Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH

"Analisis Potensi Energi Angin Untuk Pembangkit Listrik Di NTT "

Oleh:

Yehus Neonufa

(2101050018)

Program Studi pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Nusa Cendana Kupang

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul "ANALISIS POTENSI
ENERGI ANGIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DI NTT” dengan tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan dukungan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Saya berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Kupang ………

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2

ABSTRAK.............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 5

1.3. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................ 6

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................................... 7


BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP............................................................................................................... 12

2.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 12

2.2. Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13


Abstrak

Energi angin adalah salah satu energi baru dan terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai
energi alternatif untuk mengatasi krisis energi yang akan dihadapi. Nusa Tenggara Timur
merupakan wilayah yang memiliki potensi angin yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk pemanfaatan energi
menjadi pembangkit listrik adalah turbin angin. Dalam pembangunan turbin angin, terdapat
beberapa variabel yang mempengaruhi diantaranya yaitu kecepatan dan arah angin, kemiringan
lereng, dan beberapa faktor lain seperti penggunaan tanah dan wilayah permukiman. Dengan
kondisi angin di Nusa Tenggara Timur yang memiliki kecepatan rata-rata 3 m/s hingga 7 m/s
maka jenis turbin angin skala menengah sangat cocok untuk dikembangkan. Sehingga hasil dari
penelitian ini yaitu berupa gambaran mengenai potensi angin di Nusa Tenggara Timur serta
wilayah yang berpotensi untuk pembangunan turbin angin untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kebutuhan akan energi.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi angin yang cukup baik untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk
pemanfaatan energi menjadi pembangkit listrik adalah turbin angin. Energi angin tersebut dapat
dijadikan salah satu energi alternatif yang dapat mengurangi bahan bakar fosil dalam
penggunaan listrik.
Listrik adalah suatu sumber energi dimana dapat memindahkan energi menjadi suatu bentuk
elekronik yang lainnya. Energi listrik ini sangat dibutuhkan oleh berbagai tingkatan masyarakat.
Perkembangan teknologi menyebabkan suatu kemudahan dalam pengadaan suatu energi listrik.
Dengan adanya perkembangan teknologi, maka ada berbagai cara untuk membangkitkan suatu
energi listrik. Energi listrik ini dapat dibangkitkan oleh suatu sistem pembangkit listrik, sebagai
contoh angin, sinar matahari, bahan bakar fosil, dan lain sebagainya.
Energi angin sebagai salah satu sumber energi terbaru,merupakan suatu energi yang baik dan
ramah lingkungan untuk di manfaatkan melalui konversi ke listrik ataupun mekanik.
Pengubahan menjadi energi listrik dengan proses pengubahan energi angin tersebut menjadi
putaran mekanik motor dan selanjutnya memutar suatu alat yang di butuhkan sesuai dengan
pemakaian. Dalam proses pengubahan ini di sebut konversi energi angin, selanjutnya alat untuk
mengkonversikan menjadi energi di sebut kincir angin atau turbin angin.
Dalam pemanfaatan energi angin,di perlukan data atau informasi mengenai potensi energi angin
aktual yang tersedia di lokasi pemasangan dan pemanfaatan sesuai kebutuhan di lokasi tersebut.
Kajian dan evaluasi yang lebih akurat mengenai kedua aspek ini bersama aspek ekonomi akan
menghasilkan pemanfaatan sistim konversi energi yang optimal di suatu lokasi
Pemanfaatan energi angin secara ekonomis memerlukan lokasi dengan kecepatan angin paling
kurang 2 meter per detik atau lebih, misalnya dengan interkoneksi ke jaringan listrik lokal yang
ada. Akan tetapi dalam kondisi tertentu dan juga untuk sumber-sumber energi terbaru lainya,
aspek ekonomi bukan persyaratan utama, maka pemanfaatan dalam skala yang lebih kecil atau
menengah merupakan pilihan yang sesuai. Hal ini misalnya di perlukan oleh daerah pedesaan
atau pulau - pulau terpencil yang belum memiliki jaringan listrik umum atau untuk pemakaian
lainya,sedangkan energi konvensional adalah sumber energi dan teknologi yang suda mantap dan
merupakan bagian yang terbesar dari kebutuhan energi ekonomi modern, misalnya batu bara,
minyak, gas alam, tenaga air besar serta energi listrik yang di hasilkan dari sumber-sumber
tersebut.Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memiliki ide untuk mengembangkan energi
angin
tersebut dengan menganalisis potensi energi angin untuk pembangkit listrik tenaga angin dan
Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik pada daerah yang belum teraliri oleh listrik PLN.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan rata-rata kecepatan angin dan daya turbin

1.3 Tujuan Dan manfaat

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :


Menganalisis hubungan rata-rata kecepatan angin dan daya turbin
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian energi Angin Dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Energi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting seiring dengan perkembangan zaman
sekarang ini, energi digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari untuk berbagai keperluan misalnya
penerangan, elektronik, dan lain sebagainya. Angin atau yang biasa kita sebut energi angin juga
merupakan bentuk tidak langsung dari energi matahari karena angin terjadi oleh adanya
pemanasan yang tidak merata pada permukaan bumi oleh matahari dan perputaran bumi pada
porosnya atau biasa disebut dengan rotasi bumi. Angin secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu angin planetary dan angin local. (sumber : mesin konversi energi, hal 287)Angin
planetary merupakan Angin yang akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi
ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi ini
disebabkan oleh penyinaran matahari, pada siang hari sinar matahari memanaskan permukaan
bumi, namun panas yang terserap oleh bumi tersebut besarnya tidak merata. Akibatnya, aliran
udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi ke daerah yang memiliki
tekanan lebih rendah. Udara yang bergerak akan semakin kencang bila perbedaan tekanan daerah
tersebut semakin besar. Contohnya angin yang memanaskan pada daerah permukaan bumi dekat
ekuator lebih besar daripada kutub utara dan kutub selatan. Hal ini menyebabkan udara hangat di
daerah tropis naik dan mengalir melalui atmosfer kekutub dan udara dingin dari kutub mengalir
kembali ke ekuator di dekat permukaan bumi. Sedangkan angin local disebabkan dua mekanisme
yaitu perbedaan panas antar daratan dan air, dan yang kedua yaitu bukit dan lembah. Pada
dasarnya angin bertiup di semua daerah di permukaan bumi. Artinya, di mana angin bertiup,
tempat tersebut mempunyai potensi untuk memanfaatkan energi angin. Namun, untuk
mendapatkan angin dengan kecepatan tinggi perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Secara
umum daerah datar lebih menguntungkan dibandingkan daerah bertopografi beragam. Beberapa
contoh daerah yang memiliki kecepatan angin yang cukup tinggi antara lain seperti daerah
pantai, lepas pantai, padang pasir, padang rumput dan lain-lain. Namun terdapat juga tempat-
tempat yang bisa meningkatkan kecepatan angin seperti di puncak bukit, atau di celah antara
pegunungan juga di tepi pantai.(sumber : sofyan, 2010)Dengan adanya Potensi angin tersebut
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik seperti pembangkit listrik tenaga
angin. Pembangkit listrik ini sendiri mengkonversikan energi kinetik menjadi energi mekanik
dan dikonversikan menjadi energi listrik. Pembangkit ini merupakan kebalikan dari kipas angin,
pada kipas angin listrik dibutuhkan untuk menghasilkan angin. Namun, pada pembangkit ini

3
angin dibutuhkan untuk membangkitkan listrik.atau dinamo ampere untuk meghasilkan listrik
dan disimpan di batterai untuk berbagai keperluan.

Perkembangan Kincir Angin

Kincir angin merupakan sumber alternatif yang ramah lingkungan. Awal mulanya kincir angin
digunakan pada zaman Babilonia untuk penggilingan padi. penggunaan Teknologi modern di
mulai pada tahun 1930, diperkirakan ada 600.000 buah kincir angin untuk berbagai keperluan.
Saat ini kapasitas daya yang dihasilkan kincir angin skala industri antara 1 – 4 MW. Kincir angin
adalah teknologi energi yang paling cepat perkembangannya di dunia. Kapasitas instalasi global
berkembang dari 2500 megawatt (MW) pada tahun 1992, menjadi 40.000 MW pada akhir 2003,
dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 30%.Hampir tiga perempat kapasitas instalasi
energi angin kini berada di Eropa. Saat ini, energi ini telah memenuhi kebutuhan listrik 35 juta
rumah tangga Eropa. Ketertarikan terhadap energi angin semakin berkembang karena sebagian
masyarakat semakin sadar tentang perlunya pengembangan energi yang bersih dan berkelanjutan
di masa depan. Delapan puluh persen penduduk sangat mendukung penggunaan energi yang
dapat diperbaharui. Penggunaan angin sebagai sumber energi memiliki setidaknya dua
keuntungan. Dari segi ekonomi, sumber energi ini mampu mengurangi penggunaan bahan bakar
minyak, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di bidang pembuatan dan pemeliharaan
kincir angin, serta distribusinya. Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang
berguna dari angin. Pada 2005, kapasitas generator tenaga-angin adalah 58.982 MW, hasil
tersebut kurang dari 1% penggunaan listrik dunia. Meskipun masih berupa sumber energi listrik
minor di kebanyakan negara, penghasilan tenaga angin lebih dari empat kali lipat antara 1999
dan 2005.Tenaga angin digunakan dalam ladang angin skala besar untuk penghasilan listrik
nasional dan juga dalam turbin individu kecil untuk menyediakan listrik di lokasi yang
terisolir.Tenaga angin banyak jumlahnya, tidak habis-habis, tersebar luas, bersih, dan
merendahkan efek rumah kaca.Baru-baru ini, pemerintah Inggris mengumumkan pembentukan
Departemen Energi dan Perubahan Iklim (Department of Energy and Climate Change).
Pembentukan departemen baru ini semakin memperkokoh posisi Inggris dalam memerangi
perubahan iklim melalui pembangunan energi yang lebih sustainable (berkelanjutan).
Penggabungan Energi dan Perubahan Iklim di dalam satu departemen secara eksplisit merupakan
pengakuan Inggris bahwa sektor energi (jika dikelola secara tidak tepat) memberi dampak buruk
pada kesinambungan lingkungan hidup. Melihat dari namanya, departemen ini kelak akan
menjadi pusat pengembangan energi terbarukan (renewable energy) di Inggris. Atas inisiatif ini,
dukungan positif mengalir dari industri energiterbarukan dan lambaga-lembaga lingkungan
hidup. “Kalangan industri percaya bahwa pembentukan sebuah departemen yang menangani
perubahan iklim dan suplai energi di satu tangan, adalah langkah tepat bagi Inggris untuk
mencapai target energi terbarukan 2020,” Menurut Suripno, peneliti dari Pusat Teknologi
Dirgantara Terapan Lapan, penerapan PTLTA berkapasitas besar dari negara subtropis dengan
karakteristik angin yang relatif kencang dan searah memang kurang layak untuk Indonesia.
Teknologi PTLTA dari Eropa bekerja dengan rezim kecepatan angin 12-14 meter per detik. Dari
penelitian Lapan di 130 titik, hanya ada 7 lokasi yang menunjukkan kecepatan angin relatif
memadai, yaitu di atas 6 meter per detik antara lain di NTT (Timor Tengah Selatan, Kupang
bagian selatan), dan Sulsel (Pulau Selayar dan Kepulauan Sidrap).(sumber : ikawati,
2009)Menurut Ichsan, PTLTA itu bekerja dengan konsep yang sangat sederhana. Ketika angin
dari pantai berembus kencang, turbin pun bergerak kencang serupa baling-baling. Kekuatan
inilah yang kemudian ikut menggerakkan peralatan yang ada di bawah mulai dari gear box,
kemudian pulley. Selanjutnya, pulley itu pun menggerakkan kompresor untuk mengalirkan angin
ke dalam tangki. Angin yang sudah tersimpan dalam tangki akhirnya kembali dikeluarkan untuk
menggerakkan turbin pemutar. Putaran dari turbin akhirnya turut mendorong munculnya energi
listrik dari generator."Dari hasil rancangan saya ini, energi listrik yang dihasilkan mencapai
kekuatan 300 watt dengan voltase 3.000 volt," ujarnya. Rancangan ini sudah berhasil
diujicobakan di rumahnya dan di Balai Benih Udang di Pantai Jatimalang. (sumber : rukmorini,
2009)Dalam perkembangan kincir terdapat dua jenis kincir yang telah ada diantaranya, jenis
vertical dan jenis horizontal.

Jenis horizontal
Pada jenis horizontal, jenis turbin yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan pada
pesawat. Pada jenis ini juga menggunakantiang vertical untuk menopang turbin tersebut dan
dibagian belakang dari kincir diletakkan anemometer yang berfungsi untuk bisa mencari arah
mata angin yang mempunyai kekuatan angin yang besar. Pada jenis ini jumlah bilah yang
digunakan ada beberapa macam contohnya 2 bilah, 3 bilah, 4 bilah, sampai ada yang
meggunakan 8 bilah. Kegunaan jumlah bilah yang digunakan juga berpengaruh terhadap
kecepatan turbin angin dan kemudahan turbin angin untuk berputar. Semakin banyak jumlah
bilah yang digunakan maka akan semakin mudah untuk dapat berputar. Namun, dengan jumlah
bilah yang banyak tidak akan berputar dengan kecepatan tinggi ketika telah berputar karena
adanya beban pada masing – masing bilah, jika semakin banyak bilah semakin banyak beban
yang harus ditopang. Tidak seperti halnya dengan bilah yang jumlahnya sedikit, padaputaran
awal pasti akan sangat sulit berputar. Namun, setelah berputar maka putarannya akan semakin
cepat dibandingkan dengan jumlah bilah yang lebih banyak dengan kecepatan angin yang sama.

Jenis vertical
Pada turbin angin jenis ini blade ataupun kipasnya berdiri tegak tidak seperti halnya pada jenis
horizontal. Jenis ini tidak menggunakan anemometer untuk mencari arah mata angin untuk
memutar blade. Turbin angin ini pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun 1920 dan
sarjana Finlandia bernama S. Savonius.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi literator, di mana penulis mengumpulkan
berbagai data pustaka yang bersumber dari jurnal artikel ilmiah, berbagai hasil penelitian yang
berbentuk skripsi serta sumber relevan lainnya. Tujuandari menggunakan metode ini adalah
untuk mengungkapkan berbagai teori dari penelitiatau para ahli terdahulu yang relevan dengan
permasalahan yang sedang diteliti yaitu terkait “Analusis potensi energi angin untuk pembangkit
listrik Di NTT” sebagai bahan rujukan untuk menjelesaikan karya tulis ilmiah ini
BAB IV

PEMBAHASAN

A.Potensi energi angin untuk pembangkit listrik

Angin merupakan udara yang bergerak akibat rotasi bumi karena adanya perbedaan tekanan
udara disekitarnya. Angin bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Angin adalah salah satu energi terbarukan yang tidak akan pernah habis.
Selain itu, energi angin juga tidak menghasilkan polusi yang bisa mengganggu lingkungan
sekitar. Hal tersebut menjadikan energi angin sebagai salah satu energi alternatif yang
mempunyai potensi besar dalam penggunaan jangka panjang.Hembusan angin yang bergerak
dengan kecepatan tertentu merupakan sumber daya energi angin sebenarnya. Angin yang
berhembus mempunyai energi kinetik yang kemudian dapat diubah ke bentuk energi lain seperti
energi listrik. Proses perubahan energi tersebut menggunakan fasilitas turbin angin. Instalasi
turbin angin terdiri dari rotor yang porosnya terhubung dengan generator sebagai pengubah
energi angin menjadi energi listrik.Turbin angin adalah sebuah alat yang dapat mengkonversi
energi kinetik angin menjadi energi mekanik. Angin digunakan untuk memutar blade, yang mana
ketika berputar akan menghasilkan energi.Secara umum turbin angin akan berputar sesuai
besarnya kecepatan angin yang diberikan dan luas sapuan rotor yang digunakan sehingga daya
yang dapat dibangkitkan oleh angin adalah:
𝑃𝑖𝑛 = 1/2 𝜌 𝐴 𝑣³............ 1)
Dimana:
Pin = Daya input angin (Watt)
ρ = Densitas udara (kg/m3)
A = Luas sapuan rotor (m2)
ν = Kecepatan angin (m/s)

Namun pada kenyataannya, energi kinetik yang dimiliki angin tidak seluruhnya dapat
dikonversikan menjadi energi mekanik. Ada banyak energi yang hilang karena kerugian gesek
dan kerugian pada transmisi mekanik rotor ke generator sehingga efisiensi turbin yang dihasilkan
sangat dipengaruh oleh besarnya daya keluaran dari generator yang digunakan

𝜂 = 𝑃𝑜𝑢𝑡/ 𝑃𝑖𝑛× 100 2)


Dimana:
η = Efisiensi (%)
Pin = Daya input angin (Watt)
Pout = Daya output generator (Watt)
Turbin angin dibagi menjadi dua jenis turbin yaitu HAWT dan VAWT. Pemanfaatan yang
umum sekarang sudah digunakan untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.
Turbin Savonius dipopulerkan dan dipatenkan oleh seorang sarjana Finlandia bernama Sigurd J.

7
Savonius pada tahun 1922. Tujuan awal dari turbin jenis ini adalahmencari solusi alternatif
mencari energi yang terbarukan dengan biaya minimal dan impact terhadap lingkungan yang
minim. Turbin ini menggunakan sudu berupa lembaran berbentuk huruf S, umumnya rotor ini
terdiri dari 2 sudu atau pun 3 sudu. Turbin angin Savonius bergerak karena adanya perbedaan
gaya drag antara sudu 1 dengan sudu lainnya. Sudu savonius sering dinamakan bucket berfungsi
untuk memanipulasi gaya drag akibat angin yang mengalir sehingga dapat dikonversikan
menjadi torsi.
Prinsip kerja turbin angin savonius adalah mengkonversikan energy angin menjadi energi
mekanis dalam bentuk gaya dorong (drag force) sebagian sudu mengambil energi angin dan
sebagian sudu lagi melawan angin. Sudu yang mengambil energi angin disebut downwind
sedangkan sudu yang melawan angin disebut upwind. Sudu upwind ini dapat mengurangi
kecepatan rotor. Besarnya torsi pada rotor dan kecepatan rotor (rpm) tergantung pada selisih drag
force sudu upwind dengan drag force sudu downwindPutaran turbin dipengaruh oleh kecepatan
angin dan diameter dari rancang turbin. Jika kecepatan tangensial ujung rotor sama dengan
ukuran diameter turbin diperkecil, maka hal tersebut dapat menggakibatkan kenaikan putaran
pada turbin sesuai dengan persamaan berikut:

𝑛 = 60 𝜆𝜈 / 𝜋𝐷.....................3)

Dimana:
n = Banyak putaran yang dihasilkan (rpm)
λ = Tip speed ratio (TSR)
ν = Kecepatan angin (m/s)

D = Diameter turbin (m)

B.Hubungan rata-rata kecepatan angin dan daya turbin


Daya turbin merupakan besarnya daya yang dihasilkan angin dan turunan dari energy kinetik
terhadap waktu. Dimana daya masukan angin atau daya input angin dan kecepatan angin yang
dapat memutar turbin dengan kecepatan angin diatas 3 m/s dan terjadi antara jam 12:12 – 16:21
sehingga, perhitungan daya input angin dihitung dalam hitungan rata-rata per jam dalam 1 hari

Gambar 1 Hubungan rata-rata kecepatan angin dan daya turbin.

Pada Gambar 1 menunjukan bahwa adanya perubahan daya turbin pada setiap rata-rata
kecepatan angin, dimana pada grafik tersebut terjadi kenaikan daya turbin dari setiap rata-rata
kecepatan angin. Pada kecepatan angin 3.73 m/s sampai dengan 4.37 m/s grafik yang terlihat
masi konstan sedangkan pada kecepatan angin 4.58 m/s sampai 5.62 m/s mengalami kenaikan
yang cukup drastis. . Hal ini dikarenakan semakin tinggi kecepatan angin maka daya turbin yang
dihasilkan pun semakin besar. Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan dari daya turbin
itu sendiri yaitu kecepatan angin tersebut, kecepatan angin yang terjadi dari daya turbin
merupakan rata-rata kecepatan angin dikali dengan luas sapuan rotor dan densitas udara dimana
densitas udara sebesar 28°c diinterpolasi menjadi 1.1726 𝐾𝑔/𝑚3 dimana hasil analisis daya
turbin tertinggi diperoleh sebesar 104W pada kecepatan angin 5.62 m/s.

9
Hubungan rata-rata kecepatan angin dan daya efektif turbin

Gambar 2. Hubungan rata-rata kecepatan angin dan daya efektif turbin.

Dapat kita lihat pada Gambar 2 diatas,daya efektif turbin merupakan hasil dari daya turbin dikali
dengan 27% dimana 27% merupakan 𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 dari blade kombinasi tipe savonius. Dimana pada
kecepatan angin 3.73 m/s sampai 4.37 m/s menunjukkan daya efektif turbin yang didapat
mengalami kenaikan secara stabil dan pada kecepatan angin 4.58 m/s samapi 5.62 m/s
mengalami kenaikan yang cukup drastis dengan demikian kecepatan angin berbanding lurus
terhadap daya efektif turbin.

KESIMPULAN
- Angin merupakan udara yang bergerak akibat rotasi bumi karena adanya perbedaan tekanan
udara disekitarnya. Angin bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Angin adalah salah satu energi terbarukan yang tidak akan pernah habis.
Selain itu, energi angin juga tidak menghasilkan polusi yang bisa mengganggu lingkungan
sekitar. Hal tersebut menjadikan energi angin sebagai salah satu energi alternatif yang
mempunyai potensi besar dalam penggunaan jangka panjang.Hembusan angin yang bergerak
dengan kecepatan tertentu merupakan sumber daya energi angin sebenarnya.
- Semakin tinggi kecepatan angin maka semakin besar putaran turbin yang dihasilkan. Kecepatan
rata-rata angin tertinggi sebesar 5.62 m/s dengan kecepatan putaran turbin 845.36 rpm.
- Dari data kecepatan angin dan daya turbin yang dihasilkan diperoleh daya turbin tertinggi
sebesar 104 W dengan kecepatan angin 5.62 m/s dan daya turbin terendahsebesar 30.42W
dengan kecepatan angin 3.73 m/s.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andi Mulkan. (2022). Analisis Pemanfaatan Energi Angin Sebagai Sumber Pembangkit Energi
Listrik . Jurnal Ilmiah Teknik Unida, 3(1), 74-83.

https://lib.ui.ac.id/detail?id=20438897&lokasi=lokal

ikawati,yuni, 2009 “Kecepatan Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)”
Pudjanarsa, astu & nursuhud, djati, 2008, mesin konversi energy, edisi revisi, andi Yogyakarta,
Surabaya.

Rizkian, ganda akbar, 2009, Studi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Laalan, FTK-ITS,
Surabaya.
Rukmorini, regina, 2009 “kekuatan angin yang tidak sekedar sepoi – sepoi”
Sasongko, firman, 2009 “Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin”,
Soetadji, nanang soesetyo, 2009 “Pemanfaatan Energi Angin Untuk Energi Listrik”
Sofyan, oke, 2010 “pemanfaatan tenaga angin”,
Stolk, jac & kros, C., 1986, elemen mesin. Terjemahan oleh hendarsin H. & abdul
rahman A., 1986, Erlangga, Jakarta pusat.
Toyota step 2, 1990 Wikipedia. 2008. “renewable energy” termuat di
:http://id.wikipedia.org/wiki/renewableen ergy.com,
Saputra, M. (2016). Kajian Literatur Sudu Turbin Angin untuk Skala Kecepatan Angin Rendah.
Jurnal Mekanova, Vol. 2 No. 1 , 74-83.

Samuel, R & MS, Soeripno. (2013). Pengembangan Energi Angin di Indonesia. Bogor:
Indonesia Wind Energy Society (IWES).
Abraham, J. P., Plourde, B. D., Mowry, G. S., Minkowycz, W. J., & Sparrow, E. M. (2012).
Summary of Savonius Wind Turbine Development and Future Applications for Small-Scale
Power Generation. Journal of Renewable and Sustainable Energy , 1-20.
Afungchui, D., Kamoun, B., & Helali, A. (2014). Vortical Structures in the Wake of the
Savonius Wind Turbine by the Discrete Vortex Method. Renewable Energy , 174-179.
Pamungkas, S. F., Wijayanto, D. S., Saputro, H., & Widiastuti, I. (2018). Performance "S" Type
Savonius Wind Turbine with Variation of Fin Addition on Blade. Annual Applied Science and
Engineering Conference , 1-7.
Napitupulu, F. H., & Siregar, S. (2013). Perancangan Turbin Vertikal Axis Savonius dengan
Menggunkan 8 Buah Sudu Lengkung. Jurnal Dinamis, Vol. 1, No. 13 , 24-36.

Aryanto, F., Mara, I. M., & Nuarsa, M. (2013). Pengaruh Kecepatan Angin dan Variasi Jumlah
Sudu Terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin Poros Horizontal. Dinamika Teknik Mesin, Vol. 3,
No. 1 , 50-59.
Saputra, C. I., Rustana, C. E., & Nasbey, H. (2015). Pengembangan Turbin Angin Sumbu
Vertikal Tipe Triple-Stage Savonius dengan Poros Ganda. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E
Journal), Vol. 4 , 43-46.
Nahkoda, Y. I., & Saleh, C. (2015). Rancang Bangun Kincir Angin Sumbu Vertikal Pembangkit
Tenaga Listrik Portabel. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III , 59-67.
Teja, D. P. (2017). Studi Numerik Turbin Angin Darrieus-Savonius dengan Penambahan Stage
Rotor Darrieus. Surabaya: Jurusan Teknik Mesin, ITS.
Giofani. (2010). Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius Satu Tingkat dengan Variasi Jumlah Sudu
4 dan 6.Yogyakarta: Program Studi Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma.
Trikurniawan, Y. W. (2017). Karakteristik Turbin Angin Savonius Termodifikasi Empat Sudu
dengan Lima Variasi Sudut Pitch Rotor Turbin.Yogyakarta: Program Studi Teknik Mesin,
Universitas Sanata Dharma.
Arifin Sanusi, Sudjito Soeparman, Slamet Wahyudi, & Lilis Yulianti. (2016). Experimental
Study of Combined Blade Savonius Wind Turbine. INTERNATIONAL JOURNAL OF
RENEWABLE ENERGY RESEARCH. A.Sanusi etal., vol.6, No.2. 615-619.
Pangestu, R., & Andriani H., S. A. (2017). Perancangan Turbin Angin Poros Vertikal Tipe
Savonius Bertingkat dengan Variasi Blade "Savonius Helical L Rotor". Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.
3

Anda mungkin juga menyukai