Anda di halaman 1dari 9

Nama: Ahmad Mushawwir Alfkri

NIM: 2018-11-233

Kelas: Teknik Tegangan Tinggi (E)

Tugas 4: Rangkuman Teknik Pembangkitan Tegangan Tinggi Impuls

• Gejala alami yang tidak bisa dihindari saat pengoperasian peralatan listrik tegangan tinggi
adalah bahwa peralatan tersebut sering terkena tegangan lebih impuls, baik impuls petir
ataupun impuls kontak (karena buka tutup sistem kontak). Untuk mengetahui kekuatan isolasi
peralatan terhadap berbagai bentuk tegangan impuls ini, sangat diperlukan pengujian
laboratorium terhadap peralatan tegangan tinggi.
• Tinggi tegangan lebih yang mungkin terjadi pada jaringan menentukan kekuatan dan jenis
isolasi. Amplitudo dan besaran waktu tegangan lebih telah distandarisasikan. Standarisasi ini
telah diusahakan mendekati kemungkinan pembebanan peralatan secara praktis akibat
tegangan lebih impuls petir ataupun impuls kontak. Pengujian dengan standarisasi tegangan
impuls ini adalah sebuah pendekatan dari kemungkinan yang terjadi pada pengoperasian
nyata peralatan tegangan tinggi. Besaran waktu dari impuls kontak pada jaringan sangat
tergantung dari konfigurasi jaringan, oleh sebab itu besaran waktu impuls kontak sangat
bervariasi pada setiap titik jaringan. Arus akibat sambaran petir adalah merupakan distribusi
statistik, sehingga gelombang berjalan tegangan akan berbeda-beda. Karena bentuk
gelombang impuls bervariasi, maka dibuat standarisasi internasional untuk tegangan impuls
(IEC60).

A. Besaran Besaran Tegangan Impuls

Tegangan Impuls Petir

Besaran waktu tegangan impuls petir adalah 1,2/50 µs. Dengan TS = T1 = 1,2 µs ± 30% dan TR = T2 = 50
µs ± 20%. Waktu ke puncak TS diperoleh dari 1,67 kali rentang waktu antara 30% dan 90% nilai
tegangan. Dalam hal ini tidak digunakan nilai 10%, karena pada pembangkitan tegangan tinggi impuls,
osilasi pada awal tegangan impuls mempersulit menentukan nilai 10%. Harus pula diperhatikan dalam
hal ini awal perhitungan tidak dimulai dari naiknya tegangan tapi adanya nol virtual pada sumbu x
akibat tarikan garis lurus antara 30% dan 90% nilai tegangan.

Waktu panggung adalah waktu antara mulainya impuls dan 50% nilai tegangan pada punggung
gelombang. Tegangan impuls petir diharapkan unipolar. Osilasi dan overshoot disekitar nilai puncak
tegangan diijinkan, jika nilai amplitude yang terbesar tidak melebihi 5% nilai tegangan puncak. Osilasi
pada bagian pertama tegangan impuls (𝑉 < 50% ∙ Ṽ) diijinkan selama amplitudonya tidak melebihi
25% nilai puncak.

Tegangan Impuls Kontak

Besaran waktu standar untuk tegangan impuls kontak adalah 250/2500 µs. Dengan TCr = T1 = 250 µs ±
20% dan T2 = 2500 µs ± 60%. Waktu ke puncak TCr diperoleh dari rentang waktu antara awal impuls
dan tercapainya nilai puncak. Osilasi frekuensi tinggi saat pembangkitan tegangan impuls masih ada
akan tetapi hal ini secara praktis tidak berpengaruh karena konstanta waktu tegangan impuls petir
jauh lebih besar dari osilasi ini. Waktu punggung T2 merupakan rentang waktu antara awal impuls dan
nilai 50% nilai tegangan puncak pada punggung gelombang. Waktu punggung ini mempunyai toleransi
sangat besar, karena tergantung dari impedansi benda uji, realisasi waktu punggung ini bisa menjadi
sangat sulit. Toleransi nilai puncak tegangan impuls kontak harus tetap 3%.

Permasalahan penentuan nilai puncak seperti pada tegangan impuls petir tidak ditemui karena proses
osilasi telah hilang saat mencapai nilai puncak. Besaran lain yang biasa melengkapi besaran tegangan
impuls kontak adalah waktu puncak Td yang didefinisikan sebagai rentang waktu dimana nilai tegangan
lebih besar dari 90%.
B. Rangkaian Pembangkit Tegangan Impuls Satu Tingkat

Tegangan impuls sampai dengan nilai puncak 300 kV umumnya dibangkitkan dengan rangkaian satu
tingkat. Untuk tegangan yang lebih tinggi dipergunakan pelipatganda tegangan atau sering disebut
dengan Marx Generator.

Rangkaian dan Prinsip Kerja Pembangkit Tegangan Impuls

Energi tersimpan pada kapasitor impuls, Cs yang termuati secara perlahan melalui transformator
tegangan tinggi dan penyearah. Konstanta waktu pemuatan TL berkisar s ... min. Setelah kapasitor
dimuati sesuai dengan tegangan pemuatan yang diinginkan, kontak sela bola SF ditrigger. Tegangan
pada beban saat ini masih 0 kV karena kapasitor diketanahkan melalui RE. Setelah kontak sela bola
terhubung akan terjadi pemindahan muatan dari kapasitor impuls ke beban yang kebanyakan bersifat
sebagai kapasitor. Konstanta waktu pemindahan muatan ini ditentukan oleh tahanan redam RD dan
kapasitansi beban CB. Secara bersamaan peluahan CS dan CB melalui RE sudah dimulai. Konstanta waktu
dari peluahan ini ditentukan oleh nilai CS dan RE. Secara praktis, rangkaian tipe 1 yang umum digunakan

dalam membangkitkan tegangan impuls, karena efisiensi rangkaian tipe 1 𝜂 = 𝑉 (Perbandingan
𝐿
antara nilai puncak tegangan dan nilai tegangan pemuatan) lebih baik daripada rangkaian tipe 2. Ini
terlihat jelas, berbeda dengan tipe 1, pada tipe 2 RD dan RE membentuk pembagi tegangan sehingga
tegangan output menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tipe 1. Satu satunya alasan menggunakan
rangkaian tipe 2 adalah jika RE secara bersamaan dimanfaatkan sebagai pembagi tegangan untuk
keperluan pengukuran tegangan impuls.

Perhitungan Besaran Besaran Tegangan Impuls

Rangkaian Tipe 1 dapat dijelaskan secara matematis dengan persamaan diferensial berikut:

𝑑2 𝑣(𝑡) 𝑑𝑣(𝑡)
2
+𝐴 + 𝐵𝑣(𝑡) = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Persamaan menggunakan transformasi Laplace dan dengan bantuan gambar 4.5 sebagai berikut:
Untuk Tipe 2 diperoleh B dan K adalah sama seperti tipe 1 tetapi
1 1 1
𝐴= + +
𝑅𝐷 ∙ 𝐶𝑆 𝑅𝐷 ∙ 𝐶𝐵 𝑅𝐸 ∙ 𝐶𝑆
Persamaan diferensial ini dapat diselesaikan dengan hukum eksponensial. Kondisi mula yang harus
diperhatikan adalah saat waktu t=0, tegangan pada CS adalah UL dan tegangan pada CB bernilai 0.
Penyelesaiannya menjadi:

Dari persamaan yang telah diuraikan dapat dilihat bahwa gelombang impuls terbentuk dari dua buah
persamaan eksponensial. Dari analisa di atas, nilai 30% dan 90% dari tegangan puncak juga harus
diperhitungkan. Sehingga akan diperoleh nilai waktu ke puncak dan waktu punggung besaran
tegangan tinggi impuls. Secara pendekatan praktis diperoleh:
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa waktu ke puncak TS dipengaruhi oleh tahanan redam RD
dan rangkaian serta CS dan CB. Sedangkan untuk waktu punggung dipengaruhi oleh tahanan peluahan
RE dan rangkaian paralel dari CB dan CS. Efisiensi diperoleh dari perpindahan muatan.

Ṽ 𝐶𝑆
𝐶𝑆 ∙ 𝑉𝐿 = (𝐶𝐵 + 𝐶𝑆 ) ∙ Ṽ => 𝜂 = =
𝑉𝐿 𝐶𝐵 + 𝐶𝑆
Semua persamaan diatas adalah untuk rangkaian tipe 1. Untuk tipe 2 diperoleh:

Untuk tegangan impuls kontak dengan besaran waktu 250/2500 µs faktor pengali yang digunakan
tidak lagi 2,96 dan 0,73 melainkan 2,41 dan 0,87.

Induktansi Parasit

Pada rangkaian tegangan tinggi, disamping keberadaan stray kapasitansi tidak dapat dihindarkan pula
keberadaan induktansi parasit. Induktansi parasit pada kapasitor impuls (yang membedakan baik dan
buruknya generator impuls) dan pada kabel yang menghubungkan ke kapasitansi beban dalam hal ini
test obyek harus diatur.

Besar induktansi dalam sebuah kapasitor impuls secara umum tidak dapat kita ubah (kecuali
melakukan pemilihan yang baik saat pebelian) akan tetapi kita dapat mengurangi induktansi kabel
dengan cara memperpendek rangkaian pengujian (rangkaian pengujian yang kompak). Untuk
keperluan analisis pengaruh induktansi tersebut dapat diganti dengan menggunakan induktansi
terpusat.

Dari induktansi ini akan terbentuk rangkaian osilasi CS – LS – CB yang akan teredam oleh tahanan redam
RD. Untuk CS ≫ CB rangkaia osilasi ini akan teredam kritis, RD > 2√𝐿/𝐶𝐵 . Dengan demikian tedapat
sebuah persyaratan tambahan untuk RD. Yang perlu diperhatikan adalah semakin besar RD maka
waktu ke puncak TS juga akan semakin besar. Sehingga secara praktis, nilai RD dipilih sedemikian rupa
sehingga pada satu sisi TS masih dalam batas toleransinya (𝑅𝐷 < 𝑅𝐷𝑚𝑎𝑘𝑠 ) dan disisi lain osilasi harus
teredam tidak melewati atas yang diijinkan (maksimal 5% dari Ṽ). Pada LS yang relative besar sering
kali hal tersebut diatas tidak dapat dipenuhi. Dalam hal ini, jika bukan waktu ke puncak maka osilasinya
yang terlalu besar. Karena kapasitansi beban merupakan nilai tetap maka masalah ini hanya dapat
dipecahkan dengan mengurangi induktansi.

C. Rangkaian Pelipatganda

Untuk membangkitkan tegangan impuls yang lebih besar dari 300 kV selalu menggunakan rangkaian
pelipatganda Generator Marx. Prinsip rangkaian ini adalah beberapa kapasitor impuls termuati secara
paralel pada tegangan pemuatan VL dan melalui kontak sela bola akan terhubung dan membuang
muatan secara seri pada beban.

Rangkaian Pengganti Generator Marx

Proses pemuatan

Kapasitor impuls CS akan termuati pada tegangan VL oleh trafo tegangan tinggi dan diode melalui
tahanan pemuatan R’L, tahanan redam R’D dan tahanan peluahan R’E. Agar semua kapasitor impuls
termuati dengan tegangan pemuatan VL yang sama maka tahanan depan RL0 ≫ R’L agar pemuatan
jauh lebih lambat dari konstanta waktu pemuatan masing-masing kapasitor (𝑇𝐿 ~ 𝑅′𝐿 ∙ 𝐶𝑆 ) pada setiap
tingkat. Tahanan pemuatan RL diperlukan untuk memisahkan setiap tingkatan setelah penyalaan
kontak sela bola. Nilai tahanan pemuatan R’L dibuat sedemikian rupa agar saat pemuatan seolah
terhubung singkat dan saat penyalaan kontak sela bola seolah terbuka. Nilai minimal dari R’L harus
memperhitungkan konstanta waktu untuk tegangan impuls kontak (T2 = 2500 µs). Nilai konstanta
waktu pemuatan umumnya pada orde TL ≈ 20 ms. Sehingga jika nilai kapasitor impuls diketahui (nilai
tipikal 0,5 ... 2 µF) maka nilai R’L dapat diketahui. Pemuatan harus sedemikian lambat sehingga tingkat
ke n pun termuati secara penuh dengan tegangan pemuatan yang diinginkan. Waktu pemuatan
umumnya berkisar pada 30 sekon sd. 2 menit.
Penyalaan Kontak Sela Bola

Setelah semua kapasitor impuls termuati dengan nilai tegangan yang diinginkan, maka kontak sela
bola tingkat terbawah akan ditrigger. Pada kontak sela bola yang lain akan terjadi tegangan lebih
sesaat akibat proses transient, sehingga seluruh kontak sela bola akan mengalami penyalaan secara
bersamaan. Potensial pada titik 2 yang semula nol akan meningkat seperti tegangan pada titik 1 yang
sama dengan VL. Sehingga pada titik 3 akan mempunyai potensial 2 ∙ 𝑉𝐿 . Pada titik sisi tegangan tinggi
akan bernilai 𝑛 ∙ 𝑉𝐿 . Kapasitansi benda uji akan termuati melalui tahanan redam R’D. Secara bersamaan
peluahan sudah dimulai melalui R’E pada setiap tingkat.

Perhitungan besaran besaran impuls pada Generator Marx

Besaran besaran impuls pada Generator Marx dapat diperoleh dengan membawa rangkaian
Generator Marx kembali pada rangkaian tipe 1. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai-
nilai efektif komponen-komponen rangkaian tersebut.

• Kapasitansi kapasitor impuls efektif, CS dihitung dari CS = C’S/n, karena kapasitor impuls
terhubung secara seri.
• Tegangan permuatan efektif VL adalah 𝑉′𝐿 ∙ 𝑛
• Tahanan redam efektif, RD diperoleh dari 𝑅′𝐷 ∙ 𝑛 (karena terhubung seri)
• Tahanan peluahan efektif RE = 𝑅′𝐸 ∙ 𝑛

Perhitungan parameter tegangan impuls TS dan TR dilakukan seperti rangkaian satu tingkat dengan
menggunakan nilai-nilai efektif komponen generator impuls. Pada generator impuls bertingkat harus
diperhatikan bahwa kapasitansi efektif kapasitor impuls berkurang dengan meningkatnya jumlah
tingkat generator impuls. Umumnya dalam pengujian menggunakan tegangan impuls tidak
menggunakan kapasitas tegangan secara penuh, sehingga ada kemungkinan untuk mengurangi
tingkatan generator impuls, artinya tegangan tinggi tidak diambil dari titik 2n tetapi misalnya pada
titik 4 dan 6. Dengan variasi rangkaian ini harus diperhatikan bahwa RL pada tingkatan yang tidak
digunakan harus dilepas dan kapasitor impuls harus dihubungsingkatkan. Contoh: Generator Impuls
18 tingkat dengan 𝐶′𝑆 = 0,5 𝜇𝐹, 𝑉′𝐿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 200 𝑘𝑉, 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 850 𝑘𝑉, 𝐶𝑏𝑢 = 𝐶𝐵 = 5 𝑛𝐹.

Variasi A: 18 tingkat

Variasi B: 5 tingkat
Variasi B mempunyai perbandingan kapasitansi impuls efektif dengan kapasitansi beban jauh lebih
besar dari variasi A (𝐵: 𝐶𝑆 /𝐶𝐵 = 20 dan 𝐴: 𝐶𝑆 /𝐶𝐵 = 5,56). Hal ini mempermudah menjaga parameter
tegangan impuls TS dan TR berada pada toleransinya dibandingkan dengan variasi A. Kekurangan
dengan mengurangi tingkatan generator impuls adalah kapasitor impuls termuati dengan tegangan
pemuatan lebih tinggi. Karena masa pakai kapasitor impuls (jumlah pemuatan dan peluahan)
meningkat secara tidak proporsional dengan berkurangnya tegangan pemuatan. Sehingga disarankan
menggunakan tingkat sebanyak mungkin. Secara praktis sebaiknya menggunakan tingkat sebanyak
mungkin tetapi parameter tegangan impuls tetap terjaga pada toleransinya.

Induktansi Parasit

Seperti juga pada generator impuls satu tingkat, induktansi parasit pada rangkaian pelipatganda
tegangan menimbulkan osilasi yang harus diredam. Induktansi total adalah 𝐿 = 𝑛 ∙ 𝐿′𝑆 + 𝐿𝑘𝑎𝑏 (L’S =
induktansi satu tingkat). Di sini juga berlaku bahwa dengan pengurangan rangkaian seri, perbandingan
antara L/CB lebih menguntungkan dibandingkan dengan rangkaian penuh.

Nilai tipikal LS berkisar 26 µs per tingkat dan kawat penghubung adalah 1 µH/m. Rangkaian osilasi
terbentuk dari rangkaian C’S – SF – R’D – L’S – C’S – ... R’D – L’S – Lkab – CB. Disamping rangkaian osilasi
dengan orde frekuensi 1 MHz ini, ada pula osilasi yang disebabkan oleh stray kapasitansi. Khususnya
yang disebabkan oleh stray kapasitansi antar tingkat yang paralel dengan R’D. Sehingga rangkaian
osilasi ini secara keseluruhan memiliki frekuensi yang besar (𝑓 ~ 3 … 10 𝑀𝐻𝑧). Osilasi ini teredam oleh
tan δ kapasitor impuls juga oleh dielektrum benda uji (CB) dan tahanan peredam R’D. Osilasi akan
semakin nyata dengan makin besarnya R’D. Osilasi yang terjadi pada awal impuls dan mempengaruhi
bentuk gelombang dapat diabaikan karena osilasi pada awal impuls sampai dengan 𝑣 < 0,5 ῡ dengan
amplitude sampai dengan 25% masih diijinkan. Osilasi ini dapat dihindari atau dikurangi dengan
mengganti tahanan peredam dengan batang penghantar (menghubungsingkatkan stray kapasitor
berarti menghilangkan pengaruh stray kapasitor) dan menggunakan tahanan peredam luar.

Masalah Penyalaan

Pada generator impuls bertingkat, kontak sela bola diatur sedemikian rupa sehingga tegangan
responnya lebih besar (sekitar 50%) dari tegangan pemuatan. Seperti halnya proses pada generator
satu tingkat, setelah diperoleh tegangan pemuatan yang diinginkan, kontak sela bola terbawah
ditrigger. Sebelum penyalaan kontak sela bola, tegangan pada elektrode tegangan tinggi (titik 2n)
berada pada tegangan tanah. Tegangan pada sebuah kapasitor tidak dapat meningkat secara tiba-tiba,
sehingga tepat setelah penyalaan kontak sela bola, tegangan pada titik 2n masih tetap 0. Kontak sela
bola terbawah telah ternyalakan, potensial pada titik 2 menjadi V’L. Jika kita mengabaikan tahanan
peredam terhadap tahanan peluahan R’E, maka tahanan peluahan dari titik 2 sampai titik 2n
membentuk rangkaian pembagi tegangan. Jatuh tegangan pada tahanan peluah tingkat ke 2 menjadi
𝑣 = 𝑉′𝐿 /(𝑛 − 1). Tegangan ini terletak seri dengan tegangan DC kapasitor impuls dan ini
menyebabkan tegangan lebih sesaat pada kontak sela bola. Tegangan lebih ini menurun dengan
meningkatkannya jumlah tingkat generator impuls. Mekanisme ini hanya berfungsi sampai dengan
beberapa tingkat generator impuls (sampai dengan 10 tingkat).

Pada kenyataan, generator impuls mencapai n = 20 ... 30 tingkat dan kontak sela bola setiap tingkatnya
tetap dapat ternyalakan secara bersamaan. Dengan pengamatan yang lebih detil, stray kapasitansi ke
tanah harus diperhitungkan (𝐶𝑆𝑇2𝐸 , 𝐶𝑆𝑇4𝐸 , 𝐶𝑆𝑇6𝐸 , 𝑑𝑠𝑡), artinya potensial pada titik 2, 4, 6, dst tidak
dapat meningkat secara cepat sesuai dengan konstanta waktu masing-masing. Pada titik 2 bernilai
𝑇2 = 𝑅′𝐷 ∙ 𝐶𝑆𝑇2𝐸 , untuk titik 4 bernilai 𝑇4 = (2𝑅 ′ 𝐷 + 𝑅′𝐸 ) ∙ 𝐶𝑆𝑇4𝐸 , dstnya. Dengan bertambahnya
jumlah tingkat, stray kapasitansi ke tanah memang bertambah kecil tetapi konstanta waktu jika
dibandingkan dengan tingkat ke 2 tetap lebih besar karena dengan bertambahnya tingkat, tahanan
efektif menjadi lebih besar. Pengaruh stray kapasitansi ke tanah ini menyebabkan tegangan lebih
transien sesaat pada kontak sela bola tingkat ke 2 dan akhirnya menyebabkan penyalaan pada kontak
sela bola ini. Hal ini akan berlanjut sampai tingkat ke n dengan perbedaan waktu yang dapat diabaikan.
Kesulitan yang paling besar adalah penyalaan tingkat ke 2, karena dengan bertambahnya tingkat,
kondisi untuk penyalaan selalu lebih mudah. Adapun persyaratan utama penyalaan ini adalah saat
terjadinya tegangan lebih, elektron mula telah tersedia diantara ruang medan kontak sela bola. Hal ini
diperoleh dengan desain penempatan sela bola yang tepat. Apabila kontak sela bola ini terlihat satu
sama lainnya dalam satu lajur, sinar ultraviolet yang dihasilkan pada penyalaan kontak sela bola yang
pertama menghasilkan elektron mula pada kontak sela bola tingkat berikutnya, demikian seterusnya.
Karakteristik penyalaan generator impuls sangat dipengaruhi oleh layout instalasi (stray kapasitansi
ke tanah) generator impuls, artinya dua buah generator impuls dengan komponen yang sama tetapi
layout penempatan yang berbeda dapat mempunyai karakteristik penyalaan berbeda.

Pada pembangkitan tegangan impuls kontak, pengaruh tegangan lebih pada kontak sela bola tidak
begitu besar seperti pada pembangkitan tegangan impuls petir, karena pada pembangkitan tegangan
impuls petir R’D mempunyai nilai tidak sama yang mana tegangan pada titik 2 meningkat secara
perlahan. Oleh karena itu pada pembangkit tegangan impuls kontak, tahanan peredam tingkat
terbawah diparalel dengan sebuah kapasitor yang sering disebut dengan penunjang penyalaan.
Kapasitor ini untuk memastikan terjadinya tegangan lebih pada R’E tingkat ke 2 yang berdampak positif
pada karakteristik penyalaan.

Mesikpun telah dijelaskan berbagai efek diatas, masalah penyalaan selalu muncul pada pembangkitan
tegangan impuls. Penyebab utamanya adalah waktu pemuatan yang terlalu pendek. Dalam hal ini
tegangan pemuatan pada C’S tingkat lebih tinggi tidak tercapai dan tegangan lebih transien pada
kontak sela bola tidak menyebabkan penyalaan. Hal ini dapat diperbaiki dengan memperpanjang
waktu pemuatan.

Anda mungkin juga menyukai