Anda di halaman 1dari 6

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL UNTUK

BANGUNAN BERTINGKAT

Agustinus Sanda
Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Tekniknologi industri,
Universitas Balikpapan
email: agustinussanda1797@gmail.com

ABSTRAK
Krisis energi saat ini sekali lagi mengajarkan kepada kita, bangsa Indonesia bahwa
usaha serius dan sistematis untuk mengembangkan dan menerapkan sumber energi
terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil perlu segera
dilakukan. Penggunaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, terutama yang
dapat mengurangi berbagai dampak buruk yang ditimbulkan akibat penggunaan BBM.
Desakan untuk meninggalkan minyak bumi sebagai sumber pengadaan energi nasional saat
ini terus digulirkan oleh berbagai pihak, termasuk dari pemerintah sendiri. Langkah tersebut
diperlukan agar Indonesia keluar dari krisis energi yang berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh
seperangkat pembangkit listrik tenaga angin dengan kincir tipe horosontal dengan
memanfaatkan ketinggian gedung,mengetahui adanya keterkaitan atau hubungan antara
kecepatan angin dengan daya output pada pembangkit listrik tenaga angin, dan merancang
suatu sistem pembangkit listrik tenaga angin skala kecil yang mampu menghasilkan daya 50-
100 watt.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Hasil
penelitian menunjukkan kincir angin mampu mengikuti datangnya arah angin sehingga hasil
yang diperoleh cukup maksimal. Hasil pengukuran kecepatan angin untuk lokasi di atas
gedung Kecamatan Pakis, Magelang.

1. PENDAHULUAN akibat penggunaan BBM. Desakan untuk


Krisis energi saat ini sekali lagi meninggalkan minyak bumi sebagai
mengajarkan kepada kita, bangsa sumber pengadaan energi nasional saat
Indonesia bahwa usaha serius dan ini terus digulirkan oleh berbagai pihak,
sistematis untuk mengembangkan dan termasuk dari pemerintah sendiri.
menerapkan sumber energi terbarukan Langkah tersebut diperlukan agar
untuk mengurangi ketergantungan Indonesia keluar dari krisis energi yang
terhadap bahan bakar fosil perlu segera berkelanjutan.
dilakukan. Penggunaan sumber energi Sugiarmadji dan Djojohardjo (1990)
terbarukan yang ramah lingkungan, dalam penelitiannya mengenai
terutama yang dapat mengurangi perancangan kincir angin sudu majemuk
berbagai dampak buruk yang ditimbulkan untuk pemompaan air/pertanian jenis EN-

1
SM-03 menyatakan bahwa dengan kincir daya manusia yang menanganinya
angin sudu majemuk dapat memberikan maupun dalam hal desain peralatan yang
kapasitas 50 l/menit untuk tinggi digunakan.
pemompaan 6 m pada kecepatan angin 3 Energi listrik yang dihasilkan oleh
m/s – 4 m/s. pembangkit listrik tenaga angin
Sedangkan Ginting (1990) yang merupakan fungsi dari kecepatan angin
melakukan pengkajian energi listrik yang dan luas bidang sapuan udara pada sudu-
dihasilkan turbin angin 200 W untuk sudu angin (turbine blade). Untuk
penggunaan pada rumah tangga di pembangkit listrik tenaga angin berskala
pedesaan menyatakan bahwa penyediaan kecil (small wind Power) dengan daya 20
energi listrik oleh turbin angin 200 W – 500 watt, umumnya membutuhkan
sesuai dengan karakteristik prestasinya kecepatan angin minimal 4,0 – 4,5 m/s
dan bervariasi menurut distribusi (clark, 2003).
kecepatan angin yang tersedia di lokasi Analisis Teknis Sudu Kincir Angin Tipe
pemasangan. Disamping itu karena Sumbu Horizontal Dari Bahan
penyediaan energi listrik oleh energi Fibreglass. Tenaga yang dihasilkan oleh
angin terbatas menurut distribusi dan kincir angin berkisar antara 0,037 Hp
jumlah energi yang dihasilkan, maka sampai 0,053 Hp, (Desriansyah, 2006)
energi yang berlebih pada saat energi Salah satu jenis turbin angin adalah
turbin angin melebihi kebutuhan dapat Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV).
digunakan untuk beban berguna lainnya. Turbin ini memiliki poros atau sumbu
Soeripno (1991) yang melakukan rotor utama yang disusun tegak lurus.
penelitian mengenai uji coba Kelebihan utama susunan ini adalah
pemanfaatan sistem konversi energi turbin tidak harus diarahkan ke angin
angin untuk pengairan sawah di Desa untuk menghasilkan energi listrik.
Tenjoayu Serang menyatakan bahwa Kelebihan ini sangat berguna di tempat-
kecepatan angin 1 m/s dapat tempat yang arah anginnya sangat
menghasilkan air sejumlah 42 liter/menit, bervariasi. TASV mampu
sedangkan kecepatan angin 3,5 m/s dapat mendayagunakan angin dari berbagai
menghasilkan air sejumlah 166,68 arah. TASV terdiri dari beberapa jenis
liter/menit pada tinggi pemompaan 3 turbin angin, salah satunya adalah turbin
meter. angin savonius. Jenis ini memiliki
Himran (2000) dalam penelitiannya kemampuan self-starting yang bagus,
mengenai penggunaan energi angin di sehingga hanya membutuhkan angin
Kota Makassar menyatakan bahwa dengan kecepatan rendah untuk dapat
dengan kecepatan angin rata-rata 2,27 memutar rotor dari turbin angin ini.
m/s penggunaan energi angin kurang Selain itu, torsi yang dihasilkan turbin
efisien, sehingga perlu penyempurnaan angin jenis savonius relatif tinggi
pada desain kincir angin. (Sargolzei, 2007).
Pakpahan (2000) yang meneliti mengenai Kondisi cuaca yang selalu berubah
identifikasi permasalahan dan pemecahan sehingga kecepatan angin yang diperoleh
pemakaian energi angin di Indonesia tidak konstan dan cenderung rendah
menyatakan bahwa potensi energi angin mengakibatkan energi listrik yang
di Indonesia besar namun dalam dihasilkan kurang optimal. (Hasyim dkk,
pengolahannya masih memerlukan 2010).
banyak perbaikan baik dalam hal sumber

2
Secara umum sebagian besar turbin angin penelitian ini alat uji dipilih untuk diteliti.
mulai menghasilkan daya listrik pada Jadi eksperimen merupakan observasi
kecepatan angin 4 m/s dan akan berhenti dibawah kondisi buatan, diamana kondisi
tidak menghasilkan energi pada
tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti.
kecepatan angin 25 m/s (Sarkar dan
Bahera, 2012). Pola eksperimen yang dipakai adalah
Turbin angin sumbu tegak merupakan model one shot case study. Penelitian
alternatif pembangkit tenaga listrik yang model ini sering disebut sebagai model
dapat diaplikasikan baik di daerah pesisir sekali tembak, yaitu menggunakan
maupun perkotaan karena turbin angin suatuperlakuan atautreatment hanya satu
jenis selalu dapat berputar walaupun kali selanjutnya dianalisis.
didaerah yang memiliki tiupan angin
Model one shoot case study ini dipilih
berkecepatan rendah dan berubah-ubah.
(Dita Rama Insiyanda, dkk, 2015) karena berguna untuk pendekatan
Tujuan penelitian ini adalah untuk masalah-masalah yang dapat diteliti.
mengetahui besarnya energi listrik yang Model one shoot case study juga dapat
dihasilkan oleh seperangkat pembangkit digunakan untuk mengembangkan ide
listrik tenaga angin dengan kincir tipe atau gagasan-gagasan yang muncul
horosontal dengan memanfaatkan setelah dilakukan penelitian.
ketinggian gedung,mengetahui adanya
keterkaitan atau hubungan antara
kecepatan angin dengan daya output pada 2.2 Tahapan Penelitian
pembangkit listrik tenaga angin, dan Tahapan penelitian dimulai dengan
merancang suatu sistem pembangkit mempelajari referensi dan literatur serta
listrik tenaga angin skala kecil yang hasil penelitian yang pernah dilakukan
mampu menghasilkan daya 50-100 watt. oleh orang lain. Kemudian dilanjutkan
dengan melakukan survei ke dua lokasi
2. METODE PENELITIAN
yaitu di depan gedung Kecamatan Pakis,
2.1 Metode
Magelang. Untuk melakukan pengukuran
Metode penelitian yang digunakan adalah kecepatan angin yang ada. Tahap kedua
metode studi kepustakaan dan metode adalah memilih kincir angin dan
penelitian eksperimen. Metode studi merancang dudukannya menentukan
kepustakaan dilakukan untuk mencari kebutuhan rangkaian pengendali, inverter
materi yang mendukung dan sesuai dan pemilihan baterei/accu. Tahap ke tiga
dengan materi skripsi disamping sebagai melakukan evaluasi rancangan sistem
bahan perbandingan dasan teori dari selanjutnya tahap keempat melakukan
rangkaian yang dibuat. Sedangkan pengukuran dan uji coba kelayakan
metode penelitian eksperimen adalah perangkat apakah sudah sesuai dengan
penelitian yang dilakukan dengan perancangan dan menghasilkan daya
mengadakan manipulasi pada obyek yang direncanaka atau belum. Jika belum
penelitian serta adanya kontrol. Dalam sesuail maka
penelitian ini metode yang digunakan
adalah metode eksperimen. Dalam
kembali ke tahapan ke tiga yaitu 2.4 Perangkat dan komponen yang
melakukan perbaikan sistem angin dan digunakan
seterusnya. Tahap kelima merakit sistem Secara diagram blok komponen-
pada kotak panel kemudian pada tahap komponen sistem pembangkit listrik
kelima dilakukan analisis dan tenaga angin skala kecil ditunjukkan pada
perhitungan terhadap hasil pengukuran Gambar 4.2.
sistem. Tahap keeenam menyusun
laporan dan selesai. Tahapan penelitian
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Mulai

Studi Pustaka dan


survei lokasi

Pemilihan kincir
angin, pengendali,
Gambar 2.2 Diagram sistem pembangkit
inverter dan
baterei
listrik tenaga angin skala kecil

Komponen-komponen pembangkit listrik


Evaluasi
Perancangan

tenaga angin skala kecil ini meliputi :


1. Kincir angin dengan jumlah sudu-sudu
Uji Kelayakan
Perbaikan system
Sistem

(blades) 5 buah.
Perakitan sistem
pada kotak panel
Kincir angin ini dilengkapi dengan
ekor yang berfungsi sebagai pengarah
Analisis dan
Perhitungan
datangnya angin. Sehingga angin yang
diterima dapat berasal dari segala
Penyusunn
Laporan
arah. Kincir angin ini dapat
melakukan pengereman sendiri jika
kecepatan angin melebihi kapasitasnya
Gambar 2.1 Diagram alir tahapan
Selesai

yaitu 90 km/jam.
penelitian 2. Generator tiga fase magnet permanen,
putaran rotor 900 rpm. Generator ini
2.3 Waktu dan Tempat Penelitian mampu menghasilkan tegangan
Penelitian dilakukan dalam waktu keluaran AC 3 fase jika rotornya
4 bulan. Penelitian akan dilakukan di diputar oleh kincir minimal dengan
gedung Kecamatan Pakis, Magelang. kecepatan angin 2,5 m/s.
Perancangan dan perakitan di lakukan di 3. Unit pengendali (control).
laboratorium Jurusan Teknik Mesin Unit ini berisi rangkaian pengubah
Fakultas Teknologi Industri Universitas tegangan AC menjadi DC dan
Balikpapan. ragkaian pengisi baterei/accu secara
otomatis. Jika baterei/accu sudah
penuh maka pengisian dihentikan dan
masukan dibuang.

4
4. Baterei/accu sebagai media
penyempan berjumlah 2 unit masing-
masing 12 VDC/ 3,6 AH;
5. Satu unit inverter dengan input 24
volt DC dan tegangan output 220 volt
AC dengan kemampuan daya 1000
watt.
6. Beban yang digunakan berupa lampu
bohlamp Gambar 3.1 Grafik rata-rata tegangan
keluaran generator
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengujian Pada tabel 3.1 ditunjukkan bahwa
Rata-rata tegangan keluaran dari kecepatan angin yang mampu memutar
generator minimal sebesar 2,5 m/s semakin
generator pada seluruh pengujian
tinggi kecepatan angin maka keluaran
ditunjukkan pada tabel 3.1.
tegangan generator akan semakin besar
Tabel 3.1 Rata-rata Tegangan
sehingga daya yang dihasilkan juga akan
Keluaran untuk seluruh pengujian
Tanggal Rata-rata Tegangan semakin besar. Hal ini terjadi karena
Kecepatan Keluaran tingginya kecepatan angin mengakibatkan
Angin (m/s) (VAC Peak)
1 Oktober 2019 1.75 0.00
semakin besar gaya yang menerpa
2 Oktober 2019 1.98 0.00 permukaan kincir angin, akibat gaya
8 Oktober 2019 1.53 0.00
tersebut maka mengakibatkan kincir angin
9 Oktober 2019 1.59 0.00
10 Oktober 2019 4.80 50.29 berputar semakin cepat dan terus
12 Oktober 2019 4.58 48.41 meningkat.
21 Oktober 2019 5.52 78.47
22 Oktober 2019 3.95 38.73 Tegangan keluaran dari generator ini
Rata-Rata 4.71 53.98 merupakan tegangan AC sehingga perlu
dirubah menjadi tegangan DC melalui
Dari tabel 3.1 terlihat bahwa rata-rata rangkaian pengendali dan selanjutnya
kecepatan angin terendah 1,53 m/s dan keluaran dari pengendali ini di hubungkan
tidak mampu menghasilkan tegangan untuk mengisi Accu. Keluaran dari
keluaran terjadi pada tanggal 8 Oktober pengendali ini dihubungkan pula ke
2019 dan rata-rata kecepatan angin rangkaian inverter untuk dirubah menjadi
terbesar 5,52 m/s dapat menghasilkan tegangan AC 220.
tegangan keluaran 78,47 volt AC. Sedang
Gambar 3.1 diperlihatkan grafik keluaran
tegangan generator terhadap kecepatan
angin.
3.2 Analisa Perhitungan Daya Dengan Poros Ganda” Prosiding Seminar
Keluaran Maksimum Nasional Fisika / VOLUME IV,
Sebelum dilakukan perhitungan daya OKTOBER 2015, SSN: 2339-0654 e-
keluaran maksimum, pada penelitian ini ISSN: 2476-9398
kapasitas baterei/accu yang digunakan Desriansyah, “ Analisis Teknis Sudu
adalah 24 volt/7,2 AH. Sehingga daya Kincir Angin Tipe Sumbu Horizontal
ideal inverter adalah: Dari Bahan Fibreglass, Indralaya,, 2006.
Daya ideal inverter = 24Vx 1,2 AH= 172
watt. Dita Rama Insiyanda, dkk, Prototipe
Turbin Angin Sumbu Tegak Sebagai
Dengan asumsi baterei/accu mengalami
Pembangkit Tenaga Listrik Ramah
disefisiensi sebesar 20%, Maka daya Lingkungan, Prosiding Seminar
maksimum Inverter menjadi = (7,2 – Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015
20%) x 24 volt. Daya Inverter = (7,2 – Volume IV, Oktober 2015 ISSN: 2339-
1,44)x24 = 5,76 x 24 = 138,24 Watt. 0654 ISSN: 2476-9398.
Sehingga efisiensi daya inverter =
Hasyim Asy’ari dkk, “ Desain Prototipe
(138,24/172,4) x 100% = 80% Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Dengan Turbin Horisontal Dan Generator
4. SIMPULAN Magnet Permanen Tipe Axial Kecepatan
Kincir angin mampu mengikuti Rendah” Prosiding Seminar Nasional
datangnya arah angin sehingga hasil yang Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)
diperoleh cukup maksimal. Hasil Periode III ISSN: 1979-911X,
pengukuran kecepatan angin untuk lokasi Yogyakarta, 3 November 2012
penempatan di depan gedung A
universitas Balikpapan diperoleh rata-rata Tjukup Marnoto,“Perancangan kincir
kecepatan angin sebesar 1,53 m/s dan angin axis vertikal tipe baru untuk
tidak mampu menghasilkan tegangan generator listrik tenaga angin” Prosiding
keluaran,. Sedangkan untuk lokasi Seminar Nasional Teknik Kimia
penempatan kincir angin di atas lantai 3 “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393,
gedung GE universitas Balikpapan rata- Yogyakarta, 2010.
rata kecepatan angin yang diperoleh 5,52
m/s dan dapat menghasilkan tegangan Puji Setiono. 2006. “ Pemanfaatan
keluaran 78,47 volt AC. Generator akan Alternator Mobil Sebagai Pembangkit
menghasilkan tegangan keluaran minimal ListrikTenaga Angin “.Teknik Elektro,
kecepatan angin sebesar 2,5 m/s. Daya FakultasTeknik niversitas Negeri
maksimal yang dihasilkan 172 watt Semarang.
dengan efisiensi daya inverter sebesar
80% atau 138,24 watt. Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur
Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.
5. REFERENSI
Syafrie dkk. 2013. Rancang banun
Chamdani Irwan Saputra dkk,
pembangkit listrik tenaga angin (PLT
“Pengembangan Turbin Angin Sumbu
Bayu) sumbu horizontal dengan daya
Vertikal Tipe Triple-Stage Savonius
terpasang 200 watt” Hipotesis Tahun ke 5
No 1 januari-April 2013. Akademik
Teknik Sorowako.

Anda mungkin juga menyukai