendapatkan,
10. Mac Donald and Lawton , 1977, manajemen
penurunan temperatur disebabkan luas
sumber daya manusia,
ventilasi karena semakin luas ventilasi
New york.
tersebut maka temperatur yang ada didalam
11. Taib, Unarif ,2008. Operasi Pengeringan
lemari akan cepat keluar melalui lubang
Pada Pengolahan Hasil Pertanian.
ventilasi.

Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 7


Danu Permana (12 331 0500)
Jurnal Teknik Mesin-Universitas Islam Riau 2017 Page 8
Danu Permana (12 331 0500)

Anda mungkin juga menyukai