Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KLIPING FISIKA

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK


D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NICOLAS GULTOM (21)
XII-IPA
SMA SWASTA METHODIST 5
JL. KARYA RAKYAT NO. 67, MEDAN

1. Jenis-jenis Pembangkit Listrik


A. Pembangkit Listrik Tidak Terbarukan
1) Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara

Pembangkit listrik tenaga uap batubara adalah jenis pembangkit


listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Prinsip
kerjanya dengan memanfaatkan uap hasil pembakaran batu bara untuk
menggerakkan turbin uap dan generator listrik. Kinerja dari pembangkit listrik
tenaga uap batu bara ditentukan oleh hubungan antara teknologi konversi
energi dengan kuantitas dan kualitas batu bara yang digunakan. Pembangkit
ini menghasilkan limbah dalam bentuk abu terbang yang
menyebarkan polutan yang beracun dan mematikan. Beberapa negara maju
telah memanfaatkan abu terbang tersebut sebagai bahan konstruksi untuk
pembuatan beton dan semen.

Gambar 1.0 Cara mengubah batu bara menjadi energi listrik


2) Pembangkit Listrik Tenaga Minyak Bumi

Pembangkit listrik tenaga minyak bumi adalah pembangkit listrik yang


membakar bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, atau minyak
bumi untuk memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil
didesain untuk produksi skala besar yang berlangsung terus menerus.

Penggerak utamanya adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin


siklus dari mesin pembakaran dalam. Hasil sampingan dari mesin pembakaran
dalam harus dipertimbangkan dalam desain mesin dan operasinya

Dampak negatif dari penggunaan pembakaran batu bara dapat


memicu hujan asam dan polusi udara, dan telah dihubungkan dengan
pemanasan global karena komposisi kimia dari batu bara dan sulitnya
memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini untuk pembakaran. Hujan
asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara.
Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer, menciptakan bahan asam
(asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.

Gambar 1.1 Cara mengubah fosil menjadi energi listrik

3) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah


stasiun pembangkit listrik termal tempat panas yang dihasilkan diperoleh dari
satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt


Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar
turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya
ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN
menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya.

Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000


MWe, dan untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran
daya dari 600 MWe sampai 1200 MWe. Sampai tahun 2015 terdapat 437
PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan menghasilkan daya
sekitar 1/6 dari energi listrik dunia. Sampai saat ini sekitar 66 unit PLTN
sedang dibangun di berbagai negara, antara lain Tiongkok 28 unit, Rusia
11 unit, India 7 unit, Uni Emirat Arab 4 unit, Korea Selatan 4 unit, Pakistan
dan Taiwan masing-masing 2 unit.

Gambar 1.2 pembangunan pltn baru di uni emirat arab

B. Pembangkit Listrik Terbarukan

1) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan
70% dari seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per
tahun sampai 25 tahun ke depan.

Cara kerja PLTA tentunya menggunakan kekuatan air. Hal ini sangat
bergantung pada pasokan air yang ada di PLTA. Biasanya pembangkit listrik
ini dipasang di sebelah sumber air yang cukup besar seperti bendungan waduk,
atau sungai dengan aliran air yang cukup deras.
Gambar 2.0 Mekanisme perubahan tenaga air menjadi energi listrik

2) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit


listrik yang menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari
tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan
memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi listrik
yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW.
Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan
kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti
oleh Filipina dan Indonesia. India sudah mengumumkan rencana untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di
Chhattisgarh.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi sampai dengan baru-baru ini


hanya dapat dibangun pada sumber panas bumi dengan suhu yang tinggi dan
berada dekat dengan permukaan tanah. Pengembangan pembangkit dengan
sistem siklus biner dan peningkatan dalam teknologi pengeboran dan
penggalian memungkinkan dibuatnya Sistem Panas Bumi yang
Ditingkatkan (Enhanced Geothermal Systems) dalam rentang geografis yang
lebih besar.
Gambar 2.1 Mekanisme Pengubah panas bumi menjadi tenaga listrik

3) Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit listrik tenaga angin adalah jenis pembangkit listrik yang


mengubah tenaga angin menjadi energi listrik. Transformasi energi dilakukan
dengan memanfaatkan hembusan angin untuk memutar kincir angin yang
terhubung dengan turbin angin. Pembangkit listrik tenaga angin
menghasilkan listrik dari tenaga angin dengan menggabungkan beberapa
turbin angin sekaligus. Bagian yang diputar oleh tenaga angin adalah sudu-
sudu turbin. Tegangan listrik atau beda potensial listrik yang dihasilkan
oleh generator listriknya sesuai dengan hukum induksi Faraday
Gambar 2.2 Salah satu alat pengubah tenaga angin menjadi tenaga listrik,
yaitu kincir angin

4) Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang


mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dengan
energi surya dapat dilakukan secara langsung menggunakan fotovoltaik, atau
secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah
secara langsung energi surya menjadi energi listrik menggunakan efek
fotolistrik. Komponen utama di dalam pembangkit listrik tenaga surya
meliputi modul surya, inverter, dan baterai listrik. Sistem pembangkit listrik
tenaga surya terbagi menjadi sistem terhubung jala listrik, sistem tidak
terhubung jala listrik, sistem tersebar, sistem terpusat dan sistem hibrida.
Masing-masing jenis sistem mempunyai kondisi penerapannya tersendiri.

Pembangkit listrik tenaga surya dapat dibuat dengan beberapa jenis


sistem penerapan antara lain sistem pencatu daya satelit, pencahayaan
listrik, komunikasi, pompa air dan pendinginan. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memfokuskan energi surya ke satu titik untuk menggerakan mesin
kalor.
Gambar 2.3 Mekanisme perubahan cahaya matahari menjadi energi
listrik

5) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) adalah pembangkit


listrik yang menggunakan bahan bakar yang dikonversikan dari bahan biologis
dan organik. Pemakaian bahan bakar fosil diketahui memberikan kerugian
seiring pertambahan populasi manusia dan kebutuhan akan energi. Kondisi ini
menyebabkan kekhawatiran adanya krisis bahan bakar dikemudian hari.

Oleh sebab itu, muncul ide tentang penggunaan energi alternatif yang
berasal dari biomassa. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, Pembangkit
Listrik Energi Biomassa jauh lebih bersih sehingga dapat mengurangi emisi
karbon. Pemanfaatan limbah untuk pembangkit listrik juga dapat menghindari
produksi gas metan jika limbah tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Pada tahun 2005, penggunaan energi biomassa di Indonesia mencapai


32%. Angka ini menempati urutan kedua tertinggi setelah minyak bumi.
Tetapi penggunaan biomassa secara tradisional mengalami pertumbuhan
sangat rendah sehingga tidak bisa dibandingkan dengan penggunaan bahan
bakar fosil.
Gambar 2.4 Mekanisme perubahan bahan biomassa menjadai energi listrik

Anda mungkin juga menyukai