Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN

PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS

Disusun Oleh :

Nama : Aqzal Abiyyu Nugroho

NIM : 4.39.18.0.07

Kelas : TE – 1C

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2

A. TUJUAN .............................................................................................................................................. 3

B. LANDASAN TEORI .......................................................................................................................... 3

C. ALAT DAN BAHAN .......................................................................................................................... 5

D. LANGKAH KERJA ........................................................................................................................... 5

E. DATA HASIL PERCOBAAN............................................................................................................ 7

F. ANALISIS DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN......................................................... 8

G. JAWABAN, PERTANYAAN DAN TUGAS .................................................................................. 12

H. KESIMPULAN .................................................................................................................................. 14
A. TUJUAN
Setelah melaksanakan percobaan, mahasiswa dapat :
1. Menyusun rangkaian pengukuran tegangan dan arus
2. Menggunakan multimeter sebagai volt meter
3. Melakukan pengukuran tegangan listrik dengan benar
4. Menggunakan multimeter sebagai amper meter
5. Melakukan pengukuran arus listrik dengan benar

B. LANDASAN TEORI
Seperti yang telah dijelaskan pada percobaan pertama, multimeter dapat digunakan sebagai
ampere meter dan volt meter. Agar dapat berfungsi sebagai volt meter, selector pemilih fungsi
diletakkan pada V (volt). Pada pengukuran tegangan, volt meter dipasang parallel dengan resistor
atau komponen yang akan diukur tegangannya. Untuk keamanan pilih batas ukur terbesar,
kemudian diturunkan sampai diperoleh tampilan yang benar dan mudah dibaca.

Amper meter adalah instrument yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Agar
berfungsi sebagai amper meter, selector fungsi pada multimeter diletakkan pada posisi A (amper
meter). Arus listrik akan mengalir jika ada perbedaan potensial pada rangkaian tertutup. Oleh
karena itu dalam pengukuran arus listrik, amper meter dipasang seri dengan sumber daya dan
resistor beban yang sedang diukur arusnya. Dan membentuk rangkaian tertutup.

Pengukuran arus listrik mengandung resiko yang lebih besar dibanding pengukuran nilai
resistor. Kesalahan dalam pengukuran arus akan dapat merusak amper meter. Jika polaritas amper
meter terbalik dapat menyebabkan amper meter rusak. Demikian juga apabila arus yang mengalir
jauh lebih besar dari batas ukur atau kemampuan amper meter akan merusak meter. Apalagi jika
arus yang mengalir adalah arus AC sedangkan amper meter pada posisi DC, maka multimeter akan
terbakar. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran, perlu dihitung dulu besarnya arus
secara teori. Kemudian dipilih batas ukur yang sesuai dan jenis arus yang sesuai pula.

Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang bisa menyebabkan kerusakan, setelah


rangkaian pengukuran selesai disusun, perlu diperiksa sekali lagi kebenarannya. Setelah yakin
benar rangkaiannya barulah dihidupkan catu daya dan multimeternya
Gambar 1.0 Multimeter Digital Gambar 1.1 Multimeter Analog

Pada multimeter digital, DCA merupakan arus DC, jika selector diletakkan pada posisi
DCA besaran yang akan diukur adalah arus DC. ACA merupakan arus AC, jika selector
diletakkan pada posisi ACA, multimeter berfungsi sebagai pengukur arus AC. Sedangkan
DCV berarti tegangan DC dan ACV artinya tegangan AC. Pada multimeter analog, tanda
sinus A~ sebagai arus AC, dan tanda searah A= sebagai arus DC. Tanda V~ sebagai
tegangan AC dan tanda V= sebagai tegangan DC.
Untuk pengukuran tegangan, multimeter dipasang parallel, polaritas positif catu
daya terhubung dengan positif multimeter dan negative catu daya terhubung dengan
negative multimeter. Untuk mengoperasikan multimeter, probe hitam dihubungkan ke
COM, sedangkan probe lainnya ke A jika untuk mengukur arus dan V jika akan digunakan
untuk mengukur tegangan. Dalam hal ini A atau V sebagai polaritas positif (+) dan COM
sebagai polaritas negative (-)
Untuk mengukur arus dan tegangan diperlukan catu daya. Pada catu daya, besarnya
tegangan yang dikeluarkan dapat diatur dengan selector pengatur. Besarnya tegangan yang
keluar dapat ditunjukkan oleh jarum pada skala yang tersedia. Terdapat tiga terminal
output, yaitu negative (-), GND dan positif (+). Jika dikehendaki tegangan yang keluar 0 –
10 Volt misalnya, maka probe penghubung dimasukkan ke terminal GND dan positif.
Sedangkan jika dikehendaki -15 V sampai +15 V misalnya, maka probe penghubung
dimasukkan ke terminal negative (-) dan positif (+).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Catu daya 0 – 40 Volt/DC : 1 buah

2. Multimeter Analog : 1 buah

3. Multimeter Digital : 1 buah

4. Resistor 1 K Ω : 2 buah

5. Resistor 100 Ω : 1 buah

6. Resistor 10 K Ω : 1 buah

7. Kabel Penghubung : 6 buah

D. LANGKAH KERJA
1. Perhatikan gambar 2.2, hitunglah VR1 dan VR2 kemudian catatlah pada tabel 2.1
2. Susunlah rangkaian pengukuran tegangan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2
3. Pastikan hubungan rangkaian sesuai dengan gambar 2.2, periksa polaritas catu daya
dan multimeter

Gambar 2.2 Rangkaian Pengukuran Tegangan

4. Pastikan selector fungsi pada multimeter pada DCV atau V=. Dan batas ukur tegangan
DC Pada 10 V atau lebih besar.
5. Nyalakan catu daya dan perhatikan penunjukkan multimeter, catat hasilnya pada tabel
2.1
6. Ulangi langkah 4 untuk nilai Vs lain sesuai yang terdaftar pada tabel 2.1
7. Pindahkan probe multimeter dari R2 ke R1. Catat hasilnya pada tabel 2.1
8. Ulangi langkah 6 pada Vs lain sesuai dengan isi tabel 2.1
9. Ulangi percobaan saudara untuk batas ukur yang berbeda.

Vs R1 R2 VR1 (volt) VR2 (volt)


(volt) (Ω) (Ω) Teori Pengukuran Teori Pengukuran
10 1K 1K
8 1K 100
6 10 K 100
4 1K 1K

Tabel 2.1 Perbandingan Data Hasil Perhitungan Teori dengan Pengukuran

10. Perhatikan gambar 2.3, hitunglah arus yang mengalir dan isilah tabel 2.2
11. Susunlah rangkaian pengukuran arus seperti yang ditunjukkan gambar 2.3

Gambar 2.3 Rangkaian Pengukuran Arus

12. Pilih batas ukur yang sesuai


13. Bacalah penunjukkan multimeter dan catat hasilnya pada tabel 2.2
14. Gantilah R dan aturlah Vs sesuai tabel 2.2
15. Ulangi percobaan saudara untuk batas ukur yang lain
Vs (volt) R1 (Ω) I (mA) I (mA)
Teori Pengukuran
10 10 K
10 1K
8 1K
4 100

Tabel 2.2 Perbandingan Hasil Pengukuran Arus dan Perhitungan Teori

E. DATA HASIL PERCOBAAN

Vs R1 R2 VR1 VR2
(volt) (Ω) (Ω)
Teori Pengukuran Teori Pengukuran
10 1 K2 1 K2 5V 4,9 V 5V 4,8 V
8 1 K2 100 7,38 V 7,2 V 0,61 V 0,35 V
6 15 K 100 5,96 V 5,0 V 0,093 V 0,03 V
4 15 K 1 K2 3,703 V 2,0 V 0,296 V 0,15 V

Tabel 2.1 Perbandingan Data Hasil Perhitungan Teori dengan Pengukuran

Vs (volt) R1 (Ω) I (mA) Teori I (mA) Pengukuran


10 15 K 0,67 mA 0,76 mA
10 1 K2 8,3 mA 9,65 mA
8 1 K2 6,67 mA 6,92 mA
4 100 40 mA 47,2 mA

Tabel 2.2 Perbandingan Hasil Pengukuran Arus dan Perhitungan Teori


F. ANALISIS DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Data

Percobaan kali ini menggunakan Multimeter untuk mengukur tegangan dan arus
yang mengalir pada suatu rangkaian. Untuk mengukur tegangan, selector pada multimeter
diarahkan pada volt lalu multimeter disusun secara parallel, rangkaian tersebut dipasang
pada breadboard dan dihubungkan dengan menggunakan kabel penghubung (jumper).
Tegangan yang terukur tidak menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dari
pengukuran menggunakan multimeter dan perhitungan secara teori. Dari percobaan
pengukuran VR1 dengan tegangan power supply 10 Volt dengan resistor 1k2 ohm dan
resistor 1k2 ohm menghasilkan tegangan sebesar 4,9 Volt sedangkan menurut teori
tegangan yang dihasilkan sebesar 5 Volt jadi, tidak terlalu signifikan perbedaanya hanya
berselisih 0,1 Volt. Masih mengukur VR1 tegangan power supply 8 Volt dengan resistor
1k2 ohm dan 100 ohm menghasilkan tegangan sebesar 7,2 Volt sedangkan menurut teori
terhitung 7,38 Volt terdapat selisih yang tidak terlalu besar yaitu 0,18 Volt. Pengukuran
selanjutnya masih pada VR1 tegangan power supply 6 Volt dengan resistor 15k ohm dan
100 ohm menghasilkan tegangan sebesar 5 Volt sedangkan menurut teori yaitu sebesar 5,96
Volt terdapat selisih 0.96 Volt. Yang terakhir pengukuran pada VR1 yaitu tegangan yang
diberikan power supply 4 Volt dengan resistor 15k ohm dengan 1k2 ohm tegangan yang
diperoleh yaitu sebesar 2 Volt sedangkan menurut teori terhitung 3,073 Volt terdapat
selisih 1,073 Volt.

Pada rangkaian VR2 percobaan pertama yaitu Power Supply 10 Volt dengan
resistor 1k2 ohm dan 1k2 ohm menghasilkan 4,8 Volt pada multimeter sedangkan
pengukuran secara teori yaitu 5 Volt jadi, terdapat selisih 0,2 Volt. Masih mengukur VR2
tegangan power supply 8 Volt dengan resistor 1k2 ohm dan 100 ohm menghasilkan
tegangan sebesar 0,35 Volt sedangkan menurut teori terhitung 0,61 Volt terdapat selisih
yang tidak terlalu besar yaitu 0,26 Volt. Pengukuran selanjutnya masih pada VR2 tegangan
power supply 6 Volt dengan resistor 15k ohm dan 100 ohm menghasilkan tegangan sebesar
0,03 Volt sedangkan menurut teori yaitu sebesar 0,093 Volt terdapat selisih 0,63 Volt. Yang
terakhir pengukuran pada VR2 yaitu tegangan yang diberikan power supply 4 Volt dengan
resistor 15k ohm dengan 1k2 ohm tegangan yang diperoleh yaitu sebesar 0,15 Volt
sedangkan menurut teori terhitung 0,296 Volt terdapat selisih 0,146 Volt.

Untuk Perhitungan arus juga tidak ada perbedaan yag mencolok namun rata-rata
naik arusnya pada pengukuran menggunakan multimeter lebih besar dari perhitungan
secara teori. Yang pertama yaitu tegangan diberikan power supply sebesar 10 Volt dengan
resistor 15k ohm terukur 0,76 mA sedangkan menurut teori hasilnya yaitu 0,67 mA terdapat
selisih 0,09 mA. Kedua yaitu tegangan diberikan power supply sebesar 10 Volt dengan
resistor 1k2 ohm terukur 9,65 mA sedangkan menurut teori hasilnya yaitu 8,3 mA terdapat
selisih yaitu sebesar 1.35 mA. Ketiga yaitu tegangan diberikan power supply sebesar 8 Volt
dengan resistor 1k2 ohm terukur 6,92 mA sedangkan menurut teori hasilnya yaitu 6,67 mA
terdapat selisih yaitu sebesar 0,25 mA. Keempat yaitu tegangan diberikan power supply
sebesar 4 Volt dengan resistor 100 ohm terukur 47,2 mA sedangkan menurut teori hasilnya
yaitu 40 mA terdapat selisih yaitu sebesar 7,2 mA.

2. Perhitungan
3. Pembahasan
Berdasarkan analisis data terdapat perbedaan antara perhitungan secara teori dan
pengukuran dengan menggunakan multimeter. Berikut ini adalah pembahasannya:
a. Pengukuran Tegangan
Pada pengukuran tegangan terdapat perbedaan seperti yang sudah dibahas pada
analisis data. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang berpengaruh bisa faktor
dari luar (eksternal) atau faktor dari dalam (internal). Dari hasil Analisa dapat
diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh sebagai berikut:
1. Faktor Eksternal
a) Ketelitian, dalam membaca alat ukur diperlukan ketelitian yang
tinggi karena, hasil dari jarum penunjuk terkadang berubah -ubah dan
angka pada alat ukur yang kecil sehingga butuh ketelitian untuk
membacanya.
b) Keadaan lingkungan yang mempengaruhi pengukuran
2. Faktor Internal
a) Usia resistor, bila usia resistor semakin tua / lama, umumnya
kualitas / efisiensi perangkat akan menurun meskipun telah dilakukan
perawatan.
b) Usia multimeter / series multimeter yang sudah lama sehingga pada saat
kaliberasi jarum tidak menunjukan 0, dan harus diputar terlebih dahulu agar
jarum tepat pada posisi 0.
c) Usia breadboard / series breadboard yang sudah lama sehingga pada saat
resistor maupun kabel penghubung ( jumper) dihubungkan pada papan
tersebut harus ditekan agar dapat terukur pada multimeter.
b. Pengukuran Arus
Pada pengukuran arus terdapat selisih yang cukup signifikan dimana nilai hasil
pengukuran lebih besar dari pada nilai teori. Hal ini disebabkan karena terdapat
toleransi dari resistansi. Toleransi dinyatakan dalam persen ( satu per seratus bagian
dari nilai nominal ) . Nilai 100 dengan toleransi ±10%, artinya ditambah atau
dikurangi 10%. Nilai tahanan boleh menyimpang antara 110% dan 90% dari nilai
nominal. Dengan kata lain 1,1 x harga nominal dan 0,9 x harga nominal. Terdapat
pula toleransi dari resistor 5%. Sebagai contoh nilai hasil pengukuran pada
multimeter adalah 0,76 mA sedangkan pada teori adalah 0,67 mA setelah ditambah
toleransi maka batas maksimum adalah 0,77 mA.
Jadi, semakin besar arus maka semakin kecil tahanannya seperti contoh arus yang
diperoleh adalah 40 mA dimana tahanan yang diukur adalah 100 ohm.
G. JAWABAN, PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Bandingkan antara data hasil percobaan dengan data hasil perhitungan teori. Jelaskan
pendapat saudara
Jawab: Menurut saya, perbandingan antara hasil percobaan dengan data hasil penghitungan
teori tidak terpaut jauh, seperti yang sudah saya sampaikan di pembahasan penurunan dari
hasil teori dengan hasil percobaan dipengaruhi factor eksternal dan internal. Usia dari resistor
yang paling mempengaruhi penurunan itu. Jadi, wajar saja jika penurunan itu terjadi karena
usia resistor sangat mempengaruhi penurunan itu.
2. Terangkan kesulitan apa yang saudara alami dalam mengerjakan percobaan ini
Jawab:
Kesulitan yang saya alami:
a) Jika hasil itu dibawah nilai 0,1 sangat sulit sekali dibaca terkadang saya mengiranya malah jadi
>0,1 padahal seharusnya <0,1.
b) Ketidaktelitian dalam membaca gelang resistor membuat bingung karena hasilnya jauh
berbeda.
3. Jelaskan perbedaan cara mengukur tegangan dan arus
Jawab:
Secara teori:
a) Pengukuran tegangan dengan menggunakan aturan pembagi tegangan
𝑅1
VR1 = 𝑅1+𝑅2 𝑥 𝑉𝑠

b) Pengukuran arus dengan hokum ohm


𝑉
I=
𝑅

Secara dengan menggunakan multimeter

Jika akan mengukur tegangan arahkan selector switch ke DCV, lalu tempatkan di batas ukur
yang paling tinggi dulu, posisikan multimeter pada posisi parallel dalam rangkaian arahkan probe
merah ke positif dan probe hitam ke negative, bacalah hasilnya di multimeter.
Sedangkan jika mengukur arus arahkan selector switch ke DCA, pilih skala sesuai yang akan
diukur, karena jika melebihi skala yang dipilih maka sekering dalam multimeter akan putus,
posisikan multimeter dalam posisi seri, jadi catudaya langsung terhubung ke probe merah
Multimeter dan probe hitam ke resistor, baca hasilnya di multimeter.
4. Pada pengukuran tegangan, jika diukur dengan batas ukur yang berbeda, apa yang terjadi?
Jawab: Mengukur tegangan dengan batas ukur berbeda tidak mempengaruhi hasilnya karena
hanya skalanya saja yang berubah, namun dengan merubah batas ukur dari terbesar terus
mengecil lagi saat mengukur tegangan, pembacaan akan menjadi lebih detail dan lebih akurat
lagi.
5. Pada pengukuran arus, jika diukur dengan batas ukur yang berbeda, apa yang terjadi?
Jawab: Mengukur arus dengan batas ukur berbeda akan menghasilkan hasil yang sama namun
dengan digit yang berbeda, namun untuk arus harus diawali dengan batas ukur yang kecil karena,
dalam pengukuran arus mengandung cukup resiko yang bisa membahayakan. Kesalahan dalam
pengukuran arus dapat merusak multimeter. Jika polaritas multimeter terbalik dapat
menyebabkan kerusakan. Jika tidak berhati-hati pada pemilihan batas ukur dapat menyebabkan
multimeter terbakar.
H. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran tegangan, multimeter disusun secara parallel dengan rangkaian tersebut, jadi
probe merah ke positive dan probe hitam ke negative jangan lupa untuk mengatur selector switch.
Sedangkan untuk pengukuran arus, multimeter langsung seri dengan rangkain tersebut, probe
merah (+) ke catudaya positive, dan probe hitam (-) ke negative dari rangkaian.
2. Menggunakan multimeter menjadi voltmeter, dengan memutar selector switch ke DCV. Posisikan
multimeter parallel dengan rangkaian tersebut, lalu arahkan ke batas ukur yang besar dulu jika hasil
kurang jelas kecilkan batas ukur hingga terlihat jelas hasilnya.

3. Pengukuran tegangan listrik yang baik:


1) Putar selector switch ke DCV.
2) Posisikan multimeter secara parallel.
3) Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika tidak mengetahui tinggi
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala untuk memilih batas ukur yang
terbesar untuk menghindari terjadinya kerusakan pada multimeter.
4) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe merah pada terminal positive
(+) dan probe hitam ke terminal negative (-).
5) Baca hasil pengukurannya.
4. Menggunakan multimeter menjadi amperemeter, dengan memutar selector switch ke DCA.
Posisikan multimeter seri dengan rangkaian tersebut. Arus listrik akan mengalir pada rangkaian
tertutup. Batas ukur harus diawali dengan yang terkecil, karena bisa membahayakan, amperemeter
bisa terbakar jika kurang teliti untuk memilih batas ukur.
5. Pengukuran arus listrik yang baik:
1. Putar selector switch ke DCA.
2. Posisikan multimeter secara seri.
3. Pilih batas ukur sesaui dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika arus yang diukur melebihi
batas ukur yang dipilih, maka sekering dalam multimeter akan terputus.
4. Hubungkan probe merah multi meter langsung ke catudaya dan probe hitam ke negative
rangkaian.
5. Baca hasil pada multimeter.

Anda mungkin juga menyukai