ENERGI TERBARUKAN
ENERGI ANGIN
Oleh:
Ben Hardi Kristian Pakpahan
NIM A1H013034
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Angin merupakan salah satu unsur iklim yang mempunyai peranan penting
dalam interaksi antara laut dan atmsofer sehingga mendapat perhatian tidak hanya
dalam penelitian meteorologi saja tetapi juga dalam penelitian kelautan. Bagi
dinamika perairan laut terutama di lapisan permukaan angin merupakan sumber
energi utama. Transfer energi dari angin permukaan ke laut akan menyebabkan
terjadinya gelombang laut dan arus permukaan laut (Martono, 2009).
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali.
Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalan istilah gradient tekanan
merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien
merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan
yang lebih rendah. Arah gaya gradien tekanan di atmosfer tegak lurus permukaan
isobar (Lakitan, 2002).
Pemanfaatan energi angin ini, selain dapat mengurangi ketergantungan
terhadap energi fosil, diharapkan juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
sistem pertanian, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas
masyarakat pertanian. Walaupun pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di
mana saja, daerah-daerah yang memiliki potensi energi angin yang tinggi tetap
perlu diidentifikasi agar pemanfaatan energi angin ini lebih kompetitif
dibandingkan dengan energi alternatif lainnya (Fanchi, 2004).
Sumber daya angin yang tersebar dan bersih adalah sifat yang positif, tetapi
sifat angin yang tidak menentu merupakan masalah. Topografi atau ketinggian
berbeda menyebabkan potensi angina berbeda, dan karena daya angin sebanding
dengan kecepatan angin pangkat tiga, perbedaan kecepatan angin yang kecil pun
akan menghasilkan perbedaan daya yang besar. Kondisi dan kecepatan angina
menentukan tipe dan ukuran rotor. Kecepatan angin rata-rata mulai dari 3 m/s
memadai untuk turbin angina propeler ukuran kecil, di atas 5 m/s untuk turbin
angin menengah dan di atas 6 m/s untuk turbin angin besar (Syahrul, 2008).
Gambar di bawah ini menunjukan laju pertumbuhan energi angin tahunan dunia.
sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global
di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Tabel kondsi angin
Kelas angin
Kecepatan angin
(m/d)
Kecepatan angin
(km/jam)
Kecepatan angin
(knot/jam)
0,3 ~ 1,5
1 ~ 5,4
0,58 ~ 2,92
1,6 ~ 3,3
5,5 ~ 11,9
3,11 ~ 6,42
3,4 ~ 5,4
12,0 ~ 19,5
6,61 ~ 10,5
5,5 ~ 7,9
19,6 ~ 28,5
10,7 ~ 15,4
8,0 ~ 10,7
28,6 ~ 38,5
15,6 ~ 20,8
10,8 ~ 13,8
38,6 ~ 49,7
21 ~ 26,8
13,9 ~ 17,1
49,8 ~ 61,5
27 ~ 33,3
17,2 ~ 20,7
61,6 ~ 74,5
33,5 ~ 40,3
20,8 ~ 24,4
74,6 ~ 87,9
40,5 ~ 47,5
10
24,5 ~ 28,4
88,0 ~ 102,3
47,7 ~ 55,3
11
28,5 ~ 32,6
102,4 ~ 117,0
55,4 ~ 63,4
12
> 32,6
> 118
> 63,4
0,3 ~ 1,5
1,5 ~ 3,3
3,4 ~ 6,4
5,5 ~ 7,9
8,0 ~ 10,7
10,8 ~ 13,8
13,9 ~ 17,1
17,2 ~ 20,7
10
20,8 ~ 24,4
11
24,5 ~ 28,4
12
29,5 ~ 32,6
13
32,7 ~ 36,9
Tornado.
pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah sudut rotor (baling-baling),
sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3 6 buah lebih banyak
digunakan (Daryanto, 1993).
2. Kecepatan angin, kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran
rotor yang akan menggerakkan generator.
3. Jenis generator, generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang
berbeda, generator yang cocok untuk Sistem Konversi Energi Angin
(SKEA) adalah generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada putaran
rendah. Listrik yang dihasilkan dari Sistem Konversi Energi Angin akan
bekerja optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang
dibandingkan dengan pada malam hari, sedangkan penggunaan listrik
biasanya akan meningkat pada malam hari (Habibie dkk, 2011).
III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Turbin ventilator
Dinamo sepeda
Anemometer
Kipas angin
Multimter
Penggaris
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
B. Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Menyalakan kipas angin dengan jarak awal 5 cm dari turbin ventilator
3. Nyalakan kipas angin dengan kecepatan no 1, lalu putar turbin ventilator
tunggu sampai putaran turbin stabil.
4. Ukur kecepatan angin dari kipas menggunakan anemometer dengan jarak
sesuai dengan jarak kipas dan turbin, lalu catat hasilnya.
5. Saat putaran turbin sudah stabil, dekatkan dinamo sepeda kemudian lihat
besaran voltase putaran dinamo yang ditampilkan pada multimeter, catat
hasilnya.
6. Lakukan pengujian ulang dengan jarak antara kipas dan turbin ventilator 10
cm dan 15 cm, serta pada kecepatan kipas no 2 dan no 3.
7. Tampilkan data pada tabel pengamata
7.
8.
IV.
9. Ke
lo
m
po
k
18. 6
da
n
7
45. 7
da
n
8
11. Kec
.
An
gin(
m/s
)
12. T
e
g
a
n
g
a
n
(v
ol
t)
19.
5
20. 7,1
21. 8,
4
28.
10
29. 6,9
30. 6,
5
37.
15
38. 6,5
39. 5,
3
46.
5
47. 7
55.
10
56. 8,2
10.
Jar
64.
15
65. 6,8
72. 10
73.
5
74. 2,6
1
82.
10
83. 2,4
1
91.
92. 1,9
48. 2
0,
3
57. 4
8,
5
66. 9,
4
75. 0,
0
0
9
5
84. 0,
0
0
7
4
93. 0,
13.
v
14.
v3
15.
M
16.
En
22.
5
23.
35
24.
2,
25.
53,
31.
4
32.
32
33.
2,
34.
49,
40.
4
41.
27
42.
1,
43.
41,
49.
4
50.
34
51.
2,
52.
51,
58.
6
59.
55
60.
2,
61.
82,
67.
4
68.
31
69.
2,
70.
47,
76.
6,
77.
17,
78.
0,
79.
2,6
17. Day
a
(Wa
tt)
26. 0,00
122
6
35. 0,00
112
5
44. 0,00
094
1
53. 0,00
117
5
62. 0,00
188
8
71. 0,00
107
7
80. 6,09
x105
85.
5,
86.
14,
87.
0,
88.
2,1
89. 4,79
x105
94.
95.
96.
97.
98. 2,5x
15
0
0
7
3
3,
7,3
0,
1,0
99.
100.
B. Pembahasan
101.
teakanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang
lebih tinggi. Angin merupakan sumber daya alam yang mempunyai banyak
manfaat, contohnya untuk menghasilkan energi, atau keperluan navigasi
pesawat pada saat lepas landas dan mendarat, serta untuk keperluan
olahraga
kedirgantaraan
seperti
paralayang,
parasailing,
dan
10-5
Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan (Karim,
1985).
104.
107.
108. Gambar 2. (a) Angin darat, (b) Angin laut
c. Angin lembah
109.
114.
seusai hujan Orografis, angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan
temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada
gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari
200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari
puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang
pada saat hujan Orografis.
115.
116.
117.
118. Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat
menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan
manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada
serangan penyakit.
119. Angin Fohn terjadi bila terjadi perbedaan densitas udara di
daerah sekitar lintang 30 derajat (baik lintang utara maupun selatan
yang bertekanan maksimum dan sekitar lintang 10 derajat yang
bertekanan minimum.
b. Angin Muson
120. Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim
adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan
antara periode yang satu dengan periode yang lain polanya akan
berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao setengah tahun.
121. Proses terjadinya angin muson dikarenakan Benua (daratan)
dan samudra (perairan) merupakan dua wilayah yang memiliki sifat
fisika berbeda dala hal menerima energi panas. Sebagai material padat,
benua lebih cepat menyerap panas tetapi cepat pula melepaskannya.
Sebaliknya, samudra atau wilayah perairan lebih lambat menerima dan
melepaskan enegi panas. Perbedaan sifat fisik kedua wilayah ini
tentunya mengakibatkan perbedaan kerapatan dan tekanan udara.
Akibat adanya perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok antara
wilayah benua dan samudra, mengalirlah massa udara yang disebut
angin muson (monsoon) dari kawasan benua ke samudra atau
sebaliknya. Perubahan arah gerakan muson biasanya seiring dengan
pergantian musim panas dan dingin.Angin Muson terbagi atas dua
macam, yaitu:
Angin Muson Barat
122. Angin Musimatau Muson Barat adalah angin yang mengalir
dari benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas)
dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian barat,
hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti
perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati
adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi
pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan
Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.
125.
Gambar 5. (a) Angin Muson Barat, (b) Angin Muson Timur
c. Angin Passat
126. Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun
dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri
dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin
Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar
khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di
daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik
secara vertikal (konveksi).
127. Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan
temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah
1. Energi angin adalah sumber energi terbarukan dan bisa dikatakan sumber
energi yang tak pernah habis.
2. Energi dibangkitkan tanpa mencemari lingkungan.
3. Energi angin memiliki potensi yang sangat besar untuk dibuat dalam skala
yang besar
4. Seperti juga energi matahari dan energi air, energi angin memanfaatkan
sumber energi yang alami.
5. Listrik dihasilkan oleh energi angin tanpa menimbulkan emisi yang bisa
menyebabkan hujan asam atau gas rumah kaca.
6. Pada daerah remote, energi angin dapat digunakan sebagai sumber energi
yang besar.
7. Dengan kombinasi bersama energi matahari, maka energi angin dapat
menyediakan suplai listrik yang steady dan handal.
8. Turbin angin menggunakan space yang lebih kecil dibanding pembangkit
pada umumnya. Umumnya turbin angin hanya menggunakan beberapa
meter persegi untk pondasinya, hal ini menyebabkan tanah disekitar turbin
masih dapat digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk pertanian.
134.
permasalahan
visual
pada
wilayah
Indonesia bukanlah tidak mungkin karena potensi energi angin di daerahdaerah yang terbilang cukup baik untuk di manfaatkan sebagai sumber
pembangkit listrik tenaga angin. Hal ini juga di karenakan energi angin
yang mudah di dapatkan karena berasal dari alam, seperti yang di jelaskan
dari literatur yang say abaca adalah sebagai berikut:
137.
5,9 meter per detik yang di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin
pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah
dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul
dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit,
Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung,
masing-masing satu unit.
139.
fan, dimana fungsi alat tersebut adalah menghisap udara panas, debu, dan
juga berfungsi sebagai alat ventilasi atau sirkulasi udara. Namun biasanya
Kipas No. 1
142.
Kipas No. 2
Kipas No. 3
Kipas No. 1
Kipas No. 2
Kipas No. 3
144.
145.
146.
paling dekat dengan turbin ventilator memiliki tegangan listrik yang lebih
tinggi.Hal itu dikarenakan kecepatan angin lebih tinggi karena jarak yang
lebih dekat dibandingkan dengan yang lainnya.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
V.
akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara
maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap
kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air
maka akan terbentuk awan.
B. Saran
157.
diberitahukan.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
DAFTAR PUSTAKA
166. Daryanto. 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin PT. Rineka Cipta, Jakarta.
167.
168. Fanchi, John. R. 2004. Energy Technology and Directions For The Future.
Elsevier Academic Press, United Kingdom.
169.
170. Gary L, Johnson. 2006. Wind Energy System. KS Oct, Manhattan.
171.
172. Tjasyono, Bayong. 1987. Iklim dan Lingkungan. PT. Cendekia Jaya.
Bandung.
173.