Oleh :
Kelompok 4
Galang Nazhrullah 20642005
Bintang Nurjati 20642008
Satrya Dwi Cahya 20642010
M Sultani Ali Hafiz Warkani 20642014
Yordan Adi Saputra 20642019
SAMARINDA
2023
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Sementer : VII
LABORATORIUM KUALITAS DAYA Waktu : 4 Jam
PERCOBAAN 2
MEMBANDINGKAN METER ANALOG DAN TRUE RMS PADA
PENGUKURAN BEBAN NON LINIER SATU FASA
Metode II
Vrms Iline S (Teori) P (Praktek)
No. Beban cos phi DPF
(V) (A) (VA) (watt)
1 Lampu 220 0,43 1 94,6 95
2 Lampu dan L 220 0,42 0,97 92,4 89
3 Motor DC 220 0,70 0,50 154 123
Perhitungan:
Metode I:
➢ Menghitung P (Teori):
1. P = V.I.cos phi = 220 × 0,46 × 1 = 101,2 W
2. P = V.I.cos phi = 220 × 0,45 × 0,99 = 98,01 W
3. P =V.I.cos ph = 220 × 0,68 × 0,94 = 140,6 W
➢ Menghitung S (Teori):
1. S = V.I = 220 × 0,46 = 101,02 VA
2. S = V.I = 220 × 0,45 = 99 VA
3. S = V.I = 220 × 0,68 = 149,6 VA
Metode II:
➢ Menghitung S (Teori):
1. S = V.I = 220 × 0,43 = 94,6 VA
2. S = V.I = 220 × 0,42 = 92,4 VA
3. S = V.I = 220 × 0,70 = 154 V
2.8 Analisa
Pada percobaan kali ini sama seperti percobaan sebelumnya,
perbedaannya adalah terletak pada bebannya. Dimana pada percobaan 1
sebelumnya menggunakan beban linier dan untuk percobaan 2 kali ini
menggunakan beban non linier 1 phasa.
Pada percobaan beban non linier 1 fasa yang mengunakan beban yaitu
• Lampu
• Motor dc
Dibandingkan dengan hasil percobaan sebelumnya yaitu
membandingkan meter analog dan true RMS pada pengukuran beban linier
satu fasa memiliki perbedaan pada penggunaan rectifier / penyearah sehingga
tegangan beban yang digunakan berupa tegangan DC.
Pada percobaan kali ini sama seperti percobaan sebelumnya,
perbedaannya adalah terletak pada bebannya. Dimana pada percobaan 1
sebelumnya menggunakan beban linier dan untuk percobaan 2 kali ini
menggunakan beban non linier 1 phasa.
dengan mengamati dan membandingkan hasil pengukuran analog dan
true RMS maka berdasarkan pengamatan pengukuran true rms lebih akurat
karena hasil yang di ukur dengan perhitungan lebih mendekati dengan nilai
yang di hitung berdasarkan teori jika dibandinngkan dengan pengukuran
pengukuran analog atau konvesional.
Selisih terbesar antara metode I dan II ada pada nilai faktor daya
beban motor DC yaitu pada meter analog terukur faktor daya sebesar 0,49
dan pada meter True RMS terukur faktor daya sebesar 0,50, dari hasil kedua
pengukuran tersebut jika di telusuri berdasarkan nilai daya aktif dan daya
semu maka nilai faktor daya yang trukur pada meter true RMS lebih
mendekati dengan nilai teori terhitung dibandingkan meter analog.
Adapun pada pengukuran faktor daya pada pengukuran analog juga
didapati bahwa pada beban non liner yaitu lampu atau lampu dan induktor itu
sama sama di dapati nillai faktor daya sama dengan satu secara penglihatan,
ini sudah sangat berbeda apabila pengukuran yang di gunakan adalah digital
yang memberi nilai yang lebih akurat yang mana didapat pada beban Lampu
= 1 dan lampu dan induktor = 0,97. begitupun dengan pengukuran arus yang
mana pengukuran analog dan digital didapati berbeda nilainya tentu itu akan
berefek pada perhitugan daya secara teori yang akan memiliki selisih namun
selisih yang paling hampir mendekati secara teori dan pengukuran adalah
digital, ini membuktikan bahwa pengukuran digital lebih tepat dan akurat.
Untuk beban non liner pada lampu dan induktor serta motor Dc
sangat mempengaruhi nilai faktor daya.
2.9 Kesimpulan
Setelah melaksanakan seluruh percobaan maka dapat didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah melakukan percobaan 3 ini dapat disimpulkan bahwa pengukuran
beban linier tiga fase dengan metode I (menggunakan alat ukur analog)
memiliki kesamaan pola hasil dengan metode II (menggunakan alat ukur
true RMS) dan hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan alat
ukur true RMS lebih presisi (akurat) dibandingkan dengan menggunakan
alat ukur analog.
2. Potensi error pada penguran analog masih tergolong basar hal ini terjadi
dalam proses pengukuran yang dilakukan melalui alat ukur yang berbeda –
beda pada setiap parameternya, sehingga ketika proses perhitungan
menghasilkan nilai yang tidak sesuai dengan yang seharusnya jika terdapat
alat ukur yang error pada salah satu parameternya.