Anda di halaman 1dari 60

ANALISIS UJI KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT LIMBAH

BOTOL PLASTIK DI PERKUAT ARANG KAYU

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri

Diajukan Oleh:

Arisha Rinaldi

157022524

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2020

26
SKRIPSI

ANALISIS UJI KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT LIMBAH


BOTOL PLASTIK DI PERKUAT ARANG KAYU
Dipersiapkan dan disusun oleh
Arisha Rinaldi
157022501
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal :
Susunan Dewan Penguji

Pembimbing I Anggota Dewan Penguji I

Budha Maryanti, S.T., M.T Ir.Manaseh. M.Eng


NIP. 197705282005012001 NIK. 094 003 173
Pembimbing II Anggota Dewan Penguji II

Suherna, S.Si., M.T Kuswandi Arifin, S.T., M.T


NIK. 013 003 022 NIK. 013 003 032

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Sarjana
Tanggal : 28 Agustus 2019
Ketua Program Studi: S1 Teknik Mesin

Suherna, S,Si., M.T.


NIK. 013 003 022
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Balikpapan

Dr. Ir. M. Isradi Zainal, M.T., M.H., M.M. DESS-CAAE., IPU., A.Eng.
NIK. 015 007 01
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arisha Rinaldi


NIM : 157022501
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknologi Industri
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi/tugas akhir yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi/tugas


akhir ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Balikpapan, JuLI 2020


Yang membuat pernyataan,

Arisha Rinaldi

iii
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
barokahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Uji Kekuatan Impak Komposit Limbah Botol Plastik Di Perkuat Arang Kayu”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Teknik (S.T.) pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Industri Universitas Balikpapan. Dalam melakukan penelitian dan penyusunan
laporan skripsi ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Ir. M. Isradi Zainal, M.T., M.H., M.M.,DESS-CAAE., IPU.A.Eng selaku


Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan.

2. Suherna, S.Si., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknologi Industri Universitas Balikpapan yang memberikan izin kepada
penulis untuk belajar.

3. Budha Maryanti, S.T,. M.T selaku dosen pembimbing I, yang telah dengan
penuh kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan bimbingan terbaik kepada
penulis.

4. Suherna, S.Si., M.T selaku dosen pembimbing II yang telah dengan penuh
kesabaran dan ketulusan memberikan ilmu dan bimbingan terbaik kepada
penulis.

5. Para Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri


Universitas Balikpapan yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Kepada Orang Tua yang telah memberi doa, semangat, dukungan dalam
menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

7. Kepada teman-teman yang selalu memberikan dukungan moral dalam


pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
untuk itu semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat

iv
penulis harapkan. Akhir kata semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan
memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri.

Balikapapan, 5 Juni 2020

Arisha Rinaldi

v
ABSTRAK

Arisha Rinaldi, 157022501 “Analisis Uji Kekuatan Impak Komposit Limbah


Plastik Botol Di PerkuatArang Kayu”. Pembimbing I: Budha Maryanti, S.T.,
M.T. dan Pembimbing II: Suherna, S.Si., M.T.

Limbah botol plastik dan arang kayu adalah salah satu limbah yang di
hasilkan oleh rumah tangga tetapi pemanfaatan terhadap limbah tersebut masih
belum maksimal, Melalui penelitian ini yang bertujuan untuk memaksimalkan
pemanfaatan limbah plastik botol dan serbuk arang kayu sebagai bahan material
pembuatan komposit.
Penelitian ini suda dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2020 di
Laboratorium Teknik Universitas Balikpapan. Dimana dilakukan pembuatan
spesimen komposit menggunakan limbah botol plastik dan serbuk arang kayu
dengan berbagai kombinasi fraksi volume partikel yaitu sebesar 10%,20%, dan
30%. Pada penelitian ini digunakan pengujian impak dengan benda uji berdimensi
mengacu pada standar ASTM D6110-04 uji impak.
Hasil kekuatan maksimum pada 9 spesimen material komposit yang didapat
yaitu terdapat pada komposit partikel dengan fraksi voleme 10% partikel serbuk
arang kayu, 90% resin (limbah botol plastik) dengan nilai sebesar 0,249 kg/cm. Dari
hasil penelitian ini,bahan komposit dengan menggunakan limbah plastik botol dan
serbuk arang kayu memiliki hasil yang masih kurang optimal pada pengujian
impak.

Kata Kunci: limbah plastik botol, serbuk arang kayu,impak dan komposit

vi
ABSTRACT

Arisha Rinaldi, 157022501 " Analysis of Impact Test Strength of Composite


Bottled Plastic Waste in Reinforced Wood Charcoal ". Advisor I: Budha
Maryanti, S.T., M.T. and Advisor II: Suherna, S.Sc., M.T.
Waste plastic bottles and wood charcoal is one of the waste generated by
households but the utilization of the waste is still not maximized, through this
research that aims to maximize the utilization of plastic waste bottles and wood
charcoal powder as composite composite materials.
This research was conducted in January-Mei 2020 at the University of
Balikpapan Engineering Laboratory. Where the composite specimen is made using
plastic bottle waste and wood charcoal powder with various combinations of
particle volume fractions that are 10%, 20%, and 30%. In this study, impact testing
was used with dimensioned test specimens referring to ASTM D6110-04 impact test
standards.
The results of the maximum strength on 9 specimens of composite material
obtained are found in composite particles with a 10% volume fraction of wood
charcoal powder, 90% resin (plastic bottle waste) with a value of 0.249 kg / cm.
From the results of this study, composite materials using plastic waste bottles and
wood charcoal powder have suboptimal results on impact testing.
Keywords: plastic bottle west, powder charcoal wood, impact and composites.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................................iii
PRAKATA............................................................................................................iiiv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................viiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTARTABEL.....................................................................................................x
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah1 .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................................ 7
2.2 Pengertian Material Komposit ....................................................................... 7
2.3 Klasifikasi Komposit ..................................................................................... 7
2.4 Matrik .......................................................................................................... 10
2.5 Serat atau Serbuk ......................................................................................... 11
2.6 Fungsi Serat dan Matrik .............................................................................. 11
2.7 Polyethylene Terephthalate (PET) ..............................................................12
2.8 Arang Kayu .................................................................................................13
2.9 Perhitungan Komposisi dan Volume pada Spesimen .................................13
2.10 Spesimen Uji ..............................................................................................14

viii
2.11 Uji Impact...................................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 17
3.2 Objek Penelitian ......................................................................................... 17
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 18
3.4 Alat dan Bahan ............................................................................................ 19
3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 23
3.7 Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian ............................................................................................ 26
4.1.1 Dokumentasi Spesimen Komposit .................................................... 26
4.1.2 Perhitungan Volume Cetakan Spesimen ............................................ 26
4.1.3 Perhitungan Volume Komposisi ........................................................ 27
4.2 Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 28
4.2.1 Perhitungan Energi Terserap ............................................................. 28
4.2.2 Perhitungan Harga Impact ................................................................. 31
4.3 Pembahasan Uji Impact ............................................................................... 32
BAB V
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 36
5.2 Saran ............................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kelompok Komposit berdasarkan matrik ............................................ 8


Gambar 2.2 Minuman Botol dari PET ................................................................... 13
Gambar 2.3 Ukuran Spesimen Uji Impact ASTM D6110-4 .................................. 15
Gambar 2.4 Alat Uji Impack Charpy ................................................................... 15
Gambar 3.1 Laboratorium Teknik Mesin ...............................................................17
Gambar 3.2 Bentuk Fisik Botol ............................................................................. 18
Gambar 3.3 Bentuk Fisik Arang Kayu ................................................................... 18
Gambar 3.3 Ukuran Benda Uji Impack.................................................................. 18
Gambar 3.5 Cetakan Kaca...................................................................................... 19
Gambar 3.6 Skrap................................................................................................... 20
Gambar 3.7 Gelas Ukur Kaca ................................................................................ 20
Gambar 3.8 Kuas ....................................................................................................21
Gambar 3.9 Gerinda ...............................................................................................21
Gambar 3.10 Sarung Tangan ..................................................................................21
Gambar 3.11 Timbangan Digital ............................................................................22
Gambar 3.12 Ayakan .............................................................................................22
Gambar 3.13 Limbah Botol Plastik ........................................................................22
Gambar 3.14 Arang Kayu ..................................................................................... 23
Gambar 3.15 Diagram Alir Penelitian ....................................................................25
Gambar 4.1 Spesimen Setelah Uji impact.............................................................. 26
Gambar 4.2 Energi Terserap Versus Harga Impact ................................................33
Gambar 4.3 Energi Terserap Versus Harga Impact ................................................34
Gambar 4.4 Energi Terserap Versus Harga Impact ................................................34
Gambar 4.5 Energi Terserap Versus Harga Impact ................................................35

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Polymer Matrix Composite ............................................... 8


Tabel 2.2 Karakteristik Metal Matrix Composite .....................................................8
Tabel 2.3 Karakteristik Ceramic Matrix Composite ................................................9
Tabel 2.4 Pemanfataan Kembali Setelah Recycling ............................................... 13
Tabel 4.1 Volume Komposisi Fraksi .....................................................................28
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Energi Terserap dan Harga Impact ........................... 32

xi
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

p : Panjang (cm)
t : Tinggi (cm)
A : Luas Penampang Patahan (cm2)
l : Lebar Permukaan Patahan (cm)
W : Energi Patahan (Kg.cm)
G : Berat Beban Bandul (Kg)
HI : Harga Impak (Kg/cm)
ρ : Massa Jenis Benda (g/cm3)
λ : Jarak Lengan Ayun Dengan Benda Uji (cm)
α : Sudut Ayun Awal Sebelum Mematahakan Benda Uji
β : Sudut Ayun Akhir Seterlah Mematahkan Benda Uji
ASTM : American Standart for Testing Materials
ANSI : American National Standard Institute
ASME : American Society of Mechanical Engineer

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring kemajuan dunia industri baik di dalam maupun luar negeri


meningkatkan rivalitas antar industri untuk memuaskan konsumen dari raw
material yang digunakan hingga product maufaktur. Seruan industri hijau hingga
industri 4.0 di Indonesia sudah digalakkan oleh pemerintah, tapi limbah hasil
samping industri masih belum mendapat perhatian dimana tersebut sangat
bertentangan dengan perkembangan industri yang ramah lingkungan. Pada sisi lain
pemanfaatan limbah sudah banyak dilakukan baik kalangan akademisi maupun
tidak dan belum dapat dimanfaatkan secara optimal, Oleh sebab itu limbah tersebut
dimanfaatkan sebagai alternative bahan baku baru untuk industri itu sendiri ataupun
industri lainnya.

Menurut hasil penilitian Lembaga sustainable waste Indonesia (SWI)


menyebutkan daur ulang sampah plastik di Indonesia masih tergolong rendah yaitu
sekitar angka 10 %. Berdasarkan data yang di peroleh bahwa setiap warga di
Indonesia menghasilkan plastik rata-rata 17 hingga 23 kg/tahun. Sedangkan di kota
Balikpapan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebutkan tiap warga per hari
menghasilkan 7-8 kg sampah plastik. Bahaya plastik dari proses produksi,
konsumsi, hingga tempat pembuangan akhir (TPA) dapat mengakibatkan
tercemarnya lingkungan diantaranya menyumbat selokan dan badan air, dimakan
oleh hewan, mencemari ekosistem di sungai dan laut. Pengelolaan limbah organik
dan anorganik sangat berbeda, dimana limbah organik mudah terurai sedangkan
limbah anorganik tidak mudah terurai.

Komposit merupakan jenis material baru terbentuk dari dua atau lebih bahan
pembentuknya, dimana sifat masing-masing bahan berbeda maupun bentuknya.
Daur ulang limbah plastik dapat mengurangi tingginya volume sampah dan menjadi
nilai positif bagi lingkungan serta mampu merubah pandangan terhadap limbah

1
2

menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Salah satu pemanfaatan limbah
plastik menjadi material komposit baru menjadi alternative dalam upaya
mengurangi penggunaan sumber daya alam berlebihan untuk kebutuhan material
industri, disamping menghasilkan material baru dengan karakteristik kuat dan
ringan. Oleh karena itu peneliti memanfaatkan Limbah plastic botol sebagai limbah
yang dapat diolah menjadi serbuk atau partikel lalu dicampur dengan serbuk Arang
kayu dan dicetak menjadi suatu material dalam metode material komposit sehingga
penelitian ini berkesempatan untuk mencari nilai kekuatan impak tertinggi pada
spesimen komposit berpenguat partikel Limbah plastic botol dari limbah sisa
konsumsi manusia. Sehingga penelitian dengan judul “Analisis Uji Kekuatan
Impak Komposit Limbah Botol Plastik Diperkuat Arang Kayu” menarik
dilakukan karena secara langsung mampu menurunkan atau mengurangi
keberadaan limbah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah di paparkan di atas, maka dapat
kemukakan rumusan masalah adalah beberapa kekuatan impact pada material
komposit berpenguat limbah plastik botol dan serbuk arang kayu dari kekuatan
impact dengan komposisi 10%, 20%, dan 30%.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui kekuatan impact maksimum material komposit limbah plastik


botol berpenguat serbuk arang kayu dengan volume 10%, 20%, dan 30%

1.4 Batasan Masalah

Pada penelitian komposit ber-matriks plastik diperkuat oleh serbuk arang


kayu memilih beberapa batasan diantara lain:

1. Pengujian dilakukan menggunakan alat uji impact dengan standar ASTM


D610-4
2. Bahan pengujian komposit adalah limbah plastik botol dan arang kayu

3. Perbandingan limbah botol plastik dan serbuk arang kayu 10%,20%, dan 30%.
3

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Penelitian ini di harapkan memberikan berbagai manfaat, seperti dapat


mensubsitusikan produk dari bahan limbah salah satu nya dari plastik botol
yang belum di manfaatkan dengan maksimal
2. Bagi manufaktur komposit, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
menjadi pertimbangan untuk alternative material baru dari limbah plastik
3. Untuk memperluas wawasan dan pandangan mahasiswa/masyarakat umum
terhadap prospek perkembangan ilmu teknologi.
1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika (urutan) penulisan penelitian menjadi tolak ukur dalam


menyelesaikan laporan penelitian ini, sehingga penelitian ini akan diselesaikan
menurut sistematika dibawah:

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan didalam penelitian
yang dilakukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang penelitian relevan, landasan teori, dan hipotesa penelitian
yang dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi waktu dan tempat, obyek, teknik pengumpulan data, alat dan bahan,
prosedur, variable, dan diagram alir penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil yang di peroleh dan cara pencapaiannya
beserta pembahasan hasil penelitian meliputi kelebihan dan kekurangan, dan
termasuk pengujian.
BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan
kesimpulan hasil yang di capai dan sebagai jawaban dari rumusan masalah.
4

Sedangkan bagian yang berdasarkan keterbatasan yang ditemukan dan asumsi


yang dibuat termasuk saran untuk pengembangan lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Penelitian Relavan

Tinjauan pustaka atau penelitian relevan menjadi tolak ukur peneliti yang
diambil dalam menentukan hipotesa penelitian. Penelitian relevan sendiri bagian
dari penguatan pra penelitian yang menyatakan penelitian serupa atau mengandung
kemiripan sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain. Persamaan tersebut dapat
berupa metode, objek, sampel, maupun tempat,
1. N. Herlina Sari dkk, 2014 dengan “Analisa Sifat Kekuatan Impak Komposit
Sandwitch Plastik Bekas Diperkuat Serat Sisal Dengan Core Bonggol Jagung”.
Penelitian ini bertujuan mencari karekteristik kekuatan impak komposit
sandwich yang mengacu pada standarisasi pengujian impak ASTM D-5942.
Variasi persentas volum berat material (serat sisal) diambil berturut-turut 5, 10,
15, 20, 25, dan 30% yang akan diuji impak Charpy. Hasil penelitian
menunjukkan semakin bertambah volum persentase berat penguat
mengakibatkan semakin meningkat kekuatan yang diperoleh. Pada persentase
penguat 30% menghasilkan kekuatan tertinggi sebesar 0,0460 𝐽/𝑚𝑚2 dan
terendah 0,019 𝐽/𝑚𝑚2 dengan persentase volum berat 5% [1].
2. D. A. N. Mikrostruktur and F. H. Mentari, 2011. “Sistem Komposit
Polystyrene/karbon (PS/C) Berbasis Arang Kayu Jati dengan Variasi Komposisi
dan Pengaruhnya Terhadap Porositas, Konduktivitas Listrik, dan Mikrostruktur.
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu alat yang
berfungsi sebagai pengumpul sekaligus memindahkan elektron dari anoda dan
katoda atau disebut juga pelat bipolar. Disamping itu alat ini juga memiliki
karakteristik konduktivitas listrik tinggi dengan porositas rendah. Proses
pembuata komposit pelat bipori menggunakan metode compression moulding
dengan matrik polystyrene/carbon diperkuat arang kayu jati melalui proses
panas 600ºC selama 1 jam. Matrik sebagai volum terbesar terbentuk dari 3 fraksi
diantaranya Styrofoam, chloroform, dan asam sulfat ( 𝐻2𝑆𝑂4). Variasi

5
6

3. persentase volum berat antara matrik dan penguat sebagai berikut 0 : 100, 10
:90, 20 :80, dan 30 :70. Pengukuran sifat eletrik dari komposit pelat bipori yang
dibentuk dengan 3 klai gaya tekan menggunakan Keithley yang menunjukkan
penambahan polystyrene menurunkan persntase porositas dan nilai
konduktivitas komposit pelat bipolar pada perbandingan 80% carbon : 20%
polystyrene dimana nilai porositas 0,63% dan konduktivitas listrik 7,5964 𝑆/𝑐𝑚
[2].
4. D. W. Nurhajati, dkk, 2003. “Komposit Dari Sampah Plastik Fleksibel Dan
Serbuk Gergaji (a Compostte From Flextble Plastic Waste and Saw Dust).
Pemanfaat limbah menjadi suatu barang tertentu merupakan bentuk nyata dalam
proses penurunan penumpukan limbah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Limbah plastik memberikan fenomena sendiri karena memerlukan lebih banyak
waktu untuk mampu terurai, sehingga pemanfaat limbah plastik baik dugunakan
sebagai bahan utama dari pembuatan komposit. Pembuatan komposit plastik
diperkuat serbuk gergaji yang sudah dilkukan bertujuan mencari perbandingan
optimum persentase volum berat antara matrik dan reinforcement (100/0, 90/10,
80/20, 70/30, 60/40, dan 50/50). Proses pembuatan komposit menggunakan
mesin Rheocord-90, pngaturan panas 60ºC selama 10 menit. Hasil peneltian ini
menunjukkan bahwa perbandingan persentase volum 90/10 memenuhi standar
nasional indonsi (SNI 03-4060-1996 Vinyl Floor) yang dimanfaatkan untuk
Floor Tile, setelah melalui pengujuan secara fisik yaitu flexibility, dimensional
stability, curling, volatility, tensile strength, elongation at break, dan hardness
[3].
5. A. Yuniari, 2008. “Kajian Komposit plastik daur ulang dengan serbuk kayu
untuk bahan banguanan” Kayu menjadi material pokok dalam pembangunan
rumah pada zaman dahulu, tetapi fungsi kayu tersebut sudah tergantikan dengan
bahan beton. Fenomena pemanfaatan kayu semakin meningkat sebanding
dengan bertambahnya populasi manusia di muka bumi, sehingga membutuhkan
bahan baku baru untuk memenuhinya. Perpaduan bahan dua atau lebih untuk
membuat komposit menjadi udara segar, dimana bahan pembentuknya terdiri
dari plastik daur ulang diperkuat oleh serbuk kayu. Hasil penelitian tersebut
7

menunjukkan pembuatan komposit platik daur ulang diperkuat serbuk kayu


mempengaruhi kualitas komposit diantarany jumlah, jenis kayu, ukuran serbuk
kayu, kadar air, dan jumlah compatibilizer [4].

2. 2 Material Komposit
Perkembangan dunia teknologi rekayasa yang berbasis material komposit
belum populer di Indonesia. Awal komersialisasi penerapan komposit dimulai
selam perang dunia II dari akhir 1940 hingga awal 1950 yang diterapkan pada
kapal-kapal militer. Sedangkan sekarang komposit sudah diproduksi industri
diantaranya aerospace, automotive, kapal laut, kapal boat, peralatan olah raga,
infrastruktur, dan lain-lain [5]. Pertumbuhan aplikasi komposit menuntut pelaku
industri menghasilkan produk baru lebih kuat dan ringan sekaigus memeberikan
daya tarik tersendiri.
Material komposit merupakan rekayasa material terbuat dari campuran dua
atau lebih material yang menghasilkan sebuah kombinasi sifat material baru dan
unik. Pengertian diatas lebih bersifat secara umum dan meliputi paduan metal,
plastic polymer, bahan tambang, dan kayu. Material komposit diperkuat serat
berbeda dari material diatas yang kasat mata dapat dilihat dan dipisahkan secara
mekanik dan sifat akhir material komposit lebih baik dari sifat pendukungnya [6].

Komposit didefinisikan sebagai sebuah kombinasi dari dua atau lebih


komponen berbeda baik bentuk dan komposisi dengan dua atau lebih phasa berbeda
yang saling mengikat antarmuka komponen tersebut [6]. Komposit secara garis
besar dibedakan menjadi dua, bagian pertama berdasarkan matrik diantaranya
matrik organic (polymer dan carbon), metal, dan keramik. Bagian kedua
bedasarkan penguatnya diantaranya serbuk dan serat.

2. 3 Klasifikasi Komposit

Pengelompokan komposit secara umum dibedakan menjadi dua kelompok


yaitu kelompok berdasarkan matrik sebagai pendukung dengan volum terbesar dan
kelompok berdasarkan penguat dengan volum terkecil.
8

Kelompok komposit berdasarkan matrik diklasifikasikan menjadi tiga


kelompok seperti ditunjukkan gambar 2.1 dibawah:

Composite

Metal Matrix
Ceramic Matrix Polymer Matrix
Composite
Composite (CMC) Composite (PMC)
(MMC)

Gambar 2.1 kelompok komposit berdasarkan matrik. [6]


1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)

Polymer matrix composite merupakan komposit yang memiliki volum


terbesar di dalam komposit. Table 2.1 menunjukkan propertis hingga applikasinya
di beberapa bidang dengan kombinasi material penguat.
Tabel 2.1 Karakteristik Polymer Matrix Composite

[6]

2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)


Metal Matrix composites terdiri dari unsur utama sebagai pendukung yaitu
metal, sejak awal 1966 penggunaan komposit ini sudah benyak dikembangkan
hingga sekarang. Hasil penelitian komposit bermatrik logam pada awalnya
dilakukan oleh Continous Filamen yang kemudian diaplikasikan aerospace. Table
2.2 menampilkan propertis dari komposit matrik logam dan aplikasinya.
9

Tabel 2.2 Karakteristik Metal Matrix Composite

[6]
3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
Ceramic matrix composite merupakan komponen utama dari matrik adalah
ceramic dengan peresentase volum terbesar disbanding penguatnya dan salah satu
pembuatannya menggunakan proses DIMOX. Table 2.3 menampilkan propertis
dari komposit matrik logam dan aplikasinya
Tabel 2.3 Karakteristik Ceramic Matrix Composite

[6]
Kelompok komposit berdasarkan jenis penguatnya diklasifikasikan menjadi
3 kelompok, diantanya komposit diperkuar partiker, fiber, dan struktur:

1. Fibrous composite (komposit diperkuat serat fiber)


10

Material penguat komposit merupakan bagian inti dalam komposit


sekaligus membedakan komposit yang dihasilkan berdasarkan penguat serat
baik serat pendek maupun panjang. Umumnya penguat serat banyak digunakan
diantaranya serat gelas, karbon, aramid, dan lain-lain dan penguat ini dapat
disusun secara sederhana ataupun kompleks sepertu meniru bentuk anyaman.
Untuk menghasilkan produk yang lebih baik, maka komponen penguat harus
memiliki karakteristik modulus elastisitas lebih tinggi dari pada matiknya serta
adanya ikatan antar muka komponen.

2. Particulate composite
Material komposit diperkuat partikel merupakan jenis kompoosit yang
menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya, dimana penguat
tersebut bisa lebih dari dua dan material yang digunakan berupa metal ataupun
non-metal. Hasil komposit ini sangat dipengaruhi homogenitas (merata)
distribusi partikel atau serbuk di dalam matrik dan proses pembuatannya
sendiri diataranya poses panas, tekan, kelembaban, katalisator, dan lain-lain.
3. Laminated composite
Material komposit diperkuat laminat yang berupa lapisan, dimana lapisan
tersbut bisa lebih dari satu yang berada diantara matrik. Material komposit
laminat atau lapisan dapat disusun secara kontinyu, anyaman, acak, dan hybrid,
sedangkan penyusunan tersebut sangat mempengaruhi sifat hasil komposit
diantaranya kekuatan, kekakuan, tahan korosi, dan tahan suhu.
2. 4 Matrik

Matrik merupakan komponen dengan persentase volum terbesar pada


komposit yang berfungsi sebagai pengikat serata atau serbuk dan sekaligus sebagai
penerus beban tegangan ke serat, stabilisator serat, proteksi serat dari kerusakan
external, dan meningkatkan sifat mekanika diantaranya keukatan impak,
ketangguhan, dan daya hantar listrik, secara umum matrik sendiri terbagi dua
kelompok diantaranya [7]:
1. Thermoplastic
11

Perkembangan thermoplastic composite dimulai akhir 1980 hingga awal 1990


yang ditunjukkan dengan miliaran dollar nilai investasi untuk menggantikan
thermoset composite. Investasi ini difokuskan dalam pengembangan thermoplastic
composite diperkuat serat fiber bertipe kontinyu yang diharapkan hasil komposit itu
dapat diaplikasikan secara komersial dan persawat tempur (military aircraft) [7].

Material thermoplastic sendiri merupakan material yang mudah meleleh,


dibentuk, dan larut dalam beberapa cairan. Material tersebut mudah meleleh
dikarenakan rantai karbon yang terdapat pada polymer ridak berikatan silang (linier
atau branch). Hal ini membuat thermoplastic mudah dibentuk berulang-ulang
(cycling) setelah mendapat perlakuan panas dikarena bentuk strukturnya linier dan
mengeras pada s7uhu dingin. Disamping itu keistimewaan thermoplastic setelah
mengeras masih dapat dibentuk kembali. Beberapa material thermoplastic
diantaranya; PVC (polyvinyl Chloride), FE (polytene), nylon, polyamide,
polyacetal, dan lain-lain.

2. Thermoset

Material thermoset merupakan polimer yang tidak mengikuti perubahan suhu


(irreversible). Hal ini ditunjukkan dengan semakin tinggi perlakuan panas maka
thermoset tidak mencair atau meleleh, tidak bisa dibentuk, dan tidak larut akan
berubah menjadi arang [polymer]. Pemanfaatan thermoset sering dijumpai pada
perlakua panas tingggi seperti penutup ketel dan material sering digunakan
Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI) [8].

2. 5 Serat Atau Serbuk (reinforcement)

Serat atau serbuk merupan unsur utama yang berfungsi sebagai pembawa
beban yang dteruskan oleh matrik, dimana serat ini bisa berupa serat anorganik
(serat gelas, karbon, boron, keramik, dan logam) ataupun organik (grafit dan
seraserat alam yang berasal dari tumbuhan). Beberapa jenis serat alam digunakan
seperti pandan, katun, kapas, rami, serabut kelapa, serabut kelapa sawit, serbuk
gergaji, serat pisang, serat enceng gondok, dan lain-lain [9].
12

Produk akhir komposit sangat tergantung pada serat atau serbuk, pernyataan
ini diperkuat dengan semakin tinggi persentase serat atau serbuk dan semakin kecil
ukuran material komposit (diameter) maka semakin kuat komposit, hal ini dikarena
memperkecil kesempatan udara yang terperangkap pada pross pembuatan komposit
[10].

2. 6 Fungsi Serat Dan Matrik

Merupakan dua komponen utama untuk membentuk sebuah material


komposit baru, dimana serat sebagai penguat dan matrik sebagai pendukung.
Material tersebut memiliki peran masing-masing di dalam komposit. Fungsi
utama serat atau serbuk di dalam komposit [6]
1. Sebagai pembawa beban, pada komposit struktur 70-90% didukung oleh
serat.
2. Sebagai pemberi kekuatan, kekakuan, stabilitas panas, dan sifat struktur lain
di dalam komposit.
3. Sebagai penghantar daya listrik dan tergantung pada jenis serat atau serbuk
yang digunakan.
Fungsi utama matrik di dalam komposit [6]

1. Material matrik mengikat serat atau serbuk bersama-sama dan


menghantarkan beban ke serat atau serbuk. Matrik memberikan kekakuan
dan bentuk terhadap struktur.
2. Matrik mengisolasi serat atau serbuk sehingga masing-masing dapat bekerja
secara terpisah. Keadaan ini mampu memperlambat waktu terjadinya
keretakan.
3. Matrik memberikan kwalitas permukaan akhir dari proses pembentukan
atau mendekati bentuk akhir (bentuk barang akhir).
4. Matrik mampu melindungi serat atau serbuk dari serangan korosi (korosi)
dan keausan (kerusakan mekanik).
5. Sesuai pemilihan material matrik akan memperngaruhi sifat karakteristik
kerja komposit seperti liat, kenyal, kekuatan impak, dan lain-lain. Matk
yang memiliki kekenyalan tinggi maka secara otomatis mengingkatkan
13

ketangguhan struktur, untuk mendapatkan karakteristik tersebut maka


dipilih material thermoplastic.
6. Kegagalan terjadi dipengaruhi oleh pemilihan jenis material matrik yang
digunakan untuk membuat komposit dan kompatibilitas terhadap serat atau
serbuk.
2. 7 Polyethylene Terephthalate (PET)

Peranan pelastik sangat penting sebagai pendukung kehidupan manusia,


diantaranya Polyethylene Terephthalate (PET). Penggunaannya sendiri sering
dijumpai pada produk minuman botol yang diklasisifikasikan thermoplastik dan
kemasan minuman susu thermoset. Sedangkan perkembangan PET di mulai akhir
abad 1978 pada beverage bottles yang berhasil daur ulang 2 litter PET menjadi
bubuk atau butiran oleh Rhode Island [5].

Keberadaan limbah plastik yang hampir 7 persent menutupi luas permukaan


bumi menimbulkan berbagai dampak yang menyertainya, dimana Negara USA
sebagai penyumbang terbesar sekitar 20% (9000 ton) PET dari limbah minuman
botol dan 4000 ton limbah HDPE dari kemasan susu seperti ditampilkan gambar
2.2. Langkah-langkah ditempuh dalam upaya menanggulangi timbunan tersebut
diantaranya pembakaran (incineration), recycling, landfill, dan lain-lain, dimana
setelah recycling pemanfaatan kembali sebagai material baru yang pemanfaatan
ditampilkan tabel 2.4 [5].

Gambar 2.2 Minuman Botol dari PET [google]


14

Tabel 2.4 Pemanfataan Kembali Setelah Recycling

Sumber: American Plastics Council [5]

2. 8 Arang Kayu

Arang merupakan bagian residu dari proses penguraian panas terhadap bahan
yang mengandung karbon dan sebagain besar karbon [11]. Proses tersebut meliiputi
penyedian kayu, pembuatan tanur, pembuangan angin, dan penyulut api, cara
tersebut mengacu pada tradisi yang sudah banyak ditinggalkan generesi ke generasi.
Penggunaan arangkayu jauh lebih baik dari hasil pembakaran material biomassa
kaena nilai emisi atau asap yang dihasilkan lebih tinggi dan nilai kalornya
(pembakaran) [12].

2. 9 Perhitungan Komposisi dan Volume pada Spesimen

Persamaan untuk mencari Fraksi volum (%) upaya dalam menentukan fraksi
persentase volum dari campuran partikel dan matrik sebagai pembentuk material
komposit. Penggunaan istilah fraksi volume mengacu pada ASTM D6110-04 [2]

1. Fraksi volume dengan rumus sebagai berikut:


Vkomposit = Vr+ Vm+Vcat ...................................................................... (2.1)
Dimana:
Vr : % Reinforcing
Vm : % Matriks
15

Vcat : % Catalyst
Vkomposit : 100%
2. Volume cetakan dengan rumus sebagai berikut:
V= p × l × t .............................................................................................. (2.2)
Dimana:
p : Panjang (cm)
t : Tinggi (cm)
l : Lebar (cm)
Vresin = resin yang dibutuhkan (%) × Vkomposit
Vpartikel = partikel yang dibutuhkan (%) × Vkomposit
Vcatalys = catalyst yang dibutuhkan (%) × Vresin
mpartikel = ρpartikel × Vpartikel ................................................................................. (2.3)
3. Volume Serbuk
Mf = Vf x ρf…………………………………………………………………(2.4)
Dimana =
Vf = Fraksi volume
pf = Berat jenis (gr/cm3 )
2. 10 Spesimen Uji

Pengujian impak menggunakan metode Charpy mengacu pada dimensi


pesimen sesuai standar pengujian impak. Standar pengujian imapak yang digunakan
ASTM D6110-4, pengujian impak ini dilakukan di laboratorium Teknik
Mesin Universitas Balikpapan. Ukuran-ukuran spesimen dapat dilihat pada Gambar
2.3.

Gambar 2.3. Ukuran Spesimen Uji Impak ASTM D6110-4


2. 11 Uji Impak

Uji impak dilakukan untuk mengetahui sifat liat atau getas dari benda uji. Uji
impak ini membutuhkan tenaga untuk mematahkan benda uji dengan sekali pukul.
16

Prinsip dasar pengujian ini adalah ayunan beban yang dikenakan pada benda uji,
energi yang diperlukan untuk mematahkan benda uji di hitung langsung dari
perbedaan energi potensial pendulum pada awal dan akhir (setelah menabrak benda
uji) untuk memastikan titik bagian yanPg patah perlu dibuatkan takikan pada benda
uji tersebut. Benda uji yang digunakan berbentuk persegi panjang dengan ukuran
12,7 mm x 12,7 mm, panjang 64 mm dan takikan 2 mm serta sudut takikan 20°.
Karena mendapatkan pukulan tersebut, benda uji akan patah. Kemudian palu akan
berayun kembali membentuk sudut (β).

Gambar 2.4 Alat Uji Impak Charpy


Mesin uji impak yang dipakai di penelitian ini seperti gambar 2.6 mengacu
pada standar ASTM D6110-04. Energi patahan dan harga keuletan material dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut [13]:

1. Rumus Energi patahan suatu material


W= G × λ (cosβ-cosα) (Joule)..................................................................(2.4)
Dimana:
G : Berat Pendulum (kg)
λ (lamda) : Jarak Lengan Ayun (cm)
17

α (alpha) : Sudut Ayun Sebelum Mematahkan Benda Uji


β (betha) : Sudut Ayun Setelah Mematahkan Benda Uji
2. Luas penampang patahan dapat dinyatakan dengan rumus:
A = p × l .......................................................................................... (2.5)
Dimana:
A : Luas Penampang (cm)
L : Lebar Pemukaan (cm)
p : Panjang Permukaan Benda (cm)
3. Harga keuletan suatu material dapat dinyatakan dengan rumus:
W kg

HI = ( ) ..................................................................................... (2.7)
A cm

Dimana:
HI : Harga Impak (kg/cm)
W : Energi Terserap (kg.cm)
A : Luas Penampang (cm2)
BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian

Peneltian analisis uji kekutan impak komposit limbah Polyethylene


Terephthalate (PET) diperkuat partikel arang kayu akan dilakukan pada semester
berjalan ini dan pemilihan tempat pengujian impak sendiri akan dilakukan di dalam
lingkungan kampus tepatnya Laboratorium Teknik Mesin Universitas Balikpapan.
Gambar 3.1 sebagai gambaran waktu penelitian dari proses pembuatan pengajuan
judul hingga menyelesaikan penelitian ini.

Gambar 3.1 Laboratorium Teknik Mesin


3. 2 Objek Penelitian

Fokus objek penelitian pada uji kekuatan impak Polyethylene Terephthalate


(PET) diperkuat partikel arang kayu yang menggunakan pengujian Charpy.
Dimensional bahan uji mengacu pada standar ASTM D-6110-4 dengan panjang 64
mm, lebar 12,7, dan tebal 12,7 dengan bentuk takikan V sudut 45º.
Plastik botol minuman yang digunakan belum diberikan perlakuan, seperti
gambar 3.2 merupakan bentuk spesifikasi fisik yang menjadi bahan matrik.

18
19

Gambar 3.2. Bentuk Fisik Botol Plastik


Spesifikasi
Massa jenis 1,38 kg/cm3
Zat Karsinogenik

Arang kayu yang digunakan belum diberikan perlakuan, seperti gambar 3.3
merupakan bentuk fisik yang menjadi bahan penguat.

Gambar 3.3. Bentuk Fisik Arang Kayu


Spesifikasi
Massa jenis 208 kg/cm3
Karbon 85%-95%

Gambar 3.4 Spesifikasi Ukuran Benda Uji Impak


Panjang 64 mm, Lebar 12,7 mm, dan Tinggi 12,7 mm.
20

3. 3 Teknik Pengumpulan Data

Proses menyelesaikan penelitian tidak terlepas dari kebutuhan data, dimana


data yang diperoleh melalui metode Kuantitatif dengan tahapan :
a. Observasi lapangan
memberikan titik terang penelitian yang sedang dijalani melalui
mengumpulkan bahan dan alat serta wawancara individu yang sudah melalui.
b. Studi Literatur
Studi Literature dilakukan untuk memenui data-data mengenai penelitian
yang sudah dilakukan dan data lain yang dibutuhkan dalam penyusunan
penelitian ini.
c. Experimen
Mencari hasil penelitian yang akan diteliti pada komposit limbah plastik
diperkuat serbuk arang kayu.
3. 4 Alat dan Bahan

Pengadaan alat dan bahan untuk mendukung proses menyelesaikan penelitian


ini seperti gambar 3.3, adapun alat dan bahan digunakan sebagai berikut:
A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini


diantaranya:
1. Cetakan kaca
Pada proses pembuatan komposit dibutuhkan sebuah cetakan yang dapat
membuat bentuk dan dimensi yang yang cocok dengan produk yang akan dibuat
nantinya. Terdapat dua cetakan yang akan digunakan, yaitu cetakan komposit uji
impak dan cetakan komposit uji tarik. Untuk cetakan uji impak memiliki ukuran
panjang 7,4 cm, lebar 5,81 cm, dan tinggi 2,27 cm. Pada setiap cetakan memiliki
penutup yang berfungsi untuk menekan permukaan komposit agak menjadi lebih
halus dan terhindar dari kotoran debu udara serta untuk mengurangi gelembung
udara saat pencetakan komposit. Cetakan yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
21

Gambar 3.5 Cetakan kaca

2. Sekrap
Sekrap yang digunakan adalah sekrap yang terbuat dari alumunium,
sekrap ini berfungsi untuk membersihkan kotoran pada cetakan kaca setelah
selesai melakukan pencetakan. Sekrap ini juga berfungsi untuk membantu
mengeluarkan komposit dari cetakan. Sekrap yang digunakan dapat dilihat
pada Gambar 3.5.

Gambar 3.6 skrap


3. Gelas ukur
Gelas ukur yang digunakan merupakan gelas ukur yang tebuat dari plastik.
Gelas ukur ini digunakan untuk mengukur volume cairan limbah plastik dan arang
kayu yang akan digunakan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.7 Gelas ukur kaca


22

4. Kuas
Pada Gambar 3.7 adalah kuas yang digunakan dalam penelitian ini. Kuas
digunakan untuk membersihkan cerakan dari kotoran agar komposit yang dibuat
terhindar dari kotoran. Selain itu kuas juga digunakan untuk mengoleskan release
agent pada cetakan

Gambar 3.8 kuas

5. Gerinda (Alat Potong)


Gerinda pada Gambar 3.8 digunakan untuk memotong komposit sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.

Gambar 3.9 Gerinda

6. Sarung Tangan Karet


Sarung tangan karet pada Gambar 3.10 digunakan utnuk melindungi tangan
dari bahan kimia yang digunakan.

Gambar 3.10 Sarung Tangan


23

7. Timbangan Digital
Timbangan digital pada gambar 3.11 digunakan untuk menimbang partikel kulit
kerang yang telah digunakan.

Gambar 3.11 timbangan digital

8. Ayakan
Ayakan pada Gambar 3.12 berfungsi untuk memisahkan bagian cangkang
kerang darah yang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Ukuran yang
digunakan untuk penilitan ini adalah sekitar 1 mm dan 0,5 mm.

Gambar 3.12 Ayakan

B. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk dijadikan komposit dan di uji


impak diantara:

Gambar 3.13 Limbah botol plastic


24

Gambar 3.14 Arang kayu


3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitain atau langkah-langkah yang akan dilalui oleh peneliti


hingga memperoleh hasil penelitian optimal yang diinginkan. Adapun
langkahlangkah tersebut sebagai berikut:
1. Mulai
Pengumpulan informasi mengenai material komposit, pembuatan, dan uji
impak hingga akan diperoleh gambaran penelitian yang akan dilakukan.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Mempersiapkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitaian.

3. Pemotongan Limbah Botol Plastik


Proses pemotongan limbah botol plastik dilakukan untuk memperkecil
ukuran dan sekaligus mempermudah saat perebusan.
4. Penumbukan Arang Kayu
Proses penumbukan arang kayu bertujuan untuk merubah ukan arang kayu
menjadi lebih kecil (partikel) yang sudah melalui saringan mesh 0,0024 inch.
5. Perebusan Limbah Plastik
Proses perebusan limbah botl plastik dimulai dari pencucian, pengeringan,
dan perebusan hingga memperoleh cairan limbah plastik.
6. Pencampuran Limbah Botol Plastik dan Arang
Proses pencampuran cairan limbah botol plastik dan arang dilakukan sesuai
perbandingan fraksi volum yang sudah ditentukan yaitu 10:90, 20:80, dan
30:70 antara arang kayu dan cairan limbah botol plastik.
25

7. Proses Pencetakan
Proses pencetakan dilakukan setelah homogenitas proses pencapuran didapat
dengan dimensi ukuran panjang 64 mm, lebar 12,7, dan tebal 12,7
8. Proses finishing benda uji
Proses finishing benda uji dilakukan untuk memperoleh hasil optimal saat
pengujian impak serta membuat takikan bentuk V sudut 45º sebelumnya
mengacu pada standar ASTM D-6110-4.
9. Proses Pengujian Impak Limbah Plastik
Proses pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin UNIBA, sampel
benda-benda uji yang sudah dipersipkan satu per satu di uji impak untuk
memperolah nilai maksimum kekuatan impak.
10. Pengolahan Data Hasil Uji Impak
Proses pengolahan data hasil uji impak yang diperoleh digunakan untuk
menentukan kekutan impak maksimum.
11. Selesai
3. 5 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas
Variabel bebas disebut juga variabel penyebab merupakan varibel yang
menyebabkan perubahan terjadi terhadap variabel terikat. Nilai variabel bebas
penelitian ini mengacu pada variasi komposisi persentase fraksi volum antara arang
dan cairan limbah botol plastik yaitu 10:90, 20:80, dan 30:70.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat disebut juga variabel tergantung merupakan varibel yang
nilainya berubah dipengaruhi oleh variabel bebas. Nilai variabel terikat penelitian
ini mengacu pada kekuatan impak material komposit.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol disebut juga varibel konstan yang nilainya tidak akan
berubah dan tidak dapat dipengaruhi oleh nilai varebel bebas dan terikat. Nilai
konstanta tersebut digunakan untuk menjaga atau tidak merubah variabel bebas,
dimana variabel kontrol pada penelitian ini menggunakan standar spesimen ASTM
D6110-04.
26

3. 6 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.4 Diaram Penelitian Komposit Limbah Plastik Diperkuat


Arang Kayu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Pada penelitian ini pembuatan setiap spesimen benda uji dilakukan dengan
metode Hand Lay-up. Pengujian impak dilakukan diLaboratorium Teknik Mesin
Universitas Balikpapan. Dari pengujian impak ini dapat diketahui panjang
spesimen 6,4 cm dan tinggi 1,27 cm dan lebar 1,27 cm, dengan massa jenis dari
arang 208 kg/m3 (0,208 g/cm3) dan massa jenis plastik 1,38 g/cm3 dengan bahan
limbah botol plastik dan serbuk arang kayu dengan komposisi yang berbeda tanpa
menggunakan resin,karena limbah botol plastik telah mengandung unsur pengikat
sebagai pengganti resin kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh energi
terserap dan harga impak.
4.1.1 Spesimen Komposit Limbah Botol Dan Arang Kayu

Komposit berpenguat partikel arang kayu setelah dilakukan pengujian seperti


pada gambar 4.1 yang dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas
Balikpapan. Komposisi yang diuji sebanyak 9 spesimen terdiri dari 10% arang dan
90% limbah plastik, 20% arang dan 80% limbah plastik, dan 30% arang dan 70%
limbah plastik.

Gambar 4.1 Spesimen Setelah di Uji Impak

27
28

4.1.2 Perhitungan Volume Cetakan Spesimen Komposit

Nilai volume dibutuhkan untuk mengetahui komposisi spesimen komposit


limbah botol plastik dan serbuk arang kayu. Berikut perhitungannya
Volume Komposit = panjang x lebar x tinggi
= 6,4 cm × 1,27 cm × 1,27 cm
= 10,322 cm3
4.1.3 Perhitungan Volume Komposisi Spesimen Komposit

Perhitungan komposisi spesimen komposit dapat dilakukan dengan


menggunakan volume sebagai acuan dasar. Nilai komposisi ini digunakan saat
proses pencampuran bahan dasar spesimen komposit.
1. Menghitung komposisi spesimen dengan fraksi volume 10% serbuk arang kayu,
90% resin (limbah botol plastik)
Volume Arang = 10% x V komposit
= 0,1 x 10,322 cm3
= 1,032 cm3
Massa Arang = ρ arang x V arang
= 0,208 g/cm3 x 1,032 cm3
= 0,215 g
Volume plastik = 90% x V komposit
= 0, 9 g x 10,322 cm3
= 9,290 cm3
Massa Plastik = ρ plastik x Vplastik
= 1,38 g/cm3 x 9,290 cm3
= 12,820 g
Massa Total = Massa Arang + Massa Plastik
= 0.215 g + 12,820 g
= 13,035 g
29

2. Menghitung komposisi spesimen dengan fraksi volume 20% serbuk arang kayu
dan, 80% resin (limbah botol plastik)
Volume Arang = 20% x V komposit
= 0,2 x 10,322 cm3
= 2,064 cm3

Massa Arang = ρ arang x V arang


= 0,208 g/cm3 x 2,064cm3
= 0,430 g
Volume plastik = 80% x V komposit
= 0, 8 g x 10,322 cm3
= 8,260 gm3
Massa Plastik = ρ plastik x V plastik
= 1,38 g/cm3 x 8,260 cm3
= 11,396 g
Massa Total = Massa Arang + Massa Plastik
= 0,429 g + 11,396 g
= 11,825 g

3. Menghitung komposisi spesimen dengan fraksi volume 30% serbuk arang kayu
dan 70% resin(limbah botol plastik)
Volume Arang = 30% x V komposit
= 0,3 x 10,322 cm3
= 3,096 cm3
Massa Arang = ρ arang x V arang
= 0,208 g/cm3 x 3,096 cm3
= 0,644 g
Volume plastik = 70% x V komposit
= 0, 7 g x 10,322 cm3
= 7,225 cm3
Massa Plastik = ρ plastik x Vplastik
30

= 1,38 g/cm3 x 7,225 cm3


= 9,971 g
Massa Total = Massa Arang + Massa Plastik
= 0,644 g + 9,971 g

= 10,615 g

Tabel 4.1 Volume Komposisi dari Fraksi 10%,20%, dan 30%

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1. Perhitungan Energi Yang Terserap Pada Spesimen

Dari data hasil pengujian impak di ketahui bahwa sudut beta (β) yang dimiliki
oleh setiap fraksi volume 10%, 20% dan 30% tidak sama, dengan ini dilakukan
perhitungan data untuk mengetahui energi yang terserap pada spesimen.
1. Fraksi volume serbuk 10% pada spesimen sebagai berikut :
Spesimen 1

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 16 – cos 20 )

W= 125 kg.cm (0,961 – 0,939)

W= 2,696 kg.cm

Spesimen 2

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 15 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.965- 0.939)

W= 3,279 kg.cm
31

Spesimen 3

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 14 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.970- 0.939)

W= 3,825 kg.cm

2. Fraksi volume serbuk 20% pada spesimen sebagai berikut :

Spesimen 1

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 17 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.956- 0.939)

W= 2,076 kg.cm

Spesimen 2

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 18 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.951- 0.939)

W= 1,420 kg.cm

Spesimen 3

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 16 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.961- 0.939)

W= 2,696 kg.cm

3. Fraksi volume serbuk 30% pada spesimen sebgai berikut :

Spesimen 1

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)


32

W = 50 kg x 2,5cm (cos 18 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.951- 0.939)

W= 1,420 kg.cm

Spesimen 2

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 19 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.945- 0.939)

W= 0,728 kg.cm

Spesimen 3

W = G x λ (cos β – cos α) (kg.cm)

W = 50 kg x 2,5cm (cos 19 – cos 20 )

W = 125 kg.cm (0.945- 0.939)

W= 0.728 kg.cm

Dari hasil perhitungan dapat ditemukan energi terbesar yang terserap pada
sepesimen 3 adalah 3,825 kg.Cm dengan sudut α 20 0 dan β 140, dimana fraksi
volume serbuk arang kayu sebanyak 10% dan energi terkecil yang terserap pada
spesimen 3% adalah 0.728 kg.Cm dengan sudut α 200 dan β 190.
4.2.2. Perhitungan Harga Impak

Hasil pengujian impak telah didapatkan energi yang terserap dan luas
penampampang patahan pada setiap spesimen. Dari hasil perhitungan tersebut
dapat ditentukan harga impak dari setiap spesimen uji. Perhitungan harga impak
adalah sebagai berikut :
1. Fraksi volume serbuk arang 10%

Spesimen 1

HI = = 0,175 kg/cm
33

Spesimen 2

HI= = 0,213 kg/cm

Spesimen 3

HI = = 0.249 kg/cm

2. Fraksi volume dengan 20%

Spesimen 1

HI = = 0.135 kg/cm

Spesimen 2

HI = = 0,092 kg/cm

Spesimen 3

HI = = 0,175 kg/cm

3. Fraksi volume dengan serbuk arang 30%

Spesimen 1

HI = = 0,092 kg/cm

Spesimen 2

HI = = 0,047 kg/cm

Spesimen 3

HI = 0,047 kg/cm
34

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Energi Terserap dan Harga Impak


Volume Jarak
Luas Massa Sudut Jarak Energi Harga
(%) Spesimen Lengan
Penampang Pendulum Tegangan Regangan cos Terserap Impak
Pengayun
(β-α)
(cm^2) (cm) (Kg) (ͦ) (ͦ) (Kg/cm) (Kg/cm)
No
Partikel A λ G α β W HI
1 15.34 2.5 50 20 0,939 16 0,961 0,021 2,696 0,175
10% 2 15.34 2.5 50 20 0,939 15 0,965 0,026 3,279 0,213
3 15.34 2.5 50 20 0,939 14 0,970 0,030 3,825 0,249

1 15.34 2.5 50 20 0,939 17 0,956 0,166 1,076 0,135


20% 2 15.34 2.5 50 20 0,939 18 0,951 0,011 1,420 0,092
3 15.34 2.5 50 20 0,939 16 0,961 0,021 2,696 0,175

1 15.34 2.5 50 20 0,939 18 0,951 0,011 1,420 0,092


30% 2 15.34 2.5 50 20 0,939 19 0,945 0,005 0,728 0,047
3 15.34 2.5 50 20 0,939 19 0,945 0,005 0,728 0,047

4.3 Pembahasan Uji Impak

Setelah melaksanakan pengujian uji impak, peneliti dapat mengetahui cara


mencari nilai dari energi impak pada setiap spesimen yang diuji, Hasilnya dapat
dilihat pada tabel hasil pengujian di atas dengan hasil pengukuran tiap – tiap
dimensi spesimen yang berbeda – beda, dan nilai energi impak yang berbeda –
beda pula. Satuan energi impak dalam joule, sedangkan satuan harga impak dalam
joule per mm persegi ( kg/cm2). Setelah mendapatkan hasil data perhitungan
mencari luas permukaan ( A ), maka kita dapat mengetahui berapa besar harga
impak (HI) tergantung dari hasil luas spesimen dan energi impak yang telah
diketahui seperti pada tabel di atas, karena setiap spesimen energi impak ( EI ) dan
luas permukaan nya berbeda – beda. Untuk mencari harga impak yaitu dengan
menggunakan rumus HI = W/A. Hasil penelitian ini menujukkan nilai energi
terbesar pada spesimen komposisi partikel arang 10% dan 90% limbah plastik botol
yaitu pada spesimen ke 3 dengan hasil 0.249 Kg/cm. seperti pada gambar 4.2
dibawah.
35

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Energi Terserap 2.69613 3.27915 3.82539 2.07652 1.42049 2.69613 1.42049 0.72824 0.72824
Harga Impak 0.17576 0.21376 0.24937 0.13537 0.0926 0.17576 0.0926 0.04747 0.04747
Nilai Harga Impak (HI) Kg/Cm

Gambar 4.2 Energi Terserap vs Harga Impak


1. Komposisi 10% Arang dan 90% Limbah Plastik
Pada komposisi 10% arang harga impak dan energi terserap terbesar di
tunjukkan oleh spesimen ke 3 dengan hasil harga impak 0.175 dan energi terserap
2.696. Hal ini dikarenakan komposisi 90% limbah plastik sekaligus menjadi resin
sebagai pengikat serbuk arang seperti ditunjukkan pada gambar 4.3.

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3
Energi Terserap 2.696134394 3.279150688 3.825388186
Harga Impak 0.175758435 0.213764712 0.249373415

Nilai Harga Impak (HI) Kg/Cm

Gambar 4.3 Energi Terserap vs Harga Impak

2. Komposisi 20% Arang dan 80% Limbah Plastik


Pada komposisi 20% arang harga impak dan energi terserap terbesar di
tunjukkan oleh spesimen ke 3 dengan hasil harga impak 0.135 dan energi terserap
2.076. Hal ini dikarenakan komposisi 80% limbah plastik sekaligus menjadi resin
sebagai pengikat serbuk arang seperti ditunjukkan pada gambar 4.4.
36

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3
Energi Terserap 2.076516897 1.420486939 2.696134394
Harga Impak 0.13536616 0.092600192 0.175758435
Nilai Harga Impak (HI) Kg/Cm

Gambar 4.4 Energi Terserap vs Harga Impak

3. Komposisi 30% Arang dan 70% Limbah Plastik


Pada komposisi 30% arang harga impak dan energi terserap terbesar di
tunjukkan oleh spesimen ke 3 dengan hasil harga impak 0.092 dan energi terserap
1.420. Hal ini dikarenakan komposisi 70% limbah plastik sekaligus menjadi resin
sebagai pengikat serbuk arang seperti ditunjukkan pada gambar 4.5.

1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3
Energi Terserap 1.420486939 0.728244352 0.728244352
Harga Impak 0.092600192 0.047473556 0.047473556
Nilai Harga Impak (HI) Kg/Cm

Gambar 4.5 Energi Terserap vs Harga Impak


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa


harga impak tertinggi terjadi pada komposisi 10% partikel serbuk arang kayu, 90%
limbah botol plastik dengan nilai sebesar 0,249 kg/cm sedangkan harga impak
terendah terjadi pada komposisi 30% partikel serbuk arang kayu, dan 70% limbah
botol plastik dan yang terendah dengan nilai sebesar 0,047 kg/cm.

5.2 Saran

Pada penelitian yang dilakukan, masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang
dilakukan. Maka dari itu terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk
menyempurnakan penelitian selanjutnya dan meminimalkan kesalahan yang akan
terjadi, adapun saran tersebut yaitu:

a. Pada saat melakukan pembuatan komposit, letakan pemberat pada penutup


kaca. Hal ini dilakukan agar permukaan komposit menjadi rata dan mengurangi
rongga udara atau void.
b. Pastikan partikel yang dicampurkan kedalam komposit tersebar secara merata,
karena jika terjadi penumpukan partikel pada komposit dapat mempengaruhi
hasil dari penelitian.
c. Jika penelitian selanjutnya juga menggunakan partikel serbuk arang kayu,
hendaknya menambahkan komposisi resin polyester agar lebih maksimal
tingkat kekerasannya.

37
DAFTAR PUSTAKA

[1] N. Herlina Sari, E. S. Dyah, and M. Wirya Dirjan, “Analisis Sifat Kekuatan
Impact Komposit Sandwich Plastik Bekas Diperkuat Serat Sisal Dengan
Core Bonggol Jagung,” Din. Tek. Mesin, vol. 4, no. 1, pp. 2088–88, 2014.
[2] D. A. N. Mikrostruktur and F. H. Mentari,
“Sistem Komposit
Polystyrene/karbon (PS/C) Berbasis Arang Kayu Jati dengan Variasi
Komposisi dan Pengaruhnya Terhadap Porositas, Konduktivitas Listrik, dan
Mikrostruktur,” p. 9, 2011.
[3] D. W. Nurhajati’, A. Yuniari’, Herminiwati’, S. Brataningsih, and P.
Lestari’, “Komposit Dari Sampah Plastik Fleksibel Dan Serbuk Gergaji (a
Compostte From Flextble Plastic Waste and Saw Dust),” vol. 19, no. I, 2003.
[4] A. Yuniari, “Kajian Komposit plastik daur ulang dengan serbuk kayu untuk
bahan banguanan,” vol. XL No 4, 2008.
[5] D. V. R. Donald V.Rosato, David P.Dimattia, Designing with Plastics and
Composites A Handbook, 1st ed., vol. 28, no. 2. New York: Springer
Science+Business Media, 1994.
[6] Pramono Agus Edy, “Karakteristik Komposit Karbon-Karbon Berbasis
Limbah
Organik Hasil Proses Tekan Panas,” Universitas Indonesia, 2012.
[7] F. C. Campbell, “Manufacturing Technology for Aerospace Structural
Materials,” no. 1996, ELSEVIER LTD, 2004, pp. 557–562.
[8] Beckwith,S.W. Thermoset Composite Resin Matrices. SAMPE Journal, Vol.
48, No. 6. 2012.
[9] Findasari TA. Komposit Berpenguat Partiker Tempurung Kelapa Sawit
Dengan Resin Butek 3210 Sebagai Pengganti Alternatif Kampas Rem.
Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2006.
[10] Oroh, Jonathan.. Analisis Sifat Mekanik Material Komposit Dari Sabut
Kelapa.Universitas Sam Ratulangi : Manado, 2013.

38
39

[11] F. Ferdinand Polii, “Pengaruh Suhu dan Lama Aktivasi Terhadap Mutu
Arang Aktif Dari Kayu Kelapa,” J. Ind. Dan Has. Perkeb., vol. vol 12, no.
2, pp. 21– 28, 2017.
[12] A. Gebresas, H. Asmelash, H. Berhe, and T. Tesfay, “Briquetting of
Charcoal from Sesame Stalk,” J. Energy, vol. 2015, no. August, pp. 1–6,
2015.
[13] Y. Handoyo, “Pearancangan Alat Uji Impak Metode Charpy kapasitas 100
Joule,” J. Ilm. Tek. Mesin, vol. 1, no. 1, pp. 45–53, 2013.
40

LAMPIRAN

Spesimen (1) 10% Arang dan 90% Botol Plastik


41

Spesimen (2) 10% Arang dan 90% Botol Plastik


42

Spesimen (3) 10% Arang dan 90% Botol Plastik


43

Spesimen (1) 20% Arang dan 80% Botol Plastik


44

Spesimen (2) 20% Arang dan 80% Botol Plastik


45

Spesimen (3) 20% Arang dan 80% Botol Plastik


46

Spesimen (1) 30% Arang dan 70% Botol Plastik


47

Spesimen (2) 30% Arang dan 70% Botol Plastik


48

Spesimen (3) 30% Arang dan 70% Botol Plastik

Anda mungkin juga menyukai