Anda di halaman 1dari 39

PENGENALAN TEKNOLOGI

PEMANFAATAN

ENERGI ANGIN

LENTERA ANGIN NUSANTARA


2014

1
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Pokok bahasan:
1. Potensi energi angin di Indonesia
2. Pengertian
engertian turbin angin
3. Tipe dan contoh pemanfaatan turbin angin hingga saat ini
4. Tipe blade 3-propeller
propeller dan skala mikro
5. Pengukuran angin
6. Pengenalan TSD-500
TSD
7. Sistem turbin angin
a
8. Komponen turbin angin
9. Kendala dan solusi
olusi yang dihadapi
10. Transfer teknologi
t
11. Implementasi teknologi

2
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Potensi Energi Angin
Apakah ada potensinya di Indonesia?

Energi angin merupakan bentuk energi yang berkecepatan minimal


imal 3 m/s untuk mulai berproduksi
penggeraknya berupa angin. Pada peta berikut ini (LAN, 2012). Dan daerah yang memiliki kecepatan rata-
rata
ditunjukkan daerah-daerah
daerah di Indonesia yang memiliki rata angin di atas 3 m/s banyak ditemui pada pesisir
potensi energi angin berdasarkan data kecepatan angin Selatan Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau
pulau di Indonesia
rata-rata pada ketinggian 10 m. Berdasarkan kriteria bagian timur.
turbin angin seperti TSD-500
500 maka dibutuhkan angin

Kecepatan angin rata-rata


rata pada ketinggian 10 m di Indonesia per Agustus 1999 sampai Juli 2010
(Sumber: Kuliah Energi Angin dan Matahari - Meteorologi ITB, 2011)

3
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Berikut ini merupakan daerah yang disurvei oleh Indonesia Timur memiliki energi angin yang sangat
tim Lentera Angin Nusantara (LAN),
LAN), yaitu daerah potensial dan hal ini berbanding terbalik dengan
yang tercakup dalam kotak berwarna merah dan ketersediaan kebutuhan listrik pada daerah
daerah tersebut memiliki energi angin yang y tersebut yang masih sangat minim (PLN, 2011).
potensial untuk dimanfaatkan. Ribuan pulau di

Wilayah survei daerah berpotensi energi angin oleh LAN tahun 2012 (daerah yang
tercakup dalam kotak merah).

Sumber:
umber: PLN, 2011.

4
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Tim Lentera Angin Nusantara (LAN) tengah maka yang terpenting adalah perhitungan
mengadakan pengujian potensi energi angin dan lama/durasi kecepatan angin produktif tersebut
terse
juga turbin angin di Pantai Cipatujah, Tasikmalaya
Tas - berhembus setiap harinya sehingga dapat
Jawa Barat sejak Januari 2012. Dan an berdasarkan diketahui besar energinya.. Misalkan saja dengan
hasil pengujian didapatkan bahwa kecepatan angin kecepatan angin 3 m/s bila konstan terjadi dalam 8
di atas 3 m/s pada ketinggian 5 meter berhembus jam saja, maka mampu menghasilkan energi 415
selama 2510 jam atau sekitar 104 hari dengan Wh/harinya (asumsi jari-jari
jari blade 1m dan densitas
rata-rata
rata energi per harinya sebesar 490 Wh.
Wh udara 1.225). Oleh sebab itu, pengukuran angin
dan pengkajian
engkajian ini perlu dilakukan langsung di
Dalam menentukan energi angin di suatu daerah tempat yang akan dijadikan site energi angin
bukanlah hanya dengan mengetahui kecepatan selama beberapa waktu/bulan ataupun tahun bila
angin rata-rata
rata pada daerah tersebut karena diperlukan.
kecepatan angin sangat fluktuatif setiap waktunya

Pengertian Turbin Angin


Turbin angin merupakan alat konversi energi angin Setiap sistem pasti memiliki suatu tingkat efisiensi
menjadi energi mekanik. Energi angin (Pwind) ini kerja karena hampir tidak ada sistem yang mampu
sendiri merupakan hasil dari setengah kali massa bekerja sempurna,, seperti halnya turbin angin ini.
jenis udara (ρ) dengan luas penampang cakupan Oleh karena itu, untuk mendapatkan Energi
dari turbin angin (A) dan pangkat tiga dari Mekanik dari hasil turbin ini maka perlu
3
kecepatan anginnya (V ). Jadi, sedikit saja selisih diperhitungkan
iperhitungkan juga nilai efisiensi turbin (Cp). Nilai
kecepatan anginnya, maka perbedaan energi yang efisiensi ini sudah ditentukan dari awal mula
dihasilkannya dapat berkali lipat besarnya. sistem (turbin angin) ini didesain. Energi mekanik
Misalkan, bila jari-jari
jari turbin yang digunakan dari turbin ini berupa kecepatan putaran bilah
sebesar 1m dan densitas udaranya 1.225 maka turbin (ω) dan torsinya,, T, (besar gaya yang
pada kecepatan angin 3m/s energinya 52 W dan diberikan pada suatu panjang lengan
pada
ada kecepatan angin 6m/s energinya jauh lebih beban/blade).
besar yaitu 415 W. Inilah yang dinamakan Energi
Angin (Pwind).

Skema aliran konversi energi angin menjadi energi mekanik oleh turbin angin

5
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Tipe turbin angin

Efisiensi turbin angin berdasarkan tipenya

Adapun beberapa tipe turbin angin yang ada di


dunia berdasarkan tingkat efisiensinya diantara Semakin tinggi efisiensi suatu turbin, semakin
lain: maksimal pula turbin tersebut mengkonversi
1) Tipe Holland (Belanda) energi yang didapatnya. Tipe turbin yang memiliki
2) Tipe Savonius tingkat efisiensi paling tinggi adalah tipe 3 blade
3) Tipe Darius propeller (Cp mendekati 45%)45 dan tipe savonius
4) Tipe Linear dan holland efisiensinya yang terendah.
terendah Tipe 2 dan
5) Tipe 2 blade propeller 3 blade propeller saat ini banyak dijumpai pada
6) Tipe 3 blade propeller produk-produkkomersil.
7) Tipe multi blade

6
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Tipe turbin angin berdasarkan
ketinggian dan kapasitasnya.
(Sumber: Planetsave - Wind
Turbine)

Pemanfaatan turbin angin terbagi ke dalam beberapa skala ketinggian dan kapasitasnya, yaitu skala besar,
menengah, kecil, dan mikro. Semakin besar skalanya, semakin besar pula kapasitas yang mampu dihasilkan
suatu turbin angin.

7
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Turbin angin yang sedang berkembang saat ini.

Produk-produk komersil turbin angin skala mikro saat ini (kapasitas 500 W sampai 1 KW) .

Contoh pemanfaatannya di Indonesia

8
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Mengapa 3 blade propeller?

Dalam pemilihan
p tipe perbandingan kecepatan ujung blade terhadap
blade yang perlu angin, maka semakin besar TSR akan semakin
diperhatikan adalah Cp besar putarannya.
dan Tip Speed Ratio (TSR).
Cp adalah tingkat efisiensi Dari berbagai tipe turbin angin, tipe 3 blade
dari blade, semakin besar propeller paling mendekati nilai efisiensi
efisien ideal
efisiensinya maka semakin (koefisiennya mencapai 40%) dan juga bisa
besar juga kemampuan digunakan untuk putaran tinggi. Pada
suatu turbin untuk mengambil
engambil energi yang perkembangannya saat ini, produk komersil lebih
didapatnya (konversi energi. TSR merupakan banyak mengembangkan tipe 2 dan 3 blade
propeller.

Mengapa skala mikro?

Dalam pemilihan dan pengembangan suatu sistem a) Secara ekonomis,, harga dan biaya
selain dari segi kualitas, hal yang perlu diutamakan operasional yang rendah.
lainnya adalah biaya produksi dan instalasi dari b) Teknologi yang lebih mudah dikuasai dan
sistem tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dikembangkan.
pasar sistem tersebut nantinya, serta bagaimana c) Pada prakteknya, pengelolaan di daerah
penyampaian terhadap penggunanya. terpencil lebih mudah dilakukan.
d) Secara sosial, lebih mudah diterima
Beberapa alasan skala mikro ini lebih cocok masyarakat.
diterapkan di Indonesia (khususnya Indonesia e) Dampak dan beban terhadap lingkungan
bagian Timur), yaitu: yang kecil.

9
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Pengukuran Angin

Dasar dalam perhitungan potensi energi angin adalah pengukuran


angin. Di dalam pengukuran angin terdapat dua variabel utama yaitu
kecepatan (m/s) dan arah angin (º). Pengukuran kecepatan angin
dapat menggunakan anemometer, sementara untuk arah angin
dengan menggunakan wind direction sensor (WDS). Keduanya akan
menyampaikan data untuk direkam oleh data logger (DL). Data angin
yang dihasilkan ini berupa data per detik.

Melalui data angin ini dapat dilakukan pengkajian dasar maupun


lanjutan sebelum membangun suatu power plant (sistem
pembangkit listrik tenaga angin) seperti:
o Perhitungan dan pemetaan
emetaan potensi energi angin
o Karekteristik angin pada daerah tersebut
o Durasi untuk kecepatan angin produktif
o Simulasi wind shear di sekitar wind farm
o Analisa angin pada ketinggian tertentu
o Prakiraan angin
o Wind gust factor, dll.

DATA LOGGER

Contoh hasil pengukuran angin harian, yaitu kecepatan dan arah angin:

10
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Kecepatan angin (m/s) serta nilai energi (Watt) teoritis selama 24 jam

11
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
THE SKY DANCER
Bagian utama dari turbin angin berupa generator,
blade, cone, fin, dan ekor. TSD-500
TSD ini merupakan
turbin angin horizontal dengan 3 blade propeller
yang memiliki tingkat efisiensi 40%. Turbin ini
mulai berputar pada kecepatan angin 2.5 m/s dan
mulai memproduksi listrik pada kecepatan angin 3
m/s. Daya maksimal yang mampu dihasilkan
diha oleh
turbin adalah 500 Wattpeak (Wp) pada kecepatan
angin 12 m/s dan n di atasnya. Turbin ini dapat
bertahan sampai pada kecepatan angin 33 m/s.
m/s

Blade turbin menggunakan bahan kayu pinus.


Selain kualitasnya yang ringan dan kuat,
kuat bahan ini
mudah ditemui di Indonesia (untuk
pengembangan produksi lokal) dan juga harganya
yang relatif terjangkau dibandingkan dengan
bahan lainnya. Turbin angin TSD-500 dipasang
pada ketinggian 4 hingga 6 meter m di atas
Spesifikasi Sistem Turbin Angin permukaan tanah. Inilah yang membuat proses
instalasi turbin mudah dipelajari dan lebih aman.
System Name TSD-500
Teknologi Cogging-less
less
Turbine Type HAWT
Maximum Output Power 500 Wp in 12 m/s above Perbedaan mendasar antara The Sky Dancer
dengan turbin angin lainnya terletak pada
Start Up Wind Speed 2.5 m/s
generatornya. Tipe generator 3 fasa magnet
Cut in Wind Speed 3 m/s permanen yang digunakan pada turbin ini memiliki
Survival Wind Speed 33 m/s teknologi cogging-less.
less. Cogging merupakan suatu
hentakan (torsi yang berlawanan dengan arah
Generator Type 3-phase
phase permanent magnet
putar turbin) saat memutar rotor yang
(Cogging
(Cogging-less technology)
mengakibatkan rotor sulit sekali diputar
dipu dengan
Blade Diameter 1.6 or 2 m
tangan dan hal ini mengurangi efisien kerja turbin,
Number of Blades 3 blades menimbulkan getaran dan bunyi yang
Blade Material Pinewood mengganggu. Seandainya angin dalam kecepatan
rendah maka turbin akan sangat sulit berputar.
Maximum RPM 1000 RPM
Cogging terjadi karena adanya perbedaan
Storage System 24 V permeabilitas antara magnett dengan material non-
Weight of System 25 kg magnet. Dengan adanya teknologi cogging-less ini
(without pole) maka rotor dapat diputarr tanpa hambatan (sangat
Height of Pole 4-6m mulus) (dengan
dengan tangan sekalipun!)
sekalipun! dan turbin
angin ini mampu berputar pada kecepatan angin
Manufactured by NIDEC Japan Corp.
rendah.

Teknologi Furling

Teknologi lainnya yang


ng berperan dalam TSD-500
TSD ini
adalah teknologi furling
furling. Teknologi ini

12
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
dimaksudkan sebagai sistem pengamanan menghindari dari arah datangnya angin dan
d turbin
generator dan baterai. Bila baterai dalam kondisi pun berhenti berputar. Dan bila baterai sudah bisa
penuh, maka turbin angin akan secara otomatis diisi kembali maka ekor turbin akan mengarahkan
mengerem/berhenti berputar dengan cara kembali badannya ke arah angin. Oleh karena
menghindar dari arah datangnya angin.
angin Ekor turbin itulah, turbin ini memiliki nama The Sky Dancer
seakan menari untuk mengarahkan badan turbin (Sang Penari Langit).

in Angin
Sistem Turbin

Skema sistem turbin angin

Putaran blade membuat generator berputar dan itu, dialirkan kembali menuju data logger untuk
menghasilkan tegangan AC 3 fasa yang mewakili dilakukan perekaman
erekaman data dan selanjutnya
vektor arah angin, yaitu u,, v, dan w. Kemudian disimpan ke dalam baterai/aki. Sebelum digunakan
dialirkan menuju controller (teknologi ke beban (peralatan listrik AC), energi yang telah
pengamanan dan konversi energi) dan hasil disimpan ini harus dikonversi terlebih
terl dahulu
keluaran dari controller ini berupa tegangan DC melalui inverter (tegangan DC menjadi AC).
(telah dikonversi dari AC menjadi DC karena media
penyimpanan energi dalam lam bentuk DC). Setelah

13
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Komponen-ko
komponen Sistem Turbin Angin
Komponen Utama

1. BLADE

Blade merupakan bagian penting dalam suatu dibandingkan horizontal dan tergantung
tergantun pada
sistem turbin angin sebagai komponen yang keterampilan pembuatnya.
berinteraksi langsung dengan angin. Secara umum
terdiri dari 2 tipe yaitu horizontal axis wind turbine The Sky Dancer merupakan turbin angin tipe
(HAWT) dan vertical axis wind turbine (VAWT). HAWT dengan 3 blade propeller yang memiliki nilai
Kedua tipe ini dapat disesuaikan dengan orang Cp 40%, yang berarti mampu mengambil 40% dari
yang ingin mengimplementasikannya dan total energi angin yang diterimanya (energi per
kemampuannya dalam mewujudkan. Untuk tipe luas sapuan blade) menjadi energi mekanik.
mekanik
vertikal pembuatannya jauh lebih sulit

Bagian blade

Sumber: Windpower Workshop - Hugh Pigott

14
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Blade terdiri dari beberapa bagian, seperti • Setting of angle (pitch, sudut antara
• Radius (jari-jari blade) chord line dan bidang rotasi dari rotor)
• Chord (lebar blade) • Angle of attack (sudut antara chord line
• Leading edge dengan arah gerak udara relatif).
• Trailing edge
• Chord line (garis yang menghubungkan
leading dan trailing edge)

Jenis-jenis blade

Blade memili
memiliki 3 jenis
berdasarkan desainnya,
desainnya yaitu
taper (mengecil ke ujungnya),
Pangkal tapperless (pangkal dan ujungnya
memiliki lebar yang sama), dan
inverse-taper
taper (membesar ke
ujungnya). Ketiga blade ini
memiliki kapasitasnya masing-
masing
masing,
ing, seperti blade taper cocok
Ujung untuk angin berkecepatan tinggi,
sementara inverse-taper
inverse cocok
untuk kecepatan angin rendah
(putaran rendah, torsi tinggi) dan
blade tapper-less
tapper di antara
keduanya.

Perancangan blade

Dalam merancang suatu blade ada beberapa aspek yang


perlu dipahami, yaitu:

1. Mekanika Fluida
2. Aerodinamika
3. Material

Dengan memahami mekanika fluida dan aerodinamika maka


terdapat beberapa
eberapa parameter dalam merancang suatu
blade, seperti:
1. Tip Speed Ratio (TSR),, seberapa kali lebih cepat antara
kecepatan angin dan putaran pada ujung blade.
Semakin besar nilai TSR maka semakin cepat juga
putaran ujung blade.
2. Airfoil, bentuk desain ujung blade berdasarkan gaya
angkat dan dorong (lift forces blade terhadap
lift and drag forces)
aliran udara yang melewatinya.
melewatinya Saat ini ada beraneka
ragam desain airfoil dan pada TSD-500
TSD digunakan model
Clark Y untuk airfoilnya.

15
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Sumber: Howstuffworks, 2006.

3. Twist,, sudut puntir (β) pada blade antara Pemilihan material harus seimbang dan tepat guna
chord line dengan bidang rotasi rotor berdasarkan kualitas, harga, dan penyampaiannya
4. Angel of attack (α), sudut antara gerak aliran kepada pengguna (QCD). Turbin angin TSD-500
TSD
udara dengan chord line. Rasio α yang paling menggunakan bahan kayu pinus karena bahannya
baik dan umumnya digunakan adalah 4º. 4 yang ringan, kuat, murah, dan bahannya yang
5. Power Coefficient (Cp), Kemampuan blade mudah ditemui di Indonesia. Bahan lain yang lebih
untuk menyerap energi angin yang baik yaitu dengan styrofoam karena
k bahan ini
diterimanya. Dari semua energi angin yang ringan, mudah dibentuk, murah, dan tidak
diterima, hanya sekitar 50% yang dapat berbahaya.
diekstrak (Teorema Betz)
6. Panjang blade,, untuk menentukan seberapa Blade juga harus diuji dari segi ketahanan terhadap
terha
banyak energi angin yang dapat diperoleh lingkungan, baik itu terhadap badai ataupun pada
berdasarkan luas area sapuan blade. kecepatan angin tertentu. Kemungkinan yang harus
diperhatikan seperti patah blade, cacat akibat
Ada beberapa bahan yang dapat digunakan untuk bertabrakan dengan butiran pasir, debu, ataupun
pembuatan blade, seperti: material lainnya karena kecepatan tinggi dan juga
a. Fibber dapat mempengaruhi
pengaruhi berat blade bila ada retakan
b. Logam (besi, alumunium, dll) (kemungkinan air/fluida lainnya menyerap), serta
c. Kayu kemungkinan blade dapat melengkung. Dan hal
d. Styrofoam, dll. lainnya yang harus diperhatikan adalah dari segi
keamanan baik dalam proses pemasangan ataupun
setelah dipasang.

16
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
2. GENERATOR

Generator merupakan alat


konversi energi mekanik
menjadi energi listrik.
Generator mengubah torsi
(T) dan kecepatan putar
rotor (ω) yang diterimanya
dari blade menjadi nilai
tegangan (V) dan arus (I).
Hasil keluaran dari
generator ini berupa listrik
AC 3 fasa.

Ilmu-ilmu
ilmu yang terkait dalam perancangan generator, diantara lain:
1. Prinsip Konversi Energi
a. Elektromagnetik
b. Electric machinery
2. Prinsip Torsi dan Rotasi
a. Mekanika
3. Material
a. Jenis Magnet yang digunakan
b. Material konduktor untuk Core
c. Material isolator untuk
lapisan luar

Perancangan generator harus


disesuaikan dengan karakter titik
putaran blade sehingga proses
konversi energi mekanik menjadi
energi listriknya memiliki efisiensi
yang tinggi.

Proses perancangan generator


enerator
Contoh hasil simulasi elektromagnetik

17
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Komponen Pendukung

3. FIN
Ekor turbin angin berfungsi mengarahkan turbin angin
menghadap arah angin. Ukuran ekor perlu disesuaikan
dengan turbin angin sehingga mampu mendorong
badan turbin ke arah angin. Sang Penari Langit
memiliki sirip ekor yang terbuat dari bahan fiber dan
batang
ng ekornya terbuat dari besi.

4. CONTROLLER

Controller berperan sebagai alat konversi energi Beberapa aspek yang harus dipahami untuk
listrik dari AC menjadi DC dan pengatur sistem merancang controller, seperti:
tegangan masukan yang fluktuatif dari generator 1. Elektronika
untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai.
baterai 2. Control Otomatic
3. Power electronic,, bagaimana
menggunakan semikonduktor
4. Programming

MPPT
Maximum power point tracker (MPPT) adalah suatu
rangkaian DC yang mengoptimasikan keluaran daya dari
generator sebelum dialirkan untuk disimpan ke
baterai.Regulator tegangan (Cut off tegangan maksimal 130
V) melindungi komponen-komponen
komponen yang ada di dalam
controller dari aliran arus tinggi. Controller dapat secara
otomatis menghentikan pengecasan saat baterai penuh.

18
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Pada controller, rectifier berperan dalam dengan kapasitas baterai. Misalnya saja,
s tegangan
mengkonversi tegangan AC menjadi DC sehingga dan arus AC dari sumber awalnya bernilai 160 V
sesuai dengan media penyimpanan listrik, yaitu dan 3 A (P=V.I , maka nilai Powernya 480 W)
baterai DC. Hasil dari rectifier ini kemudian diolah dialirkan ke controller untuk dikonversi menjadi
oleh sistem MPPT dengan bantuan Transformer listrik DC yang sesuai dengan kapasitas baterai,
dan Mosfet yang mengkonversi DC power untuk maka tegangan dan arusnya menjadi 24 V dan 20 A
dipecah-pecahkan
pecahkan menjadi tegangan DC yang lebih (P=480 W).
kecil dan arus yang disesuaikan sehingga cocok

Bagian-bagian controller yang terlihat dari


da luar
untuk dhubungkan dengan komponen lainnya.
lai

19
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
5. DATA LOGGER

Data logger (DL) berperan sebagai media perekaman data dalam detik, tegangan, arus,
penyimpanan data, tegangan dan arus dari kecepatan, dan arah angin.
controller akan melewati DL untuk direkam setelah
itu tegangan dan arus ini kembali dialirkan kembali Keilmuan terkait mengenai data logger ini,
menuju baterai. Rekaman data disimpan di dalam diantara lain sensor, PIC programming, sistem
SD Card dalam format excel seperti waktu digital, dan elektronika.

Contoh hasil pengukuran turbin angin


gin harian berupa nilai tegangan dan arus, serta daya yang dihasilkan oleh
satu sistem turbin:

WT1
Voltage Current

16 12

15 10

14 8
Ampere

13 6
Volt

12 4

11 2

10 0

9 -2
0:00:00 4:00:00 8:00:00 12:00:00 16:00:00 20:00:00 0:00:00
[hh:mm:ss]

20
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Data tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk menghitung daya yang dihasilkan (P=V.I), serta masukan arus
dan tegangan saat turbin dalam kecepatan angin tertentu.
tertentu. Melalui data V dan I ini juga diketahui kondisi
baterai penuh atau tidaknya serta kualitas baterai.

Battery No. 18 530,34 Wh


13,10
13,09
Wattage Expectation Wattage

300

250

200

150
Watt

100

50

0
0:00:00 4:00:00 8:00:00 12:00:00 16:00:00 20:00:00 0:00:00
-50
[hh:mm:ss]

21
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
6. BATERAI
Baterai berperan sebagai media penyimpanan beban dan sumber energinya dari generator,
energi listrik. Pada baterai terjadi reaksi sementara itu proses discharging
dischar adalah ketika
elektrokimia charging dan discharging. Proses baterai menjadi sumber energi untuk pengisian
charging ini bekerja saat baterai berfungsi sebagai beban lainnya (misalkan lampu).
lampu

Pada sistem TSD-500, baterai yang digunakan adalah


baterai jenis deep cycle gel dan terdapat 2 macam,
yaitu baterai dengan kapasitas 12V / 100Ah dan 2V /
800Ah. Hal ini ditujukan berdasarkan kebutuhan
Baterai dengan
penggunaannya. kapasitas 2V / 800Ah

Baterai dengan
kapasitas 12V / 100Ah

22
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
7. INVERTER

Inverter berfungsi sebagai alat konversi listrik DC dari baterai (12/24 V) menjadi listrik AC (220 V) sehingga bisa
digunakan untuk peralatan listrik AC, seperti peralatan rumah tangga sehari-hari
sehari hari yaitu lampu, televisi, kulkas,
dll.

23
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Kendala dan Solusi yang dihadapi
Sebelum suatu produk dipasarkan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap ketahanan
sudah dipersiapkan dengan berbagai kendala yang lingkungan. Turbin angin TSD-500
TSD diuji agar dapat
akan dihadapi seperti halnya turbin angin TSD-500
TSD beradaptasi dengan kondisi angin di Indonesia dan
ini yang telah diuji dalam suatu wind tunnel hingga melalui berbagai pengujian yang telah dilakukan
kecepatan angin mencapai 33 m/s dan berbagai uji terdapat beberapa kendala yang
yan dihadapi, serta
kelayakan lainnya. Setelah uji lab dilakukan maka solusinya.

• Blade

Kerusakan Kemungkinan Efek Solusi


Patah Tidak - -
Retak Ada sedikit Mengurangi performa, Pemilihan bahan yang
namun efeknya kecil lebih selektif.
karena retaknya hanya Hindari kelalaian saat
kecil pemasangan.
Cat terkelupas Ada sedikit Pengaruhnya kecil Pengecatan beberapa
bagian yang terkelupas
Pecah bagian ujung Ada Blade retak, congkel pada Pemberian alumunium
ujungnya dan ini akan foil pada bagian ujung
berpengaruh pada massa blade
dan kesetimbangan blade
Melengkung Belum bisa dipastikan - -

24
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
• Angin barat yang massive

Kondisi angin di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson barat dan timur.
Kedua angin muson ini memiliki karakter yang berbeda. Pada bulan
Januari - Februari berhembus angin muson barat yang sangat massive.

Permasalahan: ada pada sistem generator dan baterai


bater karena baterai
akan cepat penuh dan bila turbin tetap terus berputar maka dapat
merusak generator, controller, serta baterai.

Solusi: teknologi horizontal furling


Posisi ekor pada turbin dibuat miring sehingga ketika angin berhembus
kencang sekali maka ekor dari turbin angin akan mendorong badan turbin
menghindari arah angin dan turbin berhenti berputar.

• Karat

Bila pemasangan turbin berada di


daerah pantai, maka proses
perkaratan cenderung berjalan lebih
cepat.. Biasanya karat hanya terdapat
pada baut - baut dan tiang turbin. Hal
ini dapat diatasi dengan perawatan
rutin. Sementara pada bagian turbin
angin sendiri sudah dilapisi oleh bahan
anti karat.

25
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Transfer Teknologi
Transfer teknologi merupakan cara penyampaian Transfer teknologi ini dilakukan secara bertahap
teknologi
nologi terhadap masyarakat (pengguna) dilihat dari kemampuan produksi (lokalisasi
sehingga pemanfaatan teknologi dapat tepat guna.
guna produk) dan pemahamannya di Indonesia.

Komponen Pengembangan
Blade Dari model taper menjadi taperless
Dari ukuran r = 0.8 m menjadi r = 1 m
Buatan pengrajin lokal (Bandung, Jember, Lumajang,
dll)
Controller Sistem 12 V hingga 24 V
Generator Sistem 80 V hingga 160 V
Data Logger Dari bentuk yang sederhana hingga sistem otomatis
Pondasi Hingga saat ini sudah didapatkan format pondasi yang
sesuai berdasarkan kondisi angin dan lingkungan
Indonesia.
Formasi turbin angin Formasi dari sistem yang sederhana hingga yang
kompleks (misal untuk site dengan 100 WT)

26
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
BLADE

Buatan Pengrajin Lokal

27
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
CONTROLLER

GENERATOR
Generasi 1

Generasi 2

3-phase
phase permanent 3-phase
phase permanent
magnet magnet
1000 RPM 1000 RPM
80 V 160 V

28
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
DATA LOGGER

29
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
PONDASI

FORMASI TURBIN ANGIN

30
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Selain itu juga dilakukan pengujian turbin angin TSD-500
TSD 500 terhadap turbin angin lainnya seperti dari Southwest
milik Amerika dan berdasarkan pengujian, turbin angin TSD-500 lebih unggul secara performa.
performa

Selama proses transfer teknologi di site Ciheras terdapat


terdapat beberapa pelatihan, diantara lain:
1. Pengenalan turbin angin
2. Pelatihan pemasangan sistem
3. Pelatihan instalasi tiang turbin
4. Pelatihan pembuatan pondasi turbin angin
5. Pelatihan pengecekan baterai
6. Pelatihan instalasi rangkaian listrik
7. Pelatihan pengambilan dan pengolahan data
8. Pelatihan survei potensi energi angin

31
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Implementasi Teknologi

Tahap penerapan teknologi dilakukan saat teknologi tersebut siap digunakan


d dan suatu teknologi dapat
dikatakan siap digunakan apabila telah melalui serangkaian proses pengujian
pengujian dan adaptasi terhadap
lingkungan yang akan diterapkannya. Implementasi teknologi tepat guna bila mampu memenuhi permintaan
pasarnya.

Supply = Demand

Hasil Pengukuran di Desa Kapan

Berdasarkan survei di Desa Kapan, Kep. Maluku, didapatkan selama pukul 12:00 - 14:20 kecepatan angin
berada dalam rentang 3 -12 m/s dengan rata-rata 6m/s.. Dengan demikian estimasi waktu produksi pada
daerah tersebut bila dalam 8 jam per hari kecepatan angin rata-ratanya 6 m/s didapatkan energi angin yang
ya
potensial seperti ini dan perkiraan daya yang dihasilkan per hari 500 Wh maka dalam 1 bulan akan
mendapatkan 15 kWh dan dalam 1 tahun akan diperoleh daya 180 kWh per tahun.
tahun

Wind Speed At Desa Kapan (12:00~14:20)


15

12
Wind Speed [m/s]

0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135
Survey Time , [mnt]

※Average Vw: 6m/s

32
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Hasil Pengukuran di Desa Lamaknen

Selama 2 jam 20 menit pengukuran di Desa Lamaknen, kecepatan angin rata-rata


rata rata yang didapatkan 8 m/s
dengan rentang yang lebih besar lagi yaitu 3 - 15 m/s. Dengan demikian maka daya yang dapat dihasilkan per
harinya sebesar 1200 Wh (36 kWh/bulan atau 426 kWh).

Wind Speed At Desa Lamaknen (12:00~14:20)


15

12
Wind Speed [m/s]

0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135
Survey Time , [mnt]

※Average Vw: 8m/s

Hasil Pengukuran di Desa Laktutus

Begitupun halnya dengan kondisi angin di Desa Laktutus yang bertopografi bukit-bukit.
bukit bukit. Potensi angin di daerah
ini sangat menjanjikan yaitu dengan kecepatan angin rata-rata
rata rata 9 m/s (selama 11.00 - 13.20) yang berarti
mampu menghasilkan daya 1700 Wh/hari (50 kWh/bulan atau 600 kWh/tahun).

Wind Speed At Desa Laktutus (11:00~13:20)


15

12
Wind Speed [m/s]

0
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Survey Time , [mnt]

※Average Vw: 9m/s

33
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Rangkaian kegiatan dalam proses implementasi teknologi turbin angin adalah sebagai berikut:

PERSIAPAN PROYEK

Persiapan Survei dan Feasibility Study (persiapan alat & bahan kebutuhan survei termasuk
data dan informasi)
Survei & Feasibility Study (pengumpulan data angin serta titik-titik
titik area berpotensi di sekitar
wilayah proyek, kemudian juga data demografi/kependudukan, kebutuhan listrik,
lis keamanan,
akses dan transportasi; topografi, kondisi tanah dan lainnya yang berkaitan dengan
implementasi proyek)
proyek
Instalasi beberapa sistem turbin angin sebagai simulasi pembangkit listrik yang akan
dibangun nanti
Evaluasi data survei & feasibility study
Perancangan Sistem

Hasil Feasibility Study

Project Name Sumba Project

Hybrid System (Micro Wind Turbine and Solar


Type of Power Plant
Panel - Photovoltaic)

Number of Wind Turbine Systems 100 units

Number of Solar Panel Systems 50 units

Total Capasity 55 kW

4 villages (Kalihi, Tana Rara, Kamanggih, and


Number of Villages
Palindi)

Partnership IBEKA

Sponsored by PT PERTAMINA

34
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Perancangan Sistem

Tahap Perancangan Sistem Pembangkit Listrik


► Perancangan pondasi
► Pemrosesan tiang turbin angin
► Perancangan Power House
► Penentuan layout penempatan turbin angin, panel surya, dan power house
► Perancangan wiring system dan jaringan transmisi

Kondisi masyarakat di Sumba Timur umumnya


berternak dan berkebun oleh karena itu
kebutuhan listrik di daerah ini belum besar, Desa Kalihi (33 rumah)
masyarakat saat ini hanya membutuhkan Jenis kebutuhan per 3 buah lampu 5 W dan
rumah pengisian baterai
penerangan di rumah dan listrik untuk mengisi
handphone 10 W
baterai handphone (hanya beberapa orang saja Kapasitas Maksimal 2.4 kWh (110 Wp per
yang memiliki). Berikut ini adalah rincian rumah)
kebutuhan listrik warga di Desa Kalihi: Kapasitas Harian per 4.2 kWh (190 Wh per
rumah rumah)
Dengan estimasi
timasi perolehan daya tiap harinya Jumlah sistem turbin 20 unit (10 kWp)
adalah 500 Wh/turbin dan 350 Wh/panel surya Jumlah sistem panel surya 20 0 unit (1 kWp)
maka sistem hibrid ini dapat menghasilkan 13.5
kWh tiap harinya dan sudah mampu memenuhi
kebutuhan listrik di Desa Kalihi (4.2 kWh per
harinya).

35
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
IMPLEMENTASI PROYEK
Pengadaan sistem dan material, serta SDM
Konstruksi sipil dan transmisi listrik
Instalasi electrical wiring dan turbin angin
Pengujian sistem pembangkit listrik
Sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat

Konstruksi sipil

Proses konstruksi dalam pembangunan sistem pembangkit listrik hibrid ini terdiri dari:
• Persiapan tiang
• Pembuatan pondasi
• Pembangunan Power House
• Pembuatan jaringan transmisi

36
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Electrical Wiring dalam Power House

Di dalam power house terdapat sistem electrical wiring yang terdiri dari beberapa komponen seperti:
• Controller 24 buah (20 controller untuk 20 turbin angin dan 4 controller untuk 20
2 panel surya)
• Panel box yang berisi beberapa komponen listrik seperti saklar, terminal, kabel-
kabel-kabel, MCB, data
logger, dan inverter
• Baterai 2V/800 Ah sebanyak 24 buah

37
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Instalasi Turbin Angin The Sky Dancer

20 Turbin Angin + 10 Panel Surya di Desa Kalihi, Sumba Timur - NTT

Lentera Angin Nusantara

38
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin
Referensi

Abdillah, R., Luthfi, Gilang, Muliandari, W., & Megatroika, A. (2010). Kuliah Energi Angin dan
Matahari. Bandung: Meteorologi ITB.

Layton, J. (2006). How Wind Power Works.


Works. Dipetik January 16, 2014, dari Howstuffworks:
www.howstuffworks.com/environmental/green
www.howstuffworks.com/environmental/green-science/wind-power3.htm

Pigott, H. (2000). Windpower Workshop. Peninsula: British Wind Energy Association.

PLN. (2011). Rasio Elektrifikasi Indonesia.


Indone Jakarta: PLN.

Vestas. (t.thn.). Dipetik January 16, 2014, dari Vestas: www.vestas.com

Wind Energy Handbook - Aerodinamics and Load.

39
Lentera Angin Nusantara - Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin

Anda mungkin juga menyukai