Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ENERGI ANGIN

DISUSUN OLEH

NAMA : NURISMA MAHARANI

STAMBUK : 032 2020 0055

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kebesaranNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Energi Angin” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima
kasih kepada Dosen mata kuliah Konversi energy atas tugas yang di berikan kepada
kami ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Energi Angin”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar , 13 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH ....................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Energi Angin ........................................................................................... 1
1.2 Peta Potensi Angin di Indonesia ............................................................ 3
1.3 Turbin Angin ................................................................................................ 3
1.4 Komponen dari turbin angin ................................................................. 6
1.5 Syarat angin untuk PLTB ...................................................................... 8
BAB II ISI .......................................................................................................... 10
2.1 Energi Tenaga Angin ........................................................................... 10
2.2 Cara Kerja Kincir Angin ..................................................................... 12
2.3 Merancang Generator Angin Skala Kecil .......................................... 13
2.4 Mekanisme turbin angin ...................................................................... 14
2.5 Jenis turbin angin ................................................................................. 14
2.6 Alat Pengukur Kecepatan Angin ........................................................ 15
2.7 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin ............................. 15
2.8 Dampak PLT Angin Terhadap Lingkungan ..................................... 17
2.9 Problem Teknis yang Dihadapi PLT Angin....................................... 20
2.10 Solusi Masalah Teknis.......................................................................... 21
BAB III PENUTUP........................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan.


Tanpa energi, dunia ini akan diam atau beku. Dalam icehiduparTmanusia selalu
terjadi kegiatan dan untuk kegiatan otak serta otot diperlukan energi. Energi itu
diperoleh melalui _proses oksidasi (pembakaran) zat makanan yang masuk ke
tubuh berupa makanan. Kegiatan manusia lainnya dalam memproduksi barang,
transportasi, dan lainnya juga memerlukan energi yang diperoleh dari bahan sumber
energi atau sering disebut sumber daya alam (natural resources).
Sumber daya alam itu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. sumber daya alam yang dapat_diperbarui (renewable) atau hampir tidak dapat habis
misalnya: tumbuhan hewan. air, tanah, sinar matahari, angin, dan sebagainya;
2. sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unjenewable) atau habis, misalnya:
minyak bumi atau batu bara.
Selanjutnya, secara terinci energi dibedakan atas butir-butir berikut dan perlu
diketahui
bahwa energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Misalnya, energi
potensial air (air terjun) dapat diubah menjadi energi gerak, energi listrik, dan
seterusnya.

1.1 Energi Angin

Energi memiliki beberapa pengertian, Menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia ( KBBI ), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misal
untuk energi listrik dan mekanika ) ; daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan, misal dapat merupakan bagian suatu bahan
atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari) ; tenaga. Sedangkan menurut
Michael J. Moran, energi merupakan konsep dasar dari termodinamika yang
menjadi aspek yang penting dari analisis teknis. Pengertian energi secara umum
adalah kekuatan yang dimiliki oleh sesuatu benda sehingga mampu untuk
melakukan kerja.

1
Energi memiliki berbagai macam jenis, energi yang diketahui oleh manusia
sampai saat ini diantaranya yaitu: energi cahaya, energi kimia, energi panas,
energi suara, energi listrik, energi nuklir, energi potensial, dan energi gerak (
energi kinetik ). Energi gerak muncul pada objek bergerak atau substansi, ketika
benda bergerak atau substansi ada gerakan energi, hal ini sejalan dengan
perubahan energi air ( gerakan air di sungai ) untuk memutar turbin untuk
menghasilkan listrik. Energi gerak memiliki contoh lain yaitu gerakan turbin
angin yang berputar untuk menghasilkan listrik pada pembangkit listrik tenaga
angin.
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya rotasi bumi dan juga adanya
perbedaan tekanan udara disekitar nya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah, atau dari daerah yang
bersuhu rendah ke wilayah bersuhu tinggi. Buys Ballot seorang ahli ilmu cuaca
dari perancis berpendapat bahwa angin adalah udara yang bergerak dari tempat
bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Anemometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Satuan dari kecepatan angin adalah
km / jam atau knot ( 1 knot = 0,5148 m / det = 1,854km / jam). Angin biasanya
diberi nama sesuai dengan arah datangnya.
Angin mempunyai banyak jenis, diantaranya yaitu: angin Passat ( trade wind
), angin anti – Passat, angin barat ( westernlies ), angin timur kutub ( polar
easterlies ), angin muson (monsun) dan angin lokal. Angin lokal terdiri dari: angin
jatuh, angin gunung dan angin lembah, serta angin darat dan angin laut. Angin
darat dan angin laut merupakan jenis angin yang biasa dirasakan dalam
kehidupan sehari – hari, terutama penduduk yang menetap di daerah pesisir.
Angin darat bertiup dari darat menuju ke laut, sedangkan angin laut bergerak dari
laut menuju kedarat. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari pada laut,
karena suhu di daratan pada malam hari lebih rendah menyebabkan tekanan di
daratan tinggi ( maksimum ) sedangkan tekanan dilautan rendah, inilah yang
menyebabkan angin darat terjadi pada malam hari. Suhu di lautan saat siang hari
lebih rendah ketimbang di daratan, maka angin bertiup dari laut menuju kedaratan
atau yang biasa kita sebut dengan angin laut .

2
Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa energi angin adalah
pengumpulan energi yang berguna dari angin. Tenaga angin banyak jumlah nya,
tidak terbatas, tersebar luas, bersih dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Di
Indonesia, pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga angin di sebut dengan
pembangkit listrik tenaga bayu.

1.2 Peta Potensi Angin di Indonesia


Indonesia memiliki potensi energi angin yang besar. Menurut data
Kementerian ESDM tanggal 21 september 2018, beberapa daerah di Indonesia
seperti sidrap dan jeneponto mampu menghasilkan energi listrik lebih dari 100
megawatt. Selain 2 daerah tersebut wilayah Sukabumi, Garut, Pandeglang,
Lebak, Lombok, dan wilayah pantai selatan Pulau Jawa juga memiliki
potensi angin yang cukup besar. Peta potensi wilayah angin di Indonesia
dapat di lihat pada Gambar 1.1 .

Gambar 1.1 : peta potensi kecepatan angin di Indonesia ( sumber :


http://indonesia.windprospecting.com/ )

1.3 Turbin Angin


1. Pengertian turbin angin
Turbin angin adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi angin
menjadi energi gerak dan selanjutnya di konversikan menjadi energi listrik

3
menggunakan generator di dalam turbin angin. Turbin angin bagus beroperasi
pada kecepatan angin 3 – 20 m/s.
2. Sejarah turbin angin
Orang – orang Mesir awal abad 3500 SM sudah mampu untuk
memanfaatkan energi angin. Mereka menggunakan layar untuk menggerakkan
perahu mereka melewati sungai Nil. Kincir angin pertama di dokumentasikan
tahun 200 SM di Persia.Turbin angin yang mampu menghasilkan listrik
pertama dikembangkan oleh Charles F Brush di Cleveland, Ohio, Amerika
Serikat. Turbin angin digunakan pertama kali untuk mengisi baterai di
Skotlandia pada bulan Juli 1887 oleh James Blyth. Pengembangan turbin angin
di Denmark tercatat dimulai pada tahun 1900, Amerika pada tahun 1908, dan
Uni Soviet pada tahun 1931.
3. Jenis – jenis turbin angin
Berdasarkan arah sumbu Turbin angin di bagi menjadi 2, yaitu :
a. Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros utama yang
menghubungkan blade ke generator berbentuk horizontal. semua komponen
tersebut berada di puncak tower atau menara penyangga. turbin angin ini
memiliki jumlah blade yang bervariatif mulai dari satu sampai delapan
bergantung dari nilai tip speed ratio nya. Jenis-jenis dari TASH
dapat dilihat pada Gambar 1.2 .

Gambar 1.2 : jenis turbin angin sumbu horizontal (TASH)


( Sumber : http://imperishable173.com/ )

4
a) Kelebihan turbin angin sumbu horizontal

• Dasar menara yang tinggi lebih kuat dibandingkan TASV.


• Semakin tinggi tower, semakin tinggi pula daya yang dihasilkan
(kecepatan angin meningkat 20% setiap 10 m keatas, di beberapa
wilayah geseran angin).
b) Kekurangan turbin angin sumbu horizontal
• memerlukan biaya pemasangan yang lebih mahal dari pada TASV
• Pemasangan blade yang relatif lebih sulit dari pada TASV.
• membutuhkan konstruksi menara yang kuat untuk menyangga
blade, motor, tail dan trsnsmisi.
• membutuhkan ekor pengarah untuk mengarahkan turbin angin agar
sesuai dengan arah angin.

b. Turbin angin sumbu vertical

Turbin angin sumbu vertikal (TASV) memiliki poros utama yang


menghubungkan blade ke generator berbentuk vertikal. Turbin angin jenis
ini memiliki jumlah blade minimal 2 buah dan jumlah blade tergantung dari
nilai tip speed ratio nya.Turbin angin sumbu vertikal memiliki beberapa
jenis, yaitu tipe H – rotor, Darrieus, dan Savonius. Jenis-jenis dari TASV
dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 : jenis - jenis turbin TASV


( Sumber : http://ANZDOC.com/ )

a) Kelebihan turbin angin sumbu vertical

5
• Tidak membutukhan struktur menara yang besar.

• Perawatan komponen yang lebih mudah karena turbin lebih

dekat ke tanah dibandingkan TASH.

• TASV mampu menghasilkan listrik pada kecepatan angin

mulai dari 10 km/jam.

• Memiliki Tip Speed Ratio yang rendah sehingga kecil

kemungkinan rusak saat angin kencang.

• TASV dapat menyesuaikan dengan arah datangnya angin,

sehingga tidak membutuhkan ekor pengarah.

b) Kekurangan turbin angin sumbu vertical

• TASV tidak mendapat keuntungan dari angin yang

berhembus kencang pada elevasi yg lebih tinggi.

• membutuhkan energi yang cukup besar untuk mulai berputar,

karena TASV memiliki torsi awal yang rendah.

1.4 Komponen dari turbin angin

Seperti yang kita tahu, setiap mesin atau alat pasti terdiri dari berbagai
komponen peyusun nya, begitu pula dengan turbin angin ini. Adapun
komponen dari turbin angin adalah sebagai berikut :

a. Blade ( Baling – baling / sudu )


Blade turbin angin berfungsi untuk menerima energi dari angin (energi
kinetik) dan merubah nya menjadi energi putar untuk kemudian diteruskan
ke generator melalui gearbox.

b. Hub
Fungsi utama dari hub yaitu menghubungkan blade atau sudu dengan

6
poros input turbin angin.

c. Pitch ( Kontrol pitch sudu )


Pitch berfungsi untuk mengatur posisi sudut pada blade saat angin
bertiup mengenai turbin angin tersebut.

d. Brake
Brake berfungsi untuk mengatur kecepatan blade agar tetap stabil saat
kondisi kecepatan angin terlalu tinggi atau terlalu rendah.

e. Poros
Poros turbin angin memiliki fungsi utama yaitu meneruskan putaran
dari Blade menuju ke generator. Poros ini terdapat di dalam gear box.

f. Gear box
Gear box berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk poros input dan
output, gear input dan output, serta bantalan input dan input. Di dalam Gear
box putaran dari sudu di ubah agar sesuai dengan spesifikasi rpm generator
yang dipakai dengan menggunakan roda gigi pembanding.
g. Generator

Generator adalah komponen yang penting di dalam turbin angin.


Komponen ini berfungsi untuk merubah energi gerak menjadi energi listrik.
Generator menggunakan prinsip induksi elektromagnetis untuk
menghasilkan arus listrik.

h. Tower
Tower berfungsi sebagai penyangga komponen – komponen dari turbin
angin seperti Blade, Generator, dan Tail. Untuk turbin angin jenis
horizontal, Semakin tinggi tower maka daya yang akan dihasilkan juga akan
semakin meningkat. Komponen dari turbin angin dapat dilihat pada Gambar
1.4

7
Gambar 1.4 : komponen turbin angin
(Sumber : www.getsttpln.com)

1.5 Syarat angin untuk PLTB

Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit
listrik tenaga bayu/angin. Tabel di bawah ini akan menjelaskan klasifikasi dan
kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Tabel
kondisi angin dapat dilihat pada Tabel 1.1, dan tabel tingkat kecepatan angin 10
meter diatas permukaan tanah dapat dilihat pada Tabel 1.2 .

Tabel 1.1 : Tabel kondisi angin

Kecepatan angin
Kelas Kecepatan angin Kecepatan angin
angin (m/s) (km/jam) (knot / jam)

1 0,30 – 1,50 1,00 – 5,40 0,58 – 2,92


2 1,60 – 3,30 5,50 – 11,9 3,11 – 6,42
3 3,40 – 5,40 12,0 – 19,5 6,61- 10,5
4 5,50 – 7,90 19,6 – 28,5 10,7 – 15,4
5 8,00 – 10,7 28,6 – 38,5 15,6 – 20,8
6 10,8 – 13,8 38,6 – 49,7 21,0 – 26,8
7 13,9 – 17,1 49,8 – 61,5 27,0 – 33,3
8 17,2 - 20,7 61,6 – 74,5 33,5 – 40,3

8
9 20,8 – 24,4 74,6 – 87,9 40,5 – 47,5
10 24,5 – 28,4 88,0 – 102,3 47,7 – 55,3
11 28,5 – 32,6 102,4 – 117,0 55,4 – 63,4
12 32,7 - 118,0 - 63,4 -
( sumber : Wikipedia/2013 )

Tabel 1.2 : Tingkat kecepatan angin 10 meter


diatas permukaan tanah
Kelas Kecepatan angin
Kondisi alam di daratan
angin (m/s)
1 0,00 – 0,02 -
2 0,03 – 1,50 Angin tenang, asap lurus ke atas
3 1,50 – 3,30 Asap bergerak mengikuti arah angin
Wajah terasa ada angin, daun”
4 3,40 – 5,40
bergoyang pelan
Debu jalanan beterbangan, ranting
5 5,50 – 7,90
pohon bergoyang
Ranting pohon bergoyang, bendera
6 8,00 – 10,7
berkibar
7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang
8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung,
9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting pohon
10 20,8 – 24,4 Rumah roboh
Dapat merobohkan pohon,
11 24,5 – 28,4
menimbulkan kerusakan
12 28,5 – 32,6 Menimbulkan kerusakan parah
13 32,7 – 36,9 Tornado
( sumber : Wikipedia/2013 )

Angin kelas 3 adalah batas minimum , dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.

9
BAB II
ISI

2.1 Energi Tenaga Angin

Energi angin juga menjadi pilihan alternatif sebagai energi pengganti bahan
bakar fosil, yang disediakan alam secara gratis. Energi angin tersedia dalam jumlah
tidak terbatas, selama bumi masih memiliki cadangan udara. Energi tersebut
dihasilkan oleh angin yang menggerakkan kincir angin ukuran raksasa. Biasanya
kincir angin sebagai penghasil energi diletakkan pada wilayah tertentu dengan
tingkat intensitas angin yang tinggi.
Untuk menggerakan blade / baling-baling agar bisa berputar saja harus
memiliki kecepatan angin 2 meter/detik dan untuk menghasilkan listrik yang stabil
sesuai kapasitas generatornya rata-rata 6 s/d 10 meter/detik.
Pembangkit ini bisa digunakan untuk skala kecil, menengah dan besar
karena arus yang dihasilkan dalam 1 jam lebih besar serta membutuhkan investasi
yang lebih murah ketimbang PLTS .Daerah yang cocok digunakan pembangkit ini
adalah daerah pantai, pesisir, pegunungan.
Kincir angin merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Awal
mulanya kincir angin digunakan pada zaman babilonia untuk penggilingan padi.
Penggunaan teknologi modern dimulai sekitar tahun 1930, diperkirakan ada
sekitar 600.000 buah kincir angin untuk berbagai keperluan. Saat ini kapasitas daya
yang dihasilkan kincir angin skala industri antara 1 – 4 mw.
Prinsip kerja Turbin Angin adalah mengubah energi kinetik angin menjadi
energi mekanik putaran poros. Energi mekanik poros biasanya dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik menggunakan suatu generator. Energi listrik sifatnya sangat
fleksibel. Energi ini dapat digunakan untuk penerangan, menggerakkan mesin-
mesin industri, transportasi, dan masih banyak lagi.

10
Perangkat pembangkit dari angin juga jauh lebih murah dibandingkan
perangkat pembangkit dari energi matahari. Padahal jumlah energi yang dihasilkan
oleh 1.000 buah sel fotovoltaik relatif setara dengan belasan kincir angin. Bahkan
sejumlah sistem kincir angin yang dipasang di Denmark bahkan menghasilkan
energi hingga 3.000 megawatt atau sekitar 20 persen kebutuhan energi di seluruh
Eropa.
Kini, Eropa menghasilkan energi angin dengan jumlah energi sekitar 35.000
megawatt atau setara dengan tiga puluh lima pembangkit listrik tenaga batu bara
(National Geographic, Agustus 2005: 65). Hal ini jelas menjadi sebuah keuntungan
besar bagi masyarakat luas. Karena keuntungannya yang sedemikian besar, maka
beberapa negara, di wilayah Eropa dan Amerika Serikat, menggunakan teknologi
ini.
Potensi energi angin untuk kebutuhan energi masa depan sangat
menjanjikan. Ketika sel fotovoltaik tidak mendapatkan sinar matahari, maka
pasokan listrik akan terhambat, sedangkan kincir angin relatif stabil pada semua
cuaca karena tidak membutuhkan sinar matahari untuk menghasilkan energi. Hal
itu membuat kincir angin unggul satu langkah di depan sel fotovoltaik dalam
menghasilkan energi.
Para ilmuwan di Eropa dan Amerika Serikat menaruh harapan besar kepada
sumber energi angin sebagai sebuah cara menghadapi krisis energi di masa depan.
Namun demikian tidak semua masyarakat setuju dengan kincir angin sebagai
sebuah penghasil energi alternatif, ukuran kincir yang terlalu besar dan suara desing

11
yang berisik membuat masyarakat di sekitar proyek kincir angin cenderung
menolaknya, padahal banyak sisi positif yang dapat dipetik dari pemanfaatan energi
ini.
Jika kita bisa membuat simulasi numerik aliran udara melintasi turbin angin
dengan rancangan tertentu misalnya aerofoil, jumlah blade (bilah), panjang chord,
diameter dan lain sebagainya, maka dengan menentukan kecepatan aliran udara di
depan dan belakang turbin akan dapat ditentukan berapa Thrust yang dihasilkan
dan Daya Angin yang berhasil diserap Turbin Angin. Thrust bersifat merugikan
karena thrust yang mendorong menara penyangga turbin, semakin besar trhust,
maka menara penyangga juga harus kuat, sehingga biaya pembuatannya akan
mahal.
Semakin besar Daya (Power) yang diserap oleh turbin, maka efisiensi konversi
energi turbin akan semakin besar, artinya turbin yang dirancang sangat
menguntungkan.

2.2 Cara Kerja Kincir Angin

12
Cara kincir angin bekerja sangat sederhana yaitu:
1. Angin akan meniup bilah kincir angin sehingga bilah bergerak
2. bilah kincir angin akan memutar poros didalam nacelle
3. Poros dihubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran poros
ditingkatakan dengan cara mengatur perbandingan roda gigi dalam gearbox
4. gearbox dihubungkan ke generator. generator merubah energi mekanik
menjadi energi listrik
5. dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan
tegangannya kemudian baru didistribusikan ke konsumen

2.3 Merancang Generator Angin Skala Kecil


Generator bekerja dengan menggunakan prinsip magnetic induction dan
bekerja dengan prinsip left-hand rule , yaitu:

1. Thumb Finger determine the direction of motion of inductor


2. Fore Finger determine the direction of flux
3. Other Finger determine the direction of current flow
2.3.1 Generator diklasifikasikan menjadi 2:
1. Generator AC
2. Generator DC
Untuk membuat generator dengan tenaga angin sebagai sumber energinya.
Prinsipnya sederhana, 3 bilah kincir angin dibuat dengan sudut 120 derajat satu
sama lain dan kemiringan kurang lebih 12.75 derajat. Di titik pangkalnya, dipasang
poros generator yang kemudian terhubung dengan slip rings, stator, sikat,
komutator, dan armature.
Angin yang berhembus akan memutar kincir sehingga poros akan ikut
berputar dan menyebabkan garis-garis fluks terpotong dan menimbulkan tegangan
induksi. Tegangan ini menyebabkan arus mengalir. Namun,tegangan yang
dihasilkan adalah tegangan AC, sehingga dibutuhkan komutator untuk membuat
arus yang mengalir adalah arus searah. Besarnya daya yang dihasilkan sangat

13
tergantung dari kecepatan putaran kincir, yang artinya sangat tergantung dari
kecepatan hembusan angin

2.4 Mekanisme turbin angin


Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan menggabung-
kan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik ke unit penyalur listrik.
Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan didistribusikan ke rumah-rumah,
kantor, sekolah, dan sebagainya.
Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain yang
umum adalah jenis turbin dua bilah.
Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari kipas angin. Bukannya
menggunakan listrik untuk membuat angin, seperti pada kipas angin, turbin angin
menggunakan angin untuk membuat listrik. Angin akan memutar sudut turbin,
kemudian memutar sebuah poros yang dihubungkan dengan generator, lalu
menghasilkan listrik. Turbin untuk pemakaian umum berukuran 50-750 kilowatt.
Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk perumahan,
piringan parabola, atau pemompaan air.
2.5 Jenis turbin angin
Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi jenis turbin angin
propeler dan turbin angin Darrieus. Kedua jenis turbin inilah yang kini memperoleh
perhatian besar untuk dikembangkan. Pemanfaatannya yang umum sekarang
sudah digunakan adalah untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.
Turbin angin propeler adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal
seperti baling- baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus
diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya.
Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Anemometer
jenis mangkok adalah yang paling banyak digunakan. Anemometer mangkok
mempunyai sumbu vertikal dan tiga buah mangkok yang berfungsi menangkap
angin.
Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung secara
elektronik. Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut angin untuk mendeteksi

14
arah angin. Jenis anemometer lain adalah anemometer ultrasonik atau jenis laser
yang mendeteksi perbedaan fase dari suara atau cahaya koheren yang dipantulkan
dari molekul-molekul udara.
Turbin angin Darrieus merupakan suatu sistem konversi energi angin
yang digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak. Turbin angin ini
pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun 1920.
Keuntungan dari turbin angin jenis Darrieus adalah tidak memerlukan
mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu mendeteksi arah angin yang
paling tinggi kecepatannya) seperti pada turbin angin propeler.
Di Indonesia telah mulai dikembangkan proyek percontohan baik oleh
lembaga penelitian maupun oleh pusat studi beberapa perguruan tinggi. Proyek ini
perlu memperoleh perhatian dari pihak yang terkait untuk dikembangkan
karena membutuhkan riset yang cukup intensif mengenai kecepatan angin,
lokasi penempatan turbin angin, serta cara untuk mengatur pembebanan turbin yang
tidak merata.
Misalnya pada malam hari angin cukup kencang, sedangkan pada pagi
dan siang hari kecepatan angin turun sehingga harus ada mekanisme penyimpanan
energi serta mekanisme untuk menstabilkan fluktuasi tegangan listrik yang
dihasilkan.
Dalam situasi yang serba kekurangan pasokan listrik seperti sekarang,
tampaknya alternatif energi angin perlu dikaji ulang. Selain hasilnya selalu
berkelanjutan, harganya pun kompetitif dibanding pembangkit listrik lainnya.

2.6 Alat Pengukur Kecepatan Angin


Dalam mengetahui seberapa besar kecepatan hembusan suatu angin maka
perlu suatu alat/parameter pengukur kecepatan angin itu. Alat
yang sering digunakan dalam mengukur kecepatan angin biasa disebut
anemometer.

2.7 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin

15
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana,
energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada
generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi
listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini.
Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai
dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin
mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara
global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam
pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit
listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas
terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di
seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing
80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama
menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit,
Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-
masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik
tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Tenaga angin telah lama dimanfaatkan di tanah air kita sejak ratusan mungkin
ribuan tahun yang lalu, khususnya untuk menggerakkan kapal layar sampai
sekarang, dan yang banyak kita lihat sekarang digunakan dalam tambak-tambak
ikan di tepi pantai untuk menggerakkan baling-baling (atau turbin angin) untuk
menjalankan memompaan air. Namun baiklah kalau kita di Indonesia mulai
mempopulerkan PTLTA, khususnya ukuran kecil. PTLTA ukuran kecil adalah
istilah yang biasanya diberikan kepada unit 50 KW atau lebih kecil. Tempat-tempat

16
terpencil yang biasanya menggunakan diesel-generator dapat menggantikannya
atau menambahkannya dengan PTLTA ukuran kecil ini.

2.8 Dampak PLT Angin Terhadap Lingkungan


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti
eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang
berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.Oleh karenanya tenaga
angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga
angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke
lingkungan. Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang
angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi
angin.
Hal ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang
besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas. Emisi karbon ke
lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses manufaktur
komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan pembangkit
listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara praktis
pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida
pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja.
Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan
sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun
gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah
lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber
energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau
suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan
ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit

17
dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan
yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan
tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat
pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin
dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman.
Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas.
Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi
untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang
masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya
matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk
setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi
rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih
mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu
turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara
mekanis dan juga derau suara listrik.
Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen
yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam
keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang
mikro untuk perkomunikasian. Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan
dengan menganalisa data turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis
merupakan fungsi dari banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran,
kecepatan angin, turbulensi aliran masuk.
Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan
perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat
bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah
iklim lokal maupun global karena menggunakan energi kinetik angin dan
mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir. Pengaruh ekologi yang terjadi
dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap populasi burung dan

18
kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat terbang
melewati sudu-sudu yang sedang berputar.
Namun dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian
burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia
lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang
telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu
migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada
lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di
daerah tersebut. Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat
mengganggu pelaut dan kapal-kapal yang berlayar.
Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat mengganggu permukaan
dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai adalah
terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di
Irlandia, dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok
ikan di daerah pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa
ladang pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110 dB kepada
noise frekuensi rendah yang dapat mengganggu komunikasi ikan paus dan
kemungkinan distribusi predator laut.
Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat
pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah
sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya
pemancingan berlebih di laut. Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin
bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga
jatuhnya es akibat perputaran telah menyebabkan beberapa kecalakaan dan
kematian.
Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang
melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan
bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya.
Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan
akibat tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis.

19
Hal ini dapat menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran
berantai yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian.
Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia dimana 800 km2 tanah
terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan
terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat mengkontaminasi
air minum. Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam
pembangunan pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan
penggunaan energi fosil, dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan
energi angin dalam kelistrikan telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.

2.9 Problem Teknis yang Dihadapi PLT Angin


1. Kecepatan Angin
Variable angin menimbulkan masalah manajemen sistem jaringan listrik
lebih sedikit daripada yang diharapkan oleh pihak-pihak yang skeptis.
Ketidakstabilan permintaan energi dan kebutuhan untuk melindungi gagalnya
pembangkit listrik konvensional memenuhi kebutuhan tersebut, sesungguhnya
membutuhkan sistem jaringan listrik yang lebih fleksibel daripada tenaga angin,
dan pengalaman dunia nyata telah menunjukan bahwa sistem pembangkit listrik
nasional mampu menjalankan tugas tersebut.
Pada malam berangin, sebagai contoh, turbin angin 50% pembangkit listrik
di bagian barat Denmark, tapi kekuatannya telah terbukti dapat diatur. PLTB
(pembangkit listrik tenaga bayu/angin) saat ini cukup menjadi primadona di
dunia barat dikarenakan potensi angin yang mereka miliki (daerah sub tropis)
sangat besar. Berangsur-angsur tapi pasti, PLTN mulai diganti dengan
penggunaan PLTB ataupun pembangkit renewable lainnya. Perlu diingat di
lokasi-lokasi tersebut size kapasitas PLTB mereka sudah besar–besar (Min 1
MW). PLTB ukuran kecil seperti di Nusa penida dengan kapasitas 80 kW sangat
teramat jarang sekarang ini.
Untuk di Indonesia, dengan iklim tropisnya mungkin akan cukup sulit untuk
menemukan daerah dengan potensi angin (distribusi anginnya) yang
konstan/baik. Ada beberapa daerah di Indonesia yang katanya memiliki

20
kecepatan angin cukup tinggi (gust wind) berdasarkan survei yang dilakukan
selama 3 bulan, tapi hal ini tidak berguna bagi PLTB bila kecepatan angin itu
hanya cuma bertahan beberapa menit/detik saja dan kemudian hilang. Perlu
adanya survei/studi berkesinambungan yang memerlukan data selama minimal
satu tahun untuk mevalidasi potensi angin didaerah tersebut.
Rata-rata PLTB yang dijual di pasaran untuk kapasitas kecil (kurang dari
100 kW), cut in dan cut out mereka adalah 3 dan 25 m/s dengan kecepatan
optimumnya adalah 12 m/s. Di dunia saat ini banyak ditemukan PLTB stand
alone yang beredar dipasaran (untuk ukuran 10 kW). Penggunanya adalah
daerah-daerah terpencil yang tidak tersentuh oleh ataupun terlalu mahal untuk
dihubungkan oleh grid. Kebanyakan dari mereka tidak pure hanya
menggunakan PLTB tapi juga menggunakan PV. Selain karena disebabkan
kebutuhan listrik yang cukup besar juga disertai dengan diversikasi energi
apabila tiba-tiba tidak terdapat anginya yang cukup.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia saat ini untuk daerah-
daerah terpecil seperti di kepulauan-kepulauan, diperlukan hybrid system antara
potensi renewable energy yang ada di lokasi (seperti PLTB-PLTsurya-baterai,
PLTB-PLTMH-Fuel Cell, dll). Akan tetapi perlu menjadi catatan, semua
teknologi untuk penggunaan energi-energi tersebut masih cukup mahal bila
dilihat dari kelayakan ekonominya terutama FC dan PLTSurya.

2. Resiko Kincir
Kelemahan listrik tenaga angin pada bunyi bising kincir dan resiko
tersambar petir serta tidak cocok untuk daerah jalur penerbangan. Apalagi
kalau banyak yang bermain layang-layang atau banyak burung terbang jadi
mudah tersangkut.Hal ini juga berpengaruh pada dampak lingkungan yang
disebabkan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Angin skala besar.

2.10 Solusi Masalah Teknis


Karena kecepatan angin yang diperlukan untuk memutar kincir sangat
bergantung pada alam maka pada pembangkit listrik tenaga angin ini dilengkapi

21
dengan charger baterai/aki,sehingga pada saat kecepatan angin cukup untuk
menghasilkan listrik,listrik yang dihasilkan disimpan dalam baterai/aki dan dapat
digunakan saat turbin angin tidak beroperasi. Kombinasi dari penggunaan listrik
tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga micro hidro mampu mengatasi krisis energi
dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Untuk tenaga angin selama kincir berputar maka suplai listrik terus terpenuhi
walau hari sudah gelap. Ingatlah bahwa matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt
jam energi ke bumi setiap jam.
Jadi bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya. Dengan menggabungkan dua atau
lebih energy konvensional maka hal ini dapat menutupi kekurangan energy yang
diakibatkan kelemahan-kelemahan dari pembangkit listrik tenaga angin tersebut.
Penciptaan jaringan listrik yang super mengurangi masalah ketidakstabilan angin.
Caranya dengan membiarkan perubahan pada kecepatan di wilayah-wilayah
berbeda untuk diseimbangkan satu sama lain. Perkembangan tenaga angin
berkembang dengan pesat saat ini, namun demikian masa depan tenaga ini belum
terjamin. Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan oleh sekitar 50 negara di dunia.
Namun sejauh ini kemajuan itu disebabkan oleh usaha segelintir pihak,
yang dipimpin oleh Jerman, Spanyol dan Denmark. Negara - negara lain perlu
untuk memperbaiki industri tenaga angin secara dramastis jika target global
ingin dicapai. Oleh karena itu prediksi untuk menjadikan tenaga angin dapat
memasok energi dunia sebesar 12 persen pada tahun 2020 sebaiknya tidak
dilihat sebagai hal yang pasti, tapi sebagai tujuan satu kemungkinan masa depan
yang kita bisa pilih jika kita mau.

BAB III
PENUTUP

22
3.1 Kesimpulan
1. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini
berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin
yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin juga berdampak terhadap lingkungan
sekitar, dampak yang paling jelas adalah dambak visual,karena pembangkit
istrik ini membutuhkan tempat yang luas untuk skala besar.
3. Ramah lingkungan- keuntungan terpenting dari tenaga angin adalah
berkurangnya level emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm.
Tenaga ini juga bebas dari polusi yang sering diasosiasikan dengan
pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir.
4. Penggunaan energi konvensional tenaga angin merupakan alternative
sumber energi yang efektif apabila digunakan ditempat yang mempunyai
sumber daya angin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

23
http://afrizalmulyana.blogspot.com/2009/12/pembangkit-listrik-tenaga-angin.html

http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-
mill/2272-pembangkit-listrik-tenaga-angin-wind-power.html

www.beritaiptek.com

www.kincirangin.info

http://semuaada07.blogspot.com/2014/04/contoh-makalah-mengenai-energi-
tenaga.html

24

Anda mungkin juga menyukai