Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KUALITAS DAYA

JOB 8 MEMBANDINGKAN METER ANALOG, TRUE RMS DAN POWER


QUALITY ANALYZER PADA PENGUKURAN BEBAN NON LINIER TIGA
FASE

Nama : Muhammad Fahreza (19642001)


Wahyu Anantyo Akbar (19642005)
Muhammad Fahrizal (19642010)
Muhammad Fariz Prastha (19642014)
Kevin Habib (19642018)
Ahmad Arief Ahyani (19642022)
Kelompok/Kelas : 1/S1-7A
Tanggal Praktik : Kamis, 8 Desember 2022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 TEKNIK LISTRIK
2022
PERCOBAAN 8
MEMBANDINGKAN METER ANALOG, TRUE RMS, DAN POWER QUALITY
ANALYZER PADA PENGUKURAN BEBAN NON LINIER TIGA FASA

8.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar pengukuran daya beban non linier tiga
fasa dengan converter ac-dc.
2. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil praktikum.

8.2 Dasar Teori Penunjang


Ada beberapa jenis converter 3 fasa yang biasa digunakan di industry diantaranya
adalah :
A. Konverter Setengah Gelombang

Gambar 8.1 Rangkaian Konverter Setengah Gelombang

Gambar 8.2 Output Konverter Setengah Gelombang


B. Two Phase Two Way Conversion

C. Basic Six Pulse Configuration


Six-Pulse Conversion dihasilkan dari three phase two-way configuration
• Harmonik ke 3 tidak ada.
• Harmonik ke 6k±1 muncul, dimana 6k+1 membentuk urutan positif dan 6k-1
membentuk urutan negative.
• Magnitude rms dasar :

• Magnitude harmonic ke n :
In = I1 /n

Bentuk gelombang arus input yang mengalir adalah seperti tampak pada Gambar:
Gambar 8.3 Gelombang Arus Input
Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara PF dan DPF akibat kandungan
harmonisa dengan factor distorsi sebesar Is1/Is
Displacement angle : DF = cos φ
Input Power Faktor :PF = Is1/Is cos φ

8.3 Rangkaian Percobaan


a. Metode I (Menggunakan Wattmeter, Cos phi, Amperemeter, Voltmeter)

Gambar 8.4 Rangkaian Pengukuran Beban Non Linear 3 Phasa


Daya aktif (P) pada beban tiga phasa : 𝑃 = √3 𝑥 𝑉𝐿 − 𝐿 𝑥 𝐼𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
P = Penunjukkan wattmeter (watt)
Daya semu pada beban tiga phasa : 𝑆 = √ 3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐼 (𝑉𝐴)
b. Metode II (Menggunakan Power Meter True RMS)

Gambar 8.5 Rangkaian Pengukuran Beban Non Linear 3 Phase dengan


menggunakan Power Meter
8.4 Peralatan dan Bahan
1. Modul Konverter 1 buah
2. Motor DC 1 buah
3. Voltmeter AC 1 buah
4. Ampere Meter AC 1 buah
5. Cos Phi Meter 1 buah
6. Wattmeter 3 phasa 1 buah
7. Power Meter 1 buah
8. Variac(VR) 3 phasa 1 buah

8.5 Langkah Kerja


1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Buat rangkaian seperti pada Gambar rangkaian metode I (Gambar 4.45, kemudian
ukur tegangan, arus, daya dari penunjukkan wattmeter dan power factor (cos φ).
3. Buat rangkaian seperti Gambar rangkaian metode II (Gambar 4.4), kemudian ukur
tegangan, arus, daya dan power factor (cos φ) dari penunjukkan Power Meter.
4. Bandingkan hasil pengukuran metode I dengan metode II.
5. Tentukan prosentasi hasil pengukuran.
6. Buat analisa hasil percobaan
7. Berikan Kesimpulan dari hasil percobaan
8.6 Tabel Hasil Pengukuran
Metode I
V-LN Iline S Pcal Pexp
No Beban Cos Phi
(Volt) (A) (VA) (Watt) (Watt)
1. Lampu 96 0,38 1 63,18 63,18 32
2. Lampu + L 96 0,36 1 59,86 59,86 31
3. Motor DC 96 0,38 1 63,18 63,18 30

Metode II
Iline S P
No Beban V-LN(Volt) Cos Phi
(A) (VA) (Watt)
1. Lampu 98 0,34 0,94 57,71 32
2. Lampu + L 97,4 0,33 0,94 55,67 30
3. Motor DC 96,2 0,33 0,94 54,98 30

Metode III
V-LN VTHD Iline ITHD KF Cos P Q
No Beban
(Volt) (%) (A) (%) Phi (Watt) (VAR)
1. Lampu 96,61 1,96 0,349 29,10 11,14 0,9424 93 33
Lampu 2,01 28,84 12,72
2. 96,44 0,329 0,9453 88 31
+L
Motor 2,15 37,17 19,64
3. 95,87 0,341 0,9113 88 40
DC

No Beban h1 h2 h3 h4 h5
1. Lampu 0.326 0,001 0,001 0,001 0,037
2. Lampu + L 0,312 0,001 0,002 0,001 0,061
3. Motor DC 0,316 0,006 0,004 0,005 0,075
8.7 Analisa Hasil Percobaan
Rangkaian pada metode 3 ini menggunakan alat ukur Power Quality Analyzer dan
juga menggunakan penyearah gelombang penuh (full wave bridge rectifier) yang
berfungsi sebagai penyearah arus AC menjadi DC serta sebagai sakelar atau switching
untuk mengubah beban linier menjadi non linier. Beban linier menghasilka n
gelombang sinusoidal sedangkan beban non linier menghasilkan gelombang non
sinusoidal. Pada rangkaian ini juga digunakan ballast (induktor) dan motor DC untuk
menambah beban non linier sebagai pembanding antara beban non linier yang
ditimbulkan oleh switching saja dan dengan beban non linier yang ditimbulkan oleh
switching ditambah komponen yang menghasilkan beban non linier (ballast dan motor
DC) terhadap kualitas daya.
Pada percobaan metode 3 ini dapat menampilkan VTHD ,ITHD dan harmonisa
dimana nilai VTHD dari 3 percobaan tersebut menghasilkan nilai yang baik yaitu
dibawah dari 3%. Lalu untuk perbandingan nilai arus dari 3 percobaan tersebut nila i
yang dihasilkan kurang lebih sama atau mendekati dan jga untu nilai cos phi dari 3
percobaan tersebut juga hampir sama.

8.8 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu job 8 yang
menggunakan Power Quality Analyzer dan tegangan dalam pengukuran L-N dimana
menggunakan beban non linier 3 fase memiliki kualitas daya yang lebih baik dari
beban linier karena faktor daya yang dihasilkan mendekati 1. Selain itu juga terdapat
beberapa data tambahan yang tidak kami dapatkan pada percobaan-percobaan
sebelumnya seperti KF, Q (Daya Reaktif), VTHD, ITHD dan harmonisa yang menurut
kami menghasilkan data yang cukup benar sehingga dapat dikatakan bahwa data-data
tersebut dapat mendukung kelayakan daripada suatu kualitas daya. Secara
keseluruhan, percobaan yang telah kami lakukan dari menggunakan Metode 1 hingga
Metode 3 ini, menurut kami alat ukur yang paling memudahkan para pembacanya
adalah Power Quality Analyzer dikarenakan selain data yang ditampilkan sangat
lengkap terhadap parameter-parameter kualitas daya juga dan tingkat ketelitia nnya
yang sangat akurat.

Anda mungkin juga menyukai