Anda di halaman 1dari 84

Bab iv.

Genesis
mineral
Mineral terbentuk pada 3 macam lingkungan, yaitu :
1.Lingkungan magmatik,
2.Lingkungan sedimen, dan
3.Lingkungan metamorfik.

4.1 Lingkungan Magmatik


4.Dikarakteristik oleh temperatur tinggi hingga menengah,
dan tekanan yang variasinya cukup lebar.

Mineralogi - Genesis Mineral 1


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Mineral-mineral yang terbentuk berhubungan dengan
aktivitas magma,  cairan silikat panas yang menjadi
bahan induk batuan beku.
❖ Batuan beku adalah hasil kristalisasi magma, namun
bukan satu-satunya hasil.
❖ Batuan ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Batuan volkanik atau ekstrusif, dan
2. Batuan plutonik atau intrusif.

Mineralogi - Genesis Mineral 2


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Magma  cairan silikat panas yang mengandung sejum-lah
besar elemen, yaitu: O, Si, Al, Ca, Mg, Fe, Na, dan K,
serta sejumlah kecil elemen minor lain.
❖ Jika magma membeku,  batuan beku dan produk-pro-
duk lain.
❖ Produk-produk lain itu  mineral-mineral hasil konsen-
trasi sejumlah elemen-elemen minor yang terdapat da-
lam cairan sisa, dan

Mineralogi - Genesis Mineral 3


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Hasil konsentrasi zat-zat terbang – seperti H2O, CO2, N2,
senyawa-senyawa belerang (S) dan boron (B), HCl, dan
HF.  batuan beku bukan hasil aktivitas magma yang
lengkap.
❖ Cairan sisa  membentuk pegmatit dan urat-urat hidro-
termal, yang kadang-kadang ada dalam batuan beku itu
sendiri, tetapi lebih umum di dalam celah atau rekah-
rekah pada batuan yang telah ada sebelumnya (country
rocks).
Mineralogi - Genesis Mineral 4
Bab iv. Genesis
mineral
❖ Dapat juga mencapai permukaan dalam bentuk gas dan
muncul sebagai fumarol, atau sebagai cairan panas 
mata air panas.
❖ Dalam lingkungan magmatik, dibedakan 4 tipe kejadian
mineral, yaitu:
1. Batuan beku,
2. Pegmatit,
3. Urat-urat hidrotermal, dan
4. Deposit mata air panas dan fumarol.
Mineralogi - Genesis Mineral 5
Bab iv. Genesis
mineral
❖ Dari keempat tipe itu, batuan beku  terpenting dari tiga
yang lain dan mineraloginya relatif lebih sederhana.
❖ Pegmatit dan urat-urat hidrotermal, mineraloginya sa-
ngat beraneka,  sangat penting dalam arti ekonomi dan
sebagai bahan baku industri ;
❖ Deposit mata air panas dan fumarol, tidak begitu ber-
makna, tetapi mineraloginya menarik untuk diamati dan
diteliti.

Mineralogi - Genesis Mineral 6


Bab iv. Genesis
mineral
4.1.1 Batuan Beku (igneous rock)
❖Tersusun oleh mineral-mineral yang relatif sederhana ;
❖Ada 7 mineral, atau kelompok mineral yang umum dijum-
pai dalam jumlah yang banyak.
❖Ketujuh mineral, atau kelompok mineral itu  mineral-
mineral penting (essential minerals) dan terdiri atas :
1.Kuarsa,
2.Feldspar (feldspar),
3.Feldspatoid (feldspathoid),
Mineralogi - Genesis Mineral 7
Bab iv. Genesis
mineral
4. Piroksen (pyroxene),
5. Horenblende (hornblende),
6. Biotit, dan
7. Olivin.
❖ Mineral-mineral lain,  terdapat dalam jumlah yang
se-dikit, dikatagorikan sebagai mineral-mineral
tambahan/ pelengkap (accessory minerals). Mineral-
mineral tsb antara lain : magnetit, ilmenit, apatit,
dll.
Mineralogi - Genesis Mineral 8
Bab iv. Genesis
mineral
❖ Mineral-mineral batuan beku, baik yang penting maupun
tambahan, dapat dikelompokkan menjadi mineral
leukokratik atau berwarna-terang, dan melanokratik
atau berwarna gelap.
❖ Pengelompokan ini didasarkan pada kandungan kimianya,
yaitu memisahkan mineral yang mengandung kuarsa
(SiO2) dan natrium, kalium, dan silikat-alumino kalium,
dengan mineral yang mengandung feromagnesium –
seperti piroksen, horenblende, biotit, dan olivin.
Mineralogi - Genesis Mineral 9
Bab iv. Genesis
mineral
Tabel 4.1 Mineralogi batuan beku

Mineralogi - Genesis Mineral 10


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Perlu diketahui bahwa mineral-mineral tsb tidak pernah
hadir sebagai mineral tunggal di dalam batuan beku.
❖ Beberapa di antaranya tidak pernah terdapat secara ber-
samaan, misalnya olivin, tidak pernah dijumpai pada
batuan yang mineral penyusun utamanya kuarsa, begitu
pula feldspatoid.
❖  olivin dan feldspatoid tidak bisa terdapat bersamaan
dengan kuarsa, karena silika yang berlebih akan bereaksi
dengan olivin  terbentuklah piroksen.
Mineralogi - Genesis Mineral 11
Bab iv. Genesis
mineral
❖ Persamaan reaksinya :
(Mg,Fe)2SiO4 + SiO2 → 2(Mg,Fe)SiO3
olivin piroksen
❖ Feldspatoid + kuarsa  feldspar.
❖ Jumlah mineral-mineral penting dalam batuan beku, ki-
sarannya sangat lebar  dapat tersusun oleh sejenis mi-
neral penting yang jumlahnya hampir 100%. Contoh :
batuan anortosit  batuan plagioklas (terutama tersusun
oleh plagioklas) ; dan dunit  batuan olivin.
Mineralogi - Genesis Mineral 12
Bab iv. Genesis
mineral

❖ Kebanyakan batuan beku mengandung 2 atau 3 jenis


mineral penting.
❖ Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dapat
diklasifikasi menjadi beberapa jenis, seperti pada Tabel
4.2 berikut ini.

Mineralogi - Genesis Mineral 13


Bab iv. Genesis
mineral

Tabel 4.2
Klasifikasi batuan beku berdasar-
kan komposisi mineralnya

Perhatikan Tabel 4.2


Secara horisontal batuan dibagi 3
bagian, yaitu :
1.Batuan mengandung kuarsa.
2.Batuan tidak mengandung ku-
arsa dan feldspatoid, dan
3.Batuan mengandung feldspa-
toid.

Mineralogi - Genesis Mineral 14


Bab iv. Genesis
mineral
Tabel 4.2
Klasifikasi batuan beku berdasar-
kan komposisi mineralnya

Secara vertikal dibagi menjadi 4


berdasarkan jenis feldsparnya :
1.K-feldspar atau pertit sangat
dominan.
2.K-feldspar dan plagioklas sama
banyak.
3.Feldspar plagioklas sangat do-
minan. Dibagi menjadi 2 berda-
sarkan jenis plagioklasnya, yaitu
jumlah anortit (An, CaAl2Si2O8),
menjadi :
Mineralogi - Genesis Mineral 15
Bab iv. Genesis
mineral
Tabel 4.2
Klasifikasi batuan beku berdasar-
kan komposisi mineralnya

▪ An • 50% → famili diorit.


▪ An • 50% → famili gabro.
4. Sedikit atau tidak ada
feldspar.

Mineralogi - Genesis Mineral 16


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Klasifikasi lain adalah klasifikasi yang berdasarkan kan-
dungan senyawa SiO2. Klasifikasi ini membagi batuan
beku menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Batuan beku ultrabasa, kadar SiO2 : < 45% ; contoh :
peridotit, dunit.
2. Batuan beku basa, kadar SiO2 : 45% - 53% ; contoh : famili
gabro.
3. Batuan beku intermedier/menengah, kadar SiO2 : 53% -
65% ; contoh : diorit, sienit.
Mineralogi - Genesis Mineral 17
Bab iv. Genesis
mineral
4. Batuan beku asam, kadar SiO2 : • 65% ; contoh : famili
granit, granodiorit.

4.1.2 Pegmatit
➢ Proses kristalisasi fraksinasi pada magma akan
memben-tuk cairan sisa yang umumnya berupa cairan
silikat → kaya alkali dan aluminium, mengandung air
dan zat-zat terbang, dan suatu konsentrasi elemen-
elemen minor.
Mineralogi - Genesis Mineral 18
Bab iv. Genesis
mineral
➢ Cairan sisa tsb dapat terinjeksi ke batuan keliling, atau
merupakan bagian dari batuan beku itu sendiri. → ter-
bentuklah pegmatit dan urat-urat hidrotermal.
➢ Pegmatit yang dijumpai sering berasosiasi dengan granit ;
 terutama tersusun oleh kuarsa dan feldspar alkali, serta
sejumlah muskovit dan biotit.
➢ Dengan demikian, komposisinya sama dengan granit, na-
mun berbeda tekstur. Pegmatit bertekstur sangat kasar,
dan umumnya berbentuk tabular.
Mineralogi - Genesis Mineral 19
Bab iv. Genesis
mineral

➢ Dalam arti ekonomi, pegmatit penting sebagai penghasil :


➢ mineral-mineral industri, seperti : feldspar, muskovit,
flogopit, turmalin, dan kuarsa.
➢ mineral yang menghasilkan elemen-elemen jarang,
seperti : Be (dari beril), Nb dan Ta (dari kolumbit-
tantalit), Li (dari spodumen), dan tungsten (W, dari
wolframit).

Mineralogi - Genesis Mineral 20


Bab iv. Genesis
mineral

4.1.3 Deposit Hidrotermal


▪Deposit hidrotermal adalah pengembangan lanjutan dari
pegmatit, yang terbentuk dari larutan yang lebih dingin dan
lebih encer.
▪Ciri khas deposit ini adalah urat-urat (vein) yang mengan-
dung sulfida, yang terbentuk karena pengisian rekah-rekah
atau celah-celah pada batuan keliling.

Mineralogi - Genesis Mineral 21


Bab iv. Genesis
mineral
▪ Ada pula yang bukan berupa urat-urat, tetapi berupa suatu
massa tak-teratur yang telah mengganti sebagian atau
seluruh batuan (deposit skarn), seperti deposit tembaga
porfiri di Utah dan Arizona.
▪ Banyak mineral-mineral penting terbentuk melalui proses
hidrotermal, bahkan dapat dikatakan bahwa proses hidro-
termal adalah proses yang penting dalam pembentukan
mineral-mineral bijih.

Mineralogi - Genesis Mineral 22


Bab iv. Genesis
mineral
▪ Deposit hidrotermal dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe,
yaitu:
1. Deposit hipotermal.
• Terbentuk pada T yang agak tinggi, berkisar antara 300o –
500o C, pada kedalaman yang sangat dalam.

• Dicirikan oleh kasiterit (SnO2), skhelit (CaWO4), wolframit

[(Fe,Mn)WO4], dan molibdenit (MoS2).

• Mineral geng : kuarsa, turmalin, topas, dll.

Mineralogi - Genesis Mineral 23


Bab iv. Genesis
mineral
2. Deposit mesotermal.
• Terbentuk pada T menengah, berkisar antara 200o –
300o C.
• Dicirikan oleh mineral-mineral sulfida dari Fe, Pb, Zn,
dan Cu (pirit, markasit, galena, sfalerit, khalko-sit,
bornit, dll).
• Mineral geng : kuarsa, kalsit, rodokhrosit, siderit.
• Urat kuarsa mengandung emas.

Mineralogi - Genesis Mineral 24


Bab iv. Genesis
mineral

3. Deposit epitermal.
• Terbentuk pada T rendah, berkisar antara 50o – 200o C.

• Dicirikan oleh : stibnit (Sb2S3), sinabar (HgS), emas


nativ (Au), dan mineral-mineral emas yang lain.
• Mineral geng : kuarsa (→ kalsedon), opal, kalsit,
aragonit, dolomit [(CaMg(CO3)2], fluorit (CaF2), dan

barit (BaSO4).

Mineralogi - Genesis Mineral 25


Bab iv. Genesis
mineral

▪ Ketiga tipe deposit tsb berubah dari satu tipe ke tipe yang
lain secara berangsur, sehingga batas di antaranya tidak
jelas, tetapi masih dapat ditentukan berdasarkan susunan
mineral dan lingkungan geologinya.

Mineralogi - Genesis Mineral 26


Bab iv. Genesis
mineral
4.1.4 Ubahan Mineral-mineral Urat
▪Mineral-mineral sulfida mudah mengalami ubahan.
▪→ teroksidasi dan berubah menjadi sulfat-sulfat, yang ke-
banyakan larut dalam air.
▪Akibatnya, singkapan urat sulfida akan berubah menjadi
singkapan yang tidak lagi mengandung sulfida → berupa suatu
massa kuarsa berkarat berongga → gosan (gossan) atau
penudung besi (iron hat) ;

Mineralogi - Genesis Mineral 27


Bab iv. Genesis
mineral

▪ Material-material logam yang terlarut, akan mengendap


kembali di suatu kedalaman yang lebih dalam, dan terben-
tuklah mintakat atau zona pengayaan sekunder (Gambar
4.2).

Mineralogi - Genesis Mineral 28


Bab iv. Genesis
mineral
Gambar 4.2
Sketsa diagramatik yang memperli-
hatkan mintakat-mintakat ubahan
pada suatu urat mengandung sulfida

➢ Pada mintakat antara permukaan


tanah dan muka airtanah, terjadi
sirkulasi udara dan air yang aktif,
→ sulfida-sulfida teroksidasi →
sulfat, dan logam-logam terang-
kut serta dalam larutan, kecuali
besi (oksida sulfat besi →
mengendapkan besi)

Mineralogi - Genesis Mineral 29


Bab iv. Genesis
mineral

➢ Kemudian larutan mengandung


logam itu turun, namun sebelum
melewati muka airtanah, reaksi-
nya dengan CO2, atau batuan kar-
bonat → mengendapkan tembaga
→ malakhit [Cu2(CO3)(OH)2] dan
azurit [Cu3(CO3)(OH)2] ; seng →
smitsonit (ZnCO3) ; timah hitam
→ serusit (PbCO3) ; dan beberapa
mineral lain, seperti : kuprit
Gambar 4.2 (Cu2O), tembaga nativ (Cu), dll.

Mineralogi - Genesis Mineral 30


Bab iv. Genesis
mineral
Dengan cara ini logam-logam
terkon-sentrasi, sehingga
terbentuklah de-posit bijih yang
kaya. → disebut mintakat pengayaan
oksidasi (zone of oxidized
enrichment).

➢Bila larutan logam tadi terus ber-


gerak turun mencapai muka air-
tanah, → perubahan suasana, yaitu
dari oksidasi → reduksi. →
terbentuklah mintakat pengayaan
Gambar 4.2 sulfida sekunder (zone of secondary
sulphide enrichment)
Mineralogi - Genesis Mineral 31
Bab iv. Genesis
mineral
➢ Larutan yang mengandung tem-
baga bereaksi dengan sulfida-
sulfida yang sudah ada sebelum-
nya (seperti : pirit dan khalkopi-
rit) → sulfida-sulfida sekunder
yang kaya tembaga, seperti :
khalkosit (Cu2S), kovelit (CuS),
dan bornit (Cu5FeS4).
➢ Mintakat ini (→ pengayaan sul-
fida sekunder) mengandung kon-
sentrasi tembaga berkadar tinggi
dibandingkan dengan bijih pri-
Gambar 4.2 mernya → mintakat sulfida
primer.
Mineralogi - Genesis Mineral 32
Bab iv. Genesis
mineral

4.1.5 Deposit Air Panas dan Fumarol


▪Larutan hidrotermal dapat mencapai permukaan dan
muncul sebagai air panas.
▪Larutan ini berkadar mineral rendah.
▪Deposit fumarol yang penting terdapat di gunung api aktif,
dengan gas-gas panas yang sangat aktif mengendapkan
mineral-mineral, seperti S dan mineral-mineral klorida.

Mineralogi - Genesis Mineral 33


Bab iv. Genesis
mineral

▪ Selain itu, ada juga magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3),


molibdenit, pirit, realgar (AsS), galena, dan sfalerit.
▪ Fumarol yang khusus mengendapkan belerang disebut
solfatar.

Mineralogi - Genesis Mineral 34


Bab iv. Genesis
mineral
4.2 Lingkungan Sedimen
❖Sedimentasi adalah hasil perpaduan interaksi antara
atmosfer dan hidrosfer terhadap lapisan kerak-bumi yang
tersusun oleh berjenis-jenis batuan.
❖Interaksi ini menyebabkan batuan melapuk, yang ke-
mudian lapukannya diangkut oleh air, angin, atau es, dan
diendapkan sebagai sedimen di suatu tempat, atau tetap
sebagai larutan.

Mineralogi - Genesis Mineral 35


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Proses pelapukan disebabkan aksi oksigen, asam kar-
bonat, dan air.
❖ Proses ini menyebabkan semua mineral cenderung ber-
ubah menjadi mineral baru yang lebih stabil pada kondisi
yang baru.
❖ Namun, ada juga yang tetap bertahan, seperti kuarsa.
❖ Pada kebanyakan lingkungan pengendapan, proses yang
berlangsung adalah oksidasi, karena atmosfer, atau dalam
larutan banyak oksigen.
Mineralogi - Genesis Mineral 36
Bab iv. Genesis
mineral

❖ Adakalanya lingkungan pengendapan terisolasi dari atmos-


fer, → airnya kekurangan oksigen.
❖ Akibatnya, proses yang berlangsung bukan oksidasi tetapi
reduksi.
❖ Pada kondisi reduksi, terbentuklah beberapa mineral
sulfida, seperti pirit, atau markasit ; dan siderit (FeCO3)
bila dalam kondisi itu tidak ada ion-ion sulfida.

Mineralogi - Genesis Mineral 37


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Endapan penting lain yang terbentuk pada kondisi reduksi
ialah sulfur nativ, yang merupakan produk dari reduksi
ion-ion sulfat. Dalam proses pembentukan ini terlibat pula
aktivitas bakteri.
❖ Sedimen-sedimen dapat diklasifikasi menjadi 6 jenis,
yaitu (Tabel 4.3) :
1. Resistat,
2. Hidrolisat,
3. Oksidat,
Mineralogi - Genesis Mineral 38
Bab iv. Genesis
mineral

4. Reduzat,
5. Presipitat, dan
6. Evaporit.

Mineralogi - Genesis Mineral 39


Bab iv. Genesis
mineral
Tabel 4.3 Klasifikasi dan komposisi sedimen-sedimen

Mineralogi - Genesis Mineral 40


Bab iv. Genesis
mineral
4.2.1 Mineralogi Resistat
❖Sedimen resistat dapat berupa pasir/batupasir, terutama
tersusun oleh mineral-mineral yang tahan pelapukan, dan
selama pengendapan tidak berubah. Salah satu mineral itu
adalah kuarsa.
❖Karena kuarsa banyak terdapat dalam batuan beku, dan
metamorf, → dapat menjadi penyusun utama dalam sedi-men
resistat → dapat mencapai 90%, → menjadi sumber silika
yang berguna bagi industri.
Mineralogi - Genesis Mineral 41
Bab iv. Genesis
mineral
❖ Feldspar rombakan dijumpai juga dalam pasir/batupasir,
namun tidak setahan kuarsa, sehingga oleh pelapukan
yang berkepanjangan akan mengalami dekomposisi.
❖ Mineral lain yang tahan pelapukan dan berakumulasi
sebagai pasir/batupasir adalah: zirkon (ZrSiO4), garnet,

topas [Al2SiO4(OH,F)2], kolumbit [(Fe,Mn)Nb2O6], tantalit

[(Fe,Mn)Ta2O6], andalusit (Al2SiO5), magnetit, ilmenit,


rutil, monasit, kasiterit, emas, dan platina.

Mineralogi - Genesis Mineral 42


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Beberapa di antaranya dapat diekstraksi menjadi unsur-
unsur yang berguna bagi industri.
❖ Bagi suatu endapan mineral golongan ini yang bernilai
ekonomi, disebut endapan letakan (placer deposit).

4.2.2 Mineralogi Hidrolisat


❖ Mineral-mineral hidrolisat terbentuk dari mineral silikat
yang mengalami proses dekomposisi kimia.

Mineralogi - Genesis Mineral 43


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Mineral-mineral hidrolisat terbentuk dari mineral silikat
yang mengalami proses dekomposisi kimia.
❖ Mineral yang paling umum adalah mineral-mineral lem-
pung, berstruktur filosilikat dan butirannya sangat halus
(< 0,004 mm).
❖ Mineral-mineral lempung → kaolinit [(Al4Si4O10(OH)8],

monmorilonit [Al2Si4O10(OH).xH2O], ilit atau mika lempung

[rumus umumnya KAl4(Si,Al)8O20(OH)4], dan khlorit

[(Mg,Fe,Al)6(Al,Si)4O10(OH)8].
Mineralogi - Genesis Mineral 44
Bab iv. Genesis
mineral
❖ Kaolinit terbentuk dari perubahan feldspar alkali ; se-
dangkan mineral-mineral feromagnesium, feldspar kalsik
dan gelas volkanik berubah menjadi monmorilonit.
❖ Glaukonit [K(Fe,Mg,Al)2(Si4O10)(OH)2], sering dijumpai se-
bagai butiran kecil dalam batupasir, batugamping, dan
serpih yang berasal-mula di laut.
❖ Mineral ini berasal dari biotit rombakan, yang dalam ling-
kungan laut terubah menjadi glaukonit; namun keba-
nyakan diduga terbentuk dari material-material amorf.
Mineralogi - Genesis Mineral 45
Bab iv. Genesis
mineral

❖ Selain itu, dijumpai juga rijang (chert) dan flint, yang


terbentuk dari pengendapan-ulang silika-silika yang di-
angkut dalam bentuk larutan. Juga opal, yang bila menga-
lami dehidrasi akan mengkristal sebagai kalsedon.

Mineralogi - Genesis Mineral 46


Bab iv. Genesis
mineral
❖ Di daerah tropika, khususnya di daerah yang perbedaan
antara musim kering dan basahnya sangat mencolok, pe-
lapukan menyebabkan dekomposisi aluminosilikat yang
tuntas, yaitu dengan terusirnya silika dan menyisakan re-
sidu yang sebagian besar berupa oksida-oksida aluminium
hidrat, seperti : gibsit [Al(OH)3], diaspor (HAlO2), atau
buhmit [AlO(OH)].
❖ Residu ini dikenal sebagai endapan bauksit → endapan
komersial penting yang menghasilkan bijih aluminium.
Mineralogi - Genesis Mineral 47
Bab iv. Genesis
mineral

4.2.3 Mineralogi Oksidat


➢Mineral oksidat yang umum adalah hidroksida feri → diha-
silkan dari oksidasi senyawa-senyawa larutan besi, yang
kemudian mengendapkan gutit (HFeO2), atau hematit (Fe2O3).
➢Dalam batupasir, atau batulempung, kedua mineral itu
terdapat sebagai campuran, yang memberikan warna coklat
(dari gutit), atau merah (dari hematit).

Mineralogi - Genesis Mineral 48


Bab iv. Genesis
mineral

➢ Elemen lain yang diendapkan sebagai oksida ialah mangan


(Mn) → pirolusit (MnO2), manganit [MnO(OH)], atau psilo-

melan [(Ba,H2O)2Mn5O10], suatu mineral yang sebagian

besar tersusun oleh MnO2 dengan sedikit basa-basa lain,


umumnya Ba, atau K.

Mineralogi - Genesis Mineral 49


Bab iv. Genesis
mineral

4.2.4 Mineralogi Reduzat


➢Mineral-mineral reduzat, terbentuk melalui proses re-duksi,
yang relatif jarang dijumpai.
➢Mineralnya adalah pirit, terbentuk pada lingkungan yang
berkondisi asam, dan markasit yang terbentuk pada kon-disi
lingkungan lebih asam lagi.

Mineralogi - Genesis Mineral 50


Bab iv. Genesis
mineral
➢ Di lingkungan daratan, akumulasi bahan rombakan tum-
buh-tumbuhan yang kelak berubah menjadi batubara,
dapat juga menyebabkan kondisi lingkungan pengen-
dapannya bersuasana reduksi yang tinggi. Suasana ini akan
menyebabkan pengendapan karbonat fero yang berupa
siderit (FeCO3).
➢ Jika siderit yang terdapat dalam lapisan batubara tsb
cukup besar → menjadi sumber bijih besi di samping
batubara.
Mineralogi - Genesis Mineral 51
Bab iv. Genesis
mineral

➢ Mineral lain adalah sulfur, khususnya yang berasosiasi


dengan kubah garam (salt dome) dan minyak bumi.
➢ Pada kondisi reduksi yang berasosiasi dengan aktivitas
bakteri, sulfur terbentuk dari anhidrit (CaSO4), yaitu
terbebasnya sulfur dari sulfat, yang disertai dengan
mengendapnya kalsium sebagai kalsit.

Mineralogi - Genesis Mineral 52


Bab iv. Genesis
mineral

4.2.5 Mineralogi Presipitat


➢Mineral yang penting dalam sedimen presipitat adalah
kalsit, aragonit, dan dolomit ; sedangkan rijang, flint, dan
sinter silikaan dianggap pula sebagai mineral-mineral
presipitat.
➢Mineral-mineral karbonat tsb terbentuk dari presipitasi
langsung, khususnya di daerah tropika yang berlaut ha-ngat,
dengan airnya yang jenuh kalsium karbonat.

Mineralogi - Genesis Mineral 53


Bab iv. Genesis
mineral
➢ Kalsit dan aragonit dapat juga diendapkan di lingkungan
terestrial, seperti di dalam gua-gua batugamping (stalak-
tit dan stalakmit), di sekeliling mata air yang airnya jenuh
dengan CaCO3 (travertin, sinter-gamping), dari airtanah di
daerah semi-kering (kalis), dan di danau garam (oolit
aragonit yang terdapat di Great Salt Lake, Utah).
➢ Salah satu presipitat laut yang jarang dijumpai, tetapi
dari sudut ekonomi penting sebagai sumber pupuk fosfat,
ialah fosforit (phosphorite), yaitu suatu varitas apatit.
Mineralogi - Genesis Mineral 54
Bab iv. Genesis
mineral
➢ Mineral ini ditemukan sebagai sisipan-sisipan di antara
sedimen-sedimen marin. Beberapa deposit yang penting di
antaranya terdapat di Afrika Utara (berumur Kapur),
Florida (Tersier), Idaho dan Montana (Perm).
➢ Seperti diketahui, air laut di bagian dasar samudra sangat
jenuh oleh fosfat kalsium, dan karena terjadi perubahan
pada kondisi kimia-fisiknya, walaupun hanya sedikit,
menyebabkan fosforit terpresipitasi.

Mineralogi - Genesis Mineral 55


Bab iv. Genesis
mineral
➢ Bila sedimen-sedimen lain tidak ada, atau hanya sedikit →
terbentuklah lapisan-lapisan fosforit yang murni.

4.2.6 Mineralogi Evaporit


➢ Proses yang penting dalam pembentukan sedimen-
sedimen evaporit adalah penguapan.
➢ Berdasarkan asal-mula endapannya, maka sedimen evapo-
rit dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

Mineralogi - Genesis Mineral 56


Bab iv. Genesis
mineral
1. Endapan marin, dan
2. Endapan non-marin.
▪ Endapan evaporit marin terbentuk di laut karena air
laut yang menguap, sedangkan endapan non-marin
terbentuk di daratan karena menguapnya suatu danau-
garam.
▪ Mineral-mineral evaporit marin antara lain : kalsit,
dolo-mit, gipsum, anhidrit, dan halit.
▪ Selain itu dapat pula berupa garam-garam kalsium dan
magnesium.
Mineralogi - Genesis Mineral 57
Bab iv. Genesis
mineral

▪ Endapan evaporit non-marin sangat terbatas, baik dalam


penyebaran maupun besarnya, tetapi penting dalam arti
ekonomi karena menghasilkan senyawa-senyawa B dan I.
▪ Selain itu, terkandung pula nitrat-nitrat, Li, natrium kar-
bonat, natrium sulfat, dan natrium khlorida, garam-garam
kalium, bromida, dan gipsum.

Mineralogi - Genesis Mineral 58


Bab iv. Genesis
mineral
4.3 Lingkungan Metamorfik
❑Metamorfisme didefinisikan sebagai sejumlah proses yang
bekerja di bawah zona pelapukan, yang menyebabkan
kristalisasi ulang pada material batuan.
❑Selama metamorfisme berlangsung, batuan tetap dalam
keadaan padat.
❑Bila terjadi pencairan-ulang (remelting) → magma, se-
hingga prosesnya disebut magmatisme.

Mineralogi - Genesis Mineral 59


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Metamorfisme yang mempengaruhi batuan adalah hasil
dari perubahan T, P, dan lingkungan kimiawi yang nyata.
❑ Perubahan ini mempengaruhi stabilitas fisik dan kimia
suatu kumpulan mineral, dan hasil metamorfisme adalah
suatu kumpulan mineral baru yang stabil pada keseim-
bangan yang baru.
❑ Mineral-mineral itu tersusun dengan sendirinya, dan
memberikan tekstur baru yang juga lebih sesuai dengan
lingkungan yang baru.
Mineralogi - Genesis Mineral 60
Bab iv. Genesis
mineral

❑ Dengan demikian, hasil metamorfisme adalah suatu ba-


tuan yang terkristalisasi-ulang secara lengkap atau tidak,
dengan mineral-mineral dan tekstur yang baru.
❑ Kekuatan yang mendorong metamorfisme adalah panas,
tekanan, dan aksi cairan-cairan kemikalia aktif. Panas
dihasilkan dari kenaikan T karena bertambahnya keda-
laman, atau bila bersentuhan/berdekatan dengan magma.

Mineralogi - Genesis Mineral 61


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Tekanan dapat terdiri dari 2 macam : tekanan hidrostatik
atau seragam → berubahnya volume, dan tekanan searah
atau geser → perubahan bentuk atau distorsi.
❑ Tekanan seragam → struktur granular, non-orientasi ; dan
tekanan searah → struktur paralel atau pita.
❑ Tekanan yang seragam mempengaruhi juga kesetim-
bangan kimia karena berkurangnya volume → terbentuk-
nya mineral-mineral yang ber-BJ tinggi.

Mineralogi - Genesis Mineral 62


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Aksi cairan-cairan kemikalia aktif hanya merangsang ter-
jadinya reaksi melalui larutan dan pengendapan-kembali.
❑ Cairan-cairan itu tidak menambah atau mengurangi mate-
rial-material batuan.
❑ Apabila aksi cairan kemikalia aktif itu menyebabkan ter-
jadinya penambahan atau pengurangan material batuan,
maka proses ini disebut metasomatisme (metasomatism),
bukan metamorfisme lagi.

Mineralogi - Genesis Mineral 63


Bab iv. Genesis
mineral

❑ Proses metasomatisme itu dapat saja beriringan dengan


proses metamorfisme, dan biasanya demikian.
❑ Cairan kemikalia aktif yang utama adalah air, dibantu
pula oleh karbon dioksida, asam borik, asam hidrofluo-
rida, asam hidrokhlorida, dan zat-zat lain, yang sering
berasal-mula dari magmatik.

Mineralogi - Genesis Mineral 64


Bab iv. Genesis
mineral
4.3.1 Tipe-tipe Metamorfisme dan Batuan Meta-
morf
❑ Ada 2 tipe metamorfisme, yaitu:
1. Meramorfisme termal atau kontak, dan
2. Metamorfisme regional.

4.3.1.1 Metamorfisme Termal atau Kontak


3. Berkembang di sekitar tubuh batuan plutonik.

Mineralogi - Genesis Mineral 65


Bab iv. Genesis
mineral

4.3.1.1 Metamorfisme Termal atau Kontak


❑Berkembang di sekitar tubuh batuan plutonik.
❑Derajat T ditentukan oleh dekat tidaknya terhadap intrusi
magma → memberikan cairan kemikalia aktif → merang-sang
kristalisasi-ulang pada batuan keliling.
❑Daerah kontak dapat bervariasi dari beberapa cm sampai
ribuan meter.

Mineralogi - Genesis Mineral 66


Bab iv. Genesis
mineral

❑ Luas daerah kontak bergantung pada ukuran intrusi; pada


suatu retas (dyke), atau retas-lempeng (sill), zona kontak
tidak lebar ;
❑ Pada suatu pluton granit, zona kontak pada batuan keli-
ling dapat diikuti dari beberapa ratus  ribuan meter.
❑ Pada mintakat kontak dijumpai zona-zona yang berbeda
susunan mineralnya pada arah yang menjauhi kontak.

Mineralogi - Genesis Mineral 67


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Zona-zona itu dihasilkan oleh derajat T yang menurun dan
atau oleh perbedaan derajat metasomatisme dari bagian
kontak ke bagian batuan keliling yang tak-terubah.
❑ Batuan khasnya : batutanduk (hornfels) → padu dan
kadang-kadang mengandung satu atau beberapa mineral
yang kristalnya besar-besar (bertekstur porfiroblas).
❑ Batutanduk dibedakan lagi berdasarkan komposisi mineral
utamanya → batutanduk biotit, batutanduk piroksen, atau
batutanduk silikat-gamping (calc-silicate hornfels).
Mineralogi - Genesis Mineral 68
Bab iv. Genesis
mineral
4.3.1.2 Metamorfisme Regional
❑Berkembang pada suatu daerah yang sangat luas • 1500
km2. Pada daerah yang demikian luasnya, dimungkinkan
untuk membuat peta zona derajat kenaikan metamor-fisme
berdasarkan urutan perubahan mineralnya pada batuan yang
berkomposisi seragam.
❑Urutan perubahan mineralogi itu merefleksikan T yang naik
secara progresif.

Mineralogi - Genesis Mineral 69


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Misalnya pada batuan lempungan (batulempung, serpih,
batulanau, atau batulumpur) yang termetamorf → minta-
kat-mintakat yang terbentuk berturut-turut adalah →
khlorit, biotit, almandit, kianit, dan silimanit.
❑ Tipe batuannya : genes (gneiss) dan sekis (schist).
❑ Genes : berfoliasi kasar → berupa lapisan-lapisan atau
lensa-lensa mineral yang kontras, tebal 1 – 10 mm ;
umumnya selang-seling antara mineral terang (kuarsa)
dan gelap (mineral-mineral feromagnesium).
Mineralogi - Genesis Mineral 70
Bab iv. Genesis
mineral
• Sekis : berfoliasi halus → laminasi yang berkembang
baik → batuan dapat pecah dengan mudah pada bidang
laminasi. Sebagian laminasi disebabkan foliasi, seba-
gian lain oleh lembaran-lembaran mineral yang ber-
orientasi paralel atau sub-paralel, seperti : mika dan
khlorit, atau amfibol prismatik.
• Metamorfisme tingkat rendah pada batuan berbutir
halus dengan tekanan yang tinggi → batusabak (slate).

Mineralogi - Genesis Mineral 71


Bab iv. Genesis
mineral

❑ Jika metamorfisme sedikit lebih tinggi, batusabak → filit


(phyllite) ; dan bila lebih meningkat lagi, filit → sekis.
❑ Metamorfisme pada batugamping dan dolomit → krista-
lisasi-ulang, namun tanpa terbentuk struktur sekistos,
atau genesos ; → marmar atau pualam (marble).
❑ Jika batupasir kuarsa murni mengalami metamorfisme,
terbentuklah kuarsit pejal/tak-berlapis (massive).

Mineralogi - Genesis Mineral 72


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Metasomatisme pada batuan ultrabasa menyebabkan
terbentuknya batuan yang terutama tersusun oleh mineral
serpentin → batuan serpentin atau serpentinit (serpenti-
nite).

4.3.2 Mineralogi Batuan Metamorf


❑ Berdasarkan susunan mineral batuan metamorf, maka
daerah metamorfisme regional dapat dibagi menjadi 3 de-
rajat metamorfisme (Gambar 4.3), yaitu :
Mineralogi - Genesis Mineral 73
Bab iv. Genesis
mineral
1. Metamorfisme derajat rendah (low grade metamor-
phism).
2. Metamorfisme derajat menengah (medium grade me-
tamorphism).
3. Metamorfisme derajat tinggi (high grade metamor-
phism).
❑ Batas antara ketiga derajat metamorfisme itu sukar di-
nyatakan dengan tegas.

Mineralogi - Genesis Mineral 74


Bab iv.
Genesis
mineral

Gambar 4.3 Diagram yang memperlihatkan hubungan antara derajat


meta-morfisme, P, dan T (dan kedalaman pada kerakbumi).
Pada metamorfisme kontak, yang memegang peranan penting
→ T, sedangkan pada metamorfisme regional → P

Mineralogi - Genesis Mineral 75


Bab iv. Genesis
mineral
❑ Derajat metamorfisme diestimasi berdasarkan mineral
yang pertama kali muncul dan hilangnya mineral lain pada
saat yang bersamaan, atau dari perubahan kompo-sisi
suatu seri larutan padat.
❑ Misalnya : biotit adalah mineral yang umum terdapat pada
batuan metamorf, tetapi tidak dijumpai pada ba-tuan
metamorf berderajat sangat rendah ; sebagai ganti
komposisinya muncul campuran antara muskovit dan
khlorit.
Mineralogi - Genesis Mineral 76
Bab iv. Genesis
mineral
❑ Sama juga pada batuan metamorf berderajat sangat
tinggi, yang kedudukan biotitnya digantikan oleh K-felds-
par (terdiri atas sanidin, ortoklas dan mikroklin) dan
garnet.
❑ Batuan metamorf berderajat rendah dikarakteristik oleh
mineral-mineral kelompok epidot ;
❑ Pada batuan metamorf berderajat tinggi, sebagian besar
mineral-mineral itu berganti menjadi anortit, yang terma-
suk anggota plagioklas.
Mineralogi - Genesis Mineral 77
Bab iv. Genesis
mineral

❑ Dengan demikian, sejalan dengan menghilangnya epidot,


kandungan anortit menjadi bertambah.
❑ Dalam batuan metamorf berderajat rendah, plagioklas
muncul sebagai albit, yang akan bertambah kandungan K-
nya seiring dengan meningkatnya derajat metamorfisme.
❑ Mineral kuarsa dapat terbentuk pada semua derajat me-
tamorfisme, → dijumpai pada semua batuan metamorf.

Mineralogi - Genesis Mineral 78


Bab iv. Genesis
mineral

❑ Pada Gambar 4.4 dapat dilihat diagram hubungan antara


derajat metamorfisme dan kejadian mineral-mineral yang
umum terdapat dalam batuan metamorf.

Mineralogi - Genesis Mineral 79


Bab iv.
Genesis
mineral
Gambar 4.4
Diagram yang memper-
lihatkan hubungan an-
tara komposisi kimia,
derajat metamorfisme
dan pembentukan
mineral-mineral

Mineralogi - Genesis Mineral 80


Bab iv. Genesis
mineral

4.4 Meteorit
▪Meteorit sangat jarang ditemui, karena berasal dari
material-material yang terdapat di luar planet bumi.
▪Oleh karena itu, komposisi kimia dan mineraloginya dapat
dijadikan petunjuk untuk mengetahui komposisi benda-benda
alam semesta yang lain, khususnya benda angkasa yang
menjadi planet dari planet bumi.

Mineralogi - Genesis Mineral 81


Bab iv. Genesis
mineral
▪ Berdasarkan komposisinya, meteorit dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelas utama, yaitu:
1. Siderit atau iron.
2. Siderolit atau stony iron.
3. Aerolit atau stone.
▪ Meteorit siderit terutama tersusun oleh campuran nikel-
besi, umumnya dengan tambahan troilit (FeS), skhreibersit
[(Fe,Ni,Co)3P], kohenit (Fe3C), dan grafit.

Mineralogi - Genesis Mineral 82


Bab iv. Genesis
mineral
▪ Meteorit siderolit tersusun oleh besi-nikel dan silikat yang
kira-kira berjumlah sama. Penyusun silikat pada umumnya
olivin, terkadang dengan sejumlah piroksen, dijumpai se-
bagai butiran yang agak besar, bundar dan tertanam da-
lam suatu jaringan (masadasar) besi-nikel yang seperti-
sepon.
▪ Meteorit aerolit dapat dibagi menjadi 2 kelompok berda-
sarkan teksturnya, yaitu : khondrit dan akhondrit.

Mineralogi - Genesis Mineral 83


Bab iv. Genesis
mineral
▪ Khondrit dikarakteristik oleh khondri, yaitu suatu tubuh
yang membundar, kecil dan tersusun oleh olivin, atau
piroksen ;
▪ Akhondrit tidak mengandung khondri.
▪ Selain tekstur, kedua kelompok meteorit aerolit itu ber-
beda pula dalam komposisinya.

4.5 Ringkasan Genesis Beberapa Mineral


Silakan dibaca/dipelajari sendiri.
Mineralogi - Genesis Mineral 84

Anda mungkin juga menyukai