1
Studi Literatur dari NACA dengan kode 4515 jenis
Untwisted Blade. Sudu jenis ini memiliki
Persiapan Pengujian kemudahan dalam proses pembuatan serta
Turbin Angin
biaya yang lebih murah. Prestasi sudu
berpenampang airfoil NACA 4515 ini
Analisa dengan Analisa Secara memiliki gaya angkat yang lebih besar dan
Eksperimen
Program QBlade
gaya hambat yang kecil, dibanding dengan
Analisa Bentuk Sudu
Pengujian Unjuk NACA airfoil 4 angka yang lainnya. Nilai
(Airfoil)
Kerja Turbin Angin
koefisien angkat (Cl) dan koefisien hambat
Analisa Prestasi sudu (Cd) dapat dilihat dari grafik data sheet
(Airfoil)
Pengujian Tanpa Pengujian Dengan NACA foil dan yang dihasilkan oleh
Generator Generator
Simulasi HAWT (Menghitung (Menghitung program QBlade v0.91b_32bit dan grafik
dengan Program putaran pada putaran, Tegangan
QBlade kecepatan angin 5,3 dan Kuat arus pada NACA airfoil report. Simulasi yang
m/s, 6,8 m/s dan kecepatan angin 5,3
8,3 m/s). m/s, 6,8 m/s dan 8,3 dilakukan dengan program QBlade
m/s).
v0.91b_32bit menunjukkan hasilkan dari
sudu berpenampang airfoil 4515 ini
Hasil dan
Pembahasan
memiliki nilai Cl = 1,6 dan nilai untuk
Cd = 0,11.
Kesimpulan
2
Keterangan:
● 4 adalah angka yang menunjukkan harga
maksimum chamber dalam presentase
terhadap chord (4% x panjang chord).
● 5 adalah angka yang menunjukkan
lokasi dari maksimum chamber dalam
persepuluh chord (5% x panjang
chord).
● 15 adalah angka yang menunjukkan
ketebalan maksimum airfoil yaitu (15%
x panjang chord).
Gambar 2.2 : Skema alat penelitian. 2.2 Cara kerja turbin angin
3
9. Kerangka atas. Sumber angin pada penelitian ini
didapat dari dua buah kipas angin (blower)
Adapun alat-alat yang digunakan
dengan ukuran masing-masing memiliki
untuk mendukung penelitian ini ialah
diameter 0,75 m. Posisi turbin angin
sebagai berikut :
diletakkan didepan kipas angin dengan
1. Kipas angin.
jarak 1 m. Kipas angin yang digunakan
2. Anemometer.
memiliki tiga tingkat kecepatan angin,
3. Tachometer.
pengukuran kecepatan angin dilakukan
4. Multimeter (multitester).
dengan menggunakan anemometer digital.
5. Stop watch.
Tiga kecepatan angin rata-rata yang
2.4 Prosedur pengujian didapat pada saat pengujian adalah
5,3 m/s, 6,8 m/s dan 8,3 m/s. Pengujian
Prosedur pengujian dalam
unjuk kerja turbin angin dilakukan pada
pelaksanaan penelitian analisa unjuk kerja
sudut pitch 5° sesuai dengan analisa yang
turbin angin sumbu horisontal tipe
direncanakan pada program QBlade.
propeler mengunakan airfoil NACA 4515
Pengujian dilakukan selama 10 menit
(Untwissted Blade) pada kecepatan angin
setiap satu tingkat kecepatan angin.
rendah ini, ialah sebagai berikut :
1. Persiapan bahan.
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perlu adanya persiapan sebelum
melakukan pengujian agar pada proses Data hasil pengujian turbin angin
pengujian tidak ada kekurangan pada sumbu horisontal tipe propeller
peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan, menggunakan airfoil NACA 4515
diantaranya ialah mempersiapkan bahan (Untwisted blade) pada kecepatan angin
yang akan di uji yaitu memastikan kondisi rendah.
turbin angin yang akan di uji dalam
keadaan siap untuk di uji. Seperti
generator, sudu, hub sudu, bearing, poros, 3.1 Analisis
coupler, dan tower. Serta peralatan
Analisa unjuk kerja turbin angin
pengujian berupa Kipas Angin,
sumbu horisontal tiga sudu tipe propeller
Anemometer, Tachometer, Multimeter,
berbasis airfoil. Dapat dilihat dari beberapa
Stopwatch dan peralatan pendukung
data yang telah diambil, data yang dapat
lainnya.
dijadikan acuan unjuk kerja turbin angin
2. Langkah-langkah pengujian.
adalah kecepatan angin, putaran poros, tip
4
speed ratio, daya turbin, daya yang =1,78
dihasilkan generator dan torsi yang
3. Daya turbin (Ptur).
dihasilkan turbin angin. Pengujian pada
variasi kecepatan angin 5,3 m/s dengan Ptur = 0,5 x ρ x A x v3 x CpBetz (Watt). .......
hasil n = 120 rpm. Kecepatan angin ................................................(3.4).
6,8 m/s didapat n = 150 rpm. dan pada Dimana :
kecepatan angin 8,3 m/s putaran poros
yang dihasilkan 179 rpm. Pengujian A = π x r2 (m2)
terletak pada sudut pitch 5° dapat dilihat = 3,14 x 0,752 m
pada data berikut ini. = 1,76 m2
Maka :
1. Kecepatan relativ angin (Vrel).
Ptur = 0,5 x ρ x A x v3 x CpBetz (Watt).
Vrel = u + v (m /s ). ................... (3.1).
2 2 2 2 2
5
= 7,68 Watt / 95,11 Watt 6,8 m/s dan 8,3 m/s. Dicari dengan rumus
= 0,08 dan cara yang sama hanya perlu
memperhatikan perbedaan nilai kecepatan
5. Mendapatkan gaya angkat (Lift).
angin, kecepatan relative angin dan
Dimana, nilai Cl = 1,6
putaran poros. Hasil dari pengolahan data
Lroot = 0,5 x ρ x Cl x croot x VRel2 (N). ....
tiga tingkat kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8
........................................ (3.8).
m/s, dan 8,3 m/s pada pengujian turbin
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 1,6 x 0,1 m x
angin dapat dilihat pada pembahasan
10,812 m/s.
dibawah ini.
= 11,45 N.
3.2 Pembahasan
Ltip = 0,5 x ρ x Cl x ctip x VRel2 (N). .....
......................................... (3.9). Dari perhitungan diatas kita dapat
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 1,6 x 0,03 m lihat nilai kecepatan relativ angin, tip
x 10,812 m/s. speed ratio, daya turbin, daya generator,
= 3,44 N. torsi, gaya angkat, dan gaya hambat yang
didapat pada kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8
6. Mendapatkan gaya hambat (Drag).
m/s dan 8,3 m/s meningkat. Namun nilai
Dimana, nilai Cd = 0,11
pada tip speed ratio menurun seiring
Droot = 0,5 x ρ x Cd x croot x VRel2 (N).......
bertambahnya kecepatan angin yang
....................................... (3.10).
menerpa sudu. Untuk lebih jelasnya
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 0,11 x 0,1 m
penurunan dan kenaikan data yang didapat
x 10,812 m/s.
pada saat pengujian unjuk kerja turbin
= 0,79 N.
angin dapat dilihat pada grafik-grafik
Dtip = 0,5 x ρ x Cd x ctip x VRel2 (N). .... diagram berikut.
....................................... (3.11).
200 179 rpm
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 0,11 x 0.03 m
Putaran (rpm)
pengolahan data pada tingkat kecepatan Gambar 3.1 : Grafik hubungan kecepatan
angin berikutnya yaitu kecepatan angin angin terhadap putaran poros.
6
Terlihat jelas pada gambar 3.1 6,8 m/s putaran 150 rpm daya listrik yang
bahwa variasi kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8 dihasilkan sebesar 28,8 W. Pada kecepatan
m/s dan 8,3 m/s, pada kecepatan angin 5,3 8,3 m/s putaran rotor turbin sebesar 179
m/s mendapatkan putaran rotor sebesar rpm turbin angin menghasilkan daya listrik
120 rpm, pada kecepatan 6,8 m/s mendapat sebesar 33,92 W.
putara 150 rpm dan pada kecepatan angin
200
8,3 m/s menghasilkan putaran 179 rpm. 179 rpm
180
160
Putaran (rpm)
Ketika angin yang menerpa sudu semakin 150 rpm
140
120 rpm
kencang maka putaran yang dihasilkan 120
100
oleh sudu turbin juga meningkat pada 80
19,47 N.m
60 5,3 m/s.
kecepatan yang lebih tinggi.
40 6,8 m/s.
20 12,79 N.m7,57 N.m 8,3 m/s.
200 0
179 rpm
Putaran (rpm)
1 2 3
150 150 rpm
120 rpm Torsi (N.m)
100
5,3 m/s
Gambar 3.3 : Grafik hubungan daya
50 33,92 W 6,8 m/s generator terhadap torsi.
28,8 W
7,68 W 8,3 m/s.
0
1 2 3 Terlihat jelas pada gambar 3.3
Daya (Watt)
diatas bahwa pada kecepatan angin 5,3 m/s
Gambar 3.2 : Grafik hubungan putaran
daya listrik yang dihasilkan sebesar 7,68
poros terhadap daya generator.
W mendapatkan torsi 7,57 N.m. Pada
Dari grafik diagram pada gambar kecepatan angin 6,8 m/s daya sebesar 28,8
3.2 terlihat jelas bahwa hubungan putaran W dan torsi yang dihasilkan sebesar 12,79
poros dan daya pada tingkat variasi tingkat N.m. Pada kecepatan angin 8,3 m/s daya
kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8 m/s, dan 8,3 yang didapat senilai 33,92 W turbin angin
m/s. Dari grafik tersebut dapat dilihat menghasilkan torsi sebesar 19,47 N.m. Hal
bahwa daya listrik meningkat seiring ini dikarenakan oleh variasi kecepatan
meningkatnya kecepatan angin. Hal ini angin sehingga torsi yang dihasilkan turbin
disebebkan meningkatnya kecepatan angin angin yang berbeda besarnya, dan daya
menyebabkan putaran poros meningkat listrik yang dihasilkan juga berbeda. Jadi
daya yang dihasilkan juga meningkat. dapat disimpulkan nilai torsi dan daya
Terlihat jelas pada kecepatan angin 5,3 m/s listrik meningkat pada kecepatan angin
putaran sebesar 120 rpm menghasilkan yang lebih tinggi.
daya listrik 7,68 W. Pada kecepatan angin
7
2
Tip speed ratio (λ) 1,78 dan rotor turbin angin berputar semakin
1.8 1,73
1.6 kencang. Hal ini menyebabkan nilai
1,7
1.4 koefisien daya menurun karena rotor yang
1.2
1 berputar terlalu cepat bersifat seperti
0.8
piringan pejal sehingga udara yang
0.6 5,3 m/s
0.4 0,14 6,8 m/s melewati rotor diblok secara sempurna
0.2 0,09
0,08 8,3 m/s. (Kishore, 2013). Jadi dapat disimpulkan
0
1 Koefisien daya
2 (Cp) 3 bahwa nilai koefisien daya maksimal tidak
Gambar 3.4 : Grafik hubungan koefisien bergantung pada besarnya nilai tip speed
daya dan tip speed ratio. ratio dan kecepatan angin.
sudu (N)
20
tiga tingkat kecepatan angin, dan nilai tip 18,4 N
15
speed ratio mengalami penurunan saat 11,45 N
10
5,3 m/s
kecepatan angin meningkat. Pada 5
1,8 N
6,8 m/s
1,25 N
0,79 N 8,3 m/s.
kecepatan angin 5,3 m/s koefisien daya 0
1 2 3
0,08 nilai tip speed ratio sebesar 1,78. Gaya hambat pangkal sudu (N)
Pada kecepatan angin 6,8 m/s koefisien Gambar 3.5 : Grafik hubungan lift dan
daya meningkat menjadi 0,14 dan nilai tip drag pada root.
speed ratio sebesar 1,73. Pada kecepatan
angin 8,3 m/s koefisien daya mengalami Terlihat jelas pada gambar 3.5
penurunan menjadi 0,09 dan nilai tip speed diatas bahwa nilai gaya angkat serta gaya
ratio sebesar 1,7. Pada kondisi awal hambat pada pangkal sudu mengalami
mencapai titik maksimalnya koefisien daya semakin tinggi. Pada kecepatan angin 5,3
menurun seiring menurunnya tip speed m/s nilai gaya angkat pada pangkal sudu
ratio. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada sebesar 11,45 N, gaya hambatnya 0,79 N.
kecepatan angin rendah tip speed ratio Pada kecepatan angin 6,8 m/s
tinggi maka rotor turbin angin berputar menghasilkan nilai gaya angkat pada
pelan karena tidak banyak angin yang pangkal sudu sebesar 18,4 N dan
tertangkap oleh rotor turbin. Disisi lain menghasilkan gaya hambat 1,25 N. Pada
ketika kecepatan angin semakin tinggi kecepatan angin 8,3 m/s mendapatkan nilai
maka nilai tip speed ratio semakin kecil gaya angkat sebesar 26,12 N dan gaya
8
hambat sebesar 1,8 N pada pangkal sudu.
G a y a a ng ka t ujung sudu (N ) IV. PENUTUP
Berikut pada ujung sudu.
4.1 Kesimpulan
9
3. Dari pengujian turbin angin tiga sudu serta analisa turbin angin horisontal
berpenampang airfoil pada kecepatan ataupun turbin angin vertikal yang ada
angin 8,3 m/s unjuk kerja turbin angin pada program Software QBlade
mendapatkan hasil yaitu : n = 179 rpm. v0.91b_32bit ini.
Ptur = 365,27 Watt. ηtur = 0,5926.
DAFTAR NOTASI
Pgen = 33,92 Watt. Cpgen = 0,09. λ = 1,7.
Ptur = Daya turbin (Watt).
T = 19,47 N.m. Lroot = 26,12 N. ηtur = Efisiensi turbin.
Ltip = 7,84 N. Droot = 1,8 N. Pgen = Daya generator (Watt).
Dtip = 0,54 N. Dengan daya yang Cpgen = Koefisien daya generator.
dihasilkan tersebut turbin angin mampu CpBetz = Koefisien daya Betz.
menyalakan lampu LED ROHS sebagai V = Tegangan (volt).
beban, lampu nyala terang. I = Kuat arus (Ampere).
ρ = Densitas udara bergerak (kg/m3).
4.2 Saran.
A = Luas rotor (m2).
Adapun saran yang diberikan untuk T = Torsi (N.m)
pengembangan dalam hal penelitian turbin Vrel = Kecepatan relative (m/s).
angin sumbu horisontal berpenampang u = Kecepatan putar sudu (m/s).
airfoil NACA 4515 ini adalah: ω =Kecepatan sudut (rad/s).
1. Untuk penelitian yang akan datang λ = Tip speed ratio.
diharapkan adanya analisa pengaruh n = Putaran (rpm)
penggunaan gearbox terhadap unjuk D = Diameter sudu (m).
kerja turbin angin. Untuk meningkatkan r = Jari-jari sudu (m).
daya yang dihasilkan oleh turbin angin. v = Kecepatan angin (m/s).
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Lift = Gaya angkat (N).
tambahan analisa untuk perbandingan Drag = Gaya hambat (N).
beberapa titik sudut pitch. Agar dapat root = Pangkal sudu (m).
diketahui pada titik sudut pitch berapa tip = Ujung sudu (m).
yang lebih baik untuk unjuk kerja
DAFTAR PUSTAKA
turbin berbasis NACA 4515 ini.
3. Memahami dasar ilmu mekanika fluida, 1. Nelson, Vaughn. 2009. Wind Energy :
konversi energi, perpindahan panas, Renewable Energy And The
ilmu bahan dan ilmu konstruksi. Agar Ennvironment, Boca Ranton : Taylor
mudah dalam melakukan perancangan and Francis Group, LLC.
10
2. Pudjanarsa, Astu. dan Djati Nursuhud. Prasetya. 2007. Kincir Angin Sumbu
2006. Mesin Konversi Energi. Horizontal Bersudu Banyak. Jurusan
Yogyakarta : Andi Offset. Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
3. Muhammad Fariedl Faqihuddin. 2014. Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Karakteristik Model Turbin Angin Yogyakarta.
Untwisted Blade Dengan 9. Gundtoft, Soren. 2009. Wind Turbines
Menggunakan Tipe Airfoil NREL Second Edition. University College of
S833 Pada Kecepatan Angin Rendah. Aarhus.
Jurusan Teknik Mesin, Universitas 10. Kementrian Energi dan Sumber
Sebelas Maret, Surakarta. Mekanika Daya manusia.
Vol 12 no 02 Maret 2014. 11. Kishore, R. A., Coudron, T., and Priya,
4. Ingram, Grant. 2011. Wind Turbine S., 2013. Small Scale Wind Energy
Blade Analysis Using The Blade Portable Turbine (SWEPT). Journal
Element Momentum Method, of Wind Engineering and Industrial
Version 1,1. http : Aerodynamics, Vol. 116, pp21-23.
//creativecommons.org / licenses / by-sa 12. NASA, Joseph rand.
/ 3.0 / 13. NACA Report 460 Data Sheet.
5. Thoriq Mustaqim. 2016. Studi 14. www.wikipedia.org/HAWT.
Eksperimen Pengaruh Jumlah Sudu 15. Geogle search pictures.
Terhadap Kerja Turbin Angin 16. Rapidshared.com
Horisontal Berbasis NACA 4415. 17.http://defiaryanto.files.wordpress.com/
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, 2013/10/desain-turbin-angin-
Universitas Muhammadiyah Surakarta. horizontal.pdf.
6. Maret Enggar Prasetya. 2015. Studi 18. Autocad mechanical, Yoko Sulistio.
Kinerja Turbin Angin Horizontal 19. Wind Turbine, Eric Hau.
NACA 4412 Dengan Modifikasi Sudu 20. Jurnal teknologi Dirgantara, LAPAN.
Tipe Flat Pada Variasi Sudut 21.http://insinyurkecil.blogspot.co.id/
Kemiringan 0°, 10°, 15°. Jurusan 2011/02/kincir-angin-untuk-
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, pembangkit-listrik.html.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Program. QBlade V0.91b_32bit, Copy
left (Free Download). Berlin, Jerman.
8. Markus Nanda Andika, Y.Teguh
Triharyanto, Ricky Oktavianus
11