Anda di halaman 1dari 50

ABSTRAK

Karakteristik petir berasal dari pengukuran yang dilakukan di daerah beriklim tropis yang mempunyai
perbedaan karakteristik jika dibandingkan dengan pengukuran di daerah sub tropis. Kemudian digunakan
sebagai data dsar untuk standar internasional proteksi petir.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem proteksi untuk memproteksi komponen turbin agnin
melawan serangan petir tropis secara langsung pada struktur atau sudu sayp sebagau satu dari energi
alternatif yang prospektif di Indonesia. Karakteristik struktur dan komponen dianalisa. Hantaran petir
menghantar sudu sebagai struktur paling tinggi dari turbin dan arus petir terdistribusi melewati komponen
dan tersebar ke sistem pentanahan. Akibat kenyataan dari daerah turbin angin terdapat pada daerah Nusa
Penida Bali, karakteristik petir tropik berperan penting untuk menentukan sistem proteksi pada komponen dan
struktur. Penelitian ini menganalisis sistem proteksi yang memungkinkan aliran arus ke sistem penanahan
tanpa harus mengganggu konverter listrik, mekanik, kinerja elektronik pada turbin. Karakteristik petir lokal di
daerah dan perancangan sistem proteksi berasal dari penelitian sesuai dengan kerangka standar IEC dengan
penggunaan parameter petir tropik.
Keywords: turbin angin, konverter, sudu, karakteristik petir, arrester petir, sistem proteksi petir.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang
Turbin angin adalah satu dari energi alternatif yang ramah lingkungan. Teknologi turbn angin telah
dikembangkan secara signifikan pada sepuluh tahun terakhir. Isu pemanasan global mempercepat penelitian
untuk mendapatkan energi bersih, seperti angin dan energi solar. Energi angin adalah energi yang relatif bersih
dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan
dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam).
Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski demikian,
harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi lingkungan.
Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan dapat dikelola. Energi angin sekarang menjadi
lebih efisien dan ekonomius dan menjadi sattu dari solusi dari sumbeer energi di masa depan.
Turbin angin

normalnya berlokasi di daerah terbuka dan terpapar dan sudu angin bisa lebih mudah menghantam serangan
petir langsung. Struktur bisa didpatkan lebih dari ketinggian 100 meter. Arus petir dapat merusak komponen
turbin angin didalam struktur, seperti alat mekanik dari sudu angin.kerusakan listrik serta komponen elektronik
terjadi karena adanya amplitudo yang sangat tinggi dari arus petiryang melewati komponen dan menyebabkan
pulsa elektronik menjadi sensitif dan kompoen dasar mikroposesor mengelilingi hal tersebut.
Daerah Nusa Penida di Pulau Bali, indonesia mempunyai energi angin potensial. Beberapa dari turbin angin
telah dibangun dan beroperasi didalam area ini untuk menyuplai energi listrik ke beban di bagian selatan Pulau
Bali. Nusa Penida berlokasi di daerah tropik dan secara relatif mempunyai densitas petir tinggi yang mana lebih
besar dibandingkan arus puncak lebih tinggi dibandingkan satu
Proteksi dari struktur turbin angin dan komponen pada area ini melawan hantaran petir langsung dan tidak
langsung perlu dievaluasi karena pada kenyataannya nanti banyak dan lebih banyak lagi sumber energi angin
yang dapat dipasang di daerah tropik seperti Indonesia. Rancangan baru ditunjukan untuk sistem proteksi petir
pada turbin angin yang berlokasi di daerah tropik yangmempunyai parameter petir berbeda dibandingkan
penetapan parameter petir di standar internasional yang mana diukur di daerah subtropis seperti IEC
63205/2006.
I.2 Tujuan
Secara umum tujuan dari studi ini adalah mengetahui kondisi turbin angin di daerah tropis serta
mengevaluasinya, apakah dapat memberikan alternatif penningkatan sistem proteksi petir. Objek yang akan di
evaluasi dalam hal ini berada di daerah nusa penida.

I.3 Rumusan Masalah

Turbin angin bukanlah teknologi yang berubah dengan cepat. Tapi pengembangan teknologi yang dilakukan
telah mempercepat penyediaan energi bagi masyarakat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada potensi
sumber daya alam yang belum dimanfaatkan yaitu angin.

Dengan peningkatan kemampuan teknis yang dimiliki, maka kita dapat mengembangkan serta memperbaiki
permasalahan yang terdapat dalam sistem dan struktur dari turbin angin di daerah Nusa penida sehingga turbin
yang sudah dibangun selama ini dapat dimaksimalkann penggunaannya oleh masyarakat setempat.
Permasalahan yang muncul pada kondisi ini adalah :
Seberapa besar potensi angin yang ada di Nusa penida?
sejauh mana turbin angin berperan untuk masyarakat setempat?
Bagaimana desain yang digunakan agar dapat disesuaikan dengan kondisi setempat?

I.4 Batasan Masalah
Dalam proses penyelesaian penelitian ini, digunakan beberapa batasan masalah
dan asumsi perhitungan. Batasan masalah yang dipakai oleh penulis adalah:
1. Evaluasi instalasi proteksi petir pada PLTB di Nusa Penida
2. Sistem proteksi petir pada turbin angin di Nusa penida
3. Tinjauan ulang proteksi petir eksternal yang digunakan pada turbin angin di Nusa penida
5. Penentuan ruang proteksi dari penangkap petir.
6. Perawatan dan pemeliharaan sistem proteksi penangkal petir
7. Merancang sistem penangkal petir
8. Usulan rancangan proteksi petir eksternal yang lebih aman untuk PLTB di Nusa penida.
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN, bagian ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan
masalah, batasan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA, bagian ini berisi kajian literatur tentang angin, fenomena petir, kondisi turbin
angin, karakeristik petir, kop
Bab III KERUSAKAN YANG DIAKIBATKAN OLEH PETIR PADA PLTB DI NUSA PENIDA
berisi tentang metode pengolahan data, cara
Bab IV ALTERNATIF YANG DIAJUKAN SEBAGAI PROTEKSI PETIR TERHADAP PLTB
Bagia ini berisi tentang free-standing mast,
Bab V PENUTUPAN, bagian ini berisi rangkuman beberapa hal penting
yang merupakan hasil penelitian serta mengemukakan beberapa
saran yang dianggap penting sehubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
Metoda pelaksanaan studi dilakukan dengan sistematika sebagai berikut:

Gambar 1.1 Metodologi Studi



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Aplikasi Turbin angin di Indonesia

Berkenaan dengan aplikasi turbin angin di Indonesia, berbagai hasil riset dan pengembangan
telah dilakukan. Peta estimasi potensi angin (ketinggian standar 10 m), mengkategorikan
kecepatan angin rata-rata di Indonesia (0-4,4) m/s, (4,4-5,1) m/s dan (5,1-5,6) m/s. Data dari stasiun
pengukuran BMG, menunjukkan 50 lebih lokasi memiliki kecepatan angin (3-5) m/s; sementara
hasil pengukuran LAPAN menunjukkan 30 lebih lokasi memiliki kecepatan angin juga antara (3-5)
m/s. Meskipun relatif terbatas, informasi potensi angin yang ada memberikan indikasi bahwa
aplikasi turbin angin kecil dan menengah potensial. Kecepatan angin yang lebih tinggi
untuk turbin angin yang lebih besar dapat diperoleh dengan menambah ketinggian. Sebagai
contoh, penambahan ketinggian dari 10 hingga 24 m (untuk Desa Bungaiya, pulau Selayar),
kecepatan angin rata-rata akan meningkat dari 3,8 menjadi 5,5 m/s atau sekitar 44 persen, dan daya angin
meningkat sekitar 156 persen. Di desa Bulak Baru dan Kalianyar, Jepara, telah dioperasikan 40 unit lebih turbin
angin (0,07 - 2,5 kW), dan di dusun Selayar, Lombok Timur sebanyak 7 unit turbin angin (1 kW). Selain itu, di
Tanglad, Nusa Penida, Bali telah diaplikasikan
turbin angin (2x10 kW), yang digabung dengan fotovoltaik (2 x 9,7 kW) dan diesel (2 x 40 kW), beroperasi
sejak akhir November 1993 dengan produksi energi 200 kWh/hari. Di wilayah Sumbawa Timur, pulau Selayar
dan Buton. Barubaru juga telah diaplikasikan sejumlah turbin angin (0,1 dan 0,3 kW) secara mandiri di
pedesaan.

G u n a lebih meningkatkan hasil yang dicapai, beberapa masalah krusial memerlukan pemecahan lebih lanjut,
seperti pemeliharaan, sarana pendukung, serta pemanfaatan teknologi yang handal. Informasi potensi angin
yang diperoleh sampai arus, memberikan kemungkinan untuk aplikasi turbin angin besar. Penambahan
ketinggian menara turbin angin untuk meningkatkan kecepatan angin akan memperbesar kemungkinan itu, di
samping mengembangkan turbin angin dengan kecepatan angin operasi yang relatif rendah. Pengembangan
turbin angin untuk aplikasi skala besar yang terhubung jaringan utilitas itu memerlukan kajian yang lebih
cermat dan lebih rinci.

II.2 Karakteristik Struktur
Nusa Penida berlokasi di daerah yang mempunyai koordinat 115 30 sampai 115 36 BT dan -8 40 ke -8 45 LS.
Nusa Penida terdiri dari Nudsa Lembongan, nusa ceningan, dan pulau Nusa Besar. Pulau Nusa Penida bagian
dari kota klungkung. Pada umumnya, topografi Nusa Penida termaasuk daerah yang miring dan berbukit. Nusa
Penida berlokasi di daerah lepas pantai do sepanjang pantai utara dan daratan punya kemiringan 0-3% dan
ketinggian dari 0-268 meter diatas garis laut. Pada bagian selatan dari area ini didalam Klumbu yang mana
lebih miring sampai 500 meter diatas garis laut.
Kecepatan angin di Nusa penida adalah 10-13 m/s. Kecepatan tertinggi terjadi pada bulan Desember sampai
Januaridalam beberapa tahun seperti digambarkan pada gambar berikut.
Dua turbin angin telah dipasang pada daerah ini dan memproduksi daya listrik sebesar 80 kW dan 100 kW.
Instalasi dari beberapa tubin angin pada pulau Nusa Penida akan memberikan lebih banyak energi listrik yang
bisa ,emyuplai ke beberapa bagian dari daerah bali dan mengurangi penggunaan minyak diesel selama hotel dan
rumah membutuhkan listrik menggunakan pembangjit listrik tenaga diesel yang terisolasi. Masalah dari turbin
angin adalah hantaran petir yang bisa merusak peralatan dan produksi disturbansi daya.
Kajian Potensi Energi Angin sebagai Pembangkit Energi Listrik di Nusa Penida
Hasil pengukuran kecepatan angin di tiga titik lokasi di Nusa Penida, ditampilkan tabel 1.
Tabel 2. Data Kecepatan Angin Harian
Lokasi Kec. Angin (m/s) Arah angin
Cuaca
Harian
Batumadeg 5.93 Selatan Cerah
Batumadeg 4.647 Selatan Cerah
Batumadeg 3.26 Selatan Cerah
Batumadeg 4.606 Selatan Cerah
Batumadeg 4.525 Selatan Cerah
Batumadeg 5.659 Selatan Cerah
Batumadeg 5.233 Selatan Cerah
Tanglad 5.75 Tenggara Mendung
Tanglad 5.27 Tenggara Mendung
Tanglad 5.65 Tenggara Berawan
Tanglad 6.26 Tenggara Berawan
Tanglad 7.76 Tenggara Cerah
Tanglad 6.259 Tenggara Cerah
Tanglad 5.119 Timur Mendung
Mundi 7.917 Tenggara Berawan
Mundi 8.023 Tenggara Berawan

II. 3 Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin / Bayu (PLTB)
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) karena sifatnya yang terbarukan (renewable) sudah jelas akan
memberikan keuntungan karena angin tidak akan habis digunakan tidak seperti pada penggunaan bahan bakar
fosil. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak
mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Kalau dicermati dari pembangkitan
energi listrik dari data potensi kecepatan angin, energi maksimum yang bisa dibangkitkan 50 kW. Karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat Nusa Penida perlu dibangun lebih dari satu unit
pembangkit. Pada gambar 1 diperlihatkan gambar pembangkit listrik tenaga angin sebagai ilustrasi yang
menunjukkan pembangunan pembangkit lebih dari satu unit. Dengan demikian, pembang-kit listrik tenaga
angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan
sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, di antaranya yaitu dampak visual , derau suara, beberapa
masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik
membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin
pada lahan yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi
penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan
lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah
membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat.
Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggu-nya cahaya matahari yang
masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip
dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin yaitu terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran dari sudu- sudu
turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon. Selain
derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat suara listrik. Derau mekanik yang
terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam badan turbin atau rumah
pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk
perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisis data turbulensi angin dan kekuatan
angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran,
kecepatan angin, turbulensi aliran masuk. Derau aerodina-mis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu
kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan
skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena menggunakan
energi kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir (Firman Sasongko,2009).
Biaya investasinya memang cukup mahal. Harga satu unit kincir angin yang diberi nama EGRA(Energi Gratis)
ini sekitar 60 juta rupiah. Biaya yang dubutuhkan tampak cukup besar, tetapi jika dihitung secara ekono-mis,
ternyata cukup menguntungkan. Karena mema-kai kincir angin, maka tidak ada pengeluaran untuk bahan
bakar lagi. Biaya pemeliharaan relatif murah. Bandingkan jika memakai mesin diesel. Untuk biaya solar saja
menghabiskan Rp.132.000 per hari, yang artinya Rp.132.000 x 365 = Rp. 48.180.000 per tahun. Belum
termasuk biaya pemeliharaan mesin. Diprakirakan dalam waktu 2 tahun, manfaat dari kincir angin ini sudah
terasa dan cukup menguntungkan .


II.3 Karakteristik Petir Tropik
Aspek yang paling penting harus dipertimbangkan adalah data petir lokal yang bisa mempengaruhi kinerja dari
turbin angin. Kebanyakan komponen dari turbin angin diproduksi di kota sub tropik yang mempunyai standar
dasar pada data petir subtopik. Data petir lokal pada daerah Nusa Penida terbagi atas National Lightning
Detection System disebut JAPDEN direkam dari tahun 1995 sampai tahun 2002, pulau Nusa Penida adalah
yang punya statistik arus puncak petir sekitar 15 kA (probabilitas 85%), yang mana hanya 8 kA pada daerah
sub tropik.
Beberapa polaritas negatif dari arus petir terekam pada daerah ini. macam-macam hantaran petir juga direkam
yang mana secara normal terdiri dari satu hantaran utama dan dua atau lebih hantaran berikutnya. Kebanyakan
dari hantaran petir pada daerah ini terjadi sekita pukul 9 pagi dan musim petir terjadi pada bulan Desember
hingga Februari setiap tahunnya. Sayangnya hal ini juga merupakan periode produktif pada turbin angin untuk
memproduksi listrik karena kecepatan angin pun tinggi. Hal ini merupakan alasan mengapa turbin angin
tersebut memerlukansistem proteksi petir yang baik untuk memelihara suplai listrik tanpa terjadi padamnya
daya.
Probabilitas dari arus puncak petir ditunjukan pada gambar 4 sebesar 15 kA pada probabilistik 85% dan 50 kA
pada probabilistik 50%. Hal tersebut terkam pada 34 kA untuk probabilistik 50% pada daerah sub tropik.
Berdasarkan peta densitas petir berasal dari Japden (jaringan deteksi petir Indonesia) densitas petir di Nusa
Penida Bali antara 8-16 hantaran petir per km2 per tahun (yang mana hanya 4 hantaran/km2/tahun pada daerah
subtropik dengan level isokronik 80-100 per tahun.
II.4 Karakteristik Turbin angin
Struktur dari turbin angin terdiri dari sudu angin yang berada pada puncak tertinggi bekerja sebagai batang petir
untuk menerima hantaran petir. Arus petir akan mengalir melalui komponen didalam turbin sebagai gelombang
berjalandari pulsa elektromagnetik yang bisa merusak peralatan jika tidak dipasang sistem proteksi.
Ketika petir menghantam sudu tanpa proteksi, hal tersebut akan merusak sudu dan arus akan terdistribusi ke
dalam badan turbin melalui mekanik, elektri, dan peralatan elektronik. Kerusakan pada susdu bisa
mengakibatkan runtuhnya menara dan arus petir mengalir melalui struktur bisa menginduksi kabel daya dan
merusak sitem tegangan rendah. Hal tersebut akan menghasilkan elevasi tegangan pada sistem pentanahan yang
memungkinkan terjadinya tegangan pindah dan menyentuh tegangan yang bisa membahayakan orang-orang di
sekitar dan merusak banyaknya perlatan sensitif didalam struktur mlalui sistem pentanahan.
Hantaran petir langsung pada sudu bisa menyebabkan arus petir mengalir melalui badan ke sistem pentanahan
dan merusak semua komponen (tanpa proteksi) yang dilewati arus. Dengan memenuhi sudu menggunakan
konduktir sebagai batang proteksi (reseptor) dan memasang sistem proteksi petir (arrester) pada komponen
yang akan dilewati oleh arus petir yang mengalir ke sistem pentanahan secara aman tanpa menyebabkan
kerusakan peralatan.

II.5 Data Petir
Data petir diperoleh dari data historis Jaringan Deteksi Petir Nasional (JADPEN). Di laporan akan
dipaparkan tentang karakteristik petir lokal dimana saluran yang diamati berada selama lebih kurang 5 tahun,
dari tahun 1997 sampai 2001.
II.5.1 Jaringan Deteksi Petir Nasional
Pada Periode tahun 1995 hingga 2002 Indonesia memiliki sistem deteksi petir yang menggunakan teknologi
Lightning Positioning and Tracking System (sistem penentu dan pelacak petir LPATS) dari Amerika. Sistem
Deteksi Petir tersebut dinamakan dengan Jaringan Deteksi Petir Nasional (JADPEN). JADPEN adalah sistem
yang mengumpulkan dan mengolah informasi petir di Indonesia.

Gambar II.1 Konfigurasi JAPDEN
JADPEN terdiri dari beberapa sensor penerima (Remote Receiver RR) yang tersebar di pulau Jawa dan
Sumatra, sebuah pusat penganalisa (Central Analyzer CA) dan Alat Pemantau Petir di sisi pelanggan
pengguna jasa ini. Sistem ini bekerja dengan satelit komunikasi dan satelit-satelit Global Positioning System
(GPS) untuk korelasi posisi dan waktu. Untuk pengiriman data mentah dari RR ke CA dan penyebaran data jadi
dari CA ke pelanggan, digunakan teknologi komunikasi data Very Small Arpeture Terminal (VSAT).

Gambar II.2 Time of Arrival
Dalam menentukan posisi sambaran petir, LPATS menggunakan teknik time of arrival (TOA). Sasaran utama
dari pelacakan petir adalah mengetahui lokasi terjadinya sambaran petir dengan ketelitian tinggi, waktu
terjadinya sambaran, jenis sambaran dan besarnya arus petir. Data-data tersebut selang beberapa detik setelah
sambaran ini terjadi, sehingga diperoleh data waktu nyata.
Fungsi dari CA adalah menerima laporan RR, memvalidasi laporan, melakukan perhitungan-perhitungan,
menampilkan dan mengarsipkan hasil perhitungan. RR berfungsi merasakan adanya gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh sambaran petir dan memberitahukannya ke CA. Hubungan keduanya
dilakukan melalui satelit komunikasi.
II.6 Kriteria Pengamatan Data Petir
Pengamatan data petir dibagi menjadiu dua berdasarkan karakteristik petir lokal di tiap area. Adapun kriteria
pengamatan data petir tersebut ada
1) Waktu Pengamatan : 1 Januari 1997 tahun sampai dengan 31 Desember 2001 (5 tahun)
2) Titik Tengah Pengamatan :
- Nusa Penida : 8.54 S 115.45 E
3) Luas Daerah Pengamatan: 50 KM x 50 KM
II.6.1 Data Petir Nusa Penida
II.6.1.1 Statistik Arus Puncak
Statistik arus puncak menunjukan hubungan arus puncak petir (dalam kilo Ampere, kA) terhadap jumlah
kejadian sambaran petir, sebaran atau distribusinya serta hubungan dengan probabilitas kejadiannya. Jumlah
kejadian sambaran petir menunjukan jumlah sambaran pada range amplitudo (puncak) arus petir tertentu. Arus
puncak yang diberikan adalah sambaran petir negatif dan positif. Berikut ini statistik arus puncak daerah sampai
dengan 2001:


Gambar II.3 Statistik Arus Puncak Petir di Nusa Penida

Dari kurva diatas, arus puncak jenis negatif lebih dominan dari jenis positif. Untuk
jenis negatif, sebaran dominan pada -31,6 kA sampai dengan -63,1 kA dan rata-rata maksimum pada -39.8 kA
sampai dengan 50, 1 kA dengan jumlah kejadian sampai dengan 4500 sambaran. Untuk jenis positif, sebaran
dominan pada 12.6 kA sampai dengan 31.6 kA dan rata-rata maksidmum pada 15,8 kA sampai dengan 25,1 kA
dengan jumlah kejadian sampai dengan 300 sambaran.

Di daerah Bali timur (50 km x 50 km), arus puncak minimum tercatat -5,8 kA dan maksimum -279.9 kA
dengan rata-rata arus puncak negatif -47,9 kA. Arus puncak positif minimum tercatat 5.5 kA dan maksimum
307.9 kA dengan rata-rata arus puncak positif adalah 29,3 kA. Probabilitas arus puncak adalah presentase yang
menunjukkan kejadian sambaran petir dengan arus puncak lebih besar dari nilai tertentu (greater than value).
Misal untuk arus x kA, probabilitasnya y %. Maksudnya : y % arus puncak petir adalah lebih besar dari x kA.
Arus puncak yang diberikan adalah sambaran petir negatif dan positif, masing-masing sambaran pertama (1
(subsequent). Dan sambaran susulannya (subquent). Berikut ini adalah grafik probilitas arus puncak petir lokal
di Bali timur untuk sambaran positif dan negatif dan perbandingan dengan statistik dari CIGRE Working Group
33.01,1:


Gambar II.4 Probabilitas Arus Puncak Petir di Bali timur

Statistik ini sangat berguna untuk perancang sistem proteksi baik eksternal maupun internal, karena
memberikan salah satu informasi parameter petir lokal yaitu arus puncak (amplitude). Aplikasinya digunakan
dalam perhitungan perhitungan, seperti : konsep elektrogeometri, lightning performance saluran udara,
koordinasi isolasi dan desain pembatas surja (arrester).

II.6.1.2 Kerapatan Sambaran Petir dan Peta Sambaran

Flash density atau kerapatan sambaran adalah peta yang menunjukkan jumlah sambaran petir per tahun.
Perbedaan warna menunjukkan harga kerapatan sambaran yang berbeda. Kerapatan sambaran ditunjukkan
sebagai jumlah sambaran per kilometer persegi per tahun. Dari data ini dapat diperoleh informasi berapa jumlah
sambaran petir terjadi pada suatu daerah yang dipantau. Ada dua peta yang diberikan yaitu kerapatan sambaran
untuk semua jenis sambaran (positif, negati dan awan) dan kerapatan sambaran untuk sambaran petir ke tanah
(positif dan negatif) yang dikenal dengan Ng (number flash to ground) atau GFD (ground flash density).
Informasi ini sangat berharga untuk melakukan analisis keperluan proteksi petir, analisa resiko sambaran petir,
lightning performance saluran udara dan sebagainya.

2.2 Kerapatan Sambaran Petir di Pulau Bali





II.5 Kerapatan Sambaran Petir di Daerah Bali timur


II.6.1.3 Variansi Bulanan dan Statistik Harian
Variansi bulanan sambaran petir menunjukkan hubungan sebaran kejadian petir
terhadap waktu (bulan). Dari hubungan ini dapat diperoleh informasi siklus kejadian petir bulanan, bulanan,
bulan-bulan siklus petir maksimum dan minimum, atau kapan dimulainya siklus petir pada daerah yang
dipantau.
Gambar 2.5 memberikan gambaran aktivitas sambaran petir ke tanah dan petir awan
setiap bulan. Dari jumlah kejadian sambaran secara keseluruhan, sambaran ke tanah lebih dominan
dibandingkan sambaran awan. Sambaran petir ke tanah hampir merata terjadi sepanjang tahun dengan dua
siklus semester. Semester kedua, Oktober sampai Januari mempunyai aktivitas sambaran sedikit leih banyak
dibandingkan semester pertama, Februari sampai Juni. Puncak siklus masing-masing semester adalah di bulan
April dan Mei serta pada bulan November dan Desember.
Untuk sambaran awan semester pertama lebih dominan dibandingkan semester ke
dua. Dapat dilihat petir pada bulan Januari juga cukup signifikan banyak, karena
terjadi pada musim peralihan antara musim hujan dan musim panas.

Gambar 2.5 Variansi Bulanan Kejadian Petir di Daerah Bali Timur

Hampir sama dengan variansi bulanan, statistik frekuensi memberikan informasi siklus petir. harian. Dengan
mengetahui pola petir harian dapat diketahui pada waktu atau jam berapa biasanya petir terjadi pada daerah
yang dipantau. Lebih lanjut hal ini dapat diaplikasikan untuk siaga personil, jam lembur dan persiapan
antisipasi lainnya. Statistik harian diberikan dalam jamWaktu Indonesia Barat. Barat.

Gambar 2.6 Statistik Harian Kejadian Pewtir di Daerah Bali Timur

Statistik harian dibuat untuk masing-masing daerah penyulang dari tahun 1997 sampai dengan 1999 yang terdiri
dari statistik sambaran ke tanah (positif dan negatif) dan sambaran awan. Gambar 2.6 menunjukkan aktivitas
sambaran petir harian di daerah Bali timur. Petir terjadi tengah hari sampai sore hari, yaitu dari jam 11.00
sampai 19.00. Petir diluar jam itu juga sering terjadi dengan frekuensi yang lebih rendah. Puncak aktivitas petir
terjadi pada jam 14.00 sampai 17.00 yang mencapai lebih dari 3500 sambaran ke tanah dan 800 sambaran
awan.

II.7 Data Gangguan

Petir cukup memiliki porsi besar sebagai penyebab gangguan pada masing-masing penyulang. Penyebab tidak
jelas atau lain-lain adalah porsi penyebab gangguan yang paling besar. Keputusan bahwa penyebab gangguan
tersebut adalah petir didasarkan antara lain atas bukti-bukti yang ada seperti bekas flashover pada isolator,
konduktor (pecah atau bekas terbakar) atau dari cuaca pada saat terjadi gangguan.

Lightning performance saluran udara dapat diturunkan dari data gangguan. Lightning performance didekati
dengan jumlah gangguan karena petir per 100 km saluran per tahun. Perlu diingat lightning performance disini
adalah berdasarkan pengamatan di lapangan semata, dengan tingkat keakurasian yang tidak begitu baik.
Berdasarkan data rekapitulasi gangguan, gangguan yang disebabkan oleh petir didekati dengan:

1) Gangguan tersebut pasti disebabkan oleh petir (sure lightning): diputuskannya gangguan tersebut diakibatkan
oleh petir berdasarkan bukti di lapangan, misalnya isolator pecah, terbakar atau kanduktor putus dan justifikasi
petugas lapangan yang mengamati bahwa gangguan terjadi sesaat setelah terjadi sambaran petir atau terdengar
guruh. Data ini menjadi lebih akurat apabila
didukung dengan data dari peralatan deteksi sambaran petir.

2) Gangguan yang diasumsikan berkorelasi dengan sambaran petir atau merupakan dampak tidak langsung dari
sambaran petir (lightning correlated): yaitu gangguan berdasarkan cuaca pada saat gangguan terjadi, (dalam hal
ini cuaca buruk ; hujan, hujan lebat, hujan petir, berawan,
gerimis, kabut), gangguan tidak jelas dan gangguan berdasarkan kerusakan pada peralatan di jaringan (trafo,
arrester, isolator dan sebagainya). Diasumsikan 70% semua penyebab gangguan ini berkorelasi dengan
sambaran petir. Rekapitulasi penyebab gangguan per bulan dapat dihubungkan dengan data sambaran petir
bulanan (variansi bulanan). Dari data ini dapat dilihat bahwa aktivitas petir berkorelasi dengan jumlah
gangguan. Pada bulan tinggi maka jumlah gangguan yang terjadi akan tinggi pula dan sebaliknya

Jadi lightning performance dari data gangguan adalah:


dimana : LP = lightning performance (gangguan/100 km/tahun), SR = jumlah gangguan sure lightning. LC =
jumlah gangguan karena cuaca + alat rusak + tidak jelas, L = panjang saluran [km]

II.8 Parameter Petir

II.8.1 Kerapatan Sambaran Petir ke Tanah

Keandalan saluran udara di sistim distribusi tergantung dari ketahanannya terhadap petir. Untuk dapat
menghitung ketahanan petir maka harus mengetahui angka kerapatan petir tahunan (GFD Ground Flash
Density atau

- Number flash to ground) pada suatu daerah pada suatu waktu. Kerapatan sambaran ke tanah
ini dapat diperkirakan dengan beberapa cara, yaitu:

1)

dapat diperkirakan dari data keraunic level yaitu:




Dimana:

adalah kerapatan sambaran ke tanag (sambaran/

/tahun,

adalah jumlah hari guruh


per tahun (nilai keraunic level)

2) Perkiraan lain dari

sebagai berikut :


Dimana:

adalah lama terjadinya guruh (jam)



3) Perkiraan harga kerapatan sambaran juga dapat diperoleh secara langsung melalui data jaringan pendeteksi
petir atau dari lightning counter.

Penentuan kerapatan sambaran petir ke tanah dari point 1 dan 2 memiliki kelemahan karena keandalannya
tergantung pada pengamatan dan cuaca, tidak dapat dibedakan guruh tersebut merupakan sambaran ke tanah
atau sambaran awan. Penentuan GFD atau

secara langsung (point 3) merupakan yang terbaik.



Petir dan gangguannya memiliki variasi yang berbeda dari tahun ke tahun. Standar deviasi data historis untuk
pengukuran aktifitas petir tahunan memiliki deviasi 20 % - 50 % dari nilai rata ratanya. Perkiraan nilai GFD
untuk daerah yang kecil seperti 10 x 10

memiliki standar deviasi yang lebih besar, yaitu antara 30 % -


50% nilai rata-ratanya.. Untuk region yang lebih besar seperti 500 x 500

memiliki standar deviasi yang


lebih kecil yaitu antara 20 % - 25%. Untuk daerah dengan level aktivitas petir yang rendah, standar deviasi
relatifnya lebih besar. Dengan standar deviasi yang besar, diperlukan data yang banyak untuk mendapatkan
nilai rata rata yang mendekati nilai benarnya, khususnya data sambaran petir ke bumi (ground flash).

Efek Petir pada Turbin angin
Pada turbin angin terdapat tempat-tempat yang paling sering terkena dampak dari serangan petir. Hal ini
disebabkan tinggi, posisi, dan terkena bahan majemuk. Tergantung pada lokasi turbin angin, rata-rata tahunan
jumlah serangan petir langsung ke turbin angin dapat diakses melalui:


dengan

sebagai rata-rata tahunan densitas cahaya ,

seperti persamaan daerah koleksi serangan petir


langsung untuk fasilitas dan

ebagai faktor lingkungan. Rata-rata daerah koleksi

untuk turbin angin


ditempatkan di sebuah tanah datar dihitung menurut iec tr 61400-24 sebagai daerah lingkaran dengan radius
tiga kali dari total turbin tinggi. Salah satu yang paling sering digunakan metode untuk menentukan posisi
untuk petir arresters adalah rolling bola model ( fig. 2 ). Metode ini adalah berdasarkan geometricelectric model
dan sangat berguna untuk kompleks geometries. Mungkin beberapa digunakan dalam penempatan termina dan
tinggi dari udara. Teknik harus dikembangkan karena lebih tepat. Karena itu, diklasifikasikan pengukuran pada
struktur nyata dapat membuktikan konsep-konsep baru.



Tingkat perlindungan mendefinisikan parameter listrik, yang mana sistem proteksi petir dapat dialihkan tanpa
menjadi rusak. Parameter listrik ini yang terdaftar di tabel.

Pada saat petir mendekati saluran mendekati tanah, kuat medan listrik naik. Setelah kekuatan medan listrik
meningkat selama kerusakan nilai, serangan balik akan timbul dari tanah ke arah mendekati atas. Minimnya
jarak antara leader-tip dan titik awal kembali stroke adalah final kerusakan jarak. Diasumsikan bahwa bagian
atas yang ditentukan hanya karen amurni keacakan kecuali untuk jarak final kerusakan. Dampak posisi akan
didefinisikan dengan objek yang terdekat leader-tip 9. Final kerusakan akhir jarak r adalah setara dengan
melinting bola radius dan karena itu diberikan:



Untuk sudu di tempat lembab atau tercemar lingkungan, seperti pada offshore turbin angin, resiko petir tidak
mencolok dan reseptor dianggap lebih tinggi karena sebagian lapisan permukaan konduktof. Petir mungkin
bukan menerobos sudu, menciptakan busur antara lubang dan bawah konduktor. Tingginya temperatur dari
busur mengakibatkan tiba-tiba tekanan meningkat di dalam sudu, yang sebagian besar diikuti oleh delaminasi
sudu.

Petir dan Turbin angin

Berdasarkan database yang tersedia petir terhadap turbin angin relatif lebih sedikit dibandingkan dengan yang
menara instrumen skala besar dan gedung. Literatur terdekat yang tersedia mengenai petir menyerang turbin
angin dan tingkat arus tersebut telah tertutup.. Puncak arus positif sampai dengan + 40ka dan puncak negatif -
34kA. Analisis tersebut dari petir menyerang tercatat pada turbin angin di jepang. Pengalaman Jepang sebuah
fenomena unik yang dikenal sebagai musim dingin petir di mana rata-rata petir arus lebih tinggi daripada di
seluruh dunia. Arus petir tingkat sampai dengan 180 ka terlihat pada transmisi baris di jepang.

Temuan untuk puncak tinggi arus serangan petir di jepang membenarkan kebutuhan untuk pengujian sudu di
puncak arus setinggi 200 kA, menurut iec 61400 - 24. Berikut juga sudah diamati di daerah rawan musim
dingin petir:

kejadian serangan petir struktur ke tinggi selama musim dingin lebih besar dibandingkan dengan yang
selama musim panas.
persentase serangan petir sampai dengan 98 % penyebaran upward (mencatat bahwa setiap secara
signifikan tinggi struktur dalam setiap musim ini tampaknya akan menerima terutama penyebaran peti
upwardr ). Bahkan di tanah datar dan untuk objek tinggi moderat, ada sejumlah besar upward serangan.


Musim dingin petir secara bersamaan menyerang lebih dari satu menara dalam kilat. Kemungkinan terjadinya
stroke simultan ini untuk beberapa poin hingga 20 persen dalam penelitian rinci dalam 22. Seperti disebutkan
sebelumnya turbin angin dalam ukuran yang mengalami peningkatan terus-menerus. Kenaikan ukuran turbin
angin akan mendatangkan kenaikan upward oleh petir. Dari sebelumnya bagian itu dapat melihat bahwa nilai
rata-rata penyerangan downward yang dianalisi oleh berger 5 ( yang merupakan dasar bagi kebanyakan
pengujian standar tingkat dalam perlindungan petir) lebih tinggi dibanding upward dimulai petir. Dengan
adanya kenaikan petir, upward yang berarti sekarang ini dan arus akan mengalami penurunan, besarnya
distribusi karena adanya arus lebih rendah menyerang.

Klasifikasi dampak kerusakan petir

Yang disebabkan oleh petir sangat bisa diandalkan dari arus gelombang. Karena itu, pengukuran petir arus
angin sudu turbin diperlukan untuk menentukan penilaian kerusakan berdasarkan petir parameter setelah petir
menyerang turbin.

Arus kilat sudah harus dilakukan melalui rotasi saluran penghubung tersebut seperti koneksi blade-hub, yang
hub-badan turbin, dan hungan sistem badan turbin-tower, fitur sistem proteksi petir turbin angin diskontinuitas.
Bahkan jika jarak antara sensor kepala serat optik petir sistem pendeteksi adalah dari faktor tiga hingga sepuluh
dekat dibandingkan dengan pengukuran sistem arus petir di menara telekomunikasi, gelombang arus yang
hilang harus diperhitungkan ketika sensor data yang menyatu untuk memperkirakan parameter arus nyata. Yang
mencerminkan kurva arus serta atenuasi mendistorsi puncak nilai arus dari kilat dampak kurva. Jarak untuk
pengukuran pertama sensor kepala dengan variabel ini penting. Simulasi menunjukkan menggambarkan efek
diukur kurva pada petir arus ( fig. 6 ).

Hasil dari data fusi semua sensor-sensor yang ditempatkan dalam satu sudu memberikan sebuah kurva arus
petir dan perkiraan dampak titik. Dari arus kurva kilat parameter ( puncak arus, spesifik energi, total biaya, rata-
rata arus kecuraman dan jumlah dorongan arus sebuah peristiwa petir ) yang diambil. Klasifikasi peristiwa kilat
ke dalam empat tingkat perlindungan menurut laporan teknis iec 61400-24 membantu untuk menciptakan
standar statistik dan untuk membandingkan petir menyerang berbagai turbin angin.


Lintasan

Dekripsi Rangkaian Arus Petir pada Turbin angin


Ketika turbin angin terserang petirm arus petir biasanya mengalir dari mata sudu ke yang bergerak kontak situs
dan menara dan kemudian menghilang di tanah melalui sistem terminasi pembumian. deskripsi Dalam rangka
untuk mendirikan sebuah model lengkap turbin angin untuk analisis petir sementara, sirkuit perlu dibuat untuk
setiap bagian dalam hal ini.
Sudu
Pada umumnya, down-conductor pada sistem proteksi petir untuk sudu turbin angin bisa dipasang didalam sudu
atau diluar sudu. Namun, internal dow pendekatan telah menjadi sebuah praktik umum untukprodusen sudu,
seperti yang terlihat pada gambar 1 ( ). Untuk tujuan sementar melakukan a analisis, down- konduktor harus
dibagi dalam 3 buah nomor dari segmen untuk memperhitungkan propagasi fenomena arus petir. Segmen
panjang l. harus memenuhi syarat berikut:


Dimana c adalah kecepatan cahaya dan fm adalah frekuensi maksimum cenderung mempengaruhi sistem
transien. Masing-masing segmen dapat diwakili sebagai sirkuit terdiri dari resistansi, kapasitansi dan induksi,
seperti ditunjukkan pada Fig.1(b), dimana subskrip M adalah jumlah segmen. Resistansi j segmen (j = 1, 2,...,
M) diperkirakan oleh:

[ (

)] [

)]

Dimana

adalah radius dari down-conductor, adalah resistivitas material dan adalah tebal kulit


Dimana adalah permeabilitas material dan . Kapasitansi dari segmen j(j-1,2,...,M)

Gambar a. Sudu b. rangkaian sirkuit
Dikalkulasikan berdasarkan metode potensial rata-rata*. Keberadaan dari pentanahan di ambil diambil ke
account dengan menginstal gambar. Seperti digambarkan dalam Fig. 2, j segmen dan gambar tersebut
(digambarkan dalam garis putus-putus) dianggap menjadi simetris dengan permukaan bumi. Pada sembarang
titik permukaan segmen j, potensi yang dihasilkan oleh tuntutan pada segmen j dan gambar dijelaskan:
[ ]

Lampiran Awal Uji Bilah Turbin angin
Pemaparan petir bilah turbin angin serupa dalam beberapa cara pesawat: kedua kulit GFRP yang menyertakan
elemen konduktif, keduanya berada dalam gerak ketika terjadi sambaran petir, dan keduanya dapat terpapar
ambient bidang listrik atau bidang yang dihasilkan oleh muatan di petir yang mendekati sebuah menara. Pada
tahun 2007 International Electrotechnical Commission (IEC) mengaktifkan tim proyek untuk memperbarui
standar perlindungan petir untuk turbin angin dan pada tahun 2008 diterbitkan rancangan [11]. Standar ini berisi
Annex D-informatif: Spesifikasi Tes (di sini setelah disebut Annex D). Paviliun D umumnya menyesuaikan
pendekatan uji pesawat untuk bilah turbin angin, seperti yang ditunjukkan pada gambar 17.


Situasi sambaran petir yang dimaksudkan untuk dievaluasi oleh uji initial leader attachment di Annex dapat
diwakili oleh posisi bilah seperti ditunjukkan pada gambar 18.

Jarak serangan ke penutupan leader adalah (untuk SD = 100 m) dan bahwa kecepatan leader selama langkah
terakhir SD ~ 106 m/s, kemudian:
t = 100/106 m/s = 100 s
selama pengisian waktu tersebut ujung leade dan medan listrik antara leader dan bilah meningkat sampai
bidang mencapai potensi ionisasi (rata-rata 500 kV/m) dan petir serta persimpangan leader tersambung. Di 100
s ujung bilah bergerak hanya beberapa mm. Situasi yang ditunjukkan pada gambar.


PLTB NUSA PENIDA
3.1 Gambaran Umum Kecamatan Nusa Penida
Kecamatan Nusa Penida merupakan kecamatan terluas dari 3 (tiga) Kecamatan yang ada di Kabupaten
Klungkung. Dengan batas di sebelah utara dan barat adalah Selat Badung, sebelah timur adalah Selat Lombok
dan sebelah selatan adalah Samudera Indonesia. Kecamatan Nusa Penida merupakan daerah kepulauan yang
terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Secara keseluruhan
Kecamatan Nusa Penida memiliki luas wilayah 20.248 hektar

Gambar Peta Kecamatan Nusa Penida


Gambaran Umum Kondisi Lokasi PLTB
PLTB Nusa Penida berada di Puncak Bukit Mundi Dusun Rata Desa Klumpu atau berada di koordinat 847 LS
dan 12201 BT. Referensi data dari Badan Pusat Meteorologi dan Geofisika serta NASA dengan rata-rata
kecepatan angin mencapai 6 meter/detik pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut.
Situasi lapangan
Ketinggian dataran kira-kira 400 meter dari permukaan laut
Jarak dari perumahan penduduk terdekat 400 meter
Hembusan angin 6 meter hingga 12 meter per detik
Tanah kapur
Suhu udara rata-rata 26C

TURBI N ANGI N TIPE WES 18 MK 1.0

4.1 Spesifikasi Umum
Gambar konfigurasi sistem PLTB
Turbin angin
Rancangan : Sesuai dengan NEN 6069
Sertifikasi : CIWI
Kec. angin min : 3 m/s
Kec. angin nominal : 12 m/s
Kec. angin max : 25 m/s
Kec. angin puncak : 60 m/s
Daya nominal : 80 kW
Tegangan : 400 V + 10 %
Frekuensi : 50 Hz Tipe turbin angin : Kec. variabel
Rotor
Jumlah sudu : 2
Posisi rotor : Menghadap arah angin
Sudut sumbu utama : 7 o terhadap horizontal
Diameter : 18 meter
Luas sapuan : 254 m2
Kec. Putar : Variabel 60 120 rpm

Pengaturan daya Pasif : penyetelan sudut sudu
Aktif : variable system mutator
Sudut flapping : 180o - 164o
Arah putar : clockwise
Lokasi bearing utama : di gearbox

Gearbox
Jumlah tingkat : 2
Rasio : 1 : 2
Pengaman rem : ada

Sudu
Panjang satu sudu : 8 meter
Berat satu sudu : 90 kg
Material : Carbon fiber epoxy
Dudukan sudu : Fleksibel

Generator
Type : Asinkron
Daya nominal : 80 kW
Jumlah kutub : 4
Tegangan nominal : 230/400 V
Frekuensi : Variabel : 40 80 Hz
Berat : 475 kg
Proteksi : IP 55

Yaw Sistem
Sistem : Aktif
Sinyal didasarkan pada : Arah angin
Penggerak :Motor listrik dengan gear
Daya yaw motor : 550 watt
Kecepatan Yaw : 1,2 o / detik

Controller
Kontrol oleh : PLC

Pengaman
Sistem pengaman I : Putar sudu secara pasif
Aktifasi : kecepatan rotor ( 110 rpm )
Sistem pengaman II : Gelang keluar dari angin
Aktifasi : kecepatan rotor ( 120 rpm )
Getaran berlebih.
Kegagalan anemometer atau arah angin
Kegagalan di kontrol PLC.
Pemadaman jaringan.
Temperatur tinggi di generator / inverter.
Kegagalan di sistem gelang.

Sistem penghentian rotor: Pin di sumbu putaran tinggi ; untuk maksud servis.
Aktifasi : manual.

Berat
Nacel dan rotor : max. 3000 kg
Rotor : max. 900 kg.

Interkoneksi Jaringan

Konverter
Type Konverter : Unidrive SPM
Prinsip Konverter : AC DC AC
Jumlah IGBT : 12
Jumlah diodes : 12
Filter jaringan : Low pass filter
Sinkronisasi : Sinkron dengan jaringan.
Proteksi : Beban berlebih.

Distribution Transformer
Kapasitas : 100 KVA
Arus tanpa beban : 2,5 %
Impedansi : 4,0 %
Total rugi-rugi : 2070 Watt
Volume oli : 210 liter
Berat : 850 kg
Tipe dudukan : Pole
Proteksi : Arester dan CO 20KV

Tower
Type : Bolted Lattice Self Supporting
Tinggi : min. 30 meter
Material : Profil baja di hot dip galvanised ST. 37 / SS 400.
Gambar 7 Turbin angin
tipe WES 18 MK 1.0



Gambar Turbin angin di Nusa Penida



Gambar Single Line diagram


Gambar Block diagram wind turbin system

Cara kerja dari turbin angin ini dimulai dengan berputarnya rotor akibat menerima energi kinetik angin yang
mengenai sudu (baling-baling). Kecepatan angin minimal yang dapat memutar sudu adalah 3 m/s. Perputaran
rotor menjadi penggerak mula bagi generator untuk merubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Listrik yang dihasilkan oleh generator asinkron di badan turbin adalah alternating current (AC) tiga fasa. Dari
generator tersambung kabel fleksibel yang berfungsi untuk menghantarkan arus ke junction box setelah itu
terhubung ke panel control.

Panel control adalah tempat mengkonversi AC menjadi DC kemudian di-AC-kan kembali untuk dihubungkan
dengan sistem interkoneksi jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV.

Output dari panel control kemudian masuk ke dalam panel metering untuk diukur tegangan, arus, frekuensi,
daya dan parameter lainnya. Panel control dan panel metering terletak di dalam rumah daya (power house)
Setelah dari melalui panel metering selnajutnya terhubung ke transformator step-up untuk kemudian
interkoneksi dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV milik PT.PLN.


Gambar Wiring diagram instalasi turbin angin
4.2 Rotor
Rotor merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai penggerak mula generator. Terhubung dengan sudu
(Bilah) sebanyak dua buah yang ketika menerima energi kinetik angin akan memutar rotor. Rotor dikopel
dengan generator yang terdapat di dalam badan turbin. Kecepatan putar rotor berkisar antara 60-120 rpm
tergantung dari kecepatan angin yang diterima (antara 3-25 m/s). Rotor menghadap arah angin dengan sudut
sumbu utama sebesar 7 dari horizontal. Rotor berputar searah dengan jarum jam (clock wise).

Gambar Rotor dan badan turbin tampak dari samping

4.3 Sudu (Bilah)

Perangkat yang berfungsi untuk menangkap energi kinetik angin adalah sudu (Bilah). Pada turbin angin WES
18 MK 1.0 terdapat sepasang sudu dengan panjang 8 meter tiap sudu. Terbuat dari bahan serat karbon (carbon
fiber) yang diperkuat dengan epoxy, tiap sudu memiliki berat sekitar 90kg. Saat berputar menghasilkan luas
sapuan sebesar 254

dengan diameter 18m. Pada saat beroperasi tiap sudu (Bilah) dapat melakukan flapping
(melipat) dalam kisaran 180-165.
Flapping adalah sebuah mekanisme yang mengatur sudu agar dapat bekerja secara optimal. Ketika rotor dalam
kondisi OFF kemudian dihidupkan (ON) maka rotor akan menyesuaikan dengan parameter angin yang diterima
sensor. Kedua sudu dapat melakukan flapping secara otomatis sebagai respon terhadap data paremeter angin
(kecepatan) yang dikirim sensor. Agar diperoleh tangkapan angin yang optimal , kedua sudu akan flapping
hingga 180. namun ketika kecepatan angin sudah mencapai ambang batas yang diperbolehkan maka kedua
sudu secara otomatis akan flapping hingga 164. Rotor yang berputar diperlambat dengan adanya rem
(mechanical braking) kemudian rotor akan OFF. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan sudu akibat
hempasan angin.


Gambar Sudu (Bilah) tampak dari samping

Gearbox

Angin memiliki kecepatan yang tidak konstan kadang kencang kadangkala pula sepoi-sepoi. Hal ini
berpengaruh besar terhadap kecepatan putar rotor yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi itu dibutuhkan
mekanisme alat yang dapat memanipulasi kecepatan putar. Pada turbin angin ini dipakai sistem gearbox 2
tingkat dengan ratio 1:2. Sehingga ketidakstabilan kecepatan angin dapat diminimalisir dampaknya dengan
bantuan gearbox.

Gambar Gearbox
4.5 Generator
Turbin angin WES 18 MK 1.0 menggunakan generator tipe asinkron dengan jumlah kutub 4 buah. Tegangan
nominal yang dihasilkan 230-400 volt, bolak-balik (AC) tiga fasa. Daya nominal yang dihasilkan sebesar 80
kW dan frekuensi bervariasi antara 40-80 Hz serta menggunakan proteksi IP55.

Gambar Generator turbin angin WES 18 MK 1.0

4.6 Sistem Sensor

Gambar Anemometer dan Windvane
Sistem sensor yang dimaksud disini adalah kombinasi kinerja anemometer dan windvane. Kedua alat tersebut
dipasang di badan turbin untuk membantu operasional turbin angin. Anemometer berfungsi untuk mengukur
kecepatan angin sementara windvane untuk mengetahui arah angin.

Yaw System
Perubahan arah rotor dan perputaran badan turbin diatur oleh sebuah perangkat yang dinamakan yaw system.
Komponen utama dalam yaw system adalah motor listrik, sensor twist, yaw switch, dan brake (rem). Sumber
tenaga untuk menjalankan yaw system diambil dari panel control yang dihubungkan oleh fixed cable melalui
junction box.
Motor listrik yang digunakan memiliki daya sebesar 550 W dengan kecepatan yaw 1,2o/detik. Fungsi motor
untuk memutar badan turbin sesuai dengan arah angin atau yang disebut dengan proses Yawing. Ketika rotor
di-OFF-kan maka akan yawing keluar dari arah angin sebaliknya bila di-ON-kan rotor akan yawing searah
jarum jam untuk mencari arah angin.

Gambar Yaw system

Top Box
Top box merupakan tempat konektor sistem sensor (anemometer dan windvane), kontrol PLC, dan kabel data
ethernet. Segala informasi tentang parameter angin yang sebelumnya telah diukur oleh sistem sensor terlebih
dahulu masuk kesini (top box). Data tersebut kemudian dikirimkan ke Human Machine Interface (HMI) di
panel control melewati kabel ethernet.


Gambar Top Box

J unction Box
Fungsi utama dari junction box adalah sebagai penghubung antara badan turbin dengan panel control. Kabel
fleksibel dari generator berakhir disini untuk kemudian diteruskan oleh fixed cable ke power house. Suplai
daya untuk yaw system dan sistem sensor (top box) juga terhubung disini yang berasal dari panel control.
Posisi dari junction box berada di antara badan turbin dan power house yaitu menempel di tower.

Gambar Letak Junction Box

Panel Control

Generator Konverter Kontaktor

Kontaktor ini berfungsi menghubung-kan arus bolak-balik (AC) yang telah dibangkitkan oleh generator ke
konverter di panel control. Generator menghasilkan daya tiga fasa yang nilainya sangat bergantung dari
kecepatan putar turbin angin. Sebelum masuk ke sistem JTM, arus AC disearahkan dalam panel control oleh
konverter.
Generator Drive
Generator Drive adalah konverter yang mengubah arus AC menjadi DC atau sering dikenal dengan sebutan
rectifier. Adapun
spesifikasi dari Generator Drive yang terpasang di Panel Control ini adalah bertipe : SPMD 1401 90/110 kW;
I/P : 462-713 V 219,0A; O/P: 0-480 V, 180/202 A.

Regen Drive
Regen Drive adalah konverter yang memiliki fungsi berlawanan dengan Generator Drive. Sebagai inverter
yang mengubah arus DC menjadi AC . Adapun spesifikasi dari Regen Drive yang terpasang di Panel Control
ini adalah bertipe : SPMD 1421 90/110 kW; I/P : 462-713 V 222 A; O/P: 0-480 V, 180/205 A.

Regen Induktor

Perangkat ini adalah sebuah transformator penaik tegangan (step-up) serta filter input dari Regen Drive. Regen
Induktor merupakan trafo tiga fasa dengan Voutput = 750 V, f = 50 Hz dan Irms = 180 A. Memiliki nilai
induktasi per fasanya sebesar 0,33 mH dengan kelas isolasi = H bobot sekitar 120 kg.

Capasitor Filter

Pada proses konversi dari DC menjadi AC dikenal adanya rugi-rugi switching. Rugi-rugi switching merupakan
akibat dari manipulasi gelombang arus searah (DC) yang dibuat menjadi bolak-balik. Untuk mengurangi rugi-
rugi tersebut salah satu caranya adalah dengan menggunakan filter. Filter berupa kapasitor berfungsi untuk
menapis rugi-rugi switching yang memiliki frekuensi rendah. Capasitor Filter yang terpasang di Panel Control
ini ada dua buah dengan nilai kapasitansi sebagai berikut : 3x77 F dan 3x48,1 F.

By Pass Kontaktor
Kontaktor ini berfungsi menghubungkan arus bolak-balik (AC) dari Regen Induktor ke Switching Frequency
Filter.

Switching Frequency Filter
Filter ini berupa induktor yang berupa kumparan tiga fasa dengan fsistem = 50 Hz. Nilai induktansinya sebesar
0,165 mH per fasa, Irms= 180 A, Insulation Class = F dan berat sekitar 37 kg. Filter yang berupa induktor
umumnya digunakan untuk menapis rugi-rugi switching dengan kisaran frekuensi tinggi.

Grid Konverter Kontaktor
Kontaktor ini berfungsi menghubungkan arus bolak-balik (AC) dari Switching Frequency Filter ke Main Fuse.

Main Fuse
Perangkat ini berfungsi untuk memproteksi hantaran arus listrik dari atau ke Panel Control. Pada
operasionalnya, selain menghasilkan energi listrik sistem turbin angin ketika tidak bekerja (off) tetap
membutuhkan suplai listrik. Digunakan pasokan dari jala-jala PLN untuk menyalakan sistem kontrol parameter
angin. Main Fuse ini memiliki spesifikasi arus antara 10-25 kA dan V = 415 V.

Yaw Motor MCB
Perangkat ini berisi sejumlah MCB yang berfungsi untuk mengatur kinerja Yaw Motor yang berada di Badan
turbin. Mekanisme kontrolnya menggunakan PLC (Programmable Logic Control) sehingga pengoperasian
Yaw Motor bisa berjalan otomatis. Dan memungkinkan operator untuk terus melakukan pemantauan di power
house.

Kipas
Kipas berfungsi sebagai sistem pendingin pada Panel Control yang terdiri dari dua buah kipas di pintu kiri dan
kanan panel. Spesifikasi kipas adalah sebagai berikut : 230 V; 50/60 Hz; 0,65/0,95 A; 155/212 W.

Gambar Block diagram Panel Control

Panel Metering
Perangkat ini berfungsi untuk mengukur parameter listrik yang dihasilkan PLTB berupa tegangan (V),
frekuensi (f), arus (A), dan energi listrik (kWh). Di bawah ini dapat dilihat diagram blok dari panel metering.

Gambar Block diagram Panel Metering

The Human Machine I nterface (HMI)
Sistem kendali turbin angin dilakukan melalui the Human Machine Interface (HMI) yang
ditempatkan di pintu panel control. Pada HMI data yang ditampilkan berdasarkan kondisi turbin dan
angin. Dengan HMI, turbin angin dapat distart dan stop serta melakukan RESET.

Gambar Display HMI



Sistem Proteksi Petir Terhadap Turbin Angin

Menurut IEC 60235 2010 sistem proteksi petir terhadap sub komponen pada turbin angin harus
dilindungi menurut LPL-I. Seumur hidup sesuai dengan LPL tertentu, beberapa memerlukan
pemeliharaan dan inspeksi yang dapat situs tertentu. Pemeliharaan dan inspeksi persyaratan untuk
kilat sistem proteksi termasuk sistem earthing harus dijelaskan dalam pelayanan dan panduan
pemeliharaa.

Bilah

Bilah turbin angin adalah yang paling terkena bagian turbi, dan akan mengalami dampak
penuh dari bidang listrik seperti berhubungan dengan lampiran proses petir, kilat arus, dan medan
magnet yang terkait dengan kilat arus. Formal penjelasan dari lampiran proses dan berikut / arus
konduksi biaya adalah dijelaskan dalam annex a. Bilah turbin angin yang ditempatkan di perlindungan
petir zona 0Asesuai untuk iec 62305-1 dan akan disesuaikan dengan yang dilindungi. Sebuah
deskripsi umum dari isu-isu yang berbeda mengenai petir perlindungan dari bilah adalah termasuk
dalam annex c.

Proteksi petir akan cukup untuk memungkinkan bilah untuk menerima cahaya petir LPL-I
(kecuali analisis risiko menunjukkan bahwa LPL-II atau LPL-III yang cukup) tanpa kerusakan
struktural yang akan mengganggu fungsi bilah. Kerusakan petir harus terbatas yang dapat ditoleransi
sampai berikutnya dijadwalkan pemeliharaan dan inspeksi.


Badan Turbin dan Struktural Lainnya

Komponen turbin angin harus dibuat menggunakan struktur logam besar sebanyak mungkin untuk
penghentian ekipotensial petir udara, melindungi dan konduksi arus petir untuk sistem pembumian.
Tambahan komponen perlindungan petir seperti udara penghentian sistem untuk perlindungan dari
instrumen peringatan meteorologi dan di badan turbin, ke dirigen dan ikatan koneksi harus dibuat dan
dimensioned menurut iec 62305-3. Angin turbin harus dibagi menjadi petir perlindungan zona LPZ.


Model Bola Bergulir

Batas antara LPZ 0A dan LPZ 0B dapat ditentukan dengan model bola bergulir seperti
ditunjukkan pada gambar. Area yang ditandai dalam abu-abu adalah LPZ 0B mana lightning tidak
dapat terlampir, dan sisanya dari permukaan dari turbin angin adalah LPZ 0A. Lokasi terhadap
lingkup tidak bergulir dilindungi terhadap lampiran petir langsung. Seperti yang dapat dilihat, petir
dapat melampirkan ke sebagian besar permukaan turbin angin, akibatnya daerah tersebut adalah LPZ
0A. Model komputer juga dapat digunakan; model ini biasanya akan didasarkan pada metode bola
bergulir. Sistem internal LPZ 0B dapat dikenakan parsial petir lonjakan arus.

Melalui udara pengakhiran (misalnya penangkal petir) ditempatkan di tepi belakang
sampul badan turbin, LPZ 0B dapat dibuat di atas badan turbin yang mana instrumen meteorologi
dapat dilindungi terhadap lampiran petir langsung. Di kaki turbin angin terdapat LPZ 0B yang mana
tempat transformator, jika ada, akan dilindungi terhadap sambaran petir langsung. Sistem udara-
penghentian posisi alat (melempar bola, pelindung sudut, dll) di IEC 62305-3 tidak berlaku untuk
bilah turbin angin. Oleh karena itu, desain sistem udara-penghentian harus diverifikasi.

Hub

Pusat Hub untuk turbin angin besar adalah sebuah bola berongga besi cor 2m sampai 3m
dengan diameter. Maka ketebalan bahan sendiri memastikan bahwa struktur hub itu sendiri kebal
terhadap petir. Dalam kebanyakan kasus, sistem kontrol listrik dan mekanik dan aktuator ditempatkan
di hub dengan sirkuit yang pergi ke luar hub, bilah dan badan turbin. Hub harus dibuat menjadi
Sangkar Faraday dengan menyediakan lembaran magnetik di bukaan di pusat menuju pisau, depan
dan badan turbin (yaitu hub harus didefinisikan sebagai LPZ). Dalam banyak kasus, bukaan ini
ditutup oleh pisau flange piring dan flens poros utama, yang dapat dianggap sebagai perisai magnetik
yang sangat efektif. Ketika bukaan ditutup dengan perisai magnetik seperti dijelaskan di atas, isi dari
hub memerlukan proteksi petir tertentu tidak. Proteksi petir hub kemudian dibatasi untuk ekipotensial
ikatan dan sementara perlindungan sistem ditempatkan di luar pusat, seperti sistem aktuator bilah, dan
listrik dan sistem kontrol di hub terhubung ke sirkuit memperluas ke luar hub.

Pemintal (spinner)

Biasanya hub memiliki penutup serat kaca, yang disebut pemintal, yang dipasang pada hub
dan berputar dengan itu. Sebagai model bola bergulir akan selalu menunjukkan bahwa ada
kemungkinan petir melampirkan ke ujung depan pemintal, proteksi petir harus dipertimbangkan.
Dalam beberapa rancangan turbin angin yang ada juga sistem kontrol listrik dan mekanik dan aktuator
ditempatkan di luar hub dan ditutupi oleh pemintal. Sistem tersebut akan terlindung dari petir
lampiran dengan sistem penghentian udara. Dalam kasus tidak ada sistem tersebut ditempatkan di
bawah pemintal, mungkin masuk akal untuk menerima risiko petir menusuk melalui pemintal dan
tidak memiliki perlindungan petir dari pemintal. Namun, dalam kebanyakan kasus perlindungan petir
yang sederhana dan praktis pemintal dapat mungkin dibuat menggunakan struktur logam dukungan
untuk pemintal sebagai sistem penghentian udara dan koneksi ke hub.

Badan Turbin

Struktur badan turbin harus menjadi bagian dari perlindungan petir sehingga itu
memastikan bahwa petir melekat badan turbin akan baik melampirkan alam bagian logam yang dapat
menahan stres atau melampirkan ke sistem udara-penghentian petir dirancang untuk tujuan tersebut.
Badan turbin dengan penutup GFRP atau serupa harus disediakan dengan sistem penghentian udara
petir dan down conductor membentuk kandang di sekitar badan turbin. Sistem udara-penghentian
petir termasuk konduktor terkena di tempat ini harus mampu menahan kilatan petir sesuai dengan
pilihan tingkat perlindungan petir. Konduktor lain dalam sangkar Faraday harus terdimensi untuk
menahan pangsa arus petir yang mereka mungkin terpapar. Sistem udara-penghentian petir untuk
perlindungan instrumen, dll di luar badan turbin harus dirancang sesuai aturan umum di IEC 62305-3,
dan down conductor harus terhubung ke kandang disebutkan di atas.

Logam mesh dapat diterapkan untuk badan turbins dengan penutup GFRP untuk
melindungi terhadap eksternal listrik dan magnet dan magnet dari arus yang mengalir di mesh. Selain
itu, semua sirkuit di dalam badan turbin bisa ditempatkan di saluran logam tertutup atau kabel nampan
dll. Sistem Ekipotensial ikatan akan berdiri di mana struktur logam utama dalam dan badan turbin
disertakan, seperti itu diperlukan dalam kode listrik, dan karena akan memberikan sebuah pesawat
ekipotensial efisien yang mana semua pembumian dan koneksi ikatan ekipotensial harus dibuat.

Arus dari petir yang melekat baling petir harus sebaiknya dilakukan langsung ke kandang
disebutkan di atas sehingga benar-benar menghindari petir saat ini melewati pisau pitch bantalan dan
bantalan drive kereta. Berbagai jenis sikat sistem biasanya digunakan untuk mengalihkan petir arus
dari bantalan. Namun, efisiensi sikat diskrit tersebut mungkin rendah, karena sangat sulit untuk
membangun sistem memimpin sikat dan bumi dengan impedansi yang cukup rendah untuk secara
signifikan mengurangi saat ini akan melalui impedansi rendah dari poros utama dan bantalan sistem
ke piring tidur badan turbin.

Menara

Tabung baja menara, seperti sebagian besar digunakan untuk turbin angin besar, biasanya
memenuhi dimensi yang dibutuhkan untuk down conductor yang dinyatakan dalam IEC 62305-3, dan
dapat dianggap Sangkar Faraday perisai elektromagnetik yang hampir sempurna, karena itu secara
elektromagnetis hampir tertutup terhadap antarmuka untuk nacelle maupun di permukaan tanah. Oleh
karena itu dalam kebanyakan kasus akan masuk akal untuk mendefinisikan dalam menara sebagai
zona perlindungan petir LPZ1 atau LPZ2. Untuk menjaga menara sebagai secara elektromagnetis
ditutup sebanyak mungkin, harus ada kontak listrik langsung semua jalan di sepanjang flensa antara
bagian menara. Menara dan semua bagian logam di dalamnya harus diintegrasikan ke dalam
perlindungan konduktor bumi (PE) dan sistem ikatan ekipotensial untuk membuat yang terbaik dari
perlindungan yang ditawarkan oleh Sangkar Faraday. Berkaitan dengan ikatan logam struktur dan
sistem di dalam menara seperti tangga, kabel dan rel.

Dalam menara akan didefinisikan sebagai satu atau lebih petir perlindungan zona (LPZ)
yang tingkat perlindungan yang diperlukan untuk peralatan internal akan dievaluasi. Sistem tangga
akan terikat ke menara di setiap akhir, untuk setiap 20 m dan pada setiap platform. Rel, panduan
untuk kerekan hidrolik pipa, kabel untuk perlindungan pribadi dan komponen lainnya melewati
sebuah menara akan terikat pada setiap akhir.

Antarmuka ke arah nacelle biasanya ditutup dengan platform logam dan menetas, yang
juga dapat berfungsi sebagai perisai elektromagnetik yang menutup Menara (Lihat 8.4.2 untuk diskusi
mengenai perlindungan petir bantalan yaw). Menara antarmuka untuk sistem pembumian dibahas
dalam ayat 9. Jika menara dibangun sebagai Sangkar Faraday seperti dijelaskan di atas, maka isi dari
Menara memerlukan proteksi petir tertentu tidak. Tugas untuk memastikan perlindungan petir menara
sehingga terbatas Ekipotensial ikatan dan perlindungan sementara listrik dan sirkuit kontrol
memperluas lain petir perlindungan zona tersebut ke nacelle dan ke luar Menara.

Menara kisi alami tidak dapat dianggap Sangkar Faraday yangt efektif, meskipun akan ada
beberapa medan magnet redaman dan petir saat ini pengurangan dalam menara kisi-kisi. Hal ini wajar
untuk menentukan bagian dalam sebuah menara kisi sebagai LPZ0B. Petir turun konduksi harus
melalui kisi-kisi menara unsur struktural, yang karena itu harus memenuhi dimensi yang dibutuhkan
untuk turun konduktor yang dinyatakan dalam IEC 62305-3 mengambil saat ini berbagi antara paralel
jalur ke account. Perisai kabel dalam kisi-kisi menara mungkin perlu terikat ke menara di interspacing
tertentu untuk menghindari tusuk isolasi kabel; Inilah yang akan dinilai oleh perhitungan. Selain itu,
untuk menara kisi, ikatan harus dibuat untuk setiap 20 m, jika mungkin. HV transformator
pembumian sistem harus terikat ke turbin angin daripada sistem. Tidak dianjurkan untuk
menggunakan sistem pembumian terpisah untuk sistem listrik dan proteksi Petir.

Di menara baja beton bertulang, penguatan dapat digunakan untuk petir turun konduksi
dengan memastikan 2 sampai 4 paralel vertikal koneksi dengan cukup penampang yang
menghubungkan horizontal di atas, bawah dan untuk setiap 20 m di antara. Penguatan baja akan
memberikan cukup efektif Medan magnet redaman dan pengurangan arus petir dalam menara jika
terikat dengan cara ini.

Penggerak Mekanis dan Sistem Yaw

Turbin angin pada umumnya akan memiliki sejumlah bantalan untuk pisau pitching, poros
utama rotasi, gearbox, generator, dan sistem yawing. Aktuator listrik atau sistem hidrolik digunakan
untuk kontrol dan operasi dari komponen utama. Bantalan dan sistem aktuator memiliki bagian yang
bergerak yang langsung atau tidak langsung jembatan bagian yang berbeda dari turbin angin dapat
mengalir arus petir.

Bantalan
Bantalan sulit untuk dipantau dana tidak dapat diterima bahwa bantalan harus diperiksa
setelah lampiran petir ke sebuah turbin angin. Sistem untuk melindungi bantalan karena itu akan
menjadi baik terbukti dan didokumentasikan. Perlindungan dapat menjadi bagian dari struktur
bantalan itu sendiri atau dapat menjadi sistem eksternal yang dipasang di bantalan untuk menembus
arus. Jika bantalan beroperasi tanpa perlindungan itu akan menunjukkan bahwa bantalan itu sendiri
dapat beroperasi seumur hidup seluruh desain, setelah terkena jumlah yang diharapkan dari penetrasi
arus Petir. Jika bantalan tidak mampu beroperasi untuk seluruh desain lama, perlindungan akan
diterapkan.

Sistem Hidrolik
Jika sistem hidrolik di jalan petir, itu harus dipastikan bahwa penetrasi petir arus tidak
akan mempengaruhi sistem. Sistem hidrolik, perlu untuk mempertimbangkan risiko kebocoran cairan
karena kerusakan pada alat kelengkapan dan pengapian minyak hidrolik. Langkah-langkah
perlindungan seperti geser kontak atau ikatan tali dapat digunakan untuk membuat bypass arus
aktuator silinder. Tabung hidrolik yang terkena arus petir akan dilindungi untuk menghindari saat ini
penetrasi tabung. Jika tabung hidrolik memiliki perlengkapan mekanik, itu akan terikat kepada
struktur baja mesin di kedua ujung tabung. Itu akan juga dipastikan bahwa perlengkapan memiliki
cukup penampang untuk melakukan bagian dari arus petir yang mungkin akan terkena. Pertimbangan
serupa mungkin berlaku untuk air pendingin sistem.
Sparks Gap dan Kontak Geser

Untuk melewati bantalan dan sistem aktuator dianggap untuk menggunakan sparks gap
atau geser kontak. Sistem bypass tersebut termasuk memimpin mereka menghubungkan agar efektif
harus kurang impedansi dari jalur saat ini alami langsung melalui komponen. Sparks gap dan kontak
geser akan mampu melakukan ini, arus mungkin terkena di tempat digunakan dalam turbin angin
Petir. Sparks gap dan geser kontak akan dirancang untuk mempertahankan kinerja yang diperlukan
tanpa dampak lingkungan hujan es, polusi dengan garam, debu, dll. Jika sparks gap atau kontak geser
yang digunakan, ini harus dianggap memakai bagian dan layanan seumur hidup perangkat ini akan
dihitung dan didokumentasikan. Sparks gap dan kontak geser akan diperiksa secara teratur sesuai
dengan layanan dan pemeliharaan manual.


Tampak depan elektikal
penempatan transformator ke tiang
arrester
CO
konfigurasi sistem pltb
sistem interkoneksi PLTB
Denah grounding tower

denah grounding panel
single line diagram
wiring diagram installation

single line diagram wind turbine FD19-85kw

diagram blok elektrikal

diagram blok control system


Diagram blok turbin angin


Top panel

letak
komponen elektrikal

Anda mungkin juga menyukai