Anda di halaman 1dari 6

Nama : Munira

NIM : 18642026

Kelas : D4-7A

Matkul : Teknik TeganganTinggi

Tugas 6
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan parameter-parameter tegangan impuls?
JAWAB :
Dalam teknologi tegangan tinggi, suatu pulsa tegangan dengan polaritas tunggal
dikatakan sebagai impuls. Dan ada 3 macam bentuk tegangan impuls yaitu :
a. Tegangan impuls persegi
b. Tegangan impuls bentuk baji
c. Tegangan impuls eksponensial ganda
Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

(a) Tegangan impuls persegi (b) Tegangan impuls bentukl baji (c) Tegangan impuls
eksponensial ganda
Pada gelombang impuls yang berasal dari pemutusan aliran (surja pemutusan)
penentuan waktu gelombang depan (time to crest) ditentukan mulai dari gelombang
menaik sampai dengan titik puncak gelombang. Sedangkan gelombang ekor, waktu
ditentukan sampai nilai tegangan mencapai 50% dari harga puncaknya. Menurut standar
IEC surja pemutusan ini besarnya :

Tcr = 250 µS + 20%, sedangkan

Tt = 2500 µS + 60%

Ketergantungan terhadap waktu maupun tempo tegangan impuls bergantung pada


cara pembangkitannya. Untuk percobaan dasar maka sering digunakan tegangan impuls
persegi yang melonjak hingga nilai yang hampir konstan, maupun tegangan impuls
berbentuk baji yang dicirikan dengan suatu kenaikan yang selinier mungkin hingga
terjadi tembus dan digambarkan dengan kecuraman S. Untuk keperluan pengujian maka
tegangan impuls eksponensial ganda telah dibakukan, tanpa isolasi yang cukup berarti
maka tegangan impuls ini cepat mencapai nilai maksimum, nilai puncak U, dan kemudian
meluruh perlahan menuju nol. Jika terjadi tembus secara sengaja ataupun tidak disengaja
dalam rangkaian tegangan tinggi selama penerapan impuls (yang menyebabkan hilang
tegangan secara mendadak), maka tegangan yang terjadi disebut tegangan impuls yang
dipotong. Pemotongan dapat terjadi pada bagian depan, pada puncak atau pada punggung
dari tegangan impuls. Dengan demikian gejala transien yang diinduksikan merupakan
penyebab dari isolasi.

2. Jelaskan penyebab terjadinya osilasi pada tegangan impuls!


JAWAB :
Osilasi terjadi karena bentuk tegangan tinggi impuls petir yang sering sangat
menyimpang dari yang telah diperhitungkan terutama pada dahi dan puncak. Hal ini
dikarenakan elemen rangkaian dan ukuran ruang dari rangkaian percobaan, yang dapat
menghasilkan paling sedikit sebuah titik belok pada dahi bahkan mengandung osilasi.
3. Jelaskan prinsip kerja rangkaian pembangkitan tegangan impuls dengan rangkaian
kapasitif!
JAWAB ;

Gambar 1 Parameter tegangan uji impuls standar (a) tegangan impuls petir,
(a) tegangan impuls terpa hubung.

Gambar 2 Diagram dasar rangkaian pembangkit tegangan Implus

Dalam gambar 1 diberikan karakteristik nilai-nilai sesaat dari tegangantegangan


impuls. Dalam percobaan ini terutama digunakan tegangan impuls kilat dengan waktu
dahi Ts = 1,2 µs dan waktu parohan punggung Tr = 50µs bentuk ini (1,2/50) yang umum
digunakanuntuk pengujian dengan tegangan impuls.
Kurva-kurva tegangan impuls petir sering mengandung isolasi frekuensi tinggi dengan
amplitudo yang tidak melebihi 0,05 U dalam daerah puncak. Tegangan-tegangan implus
pada umumnya dibankitkan menurut salah satu rangkaian dalam gambar 2 sewaktu
membentuk rangkaian tegangan implus perlu diperhatikan bahwa kapasitansi objek uji
terpasang pararel dengan Cb sehingga mempengaruhi waktu dahi dan faktor penggunaan
η. Hal ini telah dipertimbangkan dalam standar dengan memberikan toleransi yang relatif
besar untuk Ts.
Dalam gambar tersebut diperlihatkan dua rangkaian dasar untuk membangkitkan
tegangan impuls yakni rangkaian (a) dan rangkaian (b). Kapasitor impuls Cs dimuati
melalui suatu resistansi dengan tegangan searah Uo dan kemudian diluahkan dengan
menyalakan sela F. Tegangan impuls u(t) akan muncul pada kapasitor beban Cb. Kedua
rangkaian berbeda dalam hal penempatan resistor peluahan Re terhadap resistor redaman
Rd.

4. Jelaskan prinsip kerja mengukur tegangan puncak impuls dengan sela bola!
JAWAB :
Sela bola digunakan untuk mengukur nilai puncak tegangan tinggi bolak-balik.
Penelitian pada tembus gas mengungkapkan bahwa proses tembus pada sistem seperti itu
hanya memerlukan waktu beberapa µs jika tegangan yang diterapkan telah melampaui
nilai puncak tegangan tembus Ud untuk tegangan bolak-balik.
Kelebihan sela bola untuk mengukur nilai tegangan impuls adalah bahwa jika hanya
bertumpu pada ada tidaknya tembus maka tidak dapat dipastikan selisih antara nilai
puncak tegangan impuls yang diterapkan U terhadap Ud. Hal ini dapat ditentukan dengan
impuls-impuls yang berulang.

Fungsi distribusi dari tegangan tembus pada sela bola untuk tegangan
Impuls

Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa fungsi distribusi P(U) yang mempunyai
probabilitas tembus sekitar 50%, dapat ditentukan dengan menerpa suatu susunan
elektroda secara berulang. Nampak bahwa tegangan ketahanan U d dan tegangan pasti
tembus Ud-100, sesuai dengan probabilitas tembus 0% dan 100% hanya dapat
diperkirakan dan karena itu tidak cocok sebagai karakteristik.
5. Jelaskan prinsip kerja rangkaian dan perilaku transien dari pembagi tegangan impuls!
JAWAB :

Gambar 1. Sistem pengukuran tegangan impuls dengan pembagi resistif (a)


diagram rangkaian (b) rangkaian ekivalen dengan kapsitansi bumi

Gambar 2. Sistem pengukuran tegangan impuls dengan pembagi


kapasitif (a) diagramrangkaian, (b) rangkaian ekivalen dengan induktansi
saluran

 Karakteristik perilaku transien


Untuk meneliti prilaku sistem pengukuran, dilakukanlah serangkaian uji fungsi.
Prilaku yang dimaksud dapat diturunkan dari pengamatan terhadap fungsi langkah.
Metode ini telah terbukti sesuai dengan penelitian baik secara teori maupun praktek.
Sistem pengukuran secara umum dapat dipandang sebagai suatu jaringan empat
terminal. Tegangan langkah satuan dengan amplitudo U1∞ diberikan sebagai besaran
masukan :
u1(t) = U1∞ s(t)
Tegangan keluaran yang dihasilkan :
u2(t) = U2∞ w(t)
Pada gambar 1 (a) ditunjukkan jaringan kerja empat terminal yang paling
sederhana dengan respon langkah satuan. Perilaku ini disebut ”Perilaku RC”.
Sedangkan pada gambar 1 (b) ditunjukkan jaring kerja tempat terminal dengan respon
langkah satuan yang mengandung osilasi transien yang teredam. Apabila waktu
tanggap ditentukan, maka dapat diperoleh luasan-luasan dengan tanda yang berlainan.
Waktu T1 dapat dipandang sebagai ukuran dari pembentukan dahi dari tegangan
langkah, dan kuosien
T/T1 sebagai suatu ukuran redaman dari sistem pengukuran. Kurva dari respon
langkah yang ditunjukkan digambarkan sebagai perilaku RLC.
Untuk sistem pengukuran dengan rentang ukur yang lebar serta yang teredam dengan
baik, maka T1 menjadi kecil dan apabila mungkin T/T1 akan cenderung bernilai 1.

 Pembagi tegangan resistif


Dalam sistem pengukuran dengan pembagi tegangan resistif, pembagi harus
dibebani dengan resistensi efektif yang sama. Gangguan terpenting dari perilaku ideal
pembagi diakibatkan oleh kapasitansi bumi dari cabang tegangan tinggi R yang harus
panjang untuk mengisolasi tegangan yang lebih. Kapasitansi bumi ini didekati dengan
kapasitansi C dalam rangkaian ekivalen pada gambar 1 (b) yang dihubungkan di
tengah-tengah R1. Dari rangkaian didapatkan rumus :

Pembagi resistif sangat menguntungkan jika digunakan untuk tegangan impuls


yang curam dengan tempo yang tidak terlalu panjang. Pembagi untuk tegangan impuls
terpa hubung harus dibuat dengan resistansi R yang besar karena pemanasan dan
pembebanan dari sumber tegangan yang menghasilkan respon transien kurang
menguntungkan pada perubahan tegangan yang cepat.

 Pembagi tegangan kapasitif


Pada sistem pengukuran dengan pembagi tegangan kapasitif, harus dijaga agar
kapasitor C2 tidak cepat meluah, hal ini menyebabkan hanya separuh tegangan pada
tap pembagi memasuki kabel, namun kemudian dua kembali pada ujung yang terbuka,
sehingga tegangan penuh akan dapat terukur. Kapasitansi bumi dapat dari pembagi
kapasitif diperhitungkan dengan mengoreksi perbandingan pembagi, maka dalam hal
ini perilaku tanggap ditentukan oleh induktansi saluran pembagi.
Sebagai langkah awal dalam rangkaian ekivalen pada gambar 2 (b) telah diandalkan
induktansi L yang terhubung seri dengan C1. sehingga menghasilkan rumus :

Untuk pembagi kapasitif biasanya resistansi redaman tambahan dihubungkan


dalam saluran penghubung pada sisi tegangan tinggi. Redaman yang kemudian muncul
dalam rangkaian akan menyebabkan respon langkah satuan berbentuk perilaku RCL.
Untuk perhitungan rangkaian pembagi ini dan yang serupa, maka sebaiknya pembagi
dianggap sebagai suatu jaringan kerja iteratif yang homogen dan kemudian
menyelesaikan persamaan yang diperoleh secara numerik.

Anda mungkin juga menyukai