Anda di halaman 1dari 9

TEMA 2 : Energi Bayu/Angin

Energi Bayu/Angin

Energi angin adalah salah satu jenis sumber energi terbarukan yang potensial untuk menghasilkan
energi listrik maupun mekanik melalui proses konversi konversi ke mekanik dan selanjutnya ke listrik.
Energi kinetik yang terdapat pada angin dapat diubah menjadi energi mekanik untuk memutar
peralatan (pompa piston, penggilingan, dan lain-lain).

Sementara itu, pengolahan selanjutnya dari energi mekanik yaitu untuk memutar generator yang dapat
menghasilkan listrik. Kedua proses pengubahan ini disebut konversi energi angin; sedangkan sistem
atau alat yang melakukannya disebut SKEA (Sistem Konversi Energi Angin). Selanjutnya,
untuk menghasilkan listrik disebut SKEA listrik atau lebih dikenal sebagai turbin angin; dan untuk
mekanik disebut SKEA mekanik atau kincir angin. Sekarang ini, pemanfaatan energi angin yang lebih
umum yakni dalam bentuk energi listrik, sementara bentuk energi mekanik atau yang lebih dikenal
sebagai pemanfaatan langsung mulai berkurang.

Dalam pemanfaatannya, diperlukan data/informasi mengenai potensi energi angin aktual yang tersedia
di lokasi pemasangan (suplai) dan kebutuhan di lokasi tersebut (kebutuhan). Kajian dan evaluasi yang
lebih akurat mengenai kedua aspek ini bersama aspek ekonomis akan menghasilkan pemanfaatan
SKEA yang optimal di suatu lokasi.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, keputusan, peraturan, strategi dan tindakan nyata
secara terencana untuk mendorong pengembangan dan pengimplementasian penggunaan energi baru
dan terbarukan (EBT) agar mampu menyediakan pasokan energi yang didasarkan pada potensi yang
tersedia dan kondisi pemanfaatan setempat.

Kontribusi EBT diharapkan semakin meningkat dan secara nasional dapat mencapai 11% dari
kebutuhan energi nasional pada tahun 2025 (Pusdatin KESDM, 2010). Khusus untuk energi angin,
implementasi yang direncanakan mencapai 250 MW pada tahun 2025, sementara sampai saat ini
pemanfaatan energi angin di Indonesia baru mencapai kurang lebih 1 MW daya terpasang.

Sebenarnya kalau Pembangkit Listrik Tenaga Angin di singkat harusnya kan PLTA. Tapi karena
PLTA sudah identik dengan Air, maka si Angin harus ngalah. Dan singkatannya menjadi PLTB
dengan B diambil dari kata Bayu. Dalam bahasa inggris pembangkit jenis ini dikenal dengan sebutan
Wind Power.
Sama seperti PLTA, pembangkit ini sangat murah dan ramah lingkungan. Prinsip kerjanya juga sangat
sederhana. Angin memutar turbin angin atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan kincir angin.
Karena turbin berputar, generator yang satu poros dengan turbin ikut berputar. Jadilah energi listrik.
Pada PLTB yang sudah dikelola secara korporat, listrik langsung dialirkan melalui transmisi.
Sedangkan pada PLTB rumahan, biasanya energi disimpan pada baterei.

Energi Angin (Bayu) dan Manfaatnya

Kincir Angin
Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang berputar dengan sumbu
horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal.
Jenis-jenis kincir angin bedasarkan bentuknya.
Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi.
Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
Brake System

Alat ini diperlukan saat angin berhembus terlalu kencang yang dapat menimbulkan putaran berlebih
pada generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat,
rotor breakdown, terjadi arus lebih pada generator.

Generator
Ada berbagai jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara lain generator
serempak (synchronous generator), generator tak-serempak (unsynchronous generator), rotor sangkar
maupun rotor belitan ataupun generator magnet permanen.
Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur tegangan dan frekuensi keluaran
generator dengan cara mengatur-atur arus medan dari generator. Sayangnya penggunaan generator
serempak jarang diaplikasikan karena biayanya yang mahal, membutuhkan arus penguat dan
membutuhkan sistem kontrol yang rumit.
Generator tak-serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem mikrohidro, baik untuk
sistem fixed-speed maupun sistem variable speed.

3.5 Penyimpan energi


Pada sistem stand alone, dibutuhkan baterei untuk menyimpan energi listrik berlebih yang dihasilkan
turbin angin. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik
adalah aki mobil. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0.5 jam pada
daya 780 watt.

Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi perhatian utama di seluruh dunia, karena akan
berdampak pada semua segi dalam kehidupan manusia. Penggunaan energi konvensional yang
menimbulkan emisi hasil pembakaran yang memicu efek rumah kaca, menipiskan lapisan ozon,

serta menimbulkan perubahan iklim. Sedangkan yang terjadi sekarang penggunaan energi fosil terus
meningkat, masyarakat relatif belum begitu fokus terhadap mengenai perubahan iklim. Padahal
aktivitas di suatu negara dalam menggunakan energi konvensional yang menyebabkan emisi, pasti
akan berdampak secara global.
Sehingga banyak negara bersama-sama fokus dalam menghadapi pemanasan global dan perubahan
iklim. Salah satu bentuk nyata fokus dari negara-negara di dunia mengenai perubahan iklim tersebut
adalah dengan adanya COP21 di Paris pada tahun 2015. Para pemimpin negara sepakat bersama-sama
menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim, dalam COP21 menghasilkan Paris Agreement
berkaitan dengan perubahan iklim yang di sepakati negara-negara tersebut.

Energi baru terbarukan merupakan energi yang ramah lingkungan dibandingkan energi konvensional.
Energi angin sebagai salah satu energi baru terbarukan yang memiliki potensi besar dalam mendukung
revolusi energi bersih di Indonesia.

Angin merupakan udara yang bergerak, terdapat dimana saja dan kapan saja, telah dimanfaatkan sejak
zaman dulu sebagai penggerak kapal ketika berlayar, namun siapa sangka dengan berkembangnya
teknologi angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik yang dapat
membantu memenuhi kebutuhan tenaga listrik. Manfaat energi angin sangat banyak diantaranya:

1. Sebagai sumber tenaga penggerak kincir angin dalam membantu kegiatan pertanian

2. Sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, angin dapat memutar turbin dan
mengkonversikannya menjadi listrik

3. Membantu proses biologis tanaman

4. Membantu proses pengeringan

5. Membantu kapal berlayar (untuk kapal dengan layar)

Dilansir dari situs ebtke.esdm.go.id, Indonesia memiliki potensi energi angin sebesar 950 MW.
Pembangkit listrik tenaga bayu (angin) dikembangkan di Indonesia adalah PLTB Samas yang terletak
di Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan kapasitas sebesar 50 MW, selain itu juga terdapat kincir
angin yang dapat memberikan tenaga listrik untuk menerangi pemukiman masyarakat Sumba Timur,
Nusa Tenggara Timur (2).

Kerjasama Indonesia dan Denmark Mengembangkan Energi Angin

Kerjasama antarnegara dalam mengembangkan energi baru terbarukan, khususnya energi angin perlu
menjadi perhatian khusus. Indonesia dapat bekerjasama dengan negara yang juga mendukung
penggunaan energi baru terbarukan terutama energi angin, terlebih dengan negara yang telah
“berpengalaman” mengembangkan energi angin dalam memenuhi kebutuhan energi naionalnya.
Denmark adalah salah satu negara yang berfokus pada energi baru terbarukan dan ramah lingkungan.
Sebagai negara yang memanfaatkan energi angin terbesar di dunia, Denmark memberikan semangat
penggunaan energi baru terbarukan bagi negara lain yang juga mengembangkan energi baru terbarukan
khususnya energi angin.

Denmark sendiri sudah lebih dari 40 tahun mengembangkan energi yang ramah lingkungan, sehingga
pada tahun 2015 Denmark dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik sebesar 42 persen dari energi
angin, dengan besarnya perkembangan penafaatan energi angin maka Denmark telah mempersiapkan
stok aman tingkat tinggi dalam memberikan suplai pasokan energi listrik (1) .

Kerjasama terrus bergulir antara Indonesia dan Denmark dalam mengembangkan pemanfaatan potensi
angin. Bahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia telah bekerjasama dengan
Kementerian Kerjasama dan Pembangunan Denmark untuk meluncurkan Peta Potensi Energi Angin di
Indonesia, target pemerintah Indonesia adalah mengembangkan potensi pembangkit listrik tenaga bayu
(angin) sebesar 2,500 MW pada tahun 2025 (3).

Peta potensi angin di Indonesia dapat mempermudah dalam menyusun rencana dan strategi dalam
menentukan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dan meningkatkan minat investor dari
kedua negara. Hal tersebut juga merupakan langkah positif untuk kedua negara dalam bekerjasama
mengembangkan energi angin. Indonesia dan Denmark juga telah menyepakati kerjasama untuk
mengembangkan proyek 60 MW di lapangan angin di Sulawesi Selatan yang merupakan proyek
unggulan untuk meningkatkan pemanfaatan angin, kerjasama tersebut juga melibatkan Vestas Wind
System, sebuah produsen turbin angin yang berada di Denmark, untuk mendukung proyek tersebut
dengan menyediakan turbin andin dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengoperasian
pembangkit litrik tenaga bayu (angin) dalam proyek tersebut (4).

Dengan kerjasama tersebut, diharapkan dapat menambah dan mengundang minat investor dalam
bekerjasama meningkatkan pemanfaatan energi angin di Indonesia. Indonesia juga diharapkan dapat
bekerja sama dengan negara-negara lainnya yang juga berfokus pada pemanfaatan energi baru
terbarukan, khususnya energi angin. Mengingat banyaknya potensi serta target yang ingin dicapai di
masa mendatang.

Sekarang adalah kewajiban kita untuk meningkatkan kesadaran untuk memilih energi yang bersih,
dengan mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan serta melakukan konservasi energi. Sebagai
salah satu upaya untuk menghadapai perubahan iklim dan pemanasan global. Pemilihan sumber energi
yang digunakan sangatlah penting dilakukan.
Edukasi sedari dini hingga sosialisasi kepada masyarakat mengenai hal tersebut harus ditingkatkan.
Bayangkan seberapa banyak energi yang dapat di manfaatkan secara efisien dan betapa banyak
perubahan positif menjadikan bumi lebih hijau apabila masyarakat berfokus menggunakan energi baru
terbarukan dan bijaksana dalam menggunakan energi. Banyak sekali macam energi baru terbarukan
dan konservasi energi, dan energi angin adalah salah satu energi andalannya. Pengembangan teknologi
serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) juga gencar dilakukan.

Mari kita saling peduli dengan energi yang kita gunakan, pilihlah sumber energi yang tepat, karena hal
kecil yang kita lakukan dapat membuat dampak yang luar biasa besar, karena apa yang kita lakukan
akan berdampak pada masa depan.

Sistem Elektrik PLTB

Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu (i) kecepatan konstan (ii)
kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-speed) adalah murah, sistemnya
sederhana dan kokoh (robast). Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan
menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan
generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada daerah yang memiliki
potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini adalah generator memerlukan daya
reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan
dengan grid. Sistem ini rentan terhadap pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan
mekanis secara tiba-tiba. Gambar 14 (a) menunjukan diagram skematik dari sistem ini.
Gambar Sistem PLTB kecepatan konstan (fixed-speed)

Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem kecepatan berubah
(variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak daya maksimum pada berbagai
macam kecepatan. Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating torque yang umumnya
timbul pada sistem fixed speed.
Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk mengkondisikan daya,
seperti penyearah (rectifier), Konverter DC-DC, ataupun Inverter. Gambar 14 (b) sampai dengan
14(e) adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan berubah.

Pada sistem variable speed (b) menggunakan generator induksi rotor belitan. Karakteristik kerja
generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor, sehingga torsi maksimum
selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun. Sistem ini lebih aman terhadap
perubahan beban mekanis secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan
memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang berbeda.
Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.

Pada sistem variable speed (c) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk mengatur nilai
resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan
sistem pertama.
Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis generator
yang digunakan

. Spesifikasi design

Energi Listrik Yang dibutuhkan sebesar 20.000 Watt atau setara dengan 20 kW. Jika rumah penduduk
dipasoki energy listrik sebesar 900 watt maka akan terpenuhi kira-kira 20 rumah, sangat cocok
diguanakan untuk daerah-daerah terpencil.

3. Defenisi Komponen

Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembangkit ini adalah :

 Bangunan Sipil : Bangunan pendukung untuk sebuah pembangkit


 Turbin Angin

 Rotor : Bilah kipas bersama porosnya

 Blades : Bilah kipas/sirip kipas

 Gearbox : Untuk mentransmisikan daya dari poros utama ke generator

 Generator : Mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

 Brake : Sistem pengereman


DAFTAR PUSTAKA

https://anggundwikusumawati.weebly.com/anggun-cerita-energi/energi-baru-terbarukan-energi-angin-
bayu

http://kumpulan-definisi.blogspot.co.id/2018/02/definisi-energi-angin-energi-bayu.html

Anda mungkin juga menyukai