Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI TERBARUKAN

ENERGI ANGIN

Oleh:
Ben Hardi Kristian Pakpahan
NIM A1H013034

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Wilayah Indonesia yang berada di sekitar daerah ekuator merupakan daerah


pertemuan sirkulasi Hadley, Walker, dan lokal. Kondisi ini ditengarai memiliki
potensi angin yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energy terbarukan
sebagai alternatif pembangkit listrik yang selama ini lebih banyak menggunakan
bahan bakar minyak bumi.
Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin
berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat
sehari-hari. Sebagai salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan,
angin dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan akan energi listrik. Angin
adalah salah satu sumber energi alternatif yang tidak mustahil untuk
dikembangkan di Indonesia.
B. Tujuan
1. Mengetahui penggunaan anemometer.
2. Mengetahui manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui kecepatan angin pada suatu daerah.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Angin merupakan salah satu unsur iklim yang mempunyai peranan penting
dalam interaksi antara laut dan atmsofer sehingga mendapat perhatian tidak hanya
dalam penelitian meteorologi saja tetapi juga dalam penelitian kelautan. Bagi
dinamika perairan laut terutama di lapisan permukaan angin merupakan sumber
energi utama. Transfer energi dari angin permukaan ke laut akan menyebabkan
terjadinya gelombang laut dan arus permukaan laut (Martono, 2009).
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali.
Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalan istilah gradient tekanan
merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien
merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan
yang lebih rendah. Arah gaya gradien tekanan di atmosfer tegak lurus permukaan
isobar (Lakitan, 2002).
Pemanfaatan energi angin ini, selain dapat mengurangi ketergantungan
terhadap energi fosil, diharapkan juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
sistem pertanian, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas
masyarakat pertanian. Walaupun pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di

mana saja, daerah-daerah yang memiliki potensi energi angin yang tinggi tetap
perlu diidentifikasi agar pemanfaatan energi angin ini lebih kompetitif
dibandingkan dengan energi alternatif lainnya (Fanchi, 2004).
Sumber daya angin yang tersebar dan bersih adalah sifat yang positif, tetapi
sifat angin yang tidak menentu merupakan masalah. Topografi atau ketinggian
berbeda menyebabkan potensi angina berbeda, dan karena daya angin sebanding
dengan kecepatan angin pangkat tiga, perbedaan kecepatan angin yang kecil pun
akan menghasilkan perbedaan daya yang besar. Kondisi dan kecepatan angina
menentukan tipe dan ukuran rotor. Kecepatan angin rata-rata mulai dari 3 m/s
memadai untuk turbin angina propeler ukuran kecil, di atas 5 m/s untuk turbin
angin menengah dan di atas 6 m/s untuk turbin angin besar (Syahrul, 2008).
Gambar di bawah ini menunjukan laju pertumbuhan energi angin tahunan dunia.

Gambar 1. Laju pertumbuhan energi angin tahunan di dunia


Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun

sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global
di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Tabel kondsi angin
Kelas angin

Kecepatan angin
(m/d)

Kecepatan angin
(km/jam)

Kecepatan angin
(knot/jam)

0,3 ~ 1,5

1 ~ 5,4

0,58 ~ 2,92

1,6 ~ 3,3

5,5 ~ 11,9

3,11 ~ 6,42

3,4 ~ 5,4

12,0 ~ 19,5

6,61 ~ 10,5

5,5 ~ 7,9

19,6 ~ 28,5

10,7 ~ 15,4

8,0 ~ 10,7

28,6 ~ 38,5

15,6 ~ 20,8

10,8 ~ 13,8

38,6 ~ 49,7

21 ~ 26,8

13,9 ~ 17,1

49,8 ~ 61,5

27 ~ 33,3

17,2 ~ 20,7

61,6 ~ 74,5

33,5 ~ 40,3

20,8 ~ 24,4

74,6 ~ 87,9

40,5 ~ 47,5

10

24,5 ~ 28,4

88,0 ~ 102,3

47,7 ~ 55,3

11

28,5 ~ 32,6

102,4 ~ 117,0

55,4 ~ 63,4

12

> 32,6

> 118

> 63,4

Tabel 2. Tabel Skala Beaufort


Kelas
angin
1

Kecepatan angin (m/d) Kondisi alam didaratan


0,00 ~ 0,02

0,3 ~ 1,5

Angin tenang, asap lurus keatas.

1,5 ~ 3,3

Asap bergerah mengikuti arah angin.

3,4 ~ 6,4

5,5 ~ 7,9

8,0 ~ 10,7

10,8 ~ 13,8

13,9 ~ 17,1

17,2 ~ 20,7

10

20,8 ~ 24,4

11

24,5 ~ 28,4

12

29,5 ~ 32,6

Menimbulkan kerusakan parah.

13

32,7 ~ 36,9

Tornado.

Wajah terasa ada angin, daun daun


bergoyang pelan, petunjuk arah angin
bergerak.
Debu jalan, kertas bertebangan, ranting
pohon bergoyang.
Ranting pohon bergoyang, bendera
berkibar.
Ranting pohon bergoyang, air plumpang
berombak kecil.
Ujung pohon melengkung, hembusan
angin terasa di telinga
Dapat mematahkan ranting pohon, jalan
berat melawan angin
Dapat mematahkan ranting pohon, rumah
rubuh.
Dapat merubuhkan pohon, menimbulkan
kerusakkan.

Proses pemanfaatan energi angin dilakukan melalui dua tahapan konversi


energi, pertama aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang
menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian putaran
dari rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah dihasilkan arus
listrik. Jadi proses tahapan konversi energi bermula dari energi kinetik angin
menjadi energi gerak rotor kemudian menjadi energi listrik (Sulistyo dan Fitroh,
2007). Besarnya energi listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Rotor (kincir), rotor turbin sangat bervariasi jenisnya, diameter rotor akan
berbanding lurus dengan daya listrik. Semakin besar diameter semakin besar

pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah sudut rotor (baling-baling),
sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3 6 buah lebih banyak
digunakan (Daryanto, 1993).
2. Kecepatan angin, kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran
rotor yang akan menggerakkan generator.
3. Jenis generator, generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang
berbeda, generator yang cocok untuk Sistem Konversi Energi Angin
(SKEA) adalah generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada putaran
rendah. Listrik yang dihasilkan dari Sistem Konversi Energi Angin akan
bekerja optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang
dibandingkan dengan pada malam hari, sedangkan penggunaan listrik
biasanya akan meningkat pada malam hari (Habibie dkk, 2011).

III.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Turbin ventilator
Dinamo sepeda
Anemometer
Kipas angin
Multimter
Penggaris

METODOLOGI
A. Alat dan Bahan

B. Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Menyalakan kipas angin dengan jarak awal 5 cm dari turbin ventilator
3. Nyalakan kipas angin dengan kecepatan no 1, lalu putar turbin ventilator
tunggu sampai putaran turbin stabil.
4. Ukur kecepatan angin dari kipas menggunakan anemometer dengan jarak
sesuai dengan jarak kipas dan turbin, lalu catat hasilnya.
5. Saat putaran turbin sudah stabil, dekatkan dinamo sepeda kemudian lihat
besaran voltase putaran dinamo yang ditampilkan pada multimeter, catat
hasilnya.
6. Lakukan pengujian ulang dengan jarak antara kipas dan turbin ventilator 10
cm dan 15 cm, serta pada kecepatan kipas no 2 dan no 3.
7. Tampilkan data pada tabel pengamata

7.
8.
IV.

9. Ke
lo
m
po
k

18. 6
da
n
7

45. 7
da
n
8

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

11. Kec
.
An
gin(
m/s
)

12. T
e
g
a
n
g
a
n
(v
ol
t)

19.
5

20. 7,1

21. 8,
4

28.
10

29. 6,9

30. 6,
5

37.
15

38. 6,5

39. 5,
3

46.
5

47. 7

55.
10

56. 8,2

10.
Jar

64.
15

65. 6,8

72. 10
73.
5

74. 2,6
1

82.
10

83. 2,4
1

91.

92. 1,9

48. 2
0,
3
57. 4
8,
5
66. 9,
4
75. 0,
0
0
9
5
84. 0,
0
0
7
4
93. 0,

13.
v

14.
v3

15.
M

16.
En

22.
5

23.
35

24.
2,

25.
53,

31.
4

32.
32

33.
2,

34.
49,

40.
4

41.
27

42.
1,

43.
41,

49.
4

50.
34

51.
2,

52.
51,

58.
6

59.
55

60.
2,

61.
82,

67.
4

68.
31

69.
2,

70.
47,

76.
6,

77.
17,

78.
0,

79.
2,6

17. Day
a
(Wa
tt)

26. 0,00
122
6
35. 0,00
112
5
44. 0,00
094
1
53. 0,00
117
5
62. 0,00
188
8
71. 0,00
107
7
80. 6,09
x105

85.
5,

86.
14,

87.
0,

88.
2,1

89. 4,79
x105

94.

95.

96.

97.

98. 2,5x

15

0
0
7
3

3,

7,3

0,

1,0

99.
100.
B. Pembahasan
101.

Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke

teakanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang
lebih tinggi. Angin merupakan sumber daya alam yang mempunyai banyak
manfaat, contohnya untuk menghasilkan energi, atau keperluan navigasi
pesawat pada saat lepas landas dan mendarat, serta untuk keperluan
olahraga

kedirgantaraan

seperti

paralayang,

parasailing,

dan

aeromodelling (Tim Asisten, 2015).


102.

Menurut Handoko (1999), angin didefinisikan sebagai

gerakan udara mendatar (horizontal) yang disebabkan oleh perbedaan


tekanan udara antara dua tempat. Lain halnya dengan Tjasyono (1987), ia
berpendapat bahwa angin ialah massa udara yang bergerak dari daerah
bertekanan maksimum ke

daerah yang bertekanan rendah yang

mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatan


sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
103.

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat

berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak


langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain
seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya
angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya.

10-5

Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan (Karim,
1985).
104.

Pembahasan tentang angin selanjutnya ialah mengenai

beberapa jenis angin yang diketuahui di berbagai belahan bumi, untuk


jenisnya sendiri angin dibagi menjadi angin lokal dan angin musiman dan
berikut penjelasannya:
1. Jenis-jenis angin lokal
a. Angin laut
105. Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah
darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut.
b. Angin darat
106. Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke
arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00
sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan
untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin
sederhana.

107.
108. Gambar 2. (a) Angin darat, (b) Angin laut
c. Angin lembah

109.

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah

ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.


d. Angin gunung
110. Angin gunung adalah angina yangb bertiup dari puncak
gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari.
111.

112. Gambar 3. (a) Angin lembah, (b) Angin gunung


e. Angin ribut atau puyuh
113. Biasa juga dikenal dengan puting beliung, yaitu angin
kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak
melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan punah
dalam waktu singkat (3-5 menit). Kecepatan angin rata ratanya
berkisar antara 30 ~ 40 knots. Angin ini berasal dari awan
Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu -abu
gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus
menimbulkan puting beliung. Puting beliung dapat terjadi dimana saja,
di darat maupun di laut dan jika terjadi di laut durasinya lebih lama
daripada di darat. Angin ini lebih sering terjadi pada siang atau sore
hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan
musim (pancaroba). Luas daerah yang terkena dampaknya sekitar 5-10
km, karena itu bersifat sangat lokal.
2. Jenis-jenis angin musiman
a. Angin Fohn

114.

Angin Fohn atau angin jatuh adalah angin yang terjadi

seusai hujan Orografis, angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan
temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada
gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari
200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari
puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang
pada saat hujan Orografis.

115.
116.

Gambar 4. Angin Fohn

117.
118. Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat
menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan
manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada
serangan penyakit.
119. Angin Fohn terjadi bila terjadi perbedaan densitas udara di
daerah sekitar lintang 30 derajat (baik lintang utara maupun selatan
yang bertekanan maksimum dan sekitar lintang 10 derajat yang
bertekanan minimum.
b. Angin Muson
120. Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim
adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan

antara periode yang satu dengan periode yang lain polanya akan
berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao setengah tahun.
121. Proses terjadinya angin muson dikarenakan Benua (daratan)
dan samudra (perairan) merupakan dua wilayah yang memiliki sifat
fisika berbeda dala hal menerima energi panas. Sebagai material padat,
benua lebih cepat menyerap panas tetapi cepat pula melepaskannya.
Sebaliknya, samudra atau wilayah perairan lebih lambat menerima dan
melepaskan enegi panas. Perbedaan sifat fisik kedua wilayah ini
tentunya mengakibatkan perbedaan kerapatan dan tekanan udara.
Akibat adanya perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok antara
wilayah benua dan samudra, mengalirlah massa udara yang disebut
angin muson (monsoon) dari kawasan benua ke samudra atau
sebaliknya. Perubahan arah gerakan muson biasanya seiring dengan
pergantian musim panas dan dingin.Angin Muson terbagi atas dua
macam, yaitu:
Angin Muson Barat
122. Angin Musimatau Muson Barat adalah angin yang mengalir
dari benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas)
dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian barat,
hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti
perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati
adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi
pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan
Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.

Angin Muson Timur


123. Angin Musim atau Muson Timur adalah angin yang
mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim
panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian timur karena
angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun (Gibson,
Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia
mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
dan maksimal pada bulan Juli.
124.

125.
Gambar 5. (a) Angin Muson Barat, (b) Angin Muson Timur
c. Angin Passat
126. Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun
dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri
dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin
Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar
khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di
daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik
secara vertikal (konveksi).
127. Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan
temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah

DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini


dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
128.

Adapun jenis-jenis kincir/turbin angin yang telah di

kembangkan adalah sebagai berikut:


1. Turbin angin horisontal
129.
adalah model umum yang sering kita lihat pada turbin angin.
Designnya mirip dengan kincir angin, memiliki blade yang mirip propeller
dan berputar pada sumbu vertikal. Turbin angin horisontal memiliki shaft
rotor dan generator pada puncak tower dan harus diarahkan ke arah angin
bertiup. Turbin-turbin kecil mengarah ke angin dengan menggunakan
winde plane yang diletakkan dirotor, sementara untuk turbin yang lebih
besar dilengkapi dengan sensor yang terhubung dengan motor servo yang
mengarahkan blade sesuai dengan arah angin. Sebagian besar turbin yang
besar memiliki gearbox yang merubah kecepatan putar rotor yang
ditransfer ke generator menjadi lebih cepat.
2. Turbin angin vertikal
130.
memiliki shaft rotor vertikal. Kegunan utama dari penempatan
rotor ini adalah turbin angin tidak perlu diarahkan ke arah angin bertiup.
Hal ini sangat berguna pada daerah dimana arah angin sangat variatif atau
memiliki turbulensi. Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen
primer lainnya dapat ditempatkan dekat dengan permukaan tanah,
sehingga tower tidak perlu support dan hal ini menyebabkan maintenance
lebih mudah. Kekurangan utama dari turbin angin vertikal adalah
menciptakan dorongan saat berputar. Sangat sulit untuk memasang turbin
angin di tower, sehingga jenis tower ini biasanya di install dekat dengan

permukaan. Kecepatan angin lebih lambat pada altitude yang rendah,


sehingga energi angin yang tersedia lebih rendah.
3. Quiet Revolution qr5
131.
Kincir angin qr5 didesain untuk digunakan pada daerah perkotaan
yang memiliki kecepatan angin rendah. Jika kincir angin konvensional
berputar mengikuti arah angin tidak demikian halnya dengan qr5, ia
mampu menangkap angin dari seluruh penjuru dan ini membuatnya hemat
tempat.
4. Windspire
132.
Windspire adalah kincir angin vertikal yang hanpir serupa dengan
Quiet Revolution. Dengan tinggi 30 kaki, turbinnya menghasilkan 2000
kilowatt per jam dan mampu menghadapi terjangan angin sampai dengan
105 mph.
133.

KEUNTUNGAN ENERGI ANGIN

1. Energi angin adalah sumber energi terbarukan dan bisa dikatakan sumber
energi yang tak pernah habis.
2. Energi dibangkitkan tanpa mencemari lingkungan.
3. Energi angin memiliki potensi yang sangat besar untuk dibuat dalam skala
yang besar
4. Seperti juga energi matahari dan energi air, energi angin memanfaatkan
sumber energi yang alami.
5. Listrik dihasilkan oleh energi angin tanpa menimbulkan emisi yang bisa
menyebabkan hujan asam atau gas rumah kaca.
6. Pada daerah remote, energi angin dapat digunakan sebagai sumber energi
yang besar.
7. Dengan kombinasi bersama energi matahari, maka energi angin dapat
menyediakan suplai listrik yang steady dan handal.
8. Turbin angin menggunakan space yang lebih kecil dibanding pembangkit
pada umumnya. Umumnya turbin angin hanya menggunakan beberapa

meter persegi untk pondasinya, hal ini menyebabkan tanah disekitar turbin
masih dapat digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya untuk pertanian.
134.

KEKURANGAN ENERGI ANGIN

1. Energi angin memerlukan storageselama peak time untuk menampung


energi, jika akan digunakan untuk keperluan di luar peak time.
2. Sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerusdan
tidak mudah diprediksi.
3. Terdapat efek estetika dan

permasalahan

visual

pada

wilayah

pembangunan turbin angin.


4. Dibutuhkan area yang luas untuk membangun pusat pembangkit listrik
tenaga angin.
5. Adanya polusi suara yang dihasilkan oleh energi angin.
6. Energi angin hanya dapat di gunakan pada daerah yang anginnya cukup
kuat dan cuaca yang berangin pada sebagian besar waktu.
7. Biasanya,pembangkit listrik tenaga angin dibangun di tempat yang jauh
dari sumber beban sehingga memerlukan transmisi yang dengan biaya
yang tinggi.
8. Efisiensi rata-rata daro turbin angin sangat kecil jika dibandingkan dengan
pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin angin yang banyak untuk
menghasilkan listrik dengan impact yang sama dengan pembangkit fosil.
9. Turbin angin dapat menjadi ancaman bagi kehidupan liar. Burung dapat
terbunuh atau terluka jika terbang ke arah turbin.
10. Cost maintenance dari turbin angin cukup tinggi karena memiliki part
yang dapat rusak oleh waktu.
135.
136.

Menurut saya perkembangan energi angin di

Indonesia bukanlah tidak mungkin karena potensi energi angin di daerahdaerah yang terbilang cukup baik untuk di manfaatkan sebagai sumber

pembangkit listrik tenaga angin. Hal ini juga di karenakan energi angin
yang mudah di dapatkan karena berasal dari alam, seperti yang di jelaskan
dari literatur yang say abaca adalah sebagai berikut:
137.

Pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi di

Indonesia bukan tidak mungkin dikembangkan lebih lanjut. Di tengah


potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas
terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800
kilowatt.
138.

Kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya di bawah

5,9 meter per detik yang di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin
pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah
dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul
dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit,
Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung,
masing-masing satu unit.
139.

Menurut Kepala Subdirektorat Usaha Energi Baru dan

Terbarukan Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) ESDM Kosasih


Abbas, mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik
tenaga bayu (PLTB) harus mampu menghasilkan 250 megawatt (MW)
pada tahun 2025.
140.

Turbine Ventilator adalah alat sejenis exhaust fan atau roof

fan, dimana fungsi alat tersebut adalah menghisap udara panas, debu, dan
juga berfungsi sebagai alat ventilasi atau sirkulasi udara. Namun biasanya

turbine ventilator juga dapat di gunakan sebagai pembangkit listrik tenaga


angin, turbine ventilator akan menangkap tenaga angin yang terbentuk lalu
di konversikan menjadi energi gerak dengan memutarkan rotor pada
turbine ventilator, putaran rotor tersebut akan di tangkap oleh generator
dan akan di ubah menjadi energi listrik.
141.
Grafik Perbandingan Kecepatan Angin dengan Jarak Kipas

Kipas No. 1

142.

Kipas No. 2

Kipas No. 3

Gambar 6. Grafik perbandingan kecepatan angin dengan jarak


kipas
143.
Grafik Perbandingan Tegangan dengan Jarak Kipas

Kipas No. 1

Kipas No. 2

Kipas No. 3

144.

Gambar 7. Grafik perbandingan tegangan dengan jarak


kipas

145.
146.

Dilihat dari hasil praktikum kali ini,jarak kipas angin yang

paling dekat dengan turbin ventilator memiliki tegangan listrik yang lebih
tinggi.Hal itu dikarenakan kecepatan angin lebih tinggi karena jarak yang
lebih dekat dibandingkan dengan yang lainnya.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
V.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke teakanan rendah
atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang lebih tinggi.
2. Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin

akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara
maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap
kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air
maka akan terbentuk awan.
B. Saran
157.

Sebaiknya waktu praktikum tidak terlalu mendadak untuk

diberitahukan.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.

DAFTAR PUSTAKA

166. Daryanto. 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin PT. Rineka Cipta, Jakarta.
167.
168. Fanchi, John. R. 2004. Energy Technology and Directions For The Future.
Elsevier Academic Press, United Kingdom.
169.
170. Gary L, Johnson. 2006. Wind Energy System. KS Oct, Manhattan.
171.
172. Tjasyono, Bayong. 1987. Iklim dan Lingkungan. PT. Cendekia Jaya.
Bandung.

173.

Anda mungkin juga menyukai