Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi


kehidupan makhluk hidup dimuka bumi.
Teknologi turbin angin
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia
berkembang pesat di dunia pada saat ini,
memiliki target yang ingin dicapai pada
terutama negara-negara maju di Eropa
tahun 2025, melalui peraturan presiden
seperti Jerman, Belanda, Denmark dan
5/2006 untuk menekan turun penggunaan
Rusia. Indonesia juga memiliki potensi
bahan bakar fosil Minyak Bumi menjadi
dalam pengembangan turbin angin ini
20%, dan meningkatkan penggunaan
khususnya di wilayah Timur Indonesia dan
energi baru Batu Bara menjadi 33%, Gas
Barat Indonesia, di daerah-daerah pesisir
Alam menjadi 30%, serta energi
laut Riau dan Riau kepulauan. Indonesia
terbarukan menjadi 17%. (Sumber :
merupakan negara tropis yang memiliki
Kemetrian ESDM). Dengan alasan
potensi angin yang banyak, namun sampai
tersebut maka penelitian, pengembangan
saat ini pemanfaatan energi angin di
dan implementasi energi baru dan
Indonesia masih sangat kurang
terbarukan yang ramah lingkungan perlu
dikembangkan hal ini dikarenakan
mendapatkan perhatian serius dari
mahalnya biaya pembuatan turbin angin.
berbagai kalangan.
Sebagian besar energi yang
Pada penelitian ini penulis
digunakan di Indonesia berasal dari energi
menganalisa secara numerikal dan
fosil yang berbentuk minyak bumi.
eksperimental unjuk kerja turbin angin
Dimana pada tahun 2011 lalu penggunaan
sumbu horizontal tipe propeller
bahan bakar fosil Minyak Bumi mencapai
menggunakan aerofoil NACA 4515
46,77%, energi baru Batu Bara 23,91%,
(Untwisted Blade) pada kecepatan angin
Gas Alam 24,29% dan energi terbarukan
rendah.
hanya 5,03%. Ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil setidaknya memiliki 3
II. METODLOGI PENELITIAN
(tiga) ancaman serius, yakni menipisnya
cadangan minyak bumi, kenaikan atau Dalam penelitian ini penulis
ketidakstabilan harga bahan bakar fosil menggunakan metode penelitian numerikal
karena lebih besar permintaan dari pada dan eksperimental (Experimental
hasil produksi bahan bakar fosil. Global research). Penelitian ini dibagi menjadi
Warming (Pemanasan global) yang beberapa tahapan, seperti yang terlihat
ditimbulkan akibat pembakaran bahan pada gambar 2.1 dibawah ini.
bakar fosil yaitu karbon dioksida (CO2).

1
Studi Literatur dari NACA dengan kode 4515 jenis
Untwisted Blade. Sudu jenis ini memiliki
Persiapan Pengujian kemudahan dalam proses pembuatan serta
Turbin Angin
biaya yang lebih murah. Prestasi sudu
berpenampang airfoil NACA 4515 ini
Analisa dengan Analisa Secara memiliki gaya angkat yang lebih besar dan
Eksperimen
Program QBlade
gaya hambat yang kecil, dibanding dengan
Analisa Bentuk Sudu
Pengujian Unjuk NACA airfoil 4 angka yang lainnya. Nilai
(Airfoil)
Kerja Turbin Angin
koefisien angkat (Cl) dan koefisien hambat
Analisa Prestasi sudu (Cd) dapat dilihat dari grafik data sheet
(Airfoil)
Pengujian Tanpa Pengujian Dengan NACA foil dan yang dihasilkan oleh
Generator Generator
Simulasi HAWT (Menghitung (Menghitung program QBlade v0.91b_32bit dan grafik
dengan Program putaran pada putaran, Tegangan
QBlade kecepatan angin 5,3 dan Kuat arus pada NACA airfoil report. Simulasi yang
m/s, 6,8 m/s dan kecepatan angin 5,3
8,3 m/s). m/s, 6,8 m/s dan 8,3 dilakukan dengan program QBlade
m/s).
v0.91b_32bit menunjukkan hasilkan dari
sudu berpenampang airfoil 4515 ini
Hasil dan
Pembahasan
memiliki nilai Cl = 1,6 dan nilai untuk
Cd = 0,11.
Kesimpulan

2.1 Instalasi penelitian


Gambar 2.1 : Diagram alir penelitian.
Skema alat pengujian analisa unjuk
Sebelumnya analisa unjuk kerja
kerja turbin angin sumbu horizontal tipe
turbin angin sumbu horizontal telah
propeller menggunakan aerofoil NACA
banyak dilakukan, baik menggunakan
4515 (Untwisted blade) pada kecepatan
profil airfoil, profil lengkung dan flat atau
angin rendah. Dapat dilihat pada gambar
datar sebagai sudu turbin serta variasinya.
2.2 dibawah ini.
Penggunaan software dalam perancangan
sudu dan analisa turbin angin juga sering
digunakan, program QBlade, XLFR5,
ANSYS dan Foilslim adalah program yang
sering digunakan dalam perancangan serta
analisa karakteristik profil airfoil.
Analisa bentuk sudu dalam
penelitian ini penulis memilih profil airfoil

2
Keterangan:
● 4 adalah angka yang menunjukkan harga
maksimum chamber dalam presentase
terhadap chord (4% x panjang chord).
● 5 adalah angka yang menunjukkan
lokasi dari maksimum chamber dalam
persepuluh chord (5% x panjang
chord).
● 15 adalah angka yang menunjukkan
ketebalan maksimum airfoil yaitu (15%
x panjang chord).

Gambar 2.2 : Skema alat penelitian. 2.2 Cara kerja turbin angin

Rotor turbin angin memiliki Turbin angin bekerja dengan cara


diameter 1,5 meter. Sudu turbin angin mengubah energi kinetik angin menjadi
terbuat dari bahan material komposit energi mekanik rotor, dimana energi
fiberglass dan menggunakan profil airfoil penggeraknya berasal dari angin. Energi
NACA 4515. Tipe airfoil tersebut gerak selanjutnya diteruskan berupa sudu-
merupakan airfoil yang direkomendasikan sudu turbin angin yang kemudian
oleh National Advisory Commite for diteruskan ke poros generator sebagai
Aeronautis untuk turbin angin pada penghasil listrik.
kecepatan angin rendah.
2.3 Bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan


dalam penelitian analisa unjuk kerja turbin
angin ini, ialah sebagai berikut :
1. Sudu.
Gambar 2.3 : Dasar bentuk dan Bagian-
2. Hub sudu dan hidung.
bagian airfoil.
3. Generator.
4. Poros dan coupler.
5. Bantalan (Bearing).
6. Tiang (Tower).
7. Sistem geleng (Yaw mechanism).
Gambar 2.4 : Profil airfoil NACA 4515.
8. Ekor (Tail)

3
9. Kerangka atas. Sumber angin pada penelitian ini
didapat dari dua buah kipas angin (blower)
Adapun alat-alat yang digunakan
dengan ukuran masing-masing memiliki
untuk mendukung penelitian ini ialah
diameter 0,75 m. Posisi turbin angin
sebagai berikut :
diletakkan didepan kipas angin dengan
1. Kipas angin.
jarak 1 m. Kipas angin yang digunakan
2. Anemometer.
memiliki tiga tingkat kecepatan angin,
3. Tachometer.
pengukuran kecepatan angin dilakukan
4. Multimeter (multitester).
dengan menggunakan anemometer digital.
5. Stop watch.
Tiga kecepatan angin rata-rata yang
2.4 Prosedur pengujian didapat pada saat pengujian adalah
5,3 m/s, 6,8 m/s dan 8,3 m/s. Pengujian
Prosedur pengujian dalam
unjuk kerja turbin angin dilakukan pada
pelaksanaan penelitian analisa unjuk kerja
sudut pitch 5° sesuai dengan analisa yang
turbin angin sumbu horisontal tipe
direncanakan pada program QBlade.
propeler mengunakan airfoil NACA 4515
Pengujian dilakukan selama 10 menit
(Untwissted Blade) pada kecepatan angin
setiap satu tingkat kecepatan angin.
rendah ini, ialah sebagai berikut :
1. Persiapan bahan.
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perlu adanya persiapan sebelum
melakukan pengujian agar pada proses Data hasil pengujian turbin angin
pengujian tidak ada kekurangan pada sumbu horisontal tipe propeller
peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan, menggunakan airfoil NACA 4515
diantaranya ialah mempersiapkan bahan (Untwisted blade) pada kecepatan angin
yang akan di uji yaitu memastikan kondisi rendah.
turbin angin yang akan di uji dalam
keadaan siap untuk di uji. Seperti
generator, sudu, hub sudu, bearing, poros, 3.1 Analisis
coupler, dan tower. Serta peralatan
Analisa unjuk kerja turbin angin
pengujian berupa Kipas Angin,
sumbu horisontal tiga sudu tipe propeller
Anemometer, Tachometer, Multimeter,
berbasis airfoil. Dapat dilihat dari beberapa
Stopwatch dan peralatan pendukung
data yang telah diambil, data yang dapat
lainnya.
dijadikan acuan unjuk kerja turbin angin
2. Langkah-langkah pengujian.
adalah kecepatan angin, putaran poros, tip

4
speed ratio, daya turbin, daya yang =1,78
dihasilkan generator dan torsi yang
3. Daya turbin (Ptur).
dihasilkan turbin angin. Pengujian pada
variasi kecepatan angin 5,3 m/s dengan Ptur = 0,5 x ρ x A x v3 x CpBetz (Watt). .......
hasil n = 120 rpm. Kecepatan angin ................................................(3.4).
6,8 m/s didapat n = 150 rpm. dan pada Dimana :
kecepatan angin 8,3 m/s putaran poros
yang dihasilkan 179 rpm. Pengujian A = π x r2 (m2)
terletak pada sudut pitch 5° dapat dilihat = 3,14 x 0,752 m
pada data berikut ini. = 1,76 m2
Maka :
1. Kecepatan relativ angin (Vrel).
Ptur = 0,5 x ρ x A x v3 x CpBetz (Watt).
Vrel = u + v (m /s ). ................... (3.1).
2 2 2 2 2

= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 1,76 m2 x


Vrel = √V rel
2
(m/s). ............ (3.2).
5,33 m/s x [16/27]
Dimana :
= 95, 11 Watt.
u = ω x r (m/s)
ω = 2π x [n/60] (rad/s) 4. Efisiensi turbin angin (ηtur).
= 2 x 3,14 x [120/60] ηtur = Ptur / Pangin.
= 12,56 rad/s. = 95,11 W / 160,49 W
= 0,5926
u = ω x r (m/s)
= 12,56 rad/s x 0,75 m = 9,42 m/s 4. Mendapatkan torsi (T).
Maka :
T = Ptur / ω (N.m) .............. (3.5).
Vrel 2 = u2 + v2 (m/s).
Dimana :
= 9,422 m/s + 5,32 m/s
T = Ptur / ω (N.m)
= 116,83 m/s
= 95,11 Watt / 12,56 rad/s
Vrel = √Vrel2
= 7,57 N.
= √116,83 m/s
= 10,81 m/s. 5. Mendapatkan daya generator (Pgen).
Pgen = V x I (Watt). ............ (3.6).
2. Mendapatkan tip speed ratio (λ).
= 1,2 Volt x 6,4 Ampere
Dn = 7,68 Watt.
λ= .............................. (3.3).
60 v
3,14 x 1,5 m x 120rpm 6. Koefisien daya (Cp).
λ=
60 x 5,3 m/s Cpgen = Pgen/ Ptur. ........... (3.7).

5
= 7,68 Watt / 95,11 Watt 6,8 m/s dan 8,3 m/s. Dicari dengan rumus
= 0,08 dan cara yang sama hanya perlu
memperhatikan perbedaan nilai kecepatan
5. Mendapatkan gaya angkat (Lift).
angin, kecepatan relative angin dan
Dimana, nilai Cl = 1,6
putaran poros. Hasil dari pengolahan data
Lroot = 0,5 x ρ x Cl x croot x VRel2 (N). ....
tiga tingkat kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8
........................................ (3.8).
m/s, dan 8,3 m/s pada pengujian turbin
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 1,6 x 0,1 m x
angin dapat dilihat pada pembahasan
10,812 m/s.
dibawah ini.
= 11,45 N.
3.2 Pembahasan
Ltip = 0,5 x ρ x Cl x ctip x VRel2 (N). .....
......................................... (3.9). Dari perhitungan diatas kita dapat
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 1,6 x 0,03 m lihat nilai kecepatan relativ angin, tip
x 10,812 m/s. speed ratio, daya turbin, daya generator,
= 3,44 N. torsi, gaya angkat, dan gaya hambat yang
didapat pada kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8
6. Mendapatkan gaya hambat (Drag).
m/s dan 8,3 m/s meningkat. Namun nilai
Dimana, nilai Cd = 0,11
pada tip speed ratio menurun seiring
Droot = 0,5 x ρ x Cd x croot x VRel2 (N).......
bertambahnya kecepatan angin yang
....................................... (3.10).
menerpa sudu. Untuk lebih jelasnya
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 0,11 x 0,1 m
penurunan dan kenaikan data yang didapat
x 10,812 m/s.
pada saat pengujian unjuk kerja turbin
= 0,79 N.
angin dapat dilihat pada grafik-grafik
Dtip = 0,5 x ρ x Cd x ctip x VRel2 (N). .... diagram berikut.
....................................... (3.11).
200 179 rpm
= 0,5 x 1,225 kg/m3 x 0,11 x 0.03 m
Putaran (rpm)

150 150 rpm


x 10,812 m/s. 120 rpm
100
= 0,24 N.
5,3 m/s
50 8,3 m/s 6,8 m/s
Dari pengolahan data hasil 6,8 m/s 8,3 m/s.
0 5,3 m/s
pengujian turbin angin tiga sudu berbasis 1 2 3
airfoil NACA 4515 diatas, disimpulkan Kecepatan angin (m/s)

pengolahan data pada tingkat kecepatan Gambar 3.1 : Grafik hubungan kecepatan
angin berikutnya yaitu kecepatan angin angin terhadap putaran poros.

6
Terlihat jelas pada gambar 3.1 6,8 m/s putaran 150 rpm daya listrik yang
bahwa variasi kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8 dihasilkan sebesar 28,8 W. Pada kecepatan
m/s dan 8,3 m/s, pada kecepatan angin 5,3 8,3 m/s putaran rotor turbin sebesar 179
m/s mendapatkan putaran rotor sebesar rpm turbin angin menghasilkan daya listrik
120 rpm, pada kecepatan 6,8 m/s mendapat sebesar 33,92 W.
putara 150 rpm dan pada kecepatan angin
200
8,3 m/s menghasilkan putaran 179 rpm. 179 rpm
180
160

Putaran (rpm)
Ketika angin yang menerpa sudu semakin 150 rpm
140
120 rpm
kencang maka putaran yang dihasilkan 120
100
oleh sudu turbin juga meningkat pada 80
19,47 N.m
60 5,3 m/s.
kecepatan yang lebih tinggi.
40 6,8 m/s.
20 12,79 N.m7,57 N.m 8,3 m/s.
200 0
179 rpm
Putaran (rpm)

1 2 3
150 150 rpm
120 rpm Torsi (N.m)
100
5,3 m/s
Gambar 3.3 : Grafik hubungan daya
50 33,92 W 6,8 m/s generator terhadap torsi.
28,8 W
7,68 W 8,3 m/s.
0
1 2 3 Terlihat jelas pada gambar 3.3
Daya (Watt)
diatas bahwa pada kecepatan angin 5,3 m/s
Gambar 3.2 : Grafik hubungan putaran
daya listrik yang dihasilkan sebesar 7,68
poros terhadap daya generator.
W mendapatkan torsi 7,57 N.m. Pada
Dari grafik diagram pada gambar kecepatan angin 6,8 m/s daya sebesar 28,8
3.2 terlihat jelas bahwa hubungan putaran W dan torsi yang dihasilkan sebesar 12,79
poros dan daya pada tingkat variasi tingkat N.m. Pada kecepatan angin 8,3 m/s daya
kecepatan angin 5,3 m/s, 6,8 m/s, dan 8,3 yang didapat senilai 33,92 W turbin angin
m/s. Dari grafik tersebut dapat dilihat menghasilkan torsi sebesar 19,47 N.m. Hal
bahwa daya listrik meningkat seiring ini dikarenakan oleh variasi kecepatan
meningkatnya kecepatan angin. Hal ini angin sehingga torsi yang dihasilkan turbin
disebebkan meningkatnya kecepatan angin angin yang berbeda besarnya, dan daya
menyebabkan putaran poros meningkat listrik yang dihasilkan juga berbeda. Jadi
daya yang dihasilkan juga meningkat. dapat disimpulkan nilai torsi dan daya
Terlihat jelas pada kecepatan angin 5,3 m/s listrik meningkat pada kecepatan angin
putaran sebesar 120 rpm menghasilkan yang lebih tinggi.
daya listrik 7,68 W. Pada kecepatan angin

7
2
Tip speed ratio (λ) 1,78 dan rotor turbin angin berputar semakin
1.8 1,73
1.6 kencang. Hal ini menyebabkan nilai
1,7
1.4 koefisien daya menurun karena rotor yang
1.2
1 berputar terlalu cepat bersifat seperti
0.8
piringan pejal sehingga udara yang
0.6 5,3 m/s
0.4 0,14 6,8 m/s melewati rotor diblok secara sempurna
0.2 0,09
0,08 8,3 m/s. (Kishore, 2013). Jadi dapat disimpulkan
0
1 Koefisien daya
2 (Cp) 3 bahwa nilai koefisien daya maksimal tidak
Gambar 3.4 : Grafik hubungan koefisien bergantung pada besarnya nilai tip speed
daya dan tip speed ratio. ratio dan kecepatan angin.

Terlihat jelas pada gambar 3.4 30

Gaya angkat pangkal


26,12 N
diatas bahwa koefisien daya berubah pada 25

sudu (N)
20
tiga tingkat kecepatan angin, dan nilai tip 18,4 N
15
speed ratio mengalami penurunan saat 11,45 N
10
5,3 m/s
kecepatan angin meningkat. Pada 5
1,8 N
6,8 m/s
1,25 N
0,79 N 8,3 m/s.
kecepatan angin 5,3 m/s koefisien daya 0
1 2 3
0,08 nilai tip speed ratio sebesar 1,78. Gaya hambat pangkal sudu (N)
Pada kecepatan angin 6,8 m/s koefisien Gambar 3.5 : Grafik hubungan lift dan
daya meningkat menjadi 0,14 dan nilai tip drag pada root.
speed ratio sebesar 1,73. Pada kecepatan
angin 8,3 m/s koefisien daya mengalami Terlihat jelas pada gambar 3.5

penurunan menjadi 0,09 dan nilai tip speed diatas bahwa nilai gaya angkat serta gaya

ratio sebesar 1,7. Pada kondisi awal hambat pada pangkal sudu mengalami

koefisien daya meningkat setelah kenaikan pada saat kecepatan angin

mencapai titik maksimalnya koefisien daya semakin tinggi. Pada kecepatan angin 5,3

menurun seiring menurunnya tip speed m/s nilai gaya angkat pada pangkal sudu

ratio. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada sebesar 11,45 N, gaya hambatnya 0,79 N.

kecepatan angin rendah tip speed ratio Pada kecepatan angin 6,8 m/s

tinggi maka rotor turbin angin berputar menghasilkan nilai gaya angkat pada

pelan karena tidak banyak angin yang pangkal sudu sebesar 18,4 N dan

tertangkap oleh rotor turbin. Disisi lain menghasilkan gaya hambat 1,25 N. Pada

ketika kecepatan angin semakin tinggi kecepatan angin 8,3 m/s mendapatkan nilai

maka nilai tip speed ratio semakin kecil gaya angkat sebesar 26,12 N dan gaya

8
hambat sebesar 1,8 N pada pangkal sudu.
G a y a a ng ka t ujung sudu (N ) IV. PENUTUP
Berikut pada ujung sudu.
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian unjuk kerja


9
7,84 N
8 turbin angin sumbu horisontal tipe
7
6 5,44 N propeller menggunakan airfoil NACA
5
4
3,44 N
4515 (Untwisted Blade) dengan sudut
3
2 0,54 N
5,3 m/s pitch 5° pada kecepatan angin rendah.
6,8 m/s
1 0,374 N
0 0,24 N 8,3 m/s. Sehingga dapat disimpulkan sebagai
1 2 3
Gaya hambat ujung sudu (N) berikut :
Gambar 3.6 : Grafik hubungan lift dan 1. Dari pengujian turbin angin tiga sudu
drag pada tip. berpenampang airfoil pada kecepatan
angin 5,3 m/s unjuk kerja turbin angin
Terlihat jelas pada gambar 4.11
mendapatkan hasil yaitu : n = 120 rpm.
diatas bahwa nilai gaya angkat serta gaya
Ptur = 95,11 Watt. ηtur = 0,5926.
hambat pada ujung sudu mengalami
Pgen = 7,68 Watt. Cpgen = 0,08. λ = 1,78.
kenaikan pada saat kecepatan angin
T = 7,57 N.m. Lroot = 11,45 N.
semakin tinggi. Pada kecepatan angin 5,3
Ltip =3,44 N. Droot = 0,79 N.
m/s nilai gaya angkat pada ujung sudu
Dtip = 0,24 N. Dengan daya yang
sebesar 3,44 N, gaya hambatnya 0,24 N.
dihasilkan tersebut turbin angin belum
Pada kecepatan angin 6,8 m/s
mampu menyalakan lampu LED ROHS
menghasilkan nilai gaya angkat pada
sebagai beban.
pangkal sudu sebesar 5,44 N dan
2. Dari pengujian turbin angin tiga sudu
menghasilkan gaya hambat 0,374 N. Pada
berpenampang airfoil pada kecepatan
kecepatan angin 8,3 m/s mendapatkan nilai
angin 6,8 m/s unjuk kerja turbin angin
gaya angkat sebesar 7,84 N dan gaya
mendapatkan hasil yaitu : n = 150 rpm.
hambat sebesar 0,54 N pada ujung sudu.
Ptur = 200,87 Watt. ηtur = 0,5926.
Hal ini dikarenakan oleh kecepatan angin
Pgen = 28,8 Watt. Cpgen = 0,14. λ = 1,73.
yang meningkat maka gaya angkat dan
T = 12,79 N.m. Lroot = 18,4 N.
gaya hambat yang dihasilkan sudu juga
Ltip = 5,44 N. Droot = 1,25 N.
meningkat. Jadi dapat disimpulkan nilai
Dtip = 0,374 N. Dengan daya yang
gaya angkat dan gaya hambat dipengaruhi
dihasilkan tersebut turbin angin sudah
oleh kecepatan angin yang menerpa sudu
mampu menyalakan lampu LED ROHS
turbin.
sebagai beban, nyala lampu redup.

9
3. Dari pengujian turbin angin tiga sudu serta analisa turbin angin horisontal
berpenampang airfoil pada kecepatan ataupun turbin angin vertikal yang ada
angin 8,3 m/s unjuk kerja turbin angin pada program Software QBlade
mendapatkan hasil yaitu : n = 179 rpm. v0.91b_32bit ini.
Ptur = 365,27 Watt. ηtur = 0,5926.
DAFTAR NOTASI
Pgen = 33,92 Watt. Cpgen = 0,09. λ = 1,7.
Ptur = Daya turbin (Watt).
T = 19,47 N.m. Lroot = 26,12 N. ηtur = Efisiensi turbin.
Ltip = 7,84 N. Droot = 1,8 N. Pgen = Daya generator (Watt).
Dtip = 0,54 N. Dengan daya yang Cpgen = Koefisien daya generator.
dihasilkan tersebut turbin angin mampu CpBetz = Koefisien daya Betz.
menyalakan lampu LED ROHS sebagai V = Tegangan (volt).
beban, lampu nyala terang. I = Kuat arus (Ampere).
ρ = Densitas udara bergerak (kg/m3).
4.2 Saran.
A = Luas rotor (m2).
Adapun saran yang diberikan untuk T = Torsi (N.m)
pengembangan dalam hal penelitian turbin Vrel = Kecepatan relative (m/s).
angin sumbu horisontal berpenampang u = Kecepatan putar sudu (m/s).
airfoil NACA 4515 ini adalah: ω =Kecepatan sudut (rad/s).
1. Untuk penelitian yang akan datang λ = Tip speed ratio.
diharapkan adanya analisa pengaruh n = Putaran (rpm)
penggunaan gearbox terhadap unjuk D = Diameter sudu (m).
kerja turbin angin. Untuk meningkatkan r = Jari-jari sudu (m).
daya yang dihasilkan oleh turbin angin. v = Kecepatan angin (m/s).
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Lift = Gaya angkat (N).
tambahan analisa untuk perbandingan Drag = Gaya hambat (N).
beberapa titik sudut pitch. Agar dapat root = Pangkal sudu (m).
diketahui pada titik sudut pitch berapa tip = Ujung sudu (m).
yang lebih baik untuk unjuk kerja
DAFTAR PUSTAKA
turbin berbasis NACA 4515 ini.
3. Memahami dasar ilmu mekanika fluida, 1. Nelson, Vaughn. 2009. Wind Energy :
konversi energi, perpindahan panas, Renewable Energy And The
ilmu bahan dan ilmu konstruksi. Agar Ennvironment, Boca Ranton : Taylor
mudah dalam melakukan perancangan and Francis Group, LLC.

10
2. Pudjanarsa, Astu. dan Djati Nursuhud. Prasetya. 2007. Kincir Angin Sumbu
2006. Mesin Konversi Energi. Horizontal Bersudu Banyak. Jurusan
Yogyakarta : Andi Offset. Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
3. Muhammad Fariedl Faqihuddin. 2014. Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Karakteristik Model Turbin Angin Yogyakarta.
Untwisted Blade Dengan 9. Gundtoft, Soren. 2009. Wind Turbines
Menggunakan Tipe Airfoil NREL Second Edition. University College of
S833 Pada Kecepatan Angin Rendah. Aarhus.
Jurusan Teknik Mesin, Universitas 10. Kementrian Energi dan Sumber
Sebelas Maret, Surakarta. Mekanika Daya manusia.
Vol 12 no 02 Maret 2014. 11. Kishore, R. A., Coudron, T., and Priya,
4. Ingram, Grant. 2011. Wind Turbine S., 2013. Small Scale Wind Energy
Blade Analysis Using The Blade Portable Turbine (SWEPT). Journal
Element Momentum Method, of Wind Engineering and Industrial
Version 1,1. http : Aerodynamics, Vol. 116, pp21-23.
//creativecommons.org / licenses / by-sa 12. NASA, Joseph rand.
/ 3.0 / 13. NACA Report 460 Data Sheet.
5. Thoriq Mustaqim. 2016. Studi 14. www.wikipedia.org/HAWT.
Eksperimen Pengaruh Jumlah Sudu 15. Geogle search pictures.
Terhadap Kerja Turbin Angin 16. Rapidshared.com
Horisontal Berbasis NACA 4415. 17.http://defiaryanto.files.wordpress.com/
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, 2013/10/desain-turbin-angin-
Universitas Muhammadiyah Surakarta. horizontal.pdf.
6. Maret Enggar Prasetya. 2015. Studi 18. Autocad mechanical, Yoko Sulistio.
Kinerja Turbin Angin Horizontal 19. Wind Turbine, Eric Hau.
NACA 4412 Dengan Modifikasi Sudu 20. Jurnal teknologi Dirgantara, LAPAN.
Tipe Flat Pada Variasi Sudut 21.http://insinyurkecil.blogspot.co.id/
Kemiringan 0°, 10°, 15°. Jurusan 2011/02/kincir-angin-untuk-
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, pembangkit-listrik.html.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Program. QBlade V0.91b_32bit, Copy
left (Free Download). Berlin, Jerman.
8. Markus Nanda Andika, Y.Teguh
Triharyanto, Ricky Oktavianus

11

Anda mungkin juga menyukai