Anda di halaman 1dari 20

ENERGI TERBAHARUKAN

PEMANFAATAN ENERGI ANGIN/BAYU

Dosen Pengampu:
Made Santo Gitakarma, S.T., M.T.

Oleh :
Putu Sastrawan 2015061001
Putu Gede Angga Restyawan 2015061002
Ketut Ari Sastrawan 2015061006
I Made Surya Widyananda 2015061013

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas berkat rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Pemanfaatan Energi Angin/Bayu” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menulis makalah ini, penulis mendapat bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Made Santo Gitakarma, S.T., M.T. sebagai dosen pegampu mata kuliah “Energi
Terbaharukan”.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa karya ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan karya tulis ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
Singaraja, 11 November 2022
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Sebaran Angin di Indonesia ............................................................................................. 3

2.2 Pemanfaatan Energi Angin Dalam Pembangkitan Energi Listrik .................................... 5

2.3 Sistem Konversi Energi Angin Menjadi Energi Listrik ................................................. 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 16

3.2 Saran ............................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angin merupakan pergerakan molekul udara akibat adanya perbedaan tekanan dan
suhu, udara panas akan cenderung bergerak keatas, sehingga untuk mengisi ruang yang
ditinggalkan udara panas tersebut udara disekitarnya akan bergerak sehingga terjadi pergerakan
udara yang disebut angin. Terjadinya angin disebabkan oleh factor gradien barometris yaitu
bilangan yang mennunjukkan perbedaan tekanan udara sekitar 2 bar. Selain itu factor tempat
dimana kecepatan angin akan semakin cepat di daerah yang semakin dekat dengan katulistiwa,
serta ketinggian tempat angin berhembus, factor terakhir yaitu waktu dimana angin akan
berhembus lebih cepat Ketika di siang hari. Hal ini juga berkaitan dengan perbedaan tekanan
akibat suhu, perbedaan tempat dan factor berhembusnya angin juga mempengaruhi
karakteristik angin itu sendiri.
Berdasarkan perbedaan karakteristik, tempat, dan factor terbentuknya angin dibedakan
menjadi beberapa tipe angin. Seperti angin darat, angin laut, angin lembah, angin fohn yang
bersifat merusak, hingga angin muson yang dapat mempengarusi musim dan cuaca pada suatu
daerah yang dilaluinya. Di Indonesia, kuantitas dan kecepatan angin yang berhembus pada
beberapa daerah tertentu dapat jauh lebih tinggi dari daerah lainnya, seperti di daerah Sidrap
dan Jeneponto di Sulawesi yang digadang mampu menghasilkan lebih dari 200 MW daya listrik
dengan pembangkit listrik tenaga angin.
Pembangkit listrik tenaga batu bara yang banyak digunakan di Indonesia yang dianggap
mencemari udara dengan berbagai polutan yang dihasilkannya. Dengan meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap dampak pencemaran lingkungan, pembangkit listrik alternatif
mulai dilirik salah satunya pembangkit listrik tenaga angin. Untuk itu, pemanfaatan energi
angin sebagai pebangkit listrik akan dibahas dalam makalah yang berjudul “Pemanfaatan
Energi Angin” ini.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang yang tersebut diatas, maka rumusan permasalahan yang
diangkat dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana Sebaran Angin di Indonesia?
2. Bagaimana Pemanfaatan Energi Angin dalam Pembangkitan Energi Listrik?

1
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini yaitu:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pembangkit Listrik Energi Terbarukan,
2. Memberikan ilmu kepada sesame peminat dunia elektro terkait pemanfaatan energi angin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sebaran Angin di Indonesia

Gambar 1. Peta Sembaran Angin Di Indonesia


Sumber : ResearchGate
Angin menjadi salah satu alternatif pembangkitan energi daripada menggunakan bahan
bakar fosil. Potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, akan tetapi total kapasitas
terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kW. Berdasarkan data
dari AWS Truepower, kecepatan angin di Indonesia pada ketinggian resolusi 200 meter adalah
kurang dari 6 m/s seperti pada gambar 10. Jika dilihat berdasarkan peta penyebaran kecepatan
angin di wilayah Indonesia, daerah yang berpotensi untuk menjadikan energi angina sebagai
pembangkit listrik adalah daerah Jawa, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara dan Maluku, hal ini
diakibatkan oleh kecepatan angin yang cukup cepat untuk keempat daerah tersebut, yaitu
sekitar 5 – 7 m/s. Perbedaan kecepatan angin tersebut dibedakan kedalam beberapa kelompok
potensial, seperti yang terlihat pada table dibawah ini.

3
Gambar 2. Sumber Potensial Angin
Sumber: (Waresindo, 2019)
Dari data pada tabel diatas, terlihat bahwa wilayah dengan sumber energi potensial
good, yaitu kecepatan anginnya lebih besar dari 5.0 m/s dan jumlah lokasi sebesar 35 dapat
dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Di wilayah Sulawesi Selatan,
daerah yang mempunyai potensi angin yang paling baik adalah Sidrap dan Jeneponto dengan
kapasitas masing-masing sebesar 500 MW dan 162.5 MW. Wilayah Jawa, meliputi Banten
(khususnya daerah Lebak) mempunyai kapasitas 100 MW, Jawa Barat tepatnya di Sukabumi
dan Garut bagian selatan mempunyai kapasitas masing-masing 100 MW dan 150 MW, serta
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di daerah Gunung Kidul mempunyai kapasitas
15 MW, dan Bantul serta Purworejo mempunyai kapasitas 50 MW. Sedangkan untuk wilayah
Nusa Tenggara, tepatnya di daerah Oelbubuk mempunyai kapasitas 10 MW. Dari data statistik
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), potensi energi angin untuk semua
provinsi di Indonesia terlampir pada tabel berikut

Gambar 3. Potensi Setiap Daerah di Indonesia


Sumber: (Waresindo, 2019)
Potensi total energi yang dapat dihasilkan oleh ke-34 provinsi yang ada di Indonesia
masih terbilang kecil, yaitu sebesar 60.647 MW. Angin yang menjadi sumber energi akan

4
menggerakkan turbin yang sudah terpasang, dan daya keluaran turbin dapat dirumuskan
sebagai:
𝑃 = 𝜂𝑟𝑜𝑡𝑜𝑟 ½ 𝜌𝐴𝑣3
Dengan 𝜂𝑟𝑜𝑡𝑜𝑟 adalah efisiensi dari rotor yang biasanya berkisar 0.45, 𝜌 adalah kerapatan
udara (kg/m3 ), A adalah luas kipas baling-baling turbin (m2 ), dan v adalah kecepatan udara
(m/s). Penggunaan PLTB masih kurang diminati karena adanya kekurangan dalam sisi
teknologi yang digunakan. Contohnya adalah efisiensi dari rotor yang masih kurang dari 50 %,
sehingga butuh banyak turbin angina supaya output yang dihasilkan setara dengan energi fosil
, kecepatan angin yang fluktuatif dan arahnya yang berubah-ubah mengakibatkan performa
putaran kipas baling-baling turbin belum efisien dan harga perawatan komponen-komponen
PLTB yang tinggi.

2.2 Pemanfaatan Energi Angin Dalam Pembangkitan Energi Listrik


Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Bayu) atau PLTB adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi angin untuk menggerakkan turbin. Dimana nantinya tenaga angin akan
berubah menjadi energi listrik. Sumber daya alam ini menjadi alternatif terbaik bagi sumber
energi listrik tidak terbarui, seperti batubara dan fosil. Indonesia termasuk negara yang
mengadopsi teknologi wind turbine atau disebut dengan PLTB, pembangkit listrik tenaga bayu,
dan sudah membangun beberapa PLTB semenjak tahun 2018. Salah satunya yang terbesar
adalah PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan. Pltb Sidrap merupakan PLTB pertama di Indonesia
yang diresemikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Juli 2018 lalu. Pltb Sidrap
memiliki 30 turbin angin dengan masing kapasitas 2,5 MW, menjadikan total keseluruhannya
75 MW. Pltb ini telah memasok persediaan listrik ke sebanyak 80 ribu rumah pelanggan di
daerah Sulawesi Selatan. Selain PLTB Sidrap, Indonesia juga memiliki PLTB Tolo yang resmi
beroperasi pada tahun 2019 di provinsi yang sama. Selain Sulawesi Selatan, beberapa provinsi
lainnya seperti Papua, Maluku, Kalimantan juga memiliki potensi untuk mengembangkan
PLTB. Indonesia sendiri di proyeksi dapat menghasilkan energi listrik dari PLTB sebesar
60.547 MW. Hingga saat ini terdapat lebih dari 30 perusahaan penyedia jasa elektrifikasi
tenaga angin dengan skala besar. Diantaranya adalah General Electric dan juga Siemens.
Turbin angin pada umumnya memiliki beberapa komponen utama. Berikut adalah komponen
yang ada pada turbin angin, antara lain:

5
Gambar 4. Struktur Turbin Angin
Sumber: Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) dan Cara Kerjanya (wira.co.id)

1. Gearbox
Komponen mesin turbin ini berguna untuk mengubah putaran pada kincir yang rendah
menjadi putaran tinggi. Gearbox yang banyak digunakan adalah perbandingan 1:60.
2. Brake System
Alat ini berfungsi untuk menjaga putaran poros setelah gearbox agar pada prosesnya selalu
berada di titik aman saat terjadi tiupan angin besar. Saat titik kerja sudah ditentukan, generator
ini akan menghasilkan energi listrik secara maksimal. Adanya angin akan menyebabkan
putaran cepat pada poros generator. Jika tidak diatasi, maka hal tersebut dapat merusak
generator. Putaran yang berlebih akan menimbulkan kerusakan pada komponen,
yaitu overheat, rotor breakdown, serta putusnya kawat generator karena tidak mampu menahan
arus yang besar.
3. Generator
Komponen ini adalah bagian terpenting dalam sistem turbin angin. Generator berfungsi untuk
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator menerapkan teori medan
elektromagnetik. Ini dikarenakan salah satu cara kerja generator pada bagian porosnya
terpasang material ferromagnetic permanan. Selanjutnya, poros tersebut dikelilingi oleh stator
yang berbentuk kumparan-kumparan kawat seperti loop.
Saat poros generator bergerak, maka perubahan fluks akan terjadi di stator yang kemudian
menghasilkan tegangan dan arus listrik. Lalu hasil tersebut dialirkan melalui kabel jaringan dan

6
akhirnya dapat digunakan oleh masyarakat luas. Tegangan dan arus listrik dari generator ini
berjenis AC atau Alternating current dan tegangan tersebut membentuk gelombang sinusoidal.
4. Penyimpanan Energi
Komponen ini berfungsi untuk back-up energi listrik ketika tiupan angin mereda. Selain itu,
komponen ini juga bermanfaat untuk menyimpan energi ketika terjadi kelebihan daya saat
turbin berputar kencang. Alat penyimpanan energi ini cara kerjanya seperti aki mobil demham
kapasitas penyimpanan yang cukup besar. Energi yang disimpan pada aki mobil sebesar 12
volt, 65 Ah bisa digunakan untuk kebutuhan listrik rumah tangga sekitar 0,5 jam pada daya
780 watt. Namun penggunaan aki mobil memiliki kelemahan. Untuk mengisi energinya aki
memerlukan catu daya DC (Dirrect current) sementara daya yang diproduksi dari generator
adalah daya AC (Alternating current). Kondisi demikian membuat rectifier inverter diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
5. Anemometer
Fungsinya yaitu untuk mengukur kecepatan angin, kemudian mengirim datanya ke alat
pengontrol (controller). Sangatlah penting untuk terus memantau kecepatan angin agar bisa
menyesuaikan dengan aturan kecepatan yang berlaku. Kecepatan angin yang ideal tidak terlalu
kencang sehingga bisa berpotensi merusak komponen, dan juga tidak terlalu lambat untuk bisa
memutar baling baling turbin angin.
6. Blades (Pisau Turbin)
Sebagian besar turbin memiliki 2 atau 3 bilah kipas, bentuknya desain khusus agar dapat
berputar ketika angin berhembus. Jika terlampau kencang melampaui batas, maka akan
dihentikan oleh alat yang disebut brake (rem) cakram. Pada turbin skala besar, bilah biasanya
berjumlah 3 buah dengan rentang sudut 120 derajat antar bilah. Berjumlah 3 ini dianggap yang
paling efisien. Blade di desain memiliki penampang airfoil mulai dari ujung hingga pangkal
bilah. Teknologi airfoil membuat bilah turbin angin berputar. Terdapat gaya angkat yang
dihasilkan ketika fluida bergerak melintasi airfoil. Dengan cara ini, turbin mencapai putaran
dasar. Prinsip ini mirip dengan model sayap pesawat terbang.
7. Controller (Alat Pengontrol)
Alat pengontrol menyala dan mati sesuai dengan kecepatan angin, pengaturan stratnya kira-
kira 12-25 km/jam dan akan berhenti pada 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas batas
maksimal karena terlalu kencang dan bisa mengakibatkan kerusakan fatal.
8. Nacelle (Rumah Mesin)

7
Sesuai namanya, rumah mesin ini berfungsi sebagai tempat komponen dipasang termasuk
poros (shaft), generator, gearbox, alat pengontrol, dan sistem rem. Semuanya disusun dengan
tatanan sesuai prosedur agar dapat berputar dengan lancar.
9. Tower (Menara)
Biasanya terbuat dari pipa baja beton atau rangka besi dengan struktur kokoh serta desain
khusus agar anti karat. Ketinggiannya akan disesuaikan dengan tempat dimana kincir angin
akan dipasang. Ada ketinggian khusus dimana hembusan angin adalah yang terbaik untuk
memutar kincir angin.
10. Gearbox
yaitu penghubung poros kecepatan tinggi dan poros kecepatan rendah yang berguna untuk
meningkatkan daya rotasi turbin dari 30 sampai 60 rpm menjadi 1000 sampai 1800 rpm.
• Cara Kerja
Blade di desain memiliki penampang airfoil mulai dari ujung hingga pangkal bilah.
Teknologi airfoil membuat bilah turbin angin berputar. Terdapat gaya angkat yang dihasilkan
ketika fluida bergerak melintasi airfoil. Dengan cara ini, turbin mencapai putaran dasar. Prinsip
ini mirip dengan model sayap pesawat terbang.
Sudut bilah turbin juga diposisikan miring agar sejajar dengan kecepatan angin yang relatif.
Posisi ini membuat bilah bisa berputar dengan stabil. Putaran bilah ini tidak bisa kita
koneksikan langsung dengan generator karena putarannya memiliki kecepatan RPM yang
sangat rendah. Sebelum mengubungkan ke generator, kecepatan ditingkatkan dulu melalui
gearbox. Ini menggunakan pengaturan planetaric gearset untuk mencapai rasio kecepatan
tinggi. Diantara gearbox juga diberi rem yang bisa dikendalikan berfungsi untuk menahan
putaran bilah selama kondisi angin yang terlalu kencang. Gearbox memberikan putaran optimal
pada generator untuk bisa menghasilkan energi listrik. Generator lalu menyalurkan listrik yang
dihasilkan ke trafos step up agar listrik yang dihasilkan bisa masuk pada jaringan listrik umum.
Kondisi alam yang tidak menentu kadang juga bisa merubah arah angin sehingga bilah bisa
saja tidak berputar secara maksimal. Untuk itu dipasang sebuah sensor di bagian atas nasal
untuk mengukur kecepatan dan arah angin. Penyimpangan arah angin dikirim ke pengontrol
elektronik yang akan mengirimkan sinyal sesuai dengan mekanisme yawing untuk
mengkoreksi kesalahan. Motor yaw memutar nasal sehingga arah turbin angin selalu sejajar
menghadap arah angin. Koneksi antar bilah juga diberi gigi yang bisa berputar agar bisa
menyesuaikan sudut arah angin dengan tepat. Teknologi wind turbine saat ini terus mengalami
perkembangan yang signifikan.

8
Salah satu perusahaan terbesar yaitu General Electric membuat banyak terobosan mulai dari
pembangunan tiang dengan cetak 3D beton agar bisa diproduksi di dekat lokasi dengan cepat
dan presisi. Lalu juga membuat smart remote application control yang bisa mengendalikan
setiap unit wind turbine dari jarak jauh dengan cloud digital yang canggih. General Electric
juga membuat lompatan teknologi dalam hal kapasitas produksi dengan memperkenalkan
Turbin Lepas Pantai Heliat Egg. Turbin Lepas Pantai Heliat Egg ini memiliki kapasitas yang
luar biasa yaitu 14 juta Watt atau 14 MW. Ada juga yang 13 MW dan 12 MW. Rotornya
sedemikian besar hingga mencapai 220 meter. Kemudian blidnya memiliki panjang 107 meter
dan memiliki kemampuan smart digital. Heliat Egg ini bukan hanya Turbin Lepas Pantai yang
paling kuat yang dibangun saat ini, tapi juga memiliki faktor kapasitas 60 sampai 64 persen di
atas standar industri. Faktor kapasitas membandingkan berapa banyak energi yang dihasilkan
terhadap energi maksimum yang dapat dihasilkan pada operasi daya penuh terus menerus
selama periode waktu tertentu. Heliat Egg ini dapat memberikan profitabilitas yang lebih tinggi
kepada pelanggan dengan penghematan yang signifikan di seluruh manufaktur Turbin Angin
Lepas Pantai. Waktu siklus pemasangan, servis dan perbaikan juga relatif singkat dan
sederhana. Turbin Angin Heliat Egg ini sangat cocok untuk lingkungan berkecepatan angin
tinggi hingga sedang. Kapasitasnya yang lebih besar dapat menghasilkan energi bahkan pada
kecepatan angin yang lebih rendah. Meningkatkan keuntungan dan secara dramatis
menurunkan biaya energi rata Heliat Egg ini memiliki komponen mesin yang lebih sedikit dan
pondasi turbin angin lepas pantai yang lebih ekonomis untuk dipasang. Hal ini membuat waktu
pengerjaan proyek lebih cepat dan simpel. Heliat Egg menghasilkan penghematan yang kuat
pada biaya proyek secara keseluruhan. Selain hardware papan atas, General Electric juga
menawarkan solusi digital WANfarm, sebuah sistem energi yang memanfaatkan data, analitik
dan aplikasi perangkat lunak dalam kemitraan dengan solusi perangkat keras dan layanan untuk
meningkatkan efisiensi, keamanan cyber, keandalan, dan profitabilitas end user selama masa
pakainya. Teknologi energi WAN digital dibangun di atas platform Predic yang menyediakan
infrastruktur digital untuk pembangkit listrik tenaga angin, memungkinkan user untuk
mengumpulkan, memvisualisasikan, dan juga menganalisis tenaga angin tingkat aset dan juga
armada analitik. Melalui pengumpulan data yang konstan ini, cuaca, informasi komponen,
laporan servis, dan kinerja model, membuat keputusan sangat mudah diambil dan
ditindaklanjuti. Teknologi WAN Turbin termasuk salah satu teknologi energi terbarukan yang
banyak menjadi backbone sumber daya listrik di beberapa kawasan Eropa, termasuk juga
kalangan industri teknologi yang banyak memanfaatkan sebagai pasukan listrik untuk server
dan data center. Teknologi ini masih sangat terbuka untuk dikembangkan dengan efisiensi yang

9
semakin lama, semakin meningkat, dan dengan pemain yang memanfaatkan banyak sekali
teknologi cloud computing.

a) Keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Sebagai salah satu energi alternatif untuk membangkitkan listrik, tentu sumber pembangkit ini
memiliki keunggulan dibanding pembangkit listrik lainnya, antara lain:
• Angin merupakan sumber energi terbarukan sehingga tidak akan pernah habis. Sebagai
sumber energi yang sifatnya jangka panjang tentu angin bisa diandalkan selamanya.
• Tenaga angin tidak menghasilkan emisi, sehingga minim menghasilkan hujan asam
maupun gas rumah kaca. Bahan bakar fosil merupakan penghasil emisi yang tinggi dan
dalam jangka panjang dapat memengaruhi iklim bumi.
• Angin lebih ramah lingkungan dan terbarukan.
• Space yang dibutuhkan relatif kecil jika dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis
lainnya. PLTB hanya memerlukan bangunan beberapa meter guna membentuk pondasi
turbin angin. Tanah di sekitar turbin juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan lain,
seperti pertanian dan perkebunan.
Sebagai negara dengan garis pantai panjang, potensi energi angin di Indonesia sangat
potensial untuk dimanfaatkan. Kementrian ESDM merilis pernyataan bahwa sejumlah
wilayah di Indonesia berpotensi menghasilkan energi listrik melalui angin dengan kapasitas
lebih dari 100 megawatt. Beberapa daerah denagn potensi tersebut adalah Gunung Kidul,
Tanah Laut, Belitung Timur, Buton, Kupang, Ambon, Saumlaki, Kei Kecil, Selayar, hingga
Sumba Timur. Lokasi lain juga masih dalam tahap pengembangan seiring dengan dorongan
Presiden dalam upaya pengembangan sumber daya listrik untuk memenuhi kebutuhan
industri dan masyarakat.
b) Kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Meski memiliki keuntungan dibanding pembangkit listrik lain, namun faktanya PLTB juga
memiliki kelemahan, yaitu:
1. Meskipun merupakan sumber energi terbarukan, tetapi angin bersifat tidak mudah
diprediksi. Hal ini sama seperti tenaga surya, walaupun tak terbatas namun kurang begitu
bisa diandalkan pada saat-saat tertentu.
2. Pembangunan pembangkit listrik ini memerlukan biaya pembangunan cukup besar.
Selain itu, pembangunannya juga harus jauh dari sumber beban serta memerlukan
transmisi berbiaya tinggi.

10
3. Selain biaya pembangunan yang tinggi, perawatannya PLTB relatif lebih mahal.
Selain cost maintenance turbin angin mahal, usia pakai turbin juga tergolong singkat.
4. PLTB memberikan ancaman bagi kehidupan di alam liar. Misalnya burung yang terbang
bebas bisa saja terluka maupun terbunuh apabila terbang ke arah turbin angin tersebut.
5. Pembangunan pembangkit listrik tenaga angin membutuhkan jumlah turbin cukup
banyak. Kebutuhan tersebut harus sebanding dengan pembangkit bertenaga fosil. Turbin
angin yang banyak inilah yang membuat area pembangunannya memerlukan lokasi luas.
Sebagai tambahan informasi, berikut berbagai negara yang memasang dan memanfaatkan
pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas yang besar.
Kapasitas tenaga angin yang terpasang
(akhir tahun)[3]

Kapasitas (MW)

Urutan Negara 2005 2004

01 Jerman 18.428 16.629

02 Spanyol 10.027 8.263

03 AS 9.149 6.725

04 India 4.430 3.000

05 Denmark 3.128 3.124

06 Italia 1.717 1.265

07 Britania Raya 1.353 888

08 China 1.260 764

09 Belanda 1.219 1,078

10 Jepang 1.040 896

11 Portugal 1.022 522

12 Austria 819 606

13 Prancis 757 386

14 Kanada 683 444

15 Yunani 573 473

11
16 Australia 572 379

17 Swedia 510 452

18 Irlandia 496 339

19 Norwegia 270 270

20 Selandia Baru 168 168

21 Belgia 167 95

22 Mesir 145 145

23 Korea Selatan 119 23

24 Taiwan 103 13

25 Finlandia 82 82

26 Polandia 73 63

27 Ukraina 73 69

28 Kosta Rika 70 70

29 Maroko 64 54

30 Luxemburg 35 35

31 Iran 32 25

32 Estonia 30 3

33 Filipina 29 29

34 Brasil 29 24

35 Republik Ceko 28 17

Total dunia 58.982 47.671

2.3 Sistem Konversi Energi Angin Menjadi Energi Listrik


Udara yang bergerak mempunyai massa, kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya
faktor-faktor tersebut,angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Akan tetapi faktor
kecepatan lebih mendominasi posisi massa terhadap permukaan bumi. Dengan demikian
energi kinetik lebih dominan dari pada energi potensial.

12
Perpindahan molekul udara memiliki energi kinetik, sehingga secara lokal jumlah molekul
udara berpindah melalui luasan selama selang waktu tertentu menentukan besarnya daya.
Luasan ini adalah tidak luas permukaan bumi, tetapi luasan yang tegak. Topografi atau
ketinggian berbeda menyebabkan potensi angin berbeda, dan karena daya angin sebanding
dengan kecepatan angin pangkat tiga, perbedaan kecepatan angin yang kecil pun akan
menghasilkan perbedaan daya yang besar. Kondisi dan kecepatan angin menentukan tipe
dan ukuran rotor. Kecepatan angin rata-rata mulai dari 3 m/s memadai untuk turbin angin
propeler ukuran kecil, di atas 5 m/s untuk turbin angin menengah dan diatas 6 m/s
untuk turbin angin besar. Dengan demikian system tenaga angin memanfaatkan angin melalui
kincir angin untuk menghasilkan listrik. Energi angin merupakan energy alternative yang
mempunyai prospek baik karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energy
yang bersih dan terbarukan kembali. Proses pemanfaatan energy angin melalui dua tahapan
konversi (Habibie dkk, 2011) yaitu :
1. Aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang menyebabkan rotor
berputar selaras dengan angin bertiup.
2. Putaran rotor dihubungkan dengan generator sehingga dapat dihasilkan listrik.
Dengan demikian energy angin merupakan energy kinetic atau energy yang disebabkan oleh
kecepatan angin untuk dimanfaatkan memutar sudu-sudu kincir angin. Untuk memanfaatkan
energy angin menjadi energy listrik maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung energy angin dengan formula:

Dimana : E : Energi kinetik (Joule) m : Massa udara (kg) v : Kecepatan angin (m/det)
Untuk mendapatkan massa udara dimisalkan suatu blok udara mempunyai penampang

dengan luas A (m2), dan bergerak dengan kecepatan v (m/det), maka massa udara adalah
yang melewati suatu tempat adalah :

Dimana :
m : Massa udara yang mengalir (kg/det)

A : Penampang (m2)
v : Kecepatan angin (m/det)

: Kerapatan udara (kg/m3)


Dengan k e d u a persamaan tersebut diatas dapat dihitung besar daya yang dihasilkan
dari energy angin yaitu :

13
Dimana :
P : Daya yaitu energy per satuan waktu (watt)

A : Luas penampang (m2)


v : Kecepatan angin (m/det)

: Kerapatan udara (kg/m3)


Untuk keperluan praktis sering digunakan rumus aproksimasi yangsederhana,
yaitu hanya dengan memperhatikan besaran kecepatan angin dan luas penampang sudu, maka
didapatkan formulanya :
………….. (2.1)
Dimana :
P : Daya (watt)

k : konstanta (1,37x10-5) A : Luas penampang (m2)


v : Kecepatan angin (km/det) Pada persamaan (2.1) besaran k dan A sebagai
konstanta.
Pada prinsipnya besaran k mewakili suatu faktor seperti geseran dan efisiensi sistem, yang juga
bergantung dari kecepatan angin v. Luas penampang sudu A bergantung dari bentuk sudu yang
sementara dapat diprediksi. Untuk keperluan estimasi sementara dan sangat kasar, dapat
digunakan formula berikut :

………………(2.2)

Untuk mendapatkan daya efektif dari angin yang mungkin dihasilkan dari suatu kincir adalah :

…………. (2.3)
Dimana :
Ea : Daya efektif yang dihasilkan kincir angin (watt)
C : Konstanta Betz yaitu konstanta harganya 16/27 (= 59,3%) - batas Betz)

A : Luas sapuan rotor (dianggap 1 m2)

v : Kecepatan angin (m/det) : Kerapatan udara (kg/m3)


Kerapatan udara diformulasikan sebagai berikut :

……………..(2.7)

14
Dimana :

: Kerapatan udara (kg/m3)

P : tekanan udara (pascal, dimana 1 pa=1 N/m2 = 1 J/m3 =1 kg/ms2)


R : Konstanta gas 287,05 J/KgK
T : Temperatur udara (Kelvin)
Selanjutnya konversi energy angin menjadi energy listrik dapat menggunakan formula :
3(watt/m2)…..(2.8) Dan untuk selang waktu dt didapat :

3 dt (watt/m2 ...(2.9)

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Energi angin sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, terutama di daerah yang
memiliki angin dengan kecepatan melebihi 5 m/s. energi angin diubah menjadi energi listrik
dengan menggunakan kincir angin yang terdiri dari propeller, generator, rotor, gearbox, trafo
strp up, naccel, anemometer, tower, dan penyimpanan energi. Sistem pembangkitan ini sudah
diterapkan di berbagai negara yang mampu menghasilkan hingga ribuan MW daya listrik.
3.2 Saran
Sebaiknya pembangunan pembangkit listrik ini dioptimalkan terutama didaerah terpencil agar
seluruh daerah termasuk yang diperbatasan dapat menikmati akses listrik dengan mudah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, A. B., 2022. Cara Kerja Turbin Angin Raksasa Haliade-X, PLTB Terbesar Bisa
Produksi Listrik 14 Juta Watt Per Unit. [Online]
Available at: https://www.youtube.com/watch?v=bscASj8clB8
[Accessed 11 November 2022].
Saeno, 2018. Tujuh Wilayah Ini Memiliki Potensi Energi Angin di Atas 100 MW. [Online]
Available at: https://ekonomi.bisnis.com/read/20180921/44/840922/tujuh-wilayah-ini-miliki-
potensi-energi-angin-di-atas-100-mw.
[Accessed 11 November 2022].
Waresindo, W. X., 2019. Analisis Potensi Sumber Energi di Indonesia Serta Tantangan
Eksplorasinya. [Online]
Available at:
https://www.researchgate.net/publication/335985811_Analisis_Potensi_Sumber_Energi_di_I
ndonesia_Serta_Tantangan_Eksplorasinya
[Accessed 11 November 2022].
Yunginger, R. & N.Sune, N., 2015. Analisis Eenergi Angin Sebagai Energi Alternatif
Pembangkit. [Online]
Available at:
https://www.bing.com/ck/a?!&&p=6288ec39860d7d37JmltdHM9MTY2ODAzODQwMCZp
Z3VpZD0wOTgzYjUyMy02ZjU4LTZjMGEtMjQwNi1hNzJiNmUwZTZkY2YmaW5zaWQ
9NTE2Mg&ptn=3&hsh=3&fclid=0983b523-6f58-6c0a-2406-
a72b6e0e6dcf&psq=ANALISIS+ENERGI+ANGIN+SEBAGAI+ENERGI+ALTERNATIF+
PEMBAN
[Accessed 11 November 2022].

17

Anda mungkin juga menyukai