Anda di halaman 1dari 6

Notulen Hasil Presentasi

Tanggal : 11 April 2019

Tempat : Kelas 3 EGC

Tema : Pemanfaatan Energi Angin

Penyaji : 1. Ivo Renita

2. Heru Afriansyah

Moderator : Heru Afriansyah

Notulis : Ivo Renita

Jumlah audien : 19

Pokok permasalahan yang dibahas :

1. Pemanfaatan energi angin


2. Dampak dari pemanfaatan energi angin

Tanya Jawab :

1. Apa perlunya energi alternatif, khusunya untuk energi angin?


Penanya : Diah Iswandari ( Kelompok.1)
2. Apa saja hambatan penerapan PLTB di Indonesia?
Penanya : Dwi Syafitri ( Kelompok.8)
3. Kenapa pantai-pantai di Indonesia tidak dimanfaatkan untuk PLTB?
Penanya : Ah,ad Amirullah ( Kelompok.9)
4. Mengapa potensi angin di Indonesia lebih sedikit dari Negara lain?
Penanya : Rifat Abdurrahman ( Kelompok.2)
5. Sebutkan proses angin dalam membentuk energi listrik?
Penanya : M. Ikrom Afifi ( Kelompok.5)
6. Kenapa PLTB tidak dikategorikan sebagai PLTS, sedangkan angin berpengaruh
pada tenaga surya?
Penanya : Kms. David Sapalian (Kelompok.10)
7. Lokasi seperti apa yang cocok untuk bisa dimanfaatkan sebagai PLTB ?
Penanya : Ayu Yuliani ( Kelompok.7)
8. Bagaimana cara perindustrian PLTB itu ke rumah?
Penanya : Sapril Berlian (Kelompok.3)
9. Berapa energi yang dihasilkan dari 1 turbin pada PLTB ?
Penanya: Salsyabila Yuhsinun ( Kelompok.6)

Jawaban :
1. Karena energi terbarukan dapat menjadi salah satu untuk mengurangi
penggunaan energi konvensional yang sekarang ini hampir atau bisa habis.
Sedangkan energi angin tersedia secara gratis dan banyak, serta energi angin itu
tidak berpolusi.
2. Ada beberapa kendala/hambatan yaitu :
- Kecepatan angin yang rendah, untuk memutar blades turbin dibutuhkan
minimal 5 m/s, sedangkan rata rata angin di Indonesia adalah 3 m/s.
- Biaya investasi yang masih tinggi, penelitian untuk mengembagkan
teknologi angin saat ini masih membutuhkan biaya yang sangat besar,
sedangkan tata kelola energi di Indonesia untuk energi terbatukan belum
rampung.

3. Karena kecepatan angin di pantai pantai Indonesia umumnya dibawah 5,9 m/s,
yang secara ekonomi kurang layak untuk membangun pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB)

4. Potensi energi angin di Indonesia lebih sedikit dibandingkan Negara lain karena
di Eropa, daerah kontinental, turbin angin dibuat besar karena angin besar. Tapi di
daerah Indonesia, turbin angin harus kecil karena kondisi udara dan kelembapan air
laut membuat angin di Indonesia kecil. Rata-rata kecepatan angin di Indonesia dua
kali lebih lemah dari angin di Eropa. Hanya sekitar 2,5 sampai 3 meter per detik.
Kecepatan angin rendah, kincirnya pun harus kecil.
5. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin
memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin
(bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan
angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu
diteruskan untukmemutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisisnya adalah kumparan kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros
generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus
listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui
kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Energi yang
ditimbulkannya dapat dihitung berdasarkan energi kinetic yang dirumuskan sebagai
berikut :

Ek = ½ x m x V2

dimana :

m = mass (kg) (1 kg = 2.2 pounds)

V = kecepatan angin (m/detik) (meter = 3.281 feet = 39.37 inches)

Tenaga pada permukaan kincir adalah:

P = 0.5 x ρ x A x V³

dimana:

P = tenaga dalam watts (746 watts = 1 hp) (1,000 watts = 1 kilowatt)

ρ = density udara (1.225 kg/m³ at permukaan laut)

A = permukaan kincir (m²)

V = kecepatan angin dalam meters/detik (20 mph = 9 m/detik) (mph/2.24 =


m/detik).
6. PLTB tidak termasuk PLTS karena PLTB adalah pembangkit listrik tenaga bayu,
yang berarti energi yang akan dikonversi menjadi energi listrik adalah dari energi
angin. Sedangkan PLTS adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga surya
menjadi energi listrik.

7. lokasi yang cocok untuk pembangunan PLTB

- Terletak di tempat yang tinggi. kecepatan angin rata-rata tersedia dalam


kisaran 6 m / s hingga 30 m / s sepanjang tahun.

- PLTB harus berlokasi jauh dari kota dan hutan. Seharusnya tidak ada struktur
Permukaan tinggi dalam radius 3 km.

- PLTB terletak di daerah terbuka datar, gurun, laut, pantai dan lepas pantai
karena kecepatan angin tinggi di lokasi ini.

- Kecepatan angin angin harus mengukur pada ketinggian yang berbeda, karena
peningkatan kecepatan angin meningkat. Ini membantu dalam pemilihan
ketinggian menara angin yang sesuai.

8. (1) Angin yang berasal dari arah tertentu dengan kecepatan tertentu pula datang.

(2) Angin yang datang tersebut menggerakkan kipas/ baling-baling.

(3) yang terhubung ke generator untuk membangkitkan energi listrik.

(4) Prinsip kerja generator berlawanan dengan motor listrik. Motor listrik
membutuhkan daya listrik untuk berputar, sedangkan generator akan
menghasilkan energi listrik sesuai dengan kecepatan putaran. Energi listrik yang
dihasilkan oleh generator diteruskan ke panel kontrol yang menampung dari
berbagai generator

(5) Untuk kemudian dinaikkan menjadi tegangan tinggi dengan transformator


penaik tegangan ( transformator step up)

(6) Hal ini untuk efisiensi daya dan efisiensi biaya. Karena pada daya yang
sama, tegangan lebih tinggi cukup dengan penampang kabel yang lebih kecil
(daya= tegangan x arus). Melalui sistem distribusi dengan tiang-tiang tinggi,
siap untuk men-suplai kebutuhan listrik rumah tangga dan industri.

(7) Setelah sampai pada daerah tertentu, dibutuhkan transformator penurun


tegangan (transformator step down) yang disesuaikan dengan tegangan standar
untuk rumah/industry

9. Angin adalah udara yang bergerak, karena udara mempunyai massa maka
energi yang ditimbulkannya dapat dihitung berdasarkan energi kinetic yang
dirumuskan sebagai berikut :

Ek = ½ x m x V2

dimana :

m = mass (kg) (1 kg = 2.2 pounds)

V = kecepatan angin (m/detik) (meter = 3.281 feet = 39.37 inches)

Biasanya, kita lebih tertarik pada tenaga (perubahan dari waktu ke waktu) dari
pada energi. Karena energi = tenaga x waktu dan massa udara lebih mudah
dinyatakan sebagai density, maka persamaan energi kinetik diatas menjadi
persamaan aliran :

Tenaga pada permukaan kincir adalah:

P = 0.5 x ρ x A x V³

dimana:

P = tenaga dalam watts (746 watts = 1 hp) (1,000 watts = 1 kilowatt)

ρ = density udara (1.225 kg/m³ at permukaan laut)

A = permukaan kincir (m²)

V = kecepatan angin dalam meters/detik (20 mph = 9 m/detik) (mph/2.24 =


m/detik)
Jadi 1 turbin dapat menghasilkan energi angin yang berbeda beda, tergantung
berapa besar kecepatan angin di wilayah atau daerah tersebut. Misalnya pada
PLTB sidrap 1 turbin menghasilkan energi sebesar 2,5 MW.

Anda mungkin juga menyukai