Anda di halaman 1dari 7

TEMPERATUR

A. TEMPERATUR; Sebuah Kuantitas Makroskopis


Secara kualitatif, temperatur dari sebuah objek (benda) dapat diketahui
dengan merasakan sensasii panas atau dinginnya benda tersebut pada saat
disentuh. Dengan demikian, temperatur merupakan ukuran panas-dingin suatu
benda. Panas-dingin suatu benda berkaitan dengan energi kinetik (kecepatan
atom-atom/molekul-molekul bergerak) yang terkandung dalam benda tersebut.
Makin besar energi kinetiknya, makin besar temperaturnya.
Temperatur merupakan sifat kasar dari suatu sistem yang dapat ditangkap
secara inderawi (bisa diamati di laboratorium), oleh karenanya dikatakan sebagai
besaran makroskopik. Selain temperatur, kuantitas makroskopik yang lain
diantaranya adalah volume dan tekanan. Kuantitas-kuantitas makroskopik tersebut
membentuk dasar bagi pengembangan ilmu termodinamika.
Sedangkan energi kinetik sistem (termasuk di dalamnya adalah laju, massa,
momentum, sifat tumbukan atom/molekul-molekul di dalam suatu sistem)
merupakan kuantitas mikroskopik yang tidak dapat langsung diobservasi.
Kuantitas-kuantitas ini, atau perumusan matematis yang didasarkan pada
kuantitas-kuantitas tersebut, membentuk dasar bagi pengembangan ilmu mekanika
statistika.

1. Kontak termal dan Kesetimbangan termal


Berikut akan ditunjukan suatu keadaan dimana dua buah objek (yang berbeda
temperaturnya) dimasukan dalam satu wadah yang sama. Kondisi semacam ini
dinamakan sebagai kontak termal. Dengan kata lain, dua buah benda dikatakan
dalam keadaan kontak termal bila energi termal dapat bertukar diantara kedua
benda tanpa adanya usaha yang dilakukan.

Air dingin Air hangat


Besi Besi
panas hangat

Keadaan awal Keadaan Setimbang


Gambar 1. Keseimbangan termal

1
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
Pada keadaan yang semacam ini, objek yang lebih tinggi temperaturnya akan
mendingin, sedangkan objek yang lebih rendah temperaturnya akan menghangat
sampai pada keadaan setimbang, yakni keadaan dimana kedua objek memiliki
suhu yang sama (thermal equilibrium).
Kesetimbangan termal merupakan situasi yang menunjukan bahwa dua
benda yang dalam keadaan kontak thermal saling menukarkan energi termal
dalam jumlah yang sama. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan
thermal tergantung sifat benda tersebut. Pada saat kesetimbangan thermal ke dua
benda mempunyai temperatur yang sama.

Catatan tambahan:
• Sistem adalah suatu bagain materi yang dipisahkan dari lingkan luarnya,
• Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem yang mempunyai pengaruh
langsung kepada sifat sistem.

Uji Pemahaman:
Pada peristiwa sebuah objek bergerak jatuh bebas, tentukan sistem dan
lingkungannya!
Pada peristiwa sebuah tabung yang berisi suatu cairan dan dibawahnya
dinyalakan bunsen (pemanas), tentukan sistem dan lingkungannya!

2. Hukum ke-nol Termodinamika


Eksperimen tentang kesetimbangan termal dapat dilakukan untuk lebih dari
dua sistem. Sejumlah sistem dapat dibawa ke dalam keadaan kesetimbangan
termal. Secara lebih definitif, keadaan ini digambarkan dalam Hukum Ke-Nol
Termodinamika.
“Jika benda A dan B masing-masing dalam keadaan setimbang thermal dengan
benda ke tiga C, maka benda A dan B dalam keadaan setimbang thermal
terhadap satu sama lain”.

2
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
C

A B

Gambar 2. Hukum ke-0 Termodinamika

Benda ketiga (C) inilah yang dikenal sebagai termometer. Dua benda A dan B
yang dalam kesetimbangan termal mempunyai tempertur yang sama.

B. TERMOMETER
Secara kuantitatif, temperatur dari sebuah sistem dapat diukur dengan
menggunakan instrumen yang disebut termometer. Termometer harus dibuat dari
sutau bahan yang akan mengalami perubahan fisik (secara linier) jika kepadanya
diberi perubahan suhu. Dengan kata lain, termometer terbuat dari bahan yang
bersifat termometrik (sifat fisiknya bervariasi terhadap temperatur). Secara
matematis hubungan linieritas antara temperatur (t) dengan perubahan sifat fisik
bahan (x) adalah sebagai berikut:

T (x) = ax + b, ......................................................................................... 1

a dan b merupakan suatu konstanta yang tergantung pada bahan yang


digunakan dan dapat dicari dengan menentukan dua titik temperatur yang spesifik,
misalnya 00 C untuk menunjukan titik beku dan 1000 C untuk menunjukan titik didih.
Sebagai misal, raksa (mercury). Raksa merupakan salah satu bahan yang
sangat responsif terhadap perubahan temperatur. Setiap kali temperatur naik, ia
akan mengembang (volume bertambah) secara linier dan dapat dikalibrasi secara
akurat.

3
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
Suhu

Kemiringan (a)
b

Volume

Gambar 3. Grafik Hubungan Perubahan Volume Raksa (x)


terhadap Perubahan Suhu (T)

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka dapat dikembangkan sebuah termometer


yang didasarkan pada beberapa sifat termometrik, di antranya:
a. Perubahan volume cairan
b. Perubahan panjang kawat
c. Perubahan hambatan kawat
d. Perubahan volume gas pada tekanan konstan
e. Perubahan tekanan gas pada volume konstan

Uji Pemahaman:
Dapatkah anda menjelaskan sekaligus memberikan contoh penggunaan masing-
masing sifat termometrik di atas sebagai alat yang dapat digunakan untuk
mengukur suhu?

Berikut akan disajikan beberapa jenis termometer yang dikembangkan


berdasarkan beberapa sifat termometrik seperti yang telah ditunjukan di atas.

1. Termometer gas volume konstan


Dengan menggunakan hubungan-hubungan sederhana antara kuantitas
temperatur (T) , tekanan (p), dan volume (V) dari suatu gas, dapat dikembangkan
termometer gas volume konstan. Ketiga besaran tersebut memiliki hubungan yang
unik:

pV = T, (persamaan keadaan gas ideal) .......................................................... 2

Apabila suatu gas dipertahankan pada volume konstan, maka jika temperatur naik
tekanan pada gas akan meningkat. Perubahan nilai tekanan tersebut berlangsung
secara linier sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengukur temperatur. Dengan

4
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
demikian dapat dikatakan bahwa sifat termometrik dari termometer gas volume
konstan adalah tekanan gas yang bervariasi terhadap temperatur.

T = ap + b ....................................................................................................... 3

a dan b merupakan suatu konstanta. Konstanta ini dapat ditentukan dengan


menggunakan dua titik tertentu. Untuk mengkalibrasi sebuah termometer gas
volume konstan, dilakukan eksperimen dengan cara mengukur tekanan gas pada
dua temperatur (atau lebih), misalnya pada suhu 00C dan 1000C, membuat
plotnya pada kertas grafik, dan menggambarkan garis lurus di antara dua titik.
Selanjutnya dapat dibaca temperatur yang berkaitan dengan tekanan tertentu.
Dengan melakukan ekstrapolasi pada grafik, ditemukan bahwa ada satu
temperatur hipotesis, yaitu -273,150C, dimana tekanan mutlak gas menjadi nol.
Hal ini berlaku untuk kebanyakan jenis gas.
Berdasarkan eksperimen tersebut diperoleh bahwa untuk kebanyakan atau
bahkan bisa dikatakan semua jenis gas, mempunyai nilai b yang sama, yaitu pada
tekanan nol mempunyai temperatur yang sama, sebesar -273,15 oC.
Akhirnya, dapat dikembangkan sebuah termometer yang kemudian dikenal
sebagai termometer skala kelvin. Dengan termometer ini, titik beku air bernilai
273,15 K, sedangkan titik didih air 373 K. Dengan demikian:
TKelvin = TC + 273,15.

P gas 1

gas 2

gas 3

-273,15 0 T( oC)
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Perubahan Suhu Gas Pada Volume Konstan
Terhadap Nilai Tekanan

5
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
Termometer dengan skala kelvin diterima sebagai instrumen pengukur temperatur
yang paling dasar, karena mampu mengukur temperatur absolut. Artinya, melalui
termometer ini telah terdefinisi nilai natural temperatur nol, yaitu pada suatu gas
yang bertekanan nol, akan terbaca temperatur sebesar nol juga.

2. Skala Temperatur Celcius dan Fahrenheit


Pergeseran skala Celcius dengan temperatur absolut kelvin T sebesar 273,15,
maka:

Tc = Tkelvin - 273,15 ......................................................................................... 4

Oleh karena itu titik beku air (273,15 K) berhubungan dengan 0,00 C dan titik didih
air (373,15 K) berhubungan dengan 100,00 C

100 titik didih air 212

100 skala 180 skala

0 titik beku air 32


CELCIUS FAHRENHEIT

Hubungan antara skala celcius dan skala Fahrenheit :


TF = 9/5 TC + 32 .............................................................................................. 5

C. PEMUAIAN ZAT PADAT


Zat padat secara mikroskopis dapat dipandang sebagai model atom-atom
yang dihubungkan dengan pegas. Pegas-pegas tersebut bergetar dengan
amplitudo (berkaitan dengan jarak antar atom) tertentu. Bila temperaturnya
dinaikkan maka amplitudonya juga berubah, akibatnya jarak antar atom juga
berubah. Sehingga secara keseluruhan dimensi dari zat padat tersebut berubah.

6
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
Pada benda satu dimensi, perubahannya tampak pada pertambahan panjang
benda. Untuk memperoleh nilai panjang suatu benda setelah dapanasakan,
digunakan persamaan berikut:

L = Lo (1 + α ∆T) ............................................................................................ 6
Dimana:
Lo : panjang mula-mula
α : koefisien muai panjang ( /Co)
∆T : perubahan temperatur (0C)

Berikut disajikan Koefisien muai panjang (α


α) dari beberapa zat padat :
Bahan α (x 10-6 /Co) Bahan α (x 10-6 /Co)
Aluminium 23 Kuningan 19
Tembaga 17 Timbal 29
Gelas (biasa) 9 Gelas (pirex) 3,2
Baja 11 Invar (Ni-Fe alloy) 0,9

Pada benda dua dimensi, perubahannya tampak pada pertambahan luas benda.
Untuk memperoleh nilai luas suatu benda setelah dipanasakan, digunakan
persamaan berikut:

A = Ao (1 + β∆
∆T), ............................................................................................ 7
Dimana:
A : Luas setelah perubahan suhu ∆T
A0 : Luas mula-mula
β : Koefisien muai luas

Pada benda tiga dimensi, perubahannya tampak pada pertambahan volume


benda. Untuk memperoleh nilai volume suatu benda setelah dipanasakan,
digunakan persamaan berikut:

V = Vo(1 + γ∆
∆T), ............................................................................................. 8
V : Volume setelah perubahan suhu ∆T
V0 : Volume mula-mula
γ : Koefisien muai volume

7
Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai

  • Geolistrik PDF
    Geolistrik PDF
    Dokumen26 halaman
    Geolistrik PDF
    Dinan P. Boka
    Belum ada peringkat
  • Eksplorasi Geofisika
    Eksplorasi Geofisika
    Dokumen5 halaman
    Eksplorasi Geofisika
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Modul
    Modul
    Dokumen26 halaman
    Modul
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • UAS Termodinamika-1
    UAS Termodinamika-1
    Dokumen21 halaman
    UAS Termodinamika-1
    Afip Pullah
    Belum ada peringkat
  • Kalorimeter
    Kalorimeter
    Dokumen3 halaman
    Kalorimeter
    Fajar Rumanto
    Belum ada peringkat
  • Suhu Dan Kalor
    Suhu Dan Kalor
    Dokumen7 halaman
    Suhu Dan Kalor
    riyadi pria dwi ilcham
    Belum ada peringkat
  • Hukum 1 Termodinamika
    Hukum 1 Termodinamika
    Dokumen46 halaman
    Hukum 1 Termodinamika
    darkbreaker3244
    0% (1)
  • Hidrodinamika
    Hidrodinamika
    Dokumen5 halaman
    Hidrodinamika
    Agus Dian Pratama
    Belum ada peringkat
  • TERMODIAMIKA
    TERMODIAMIKA
    Dokumen21 halaman
    TERMODIAMIKA
    LuffyVeraAghesty
    Belum ada peringkat
  • Aliran Mampu Rapat
    Aliran Mampu Rapat
    Dokumen6 halaman
    Aliran Mampu Rapat
    Anisa Rachman
    Belum ada peringkat
  • Soal Soal
    Soal Soal
    Dokumen3 halaman
    Soal Soal
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Rps
    Rps
    Dokumen2 halaman
    Rps
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Gas Ideal
    Gas Ideal
    Dokumen4 halaman
    Gas Ideal
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • TEORI KINETIK GAS
    TEORI KINETIK GAS
    Dokumen25 halaman
    TEORI KINETIK GAS
    Sandi Tri Utama
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Termodinamika
    Pengantar Termodinamika
    Dokumen22 halaman
    Pengantar Termodinamika
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • 1c - Sifat Fisik Mineral
    1c - Sifat Fisik Mineral
    Dokumen80 halaman
    1c - Sifat Fisik Mineral
    Dinan
    Belum ada peringkat
  • TERMODIAMIKA
    TERMODIAMIKA
    Dokumen21 halaman
    TERMODIAMIKA
    LuffyVeraAghesty
    Belum ada peringkat
  • Kalor 2
    Kalor 2
    Dokumen30 halaman
    Kalor 2
    Khafriati Atik
    Belum ada peringkat
  • Entrofi
    Entrofi
    Dokumen25 halaman
    Entrofi
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • 1e - Klasifikasi Mineral
    1e - Klasifikasi Mineral
    Dokumen53 halaman
    1e - Klasifikasi Mineral
    jimmyps
    Belum ada peringkat
  • HTTP Web
    HTTP Web
    Dokumen16 halaman
    HTTP Web
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Saptermo 1
    Saptermo 1
    Dokumen6 halaman
    Saptermo 1
    Thämäíyänthí Rätnäm
    Belum ada peringkat
  • Gas Ideal
    Gas Ideal
    Dokumen4 halaman
    Gas Ideal
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Genesa Mineral
    Genesa Mineral
    Dokumen84 halaman
    Genesa Mineral
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Termodinamika 09
    Konsep Dasar Termodinamika 09
    Dokumen14 halaman
    Konsep Dasar Termodinamika 09
    Ivan Akbar
    Belum ada peringkat
  • Zairullah
    Zairullah
    Dokumen14 halaman
    Zairullah
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Cara Potong Foto
    Cara Potong Foto
    Dokumen7 halaman
    Cara Potong Foto
    Dja Yusman
    Belum ada peringkat
  • Poster Go Green
    Poster Go Green
    Dokumen16 halaman
    Poster Go Green
    Nugrahanto Djayusman
    Belum ada peringkat
  • Termodinamika
    Termodinamika
    Dokumen23 halaman
    Termodinamika
    Aldo Yorendi
    Belum ada peringkat