• Magnitude harmonic ke n :
In = I1 /n
Bentuk gelombang arus input yang mengalir adalah seperti tampak pada Gambar:
Gambar 8.3 Gelombang Arus Input
Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara PF dan DPF akibat kandungan
harmonisa dengan factor distorsi sebesar Is1/Is
Displacement angle : DF = cos φ
Input Power Faktor :PF = Is1/Is cos φ
Metode II
Iline S P
No Beban V-LN(Volt) Cos Phi
(A) (VA) (Watt)
1. Lampu 98 0,34 0,94 57,71 32
2. Lampu + L 97,4 0,33 0,94 55,67 30
3. Motor DC 96,2 0,33 0,94 54,98 30
Metode III
V-LN VTHD Iline ITHD KF Cos P Q
No Beban
(Volt) (%) (A) (%) Phi (Watt) (VAR)
1. Lampu 96,61 1,96 0,349 29,10 11,14 0,9424 93 33
Lampu 2,01 28,84 12,72
2. 96,44 0,329 0,9453 88 31
+L
Motor 2,15 37,17 19,64
3. 95,87 0,341 0,9113 88 40
DC
No Beban h1 h2 h3 h4 h5
1. Lampu 0.326 0,001 0,001 0,001 0,037
2. Lampu + L 0,312 0,001 0,002 0,001 0,061
3. Motor DC 0,316 0,006 0,004 0,005 0,075
8.7 Analisa Hasil Percobaan
Rangkaian pada metode 3 ini menggunakan alat ukur Power Quality Analyzer dan
juga menggunakan penyearah gelombang penuh (full wave bridge rectifier) yang
berfungsi sebagai penyearah arus AC menjadi DC serta sebagai sakelar atau switching
untuk mengubah beban linier menjadi non linier. Beban linier menghasilka n
gelombang sinusoidal sedangkan beban non linier menghasilkan gelombang non
sinusoidal. Pada rangkaian ini juga digunakan ballast (induktor) dan motor DC untuk
menambah beban non linier sebagai pembanding antara beban non linier yang
ditimbulkan oleh switching saja dan dengan beban non linier yang ditimbulkan oleh
switching ditambah komponen yang menghasilkan beban non linier (ballast dan motor
DC) terhadap kualitas daya.
Pada percobaan metode 3 ini dapat menampilkan VTHD ,ITHD dan harmonisa
dimana nilai VTHD dari 3 percobaan tersebut menghasilkan nilai yang baik yaitu
dibawah dari 3%. Lalu untuk perbandingan nilai arus dari 3 percobaan tersebut nila i
yang dihasilkan kurang lebih sama atau mendekati dan jga untu nilai cos phi dari 3
percobaan tersebut juga hampir sama.
8.8 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu job 8 yang
menggunakan Power Quality Analyzer dan tegangan dalam pengukuran L-N dimana
menggunakan beban non linier 3 fase memiliki kualitas daya yang lebih baik dari
beban linier karena faktor daya yang dihasilkan mendekati 1. Selain itu juga terdapat
beberapa data tambahan yang tidak kami dapatkan pada percobaan-percobaan
sebelumnya seperti KF, Q (Daya Reaktif), VTHD, ITHD dan harmonisa yang menurut
kami menghasilkan data yang cukup benar sehingga dapat dikatakan bahwa data-data
tersebut dapat mendukung kelayakan daripada suatu kualitas daya. Secara
keseluruhan, percobaan yang telah kami lakukan dari menggunakan Metode 1 hingga
Metode 3 ini, menurut kami alat ukur yang paling memudahkan para pembacanya
adalah Power Quality Analyzer dikarenakan selain data yang ditampilkan sangat
lengkap terhadap parameter-parameter kualitas daya juga dan tingkat ketelitia nnya
yang sangat akurat.