Anda di halaman 1dari 47

TUGAS RENEWABLE ENERGY

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Renewable Energy
ENERGI TERBARUKAN PEMBANGKIT LISTRIK GELOMBANG LAUT

Dosen Pengampu :

Basuki, ST, MT.

Disusun oleh :
Mohammad Lukman Fauzi (1894074015)

FAKULTAS TEKNIK

PROGAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG


2020
ABSTRAK

Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia pada tahun 2015.
Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya
permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanfaatkan
energi lain, selain energi yang tidak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada
energi tidak terbarukan, maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk
memanfaatkan energi ini karena keterbatasan populasi dari energi tersebut. Untuk
itu akan dicoba untuk menggali informasi tentang tenaga ombak yang sebenarnya
sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei
yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-daerah
pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak di
sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan
sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik.
Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang
bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5
hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.

i
DAFTAR ISI

Abstrak............................................................................................................ i
Daftar isi.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Permasalahan............................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat..................................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI............................................................................ 3


2.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik............................... 3
2.2 Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik............................... 5
2.3 Kelebihan dan Kekurangan........................................................................ 13
2.4 Konversi Energi Gelombang Di Indonesia............................................... 14

BAB III PEMBAHASAN........................................................................... 17


3.1 Tiga Tipe Energi Air Laut......................................................................... 17
3.1.1 Energi Ombak (Wave Energy)............................................................... 17
3.1.2 Energi Pasang Surut (Tidal Energy)....................................................... 30
3.1.3 Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Convertion)....................... 35
3.2 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia............ 38
3.3 Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik................................ 38
3.4 Peluang Indonesia Menerapkan SistemKonversi Energi Gelombang
Menjadi Listrik.................................................................................................. 40
3.5 Kelebihan dan Kekurangan......................................................................... 41

BAB IV KESIMPULAN................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 44

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha
memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan yang positif yang
nantinya tidak akan membahayakan manusia itu sendiri. Sehingga manusia harus
mencari sumber energi alternatif lain untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya.
Misalnya sumber daya hayati yang ada di planet bumi ini salah satunya adalah
lautan. Selain mendominasi wilayah di bumi ini, laut juga mempunyai banyak
potensi pangan (beranekaragam spesies ikan dan tanaman laut) dan potensi
sebagai sumber energi. Energi yang ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi ombak,
energi pasang surut dan energi panas laut. Salah satu energi di laut tersebut adalah
energi ombak. Sebenarnya ombak merupakan sumber energi yang cukup besar.
Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung.
Energi ombak adalah energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan
tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai
berikut:
1. Bagaimana potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Bagaimana teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Bagaimana jika Indonesia memanfaatkan konversi energi gelombang
menjadi listrik
4. Bagaimana kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang
menjadi listrik.

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Memahami potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Memahami teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Dapat menganalisis apakah Indonesia dapat memanfaatkan konversi energi
gelombang menjadi listrik
4. Memahami kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang
menjadi listrik
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang teknik konversi energi khususnya mengenai
konversi energi gelombang laut menjadi listrik.dan juga setelah mendapatkan
pengetahuannya di harapkan mahasiswa dapat mengaplikasikannya

2
. BAB II
DASAR TEORI

2.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia


Selain panas laut dan pasang surut, masih terdapat satulagi energi
samudera yaitu energi gelombang.Sudah banyak pemikiran untuk mempelajari
kemungkinan pemanfaatan energi yang tersimpan dalam ombak laut.Salah
satunegara yang sudah banyak meneliti halini adalah Inggris. Berdasarkan hasil
pengamatan yang ada deretan ombak (gelombang) yang terdapat disekitar pantai
Selandia Baru dengan tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 detik mempunyai
daya sebesar 4,3 kW per meter panjang ombak. Sedangkan deretan ombak serupa
dengan tinggi 2 meter dan 3 meter dayanya sebesar 39 kW per meter panjang
ombak.Untuk ombak dengan ketinggian 100 meter dan perioda 12 detik
menghasilkan daya 600 KW per meter.Di Indonesia, banyak terdapat ombak yang
ketinggiannya diatas 5 meter sehingga potensi energi gelombangnya perlu di teliti
lebih jauh. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang,
Finlandia, dan Belanda banyak menaruh perhatian pada energy ini.
Lokasi Potensial untuk membangun system energy gelombang adalah
dilaut lepas, daerah lintang sedang dan diperairan pantai. Energi gelombang bisa
dikembangkan di Indonesia dilaut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Persamaan peramalan yang digunakan untuk memperoleh data gelombang
diberikan di
bawah ini (US Army Corps of Engineers, 1984):

g Hm 0 gF 1 /2

U 2A
=0,0016
( )
U 2A
≤ 0,2433

gT p gF 1/ 3

UA
=0,2857 2
UA ( ) ≤ 8,134

2 /3
¿ =68,8 gF
UA U 2A( ) ≤7,15 x 10 4

3
dengan: F = panjang fetch efektif (m), Hm0 = tinggi gelombang signifikan
berdasarkan spektrum(m), Tp = perioda puncak spektrum (s), UA = wind stress
factor (m/s), t = durasi angin (s) dan g= percepatan gravitasi (= 9.81 m/s2 ).
Sedangkan persamaan konversi daya gelombang adalah(US Army Corps of
Engineers, 1984):

P' =( 490Wm−3 s−1) H 2s T z


dengan P‟ = potensi daya gelombang (W/m), HS = tinggi gelombang signifikan
(m), dan TZ =periode energi (s)

kWh
Potensi Energi Aplikasi Gelombang ( tahun )=490 x H T 241000
2
s z
x 365
x ( PP x
P
100 )
dengan HS = tinggi gelombang signifikan (m), TZ = periode energi (s), PP =
panjang garis pantai di WP tersebut, P = prosentase panjang garis pantai yang
dipergunakan ntuk “menangkap” gelombang (%). Jika panjang garis pantai di WP
yang dapat dipergunakan untuk gelombangadalah sepanjang 500 meter dan
dimanfaatkan semuanya.

Ocean energi memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang


laut dengan membuat oscilating water column yang mengapung di atas sebuah

4
ponton dengan dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik yang
dihasilkan dialirkan melalui kabel transmisi menuju ke daratan.Berlokasi di
Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu tempat dengan iklim yang
mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih dari cukup untuk
dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk melakukan riset
dan pengembangan.
Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang
berfungsi untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun
melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan
generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang laut
menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin tersebut
didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik
terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya
di dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan
dengan air laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa
memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir
gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika
gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan digunakannya
katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari overspeed.

2.2 Teknik konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik


Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :
 Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk
menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik
menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin
berputar.ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan
memutar turbin kembali
 Pasang surut air laut

5
Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut.
Ketika pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir.
Kemudian ketika air surut, air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada
PLTA biasa. Agar bekerja optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang
besar. dibutuhkan perbedaan kira-kira 16 kaki antara gelombang pasang dan
gelombang surut.
Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa
pembangkit listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit
listrik di Prancis sudah beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik untuk 240.000
rumah.

Gambar 6.Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus
pasang surut.
Gambar sebelah kiri (1) : Seagen Tidal Turbines buatan MCT.
Gambar tengah (2) : Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines.
Gambar kanan atas (3) : Davis Hydro Turbines dari Blue Energy.
Gambar kanan bawah (4) : skema komponen Davis Hydro Turbines milik
Blue Energy. Picture credit: (1) marineturbines.com, (2) swanturbines.co.uk, (3)
& (4) bluenergy.com.

Energi selanjutnya memanfaatkan dinamika gerakan air laut yaitu


gelombang, pasang surut dan arus laut.Gelombang merupakan gerakan permukaan
air laut akibat hembusan angin. Pasang surut air laut adalah gerakan naik turunnya

6
permukaan air laut sebagai akibat gaya gravitasi bulan. Dan terakhir, arus laut
adalah aliran air laut yang terjadi karena perbedaan suhu antara lautan, arus
dengan kecepatan besar biasanya di selat.

Gelombang laut dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan mengubah


gerakan relatif naik turun permukaan laut menjadi gerakan untuk memutar turbin.
Menurut Electric Power Research Institute, daerah samudera Indonesia sepanjang
pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara adalah lokasi yang memiliki potensi
energi gelombang cukup besar berkisar antara 10 – 20 kW per meter gelombang.
Bahkan beberapa penelitian menyimpulkan di beberapa titik bisa mencapai 70
kW/m.

Di luar negeri teknologi ini sudah mencapai tahap komersialisasi.


Australia, Scotlandia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda
adalah negara-negara yang serius mengembangkan teknologi konversi energi
gelombang.

Bagaimana Indonesia? Pada tahun 2003, Zamrisyaf seorang karyawan


PLN telah membuat Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang (PLTGL) di bibir
pantai padang dengan daya tiga kilowatt mampu menerangi 20 rumah di desa
nelayan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga telah
mengembangkan PLTGL di pantai Parangracuk, Baron, DIY dan berhasil
memperoleh daya sebesar 522 watt.

Pada tahun 2005, di di Pantai Tanjung Karang, Mataram, empat anak


muda alumni beberapa universitas di Makassar dan Malang berhasil membuat
PLTGL.Di Surabaya, Arief Suroso, seorang mahasiswa ITS Surabaya melakukan
penelitian peningkatan daya pada sistem konversi energi gelombang laut jenis
cavity resonator. Modifikasi bentuk tabung silinder yang dilakukan berhasil
meningkatkan daya rata-rata sekitar 90%.

Potensi berikutnya adalah energi pasang surut.Di Indonesia daerah yang


potensial adalah sebagian Pulau Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat,

7
Kalimantan Barat, Papua, dan pantai selatan Pulau Jawa, karena pasang surutnya
bisa mencapai enam meter.Untuk yang satu ini Indonesia masih ketinggalan.
Perancis, Rusia dan Australia tercatat sebagai negara pioneer yang telah berhasil.

Pemanfaatan energi arus laut telah dirintis oleh Kementerian Ristek.


Dibawah koordinasi Ristek, Indonesia menjalin kerjasama dengan Italy dan
UNIDO dalam transfer teknologi pemanfaatan energi arus laut (Marine Current
Energy/MCE) dengan konstruksi KOBOLD. Kerjasama ini ditandatangani akhir
Mei 2006 di Jakarta.Prototype KOBOLD yang berada di Messina-Sicilia-Italy
saat ini, dapat menghasilkan energi listrik sampai 300 KW.

 Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)


Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan
memanfaatkan perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut
kita akan merasakan bahwa semakin kita menyelam suhu laut akan semakin
rendah (dingin).
Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari
memanasi permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin.
Itulah sebabnya penyelam menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam.
Baju tersebut akan menjaga agar suhu tubuh mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu
untuk menghasilkan energi. Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya
380 fahrenheit antara suhu permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan
ini.Cara ini dinamakan OceanThermal Energy Conversion atau OTEC. Cara ini
telah digunakan di Jepang dan Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.
Untuk mengkonversi energi gelombang terdapat 3 (tiga) sistem dasar yaitu
sistem kanal yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoar atau kolam, sistem
pelampung yang menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang
memanfaatkan gelombang untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga
mekanik yang dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan
generator secara langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau
udara, yang selanjutnya akan menggerakan turbin atau generator.

8
Daya total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan
mencapai 2 hingga 3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang kondisinya
sangat bagus, kerapatan energi gelombang dapat mencapai harga rata-rata 65
megawatt per mil garis pantai.Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang,
yaitu:
Dengan pelampung. Dimana alat ini akan membangkitkan listrik dari
hasil gerkana vertikal dan rotasional pelampung. Alat ini dapat ditambatkan pada
sebuah rakit yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut.
Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini
membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa
silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar
masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Wave Surge atau Focusing Devices). Peralatan ini biasa juga disebut
sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada
sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan
gelombang, membawanya ke dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air
yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk
membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.

9
Seperti di negara Australia, Pusat stasiun pembangkit listrik gelombang
laut komersial yang pertama di Australia mengapung persis di lepas pantai
Australia. Stasiun pembangkit tersebut siap untuk menyalurkan tenaga listrik dan
air minum ke sekitar 500 rumah di selatan Sydney, Australia. Listrik dihasilkan
ketika muncul gelombang yang menerpa corong yang menghadap ke lautan;
gerakan ini mengalirkan udara melalui pipa dan masuk ke putaran roda air (turbin)
yang mampu memompa 500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan kota.
Stasiun ini merupakan proyek pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang
lebih besar yang akan dibangun di pantai selatan Australia. Minat untuk
membangun tempat yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol, Afrika
Selatan, Meksiko, Cili, dan Amerika Serikat. John Bell, Direktur Keuangan
Energetech yang mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan bahwa ”Energi
gelombang merupakan sumber energi yang tiada habisnya dibandingkan sumber
energi alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak hilang seperti matahari dan
angin.”

PENELITI Universitas Oregon mempublikasikan temuan teknologi


terbarunya yang diberi nama Permanent Magnet Linear Buoy. Diberi nama buoy
karena memang pada prinsip dasarnya, teknologi terbaru tersebut dipasang untuk

10
memanfaatkan gelombang laut di permukaan. Berbeda dengan buoy yang
digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang menyimpan potensi tsunami.
Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar buoy penghasil listrik tersebut yaitu
dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun
dan berirama bolak-balik dalam buoy ini akan diubah menjadi gerakan harmonis
listrik. Sekilas bila dilihat dari bentuknya, buoy ini mirip dengan dlinamo sepeda.
Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian
dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian tenggelam
dan sebagian lagi mengapung. Kuncinya, terdapat pada perangkat elektrik yang
berupa koil (kumparan yang mengelilingi batang magnet di dalam buoy). Saat
ombak mencapai pelampung, maka pelampung akan bergerak naik dan turun
secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa menimbukan beda potensial
dan listrik dibangkitkan.Tentu saja agar dapat bergerak koil tersebut ditempelkan
pada pelampung yang dikaitkan ke dasar laut, kata Annette von Jouanne, teknisi
dari Oregon State University (OSU). Jouanne menuturkan dalam percobaan
sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil laut dari pantai. Kondisi
ombak yang cukup kuat dan mengayun dengan gelombang yang lebih besar akan
menghasilkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Oregon, setiap pelampung mampu menghasilkan daya
sebesar 250 kilowatt. Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut,
ujar Jouanne.Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak naik
turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik
turun.Pilihan kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan
batang magnet bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Jouanne
menuturkan, teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan
dibandingkan dengan teknologi laut.
Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen dan kerapatan energi yang
dihasilkannya lebih tinggi,katanya. Mesin sendiri juga dapat dirakit dan digunakan
dalam skala kecil maupun besar tergantung pada energi yang dibutuhkan.Potensi
penggunaan energi pun bisa diterapkan di banyak negara terutama yang memiliki
kawasan pantai. Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi

11
gelombang laut kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti yang sama dari OSU,
Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi gelombang ini dengan hanya 200
buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan atau kota besar seperti Portland
sudah dapat memanfaatkan energinya dengan sangat melimpah tanpa harus
menarik bayaran. Peneliti percaya jika hasil penelitian tersebut benar-benar
dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh energi listrik di dunia sudah bisa
terpenuhi. Jumlah ini ditaksir hanya mengambil 0,2 persen energi pantai, kata
Alan. Keyakinanya semakin lebih diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi
yang tinggi dan besar, energi gelombang laut ini bisa menjadi energi utama
pengganti energi sekarang.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang
dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup.Energi ini lebih ramah
Iingkungan, tidak menimbulkan polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual
dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk
membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar
laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan karena ikan dan
binatang laut selalu lebih banyak berkumpul. Penempatan buoy dengan ukuran
yang tidak terlalu besar juga tidak mengganggu pelayaran. Rata-rata dengan besar
buoy kurang dari dua meter, kapal besar atau kecil bisa melihat obyek tersebut
dan dapat menghindarinya. Energi listrik namun yang secara efisien bisa dialihkan
menjadi energi listrik adalah gelombang laut.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi


Listrik
 Kelebihan :
1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan
pernah habis.
2. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya
3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada
ombak.

12
4. Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah
lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang
besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini
disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga
dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin.
5. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan
memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada
kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.
 Kekurangan :
1. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga
tenaga ahli sangat diperlukan.
2. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi
Bumi-Bulan-Matahari.
3. Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
4. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem
turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja
secara terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.
5. Menggunakan pasang surut gelombang sebagai pembangkit energi
listrik, bisa mengakibatkan rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000
tahun.

2.4 Konversi Energi Gelombang di Indonesia


Sebagai negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan sumber
energi alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi sumber energi yang
terbarukan dan tak terbarukan. Selain minyak bumi di lepas pantai dan laut dalam,
sumber energi yang tak terbarukan yang berasal dari laut dalam di wilayah
Indonesia adalah methane hydrate. Methane hydrate adalah senyawa padat
campuran antara gas methan dan air yang terbentuk di laut dalam akibat adanya

13
tekanan hidrostatik yang besar dan suhu yang relatif rendah dan konstan di
kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi
yang timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (ocean
thermal energy conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi
permukaan air akibat pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini
hanya energi gelombang yang tidak dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat
karena keberadaan energi gelombang sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan
OTEC, energi perbedaan tinggi pasang surut serta energi arus laut dapat diprediksi
kapasitasnya dengan tepat di atas kertas. Untuk mendukung kebijaksanaan
pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah pencarian sumber-sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan tempatnya, ada
dua sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal dari
daratan dan sumber energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat
penduduknya, pembangunan fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif
yang berasal dari daratan kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and
Energy Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik
tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter
per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus
geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan
tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat
disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari
satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan.
Gelombang laut sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik,
khususnya karena Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa
diberdayakan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Balai
Pengkajian Dinamika Pantai BPPT saat ini sedang melakukan kajian Hybrid
Power Energy dengan mendisain dan membangun sistem energi gelombang laut
dengan peralatan Oscilating Water Column (OWC), kata Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said Djauharsyah Jenie seperti
dilansir Antara, di Jakarta, Rabu (11/4).

14
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah
energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi.
Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu
OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC,
kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang
dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan listrik. Sistem ini
diakuinya belum pernah dibangun di Indonesia sehingga pelaksanaan disain dan
pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang pertama kali dilaksanakan.
Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan pengembangan rancang bangun
Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk menghasilkan listrik 2,5 KVA
hingga 500 kVA yang disesuaikan dengan pendanaan yang tersedia, pemerintah
ataupun swasta. Prototipe yang telah diujicobakan adalah dengan struktur baja
yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton
yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara
optimal maka energy konversi gelombang laut akan menjamin ketersediaan energi
listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak akan tergantung pada
pergantian dan perubahan musim, ujarnya. Fenomena fisik laut seperti pergerakan
pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan salinitas
seluruhnya bisa dikonversikan menjadi energy listrik.

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tiga Tipe Energi Air Laut

Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan menjadi
tiga macam:

1. Energi ombak (wave energy)

2. Energi pasamg surut (tidal energy)

3. Hasil konversi energi panas laut (ocean thermal energy convertion)

Kita akan membahas bentuk-bentuk energi tersebut satu persatu dan


bagaimana cara pemanfaatannya untuk menghasilkan energi listrik. Sebagai
catatan, energi angin juga terkadang dikategorikan sebagai salah satu bentuk

16
energi yang berasal dari laut (pengecualian untuk artikel ini dimana energi angin
tidak masuk dalam pembahasan).

Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah:


memakai energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan
generator untuk menghasilkan listrik. Artikel kali ini ialah bagian dari 3 artikel
yang membahas tentang energi yang dapat dimanfaatkan dari laut. Di bagian
pertama trilogi artikel ini, energi ombak (wave energy) akan dibahas terlebih
dahulu.
3.1.1 Energi Ombak (Wave Energy)

Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan


laut.Sesungguhnya ombak merupakan sumber energi yang cukup besar, namun,
untuk memanfaatkan energi yang terkandungnya tidaklah mudah; terlebih lagi
mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang memadai.Inilah sebabnya
jumlah pembangkit listrik tenaga ombak yang ada di dunia sangat sedikit.

Salah satu metode yang efektif untuk memanfaatkan energi ombak adalah
dengan membalik cara kerja alat pembuat ombak yang biasa terdapat di kolam
renang. Pada kolam renang dengan ombak buatan, udara ditiupkan keluar masuk
sebuah ruang di tepi kolam yang mendorong air sehingga bergoyang naik turun
menjadi ombak.

Gambar 1. Skema Oscillating Water Column

17
Pada sebuah pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk
dan keluarnya ombak ke dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara
keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang tersebut (Lihat gambar 1).
Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka aliran udara yang keluar
masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Masalah
dengan desain ini ialah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan,
akan tetapi, karena aliran ombak pun sudah cukup bising umumnya ini tidak
menjadi masalah besar.

Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara gratis, tidak
butuh bahan bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah ataupun polusi.Namun
tantangannya adalah bagaimana membangun alat yang mampu bertahan dalam
kondisi cuaca buruk di laut yang terkadang sangat ganas, tetapi pada saat
bersamaan mampu menghasilkan listrik dalam jumlah yang memadai dari ombak-
ombak kecil (jika hanya dapat menghasilkan listrik ketika terjadi badai besar
maka suplai listriknya kurang dapat diandalkan).

Beberapa perusahaan yang mengembangkan PLTO versi komersial sesuai


dengan metode yang dijelaskan di atas antara lain: Wavegen dari Inggris, dengan
prototipnya yang bernama LIMPET dengan kapasitas 500 kW di pantai barat
Skotlandia, dan Energetech dari Australia yang sedang mengusahakan proposal
proyek PLTO berkapasitas 2 MW di Rhode Island.

Selain metode yang telah dijelaskan, beberapa perusahaan & institusi


lainnya mengembangkan metode yang berbeda untuk memanfaatkan ombak
sebagai penghasil energi listrik:

 Ocean Power Delivery; perusahaan ini mendesain tabung-tabung yang


sekilas terlihat seperti ular mengambang di permukaan laut (dengan
sebutan Pelamis) sebagai penghasil listrik. Setiap tabung memiliki
panjang sekitar 122 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap
ombak yang melalui alat ini akan menyebabkan tabung silinder

18
tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral. Gerakan yang
ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen
yang selanjutnya memompa cairan hidraulik bertekanan melalui
sebuah motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya tidak ikut
terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan jangkar
khusus.
 Renewable Energy Holdings; ide mereka untuk menghasilkan listrik
dari tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut
dekat tepi pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya
menggunakan gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan
piston yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah silinder.
Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan untuk mendorong
air laut guna memutar turbin.
 SRI International; konsepnya menggunakan sejenis plastik khusus
bernama elastomer dielektrik yang bereaksi terhadap listrik. Ketika
listrik dialirkan melalui elastomer tersebut, elastomer akan meregang
dan terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut
dikompresi atau diregangkan, maka energi listrik pun timbul.
Berdasarkan konsep tersebut idenya ialah menghubungkan sebuah
pelampung dengan elastomer yang terikat di dasar laut. Ketika
pelampung diombang-ambingkan oleh ombak, maka regangan
maupun tahanan yang dialami elastomer akan menghasilkan listrik.
 BioPower Systems; perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-
ekor-ikan-hiu buatan dan rumput laut mekanik untuk menangkap
energi dari ombak. Idenya bermula dari pemikiran sederhana bahwa
sistem yang berfungsi paling baik di laut tentunya adalah sistem yang
telah ada disana selama beribu-ribu tahun lamanya. Ketika arus ombak
menggoyang sirip ekor mekanik dari samping ke samping sebuah
kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi gerakan
searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik. Rumput laut
mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan

19
menangkap arus ombak di permukaan laut dan menggunakan
generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.

Gambar 2. Berbagai Desain Inovatif dari Pembangkit Listrik


Bertenaga Ombak

Gambar kiri (1) : Pelamis Wave Energy Converters dari Ocean Power Deliv
Proyek komersial pertama dengan kapasitas 2,25 MW telah dibangun di tengah
laut 4,8 km dari tepi pantai Portugal.

Gambar tengah (2) : Rumput laut mekanik yang disebut juga Biowave.
Gambar kanan (3) : Sirip ekor ikan hiu buatan yang disebut Biostream.

Keduanya merupakan hasil ciptaan Prof. Tim Finnigan dari Departemen


Teknik Kelautan, University of Sydney. Picture credits: (1) popsci.com, (2) & (3)
Popular Science, April 2007.

Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang bisa


dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang, dan
periode waktunya.

Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu :

1. Pelampung: listrik dibangkitkan dari gerakan vertikal dan rotasional


pelambung.

20
2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column): listrik
dibangkitkan dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa
silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan
keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan
turbin.

3. Wave Surge. Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau
kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal
yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang,
membawanya ke dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air yang
mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk
membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar
hydropower.

Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore


(lepas pantai) and on-shore (pantai).

1. Kategori lepas pantai (off-shore)


Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada kedalaman sekitar 40
meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti Salter Duck yang
diciptakan Stephen Salter (Scotish) yang memanfaatkan pergerakan gelombang
untuk memompa energi.  Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara
bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal
pendulum) untuk diubah menjadi listrik.Peralatan yang digunakan yaitu pipa
penyambung ke pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan
gelombang. Naik turunnya pengapung berpengaruh pada pipa penghubung
selanjutnya menggerakan rotasi turbin bawah laut.  Di Amerika Serikat, telah ada
perusahan yang mengembangkan untaian buoy pelampung plastik yang
mendukung penghasil listrik ini.  Setiap Buoy pelampung bisa menghasilkan 20
kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi ulang energi (recharge)

21
bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi komunitas kecil.  Cara lain
untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan membangun
tempat khusus seperti sistem tabung Matsuda, metodenya adalah memanfaatkan
gerak gelombang yang masuk di dalam ruang bawah dalam pelampung dan
sehingga timbul gerakan perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan
perpindahan udara ini menggerakkan turbin.  Pusat Teknologi Kelautan Jepang
telah mengembangkan prototype jenis ini yang disebut ‘Mighty Whale’ berupa
peralatan penangkap gelombang yang di tempatkan di dasar laut (anchored) dan
dikontol dari pantai untuk kebutuhan listrik di pulau-pulau kecil.
2. Katogori sekitar pantai (On-shore)
Sistem on-shore mengkonversi gelombang pantai untuk menghasilkan
energi listrik lewat 3 sistem: channel systems, float systems dan oscillating water
column systems.  Prinsipnya energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini
secara langsung mengaktifkan generator dengan mentransfer gelombang pada
fluida, air atau udara penggerak yang kemudian mengaktifkan turbin generator.
Pada channel systemsgelombang disalurkan lewat suatu saluran kedalam
bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon).
Ketika gelombang muncul, gravitasi akan memaksa air melalui turbin
guna membangkitkan energi listrik.  Pada float systems yang mengatur pompa
hydrolic berbentuk untaian rakit-rakit dihubungkan dengan engsel-engsel
(Cockerell) bergerak naik turun mengikuti gelombang.  Gerakan relatif
menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit.  Tabung tegak
Kayser juga dapat digunakan dengan pelampung yang bergerak naik turun
didalamnya karena adanya tekanan air.  Gerakan antara pelampung dan tabung
menimbulkan tekanan hidrolik yang diubah menjadi energi listrik.  Oscillating
water column systems menggunakan gelombang untuk menekan udara diantara
kontainer.Ketika gelombang masuk ke dalam kolom kontainer berakibat kolom
air terangkat dan jatuh lagi sehingga terjadi perubahan tekanan udara.  Sirkulasi
yang terjadi mengaktifkan turbin sebagai hasil perbedaan tekanan yang ada. 
Beberapa sistem ini berfungsi juga sebagai tempat pemecah gelombang

22
‘breakwater’ seperti di pantai Limpit, Scotlandia dengan energi listrik  yang
dihasilkan sebesar 500 kW.
Ada empat teknologi energi gelombang yaitu sistem rakit Cockerell,
tabung tegak Kayser, pelampung Salter, dan tabung masuda.

1. Sistem rakit Cockerell berbentuk


untaian rakit-rakit yang saling dihubungkan dengan engsel-engsel dan sistem ini
bergerak naik turun mengikuti gelombang laut. Gerakan relatif rakit-rakit
menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit.
2. Sistem tabung tegak Kayser menggunakan
pelampung yang bergerak naik turun dalam tabung karena adanya tekanan air.
Gerakan relatif antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang
dapat diubah menjadi energi listrik.
3. Sistem Pelampung Salter
memanfaatkan gerakan relatif antara bagian pembungkus luar (external hull) dan
bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi energi listrik.
4. Pada sistem tabung Masuda metodenya adalah
memanfaatkan gerak gelombang laut masuk ke dalam ruang bawah dalam
pelampung dan menimbulkan gerakan perpindahan udara di bagian ruangan atas
dalam pelampung. Gerakan perpindahan udara ini dapat menggerakkan turbin
udara.Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut
lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang bisa
dikembangkan di Indonesia di laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

 Cara kerja pembangkit listrik baru ini sangat sederhana.


Sebuah tabung beton dipasang pada suatu ketinggian tertentu di pantai dan
ujungnya dipasang dibawah permukaan air laut. Tiap kali ada ombak yang datang
ke pantai, air di dalam tabung beton itu akan mendorong udara yang terdapat di
bagian tabung yang terletak di darat. Pada saat ombak surut, terjadi gerakan udara
yang sebaliknya dalam tabung tadi.Gerakan udara yang bolak-balik inilah yang
dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah

23
pembangkit listrik.Sebuah alat khusus dipasang pada turbin itu supaya turbin
hanya berputar satu arah, walaupun arah arus udara dalam tabung beton itu silih
berganti.

Kolom Air Bergerak kesana kemari (Owc). Kolom air yang bergerak
kesana kemari dan diteliti yang dikembangkan dari semua alat garis pantai.
Kolom air bergerak kesana kemari menggunakan suatu struktur yang secara
parsial menyelam untuk memanfaatkan tenaga potensial dan kinetik meliputi
suatu gelombang samudra. Untuk membangun OWC yang diperlukan adalah
suatu perhatian utama sebab keseluruhan lokasi harus " kering". Suatu dinding
penghalang pada umumnya dibangun pada atas/sisi samudra area
konstruksi.Walaupun alat ini adalah lebih mudah untuk mengakses dibanding
generator lepas pantai ongkos bangunan suatu dinding penghalang adalah penting.
Bagian yang atas struktur adalah berongga dengan suatu pelabuhan pada bagian
belakang turbine/generator baik ( gambar 1). Dinding Medan meluas ke dalam air
dan perlu untuk secara penuh menyelam terus menerus.Dalam kaitan dengan
keperluan ini fluktuasi yang pasang surut harus dibandingkan secara relatif kecil
kepada ukuran struktur itu.

24
Asumsikan garis yang merah membujuk untuk terus gambar 1 adalah
permukaan air diwakili. Jika ini adalah kasus, ketika gelombang yang
datang/berikutnya menyalurkan ke dalam struktur, sebagian dari airflow akan
lepas kebalikan arah gelombang sebab akan tidak ada " segel" memaksa angkasa
sampai pelabuhan pada atas dinding belakang struktur . Seperti itu, fluktuasi yang
pasang surut harus tidak menetes jatuh di bawah tepi alas dinding medan dalam
rangka memelihara parameter operasional. Ketika gelombang mendekati, itu
menyebabkan udara untuk memaksa supaya ruang/daerah dan ke luar dari
pelabuhan, dekat dinding belakang. Ketika gelombang mundur arah kebalikan,
udara ditarik dari pelabuhan pada dinding belakang sampai turbin dan ke luar
dekat pintu masuk dinding medan. Turbin baik dengan sendirinya adalah
terobosan yang utama di dalam implementasi OWC , pemanfaatan dua cara
perputaran generator searah. Walaupun OWC mempunyai potensi maha besar
ketika diterapkan dengan energi samudra mempunyai beberapa kelemahan.Awal
ongkos dinding penghalang dan lampiran adalah sangat tinggi sebab kebanyakan
penempatan adalah jalan masuk ke alat berat.Pada umumnya pantai lokasi sukar
untuk diperoleh, tergantung pada penetapan wilayah. Lagipula lokasi karang ini
adalah pantas untuk penempatan berbagai jenis hidup samudra dan kadang-
kadang yang dilindungi di depan hukum. Seperti tersebut sebelumnya, masalah
utama dengan OWC sedang memanfaatkan bi-directional arus udara itu
menyajikan. Penggunaan suatu Mekanik Turbin menggabungkan dengan suatu
generator induksi adalah bentuk wujud khas dari suatu OWC.

25
Turbin baik :
Salah satu permasalahan yang paling besar yang menyertakan generasi
tenaga gelombang adalah fakta keadaan laut yang sederhana adalah suatu unsur
yang sangat bersifat menghancurkan, terutama ketika dalam hubungan dengan
bagian mekanis untuk menentukan jangka waktu. Ini telah dipecahkan di dalam
disain OWC dengan penggunaan udara dipaksa sebagai ganti seawater untuk
memutar generator. Masalah yang berikutnya ditemui yaitu usaha untuk
menggunakan kedua arus udara yang disajikan oleh OWC. Turbin baik telah
dirancang oleh Alan Well pada tahun 1980. Pumpun primernya adalah untuk
kembangkan suatu turbin yang bisa menerima dua jalan/cara searah yang mengalir
hanya memutar satu arah, dengan mengabaikan arah air atau airflow.Seperti
ditunjukkan gambar 2-b, perancangan mata pisau diri mereka adalah inovasi
turbin baik.
Mata pisau adalah serupa untuk suatu kerjang udara kalau tidak mereka
adalah simetris tentang poros yang horisontal, yang secara khas kerjang udara
adalah berbentuk lonjong dalam keadaan dan tidak simetris. Suatu kerjang udara
hanya menggunakan dan mengangkat kekuatan menyajikan, sedang turbin baik
menggunakan itu untuk mengangkat dan kakas seret untuk memperoleh suatu
yang self-rectifing yang searah perputaran generator. Ketika angkasa pindah ke
hal positif atau hal negatif yang arah mata pisau berputar ke arah yang sama
(gambar 2-a).

26
Kelemahan pada jenis ini adalah kerugian aerodinamika yang terjadi.
Kebanyakan turbin beroperasi pada 85% dan di atas untuk efisiensi tetapi turbin
baik hanya beroperasi pada 80% efisiensi . Lagipula ketika ukuran ombak adalah
yang terlalu kecil turbin benar-benar melepaskan tenaga generator untuk tinggal
pada beroperasi kecepatan.Selama kondisi-kondisi badai ketika angkasa
percepatan menjadi ekstrim dan pergolakan kembangkan di sekitar mata pisau dan
efisiensi secara dramatis berkurang.Pada intinya beroperasi toleransi untuk
kondisi-kondisi gelombang adalah sangat sempit.

TAPCHAN:
TAPCHAN adalah suatu singkatan untuk saluran yang diruncingkan dan
telah dirancang dan diterapkan oleh peneliti orang Norwegia pada tahun 1985 .
Lokasi yang menghadap samudra dan dikelilingi oleh dinding beton tinggi adalah
suatu bentuk setengah bola pada sisi masing-masing ( gambar 3 ). Air masuk
kepada struktur adalah suatu nilai/kelas sedikit [sebagai/ketika] didekati dari
pantai dengan suatu reservoir pada sisi yang jauh.Saluran yang sangat lebar/luas
terdekat ke laut dan meruncingkan bagi suatu lebar lebih kecil ketika mendekati
reservoir.

27
Ketika reservoir mengisi air yang mendesak ke arah saluran reservoir, yaitu suatu
turbin yang memondokkan.Turbin Pemintalan menghasilkan listrik, yang mana
adalah sangat serupa dengan suatu pembangkit tenaga listrik listrik tenaga
air.Susunan ini memerlukan yang sempurna rata-rata tenaga getaran dalam rangka
mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong kebanyakan dari air ke dalam
reservoir.Lagipula perubahan yang pasang surut dapat tidak ada lagi 1m dari
tinggi ke air surut untuk memastikan bahwa korset reservoir itu penuh.

Potensi.Daya
Untuk memprediksi daya yang dapat dibangkitkan di pantai dilakukan
dengan memanfaatkan data angin.Angin yang bertiup dipermukaan laut
merupakan faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut. Angin yang
berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Semakin
lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang
terbentuk. Menurut teori Sverdrup, Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan
angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot
atau setara dengan 5 m/det. Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang
digunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal (CERC,1984).
Persamaan yang digunakan adalah:

28
dimana: F = panjang fetch
UA = faktor stress angin
G = percepatan gravitasi
Sedangkan Daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang dihitung
dengan menggunakan persamaan daya gelombang, yaitu:
P = 0.55 H2S Tz kW/m (3)
dimana P adalah daya (kW/m panjang gelombang), H adalah tinggi gelombang
(m), S adalah perioda (detik), dan Tz adalah zero crossing period.

Kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik berenergi ombak yaitu:


Kelebihan:

 Energi bisa diperoleh secara gratis.


 Tidak butuh bahan bakar.
 Tidak menghasilkan limbah.
 Mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah.
 Dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
 Sumber energi yang dapat diperbaharui.
 Biaya tidak mahal.

Kekurangan:

 Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang tidak.


 Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul
secarakonsisten.
 Alatnya harus kokoh sehingga tahan terhadap kondisi cuaca yang jelek

3.1.2 Energi Pasang Surut (Tidal Energy)

29
Gambar 3. Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang
naik air laut.

Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup
besar.Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena
waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai
listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga
ombak. Namun demikian, menurut situs darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar
20 tempat di dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang cocok untuk
pembangunan pembangkit listrik bertenaga pasang surut ombak.

Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang


surut:

30
Gambar 4. Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil
memutar turbin.

1. Dam Pasang Surut (tidal barrages)

Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang


terdapat di dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun
untuk memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai
pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi
pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar
(terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam.
Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin
(Lihat gambar 3 dan 4).

31
Gambar 5.PLTPs La Rance, Brittany, Perancis.
Keterangan:
a. Gambar atas menampilkan aliran air dari kiri ke kanan.
b. Gambar sebelah kiri bawah menampilkan proyek dam ketika masih dalam
masa konstruksi.
c. Gambar kanan menampilkan proses perakitan turbin dan baling-balingnya.

Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat


di muara sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun
pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan
teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan
dua orang saja untuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTPs
terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan
kapasitas “hanya” 16 MW.

Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah


mereka hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang)
ataupun mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam
per harinya. Namun, karena waktu operasinya dapat diperkirakan, maka ketika
PLTPs tidak aktif, dapat digunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara
waktu hingga terjadi pasang surut lagi.

2. Turbin lepas pantai (offshore turbines)

Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih


menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya
dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak
lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan
lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.

Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai


adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine

32
Current Turbines (MCT) dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga dimensi dari
ketiga jenis turbin tersebut ditampilkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digunakan

Oleh arus pasang surut.

Gambar sebelah kiri (1) : Seagen Tidal Turbines buatan MCT.


Gambar tengah (2) : Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines.
Gambar kanan atas (3) : Davis Hydro Turbines dari Blue Energy.
Gambar kanan bawah (4) : skema komponen Davis Hydro Turbines milik
Blue Energy. Picture credit: (1) marineturbines.com, (2) swanturbines.co.uk, (3)
& (4) bluenergy.com.

Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang


dibenamkan di bawah laut. Dua buah baling dengan diameter 15-20 meter
memutar rotor yang menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah
kotak gir (gearbox). Kedua baling tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang
membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut.
Turbin tersebut akan mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya, dan dapat

33
disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi
menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor
diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-baling kapal
laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya).

Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan


Turbines memiliki beberapa perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung
terhubung dengan generator listrik tanpa melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua
yaitu, daripada melakukan pemboran turbin ke dasar laut ST menggunakan
pemberat secara gravitasi (berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di
dasar laut.

Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines


milik Blue Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis
turbines). Turbin ini juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat
disusun dalam satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence)
untuk mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar.

Berikut ini disajikan secara ringkas kelebihan dan kekurangan dari


pembangkit listrik tenaga pasang surut:

Kelebihan:

a. Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.


b. Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
c. Tidak membutuhkan bahan bakar.
d. Biaya operasi rendah.
e. Produksi listrik stabil.

34
f. Pasang surut air laut dapat diprediksi.
g. Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak
menimbulkan dampak lingkungan yang besar.

Kekurangan:

a. Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan


yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah
ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-
kilometer.

Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak
bergerak masuk ataupun keluar.

3.1.3 Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Convertion)

Ide pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya
perbedaan temperatur di dalam laut. Jika anda pernah berenang di laut dan
menyelam ke bawah permukaannya, anda tentu menyadari bahwa semakin dalam
di bawah permukaan, airnya akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut
lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan
laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis.
Inilah sebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus selam ketika
menyelam jauh ke dasar laut.Pakaian khusus tersebut dapat menangkap panas
tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat.

Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut


untuk menghasilkan energi. Pemanfaatan sumber energi jenis ini disebut dengan
konversi energi panas laut (Ocean Themal Energy Conversion atau OTEC).
Perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang
dingin dibutuhkan minimal sebesar 77oF (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik dengan baik. Adapun proyek-proyek demonstrasi dari
OTEC sudah terdapat di Jepang, India, dan Hawaii.

35
Gambar 7.Ocean Thermal Energy Conversion dengan Siklus Tertutup

Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga


macam: siklus tertutup, siklus terbuka, dan siklus gabungan (hybrid). Pada alat
OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangat dimasukkan ke
dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluida yang mudah menguap seperti
misalnya amonia. Uap amonia akan memutar turbin yang menggerakkan
generator. Uap amonia keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut
yang lebih dingin dan dikembalikan untuk diuapkan kembali (Lihat gambar
7).Pada siklus terbuka, air laut permukaan yang hangat langsung diuapkan pada
ruang khusus bertekanan rendah.Kukus yang dihasilkan digunakan sebagai fluida
penggerak turbin bertekanan rendah.Kukus keluaran turbin selanjutnya
dikondensasi dengan air laut yang lebih dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air
desalinasi.Pada siklus gabungan, air laut yang hangat masuk ke dalam ruang
vakum untuk diuapkan dalam sekejap (flash-evaporated) menjadi kukus (seperti
siklus terbuka).Kukus tersebut kemudian menguapkan fluida kerja yang memutar
turbin (seperti siklus tertutup).Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi
air desalinasi.

Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia dalam
jumlah besar, murah, dan mudah ditransportasikan.Namun, amonia beracun dan
mudah terbakar.Senyawa seperti CFC dan HCFC juga merupakan pilihan yang

36
baik, sayangnya menimbulkan efek penipisan lapisan ozon. Hidrokarbon juga
dapat digunakan, akan tetapi menjadi tidak ekonomis karena menjadikan OTEC
sulit bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara langsung. Selain itu, yang
juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit listrik OTEC bergantung pada
tekanan uap dari fluida kerja yang digunakan.Semakin tinggi tekanan uapnya
maka semakin kecil ukuran turbin dan alat penukar panas yang dibutuhkan,
sementara ukuran tebal pipa dan alat penukar panas bertambah untuk menahan
tingginya tekanan terutama pada bagian evaporator.

Secararingkas, kekurangan dan kelebihan dari OTEC yaitu:

Kelebihan:

 Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.


 Tidak membutuhkan bahan bakar.
 Biaya operasi rendah.
 Produksi listrik stabil.

Kekurangan:

 Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.


 Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang di uapkanakan
menimbulkan potensi bahaya kebocoran.
 Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
 Biaya pembangunan tidak murah.

3.2 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia


Ada tiga cara mendasar agar kita bisa memanfaatkan energi gelombang.
Energi dari naik turunnya ketinggian laut atau disebut juga energi gelombang,

37
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Tenaga gelombang
biasanya dipacu dengan membuka sebuah dam menuju ke waduk. Waduk tersebut
dilengkapi dengan pintu air yang dibuka untuk mengalirkan air ke penampungan,
lalu pintu air ditutup sehingga menyebabkan ketinggian air turun. Perbedaan
ketinggian itu menyebabkan turbin berputar.
Potensi energi gelombang ada di stasiun Rance di Perancis, yang
menghasilkan energi listrik 240 MW . sepertinya Prancis adalah satu-satunya
negara yang sukses menggunakan sumber energi ini. Insinyur Prancis
memprediksikan, penggunaan tenaga ombak dalam skala besar, bisa membuat
rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000 tahun. System pembangkit listrik tenaga
ombak, bisa memberi dampak pada lingkungan karena berkurangnya laju alir air,
dan bisa menimbulkan endapan pada basin.

3.3 Teknik Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik


Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut
yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif
yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan
gelombang. Energi ombak dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
seperti saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak
(PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column. Kolom air yang
berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini membangkitkan listrik dari naik
turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik
turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang
bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber
energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah
perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang
dihasilkan dan parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu
secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.

38
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan
sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk
akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini
adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi
karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah
besar.
3.4 Peluang Indonesia Menerapkan Sistem Konversi Energi Gelombang
Menjadi Listrik

39
Untuk wilayah Indonesia, energi yang mempunyai prospek bagus adalah
energi arus laut. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak pulau dan selat
sehingga arus laut akibat interaksi Bumi-Bulan-Matahari mengalami percepatan
saat melewati selat-selat tersebut. Selain itu, Indonesia adalah tempat pertemuan
arus laut yang diakibatkan oleh konstanta pasang surut M2 yang dominan di
Samudra Hindia dengan periode sekitar 12 jam dan konstanta pasang surut K1
yang dominan di Samudra Pasifik dengan periode lebih kurang 24 jam. M2 adalah
konstanta pasang surut akibat gerak Bulan mengelilingi Bumi, sedangkan K1
adalah konstanta pasang surut yang diakibatkan oleh kecondongan orbit Bulan
saat mengelilingi Bumi.

Interaksi Bumi-Bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus pasang


surut setiap harinya sebesar 3.17 TW, lebih besar sedikit dari kapasitas
pembangkit listrik yang terpasang di seluruh dunia pada tahun 1995 sebesar 2.92
TW (Kantha & Clayson, 2000). Namun, untuk wilayah Indonesia potensi daya
energi arus laut tersebut belum dapat diprediksi kapasitasnya.

3.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konversi Energi Gelombang


Menjadi Listrik

40
Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-
Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat
pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang
purnama. Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan pemeliharaannya yang
cukup besar. Kendati begitu bila turbin arus laut dirancang dengan kondisi pasang
perbani, yakni saat di mana kecepatan arus paling kecil, dan dirancang untuk
bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi selama lima tahun, maka kekurangan
ini dapat diminimalkan dan keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal yang
terakhir ini merupakan tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam
desain sistem turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja
secara terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.
Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan,
energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan
dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali
lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan
jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin. Keuntungan lainnya adalah
tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin
yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik
pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Energi ombak
adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis dan tidak
menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya. Di samping nilai ekonomis yang
cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang
lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan polusi
suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang
kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang
jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih
menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.

41
BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :


 Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang
dikelilingi oleh sejumlah lautan dengan potensi sumberdaya energi
kelautan cukup besar termasuk di antaranya energi gelombang.
 Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak,
diantaranya:
1. Energi Ombak (Wave Energy)

42
2. Energi Pasang Surut (Tidal Energy)
3. Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Convertion)
 Keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak antara lain
memiliki intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi
terbarukan yang lain, dan tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan.
 Hambatan penerapan sistem pembangkit listrik tenaga ombak antara lain
tenaga ahli yang menghandlesistem ini sangat kurang, kesulitan birokrasi,
kesulitan untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan, kesulitan dana
untuk menerapkan sistem pembangkit ini, serta kesulitan birokrasi untuk
menyelesaikan proyek ini dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html
http://kontaktuhan.org/news/news182/ga_41.htm
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1125749769
http://agusset.wordpress.com/2006/01/05/energi-dari-laut/
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=2232
http://geton.nedw.org/pembangkit-listrik-tenaga-ombak/gerakan-tolak-nuklir/

43
http://portal.djlpe.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_m
edia&news_id=839
http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/khas_infotekno_pompa.htm
http://www.energiterbarukan.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=79&Itemid=80
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1103304274&8
http://www.energiportal.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=37&artid=731
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/11/16/0008.html
http://www.hupelita.com/baca.php?id=28372

44

Anda mungkin juga menyukai