Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI

BATUBARA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
AWANG SEPTIAN PUTERA

(03021281419099)

KELAS A
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015 / 2016

Persoalan:
1. Batubara Indonesia sebagian besar berperingkat apa. Mengapa begitu, jelaskan.
2. Berapa jumlah cadangan dan sumberdaya batubara di indonesia dan berapa di
Sumatera Selatan.

Batubara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier,
yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada
umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara
berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau
sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa
yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang
terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain,
kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air
dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur
rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen.
Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi.
Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau
delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur
Sumatera dan sebagian besar Kalimantan

1. Endapan batu bara Eosen


Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier
Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat
Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang
pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen
Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada
pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng IndoAustralia. Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama
fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di
Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh
endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di
mana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran
pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur
Eosen Atas.

Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan
berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan),
Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat),
Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia.
Tambang

Cekunga

Perusahaan

Satui

Senakin

Asam-

PT Arutmin

asam

Indonesia

Pasir

PT Arutmin

Kada

Kadar

Kada

Zat

Belerang

Nilai

r air

air

r abu

terbang

(%ad)

energi

total

inheren

(%ad)

(%ad)

(%ar)

(%ad)

(kkal/k
g)(ad)

10.00

7.00

8.00

41.50

0.80

6800

9.00

4.00

15.00

39.50

0.70

6400

11.00

4.40

12.00

40.50

0.80

6700

12.00

6.50

<8.00

36.50

0.50 -

6900

Indonesia
Petangis

Pasir

PT BHP
Kendilo
Coal

Ombilin

Ombilin

PT Bukit
Asam

Parambah
an

Ombilin

PT Allied

0.60
4.00

Indo Coal

10.00

37.30

(ar)

(ar)

0.50 (ar)

(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998

2. Endapan batu bara Miosen


Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda
telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada
kawasan yang luas di mana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan
sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah ketampakan yang umum pada
tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis
terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito
(Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Batu bara Miosen juga secara
ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.

6900
(ar)

Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai
yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama
lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu
bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika
sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara Miosen
di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima
(PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan
beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatera bagian selatan.
Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Miosen di
Indonesia.

Tambang

Cekungan

Perusahaa
n

Kada

Kadar

Kada

r air

air

r abu

total

inheren

(%ad)

(%ar)

(%ad)

Nilai
Zat

Beleran

terban

g (%ad)

energi
(kkal/kg)
(ad)

(%ad)
Prima

Kutai

PT Kaltim

9.00

4.00

39.00

0.50

6800 (ar)

13.00

7.00

37.50

0.40

6200 (ar)

24.00

3.00

40.00

0.20

5200 (ar)

18.00

14.00

4.20

40.10

0.50

6100

Prima Coal
Pinang

Kutai

PT Kaltim
Prima Coal

Roto

Pasir

South
Binungan

PT Kideco
Jaya Agung

Tarakan

PT Berau
Coal

Lati

Tarakan

PT Berau

(ad)
24.60

16.00

4.30

37.80

0.90

Coal
Air Laya

Sumatera

PT Bukit

bagian

Asam

5800
(ad)

24.00

5.30

34.60

0.49

5300
(ad)

selatan
Paringin

Barito

PT Adaro

24.00

18.00

4.00

40.00

0.10

5950
(ad)

(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998

Batubara di Sumatera Selatan


1. Cadangan Batu Bara
Sumber batu bara di Sumsel cukup besar sekitar 22,24 miliar ton (48% dari total
sumber daya batu bara di Indonesia) tersebar di 8 kabupaten yaitu Kab. Musi Banyuasin,
Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, OKU, OKU Timur, OKI, Tanjung Enim dan Kota
Prabumulih. Kualitas batu bara Sumsel umumnya rendah,
jenis lignit hingga subbituminous (5000-6500 kkal/kg).

2. Analisis Kandungan Proksimat dan Ultimat


Parameter
Moisture
Ash
Volatile Matter
Fix Matter
Caloric

Lokasi
Muara Enim
Lahat
Proksimat (% adb)
12,57-41,04
4,40-29,80
3,88-8,79
2,72-7,06
33,65-42,48
35,43-41,09
28,24-41,49
33,60-51,66
4140
4694-7185

Muba

Mura

25,01
5,15
35,93
33,91
4870

17,90
5,00
35,40
35,52
5090

Value (kal/gr)
Total Sulfur
Carbon
Hydrogen

Ultimat (% adb)
0,15-0,57
0,18-9,61
40,36-68,66
49,67-64,11
3,39-5,70

0,69
50,69 Belum

3,92-8,83

terhitung
6,93 Belum

Nitrogen

0,50-1,10

0,63-1,10

terhitung
1,06 Belum

Oxygen

8,45-21,79

9,84-19,31

terhitung
35,21 Belum
terhitung

Keterangan:
adb = air dried basic

0,20

DAFTAR PUSTAKA
. Potensi Batubara di Sumatera Selatan. aspindo-imsa Web site. [Online] [Cited: April 5,
2016.] http://www.aspindo-imsa.or.id
Adhiatma, A, et al. PT Bukit Asam, Tbk. Indoplaces Web site. [Online] [Cited: April 5,
2016.] http://www.indoplaces.com.
Mulyono, Jeffrey. 2015. Prospek dan Tantangan Batubara Indonesia. Seminar Himpunan
Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTT) Universitas Trisakti. Jakarta. Indonesia
Tim Kajian Batubara Nasional. 2006. Batubara Indonesia. Bandung: TekMIRA

Anda mungkin juga menyukai