PEMANFAATAN
ENERGI ANGIN
1
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Pokok bahasan:
1. Potensi energi angin di Indonesia
2. Pengertian
engertian turbin angin
3. Tipe dan contoh pemanfaatan turbin angin hingga saat ini
4. Tipe blade 3-propeller
propeller dan skala mikro
5. Pengukuran angin
6. Pengenalan TSD-500
TSD
7. Sistem turbin angin
a
8. Komponen turbin angin
9. Kendala dan solusi
olusi yang dihadapi
10. Transfer teknologi
t
11. Implementasi teknologi
2
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Potensi Energi Angin
Apakah ada potensinya di Indonesia?
3
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Berikut ini merupakan daerah yang disurvei oleh Indonesia Timur memiliki energi angin yang sangat
tim Lentera Angin Nusantara (LAN),
LAN), yaitu daerah potensial dan hal ini berbanding terbalik dengan
yang tercakup dalam kotak berwarna merah dan ketersediaan kebutuhan listrik pada daerah
daerah tersebut memiliki energi angin yang y tersebut yang masih sangat minim (PLN, 2011).
potensial untuk dimanfaatkan. Ribuan pulau di
Wilayah survei daerah berpotensi energi angin oleh LAN tahun 2012 (daerah yang
tercakup dalam kotak merah).
Sumber:
umber: PLN, 2011.
4
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Tim Lentera Angin Nusantara (LAN) tengah maka yang terpenting adalah perhitungan
mengadakan pengujian potensi energi angin dan lama/durasi kecepatan angin produktif tersebut
terse
juga turbin angin di Pantai Cipatujah, Tasikmalaya
Tas - berhembus setiap harinya sehingga dapat
Jawa Barat sejak Januari 2012. Dan an berdasarkan diketahui besar energinya.. Misalkan saja dengan
hasil pengujian didapatkan bahwa kecepatan angin kecepatan angin 3 m/s bila konstan terjadi dalam 8
di atas 3 m/s pada ketinggian 5 meter berhembus jam saja, maka mampu menghasilkan energi 415
selama 2510 jam atau sekitar 104 hari dengan Wh/harinya (asumsi jari-jari
jari blade 1m dan densitas
rata-rata
rata energi per harinya sebesar 490 Wh.
Wh udara 1.225). Oleh sebab itu, pengukuran angin
dan pengkajian
engkajian ini perlu dilakukan langsung di
Dalam menentukan energi angin di suatu daerah tempat yang akan dijadikan site energi angin
bukanlah hanya dengan mengetahui kecepatan selama beberapa waktu/bulan ataupun tahun bila
angin rata-rata
rata pada daerah tersebut karena diperlukan.
kecepatan angin sangat fluktuatif setiap waktunya
Skema aliran konversi energi angin menjadi energi mekanik oleh turbin angin
5
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Tipe turbin angin
6
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Tipe turbin angin berdasarkan
ketinggian dan kapasitasnya.
(Sumber: Planetsave - Wind
Turbine)
Pemanfaatan turbin angin terbagi ke dalam beberapa skala ketinggian dan kapasitasnya, yaitu skala besar,
menengah, kecil, dan mikro. Semakin besar skalanya, semakin besar pula kapasitas yang mampu dihasilkan
suatu turbin angin.
7
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Turbin angin yang sedang berkembang saat ini.
Produk-produk komersil turbin angin skala mikro saat ini (kapasitas 500 W sampai 1 KW) .
8
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Mengapa 3 blade propeller?
Dalam pemilihan
p tipe perbandingan kecepatan ujung blade terhadap
blade yang perlu angin, maka semakin besar TSR akan semakin
diperhatikan adalah Cp besar putarannya.
dan Tip Speed Ratio (TSR).
Cp adalah tingkat efisiensi Dari berbagai tipe turbin angin, tipe 3 blade
dari blade, semakin besar propeller paling mendekati nilai efisiensi
efisien ideal
efisiensinya maka semakin (koefisiennya mencapai 40%) dan juga bisa
besar juga kemampuan digunakan untuk putaran tinggi. Pada
suatu turbin untuk mengambil
engambil energi yang perkembangannya saat ini, produk komersil lebih
didapatnya (konversi energi. TSR merupakan banyak mengembangkan tipe 2 dan 3 blade
propeller.
Dalam pemilihan dan pengembangan suatu sistem a) Secara ekonomis,, harga dan biaya
selain dari segi kualitas, hal yang perlu diutamakan operasional yang rendah.
lainnya adalah biaya produksi dan instalasi dari b) Teknologi yang lebih mudah dikuasai dan
sistem tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dikembangkan.
pasar sistem tersebut nantinya, serta bagaimana c) Pada prakteknya, pengelolaan di daerah
penyampaian terhadap penggunanya. terpencil lebih mudah dilakukan.
d) Secara sosial, lebih mudah diterima
Beberapa alasan skala mikro ini lebih cocok masyarakat.
diterapkan di Indonesia (khususnya Indonesia e) Dampak dan beban terhadap lingkungan
bagian Timur), yaitu: yang kecil.
9
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Pengukuran Angin
DATA LOGGER
Contoh hasil pengukuran angin harian, yaitu kecepatan dan arah angin:
10
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Kecepatan angin (m/s) serta nilai energi (Watt) teoritis selama 24 jam
11
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
THE SKY DANCER
Bagian utama dari turbin angin berupa generator,
blade, cone, fin, dan ekor. TSD-500
TSD ini merupakan
turbin angin horizontal dengan 3 blade propeller
yang memiliki tingkat efisiensi 40%. Turbin ini
mulai berputar pada kecepatan angin 2.5 m/s dan
mulai memproduksi listrik pada kecepatan angin 3
m/s. Daya maksimal yang mampu dihasilkan
diha oleh
turbin adalah 500 Wattpeak (Wp) pada kecepatan
angin 12 m/s dan n di atasnya. Turbin ini dapat
bertahan sampai pada kecepatan angin 33 m/s.
m/s
Teknologi Furling
12
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
dimaksudkan sebagai sistem pengamanan menghindari dari arah datangnya angin dan
d turbin
generator dan baterai. Bila baterai dalam kondisi pun berhenti berputar. Dan bila baterai sudah bisa
penuh, maka turbin angin akan secara otomatis diisi kembali maka ekor turbin akan mengarahkan
mengerem/berhenti berputar dengan cara kembali badannya ke arah angin. Oleh karena
menghindar dari arah datangnya angin.
angin Ekor turbin itulah, turbin ini memiliki nama The Sky Dancer
seakan menari untuk mengarahkan badan turbin (Sang Penari Langit).
in Angin
Sistem Turbin
Putaran blade membuat generator berputar dan itu, dialirkan kembali menuju data logger untuk
menghasilkan tegangan AC 3 fasa yang mewakili dilakukan perekaman
erekaman data dan selanjutnya
vektor arah angin, yaitu u,, v, dan w. Kemudian disimpan ke dalam baterai/aki. Sebelum digunakan
dialirkan menuju controller (teknologi ke beban (peralatan listrik AC), energi yang telah
pengamanan dan konversi energi) dan hasil disimpan ini harus dikonversi terlebih
terl dahulu
keluaran dari controller ini berupa tegangan DC melalui inverter (tegangan DC menjadi AC).
(telah dikonversi dari AC menjadi DC karena media
penyimpanan energi dalam lam bentuk DC). Setelah
13
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Komponen-ko
komponen Sistem Turbin Angin
Komponen Utama
1. BLADE
Blade merupakan bagian penting dalam suatu dibandingkan horizontal dan tergantung
tergantun pada
sistem turbin angin sebagai komponen yang keterampilan pembuatnya.
berinteraksi langsung dengan angin. Secara umum
terdiri dari 2 tipe yaitu horizontal axis wind turbine The Sky Dancer merupakan turbin angin tipe
(HAWT) dan vertical axis wind turbine (VAWT). HAWT dengan 3 blade propeller yang memiliki nilai
Kedua tipe ini dapat disesuaikan dengan orang Cp 40%, yang berarti mampu mengambil 40% dari
yang ingin mengimplementasikannya dan total energi angin yang diterimanya (energi per
kemampuannya dalam mewujudkan. Untuk tipe luas sapuan blade) menjadi energi mekanik.
mekanik
vertikal pembuatannya jauh lebih sulit
Bagian blade
14
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Blade terdiri dari beberapa bagian, seperti • Setting of angle (pitch, sudut antara
• Radius (jari-jari blade) chord line dan bidang rotasi dari rotor)
• Chord (lebar blade) • Angle of attack (sudut antara chord line
• Leading edge dengan arah gerak udara relatif).
• Trailing edge
• Chord line (garis yang menghubungkan
leading dan trailing edge)
Jenis-jenis blade
Blade memili
memiliki 3 jenis
berdasarkan desainnya,
desainnya yaitu
taper (mengecil ke ujungnya),
Pangkal tapperless (pangkal dan ujungnya
memiliki lebar yang sama), dan
inverse-taper
taper (membesar ke
ujungnya). Ketiga blade ini
memiliki kapasitasnya masing-
masing
masing,
ing, seperti blade taper cocok
Ujung untuk angin berkecepatan tinggi,
sementara inverse-taper
inverse cocok
untuk kecepatan angin rendah
(putaran rendah, torsi tinggi) dan
blade tapper-less
tapper di antara
keduanya.
Perancangan blade
1. Mekanika Fluida
2. Aerodinamika
3. Material
15
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Sumber: Howstuffworks, 2006.
3. Twist,, sudut puntir (β) pada blade antara Pemilihan material harus seimbang dan tepat guna
chord line dengan bidang rotasi rotor berdasarkan kualitas, harga, dan penyampaiannya
4. Angel of attack (α), sudut antara gerak aliran kepada pengguna (QCD). Turbin angin TSD-500
TSD
udara dengan chord line. Rasio α yang paling menggunakan bahan kayu pinus karena bahannya
baik dan umumnya digunakan adalah 4º. 4 yang ringan, kuat, murah, dan bahannya yang
5. Power Coefficient (Cp), Kemampuan blade mudah ditemui di Indonesia. Bahan lain yang lebih
untuk menyerap energi angin yang baik yaitu dengan styrofoam karena
k bahan ini
diterimanya. Dari semua energi angin yang ringan, mudah dibentuk, murah, dan tidak
diterima, hanya sekitar 50% yang dapat berbahaya.
diekstrak (Teorema Betz)
6. Panjang blade,, untuk menentukan seberapa Blade juga harus diuji dari segi ketahanan terhadap
terha
banyak energi angin yang dapat diperoleh lingkungan, baik itu terhadap badai ataupun pada
berdasarkan luas area sapuan blade. kecepatan angin tertentu. Kemungkinan yang harus
diperhatikan seperti patah blade, cacat akibat
Ada beberapa bahan yang dapat digunakan untuk bertabrakan dengan butiran pasir, debu, ataupun
pembuatan blade, seperti: material lainnya karena kecepatan tinggi dan juga
a. Fibber dapat mempengaruhi
pengaruhi berat blade bila ada retakan
b. Logam (besi, alumunium, dll) (kemungkinan air/fluida lainnya menyerap), serta
c. Kayu kemungkinan blade dapat melengkung. Dan hal
d. Styrofoam, dll. lainnya yang harus diperhatikan adalah dari segi
keamanan baik dalam proses pemasangan ataupun
setelah dipasang.
16
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
2. GENERATOR
Ilmu-ilmu
ilmu yang terkait dalam perancangan generator, diantara lain:
1. Prinsip Konversi Energi
a. Elektromagnetik
b. Electric machinery
2. Prinsip Torsi dan Rotasi
a. Mekanika
3. Material
a. Jenis Magnet yang digunakan
b. Material konduktor untuk Core
c. Material isolator untuk
lapisan luar
17
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Komponen Pendukung
3. FIN
Ekor turbin angin berfungsi mengarahkan turbin angin
menghadap arah angin. Ukuran ekor perlu disesuaikan
dengan turbin angin sehingga mampu mendorong
badan turbin ke arah angin. Sang Penari Langit
memiliki sirip ekor yang terbuat dari bahan fiber dan
batang
ng ekornya terbuat dari besi.
4. CONTROLLER
Controller berperan sebagai alat konversi energi Beberapa aspek yang harus dipahami untuk
listrik dari AC menjadi DC dan pengatur sistem merancang controller, seperti:
tegangan masukan yang fluktuatif dari generator 1. Elektronika
untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai.
baterai 2. Control Otomatic
3. Power electronic,, bagaimana
menggunakan semikonduktor
4. Programming
MPPT
Maximum power point tracker (MPPT) adalah suatu
rangkaian DC yang mengoptimasikan keluaran daya dari
generator sebelum dialirkan untuk disimpan ke
baterai.Regulator tegangan (Cut off tegangan maksimal 130
V) melindungi komponen-komponen
komponen yang ada di dalam
controller dari aliran arus tinggi. Controller dapat secara
otomatis menghentikan pengecasan saat baterai penuh.
18
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Pada controller, rectifier berperan dalam dengan kapasitas baterai. Misalnya saja,
s tegangan
mengkonversi tegangan AC menjadi DC sehingga dan arus AC dari sumber awalnya bernilai 160 V
sesuai dengan media penyimpanan listrik, yaitu dan 3 A (P=V.I , maka nilai Powernya 480 W)
baterai DC. Hasil dari rectifier ini kemudian diolah dialirkan ke controller untuk dikonversi menjadi
oleh sistem MPPT dengan bantuan Transformer listrik DC yang sesuai dengan kapasitas baterai,
dan Mosfet yang mengkonversi DC power untuk maka tegangan dan arusnya menjadi 24 V dan 20 A
dipecah-pecahkan
pecahkan menjadi tegangan DC yang lebih (P=480 W).
kecil dan arus yang disesuaikan sehingga cocok
19
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
5. DATA LOGGER
Data logger (DL) berperan sebagai media perekaman data dalam detik, tegangan, arus,
penyimpanan data, tegangan dan arus dari kecepatan, dan arah angin.
controller akan melewati DL untuk direkam setelah
itu tegangan dan arus ini kembali dialirkan kembali Keilmuan terkait mengenai data logger ini,
menuju baterai. Rekaman data disimpan di dalam diantara lain sensor, PIC programming, sistem
SD Card dalam format excel seperti waktu digital, dan elektronika.
WT1
Voltage Current
16 12
15 10
14 8
Ampere
13 6
Volt
12 4
11 2
10 0
9 -2
0:00:00 4:00:00 8:00:00 12:00:00 16:00:00 20:00:00 0:00:00
[hh:mm:ss]
20
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Data tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk menghitung daya yang dihasilkan (P=V.I), serta masukan arus
dan tegangan saat turbin dalam kecepatan angin tertentu.
tertentu. Melalui data V dan I ini juga diketahui kondisi
baterai penuh atau tidaknya serta kualitas baterai.
300
250
200
150
Watt
100
50
0
0:00:00 4:00:00 8:00:00 12:00:00 16:00:00 20:00:00 0:00:00
-50
[hh:mm:ss]
21
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
6. BATERAI
Baterai berperan sebagai media penyimpanan beban dan sumber energinya dari generator,
energi listrik. Pada baterai terjadi reaksi sementara itu proses discharging
dischar adalah ketika
elektrokimia charging dan discharging. Proses baterai menjadi sumber energi untuk pengisian
charging ini bekerja saat baterai berfungsi sebagai beban lainnya (misalkan lampu).
lampu
Baterai dengan
kapasitas 12V / 100Ah
22
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
7. INVERTER
Inverter berfungsi sebagai alat konversi listrik DC dari baterai (12/24 V) menjadi listrik AC (220 V) sehingga bisa
digunakan untuk peralatan listrik AC, seperti peralatan rumah tangga sehari-hari
sehari hari yaitu lampu, televisi, kulkas,
dll.
23
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Kendala dan Solusi yang dihadapi
Sebelum suatu produk dipasarkan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap ketahanan
sudah dipersiapkan dengan berbagai kendala yang lingkungan. Turbin angin TSD-500
TSD diuji agar dapat
akan dihadapi seperti halnya turbin angin TSD-500
TSD beradaptasi dengan kondisi angin di Indonesia dan
ini yang telah diuji dalam suatu wind tunnel hingga melalui berbagai pengujian yang telah dilakukan
kecepatan angin mencapai 33 m/s dan berbagai uji terdapat beberapa kendala yang
yan dihadapi, serta
kelayakan lainnya. Setelah uji lab dilakukan maka solusinya.
• Blade
24
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
• Angin barat yang massive
Kondisi angin di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson barat dan timur.
Kedua angin muson ini memiliki karakter yang berbeda. Pada bulan
Januari - Februari berhembus angin muson barat yang sangat massive.
• Karat
25
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Transfer Teknologi
Transfer teknologi merupakan cara penyampaian Transfer teknologi ini dilakukan secara bertahap
teknologi
nologi terhadap masyarakat (pengguna) dilihat dari kemampuan produksi (lokalisasi
sehingga pemanfaatan teknologi dapat tepat guna.
guna produk) dan pemahamannya di Indonesia.
Komponen Pengembangan
Blade Dari model taper menjadi taperless
Dari ukuran r = 0.8 m menjadi r = 1 m
Buatan pengrajin lokal (Bandung, Jember, Lumajang,
dll)
Controller Sistem 12 V hingga 24 V
Generator Sistem 80 V hingga 160 V
Data Logger Dari bentuk yang sederhana hingga sistem otomatis
Pondasi Hingga saat ini sudah didapatkan format pondasi yang
sesuai berdasarkan kondisi angin dan lingkungan
Indonesia.
Formasi turbin angin Formasi dari sistem yang sederhana hingga yang
kompleks (misal untuk site dengan 100 WT)
26
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
BLADE
27
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
CONTROLLER
GENERATOR
Generasi 1
Generasi 2
3-phase
phase permanent 3-phase
phase permanent
magnet magnet
1000 RPM 1000 RPM
80 V 160 V
28
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
DATA LOGGER
29
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
PONDASI
30
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Selain itu juga dilakukan pengujian turbin angin TSD-500
TSD 500 terhadap turbin angin lainnya seperti dari Southwest
milik Amerika dan berdasarkan pengujian, turbin angin TSD-500 lebih unggul secara performa.
performa
31
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Implementasi Teknologi
Supply = Demand
Berdasarkan survei di Desa Kapan, Kep. Maluku, didapatkan selama pukul 12:00 - 14:20 kecepatan angin
berada dalam rentang 3 -12 m/s dengan rata-rata 6m/s.. Dengan demikian estimasi waktu produksi pada
daerah tersebut bila dalam 8 jam per hari kecepatan angin rata-ratanya 6 m/s didapatkan energi angin yang
ya
potensial seperti ini dan perkiraan daya yang dihasilkan per hari 500 Wh maka dalam 1 bulan akan
mendapatkan 15 kWh dan dalam 1 tahun akan diperoleh daya 180 kWh per tahun.
tahun
12
Wind Speed [m/s]
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135
Survey Time , [mnt]
32
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Hasil Pengukuran di Desa Lamaknen
12
Wind Speed [m/s]
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135
Survey Time , [mnt]
Begitupun halnya dengan kondisi angin di Desa Laktutus yang bertopografi bukit-bukit.
bukit bukit. Potensi angin di daerah
ini sangat menjanjikan yaitu dengan kecepatan angin rata-rata
rata rata 9 m/s (selama 11.00 - 13.20) yang berarti
mampu menghasilkan daya 1700 Wh/hari (50 kWh/bulan atau 600 kWh/tahun).
12
Wind Speed [m/s]
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Survey Time , [mnt]
33
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Rangkaian kegiatan dalam proses implementasi teknologi turbin angin adalah sebagai berikut:
PERSIAPAN PROYEK
Persiapan Survei dan Feasibility Study (persiapan alat & bahan kebutuhan survei termasuk
data dan informasi)
Survei & Feasibility Study (pengumpulan data angin serta titik-titik
titik area berpotensi di sekitar
wilayah proyek, kemudian juga data demografi/kependudukan, kebutuhan listrik,
lis keamanan,
akses dan transportasi; topografi, kondisi tanah dan lainnya yang berkaitan dengan
implementasi proyek)
proyek
Instalasi beberapa sistem turbin angin sebagai simulasi pembangkit listrik yang akan
dibangun nanti
Evaluasi data survei & feasibility study
Perancangan Sistem
Total Capasity 55 kW
Partnership IBEKA
Sponsored by PT PERTAMINA
34
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Perancangan Sistem
35
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
IMPLEMENTASI PROYEK
Pengadaan sistem dan material, serta SDM
Konstruksi sipil dan transmisi listrik
Instalasi electrical wiring dan turbin angin
Pengujian sistem pembangkit listrik
Sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat
Konstruksi sipil
Proses konstruksi dalam pembangunan sistem pembangkit listrik hibrid ini terdiri dari:
• Persiapan tiang
• Pembuatan pondasi
• Pembangunan Power House
• Pembuatan jaringan transmisi
36
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Electrical Wiring dalam Power House
Di dalam power house terdapat sistem electrical wiring yang terdiri dari beberapa komponen seperti:
• Controller 24 buah (20 controller untuk 20 turbin angin dan 4 controller untuk 20
2 panel surya)
• Panel box yang berisi beberapa komponen listrik seperti saklar, terminal, kabel-
kabel-kabel, MCB, data
logger, dan inverter
• Baterai 2V/800 Ah sebanyak 24 buah
37
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Instalasi Turbin Angin The Sky Dancer
38
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Referensi
Abdillah, R., Luthfi, Gilang, Muliandari, W., & Megatroika, A. (2010). Kuliah Energi Angin dan
Matahari. Bandung: Meteorologi ITB.
39
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin